Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ketika suatu perusahaan membangun pabrik untuk memproduksi sebuah
produk, para manajernya mempunyai gagasan tentang jumlah suatu produk yang akan
diproduksi. Ketika perusahaan ASTRA membangun pabrik perakitan mobil, para
manajernya mempunyai perkiraan tertentu mengenai jumlah mobil yang akan
diproduksi. Fasilitas-fasilitas ini semuanya dibangun dengan suatu ukuran atau
mempunyai kapasitas tertentu. Kegiatan penentuan dan pembaharuan kebutuhan-
kebutuhan kapasitas ini disebut perencanaan kapasitas. Tentunya dalam makalah ini
akan dibahas mengenai perencanaan kapasitas.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian dari kapasitas?
1.2.2 Apa saja macam-macam dari perencanaan kapasitas?
1.2.3 Apa pengertian dari perencanaan agregat?
1.2.4 Bagaimana proses perencanaan agregat?
1.2.5 Apa tujuan dari perencanaan agregat?
1.2.6 Apa fungsi dari perencanaan agregat?
1.2.7 Bagaimana Strategi Perencanaan Agregat Dalam Proses Produksi?
1.2.8 Bagaimana Tipe Strategi Pilihan Permintaan atau Chase Demand?
1.2.9 Bagaimana Strategi Hybrid atau Mixed Stategy?
1.3 Tujuan
1.3.1 Dapat mengetahui pengertian dari kapasitas
1.3.2 Dapat mengetahui macam-macam dari perencanaan kapasitas.
1.3.3 Dapat mengetahui pengertian dari perencanaan agregat.
1.3.4 Dapat mengetahui bagaimana proses perencanaan agregat.
1.3.5 Dapat mengetahui tujuan dari perencanaan agregat.
1.3.6 Dapat mengetahui fungsi dari perencanaan agregat.
1.3.7 Dapat mengetahui bagaimana strategi perencanaan agregat dalam proses
produksi.
1.3.8 Dapat mengetahui bagaimana tipe strategi pilihan permintaan atau chase
demand.
1.3.9 Dapat mengetahui bagaimana strategi hybrid atau mixed stategy.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perencanaan Kapasitas

