Anda di halaman 1dari 10

Sri berumur tiga tahun waktu ayahnya meninggal.

Dan kebetulan saat itu


ayahnya telah pergi. Yogya adalah tempat tersedia untuk tanah
peristirahatan bagi keluarga yang meninggal. Neneknya di sana memiliki
sebuah rumah berpendapa besar yang kini telah menjadi milik pamannya
sebagai bangsal sekolah menari yang diurus seorang guru muda. Ayah Sri
bukan seorang yang luar biasa pemilik indra keenam yang tidak dimiliki
oleh setiap orang. Dia keluar sekolah menengah atas kemudian bekerja
sebagai penyiar radio di kotanya, Semarang . Lima tahun bosan, dia keluar
untuk menceburkan diri ke pendidikan pramugari udara. Kebetulan dia
ketemu dengan kawan kelas 5 SD bernama Sunarti. Namun, sayang ia
ditolak perusahaan penerbangan tersebut untuk menjadi pramugari dengan
ditukar menjadi wartawan mingguan. Untuk itu, ia harus menjalani tes
kesehatan. Ditunggunya hasil tes tersebut, dia tetap mengudara di radio
walaupun sudah meminta keluar. Kemudian Sri pergi ke dokter kenalan
ayahnya di kota Semarang, namanya dr. Martono. Dokter menyarankan dia
berobat sungguh-sungguh berhubung penyakitnya masih gejala dan
memintanya pindah ke kota yang lebih sejuk. Sri putuskan untuk pindah ke
Salatiga dengan pertimbangan yang matang. Masih sebagai penyiar yang
berstatus pegawai negeri, dia hanya wajib membayar sebagian biaya
pengobatan dan penginapan. Kebetulan bertemu dengan Yus, teman
kakaknya. Selama sembilan minggu dia di penginapan, Sri pun diizinkan
pulang. Bulan depan, Sri pergi ke Jakarta untuk bekerja sebagai penyiar
radio. Dia menginap di rumah pamannya. Suatu saat, Sri melihat mobil jip
angkutan udara berhenti di depan rumah pamannya, ternyata ada Sunarti,
dan kedua temannya, Mokar dan Saputro. Dia dianggap hebat oleh Narti
karena keahliannya, sambil melepaskan rindu dengan bercerita. Mereka
berjanji akan nonton bareng di kala tiada kesibukkannya masing-masing.
Dia mengiyakan karena mudah untuk mengatur jadwal dinas penyiar
dengan latihan menari, dan dimaklumi oleh atasan Sri. Selama di sanggar
tari, dia mencintai Basir yang bertepuk sebelah tangan karena kriteria
idaman Basir tidak ada sedikitpun pada dirinya. Di tempat kerjanya, Sri
dikucilkan teman-temannya. Belum sempat memikirkan kesalahannya,
kakaknya yang di Semarang mengabarkan berita duka kematian ibunya
karena serangan jantung. Langsung saja sorenya, Sri, Sutopo, serta
pamannya pergi ke Semarang. Dia mencoba tegar menghadapi semua ini.
Tiga hari kemudian, mereka kembali ke Jakarta. Sri meneruskan
rutinitasnya sebagai penyiar radio dan latihan menari. Tak lama, Sri
diundang menari di istana. Sekembalinya dari istana, suasana kantor
memanas akibat cibiran rekan sekerjanya bahwa dia dianggap sebagai
wanita panggilan bagi pejabat istana.

Suatu sore, Yus datang ke Jakarta menemuinya. Malam hari, mereka


keluar makan. Di tengah pembicaraan makan malam, Yus mengungkapkan
cintanya dan ingin menikahinya. Namun, ditolak Sri karena dia belum ingin
menikah dalam waktu dekat. Seselesainya, mereka kembali ke rumah
pamannya dengan becak. Yus mengantarnya sampai di depan pintu dan
Yus langsung menarik tangannya sambil dipeluk dan dicium. Dia marah
dan berjanji tidak pernah menemui Yus lagi. Itulah ciuman pertama Sri.

Sri sering menari di istana. Suatu hari, Sri mengunjungi rumah Sutopo,
kakaknya. Di sana ada teman Sutopo berkebangsaan Amerika yang
kemudian dikenalkan Sutopo padanya. Carl namanya, orang kaya yang
berniat membeli lukisan Sutopo. Suatu pagi, dia pergi ke Kedutaan
Perancis menuju bagian penerjemahan untuk menanyakan ucapan sebuah
nama lagu yang tidak dia kenal. Kemudian, dia dititipi kartu nama Charles
Vincent, orang yang begitu mencintainya. Pada malam kesenian Kongres
Pemuda se-Asia, Sri diminta menari oleh pimpinan seni tari. Kebetulan,
Saputro, temannya Sunarti, yang dulu pernah berkenalan dengannya juga
hadir. Saputro kagum akan keahliannya menari. Kemudian, Saputro
sebagai mengajak Sri keluar rumah untuk nonton atau makan. Mereka
saling mencintai. Namun, karena Saputro sebagi pilot, maka acara-acara
mereka sering dibatalkan. Awalnya, Sri memang dinomorduakan, tapi
akhirnya Sri sadar profesi kekasihnya. Suatu hari, Saputro harus terbang
ke Eropa selama tiga bulan. Dia pun merindukaannya. Sampai kedatangan
Saputro, mereka tidak bisa menahan rasa rindu yang terpendam, malam
itu juga, Sri menyerahkan keperawanannya kepada Saputro. Esoknya,
Saputro membawakan gelang emas dan cincin bermata berlian untuk Sri
sebagai tanda pertunangan. Dia pun mempersiapkan segala
pernikahannya. Enam minggu usai pernikahan, Saputro harus kembali
terbang ke Malang untuk beberapa hari. Kemudian, Saputro kembali ke
Jakarta dengan menumpang pesawat lain dan menggantikan Nyoman,
teman kerjanya yang sakit menuju Halim untuk mengambil pesawatnya.
Paginya, di tempat dinas Sri, ada seorang berpakaian seragam angkatan
udara yang mengabarkan bahwa Saputro telah gugur karena pesawatnya
jatuh di Bandung setelah jam delapan dua belas menit terbang dari Malang
bersama Kapten Suwarno melalui Semarang. Sri tidak terima atas
kematian Saputro. Esok hari, dia dan pamannya menuju Bandung untuk
melihat prosesi pemakaman Saputro. Kemudian, mereka menuju
Semarang menemui ibu, ayah, dan keluarga Saputro yang telah
menunggu.

Esoknya, Sri kembali ke Jakarta untuk bekerja. Seminggu kemudian dia


mengajukan cuti tanpa dibayar selama lima bulan yang dikabulkan
atasannya. Sri berencana menenangkan diri setelah kematian Saputro
menuju Yogya di rumah temannya Sutopo. Rencananya berhasil, Sri
ditemani Nyoman menuju Yogya du a hari lagi. Nyoman bertanggungjawab
atas kematian Saputro. Kebetulan, Carl minggu depan berencana menuju
Yogya dan Carl mengajak Sri bareng, namun ditolaknya karena Sri akan
diantar oleh Nyoman. Setibanya di Yogya, dia menghabiskan waktunya
dengan Carl. Carl mengungkapkan isi hatinya dan berniat menikahinya,
namun diragukan oleh Sri karena Carl menyombongkan hartanya dan
terlalu berbeda gaya hidup dengan Sri.

Sepuluh bulan kemudian, dia memilih dengan Charles Vincent, tapi ditolak
Sutopo karena Sri belum terlalu mengenal Charles. Ternyata benar,
Charles selalu mencemoohkan Sri, Charles terlalu egois. Otoriter, dan
terlalu banyak ikut campur dalam urusan rumah tangganya. Sampai ketika
usia anak mereka dua tahun. Suatu waktu Charles mengajukan cuti
panjang untuk berlibur di Jakarta karena sebelumnya mereka tinggal di
Jepang. Kemudian, mereka melanjutkan liburannya ke Marseille, Perancis.
Setelah itu, Charles berlibur sendirian ke India dengan pesawat, sedngkan
Sri ditinggalkan di Saigon, Vietnam bersama anaknya dengan kapal pesiar.

