Disusun Oleh:
(STMIK) PRIMAKARA
2020
MAKALAH
Disusun Oleh:
Kadek Ariningsih 1901030065
Kadek Suandewi Kusuma 1901030062
Ni Made Wahyuni 2001030001
Gusti Made Dwitaningsih 2001030040
(STMIK) PRIMAKARA
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena
atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis bisa
menyelesaikan makalah yang bertemakan “Tempat Suci Dan Hari Suci Agama
Hindu ” ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah
satu tugas yang diberikan oleh dosen. Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan
data yang penulis peroleh dari buku panduan dan dari suber-sumber yang
berkaitan dengan materi ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa makalah ini memang jauh dari kata
sempurna, untuk itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang
dimaksud untuk menyempurnakan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVE
R................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
iii
2.3.3 Hari Raya Kuningan..............................................................................22
2.3.4 Hari Raya Suci Saraswati......................................................................23
2.3.5 Hari Raya Suci Siwaratri.......................................................................23
2.3.6 Hari Raya Suci Pagerwesi.....................................................................24
2.4 Hari Raya Hindu Berdasarkan Pawukon......................................................25
2.4.1 Tumpek..................................................................................................25
2.4.2 Buda Kliwon..........................................................................................26
2.4.3 Buda Cemeng.........................................................................................26
2.4.4 Anggara Kasih.......................................................................................27
2.4.5 Saniscara Kliwon...................................................................................27
2.4.6 Sugihan Jawa.........................................................................................27
2.4.7 Sugihan Bali...........................................................................................27
2.5 Hari Hari Suci Agama Hindu Di India.........................................................28
2.5.1 Chaitra Purnima.....................................................................................28
2.5.2 Durgapuja..............................................................................................28
2.5.4 Gayatri Japa...........................................................................................29
2.5.5 Guru Purnima.........................................................................................29
2.6 Hubungan Tempat Suci Dengan Hari Suci..................................................30
2.6.1. Pura Lempuyang...................................................................................31
2.6.2 Pura Goa Lawah....................................................................................31
2.6.3 Pura Andakasa.......................................................................................31
2.6.5 Pura Batukaru........................................................................................32
2.6.6 Pura Puncak Mangu...............................................................................32
2.6.7 Pura Ulun Danu Batur...........................................................................33
2.6.8 Pura Pasar Agung..................................................................................33
2.6.9 Pura Besakih..........................................................................................33
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan...................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA
iv
DAFTAR GAMBAR
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
dan mempunyai tempat suci sebagai sarana untuk memuja Ida Sang Hyang
Widhi Wasa beserta seluruh manifestasinya dan juga sebagai tempat memuja
roh suci leluhur dengan berbagai macam tingkatannya. Sedangkan secara
khusus fungsi tempat suci merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas
umat manusia, baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial. Secara
individu ini berfungsi untuk mengkomunikasikan Sang Hyang Atma yang ada
pada diri manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa sebagai sumbernya.
Sedangkan secara sosial berfungsi sebagai tempat sarana dan prasarana
melakukan kegiatan sosial, misalnya kegiatan bermusyawarah, pendidikan,
melaksanakan sumpah janji suci penikahan dan lain-lain.
Agama hindu memiliki banyak tempat suci dan hari – hari suci yang
memiliki makna tersendiri. Dengan demikian penulis merasa pentingnya
untuk mengetahui tempat suci dan hari suci untuk melestarikan budaya
Agama Hindu di Bali sebagai tambahan wawasan, mengerti akan maknanya
serta dapat di terapkan dalam kehidupan sehari – hari. Oleh sebab itu penulis
akan mebahasa hal tersebut dalan sebuah makalah yang berjudul “Tempat
Suci Dan Hari Suci Agama Hindu”.
2
1.3.1.1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tempat suci dan
hari suci Agama Hindu
1.3.1.2 Untuk mengetahui macam - macam tempat suci dan jenis –
jenis hari suci Agama Hindu
1.3.1.3 Untuk mengetahui makna pada tempat suci dan hari suci
Agama Hindu
1.3.2 Tujuan Penelitian Khusus
1.3.2.1 Untuk pemenuhan tugas akhir mata kuliah Agama Hindu
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
1.4.1.1 Bermanfaat untuk memberikan pengetahuan mengenai apa itu
tempat suci dan hari suci Agama Hindu
1.4.1.2 Bermanfaat untuk memberikan pengetahuan mengenai macam
– macam tempat suci dan hari suci Agama Hindu
1.4.1.3 Bermanfaat sebagai pengetahuan tentang makna dari tempat
suci dan hari suci Agama Hindu
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Bagi Pembaca
Pembaca dapat mengetahui apa itu tempat suci dan hari suci
Agama Hindu apa saja macam – macam tempat suci dan jenis
– jenis hari suci Agama Hindu serta mengerti maknanya.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.1.2 Fungsi Tempat Suci
Menurut [CITATION Dar14 \l 1033 ] Pura sebagai tempat suci,
kalau dilihat dari segi fungsinya selain sebagai tempat memuja Ista
Dewata dan tempat pelaksanaan Yajña, juga mempunyai fungsi sebagai
berikut.
1. Sebagai tempat pendidikan mental dan moralitas umat Hindu.
Saat berada di Pura pikiran harus suci, dilarang berbicara yang tidak
sopan dann berbuat sembarangan. Hal ini berkaitan dengan
kepercayaan dan keyakian terhadap Tuhan yang berstana di pura
tersebut. Pura dikatakan sebagai tempat pendidikan mental dan
moral karena para tokoh agama seperti Parisadha Hindu Dharma
Indonesia (PHDI), para Pemangku dan para Sulinggih, memberikan
Dharma Wacana kepada pangemong pura atau umat sedharma
tentang tata aturan agama yang wajib dilaksanakan, oleh semua umat
beragama Hindu.
2. Sebagai tempat pendidikan seni dan budaya (estetika).
Unsur estetika atau seni seperti seni kidung, seni tari dan seni tabuh.
Semua jenis seni tersebut, erat kaitannya dengan upacara, di mana
pada saat pemangku menghaturkan Upacara Yajña kidung juga
dikumandangkan, suara gong mengikuti sehingga merupakan satu
kesatuan yang tak terpisahkan, inilah yang disebut dengan seni
budaya. Banyak sekali unsur pendidikan seni terjadi di pura seperti
seni membuat sampian, seni membuat canang, seni membuat penjor,
seni membuat gebogan dan banyak seni yang dapat di didik di pura.
5
kebersihan secara bergantian, bagi orang tua laki-laki adalah
membuat penjor, lapan, dan membuat perlengkapan Upacara lainnya.
6
manifestasi Tuhan juga bermanfaat untuk melakukan Upacara
agama pada hari-hari suci seperti: Purnama, Tilem, Anggara
Keliwon, Buda keliwon, Upacara Perkawinan, Upacara Potong
Gigi, dan Upacara Pitra Yajña bagi keluarga.
2. Pura Swagina
Pura Swagina artinya pura yang berfungsi dan bermanfaat
untuk masyarakat tertentu, sesuai dengan profesi dalam
menjalankan kehidupan sehari-hari. Contoh Pura Swagina antara
lain:
7
alam semesta.
8
B. Pura yang bersifat Umum
9
Ciri Khas bentuk bangunan di pura ini secara umum berupa
Sebuah Meru tumpang tujuh (7) dan ada pula yang berbentuk
lain. Hal itu juga tergantung pada keadaan setempat.
c. P u r a D a l e
Tuhan sebagai Dewa Siwa
yang berfungsi sebagai
pelebur atau Pralina alam
beserta isinya. Sakti Dewa
Pura Sad Kahyangan yang ada di Bali adalah enam (6) buah
kahyangan besar yang ada di sebagai tempat memuja Ista Dewata
yang terdapat di beberapa Kabupaten di Bali.
10
2. Pura Lempuyang terletak di Kabupaten Karangasem.
Pura Kawitan yaitu tempat suci untuk memuja roh leluhur yang
telah suci. Menurut lontar Siwagama, tempat suci ini dapat dibagi
menjadi beberapa tingkatan, yaitu pura untuk keluarga dalam
pekarangan rumah yang disebut Kemulan. Pura untuk tingkatan
keluarga yang lebih besar memiliki pelinggih dan Gedong Pretiwi
yang sering disebut pula Merajan Gede, atau Sanggar Gede. Untuk
pemujaan bagi tingkatan kelompok yang lebih besar lagi disebut
Pelinggih Ibu. Yang lebih besar lagi disebut Pura Panti. Jenis pura
yang tergolong Pura Kawitan ini juga sering disebut Pura Dadia dan
Pura Batur (bukan Pura Batur di Kintamani yang tergolong Sad
11
Kahyangan itu). Pedarman di kompleks Pura Besakih yag berjumlah
13 itu adalah tempat pemujaan untuk keluarga besar yang disebut
warga (clan). Misalnya, Pura Pedarmann Pande hanya untuk warga
Pande saja, demikian pula Pura Pedarman Pasek hanya untuk
pemujaan warga Pasek saja.
2. Kahyangan Desa
12
inspirasi uutuk memotivasi umat dalam membangun diri dan
lingkungannya. Hal ini akan nampak jelas kalau lebih ditajamkan
pada fungsi tiga manifestasi Tuhan yang dipuja dan distanakan di
Kahyangan Tiga yailu Saug Hyang Tri Muni (Brahma. Wisnu dan
Siwa). Dewa Brahma adalah Dewa Pencipta, ini berarti untuk
mcningkatkan mutu hidup, umat Hindu harus menciptakan sesuatu
di bawah tuntunan dan lindungan dewa Brahma. Semua ciptaan itu
harus bersumber pada ajaran agama dan bertujuan umuk
mendekatkan diri kepada Tuhan. Karena itulah desa adat di Bali
merupakan wadah krcativitas untuk mcnumbuhkan berbagai ciptaan
yang dapat mendatangkan kebahagiaan.
13
sebagai Pemralina “melenyapkan” atau “mengembalikan” segala
sesuatu ke asalnya. Tapi yang dilenyapkan itu adalah segala sesuatu
yang memang patut dilenyapkan, misalnya sesuatu yang
menghambat usaha untuk mencapai cita-cita hidup yaitu menuju
jalan Tuhan demi kebahagiaan. Ini berarti membangun diri dan
lingkungan, harus memperhitungkan segala hambatan yang
menghalangi tujuan pembangunan. Menyingkirkan segala bentuk
hambatan itu bukan suatu pekerjaan yang mudah. Karena itu perlu
kekuatan iman dan lindungan Dewa Siwa.
3. Pura Swagina
4. Kahyangan Jagat
14
Kesembilan pura ini membentuk Padma (teratai) sebagai
lambang stana Sang Hyang Widhi Wasa. Sedangkan Kahyangan
Jagat di luar Pura Padma Bhuwana itu adalah pura tempat pemujaan
roh suci para maharesi sebagai dang acarya atau dang guru yang
telah berjasa membina dan mengembangkan agama Hindu
berdasarkan ketinggian Wijnana dan Jnana-nya yang tinggi. Karena
itu disebut Pura Dang Kahyangan. Yang tergolong pura ini adalah
Pura Silayukti, Pura Sakenan, Pura Air Jeruk, dan lain-lainnya.
15
2. Berpakaian yang sopan, bersih dan rapi.
16
2.2 Pengertian Hari Suci
Hari suci atau yang biasa disebut rerainan atau piodalan di Bali, merupakan
hari yang diperingati dan di istimewakan oleh umat Hindu. Umat Hindu
memiliki keyakinan bahwa setiap hari suci yang dirayakan itu memiliki
makna kehidupan dalam masyarakat, karena memiliki pengaruh dan nilai-
nilai keagamaan di dalamnya. Jika hari suci itu rutin dilaksanakan oleh umat
Hindu maka disebut dengan Rerainan Gumi (Jagat), dan jika hari raya suci
tersebut dirayakan hanya oleh sekelompok orang tertentu maka disebut
dengan Piodalan. Piodalan atau Pawedalan merupakan hari suci untuk
memperingati kelahiran sesuatu, tetapi bukan kelahiran manusia. Namun
untuk memperingati hari jadi suatu Pura.
17
7. Sistem perhitungan Karana, yaitu perhitungan hari suci yang
didasarkan dengan pertemuan antar bulan dan matahari.
18
2.3 Hari-Hari Suci Umat Hindu di Indonesia
2.3.1 Hari Raya Suci Nyepi (Tahun Baru Caka)
Hari raya suci Nyepi ini merupakan hari raya umat hindu yang
berdasarkan dengan perhitungan sasih atau bulan, yang jatuh pada
Tilem Kesanga yang dipercayai oleh umat Hindu merupakan hari
Penyucian Dewa-Dewa yang berada di pusat samudera dan membawa
intisari amertha air hidup. Kata nyepi berasal dari kata sepi, sunyi,
senyap. Hari raya nyepi ini dilaksanakan untuk memperingati Tahun
baru saka.
Tujuan utama perayaan hari raya Nyepi ini adalah untuk memohon
kehadapan Sang Hyang Widhi Wasa untuk menyucikan Bhuana Agung
dan Bhuana Alit. Sebelum perayaan hari raya nyepi ini, adapula
beberapa rangkaian upacara yang dilakukan oleh Umat Hindu seperti:
- Melasti
Pada saat Melasti atau melis ini sarana persembahyangan yang terdapat
di pura di arak ke Segara (Pantai) atau laut, karena di laut itu
merupakan sumber dari Tirta amerta dan mampu menyucikan segala
leteh atau kotoran yang ada dalam diri manusia dan alam. Melasti ini
biasa dilakukan 2 atau 3 hari sebelum Nyepi.
- Tawur (pecaruan)
Pada saat Tawur umat Hindu melaksanakan upacara Bhuta Yadnya di
segala tingkatan masyarakat, dengan mengambil salah satu dari jenis
19
caru menurut kemampuannya. Tawur atau pecaruan ini merupakan
penyucian Buta Kala dan segala leteh yang di harapkan sirna
semuanya. Caru yang dilaksanakan di rumah masing-masing terdiri
dari nasi manca warna, yang berjumlah 9 tanding beserta lauk
pauknya. Bhuta yadnya ini dilakukan dengan tujuan agar Bhuta Kala
dan Bhatara Kala supaya mereka tidak mengganggu umat Manusia.
- Pengrupukan
Pada saat pengrupukan yaitu dengan menyebar-nyebarkan nasi tawur
di sleuruh pekarangan rumah dan memukul benda-benda seperti
kentongan agar mengeluarkan suara ramai. Tujuannya untuk mengusir
Bhuta Kala pada lingkungan rumah. Pengrupukan ini juga biasanya
dimeriahkan dengan adanya Pawai Ogoh-Ogoh yang dibuat sebagai
perwujudan Bhuta Kala kemudian di arak keliling lingkungan Desa
dan pada saat selesai di arak akan dibakar.
Pada saat hari raya Nyepi, umat Hindu melaksanakan Catur Brata Penyepian.
Yang terdiri dari 4 macam pantangan
1. Amati geni
Pada saat nyepi Umat Hindu dilarang untuk menggunakan atau
menghidupkan api.
2. Amati karya
Umat Hindu dilarang untuk bekerja.
3. Amati lelungan
Dilarang untuk bepergian.
4. Amati lelanguan
Pada saat ini umat Hindu dilarang untuk bersenang-senang seperti
mendengarkan hiburan, menonton tv dan hiburan lainnya.
Bagi yang mampu, pada saat Nyepi ini bisa melaksanakan Tapa, Bratha,
Yoga, dan Samadhi.
20
2.3.2 Hari Raya Suci Galungan
1. Penyekeban
Di hari penyekeban ini memiliki makna untuk “nyekeb indirya”
atau mengendalikan diri agar tidak melakukan hal-hal yang tidak
dibenarkan oleh agama. Penyekeban dirayakan setiap hari
Minggu Pahing Wuku Dungulan
2. Penyajahan
Di hari penyajahan umat Hindu diminta untuk memantapkan diri
sebelum merayakan hari raya Galungan. Menurut kepercayaan
umat Hindu, bahwa pada saat ini manusia akan digoda oleh Sang
Bhuta Dungulan untuk menguji umat Hindu seberapa besar
pengendalian diri untuk melangkah menuju Galungan,
penyajahan ini biasanya dirayakan setiap Senin Pon Wuku
Dungulan.