Berbicara mengenai strategi proses, tidak akan terlepas dari perencanaan


kapasitas. Perencanaan kapasitas adalah keputusan strategi jangka panjang untuk
membangun sumber daya perusahaan secara keseluruhan.
Kapasitas merupakan suatu terobosan atau sejumlah unit yang mana tempat
fasilitas dapat menyimpan, menerima, atau memproduksi dalam suatu periode
tertentu. Keputusan kapasitas sering menetapkan kebutuhan akan permodalan dan
oleh karenanya terdapat biaya tetap yang besar jumlahnya. Kapasitas juga
menentukan apakah permintaan telah terpenuhi atau tidak, atau apakah tempat
fasilitas akan menganggur atau tidak.
Jika sebuah fasilitas berukuran terlalu besar, maka banyak tempat yang tidak
digunakan dan akan menambah biaya pada produksi yang ada. Apabila sebuah
fasilitas terlalu kecil maka pelanggan atau mungkin seluruh pasar akan hilang.
Menentukan ukuran tempat fasilitas bertujuan untuk mencapai level pemanfaatan
yang tinggi dan tingkat pengembalian investasi yang tinggi.
Kapasitas desain (design capasity) merupakan output yang maksimum secara
teori pada sistem dalam suatu periode waktu tertentu berdasarkan pada kondisi
idealnya. Kapasitas efektif (effective capasity) adalah kapasitas yang mana suatu
perusahaan mengharapkan untuk mencapai hambatan operasional yang tersedia saat
ini. Kapasitas efektif seringkali lebih rendah daripada design kapasitas karena
tempat fasilitas yang mungkin telah dirancang untuk versi produk terdahulu atau
campuran produk berbeda daripada yang saat ini sedang diproduksi.1
Dua ukuran kinerja sistem khususnya berguna untuk pemanfaatan dan
efisiensi. Pemanfaatan (utilization)  adalah presentase desain kapasitas yang benar -
benar tercapai. Efisiensi (efficiency) adalah persentasi dari kapasitas efektif yang
benar – benar dicapai.
Rumusnya adalah sebagai berikut:
Pemanfaatan : Aktual output/kapasitas desain
Efisiensi : Aktual Output/kapasitas efektif
Output : (kapasitas efektif) (efisiensi)
Di dalam perencanaan kapasitas terdapat 3 strategi yaitu:
2.2.1 Capacity lead strategy, yaitu kapasitas berada di depan permintaan.
Strategi ini cocok untuk pasar yang ada berkembang saat ini
2.2.2 Capacity lag strategy, yaitu kapasitas berada dibawah permintaan.
Strategi ini berpeluang untuk mengalami kerugian.
2.2.3 Average lead strategy, yaitu kapasitas berada sejajar dengan
permintaan dimana kapasitas yang ada jumlahnya yang tersedia hanya
sebanyak permintaan yang ada.
1
Jay Heizer, Barry Rander, 2015 . Manajemen Operasi : Manajemen Keberlangsungan dan Rantai Pasokan, Jakarta, Penerbit
Salemba Empat.
.
2.2 Macam-Macam Perencanaan Kapasitas
Berdasarkan jangka waktunya perencanaan  kapasitas terbagi menjadi
tiga yaitu: perencanaan kapasitas jangka pendek, perencanaan kapasitas jangka
sedang, dan perencanaan kapasitas jangka panjang.
2.2.1 Perencanaan Kapasitas Jangka Pendek
Perencanaan kapasitas jangka pendek kurang dari tiga bulan . ini
dikaitkan pada proses penjadwalan harian atau mingguan dan
menyangkut pembuatan penyesuian–penyesuian untuk menghapus
‘’variance’’ antara keluaran yang direncanakan dan keluaran nyata .
keputusan perencanaan mencakup alternatif– alternatif seperti kerja
lembur, pemindahan personalia, penggantian routing produksi.
Perncanaan kapasitas jangka pendek diguakan untuk menangani
secara ekonomis hal-hal yang sifatnya mendadak di masa yang akan
datang, misalnya untuk memenuhi permintaan yang bersifat mendadak
atau seketika dalam jangka waktu pendek. Kebanyakan perusahaan tidak
beroperai penuh selama 24 jam per hari dan tidak pernah beroperasi
penuh tujuh hari per minggu. Jika perusahaan beroperasi penuh delapan
jam per hari (satu shif) dan lima hari per minggu, maka kapasitas normal
jam kerja perusahaan adalah 40 jam per minggu. Namun demikian 40
jam per minggu bukanlah kapasitas maksimum yang dimiliki. Dalam
banyak kasus perusahaan dimungkinkan untuk bekerja melebihi
kapasitas norma, sehingga kapasitas output maksimumnya lebih dari 40
jam kerja.2
Menghadapi kondisi seperti ini, untuk menambah atau
menurunkan kapasitas mungkin perusahaan melakukan penambahan dan
pengurangan jam kerja, melakukan sub-Kontrak dengan perusahaan lain
apabila terjadi 1989.di perubahan permintaan. Untuk meningkatkan
kapasitas jangka pendek terdapat lima cara yang dapat digunakan
perusahaan (krajewzki & Ritzman),
2.2.1.1 Meningkatkan jumlah sumber daya:
a. Penggunaan kerja lembur
b. Penambahan regu kerja
c. Memerikan kesempatan kerja secara part-time
d. Sub-Kontrak
e. Kontrak kerja

2.2.1.2 Memperbaiki penggunaan sumber daya:


a. Mengatur regu kerja
2
Handoko. I. Hani. 2000. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi Edisi I. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
b. Menetapkan skedul
2.2.1.3 Memodifikasi produk:
a. Menentukan standar produk
b. Melakukan perubahan jasa operasi
c. Melakukan pengawasan kualitas
2.2.1.4 Memperbaiki permintaan:
a. Melakukan perubahan harga
b. Melakukan perubahan promosi
2.2.1.5 Tidak memenuhi permintaan:
a. Tidak mensuplai semua permintaan

2.2.2 Perencanaan Kapasitas Jangka Menengah


Perencanaan kapasitas jangka menengah (intermediet range)
rencana-rencana bulanan atau kuartalan untuk 3 sampai 18 bulan yang
atau yang akan datang. Dalam  hal ini, kapasitas juga bervariasi karena
alternative–alternative seperti penarikan tenaga kerja, pemutusan kerja,
peralatan–peralatan bukan utama.3
2.2.3 Perencanaan Kapasitas Jangka Panjang
Perencanaan kapasitas jangka panjang (long time) ebih dari satu
tahun. Di mana  sumber daya produktif memakan waktu lama untuk
memperoleh atau menyelesaikan, seperti bangunan, peralatan atau
fasilitas. Perencanaan kapasitas jangka panjang memerlukan partisipasi
dan persetujuan manajemen puncak.
Perencanaan kapasitas jangka pajang merupakan strategi
operasi dalam menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi dan
sudah dapat diperkirakan sebelumnya. Misalnya, rencana untuk
menurunkan biaya produksi per unit, dalam jangka pendek sangat sulit
utuk dicapai karena unit produk yang dihasilkan masih berskala kecil,
tetapi dalam jangka panjang rencana tersebut dapat dicapai dengan
meningkatkan kapasitas produksi. Persoalan yag timbul adalah berapa
jumlah produk yang dihasilkan agar biaya produksi seminimum
mungkin.4
Penentuan jumlah produksi yang dapat menghasilkan biaya minimum
perlu diperhatikan berbagai faktor seperti:
a. Pola permintaan jangka panjang
b. Siklus kehidupan produk yan dihasilkan
Dalam kaitan dengan kapasitas jangka panjang, terdapat dua strategi
yang dapat ditempuh perusahaan:
a.    Strategi melihat dan menuggu (wait and see strategy)

3
Handoko. I. Hani. 2000. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi Edisi I. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
4
Handoko. I. Hani. 2000. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi Edisi I. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Strategi ini dapat dikatakan pula sebagai strategi hati-hati, karena
kapasitas produksi akan dinaikkan apabila yakin permintaan
konsumen sudah naik. Strategi ini diperoleh dengan pertimbangan
bahwa, setiap kali terjadi kelebihan kapasitas perusahaan harus
menanggung risiko karena investasi yang dilakukan hanya ditanggung
dalam unit yang sedikit, akibatnya biaya produksi menjadi tinggi.
b.    Strategi ekspansionis
Strategi ekspansionis yaitu kapasitas selalu melebihi atau diatas
permintaan. Dengan strategi perusahaan berharap tidak terjadi
kekurangan produk di pasaran yang dapat menyebabkan adanya
peluang masuknya produsen lain. Selain itu perusahaan untuk
memberikan pelayanan terbaik dengan cara menjamin tersedianya
produk di pasaran.5

2.3 Pengertian Perencanaan Agregat


Perencanaan Agregat (agregat planning) juga dikenal sebagai Penjadwalan
Agregat adalah Suatu pendekatan yang biasanya dilakukan olehpara manajer operasi
untuk menentukan kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah (biasanya
antara 3 hingga 18 bulan ke depan). Perencanaan agregat dapat digunakan dalam
menentukan jalan terbaik untuk memenuhi permintaan yang diprediksi dengan
menyesuaikan nilai produksi, tingkat tenaga kerja, tingkat persediaan, pekerjaan
lembur, tingkat subkontrak, danvariabel lain yang dapat dikendalikan.
Keputusan Penjadwalan menyangkut perumusan rencana bulanan
dankuartalan yang mengutamakan masalah mencocokkan produktifitas dengan
permintaan yang fluktuatif. Oleh karenanya perencanaan Agregat termasuk dalam
rencana jangka menengah.6

2.4 Proses Perencanaan Agregat

Terdapat beberapa proses dalam perencanaan agregat sebagai berikut:

2.4.1 Long Range Plans

Merupakan perencanaan lebih dari setahun yang menyangkut


perencanaan produk baru, biaya perluasan dan sebagainya. Long Range
Plans  ditetapkan oleh manajer puncak.

2.4.2 Intermediate Range Plans

5
Buffa, Elwood S. 1996. Manajemen Operasi dan produksi Modern. Jakarta: BinarupaAksara
6
Heizer, Jay & Render, Barry. 2010. Operations Management Buku 2 Edisi ke 9. Jakarta. Salembat Empat.
Merupakan rencana atara 3 sampai 18 bulan, menyangkut
rencana penjualan, rencana produksi, rencana inventory, anggaran tenaga
kerja dan sebagainya. Intermediate range plans ditetapkan oleh Manajer
Operasi.

2.4.3 Short Range Plans

Merupakan rencana kurang dari tiga bulan yang menyangkut job


assignment, ordering, Job scheduling. Short Range Plans ditetapkan oeh
Manajer Operasi bersama dengan supervisor dan operator.

Dalam tiga tingkatan proses perencanaan tersebut, perencanaan agregat


berada pada tingkatan kedua yaitu Intermediate plans yang menyangkut rencana
produksi / operasi perusahaan.

Perencanaan agregat membentuk keterkaitan antara perencanaan fasilitas


di satu pihak dan penjadwalan dipihak lain. Perencanaan fasilitas membatasi
keputusan perencanaan agregat.penjadwalan berkenaan dengan jangka waktu
yang pendek (beberapa bulan atau kurang) dan dibatasi oleh keputusan
perencanaan agregat. Perencanaan agregat berkaitan dengan perolehan sumber
daya, sedangkan penjadwalan berkaitan denngan pengalokasian sumber daya
yang tersedia terhadap pekerjaan dan pesanan tertentu. Jadi perbedaan dasar
harus dilakukan antara perolehan sumber daya melalui penjadwalan.7

2.5 Tujuan Perencanaan Agregat


Pada dasarnya tujuan dari perencanaan agregat adalah berusaha untuk
memperoleh suatu pemecahan yang optimal dalam biaya atau keuntungan pada
periode perencanaan. Namun bagaimanapun juga, terdapat permasalahan
strategis lain yang mungkin lebih penting daripada biaya rendah. Permasalahan
strategis yang dimaksud itu antara lain mengurangi permasalahan tingkat
ketenagakerjaan, menekan tingkat persediaan, atau memenuhi tingkat pelayanan
yang lebih tinggi. Bagi perusahaan manufaktur, jadwal agregat bertujuan
menghubungkan sasaran strategis perusahaan dengan rencana produksi, tetapi
untuk perusahaan jasa, penjadwalan agregat bertujuan menghubungkan sasaran
dengan jadwal pekerja.Ada empat hal yang diperlukan dalam perencanaan
agregat antara lain:

2.5.1 Keseluruhan unit yang logis untuk mengukur penjualan dan output
2.5.2 Prediksi permintaan untuk suatu periode perencanaan jangka menengah
yang layak pada waktu agregat.
2.5.3 Metode untuk menentukan biaya
2.5.4 Model yang mengombinasikan prediksi dan biaya sehingga keputusan
penjadwalan dapat dibuat untuk periode perencanaan8

7
Nasution, Arman H.1999. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Jakarta: Penerbit Guan Widya
8
Dwiningsih, N. (2009) Manajemen Operasi 
2.6 Fungsi Perencanaan Agregat

Pada dasarnya perencanaan produksi agregat merupakan suatu proses


penetapan tingkat output/kapasitas produksi secara keseluruhan guna
memenuhi tingkat permintaan yang diperoleh dari peramalan dan pesanan
dengan tujuan meminimalkan total biaya produksi.

Beberapa fungsi perencanaan agregat yaitu :

2.6.1 Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap


rencana strategi perusahaan;
2.6.2 Alat ukur performansi proses perencanaan produksi;
2.6.3 Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi;
2.6.4 Memonitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi dan
membuat penyesuaian;
2.6.5 Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target dan membuat
penyesuaian;
2.6.6 Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadwal induk produksi;
2.6.7 Alat  komunikasi antara managemen teras (top management) dan
manufaktur.
2.7 Strategi Perencanaan Agregat Dalam Proses Produksi
2.7.1 Srategi Murni

Strategi yang disusun dengan hanya memanipulasi salah satu variabel.


Strategi ini terdiri dari dua golongan yakni (1) pilihan kapasitas dimana
perusahaan berusaha untuk mengubah permintaan tetapi untuk menyerap
fluktuasi dalam permintaan dan (2) pilihan permintaan. di mana perusahaan
berusaha untuk memuluskan perubahan pola permintaan selama perioda
perencanaan Beberapa tipe strategi yang termasuk strategi murni adalah
sebagai berikut.

2.7.2 Tipe Strategi Pilihan Kapasitas atau Level ProductionSebuah


perusahaan dapat menentukan pilihan kapasitas dasar (produksi)
berikut:
2.7.2.1 Mengubah tingkat persediaan. Para manajer dapat
meningkatkan persediaan selama perioda permintaan rendah
untuk memenuhi permintaan yang tinggi di masa datang. Jika
strategi tersebut dipilih, maka biaya-biaya yang berkaitan
dengan penyimpanan, asuransi, penanganan, keusangan,
pencurian, dan modal yang diinvestasikan akan meningkat.
Biaya-biaya tersebut pada umumnya berkisar 15% hingga 40%
dari nilai sebuah barang setiap tahunnya. Pada sisi lain, ketika
perusahaan memasuki masa di mana permintaan terus
meningkat, maka kekurangan yang terjadi dapat mengakibatkan
penjualan yang hilang disebabkan lead-time yang lebih panjang
dan pelayanan pelanggan yang lebih buruk.
2.7.2.2 Meragamkan ukuran tenaga kerja dengan cara mengkaryakan
atau memberhentikan. Salah satu cara untuk memenuhi
permintaan adalah dengan mengkaryakan atau memberhentikan
para pekerja untuk menyesuaikan tingkat produksi.
Bagaimanapun, sering karyawan baru memerlukan pelatihan,
dan rata-rata produktivitas menurun untuk sementara sehingga
mereka menjadi terbiasa. Pemberhentian atau PHK, tentu saja,
menurunkan moral semua pekerja dan dapat mendorong ke arah
produktivitas yang lebih rendah.
2.7.2.3 Meragamkan tingkat produksi melalui lembur atau waktu
kosong. Terkadang tenaga kerja dapat dijaga tetap konstan
dengan meragamkan waktu kerja yang bermacam-macam,
mengurangi banyaknya jam kerja ketika permintaan rendah dan
menambah jam kerja pada saat permintaan naik. Sekalipun
begitu ketika permintaan sedang tinggi, terdapat keterbatasan
seberapa banyak lembur yang dapat dilakukan. Upah lembur
memerlukan lebih banyak uang, dan terlalu banyak lembur
dapat membuat titik produktivitas pekerja secara keseluruhan
merosot. Lembur juga dapat menyiratkan naiknya biaya
overhead yang diperlukan untuk menjaga agar fasilitas dapat
tetap berjalan. Pada sisi lain, pada saat permintaan menurun,
perusahaan harus menyerap waktu kosong pekerja—yang
biasanya merupakan proses yang sulit
2.7.2.4 Subkontrak. Sebuah perusahaan dapat memperoleh kapasitas
sementara dengan melakukan subkontrak pekerjaan selama
perioda permintaan tinggi. Bagaimanapun, subkontrak,
memiliki beberapa kekurangan. Pertama, mungkin mahal;
kedua, membawa risiko dengan membuka pintu klien bagi
pesaing. Ketiga, seringkali susah mendapatkan pemasok
subkontrak yang sempurna, yang selalu dapat mengirimkan
produk bermutu tepat waktu.
2.7.2.5 Penggunaan karyawan paruh waktu. Karyawan paruh waktu
dapat mengisi kebutuhan tenaga kerja tidak terampil.
2.8 Tipe Strategi Pilihan Permintaan atau Chase Demand

