MASALAH GIZI
DISUSUN OLEH:
NIM : F201901133
KELAS : C3 FARMASI
PROGRAM S1 FARMASI
KENDARI
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Masalah gizi di Indonesia dan di negara berkembang pada umumnya masih didominasi oleh
masalah Kurang Energi Protein (KEP), masalah Anemia Besi, masalah Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY), masalah Kurang Vitamin A (KVA) dan masalah obesitas
terutama di kota-kota besar. Pada Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi tahun 1993, telah
terungkap bahwa Indonesia mengalami masalah gizi yang artinya sementara masalah gizi
kurang belum dapat diatasi secara menyeluruh, udah muncul masalah baru, yaitu berupa gizi
lebih.
Disamping masalah tersebut di atas, diduga ada masalah gizi mikro lainnya sepeni defisiensi
Zink yang sampai saat ini belum terungkapkan, karena adanya keterbatasan Iptek Gizi.
Secara umum masalah gizi di Indonesia, terutama KEP, masih lebih tinggi daripada negara
ASEAN lainnya.
Pada tahun 1995 sekitar 35,4% anak balita di Indonesia menderita KEP (persen median berat
menurut umur <80%). Pada tahun 1997, berdasarkan pemantauan status gizi (PSG) yang
dilakukan oleh Direktorat Bina Gizi Masyarakat, prevalensi KEP ini turun menjadi 23,1%.
Keadaan itu tidak dapat bertahan yaitu pada saat Indonesia mengalami krisis moneter yang
berakibat pada krisis ekonomi yang berkepanjangan. Pada tahun 1998, prevalensi KEP
meningkat kembali menjadi 39,8%. Demikan pula masalah KVA yang diperkirakan akan
meningkat karena masa krisis ekonomi yang berkepanjangan.
I.3 TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut I Dewa Nyoman Supariasa (2002:2) bahwa masalah gizi adalah suatu penyakit yang
timbul karena tidak seimbangnya berbagai faktor, baik dari sumber penyakit (agens), pejamu
(host) dan lingkungan (environment). Hal itu juga disebut dengan istilah penyebab majemuk
(multiple causation of diseases) sebagai lawan dari penyebab tunggal (single caucation).
Beberapa contoh mengenai agens, pejamu, dan lingkungan akan diuraikan dibawah ini.
Faktor sumber penyakit dapat dibagi menjadi delapan unsure, yaitu unsure gizi, kimia dari
luar, kimia dari dalam, faktor fiaali/fisiologis, genetic, psikis, tenaga dan kekuatan fisik, dan
biologi/parasit.
1. Gizi
Unsur gizi sering diakibatkan oleh defisiensi zat gizi dan beberapa toksin yang dihasilkan
oleh beberapa bahan makanan, disamping akibat kelebihan zat gizi. Pada tabel dibawah ini
beberapa penyakit yang diakibatkan oleh kekurangan dan kelebihan zat gizi tertentu :
No
Penyakit
Penyebab
1.
2.
3.
4.
5.
Anemia gizi
Skorbut (Sariawan)
Gondok
Kanker hati
- Kekurangan protein, vitamin C, asam folat, vitamin B12, zat besi (Fe)
- Kekurangan vitamin C
- Kekurangan yodium
- Toksin yang ada dalam makanan seperti aflatoksin pada kacang-kacangan, dan sebagainya
Penyakit dapat muncul karena zat kimia dari luar seperti obat-obatan, bahan kimia yang
terdapat dalam bahan makanan, penambahan zat aditif dalam makanan yang berlebihan.
Agens yang berasal dari kimia dari dalam yang dihubungkan dengan metabolisme dalam
tubuh seperti system hormonal (hormone tiroksin), kelebihan lemak, dan sebagainya.
4. Faktor faali
Faktor faali dalam kondisi tertentu, seperti pada saat kehamilan, eklamsia pada waktu
melahirkan dengan tanda-tanda bengkak atau kejang.
5. Genetis
Beberapa penyakit yang disebabkan karena faktor genetis seperti diabetes mellitus, (kencing
manis), kepala besar terdapat pada orang mongolid, buta warna, hemofili dan albino.