Di kapal itulah cinta terlarang Sri dengan seorang komandan kapal yang
sudah beristri dan mempunyai dua orang anak dimulai, komandan tersebut
bernama Michel, Michel adalah seorang laki-laki yang telah dikecewakan
oleh istrinya Nicole, sebelum Michel menikah dengan Nicole yang
sekarang menjadi istrinya, tidak ada sedikitpun rasa cinta dalam diri Michel,
karena Michel merasa bahwa karakter yang terdapat dalam diri Nicole tidak
sedikitpun menggambarkan wanita impiannya, Nicole berumur lima tahun
lebih tua dari Michel. Michel menikahi Nicole karena ibu Michel sendiri
yang menginginkan pernikahan itu terjadi, karena ibu Michel sudah
mengetahui gaca pacaran Michel dan Nicole.

Sri yang selama ini tidak merasakan kebahagiaan dari suaminya, dia
merasa ada suatu getaran yang amat sangat mendalam ketika bertemu
dengan komandan kapal, Karena kekuatan akan ketenangan, kenyamanan
dan kelembutan ketika Sri berada di samping Michel. Sri melakukan
hubungan badan dengan Michel sebelum Sri mengetahui siapa nama
orang yang sudah tidur bersama dirinya. dikarenakan ketampanan,
kegagahan dan kelembutan dari sosok Michel. Michel pun merasakan
bahwa Sri adalah wanita yang selama ini dicarinya karena keibuannya,
kelembutannya, keramahannya dan kemanisannya. Kekaguman Michel
kepada Sri bertambah ketika Sri menari tarian Jawa di pesta yang
diadakan oleh para pengelola kapal, bukan hanya Michel saja yang
terkagum, seluruh awak kapal pun merasa tersanjung atas kepiawaian Sri
dalam menarikan tarian Jawa, meskipun Sri menari dengan pakaian tari
yang tidak lengkap, karena Charles suaminya selalu melarang Sri untuk
melakukan kegiatan yang berunsurkan budaya timur (Indonesia). Selama
perjalanan mulai dari Saigon sampai Marseille, Sri merasa dirinya telah
menemukan kebahagiaan yang selama ini dia harapkan dari sesosok
suaminya. Namun sayang orang yang bisa menenangkan hatinya itu
adalah kekasihnya, bukan suaminya. Malam itu adalah malam perpisahan
Sri dengan Michel. Sri dan Michel pun merasa tidak percaya akan adanya
perpisahan yang akan mereka alami besok. Karena ketidakrelaan Michel
untuk melepaskan kekasihnya itu, maka Michel memutuskan untuk tidak
melihat Sri turun dari kapal meninggalkan dirinya, apalagi ketika melihat Sri
dijemput oleh suaminya, Charles. Dan akhirnya mereka berpisah.

Sri dan Charles meneruskan liburannya di Perancis, seperti biasanya,


Charles tidak memperdulikan Sri sebagai istrinya, selama liburan Sri hanya
diperlakukan sebagai kacungnya, tanpa memikirkan bagaimana
perasaannya. Setelah pertengahan musim gugur, mereka kembali ke
Kobe, Jepang, sesampainya mereka di Kobe, Sri mendapatkan surat dari
Michel, di mana surat yang sudah datang dari dua minggu yang lalu
berisikan kabar bahwa ada kemungkinan buat Michel untuk membawa
kapal yang akan berlabuh di Jepang. Dengan susah payah Sri mencari
informasi melalui pegawai pelabuhan tentang kedatangan Michel di
Jepang. Akhirnya Sri mendapatkan informasi bahwa kapal yang akan
dibawa Michel akan datang dua bulan lagi. Sri selalu menunggu datangnya
bulan itu, untuk mengatasi kejenuhannya menunggu Michel yang akan
datang dua bulan lamanya, Sri menyibukkan diri untuk membantu dua
mahasiswa yang akan menyelenggarakan pengumpulan amal untuk panti
asuhan dengan pagelaran seni tari. Carl yang ketika Sri baru pulang dari
Prancis sudah ada di Jepang. Dia sedang melanjutkan studinya di Kobe .
Sekarang Carl sudah menikah dengan teman wanitanya semenjak kecil.
Namun ketika kehadiran Carl yang kedua kalinya dalam hidup Sri dan
mungkin dengan kondisi rumah tangga Sri saat itu, maka Sri merasakan
suatu getaran yang berbeda dari sebelumnya. Namun kekuatan getaran itu
tidak menggoyahkan hati Sri yang terlalu tegak oleh tongkat cinta yang
diberikan Michel kepadanya. Acara penggalangan amal pun dilaksanakan,
Charles dan Carl pun hadir pada acara tersebut. Carl adalah donatur yang
paling banyak menyumbangkan uangnya untuk anak-anak panti asuhan di
kota itu. Dengan berjalannya waktu, keadaan rumah tangganya semakin
tidak bersahabat, mungkin karena rasa kebencian dan kemuakan Sri
terhadap Charles yang semakin hari semakin menjadi-jadi. Dan akhirnya
waktu yang selama ini ditunggu di mana Michel berada di negara yang
sekarang dia tempati. Dua kali Sri mencari alasan kepada Charles agar dia
bisa bertemu dengan Michel. Hari pertama Sri menemui Michel dengan
alasan akan menonton pertunjukan seni tari. Dengan berat hati Charles
pun mengizinkan dan Sri pun pergi dari rumah sendirian dengan meminjam
mobil nyonya Darti, istri kepala konsul Indonesia . Mengingat
ketidaksenangan Charles terhadap pertunjukan seni. Sri pun berhasil
sampai di pelabuhan untuk menemui Michel walaupun sempat kucing-
kucingan dengan petugas pelabuhan, mengingat jabatan dari suami Sri
adalah sebagai wakil konsul Perancis, sehingga tidak sedikit dari para
karyawan kapal yang mengenal Charles dan Sri. Akhirnya mereka pun bisa
bertemu kembali dan mereka langsung masuk ke kamar untuk melepaskan
rasa rindu karena sudah lama tidak ketemu. Haripun sudah mulai gelap,
dan Sri pun meninggalkan kapal untuk bergegas pulang karena anaknya
sudah menunggu dia. Pada keesokan harinya Sri pun mencari alasan
kembali untuk bertemu dengan Michel. Mengingat hari itu adalah hari
terakhir Michel berada di Jepang karena dia berada di Jepang hanya dua
hari, dan Sri pun bertemu kembali dengan Michel. Hari itu Sri diajak Michel
menikah dan ikut bersama dirinya berlayar keliling dunia dan hidup bahagia
bersama Michel. Namun Sri menolak ajakan Michel dengan alasan di
antara mereka sudah mempunyai pasangan hidup masing-masing
walaupun kehidupan keluarga mereka tidak pernah diselimuti kebahagiaan
dan di antara mereka ada seorang anak yangn membutuhkan keduanya.
Seolah memberi harapan kepada Michel, Sri menyarankan kepada Michel
agar dia pindah kerja dari lautan ke daratan, Sri pun memberi tahu
rencananya yang akan pindah ke Paris karena tugas Charles pindah di
Paris. Dia akan tinggal di sana paling sedikit tiga tahun. Mereka pun
berpisah kembali walaupun dengan hati yang sangat-sangat berat. Michel
melanjutkan perjalanannya dan Sri pun melanjutkan hidupnya bersama
Charles dan putri cantiknya. Mengingat akan perkataan Sri yang akan
pindah ke Paris, Michel pun mempunyai rencana untuk pindah ke darat,
namun karena kecintaannya terhadap laut, dan dengan posisi Sri saat ini
masih menjadi seorang istri dari Charles, dia memutuskan untuk tidak
pindah pekerjaan dari laut ke darat. Selama dua hari Michel berlibur ke
Paris , ingat akan perkataan Sri yang rencanya pindah ke Paris , waktu
yang sigkat Michel gunakan untuk mengenal kota-kota paris dengan
harapan ketika Sri datang ke Paris , Michel akan mengajaknya mengelilingi
Paris .

Sri telah berkali-kali berselingkuh dengan Michel tanpa sepengetahuan


Charles, suaminya. Michel rupanya jatuh hati kepada Sri karena tarian Sri
sangat memukau. Sri merupakan satu-satunya penari di kapal pesiar di
mana Michel bekerja sebagai perwiranya. Suasana yang tampak begitu
romantis terlihat saat Sri dan Michel saling berkecupan. Malam harinya,
Michel sengaja mengajak Sri untuk ke kamar tidurnya yang sekaligus
berfungsi sebagai ruang kerja. Michel pun tak tahan dengan Sri yang
begitu memikat hatinya., walaupun Michel telah berkeluarga. Hubungan
intim pun terjadi. Hal tersebut mereka lakukan hanya jika Michel tidak
sedang bertugas. Beberapa bulan kemudian, Sri memutuskan untuk
berhenti menari di kapal pesiar tersebut lantaran kangen akan keadaan
suaminya yan selalu melukai dirinya. Seperti biasa, Sri dengan Charles
seperti tiada hubungan perkawinan karena Charles memang sibuk dan
memperlakukan Sri bukan sebagai seorang istri. Sri pun mulai jenuh dan
selalu membantah apa yang dikatakan suaminya. Sewaktu-waktu, Sri
kangen akan keromantisan Michel, hingga tak bisa melupakannya.
Beberapa bulan menunggu pendaratan Michel, Sri menjumpai Michel di
dermaga tepat pada saat kapal pesiar tersebut merapat ke pelabuhan
Marseille, Perancis. Seperti dulu, Michel pun mengajak Sri untuk ke
ruangan kerja untuk bercumbuan. Hari berlalu, Michel kembali melaut
sedangkan Sri tinggal bersama Charles. Keinginan Sri untuk berlibur di
Eropa tidak dikabulkan suaminya. Maka dengan nekatny, Sri membawa
anaknya hasil perkawinan dengan Charles menuju London di mana Sri
bertemu dengan teman-teman lamanya. Selama di London, Sri banyak
menceritakan kisah hidupnya kepada mereka. Beberapa minggu
kemudian, Sri dan anaknya kembali menemui Charles di Marseille. Selama
di Marseille, tak ubahnya seperti dulu, Charles tetap memperlakukan Sri
bukan seperti istrinya dan Sri pun terkadang kangen akan keromantisan si
perwira tersebut. Beberapa bulan kemudian, Sri bertemu Michel saat
pendaratan kapal pesiar tersebut di pelabuhan Marseille. Seperti dulu,
Michel mengajak Sri menuju ruang kerjanya untuk memuaskan rasa nafsu
birahinya. Hari pun berlalu, Michel kembali melaut. Kali ini Sri ikut dengan
Michel menuju negeri sakura, tepatnya di Kobe . Di Kobe, Sri bertemu
dengan teman-temannya. Beberapa minggu di Kobe , mereka mendengar
kabar duka dari Bali , Indonesia , bahwa telah terjadi gempa bumi. untuk
itu, mereka pun menggelar pentas amal dengan menyuguhkan pentas
tarian Indonesia dan pelelangan lukisan. Kebetulan, Sri bertemu dengan
kawan lama yang sempat dicintainya, yaitu Carl dan Sutopo. Mereka
bangga akan kerja keras Sri itu. Beberapa hari kemudian, Sri pulang ke
Marseille dengan menumpang kapal pesiar yang biasanya. Kali ini, Sri
yang m nenemui Michel ke ruang kerjanya, namun sebelum masuk
terdengar suara seorang wanita di ruang kerja Michel. Saat pintu dibuka,
ternyata benar, ada seorang wanita yang sedang membicarakan sesuatu
dengan Michel. Sri kaget dan langsung keluar menuju geladak karena ada
rasa tersakiti. Hal tersebut diketahui Michel dan ia pun berusaha mengejar
Sri dan saat bertemu, ia membujuk Sri untuk mendengarkan hal yang
sebenarnya dan mendorong Sri untuk menuju kamar kerjanya bahwa yang
dikatakan Michel itu benar, dia tidak berselingkuh dengan wanita itu. Sri
percaya dengannya. Seperti biasa, Michel melepaskan hawa nafsunya
untuk berhubungan intim dengan Sri sekaligus melepaskan rasa kangen
dengan Sri. Sesampainya di Marseille, kelakuan Sri dengan Charles sudah
jauh berbeda. Sri berusaha untuk lepas dari ikatan perkawinan dengan
Charles, namun Charles keberatan sambil membujuk Sri untuk memaafkan
suaminya. Sri mulai berbalas-balan surat lewat telegram untuk
melenyapkan kangennya dengan Michel. Seperti itulah kehidupan Sri
dengan Michel, tanpa ujung kisahnya.

Pembahasan
1. Identitas pengarang
Nama Nh. Dini merupakan singkatan dari Nurhayati Srihardini. Nh. Dini
dilahirkan pada tanggal 29 Februari 1936 di Semarang, Jawa Tengah. Ia
adalah anak kelima (bungsu) dari empat bersaudara. Ayahnya,
Salyowijoyo, seorang pegawai perusahaan kereta api. Ibunya bernama
Kusaminah. Bakat menulisnya tampak sejak berusia sembilan tahun. Pada
usia itu ia telah menulis karangan yang berjudul “Merdeka dan Merah
Putih”. Tulisan itu dianggap membahayakan Belanda sehingga ayahnya
harus berurusan dengan Belanda. Namun, setelah mengetahui penulisnya
anak-anak, Belanda mengalah. Dini bercita-cita menjadi dokter hewan.
Namun, ia tidak dapat mewujudkan cita-cita itu karena orang tuanya tidak
mampu membiayainya. Ia hanya dapat mencapai pendidikannya sampai
sekolah menengah atas jurusan sastra. Ia mengikuti kursus B1 jurusan
sejarah (1957). Di samping itu, ia menambah pengetahuan bidang lain,
yaitu menari Jawa dan memainkan gamelan. Meskipun demikian, ia lebih
berkonsentrasi pada kegiatan menulis. Hasil karyanya yang berupa puisi
dan cerpen dimuat dalam majalah Budaya dan Gadjah Mada di Yogyakarta
(1952), majalah Mimbar Indonesia, dan lembar kebudayaan Siasat. Pada
tahun 1955 ia memenangkan sayembara penulisan naskah sandiwara
radio dalam Festival Sandiwara Radio di seluruh Jawa Tengah.

2. Unsur intrinsik

a. Tema :
Sri yang mencoba mencari kekasih hati yang sesungguhnya lewat
perselingkuhan dengan beberapa laki-laki lain.

b. Alur :

•Pengenalan masalah

Ketika umur Sri tiga belas tahun saat itu pula ayahnya meniggal. Beberapa
tahun kemudian, ibunya mengalami serangan jantung yan akhirnya
meninggal juga.

•Pemuncakan masalah

Ketika Sri merasakan ciuman pertama dari Yus, teman kakaknya, sejak
saat itu, Sri berjanji untuk tidak bertemu Yus

•Permasalahan

Enam minngu setelah Sri dan Saputro menikah, Saputro harus kembali
terbang menuju Malang. Namun, Saputro gugur di Bandung karena
jatuhnya pesawat yang dikendalinya. Kemudian, saat Carl hendak
menikahinya, Sri menolak karena ketidaksiapan Sri dalam waktu dekat.
Selanjutnya, selama pernikahannya dengan Charles, Sri tidak dianggapnya
sebagai istri. Mulai dari situ, Sri menari di kapal pesiar di mana Michel
sebagai perwiranya. Sri pun berselingkuh dengan Michel berulang-ulang
tanpa sepengetahuan Charles, suaminya.

• Anti klimaks

Sri benar-benar sudah berselingkuh dengan Michel tanpa sepengetahuan


suaminya, Michel. Bahkan sudah berkali-kali Sri berhubungan badan
dengan Michel. Dan Sri selalu mengirimi Michel surat. Michel pun
mengirimi Sri surat.

•Akhiran masalah

Tiada yang tahu akhir kisah cinta Sri dengan Michel di kapal pesiar
tersebut.

c. Gaya bahasa :
Pengarang telah menampilkan gaya bahasa yang blak-blakkan kepada
pembaca, ditambah lagi dengan kerunutan cerita yang pas dan terkesan
santai untuk dibaca.

d. Penokohan :

Sri : keras kepala, tidak mau mendengarkan nasehat kakaknya, Sutopo;


sabar, sabar dalam menghadapi masalah; tegar, dalam menghadapi hidup
yang demikian ruwetnya.

Michel : penyayang, bisa menyayangi Sri dengan sepenuh hati.

Saputro : penanggung jawab, walaupun dia telah menghamili Sri di luar


nikah, namun dia tetap menikahi Sri; penyayang, walaupun profesinya
terbilang cukup berat, namun dia tetap menyayangi Sri apa adanya.