Dasar pemilihan permintaan adalah sebagai berikut:

2.8.1 Mempengaruhi permintaan. Ketika permintaan rendah, sebuah


perusahaan dapat mencoba untuk meningkatkan permintaan melalui
iklan, promosi, kewiraniagaan, dan potongan harga. Contoh – AC
pendingin udara paling murah dijual pada waktu musim dingin.
Bagaimanapun, bahkan iklan khusus, promosi, penjualan, dan
penetapan harga tidak selalu mampu menyeimbangkan permintaan
dengan kapasitas produksi.
2.8.2 Tunggakan pesanan selama perioda permintaan tinggi. Tunggakan
pesanan adalah pesanan yang diterima perusahaan tetapi tidak mampu
(secara sengaja atau kebetulan) untuk dipenuhi pada saat itu. Jika
pelanggan mau menunggu tanpa kehilangan kehendak baik mereka
ataupun pesanannya, tunggakan pesanan adalah strategi mungkin
untuk dijalankan. Banyak perusahaan melakukan tunggakan pesanan,
tetapi pendekatan tersebut sering mengakibatkan hilangnya penjualan.
2.8.3 Bauran produk yang Counterseasonal. Suatu teknik penghalusan yang
secara luas digunakan para manufaktur adalah mengembangkan
sebuah bauran produk yang terdiri dari barang counterseasonal.
Contoh - perusahaan yang membuat keduanya: tungku perapian dan
alat pendingin atau mesin pemotong rumput dan peniup salju.
Bagaimanapun, perusahaan yang mengikuti pendekatan tersebut dapat
mendapati diri mereka terlibat dengan produk di luar area keahlian
mereka atau di luar target pasar mereka.

2.9 Strategi Hybrid atau Mixed Stategy

Gabungan beberapa strategi murni dimana lebih dari satu variabel yang
dimanipulasi. Pendek kata, strategi hybrid merupakan strategi dengan
mengkombinasi berbagai pilihan untuk mengembangkan sebuah rencana.

Berikut ini adalah tipe Strategi Hybrid :

2.9.1 Strategi PerburuanSebuah strategi perburuan mencoba untuk mencapai


tingkat output bagi setiap perioda yang memenuhi peramalan permintaan
untuk perioda tersebut. Strategi tersebut dapat terpenuhi dengan berbagai
jalan. Contoh - manajer produksi dapat memvariasikan tingkat tenaga kerja
dengan merekrut atau menghentikan karyawan, atau dapat memvariasikan
produksi dengan mengubah waktu lembur, waktu kosong, karyawan paruh
waktu, atau subkontrak.
2.9.2 Strategi BertingkatSebuah strategi bertingkat (atau penjadwalan bertingkat)
adalah sebuah rencana agregat di mana produksi sehari-hari tetap sama dari
perioda ke perioda. Contoh -Perusahaan seperti Toyota dan Nissan
mempertahankan tingkat produksi pada tingkatan yang seragam dan
mungkin.
2.9.2.1 Membiarkan persediaan barang naik atau turun sebagai penyangga di
antara produksi dan permintaan.
2.9.2.2 Menemukan pekerjaan alternatif bagi karyawan.

Filosofi mereka adalah bahwa tenaga kerja yang stabil menuju ke produk
yang lebih bermutu, lebih sedikit ketidakhadiran dan perputaran karyawan,
dan karyawan yang lebih memiliki komitmen pada tujuan perusahaan.
Penghematan lain mencakup karyawan yang lebih berpengalaman,
pengawasan dan penjadwalan yang lebih mudah, dan lebih sedikit startups
dan shutdowns yang dramatis. Penjadwalan bertingkat akan bekerja dengan
baik ketika permintaan stabil.

