Panic buying adalah sebuah situasi dimana orang orang membeli sebuah
komoditas atau produk tertentu dalam jumlah besar yang diakibatkan oleh rasa
takut akan kenaikan harga atau kekuranga stok dalam waktu dekat (amalam.com).
Di tengah kondisi seperti ini banyak orang panik karena akan ada wabah yang
menyerang sehigga takut akan kehilangan atau kehabisan barang barang yang
dianggap vital seperti makanan. Barang barang di supermarket biasanya menjadi
sasaran dan biasanya barang barang ini bisa habis stoknya karena di borong oleh
pelaku panic buying untuk persedian beberapa hari atau bahakan beberapa bulan
kedepan. Berjaga jaga karena ketakutan kehabisan barang tersebut.
Seperti yang di lansir oleh (sehatq.com) panic buying dalam situasi pandemi
seperti ini disebabkan oleh:
Merunut Dr.M Grohol, Psy.D sebagai editor in chief Psych Central dikarenakan
oleh adanya penularan emosi. Jika di supermarket terdapat beberapa pembeli dan
terdapat salah satu pembeli yang panic buying yaitu dengan membeli barang
dengan cara di borong maka pembeli yang lain juga ikut melaukan hal serupa
karena ketularan panic seperti apa yang dicontohkan pembeli yang awalnya panic.
Dan akhirnya kondisi ini diperparah karena ada yang mengupload di sosial media
karena lewat media sosial informasi berjalan sangat cepat yang memungkinkan
hal panik tersebut juga dilakukan oleh orang lain juga. Tentunya hal ini tidak logis
untuk dilakukan sebab orang lain akan terkena imbasnya dari panic buying
tersebut, orang lain bisa tidak kebagian barang atau bahan pangan dalam situasi
seperti ini jika banyak orang yang menimbun.
Orang yang panic buying melakukan panic buying karena ingin memperkecil
resiko yang menurut mereka mungkin akan kehabisan makanan. Resiko akan
berkurang jika membeli kebutuhan atau barang barang tersebut jika ditimbun
duluan agar dapat digunakan di hari hari selanjutmya. Melakukan hal tersebut
untuk menghindari penderitaan saat kondisi pandemi seperti ini. Penderitaan
tersebut bukan merupakan yang telah terjadi namun masih dalam bayangan
semata. Setiap individu mempunyai tenggang rasa yang berbeda, melakukan
panic buying untuk menenagkan diri.
Syafira, I. (n.d.). Coronavirus: Belanja dengan Bijak dan Hindari Panic Buying.
Retrieved 05 01, 2020, from www.amalan.com:
https://www.amalan.com/id/blog/coronavirus-belanja-dengan-bijak-dan-
hindari-panic-buying