Anda di halaman 1dari 14

KODE ETIK

INSINYUR IT

Hendar Ahmad Wibisono, S.Kom., S.Pd., M.Pd., MOS


Mengapa harus Profesional di bidang IT ?
◼ Naturally, IT adalah ilmu yang selau berkembang secara
“revolusioner” (perkembangan hardware) dan “evolusioner“
(software).
◼ Konsekuensinya, maka para pelaku [profesional IT ] dituntut
untuk selalu terus mengembangkan ilmu yang dimilikinya
dengan jalan selalu mengikuti perkembangan IT.
◼ Hal ini berarti bahwa seseorang yang sudah sampai pada level
“ahli” di satu bidang pada saat ini dapat saja ketinggalan pada
bidang yang sama di masa depan jika tidak mengikuti
perkembangan yang ada saat ini.
◼ Ikut perkembangan atau ditinggalkan. Pilih yang mana ?
Persyaratan Profesionalisme IT
◼ Dasar ilmu yang kuat dalam bidangnya sebagai bagian
dari masyarakat tekhnologi dan masyarakat ilmu
pengetahuan di abad 21.
◼ Penguasaan kiat-kiat profesi yang dilakukan berdasarkan
riset dan praktis, bukan hanya merupakan teori atau
konsep belaka.
◼ Pengembangan kemampuan dari sikap profesional yang
berkesinambungan. Profesi bidang IT akan berkembang
terus menerus, sehingga para pelakunya harus selalu pro
aktif dan tidak boleh pasif.
Penyebab Tidak Profesional Bidang IT
◼ Penyebab utamanaya adalah (i) banyak yang tidak
menekuni profesinya secara total (ii) belum adanya
konsep yang jelas tentang norma & etika profesi
pekerja di bidang IT dan (iii) belum ada organisasi
profesional yang menangani profesional di bidang IT.
◼ Profesionalisasi harus dipandang sebagai “proses”
yang terus menerus. Untuk itu, maka proses ini harus
selalu diikuti oleh pekerja di bidang IT, termasuk juga
penatara, penegakan kode etik, serifikasi, pembinaan
dari organisasi profesi dan lain-lain.
Mempersiapkan SDM IT
◼ Bidang IT tergolong bidang baru jika dibandingkan bidang-
bidang pekerjaan lainnya. Untuk mengatasi kekuarangan SDM
itu, maka harus dilakukan pengembangan SDM dengan :
1. Program Sekolah 2000.
2. Program SMK Tekhnologi Informasi.
3. Program Diploma Tekhnologi Informasi.
4. Program Pendidikan Sarjana Tekhnologi Informasi.
◼ Disamping itu juga terdapat pendidikan pengembagan IT yang
non formal seperti kursus dan program bersertikasi. Namun,
demikian untuk mengikuti sertikasi itu dengan biaya yang
cukup mahal. Oleh karena perlu dikembangkan paket-paket
pelatihan yang terjangkau.
Menjadi Profesional dengan Sertifikasi
◼ Sertifikasi adalah merupakan salah cara untuk melakukan
standarisasi sebuah profesi, termasuk IT.
◼ Sertifikasi merupakan lambang dari sebuah profesionalisme.
◼ Ada beberapa alasan tentang pentingnya sertifikasi untuk
profesional dibidang IT :
◼ Bahwa untuk menuju pada tingkat level yang diharapkan,
maka pekerjaan dibidang IT membutuhkan suatu expertise
(kepakaran). Penguasaan secara mendalam tersebt dapat
dibuktikan melalui sertifikasi karena untuk mampu
sertifikasi ada proses ujian yang tidak mudah dan
memnuhi standar tertentu.
◼ Bahwa profesi dibidang TI, dapat dikatakan profesi menjual
jasa dan bisnis jasa dan bisnis jasa itu bersifat kepercayaan.
Manfaat Sertifikasi
◼ Beberapa manfaat yang bisa diperoleh dengan melakukan
sertifikasi antara lain:
◼ Ikut berperan dalam menciptakan lingkungan kerja yang
lebih profesional
◼ Pengakuan resmi pemerintah tentang tingkat keahlian
individu terhadap sebuah profesi.
◼ Pengakuan resmi pemerintah tentang tingkat keahlian
individu terhadap sebuah profesi.
◼ Pengakuan dari organisasi profesi sejenis (benchmarking)
baik pada tingkat regional maupun internasional.
◼ Membuka akses lapangan pekerjaan secara nasional,
regional amupun internasional
◼ Memperoleh peningkatan karier dan pendapatan sesuai
perimbangan dengan pedoman skala yang diberlakukan.
Hambatan Sertifikasi

◼ Biaya Mahal: biaya yang dibutuhkan sekitar 150 $


dan hal itupun belum tentu lulus.
◼ Kemampuan yang kurang memadai terhadap materi
sertifikasi : dibutuhkan juga pengetahuan dan juga
kemampuan di atas rata-rata di bidang IT untuk bisa
dinyatakan layak menyandang sertifikat internasional
tersebut.
Pembentukan Organisasi Profesi
◼ Tujuan umum sebuah profesi adalah memenuhi
tanggung jawabnya dengan standar profesionalisme
tinggi sesuai bidangnya untuk dapat mencapai tingkat
kinerja yang tinggi, dengan orientasi kepada kepentingan
publik.
◼ Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, terdapat empat
kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh sebuah
profesi, yaitu :
◼ Kredibitas
◼ Profesionalisme
◼ Kualitas Jasa
◼ Kepercayaan
Mengapa harus ada organisasi Profesi ?
◼ Adanya organisasi profesi adalah dalam rangka untuk :
1. Kredibilitas organisasi profesi : kredibilitas dan sistem
informasi yang jelas untuk masyarakat ketahui.
2. Profesionalisme : individu yang jelas dan dapat
diidentifikasikan oleh pemakai jasa.
3. Kualitas Jasa : semua pelayanan yang diberikan adalah
yang memenuhi standar kinerja yang tinggi.
4. Kepercayaan : adanya etika profesional yang telah dan
melandasi pemberian jasa tersebut sehingga dapat
menimbulkan kepercayaan tinggi pada profesi tersebut.
Kode Etik Profesi
◼ Kewajiban para pelaku profesi terhadap ilmu pengetahuan
dan tekhnologi.
◼ Kewajiban pelaku profesi terhadap masyarakat.

◼ Kewajiban pelaku profesi terhadap sesama pengemban


ilmiah.
◼ Kewajiban pelaku profesi terhadap sesama umat manusia dan
lingkungan hidup.
-------------------------------------------------------------------------------------
Dari berbagai poin dalam kode etik ilmuawan Indonesia di atas,
terlihat bahwa salah satu tujuan kode etik profesi adalah agar
pelakuprofesional itu dapat menjalankan tugas dan kewajiban
serta memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada pemakai
jasa profesi tersebut.
Tanggung-Jawab Moral
◼ Titik penekanan dari profesionalisme adalah pada penguasaan
pengetahuan dan kemampuan manajemen beserta strategi
penerapannya.
◼ Maister berpendapat bahwa profesionalisme bukan sekedar
pengetahuan tekhnologi dan manajemen, tetapi lebih dari
merupakan sikap.
◼ Sikap etis di dalam penggunaan tekhnologi modern, dalam
rangka menunjang pekerjaan tertentu, diturunkan dari prinsip
dasar tanggung-jawab moral dari masing-masing pelakunya.
Pemahaman mendasar akan tekhnologi sebagai sebuah
sistem dan dampak serta implikasi etisnya, haruslah menjadi
dasar pemahman sebelum menentukan sikap etis pengguna.
Semoga sedikit paparan ini bermanfaat bagi
kalian semua

Anda mungkin juga menyukai