Pilihan Keunggulan Kerugian Beberapa Komentar


Mengubah tingkat Perubahan sumber Biaya penyimpanan Diterapkan terutama untuk
persediaan daya manusia terjadi persediaan dapat produksi dan operasi, bukan
secara bertahap atau meningkat. jasa
tidak ada perubahan Kekurangan persediaan
produksi secara tiba- dapat menyebabkan
tiba kehilangan pernjualan
Meragamkan jumlah Menghindari biaya Biaya perekrutan, Digunakan di mana jumlah
tenaga kerja dengan alternative lain PHK, dan pelatihan angkatan kerja besar
merekrut atau mungkin berjumlah
memberhentikan besar.
karyawan
Meragamkan tingkat Menyesuaikan Upah lembur mahal; Memungkinkan fleksibilitas
produksi melalui fluktuasi musiman  karyawan lelah; dalam rencana agregat
waktu lembur atau tanpa biaya mungkin tidak dapat
waktu kosong perekrutan / pelatihan memenuhi permintaan
Subkontrak Membolehkan adanya Kehilangan Diterapkan terutama dalam
fleksibilitas dan pengendalian mutu; penentuan produksi
memuluskan output mengurangi
perusahaan keuntungan;
kehilangan bisnis di
masa dating
Menggunakan Lebih murah dan Biaya perputaran Baik untuk pekerjaan yang
karyawan paruh lebih fleksibel karyawan/ pelatihan tidak membutuhkan
waktu daripada karyawan tinggi; sulit membuat keterampilan di wilayah
penuh waktu penjadwalan dengan jumlah tenaga kerja
sementara yg bnyak
Mempengaruhi Mencoba untuk Ketidakpastian Menciptakan ide-ide
permintaan menggunakan permintaan, sulit untuk pemasaran, sering digunakan
kapasitas berlebih; menyesuaikan overbook ( permintaan
diskon menarik permintaan pada melebihi pasokan) dalam
pelanggan baru pasokan ssecara tepat beberapa jenis usaha
Tunggakan pesanan Dapat menghindari Pelanggan harus mau Banyak perusahaan
selama periode lembur, menjaga menunggu, tetapi melakukan tunggakan
permintaan tinggi kapasitas tetap kehendak baik akan pesanan
konstan hilang
Perpaduan produk Sumber daya yang Mungkin Sangat berisiko untuk
dan jasa dimanfaatkan secara membutuhkan keahlian menemukan produk atau jasa
counterseasonal penuh; atau peralatan diluar dengan pola permintaan yang
memungkinkan keahlian perusahaan berlawanan
tenaga kerja stabil
Tabel keuntungan dan kerugian masing-masing strategi agregate

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kapasitas adalah kemampuan pembatas dari unit produksi untuk berproduksi dalam
waktu tertentu, dan biasanya dinyatakan dalam bentuk keluaran (output) per satuan waktu.
Atau kapasitas merupakan jumlah keluaran yang dapat dihasilkan oleh suatu sistem produksi
dalam cakrawala waktu tertentu, yaitu selama satu tahun atau dalam beberapa tahun
mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

Dwiningsih, N. (2009) Manajemen Operasi 

Jay Heizer, Barry Rander, 2015 . Manajemen Operasi : Manajemen Keberlangsungan


dan Rantai Pasokan, Jakarta, Penerbit Salemba Empat.
Buffa, Elwood S. 1996. Manajemen Operasi dan produksi Modern. Jakarta:
BinarupaAksara
Handoko. I. Hani. 2000. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi Edisi
I.  Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Nasution, Arman H.1999. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Jakarta: Penerbit
Guan Widya
Hendrike, Intania Cahya, Lestari Setiawati, and Ayu Bidiawati. "ANALISIS
PERSEDIAAN BAHAN BAKU PEMBUATAN SEPATU DENGAN TEKNIK LOT
SIZING DI LIBERTY SHOES." ABSTRACT OF UNDERGRADUATE RESEARCH,
FACULTY OF INDUSTRIAL TECHNOLOGY, BUNG HATTA UNIVERSITY 14.3 (2019).
Herjanto, Eddy. Manajemen Operasi (Edisi 3). Grasindo, 2007.

Anda mungkin juga menyukai