Infeksi adalah proses masuk dan berkembangbiaknya mikroorganisme patogen ke dalam tubuh yang
menyebabkan terjadinya reaksi peradangan/inflamasi pada jaringan/organ. Inflamasi adalah kelainan
pada jaringan/organ yang disertai tanda: rubir (kemerahan), calor (panas), tumor (bengkak), dolor
(nyeri), dan functiolaesa (gangguan fungsi).
Mekanisme transmisi mikroba patogen ke pejamu yang rentan melalui dua cara:
Transmisi langsung : Penularan langsung oleh mikroba patogen ke pintu masuk yang sesuai dari
pejamu. Sebagai contoh adalah adanya sentuhan, gigitan, ciuman, atau adanya droplet nuclei saat
bersin, batuk, berbicara atau saat transfusi darah dengan darah yang terkontaminasi mikroba
patogen.
Transmisi tidak langsung ; Penularan mikroba patogen yang memerlukan media perantara baik
berupa barang/bahan, air, udara, makanan/minuman, maupun vector.
Penggolongan bakteri:
Bentuk Kebutuhan oksigen Pewarnaan Gram
Spiral Aerob (O2) Gram + (ungu)
(spirochaeta)
Batang (bacillus) Anaerob (tanpa O2) Gram - (merah
muda)
Koma (vibrio) Fakultatif anaerob (O2 -
tanpa)
Bundar (coccus)
Bakteri yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia disebut sebagai bakteri patogen.
Kemampuan bakteri menyebabkan penyakit disebut patogenitas. Pengobatan infeksi yang
disebabkan bakteri patogen menggunakan antibiotik. Faktor-faktor yang membuat bakteri bersifat
patogenik:
1. Fimbriae: membantu bakteri melekatkan diri pada tempat-tempat tertentu dalam tubuh
sehingga mencegah bakteri hanyut oleh cairan tubuh.
2. Flagela : membantu bakteri berpindah tempat dan bertahan hidup
3. Racun : senyawa beracun yang dihasilkan bakteri dan merugikan tubuh
4. Invasif: kemampuan bakteri untuk menyerang sel sel tubuh
Infeksi nosocomial adalah adalah infeksi yang didapat dan berkembang saat seseorang berada di
lingkungan rumah sakit. Contoh dari infeksi nosokomial adalah pneumonia, infeksi saluran kemih,
dan bakteriemia, yang disebabkan karena pasien tertular infeksi dari staf rumah sakit atau saat
berkunjung ke rumah sakit. Penyebab terpenting infeksi ini adalah bakteri Pseudomonas aeruginosa,
yaitu bakteri yang paling sering ditemui (diisolasi) pada pasien yang telah dirawat di rumah sakit
lebih dari 1 minggu,
Menurut keperluan akan hospes, maka parasit dibagi dalam parasit obligat dan parasit fakultatif.
Parasit obligat adalah parasit yang tidak dapat hidup tanpa hospes, seperti cacing perut, dan
parasit ini akan mati jika dikeluarkan dari hospes. Parasit fakultatif adalah parasit yang
meskipun memerlukan hospes untuk sebagian makanannya, namun parasit ini mampu hidup
tanpa hospes misalnya nyamuk yang scbenarnya dapat hidup dengan cairan tumbuh-tumbuhan
dan air gula.
Menurut jumlah spesies hospes yang dapat dihinggapi, parasit dibagi menjadi parasit monoksen
dan parasit poliksen. Parasit monoksen adalah parasit yang hanya menghinggapi satu spesies
hospes, misalnya cacing Ascaris lumbricoides yang hanya dapat hidup pada manusia. Sedangkan
parasit poliksen dapat menghinggapi berbagai spesies hospes, misalnya cacing Trichinella
spiralis yang menghinggapi babi, tikus, manusia, dll
Menurut lamanya menetap pada hospes, parasit dibagi menjadi parasit permanen dan parasit
temporer. Contohnya Cacing Ascaris lumbricoides merupakan parasit permanen, karena ia
menetap dalam usus manusia selama hidupnya, sedangkan nyamuk dan sengkenit merupakan
parasit temporer, karena hanya sewaktu-waktu menghinggapi hospes untuk mendapat makanan
(darah).
ANTIBAKTERI
Antibakteri merupakan zat yang dapat mengganggu pertumbuhan atau bahkan mematikan bakteri
dengan cara mengganggu metabolisme mikroba yang merugikan. Antibakteri terdiri atas antibiotik dan
kemoterapi
Antibiotika adalah zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme (khususnya jamur) untuk membunuh atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain (bakteri) dengan kata lain, zat yang dapat digunakan
untuk mengobati penyakit infeksi karena bakteri
Kemoterapi adalah zat kimia yang mampu menghambat pertumbuhan atau membasmi mikroba tetapi
tidak berasal dari suatu mikroba atau fungi
Resistensi Antibakteri
Kondisi ketika suatu strain bakteri dalam tubuh manusia menjadi kebal terhadap antibakteri padahal
dalam riwayat sebelumnya antibiotik tersebut dapat membunuh strain tersebut
Penyebab resistensi antibiotika
1. Pemberian resep antibiotik yang berlebihan
2. Pasien tidak menghabiskan obat antibiotiknya
3. Penggunaan antibiotic yang berlebihan pada peternakan dan perikanan
4. Lemahnya pengontrolan infeksi pada rumah sakit dan klinik
5. Kurangnya kebersihan
6. Kurangnya pengembangan antibiotika baru
Penggolongan Antibakteri
Aktivitasnya
Bakteriostatik: antibiotika yang bekerja menghambat bakteri , contohnya
sulfonamida, tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin, trimetropim, linkomisin, makrolida, klindamisin,
asam paraaminosalisilat, dll.
Bakterisida:antbiotika yang bekerja membunuh bakteri, contohnya penisilin, sefalosporin,
aminoglikosida (dosis besar), kotrimoksazol , polipeptida, rifampisin, isoniazid dll.
Spectrumnya
Sempit/narrow spectrum : gram + atau gram - Luas/broad spectrum: gram + dan -
Kemoterapi
1. Sulfonamida
2. Quinolone-Fluoroquinolone
3. Oksazolidinon
Resistensi Penisilin
Golongan Penicillin merupakan obat yang paling sering digunakan terutama yang berspektrum luas,
namun seringkali terjadi resistensi
Beberapa bakteri diketahui memiliki resistensi terhadap antibiotik beta-laktam, salah satu diantaranya
adalah golongan Staphylococcus aureus resisten-metisilin (Methicillin resistant Staphylococcus
aureus/MRSA). Bakteri-bakteri yang resisten terhadap antibiotik beta-laktam memiliki 2 (dua)
mekanisme resistensi, yaitu
- Menurunkan penetrasi antibiotik untuk berikatan dengan protein transpeptidase
- Destruksi antibiotik dengan beta-laktamase,
Betalaktamase adalah enzim yang dihasilkan bakteri, digunakan untuk menghancurkan cincin
beta lactam.
Betalaktamase Inhibitor
Untuk mengatasinya resistensi akibat betalaktamase, penisilin dikombinasikan dengan obat dari
golongan betalaktamase inhibitor, yang bekerja menghambat enzim betalaktamase. Obat ini tidak
memperlihatkan aktivitas antibakteri sehingga tidak dapat digunakan sebagai obat tunggal. Tujuan
penggunaannya dalam kombinasi adalah untuk mengikat enzim betalactamase sehingga antibiotik
pasangannya bebas dari pengrusakan oleh enzim tersebut.
• Ampicillin dikombinasikan dengan sulbactam menjadi sultamisilin
• Amoxicillin dikombinasikan dengan asam clavulanat menjadi co Amoxiclav
• Piperacillin dikombinasikan dengan tazobactam menjadi Tazocin
b. Sefalosporin
Diisolasi dari biakan Cephalosporinum acremonium.
Pasien yang alergi terhadap Penisilin seringkali memiliki masalah yang serupa jika menggunakan obat
dari golongan ini
c. Monobaktam
Monobactam adalah monosiklik beta lactam
Terutama digunakan untuk bakteri aerob gram negatif (Pseudomonas aeruginosa, Neisseria
meningitidis dan Hemophilus influenzae)
Golongan monobactam tahan terhadap enzim betalaktamase
Nama Obat Cara Keterangan
penggunaan
Aztreonam Parenteral : Aktif terhadap gram negatif aerobic yang menghasilkan
i.v, i.m betalaktamase, tidak memiliki efek untuk kuman gram positif.
Inhalasi Absorpsinya buruk pada penggunaan per-oral
d. Karbapenem
merupakan analog penisilin alami yang dimodifikasi pada rantai sampingnya untuk lipofilitas,
sehingga sangat kuat terhadap resistensi oleh betalaktamase, dan aktivitasnya serupa dengan
sefalosporin generasi ke 3. Digunakan untuk infeksi karena bakteri gram negative yang telah resisten
pada penggunaan antibiotika lain
B. Aminoglikosida
Diisolasi pertama tahun 1943 dari Streptomyces griseus, kemudian dihasilkan lagi dari berbagai jenis
Streptomyces dan Micromonospora.
Sifat : bakterisida,
Cara kerja: menghambat sintesa protein bakteri pada ribosom subunit 30s,
Karakteristik
- Tidak dapat diabsorpsi secara oral
- Spektrum terutama terhadap bakteri gram negative
- Efek samping : ototoksik-kerusakan pada organ keseimbangan – pendengaran
nefrotoksik-kerusakan pada ginjal secara reversible
C. Kloramfenikol
Struktur kimia
Sifat : bakteriostatika
Cara kerja : menghambat sintesa protein bakteri pada ribosom subunit 50 s
Efek yang tidak diinginkan
1. Kloramfenikol masuk ke sumsum tulang dan mendepresi sumsum tulang sehingga menyebabkan
anemia, leukopenia dan trombositopenia, yaitu penghambatan pembentukan sel-sel darah: timbul 5
hari setelah terapi. Anemia adalah yang paling sering terjadi, yaitu anemia hemolysis, anemia
reversible (tergantung dosis) dan yang terparah adalah anemia aplastis (idiosinkrasi -dapat
menyebabkan kematian)
2. Kloramfenikol dimetabolisme di hati dalam jumlah yang besar. Pada bayi baru lahir, enzim di hati
belum sempurna sehingga dapat menyebabkan grey baby syndrome, yaitu keadaan bayi menjadi
lemas dan berwarna keabu-abuan pada hari ke 2 sampai ke 9
Merupakan obat pilihan pertama (drug of choice) untuk pengobatan demam tifoid.
Nama Obat Cara penggunaan Keterangan
Kloramfenikol Oral : kapsul, sirup Rasa pahit sehingga pada penggunaan oral digantikan
Topikal: Salep dengan ester palmitat atau stearatnya. Rasa pahit
Tetes mata dirasakam pada penggunaan tetes mata.
Tetes telinga
Tiamfenikol Oral: kapsul, sirup Sama dengan kloramfenikol, namun merupakan generasi
yang lebih baru (lebih baik dan aman)
D. Tetrasiklin
Struktur kimia :
Diisolasi tahun 1948 dari Streptomyces aureofacies
Sifat : bakteriostatika
Cara kerja : menghambat sintesa protein bakteri pada ribosom subunit 30s
Efek yang tidak diinginkan pada obat tetrasiklin :
1. Dapat membentuk khelat bila digabungkan dengan logam bervalensi 2
dan 3 seperti Mg, Ca , Al , Fe (tidak diberikan bersamaan dengan antasida, susu, obat antianemia,
suplemen kalsium)
2. Dapat menyebabkan pewarnaan pada gigi, kerapuhan tulang karena berikatan dengan Ca di dalam
tubuh. Dengan alasan ini tidak diberikan ada pasien anak dalam masa pertumbuhan gigi, ibu hamil-
menyusui
3. Absorpsinya dipengaruhi makanan, namun dapat mengiritasi saluran cerna, sehingga diberikan
sebelum makan atau dua jam sesudah makan (kecuali pada obat semisintetik –doksisiklin dan
minoksiklin)
4. Dapat menyebabkan fototoksisitas, yaitu reaksi yang berlebihan saat terkena cahaya, seperti rasa
terbakar pada kulit dan ruam kulit, terutama pada penggunakan secara local.
Contoh obat - Natural : Tetrasiklin, Oksitetras
- Semisintetik : Minoksiklin, Doksisiklin
Nama Obat Cara penggunaan Keterangan
Tetrasiklin Oral : kapsul Dapat digunakan untuk iinfeksi kulit (acne vulgaris), juga
Topikal : Tetrasiklin untuk penyakit malaria
Oksitetrasiklin Topikal : salep kulit, Pengobatan infeksi pada kulit dan mata
salep mata
Minoksiklin Oral : kapsul Merupakan tetrasiklin semisintetik yang lebih baik
Doksisiklin dengan dosis tunggal atau dosis terbagi dua
E. Makrolida
Struktur kimia :
Diisolasi tahun 1952 dari Streptomyces erytheus - erithromisin
dari Streptomyces ambofaciens - spiramisin
Sifat: bakteriostatika dan bakterisida tergantung konsentrasi
Cara kerja: menghambat sintesa protein bakteri pada subunit ribosom 50 s
Makrolida memiliki spektrum antibakteri yang mirip dengan penisilin,
sehingga obat ini digunakan sebagai alternatif pada pasien yang alergi
terhadap penisilin dan merupakan antibiotic yang baik untuk mengatasi
infeksi pernapasan (paru-paru)
Nama Obat Cara Keterangan
penggunaan
Spiramisin Oral Dapat digunakan untuk kasus toksoplasmosis dalam kehamilan,
yaitu penyakit yang disebabkan karena kuman toksoplasma
gondii, seringkali ditemukan dalam kotoran kucing.
Eritromisin Oral Penggunaannya harus saat perut dalam keadaan kosong, hanya
seringkali diuraikan oleh asam lambung, sehingga harus diberikan
dalam bentuk enteric coated atau dalam bentuk ester strearat dan
ester suksinat. Diberikan tiga kali sehari
Claritromisin Oral Konsentrasi di jaringan (bagian yang terkena infeksi) tinggi. Efek
Roksitromisin Oral samping pada saluran cerna lebih sedikit daripada induknya
(eritromisin). Diberikan dua kali sehari
Azitromisin Oral Sama seperti Claritromisin. Waktu paruh panjang sehingga dosis
Tetes mata diberikan satu kali sehari selama 3 hari
F. Linkosamid
Struktur kimia :
Diisolasi tahun 1962 dari Streptomyces lincolnensis
Sifat : bakteriostatika dan bakterisida tergantung konsentrasi
Cara kerja: menghambat sintesa protein bakteri pada ribosom subunit 50s
Lincosamide merupakan antibiotic yang baik digunakan untuk mengatasi
bakteri anaerob (acne vulgaris, abses pada gusi dll) dan protozoa, juga
digunakan sebagai alternatif pada pasien yang alergi dan resisten terhadap
penisilin karena memiliki spectrum antibakteri yang mirip dengan penisilin
Nama Obat Cara Keterangan
penggunaan
Linkomisin Oral Sering digunakan dokter gigi dalam menangani abses pada gusi
dan abses lainnya
Klindamisin Oral Tidak digunakan untuk infeksi saluran pernapasan bagian atas.