21
3. Penampahan
Penampahan ini sehari sebelum Galungan, pada saat penampahan
segala bentuk nafsu yang negatif hendaknya dikendalikan. Karena
pada saat penampahan manusia berusaha digoda oleh nafsunya
yang dilambangkan dengan Sang Kala Tiga. Bila manusia tidak
dapat mengendalikan nafsunya makan ia akan dikuasai oleh sifat
negatif, seperti iri hati, sifat marah dan pertengkaran. Biasanya
pada saat penampahan ini beberapa umat Hindu akan memotong
hewan seperti Babi.
4. Umanis Galungan
Pada saat Umanis Galungan, umat Hindu akan melaksanakan
persembahyangan yang dilanjutkan dengan Dharma Santi atau
mengunjungi tempat rekreasi dan mengunjungi rumah saudara.
Umanis Galungan ini dilaksanakan sehari setelah Galungan, yaitu
Kamis Umanis Wuku Dungulan.
22
memohon kesejahteraan dan perlindungan lahir bathin. Pada hari raya
Kuningan umat Hindu menghaturkan banten yang dilengkap dengan
nasi yang berwarna kuning, dengan tujuan sebagai tanda terimakasih
atas kemakmuran yang telah diberikan. Pada saat ini umat Hindu
membuat tamiang, endongan dan kolem yang akan dipasang di
Padmasana, Sanggah dan Penjor. Tamiang merupakan symbol
penangkis dari serangan hal-hal negatif, Endongan merupakan symbol
tempat makanan karena berisi buah-buahan, tebu, tumpeng dan lauk
pauk yang melambangkan kebijaksanaan, etika dan peraturan dalam
satu wadah, dan kolem merupakan symbol tempat istirahat yang
melambangkan symbol linggih Hyang Widhi dan para dewa serta
leluhur . Umat Hindu juga diingatkan harus menyelesaikan
persembahyangan sebelum tengah hari pada saat melaksanakan hari
raya Kuningan.
23
manifestasinya menurunkan ilmu pengetahuan dilambangkan dengan
Dewi Saraswati. Pada saat ini umat Hindu memuja Dewi Saraswati,
yang merupakan dewi ilmu pengetahuan suci, karena itu pada hari ini
merupakan hari yang penting untuk memuja kebesaran beliau atas
segala Ilmu Pengetahuan Suci yang telah dianugrahkan itu. Pada saat
perayaan hari raya Saraswati, umat Hindu akan membanteni buku
pelajaran sebagai dan bentuk pemujaan kepada Dewi Saraswati.
1. Utama
Yaitu dengan melaksanakan:
- Monobrata yaitu dengan berdiam diri dan tidak berbicara.
- Upawasa yaitu melakukan puasa
- Jagra yaitu begadang merenungkan perbuatan
2. Madya
Yaitu dengan melaksanakan upawasa dan jagra saja
3. Nista
24
Sedangkan nista yaitu dengan melaksanakan Jagra
25
ditunjukkan kepada Sang Hyang Candra. Purnama jatuh setiap bulan
penuh atau yang disebut Sukla Paksa
2. Tilem: pada saat Tilem adalah saat bulan mati, bulan tidak bersinar dan
pemujaan ditunjukkan kepada Sang Hyang Surya. Tilem jatuh saat
bulan mati atau yang disebut dengan Krsna Paksa
Hari suci purnama dan tilem merupakan hari suci yang dirayakan umat
Hindu untuk memohon anugrah dan rahmat Sang Hyang Widhi serta
memohon keselamatan lahir dan bathin. Pada saat Purnama dan Tilem
hendaknya mengadakan upacara persembahyangan dan pembersihan dengan
air yang bersih sebagai bentuk peleburan hal-hal yang kotor.