6. Faktor psikis
Faktor psikis yang menimbulkan penyakit adalah tekanan darah tinggi dan tukak lambung
yang disebabkan oleh perasaan tegang (stress)
Sinar matahari, sinar radioaktif, dan lain-lain merupakan faktor tenaga dan kekuatan fisik
yang dapat menimbulkan penyakit.
Faktor biologis dan parasit (metazoa, bakteri, jamur) dapat menyebabkan penyakit gizi atau
infeksi.
2. lingkungan biologis :
penyakit.
c. Hewan : sumber makanan, juga dapat sebagai tempat munculnya sumber penyakit.
kurang disbanding dengan golongan ekonomi menengah ke atas. Sebaliknya, pada golongan
yang terakhir insidensi penyakit kardiovaskuler cenderung meningkat.
Menurut Idrus dan Gatot Kunanto (1990:19) bahwa ada beberapa istilah yang berhubungan
dengan status gizi. Istilah-istilah tersebut akan diuraikan sebagai berikut :
Gizi (Nutrition)
Gizi adalah suatu proses organism menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal
melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolism, dan pengeluaran zat-
zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal
dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Keadaan Gizi
Keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan
zat-zat gizi tersebut, atau keadaan fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi dalam seluler
tubuh.
Ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variable tertentu, atau perwujudan dari
nutriture dalam bentuk variable tertentu. Contoh : gondok endemic merupakan keadaan tidak
seimbangnya pemasukan dan pengeluaran yodium dalam tubuh.
Keadaan patologis akibat kekurangan atau kelebihan secara relative maupun absolute satu
atau lebih zat gizi.
1. Under nutrition yaitu kekurangan konsumsi pangan secara relative atau absolute
Kurang energi protein (KEP) adalah seseorang yang kurang gizi yang disebabkan oleh
rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanansehari-hari dan atau gangguan
penyakit tertentu. Anak disebut KEP apabila berat badannya kurang dari 80% indeks berat
badan menurut umur (BB/U) baku WHO-NCHS. Kep merupakan difisiensi gizi (energi dan
protein) yang peling berat dan meluas terutama pada balita. Pada umumnya penderita KEP
berasal dari keluarga yang berpenghasilan rendah.
Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi 4 penilaian yaitu
antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Masing-masing penilaian tersebut akan dibahas
secara umum sebagai berikut :
1. Antropometri
Secara umum antropomerti artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi,
maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan
komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri secara umum
digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan
ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan
jumlah air dalam tubuh.
2. Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat.
Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan
ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (supervicial epithelial
tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan
permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Penggunaan metode ini umumnya untuk survey
klinis secara cepat (rapid clinical surveys). Survey ini dirancang untuk mendeteksi secara
cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu
digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan
fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit.
3. Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan specimen yang diuji secara
laboratories yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang
digunakan antara lain : darah, urine, tinja, dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan
otot. Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi
malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan
kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.
4. Biofisik
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat
kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan.
Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemic
(epidemic of night blindness). Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.
Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi 3 yaitu survey konsumsi
makanan, statistic vital dan faktor ekologi. Pengertian dan penggunaan metode akan
diuraikan sebagai berikut :
Survey konsumsi makanan adalah netode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan
melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Pengumpulan data konsumsi makanan
dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga,
dan individu. Survey ini dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan zat gizi.
2. Statistik Vital
Pengukuran status gizi dengan statistic vital adalah dengan menganalisis data beberapa
statistic kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian
akibat penyebab tertentu dan data lainnyayang berhubungan dengan gizi. Penggunaannya
dipertimbangkan sebagai bagian dari indicator tidak langsung pengukuran status gizi
masyarakat.
3. Faktor Ekologi
Masalah gizi pada umumnya adalah masalah kesehatan masyarakat, dan penyebabnya
dipengaruhi oleh macam-macam factor. Gizi kurang muncul karena masalah pokok antara
lain kemiskinan, dan kurangnya pendidikan. Munculnya permasalahan gizi dapat dilihat dari
tidak seimbangnya antara pejamu, sumber penyakit, dan lingkungan.
Status gizi adalah perwujudan dari keadaan tubuh yang dipengaruhi oleh zat-zat gizi tertentu.
Pada dasarnya penilaian status gizi dapat dibagi menjadi dua, yaitu penilaian secara langsung
dan secaratidak langsung.