Anda di halaman 1dari 5

Tugas mata kuliah Jurnalistik

NAMA : Reyhan Bramanti Purnama

KELAS : IK1B

NIM : 20530003

Tantangan Pers di Era Digital


Media daring dan medsos telah menggeser posisi media massa, seperti
koran, televisi, dan radio, sebagai sumber informasi publik. Namun,
publik yakin, satu dekade ke depan, media massa tetap eksis jadi
sumber informasi.

Dalam dua tahun terakhir, pertumbuhan pengguna internet di Indonesia

mencapai 10, 12 persen (APJII, 2018). Pada 2017, pengguna internet

berjumlah 143,26 juta jiwa. Setahun kemudian, jumlahnya meningkat

menjadi 171,17 juta jiwa atau 64,8 persen dari total populasi. Angka penetrasi

internet tersebut membawa implikasi kepada posisi media massa

konvensional, seperti koran, televisi, dan radio.

Saat ini, media daring dan media sosial menjadi pilihan publik yang

berpotensi besar menggeser posisi media konvensional sebagai sumber

informasi. Hasil jajak pendapat Kompas pekan lalu mengungkapkan, televisi

dan media daring sama-sama yang paling dipilih oleh responden jika hendak

memperoleh informasi paling aktual. Tiga dari sepuluh responden

menyatakan hal tersebut. Berada di urutan berikutnya adalah media sosial,

koran, dan terakhir radio.


Pers nasional memiliki tanggung jawab edukatif dan fungsi moral," ujar Din dalam
diskusi 'Masihkah Pers Berkontribusi Bagi Perkembangan Demokrasi di Indonesia' yang
digelar DN PIM, Selasa (1/9/2020).

Dikatakan Din  Syamsuddin  peran pers di Indonesia mempunyai tanggung jawab


edukasi dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Menurut Din,  banyak sejarawan dan pengamat menelaah, frasa mencerdaskan


kehidupan bangsa bukan sekadar sistem pendidikan nasional. Melainkan juga sistem
dalam melakukan pencerahan kehidupan bangsa. "Pers memiliki tanggung jawab itu,"
jelas dia.

Din meyakini,  peran pers cukup vital dan sangat vital dalam membangun kehidupan
bangsa. Pers mempunyai fungsi yang dapat memberikan kontribusi terhadap
pembangunan bangsa secara bersama-sama.

"Pers dengan fungsinya membentuk opini publik sangat vital dalam rangka mendorong,
memotivasi, bahkan memobilisasi rakyat untuk membangun negaranya bersama-
sama," tegas Din.

Ada lima tantangan, menurut para tokoh

Sementara, Ketua Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia ( PWI) Ilham


Bintang mencatat sedikitnya lima hal yang menjadi tantangan terhadap kemerdekaan
pers di tengah demokrasi saat ini. "Tantangannya adalah Pemerintah, preman, pemilik
modal, profesi, dan buzzer," ujarnya mantap. 

Ilham menjelaskan, Pemerintah menjadi tantangan pertama terhadap kemerdekaan


pers. Kendati demikian, tantangan berupa tekanan dari pemerintah dinilai menurun
secara formal.

Menurut Ilham tekanan yang tinggi terhadap kemerdekaan pers datang dari perilaku
premanisme yang kerap mengancam kerja-kerja jurnalis. Sementara, tantangan
berikutnya berasal dari pemilik modal dalam industri media.
Ilham  juga menuturkan, selama ini, pemilik modal kerap mengakomodasi kegelisahan
Pemerintah. Pemilik modal diduga juga mempunyai kontribusi mengganggu
kenyamanan bekerja para pemimpin redaksi sebuah media.

Kemudian, tantangan profesi juga berangkat dari wartawan itu sendiri yang disebabkan
karena tidak profesional dalam menjalankan kerja-kerja jurnalisme.

Tantangan terakhir, adanya buzzer yang ramai di media sosial (medsos). Menurutnya,
buzzer juga 

berperan memberikan tekanan dan gangguan untuk melemahkan peran pers.   "Buzzer
ikut mengganggu yang memang bertujuan untuk melemahkan peran pers," tandas
Ilham Bintang
Daftar Pustaka

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.kompas.id/baca/polhuk/202
0/02/10/tantangan-pers-di-era-
digital/&ved=2ahUKEwiOp_bSqfTvAhWHSH0KHVfoCZ4QFjACegQIBBAC
&usg=AOvVaw378oRv2iNTKwKfIAcGGxqe&cshid=1618080043976

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://bisnisnews.id/detail/berita/peran-
dan-tantangan-pers-masa-kini--ini-kata-para-
tokoh&ved=2ahUKEwiOp_bSqfTvAhWHSH0KHVfoCZ4QFjAEegQIGhAC&
usg=AOvVaw2EuBDGEzRUsai-bb-hox1F&cshid=1618080043976

Anda mungkin juga menyukai