26
2.4.2 BUDA KLIWON
Hari ini dinamai pesucian Sang Hyang Ayu atau Sang Hyang
Nirmala Jati. Pemujaan dilakukan di sanggah Kemulan dan di atas
tempat tidur. Widhi widananya: canang reresik, canang yasa,
kernbang pepayasan, puspa harum dan asap dupa astanggi. Dengan
mengheningkan seluruh pikiran memohon keselamatan dunia dengan
segala isinya dan keselamatan rumah tangga, agar memperoleh
rahayu-werdhi dirgha yusa. Setelah upacara dilaksanakan,
bersembahyang, kemudian dilakukan metirtha gocara.
27
2.4.5 SANISCARA KLIWON
Pada hari suci Saniscara Kliwon ini, merupakan turunnya Sang
Hyang Widhi Wiçesa. Hendaknya umat Hindu selalu mengingat Sang
Hyang Widhi Wiçesa (Sang Hyang Widhi Tunggal), yang
mengaruniakan Sanghyang Dharma dan ilmu pengetahuan. Pada hari
suci ini dihaturkan lah oleh umat Hindu upacara di sanggah atau
pemerajan, di pura, kahyangan dan parhyangan dengan upakara:
canang burat wangi, canang yasa, canang reresik, puspa serba harum
dan asap dupa astanggi.
28
tahun baru sehingga perayaan ini bisa sekaligus merupakan perayaan
tahun baru Saka
2.5.2 Durgapuja
2.5.3 DIPAVALI
29
2.5.4 Gayatri Japa
30
Hari Raya Suci umat Hindu tidak hanya dilaksanakan di Bali saja
namun Hari Raya Suci seperti yang sudah dijelaskan diatas juga
dilaksanakan di seluruh Indonesia dan juga dilaksanakan oleh umat
Hindu yang berada di India akan tetapi hari raya tersebut mempunyai
nama yang berbeda. Walaupun memiliki perayaan yang berbeda tetapi
tujuan dan makna dari perayaan tersebut tetap sama.
2.6.1. Pura Lempuyang
Pura Lempuyang berada
di ujung timur
pulau Bali atau
Kabupaten Karangasem
tepatnya berada di Bukit
Lempuyang. Beramalat
di Banjar Purwa Ayu,
Desa Tribuana,
Gambar 19 : Pura Lempuyang
Kecamatan Abang,
Karangasem. Pura ini merupakan stana dari Dewa Iswara yakni
manifestasi Tuhan sebagai penguasa arah timur. Upacara piodalan di
31
Pura Lempuyang itu bertepatan dengan Umanis Galungan setiap enam
bulan sekali atau setiap 210 hari berdasarkan tahun isaka.
32
arah Barat Daya. Pada Anggara Kasih Medangsia, adalah puncak
piodalan di Pura Luhur Uluwatu dan Ida Batara katurang masineb.
33
menurut kalender Bali, yang biasanya jatuh pada akhir Maret hingga
awal April.
Desa Besakih (The Bali Bible) Pura Besakih disebut segai pura
terbesar di Bali. Pura ini juga disebut sebagai pusat dari
seluruh Pura Kahyangan Agung di Bali. Terletak di Desa Besakih,
Kecamatan Rendang, Karangasem. Pura ini merupakan tempat
pemujaan Dewa Siwa sebagai penguasa arah tengah.
Piodalan di Pura Penataran Agung Besakih pada Purnama Kapat.
34
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Berdasarkan materi yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka yang
dapat disimpulkan sebagai berikut:
Hari Suci bagi umat Hindu merupakan hari yang diistimewakan dengan
keyakinan bahwa hari itu memiliki makna bagi kehidupan umatnya. Secara
garis besar hari suci bagi umat Hindu diperingati dan dibedakan menjadi dua
35
macam yakni berdasarkan Perhitungan Sasih (Pranata
Sasih) dan Perhitungan Pawukon (Wuku).
Hari Raya Suci umat Hindu tidak hanya dilaksanakan di Bali saja
namun Hari Raya Suci seperti yang sudah dijelaskan diatas juga dilaksanakan
di seluruh Indonesia dan juga dilaksanakan oleh umat Hindu yang berada di
India akan tetapi hari raya tersebut mempunyai nama yang berbeda.
Hari besar keagamaan diperingati berdasarkan pergerakan
bumi/bulan/matahari maupun adanya peristiwa yang dipercaya memiliki nilai
spiritual/kesakralan tertentu untuk meningkatkan kualitas prilaku sehari-hari.
Umat Hindu di Bali menyebutkan hari raya keagamaan itu dengan rerahinan.
Istilah ini kemungkinan besar berasal dari kata rarahina. Kata ra dalam kata
rarahina itu artinya sangat terhormat. Seperti kata ra dalam kata "raja" yang
artinya kelahiran yang terhormat. Sedangkan kata rahina artinya hari.
Hari besar keagamanan khususnya Umat Hindu memiliki beberapa hari raya
keagamaan di Bali disebut rerahinan seperti merayakan hari raya Galungan
dan sepuluh hari selanjutnya dirayakan hari raya Kuningan. Dimana pada hari
raya Galungan itu Ida Sanghyang Widhi menurunkan anugrah berupa
kekuatan iman, dan kesucian batin untuk memenangkan dharma melawan
adharma. Menghilangkan keletehan dari hati masing-masing. Peringatan hari
besar keagamaan bermaksud mengingatkan manusia agar selalu pada
peristiwa yang diperingatinya. Misalnya hari raya galungan. Dimana pada
hari ini, khusus umat hindu di bali memperingati hari raya galungan dengan
meriah, rangkaian peringatan hari raya galungan dimulai dari Hari Sabtu
Kliwon Wariga yang disebut dengan Tumpek Pengarah atau Pengatag,
kemudian Sugihan Jawa atau sugihan Jaba,Sugihan Bali, Panyekeban,
Penyajaan, Penampahan, Galungan, Manis Galungan, Pemaridan Guru,
Pemacekan Agung, Sepuluh hari setelah Galungan disebut Kuningan,
Rangkaian perayaan Galungan dan Kuningan berkahir pada Hari rabu Kliwon
wuku Pahang yang sering disebut hari raya Pegat Uwakan.
Setiap agama yang ada di dunia ini mempunyai hari raya-nya atau hari
suci tersendiri termasuk berbagai macam agama yang berkembang di
36
indonesia agama hindu memiliki banyak hari raya atau hari suci. Hari raya
atau hari besar agama itu patut dirayakan secara berkelanjutan dengan
maksud untuk selalu mengobarkan semangat kesucian serta arti penting yang
terkandung pada hakikat perayaan hari besar agama yang bersangkutan.
Selanjutnya diharapkan agar umatnya dapat menghayati, merenungkan, dan
melaksanakan ajaran agamanya dengan penuh kesadaran terkait dengan
hakikat semangat hidup dan kesucian yang terkandung pada hari besar atau
hari suci itu. Sebagai umat beragama, perlu memiliki salah satu tujuan hidup
yaitu dapat mendekatkan diri dengan tuhan beserta manifestasinya. Perlu
diyakini bahwa jika dekat dengan Tuhan hidup akan lebih mudah,
menyenangkan, tenang dan bahagia karena merasa selalu mendapatkan
lindungan dari Tuhan Yang Maha Esa. Cara untuk selalu dekat dengan tuhan
adalah dengan cara selalu ingat sembahyang setiap hari dan pada hari-hari
besar keagamaan. Menampilkan diri yang baik sebagai umat beragama yang
beriman dan bertaqua terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan
sehari-hari terkait dengan pelaksanaan perayaan hari besar/suci agama dapat
dilakukan dengan sikap, cerdas, arif, bijaksana, dan sederhana.
DAFTAR PUSTAKA
Darta, I. K., & Duwijo. (2014). Pendidikan agama Hindu dan Budi pekerti. Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
http://harirayasuci.blogspot.com/2016/09/hari-raya-sici-hindu-di-bali.html?m=1
http://enikustirahayu.blogspot.com/2018/03/makalah-hari-raya-nyepi.html?m=1
37
Lampiran-Lampiran:
38