Anda di halaman 1dari 2

HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

Nama : Alvin Alfandi


NIM : 041516929
Email : alvinalfandi20@gmail.com

TUGAS 1
1. Menurut pendapat Anda, apakah kasus tersebut di atas bertentangan dengan hukum
Indonesia? Jelaskan!
2. Berdasarkan contoh kasus di atas, Jelaskan larangan apa yang tercantum dalam
UUPK?
3. Uraikan bentuk tanggung jawab pelaku usaha terhadap contoh kasus di atas? Jelaskan
berdasarkan hukumnya!

JAWABAN
1. Menurut saya, kasus tersebut di atas bertentangan dengan Hukum Indonesia. Hal
ini dijelaskan di dalam Pasal 2 Undang-Undang Perlindungan Konsumen(UUPK).
Pasal 2 UUPK menyebutkan bahwa:

“Perlindungan konsumen berasaskan manfaat, keadilan, keseimbangan,


keamanan dan keselamatan konsumen, serta kepastian hokum.”

Penjelasan Pasal 2 UUPK menyebutkan bahwa perlindungan konsumen


diselenggarakan sebagai usaha bersama berdasarkan 5 (lima) asas yang relevan dalam
pembangunan nasional [ CITATION Daj15 \l 14345 ]

Kasus Produk Anti Nyamuk tersebut, jelas telah melanggar asas keamanan dan
keselamatan dengan membahayakan keselamatan atau kesehatan Konsumen. Asas
keamanan dan keselamatan dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan
dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan
barang dan/atau jasa yang dikonsumsi atau digunakan (Penjelasan Pasal 2 UUPK).

2. UUPK didalam Pasal 9 ayat 1(a) angka 6 menjelaskan bahwa Pelaku usaha
dilarang menawarkan, mengiklankan suatu barang dan/atau jasa secara tidak benar,
dan atau“seolah olah barang tersebut tidak mengandung cacat tersembunyi.”

(b) Barang dan/atau jasa sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilarang untuk
diperdagangkan.
Memperhatikan substansi ketentuan Pasal 9 UUPK ini pada intinya merupakan
bentuk larangan yang tertuju pada “perilaku” pelaku usaha, yang menawarkan,
mempromosikan, mengiklankan suatu barang dan/atau jasa secara tidak benar
dan/atau seolah-olah barang tersebut tidak memenuhi standar mutu tertentu, memiliki
potongan harga; dalam keadaan baik dan/atau baru; telah mendapatkan dan atau
memiliki sponsor; tidak mengandung cacat tersembunyi; merupakan kelengkapan dari
barang tertentu; atau seolah-olah berasal dari daerah tertentu.

Larangan terhadap pelaku usaha tersebut dalam Pasal 9 UUPK, membawa akibat
bahwa pelanggaran atas larangan tersebut dikualifikasi sebagai perbuatan melanggar
hukum.[ CITATION Daj15 \l 14345 ]
3. Pasal 19 Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
telah mengatur secara limitative mengenai tanggung jawab pelaku usaha dalam hal
konsumen merasa dirugikan dalam memakai menggunakan barang dan jasa.
Pasal 19 UUPK
(a) Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan,
pencemaran, dan/atau kerugian konsumen akibat mengonsumsi barang dan/atau jasa
yang dihasilkan atau diperdagangkan.

Tanggung jawab yang tercantum dalam Pasal 19 UUPK, bahwa pelaku usaha
bertanggung jawab terhadap kerugian atas; kerusakan, pencemaran dan konsumsi
barang/jasa.

Pasal 19 UUPK tidak hanya berupa tanggung jawab dalam secara perdata saja,
Pelaku usaha dapat dimintai pertanggung jawaban secara pidana juga. Hal ini sesuai
dengan Pasal 19 Angka (4) UUPK, yang menentukan bahwa pemberian ganti
kerugian tidak menghapuskan kemungkinan adanya tuntutan pidana bersadarkan
pembuktian lebih lanjut adanya unsur kesalahan. UUPK juga telah mengatur hal-hal
baru atau khusus terkait dengan tanggung jawab pelaku usaha, antara lain terkait
dengan pengajuan gugatan oleh konsumen, serta pembalikan beban pembuktian.

Referensi:
Dajaan Susilowati S, S. A. (2015). Hukum Pelindungan Konsumen. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai