Anda di halaman 1dari 3

HUKUM KETENAGAKERJAAN

Nama : Alvin Alfandi


NIM : 041516929
Email : alvinalfandi20@gmail.com

TUGAS 1
Soal 1: Seorang bernama A bekerja sebagai security pada sebuah Perguruan Tinggi Negeri
dengan status Karyawan outsorching dari PT.BC dengan sistem perjanjian Kerja berlaku 1
tahun. Yang bersangkutan memilih domisili hukum di wilayah Tangerang Selatan.
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, A tersebut tidak diperpanjang kontraknya. Atas dasar
tidak dilanjutkan kontrak tersebut, A membuat pengaduan ke Dinas Tenaga kerja dengan
menuntut untuk mendapat pesangon.
Pertanyaan:
1. a. Apakah pengaduan A tersebut dapat diproses oleh Dinas
Ketenagakerjaan setempat? Jelaskan beserta dasar hukumnya.

b. Jelaskan Jika A tersebut ingin menuntut haknya di Pengadilan Hubungan


Industrial, Pengadilan manakah yang berwenang memeriksa gugatannya?
Soal 2: Ester adalah Karyawan PT. Indri Kolangkaling yang bergerak dalam distributor Solar
dengan masa kerja 14 tahun. Karena situasi Covid 19, perusahaan melakukan
perampingan karyawan. Dalam hal ini Ester telah menggunakan Hak Cuti selama 14 hari.
Gaji terakhir yang diterima Ester dari perusahaan adalah Rp.3.000.000,- dengan rincian
sebagai berikut:
Gaji Pokok Rp. 2.500.000,-
Tunjangan Jabatan Rp. 500.000,-
2. Pertanyaan: Dengan kasus seperti tersebut, hak-Hak apa saja yang dapat
diperoleh Ester!Uraikan berdasar aturan hukum yang ada!
JAWABAN:
1(A). Putusan Mahkamah Konstitusi No. 27/PUU-IX/2011, menyatakan bahwa ada
model yang harus dipenuhi dalam perjanjian kerja outsourcing yaitu Pertama, dengan
mensyaratkan agar perjanjian kerja antara pekerja dan perusahaan yang melaksanakan
pekerjaan outsourcing tidak berbentuk perjanjian kerja waktu tertentu (“PKWT”),
tetapi berbentuk perjanjian kerja waktu tidak tertentu (“PKWTT”). Kedua,
menerapkan prinsip pengalihan tindakan perlindungan bagi pekerja yang bekerja pada
perusahaan yang melaksanakan pekerjaan outsourcing. Putusan Mahkamah Konstitusi
ini menyiratkan bahwa setiap pekerja outsourcing terjamin kedudukannya dalam
perusahaan pengguna karena perjanjian kerjanya bersifat PKWTT atau tetap.
Dengan adanya ketentuan ini bahwa segala kegiatan otsourcing harus
dilaporkan ke Dinas Tenagakerja Kerja di tingkat Kabupaten/Kota. Sehingga
pengaduan A tersebut dapat diproses oleh Dinas Ketenagakerjaan setempat.

1(B) Kalau pengusaha tidak membayar hak pekerja yang timbul dalam hubungan
kerja, atau pengusaha tidak membayar hak pesangon yang timbul akibat PHK,
permasalahan itu bukan kategori perbuatan melawan hukum sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (“KUHPerdata”), tetapi
perselisihan hubungan industrial sehingga penyelesaiannya masuk ke dalam
kewenangan PHI.
Pengadilan Hubungan Industrial (“PHI”) berdasarkan Pasal 1 angka
17 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial (“UU PPHI”) adalah Pengadilan khusus yang dibentuk di
lingkungan pengadilan negeri yang berwenang memeriksa, mengadili dan memberi
putusan terhadap perselisihan hubungan industrial.
Dari Keterangan di atas Maka Pengadilan Pengadilan Hubungan Industrial
yang berwenang memeriksa Gugatan A adalah Pengadilan Hubungan Industrial
pada Pengadilan Negeri Tangerang Selatan.

(2)
Referensi:
Hardjoprajitno Purbadi, d. (2020). Hukum Ketenagakerjaan. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai