Anda di halaman 1dari 12

BEBERAPA PERMASALAHAN PERBANKAN SYARIAH DI

INDONESIA
Oleh:
Steven Farkas Siahaan
1910631010273
Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Singaperbangsa Karawang
Jl. HS.Ronggo Waluyo, Puseurjaya, Kec. Telukjambe Tim., Kabupaten Karawang,
Jawa
Barat 41361
Email : stevenfarkas10@yahoo.com

Abstrak.

Studi ini akan mencoba menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh institusi perbankan
syariah di Indonesia. Hasil penelitan menunjukkan bahwa permasalahan yang muncul dalam
pengembangan bank syariah di Indonesia terdiri dari 4 aspek penting yaitu: SDM, teknikal,
aspek legal/struktural, dan asapek pasar/komunal. Penguraian aspek masalah secara
keseluruhan menghasilkan urutan prioritas: 1) Belum memadainya permodalan bank syariah;
2) Lemahnya pemahaman praktisi bank syariah; 3) Kurangnya dukungan pemerintah dan 4)
Trust & minat masyarakat terhadap bank syariah cenderung rendah. Sedangkan prioritas
strategi kebijakan yang dianggap mampu menyelesaikan permasalahan industri perbankan
syariah di Indonesia terdiri dari: 1) memperkuat permodalan dan skala usaha serta memperbaiki
tingkat efisiensi; 2) memperbaiki kuantitas dan kualitas sumber daya manusia bank syariah,
berikut juga sistim informasi dan teknologi; 3) perbaikan struktur dana bank syariah dan
harmonisasi pengaturan dan pengawasan.

Kata Kunci: perbankan syariah; analytic network process; strategi

Abstract.

This study would try to address the problems that faced by Islamic banking institutions in
Indonesia. The results showed that the problems that arise in the development of Islamic banks
in Indonesia consists of four important aspects, namely: human, technical, legal/structural
aspect, and market/communal aspect. Decomposition of problem as a whole gains the
priorities: 1) There is not enough of Islamic banks capital yet; 2) Lack of understanding of
Islamic bank practitioners; 3) Lack of government support; 4) the trust and public interest to
Islamic banks tend to be low.While the priority of policy strategies that are considered able to
resolve the problems of Islamic banking industry in Indonesia consists of: 1) strengthen the
capital and business scale and improve the efficiency level; 2) improve the quantity and quality
of human resources, and also information systems and technologies; Furthermore, 3) improve
the structure of Islamic bank funds and harmonization of

regulation and supervision.

Keywords: Islamic banks; analytical network process; strategy


A. Pendahuluan dengan mengamalkan ajarannya,

Tidak dapat dipungkuri sehingga sadar atau tidak sistem

masih ada stigma dalam memahami ekonomi akan tumbuh dan

Islam secara parsial yang berkembang dengan baik bila

diwujudkan dalam bentuk landasannya bertumpu pada nilai

ritualisme ubudiyah semata dan dan prinsip syariah, ketika

mengasumsikan Islam tidak ada diimplementasikan dalam aspek

kaitannya dengan dunia perbankan, bisnis dan transaksi ekonomi.

pasar modal, asuransi, deposito, Sesungguhnya Sistem


giro, transaksi export import, dan Ekonomi Islam bersifat universal
sebagainya, bahkan ada anggapan dan dapat digunakan oleh siapapun
Islam dengan sistem nilai dan tidak terbatas pada pemeluknya,
tatanan normatifnya penghambat dalam bidang apapun serta tidak
laju pertumbuhan ekonomi, dibatasi oleh ruang waktu ataupun
sebaliknya kegiatan ekonomi dan zaman sesuai dalam kondisi apapun
keuangan akan meningkat dan asalkan tetap berpegang pada
berkembang jika free dari nilai-nilai kerangka kerja atau acuan norma
normatif dan ketentuan syariah. Ini syara’ yang merupakan landasan
bentuk padangan sempit karena hukum yang lengkap dalam
tidak memahami Islam secara mengatur segala aspek lini
kaffah. Menurut Saidus Syahar, kehidupan, dan khususnya di bidang
Agama Islam bukan hanya Agama ekonomi. 3 Asumsi tersebut terbukti
yang memberikan ajaran-ajaran dengan adanya krisis multi dimensi
untuk mempersiapkan manusia bagi di bidang ekonomi dan moneter
kehidupan akhirat atau kehidupan yang pernah melanda Negara
kerohania belaka, tetapi mendorong Indonesia beberapa waktu yang lalu,
manusia optimis dengan hidupnya meskipun sudah keluar dari krisis
sekarang yang bersifat materiil dan tersebut namun danpaknya masih
1
positif. Islam adalah suatu cara terasa sampai saat sekarang, bahwa
hidup, way of life yang membimbing ternyata sistem ekonomi yang
2
seluruh aspek kehidupan manusia, dianut dan dibanggakan selama ini
dan bernuansa universal jika khususnya di bidang perbankan
dipahami secara utuh dan totalitas kiranya tidak mampu
menanggulangi dan mengatasi karena kurang dikelola secara
kondisi krisis konomi, bahkan boleh profesional. Kurang
dikatakan sistem itu jauh dari nilai berkembangnya bank syariah
syar’i sebagai landasan terletak pada umatnya sendiri,
operasionalnya, dan penyebab karena masih ada umat Islam belum
tumbuh dan berkembangnya budaya paham ekonomi Islam ataupun tidak
korupsi. mempraktekkanya dalam
bertransaksi bisnis dan keuangan
sehari-hari, merasa takut menjadi
Fakta dan realita berkata lain
miskin karenanya.
atau sebaliknya dunia perbankan
Jika Indonesia menganut sistem
dan Lembaga Keuangan Syariah
ekonomi syariah tidak akan
(LKS) dalam operasionalnya
ditemukan kemiskinan ataupun
bersendikan syara’, sehingga krisis
penurunan taraf hidup dan
ekonomi dan moneter yang terjadi
perekonomian rakyat seperti saat
merupakan momentum positif
ini. Manurut Handbook of Islami
menunjukkan dan memberikan
Banking diterbitkan dalam bahasa
bukti secara nyata dan jelas kepada
Arab oleh The International
dunia perbankan, bahwa perbankan
Association of Islamic Banks di
syariah kenyataannya tetap bertahan
Kairo sebagaimana yang dikutip
dan berkembang dalam kondisi
Sutan Remi Sjahdeni, perbankan
krisis.
Islam ialah menyediakan fasilitas
Oleh karena saatnya
cara mengupayakan instrumen-
Pemerintah dan rakyat Indonesia
instrumen yang sesuai dengan
untuk membuka mata dan merubah
ketentuan dan norma-norma
cara pandang terhadap bank syariah
syariah. Masih ada harapan dan
sebagai alternatif untuk
peluang menjanjikan dengan
ditumbuhkembangkan dalam dunia
memamfaatkan kondisi dunia
Perbankan Indonesia saat ini.
sedang menghadapi berbagai
Namun kenyataannya tantangan seperti menipisnya
terkandang sangat disayangkan sumber daya energi dan mineral,
perkembangan bank syariah di dan krisis pangan akibat tingginya
Indonesia terkesan agak lambat permintaan disertai pertumbuhan
populasi. Pengadilan Agama sebagai lembaga
penyelesaian sengketa ekonomi
Ummat Islam harus yakin
syariah itu sendiri.
bahwa penerapan ekonomi syariah
akan mampu menyelesaikan B. Tantangan dan Permasalahan
permasalahan ekeonomi Negara Pengembangan Perbankan
Syariah
karena tasharuf harta endingnya
memeratakan dan menjaga
Jika dilihat dalam
keseimbangan kesejahteraan.
prakteknya ternyata banyak
Sehingga dunia saat ini akan melirik
tantangan dan permasalahan yang
ekonomi syariah sebagai jalan
dihadapi dalam pengembangan
keluar dari krisis ekonomi
bank syariah terutama kaitannya
kapitalisme, karena bank-bank
dengan penerapan sistem perbankan
konvensional tergoncang krisis,
yang baru dan mempunyai
namun perbankan syariah pada saat
perbedaan yang sangat prinsip dari
yang sama justru mampu tetap
sistem keuntungan yang dominan
bertahan. Ekonomi syariah
dan telah berkembang pesat saat ini.
mendorong masyarakat untuk
Permasalahan ini bersifat
mentasharufkan harta kekayaannya
operasional perbankan maupun
melalui transaksi ekonomi riil dan
aspek dari lingkungan makro. Di
tidak bersandar pada riba maupun
antara beberapa tantangan dan
spekulasi (gharar), sehingga
permasalahan yang dihadapi dalam
pertumbuhan ekonomi syariah
pengembangan Bank Syariah di
memiliki korelasi erat dengan
Indonesia, adalah:
tingkat kesejahteraan dan distribusi
1. Pembiayaan Modal Kerja
kekayaan di tengah masyarakat. Syariah.
Makalah singkat ini Modal5 merupakan
stresingnya fokus pada permasalahan kursial senantiasa
perkembangan Perbankan Syariah dihadapi merintis usaha, setiap
sebagai sub unit financial yang gagasan atau pun rencana
merupakan bagian dari sub sistem mendirikan bank syariah tidak dapat
ekonomi ditinjau dari mitos dan terwujud akibat tidak adanya modal
kenyataan yang terjadi dalam signifikan untuk pendiriannya,
prakteknya, serta eksistensis walaupun dari sisi niat ataupun
keinginan para pendiri relatif sangat mengingat adanya sejumlah
kuat. Permasalahan utama perbedaan dalam pelaksanaan
pemenuhan permodalan antara lain operasional bank syariah dengan
disebabkan; pertama, keraguan bank konvensional.
pemodal akan prospek dan masa
Regulasi perbankan yang
depan keberhasilan bank syariah,
ada kiranya masih perlu disesuaikan
sehingga kuatir dana yang agar memenuhi ketentuan syariah
ditempatkan hilang; kedua,
agar bank syariah dapat beroperasi
perhitungan bisnis pemodal yang secara relatif dan efisien serta
tidak dilandasai rasa nilai ubudiyah
mampu bersaing, antara lain;
sehingga terkesan semata-mata pertama, instrument yang
hanya mencari keuntungan duniawi
diperlukan untuk mengatasi
dan merasa keberatan jika harus masalah likuiditas; kedua,
menginvestasikan sebagian dananya
instrument moneter yang sesuai
di bank syariah sebagai modal; dengan prinsip syariah untuk
ketiga, regulasi Bank Indonesia
keperluan pelaksanaan tugas bank
dalam penempatan modal yang sentral; ketiga, standarisasi
relatif tinggi.
akuntansi, audit dan sistem
2. Regulasi Dunia Perbankan. pelaporan; keempat, regulasi yang

Seperti telah diketahui mengatur mengenai prinsip kehati-


hatian. Ketentuan keempat regulasi
fungsi umum daripada undang-
undang melayani masyarakat dan ini diperlukan agar bank syariah

memenuhi kebutuhan-kebutuhan dapat menjadi elemen terpenting

masyarakat, sebagai azaz dari sistem

berlakunya dalam arti material, moneter yang dapat menjalankan


undang-undang merupakan sarana fungsinya secara baik, mampu
semaksimal mungkin dapat berkembang dan bersaing.
mencapai kesejahteraan spiritual 3. Minimnya Sumber Daya
dan material bagi masyarakat Manusia.
6
maupun individu. Regulasi Maraknya bank syariah di
perbankan yang berlaku belum Indonesia tidak diimbangi dengan
sepenuhnya mengakomodir sumber daya manusia (SDM) yang
operasional bank syariah, memamadai, terutama latar
belakang disiplin ilmu perbankan ulama dan cendekiawan muslim
syariah sehingga perkembangannya sendiri masih belum ada kata
menjadi lambat.7 Sistem bank sepakat untuk mendukung
syariah memang masih belum lama eksistensi bank syariah. Bahkan
dikenal di Indonesia, disamping itu masih ada kalangan ulama belum
lembaga pendidikan dan pelatihan ada ketegasan pendapat terhadap
masih terbatas, sehingga tenaga eksistensi bank syariah, sehingga
terdidik dan berpengalaman terasa kurang tegas, hal tersebut
dibidang perbankan syariah baik disebabkan; pertama, kurang
dari sisi bank pelaksana maupun komprehensifnya informasi yang
bank sentral (pengawas dan peneliti sampai kepada para ulama dan
bank). cendekiawan tentang bahaya dan

Pengembangan SDM sangat dampak destruktif sistem bunga


terutama pada saat krisis moneter
dibutuhkan karena keberhasilan
dan ekonomi dilanda kelesuan;
pengembangan bank syariah pada
kedua, belum berkembangluasnya
level mikro sangat ditentukan oleh
Lembaga Keuangan Syariah (LKS)
kualitas manajemen dan tingkat
sehingga ulama dalam posisi sulit
pengetahuan serta keterampilan
untuk melarang transaksi keuangan
mengelola bank. SDM-nya
konvensional yang selama ini
memerlukan persyaratan
berjalan dan berkembang luas serta
pengetahuan general di bidang
yang sudah mendarah daging dalam
perbankan, memahami
masyarakat; ketiga, belum
implementasi prinsip-prinsip
dipahaminya operasional bank
syariah dalam praktek perbankan
syariah secara mendalam dan
serta mempunyai komitmen untuk
kaffah; keempat,
menerapkannya secara konsistensi
(istiqamah). kejumudan dan kemalasan
intelektual yang cenderung
4. Tingkat Pemahaman dan
Kepedualian Ummat. pragmatis sehingga ada anggapan
sistem bunga yang berlaku saat ini
Pemahaman dan kepedulian
sudah berjalan atau tidak
sebagian besar umat mengenai
bertentangan dengan ketentuan
sistem dan prinsip bankan syariah
syariah.
belum tepat, bahkan ada di antara
Padahal sejarah mengenal setengah hati. Sementara
ulama bukan semata sosok berilmu, tanggungjawab sosialisasi tidak
melainkan juga sebagai penggerak hanya dipundak para bankir syariah
8
dan motivator masyarakat. Para sebagai pelaksana operasional bank
ulama yang berkompeten terhadap sehari-hari, namun tanggungjawab
hukum-hukum syariah memiliki itu tertumpu kepada semua elemen
fungsi dan peran yang amat besar umat baik secara individu, jamaah
dalam perbankan syariah yaitu maupun institusi. Dengan kata lain
sebagai Dewan Pengawas Syariah bagi yang memiliki kemampuan dan
dan Dewan Syariah akses yang besar dalam
Nasional.9Minimnya pemahaman penyebarluasan informasi harus
terhadap bankan syariah barangkali fokus, yang barang kali selama ini
disebabkan karena sistem dan masyarakat belum tahu ataupun
prinsip operasional relatif baru belum memahami secara detail apa
dikenal dibandingkan dengan sistem dan bagaimana keberadaan dan
bunga, dan pengembangannya operasional bank syariah walaupun
masih dalam tahap awal jika dari kaca mata fiqh sangat faham.
dibandingkan dengan bank Cakupan sosialisasi tentu tidak
konvensional telah terlebih dahulu sekedar memperkenalkan eksistensi
mengambil posisi di hati bank syariah di suatu tempat, tetapi
masyarakat, serta keengganan bagi juga memperkenalkan mekanisme,
pengguna jasa perbankan produk dan instrumen-instrumen
konvensional untuk berpindah ke keuangan bank syariah kepada
bank syariah disebabkan hilangnya masyarakat.
kesempatan untuk mendapatkan
6. Piranti Moneter Ribawi.
penghasilan tetap dari bunga.
Piranti moneter yang pada
5. Sosialisasi Setengah Hati.
saat ini masih mengacu pada sistem
Sosialisasi yang telah dilakukan bunga (riba) sehingga belum bisa
dalam rangka menginformasikan memenuhi dan mendukung
secara paripurna dan besar mengenai kebijakan moneter dan kegiatan
kegiatan usaha bank syariah belum usaha bank syariah, seperti
dilakukan semaksimal mungkin kelebihan / kekurangan dana yang
sehingga terasa dapat dikatakan terjadi pada bank syariah ataupun
pasar uang antar bank syariah dengan nuansa modern, modif dan
dengan tetap memperhatikan prinsip serasi selama tidak bertentangan
syariah. Bank Indonesia selaku dengan prinsip dasar nash.
penentu kebijakan perbankan harus
8. Bank Syariah Ternyata Belum
menyiapkan piranti moneter yang Syariah.
sesuai dengan prinsip syariah. Jika diamati hampir semua
7. Pelayanan Publik bank yang ada, mulai
mengembangkan sistem perbankan
Perlu dicatat dunia
syariah. Peluang apa yang akan
perbankan senantiasa tidak terlepas
diraihi, ternyata bank syariah
pada masalah persaingan, baik dari
tumbuh subur layaknya seperti
sisi rate / margin yang diberikan
jamur di musim hujan. Namun
maupun pelayanan. Dari hasil survei
sayang kenyataam di lapangan,
lapangan membuktikan kualitas
prakteknya tidak dapat diharapkan
pelayanan merupakan peringkat
lebih untuk memperjuangkan secara
pertama kenapa masyarakat
final nilai syariah dalam
memilih bergabung dengan suatu
prakteknya. Masih ada bank
bank. Ternyata bank konvensional
berlomba-lomba untuk senantiasa berkutat pada sistem kapitalisme,

memperhatikan dan meningkatkan walaupun baju yang dikenakan baju

pelayanan kepada nasabah, tidak syariah. Ironis sekali memang,

telepas dalam hal ini tentunya juga ketika seorang peneliti perbankan

bagi bank syariah yang dalam terheran-heran dengan ada

operasionalnya wajib memberikan mekanisme bank syariah yang anti-

jasa tentunya unsur pelayanan yang krisis, disaat tahun 1998 menjadi

baik dan Islami harus diprioritaskan kebangkrutan bank-bank

dan senantiasa ditingkatkan. Tentu konvensional hampir secara

harus pula didukung oleh adanya nasional. Setelah dilakukan

SDM yang cukup handal penelitian dengan seksama ternyata

dibidangnya, kesan jorok, kotor, bank syariah yang dimaksud masih

miskin, lusuh dan tampil ala berbau kapitalis, artinya bank hanya

kadarnya yang selama ini melekat memberikan bantuan kepada

dalam tradisi Islam harus pemilik usaha besar saja, sedangkan

dihilangkan sehingga harus diganti pemilik usaha menengah ke bawah


tidak tersentuh sama sekali. Konsep tentu akan
mengangkat wajah perekonomian
Keinginan untuk memakai
bangsa, artinya memperkuat basis
nama syariah tidak dapat dipungkiri
perekonomian bangsa yang selama
menjadi nilai plus tersendiri untuk
ini menganut sistem kapitalis.
meraih nasabah muslim. Produk-
Dalam jangka panjang akan
produk bank syariah diperkenalkan
memberi pengertian kepada
dan dikemas sedemikian rupa,
masyarakat, harta bukan lagi
sehingga meyakinkan nasabah.
kepemilikan pribadi, melainkan
Namun disisi lain para praktisi bank
kepemilikan sosial. Dari sisi ini
syariah belum menguasai praktik-
tentu mengangkat kembali
praktik syariah dalam lapangan.
perekonomian bangsa dengan
Terbukti dengan perbandingan
beberapa orang yang mencoba sistem ta'awun, harapannya kaum
aghni’a bisa menolong orang-orang
meminjam pada bank syariah
menengah ke bawah (dhuafa) untuk
tertentu, namun apa yang terjadi
mengangkat taraf ekonominya ke
ternyata bunga yang mencapai lebih
jenjang yang lebih mapan.
tinggi dibandingkan dengan bank
konvensional. Kasus itu yang C. Solusi Permasalahan
sedikit banyak telah terjadi, dan Pengembangan Perbankan
Syariah
harus ditindaklanjuti, dalam jangka
panjang harus ada pelatihan tentang
Dibalik permasalahan yang
produk- produk bank syariah dalam
sedang dan yang akan dihadapi oleh
praktek kesehariannya, atau
perbankan syariah tentu ada
sekarang yang berkembang adalah
peluang-peluang yang akan selalu
masing-masing bank mencari
menjanjikan di
alternatif pengawas yang terdiri dari
depan mata, di belakang
kalangan ulama, atau pihak yang
permasalahan-permasalahan itu
telah menguasai betul produk
harus dicari jalan keluarnya
syariah. Dengan alternatif pengawas
(problem solving) sehingga
ini, proses transaksi banking telah
perbankan syariah dapat menjawab
diawasi oleh seorang ahlinya,
keterpurukan ekonomi bangsa. Di
sehingga kekeliruan yang terjadi
antara solusi yang dapat
dilapangan bisa diminimalisir.
ditindaklanjuti secara berjamaah
adalah: menyiapkan SDM yang handal dan
profesional melalui institusi
1. Korelasi Institusi Pendidikan
dalam Pengembangan pendidikan yang dimilikinya. Solusi
Perbankan Syariah.
ini tentu akan menjawab
Seperti telah disebutkan di
kekurangan akademisi perbankan
atas bahwa salah satu penghambat
syariah yang selama ini berbasis
pengembangan bank syariah adalah
pada instrumen dan lebih familier
keberadaan sumber daya manusia,
dengan literatur konvensional
upaya untuk menciptakan SDM
dengan jalan ini tentu bank syariah
yang handal dan profesional di
akan mendapat legitimasi secara
bidang perbankan syariah tentunya
ilmiah di masyarakat.
tidak terlepas dari peranan institusi
pendidikan yang dalam hal ini 2. Perhatian Pemerintah.
memang berperan sebagai pencetak Melihat peran yang besar
SDM. Mengingat prospek bank ekonomi syariah tersebut,
syariah dalam dunia perbankan seyogyanya Pemerintah
menjanjikan dan sangat bagus memberikan perhatian serius,
bahkan mendapat tanggapan positif berupa dukungan penuh (full time)
dari semua pihak, sebaliknya terhadap praktek perbankan syariah,
perkembangan bank syariah sendiri salah satunya dengan meyakinkan
masih berada dalam fase growth beberapa pihak yang masih ragu
justru sangat kritis / riskan. Hanya
terhadap perbankan syariah yang
ada satu opsi yaitu bagaimana tidak hanya bermanfaat bagi umat
mewujudkan keberhasilan atau Islam semata, akan tetapi juga bagi
sukses, dengan dukungan SDM rakyat Indonesia secara
yang berkualitas, berintegritas dan keseluruhan. Pemerintah harus turut
bermoral. Mengingat sampai saat ini serta dalam mendorong iklim
masih minim lembaga / institusi investasi bank-bank syariah di
pendidikan yang handal dan Indonesia, sebab memang sudah
berkualitas dalam menciptakan harus menjadi tugas dan
SDM perbankan syariah, saatnya tangungjawab Pemerintah untuk
semua elemen muslim untuk turut mendorong pertumbuhan serta
serta memikirkan
pengembangannya dengan cara perkembangan perbankan syariah
yang saat ini menjadi tuntutan menginterprestasikan
masyarakat secara luas. perkembangan bank syariah di masa
depan yang membutuhkan proses
Namun terkadang
perbankan secara bertahap.
Pemerintah tampaknya belum
cukup serius menjalin kerja sama 3. Perlihatkan Peran Nyata
Ekonomi Syariah.
dengan masyarakat terutama umat
Islam dalam masalah Praktek perbankan syariah
perekonomian. Padahal masyarakat yang adil, yang berbasis bagi hasil
muslim adalah mayoritas di negeri selain menguntungkan juga berhasil
ini dan mencatat sejarah yang menggaet nasabah dengan indikasi
mengagumkan sekaligus pertumbuhannya yang sangat pesat.
mengharukan dalam Selain itu, praktek sektor keuangan
memperjuangkan kemerdekaan syariah senantiasa bersesuaian
republik ini. Sejarah mencatat dengan sektor riil, yang pelaku
bahwa ulama dan umat Islam-lah utamanya adalah masyarakat
yang sering memicu perlawanan menengah ke bawah. Makin besar
terhadap pemerintahan kolonial. porsi sektor keuangan syariah
Dalam hal pertumbuhan dan beroperasi makin besar pula sektor
perkembangan ekonomi syariah riil yang beroperasi sehingga tidak
dunia yang begitu pesat, aplikasi terjadi ketimpangan antara sektor
perbankan syariah dalam konteks riil dan sektor moneter serta makin
ke-Indonesia-an justru acap kali sempitnya jurang pemisah si kaya
mengahadapi ganjalan yang berasal (aghnia) dan si miskin (masakin).
dari bangsa sendiri. Bahkan
D. Penutup
menurut Prof. Abdul Manan, belum
sepenuhnya peraturan pemerintah di Perkembangan perbankan

bidang perbankan syariah yang syariah pada dasarnya merupakan

memadai sekaligus solusi untuk bagian integral dan urgen sehingga

menjawab permasalahan tidak dapat dipisahkan dari

pengembangan bank syariah, upaya pengembangan ekonomi syariah

merealisasikan undang- undang karena salah satu alternatif yang

yang lebih komprehensif belum cocok diterapkan di Indonesia untuk

begitu memadai, agar mampu memperbaiki keterpurukan


ekonomi. Perankan syariah tidak Undang-Undang Ekonomi Syariah,
akan berhasil berkembang dengan Bandung, 2011.
baik apabila tidak ada dukungan dari Gemala Dewi, Aspek-aspek
semua elemen bangsa, serta adanya Hukum dalam Perbankan dan
satu kesatuan pola pikir tentang Pereansuransian Syariah di
perbankan syariah sehingga tidak Indonesia, Kecana Prenada Media
lagi ditemukan perbedaan pendapat Group, Jakarta, 2004.
yang kontroversial, karena hanya Muhammad Syafi’i
akan membingungkan umat, yang Antonio, Bank Syariah dari Teori ke
berakibat kepada keraguan mereka Praktek, Gema Insani, Jakarta,
untuk berinvestasi secara syariah. Cetakan Kesembilan, 2001.
Mustafa Edwin Nasution,
dkk, Pengenalan Ekslusif Ekonomi
DAFTAR PUSTAKA
Islam, Kencana Prenada Media
Group, Jakarta, Edisi Pertama,
Abdul Manan, Hukum 2006.
Perbankan Syariah, dalam Jurnal Rachmadi Usman, Aspek-
Mimbar Hukum dan Peradilan, aspek Hukum Perbankan di
Edisi Nomor 75, 2012. Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti,
Abdul Qadir Audah, Islam Bandung, 2002.
Antara Kebodohan Umatnya dan Saidus Syahar, Asas-Asas
Kelemahan Ulamanya. Hukum Islam, Alumni, Bandung,
Adiwarman A. Karim, Bank 1996.
Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, Sutan Remy Sjahdeni,
PT. Raja Grafindo, Jakarta, Edisi Perbankan Islam dan
Ketiga, 2004. Kedudukannya Dalam Tata Hukum
Buku Pintar EYD (Ejaan Perbankan Indonesia, Aditkarya,
Yang Disempurnakan), Bahasa & Jakarta, 1999.
Sastra Indonesia, Cabe Rawit,
Cetakan Kedua, 2012.
Departemen Agama RI, Al-
Quran dan Terjemahannya.
Fokus Media, Kitab

Anda mungkin juga menyukai