Charles : pemarah, suka memperlakukan Sri dengan kasar; pelit, tidak mau
membelikan Sri pakaian tebal padahal cuaca di Jepang cukup dingin;
egois, maunya menang sendiri dan terbukti Sri ditinggalkan berdua dengan
anaknya di Saigon, Vietnam, padahal dia pergi sendirian ke India.
REPORT THIS AD

Sutopo : perhatian, penuh perhatian terhadap Sri, adiknya, agar Sri tidak
salah langkah; suka menasehati, dia menasehati Sri untuk tidak menikah
dengan Charles, tapi Sri tidak mau mendengarnya, yang ternyata
perkataan Sutopo itu benar adanya.
Carl : sedikit sombong, suka memamerkan kekayaan kepada Sri calon
isterinya, namun Sri dengan tegas menolaknya dengan alasan
kedombongannya.

e. Setting / latar :

•Kapal pesiar
•Marceille, Perancis
•Yokohama, Jepang
•Kobe, Jepang
•rumah paman Sri
•Semarang
•Salatiga
•Jakarta
•tempat siaran radio
•sanggar tari peninggalan ayah Sri

f. Sudut pandang:
Orang pertama; karena dalam cerita, pengarang bertindak sebagai tokoh
utama.

g. Amanat :

•Manusia harus selalu sabar dalam menghadapi semua masalah


kehidupan. Sri berusaha sabar menghadapi suaminya yang terlalu egois.

•Harus mau menerima nasihat dari orang – orang terdekat. Sri terlanjur
menolak nasehat Sutopo, kakaknya, dan Sri harus menerima keputusan
yang telah diambilnya dengan dinikahi oleh Charles yang ternyata
kehidupannya begitu pahit.

•Harus bertanggung jawab dengan langkah yang telah diambil. Saputro


telah berhubungan badan dengan Sri sebelum Sri menikah dengan
Charles, maka dari itu Saputro bersedia menikahi Sri dengan terlebih
dahulu Saputro membawakan gelang emas dan cincin bermata berlian
untuk Sri sebagai tanda pertunangan.

•Ambillah keputusan dengan pertimbangan yang matang. Sri telah


menolak untuk dijadikan isteri oleh Carl karena Carl menurut Sri terlalu
sombong dan memiliki gaya hidup yang berbeda dengannya.

•Selingkuh bukan merupakan sarana yang tepat untuk meluapkan rasa


kerinduan yang terpendam.
3. Kelebihan & kelemahan

Hal yang paling terasa saat membaca novel ini adalah kelebihan penulis
yang begitu blak-blakkan mengungkapkan jalannya cerita. Kemudian,
terdapat diksi yang terasa aneh untuk pembaca masa kini dan tata bahasa
yang jarang didengar, seperti kakakku perempuan. Peresensi juga
dipermudah untuk membandingkan unsur budaya Timur dengan Barat
yang terasa perbedaannya, seperti hal perzinahan yang merupakan hal
yang wajar bagi budaya Barat, namun tidak demikian dengan budaya
Timur. Mungkin, novel ini bisa menginspirasi kaum wanita untuk tidak
terjebak dalam perselingkuhan apalagi perzinahan. Dan untuk kaum pria,
novel ini bisa dijadikan tempat untuk mengevaluasi diri supaya tidak
membuat istri kesal.

Peresensi belum menemukan banyak keunggulan dari novel karangan NH


Dini ini, yang ada malah menemukan beberapa kelemahan. Salah satu
kelemahan yang saya rasakan adalah pelannya jalan cerita. Yang saya
rasakan setelah baca beberapa bab dari buku ini adalah betapa banyaknya
masalah yang akan kami lewati dalam hidup ini, dan yang lebih penting,
betapa besar kasih sayang orang tua (terutama ibu) walaupun mereka
terlihat cuek dan tidak peduli kepada anak-anaknya.Ceritanya terlalu
vulgar, contohnya meraba dada perempuan. Pemakaian kalimat tidak
efektif.Beberapa kata tidak baku, missal : tilpon, tilgram, napsu, pasip,
kerasan, Sopir, dan Eropah.

Penutup
1. Kesimpulan

Pada sebuah kapal adalah salah satu novel Nh. Dini yang sangat menarik
perhatian para pengamat sastra karena keistimewaan penggunaan sudut
pandang. pengarang secara bersama sama menggunakan sudut pandang
akuan sertaan tetapi berbeda tokoh yang membawakan cerita. metode
yang bercerita yang baru inilah yang membuat diskusi novel ini marak.

2. Saran

Anda mungkin juga menyukai