NIM : 191133638
Mata Kuliah : Perilaku Konsumen
Program Study : Kewirausahaan
Dosen Pengampu : BAHRI, S.E., M.M
PANIC BUYING
Panic buying adalah sebuah situasi di mana banyak orang tiba-tiba membeli makanan, bahan bakar, dll
sebanyak mungkin karena mereka khawatir akan sesuatu yang buruk yang mungkin terjadi.
Serta jenis perilaku yang ditandai dengan peningkatan cepat dalam volume pembelian, biasanya
menyebabkan harga suatu barang atau keamanan meningkat.
Panic buying dapat terjadi ketika konsumen membeli sejumlah besar produk untuk mengantisipasi, atau
setelah bencana atau untuk mengantisipasi kenaikan atau kekurangan harga yang besar. Panic buying
sering dikaitkan dengan keserakahan dapat dikontraskan dengan panic selling yang dikaitkan dengan
ketakutan.
1. Rasa takut
Pada dasarnya, manusia memang sangat sensitif dan reaktif terhadap rangsangan yang berupa ancaman.
Dan begitulah, ancamannya sekarang seakan tak kasatmata, tak terlihat. Rasa takutnya semakin menjadi-
jadi..
2. Dipengaruhi oleh tindakan orang lain
Manusia bertindak semata-mata bukan karena keinginan sendiri, kadang. Ketika orang lain
melakukannya, maka kita pun cenderung untuk juga melakukan hal yang sama. Alasannya sih bermacam-
macam, kadang ya rada nggak masuk akal juga. Inget kan, gejala FOMO–alias fear of missing out?
Begitu juga panic buying. Karena melihat orang lain melakukannya, maka kita pun cenderung untuk ikut
juga melakukannya. Ditambah rasa takut terhadap ancaman, lengkaplah sudah motivasi kita untuk panic
buying.
3. Kurangnya pengendalian diri
yang dipicu lantaran rasa takut dan kecemasan berlebihan, yang timbul lantaran rasa terancam.Membeli
banyak barang akhirnya membuat kita bisa mengatasi kecemasan dalam jangka pendek. Dengan
melakukan panic buying, kita jadi merasa bisa mengendalikan situasi, merasa tenang karena memiliki
barang-barang yang dibutuhkan untuk hidup.
Setelah melihat dan mengetahui penyebab panic buying ini, lantas apa yang bisa kita lakukan untuk
mengatasinya? Karena, kalau dibiarkan saja, panic buying ini enggak hanya merugikan diri sendiri–
karena lantas belanja kalap tanpa sasaran–tetapi juga merugikan orang lain, bahkan Negara
1. https://diskartes.com/2020/05/mengatasi-panic-buying/
2. https://www.wartaekonomi.co.id/read280798/apa-itu-panic-buying