Topikal Tidak mencapai cairan cerebrospinal sehingga tidak digunakan
untuk meningitis.
Terdapat sediaan gel yang digunakan untuk mengatasi acne
vulgaris (jerawat)
G. Glikopeptida
Diisolasi tahun 1953 dari sampel tanah (berasal dari bakteri tanah Actinobacteria spesialis
orientalis Amycolatopsis) yang diambil di hutan Kalimantan oleh seorang misionaris.
Sifat : bakterisida
Mekanisme kerja : menghambat dinding sel bakteri
Efek samping : nefrotoksik dan ototoksik
H. Polipeptida
Diisolasi pada tahun 1943dari Bacillus sp
Mekanisme kerja : mengganggu keutuhan permeabilitas membrane sel
Sifat : bakterisida
Polipeptida dapat dikombinasi dengan antibiotik bakteriostatis, seperti kloramfenikol dan tetrasiklin.
Penggunaan antibiotik ini sangat toksis bagi ginjal dan organ pendengaran. Oleh karena ini penggunaan
parenteralnya pada infeksi Pseudomonas sudah ditinggalkan dengan adanya antibiotika lain yang lebih
aman.
Efek samping
1. Anemia
2. Reaksi alergi
3. Kristaluria dalam tubuli ginjal terutama pada sulfa yang sukar larut dalam air seni asam, misalnya
sulfadiazine dan turunannya
Untuk menghindarinya:
- Menggunakan trisulfa
- Memberikan alkali, yaitu Natrium bikarbonat (untuk melarutkan kristaluria)
- Minum banyak air
Kombinasi sulfonamide ditemukan pada pertengahan tahun 1970.
1. Trisulfa : sulfadiazine + sulfamerazin + sulfamezatin dalam perbandingan yang sama. Pemberian
natrium bicarbonate tidak diperlukan karena resiko Kristal uria sangat kecil, namun tetap minum 1,5
liter selama pengobatan
2. Kotrimoksazole: sulfametoksazol + trimetoprim, kombinasi ini menyebabkan kotrimoksazol berdaya
bakterisida karena menghambat reaksi enzimatik pada 2 tahap yang berurutan pada mikroba.
Mekanisme kerja:
Sulfametoksazole (sulfonamide) : menghambat masuknya PABA
B. Quinolone/Fluoroquinolone
Sifat : bakterisida, Cara kerja: menghambat enzim DNA gyrase bakteri
Prototipenya : asam nalidiksat – hanya untuk infeksi saluran kemih
Ditambahkan atom Fluor , terbentuk fluorkuinolon – dapat digunakan untuk berbagai infeksi
Kekurangan : dapat terakumulasi dalam lempeng epifise pada tulang, sehingga tidak boleh diberikan
pada pasien anak dalam masa pertumbuhan, ibu hamil – menyusui
Nama Obat Cara Keterangan
penggunaan
Ciprofloksasin, Oral : tablet Sebaiknya digunakan saat perut kosong karena
Parenteral: penyerapannya dipengaruhi oleh makanan
infus Selain untuk infeksi saluran kemih, dapat juga digunakan
Tetes mata untuk berbagai infeksi lain seperti
Levofloksasin, Oral : tablet - Infeksi saluran pernapasan
Parenteral : - Infeksi saluran pencernaan
infus - Infeksi kulit
Tetes mata
Ofloksasin Oral : tablet
Tetes telinga
Moksifloksasin Oral : tablet
Perfloksasin Oral : tablet
Sparfloksasin Oral : tablet
C. Oksazolidinon
Merupakan antibiotik sintetis yang digunakan untuk mengatasi infeksi serius yang disebabkan oleh
bakteri gram positif yang sudah resisten terhadap antibiotik lain.
Mekanisme kerja : menghambat sintesis protein bakteri