Anda di halaman 1dari 6

PROSIDING SEMINAR NASIONAL LP2M UNM - 2019

“Peran Penelitian dalam Menunjang Percepatan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”


ISBN: 978-623-7496-14-4

Sekolah Berasrama (Boarding School) dalam Pelaksanaan


Pendidikan Karakter di Kabupaten Jeneponto
Zainal Arifin, Sitti Muthmainnah, Nurhilaliyah
Universitas Negeri Makassar
Email: arifin.zainal1972@gmail.com

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk; 1) Untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan karakter pada
sekolah berasrama (boarding school) di Kabupaten Jeneponto, dan 2) Untuk mengetahui faktor
pendukung dan penghambat pelaksanaan pendidikan karakter pada sekolah berasrama (boarding school)
di Kabupaten Jeneponto. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan informan atau responden
sebanyak 10 orang terdiri dari kepala asrama, Pembina asrama, guru, dan siswa yang dipilih secara
purposive sampling. Keseluruhan data diperoleh dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan
dokumentasi, dianalisis menggunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; 1)
Pelaksanaan pendidikan karakter pada sekolah berasrama (boarding school) di Kabupaten Jeneponto
melalui; keteladanan, dialog/percakapan, dan pembiasaan, dan 2) Faktor pendukung pelaksanaan
pendidikan karakter pada sekolah berasrama (boarding school) di Kabupaten Jeneponto adalah
adat/kebiasaan dan pendidikan, sementara itu faktor penghambatnya meliputi; fasilitas dan peserta didik).

Kata kunci: Narkotika, psikotropika, wanita, dan perilaku menyimpang

Abstract. The research aimed to; 1) identify the boarding school in implementation of character
education in Jeneponto regency, and 2) identify the supporting factors and inhibitors factors boarding
scholl in implementation of character education in Jeneponto regency.The research was a descriptive
research with informants consisting of 10 head of the hostel, boarding supervisor, teacher, and student
taken purposive sampling. The data were collected through observation, interview, and documentation,
and analyzed using descriptive qualitative analysis. The result of the research showed that; 1) the
boarding school in implementation of character education in Jeneponto regency is exemplary,
dialogue/conversation, and habituation, 2) the supporting factors boarding scholl in implementation of
character education in Jeneponto regency is custom/habituation and education and meanwhile obstacle
factors that is facility and student.

Keyword: education character, boarding school, and student

PENDAHULUAN yang telah menitipkan putra-putrinya, di-harapkan


tidak lari dari tanggung jawab. Pengelola sekolah
Sekolah asrama (boarding school) adalah
berasrama harus tetap melibatkan peran serta
sebuah sekolah tingkat pra-universitas dimana
orangtua dalam tumbuh kembang anaknya di
sebagian besar atau seluruh siswa bermukim
asrama. Saat ini peran pen-didikan tidak untuk
selama masuk sekolah tersebut. Kata "asrama"
mentransfer pengetahuan saja, tetapi juga pem-
dipakai dalam pengartian "kamar dan papan"
bangunan karakter.
seperti halnya lobi dan hidangan. Sekolah-sekolah
Pendidikan adalah pondasi utama menuju
asrama juga dikenal dengan sebutan sekolah
gerbang kehidupan yang lebih baik. Pendidikan
persiapan universitas atau “kolese”, alias "sekolah
bagi bangsa indonesia yang sedang berkem-bang
persiapan". Beberapa sekolah asrama juga
saat ini merupakan kebutuhan mutlak yang harus
memiliki siswa-siswa yang menghadiri
ditingkatkan untuk kualitas hidup manusia
persekolahan yang kembali ke keluarga mereka
Indonesia, dimana iman dan takwa kepada Tuhan
pada sore hari. Sekolah berasrama atau boarding
Yang Maha Esa menjadi sumber motivasi
school kini banyak ber-tebaran di berbagai kota
kehidupan segala bidang. Setiap manusia
besar. Melalui sekolah berasrama tersebut, anak
mempunyai hak dalam menempuh pendidikan.
selama 24 jam sehari dan 7 jam se-minggu berada
Sebagaimana dengan program pemerintah wajib
di bawah pengawasan guru, pamong, dan
belajar sembilan tahun. Pemerintah dan
pengelola asrama sebagaimana layak memerankan
masyarakat harus saling berko-rdinasi dengan baik
orangtua dalam mengasuh dan men-didik anak.
demi sebuah tuju-an, yakni menjadi bangsa yang
Namun pada sisi lain diharapka pula
ber-kualitas tanpa intervensi dari bangsa lain.
kepada orangtua tak menyerahkan sepenuhnya
Setiap jenjang akan dilalui oleh setiap siswa,
perkembangan anaknya di sekolah berasrama.
seiring dengan hal ter-sebut perkembangan juga
Orangua jangan lepas tanggung jawab. Orangtua

887
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LP2M UNM - 2019
“Peran Penelitian dalam Menunjang Percepatan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”
ISBN: 978-623-7496-14-4

tidak luput dari kasat mata kita. Perkembangan 3. Tahap Akhir


merupakan suatu proses pertumbuhan dalam diri Tahap ini, semua data yang telah
setiap jiwa baik jasmani maupun rohani menuju terkumpul kemudian dianalisis serta dilakukan
tingkat ke-dewasaan atau kematangan. penarikan kesimpulan disusun menjadi laporan
Kehidupan asrama (boarding) memang (report) sebagai salah satu syarat untuk mem-
dirancang untuk mendorong tumbuhnya semangat peroleh pengakuan hasil penelitian (research
kebersamaan, kemandirian dan penguasaan ke- legal) pada Lembaga Penelitian Universitas Negeri
cakapan hidup (life-skills) secara konkrit. Melalui Makassar.
kehidupan berasrama, siswa dilatih untuk
C. Jenis dan Sumber Data
membangun disiplin, memiliki rasa tanggung
jawab dan kemampuan mengelola waktu, menata Jenis dan sumber data pada penelitian ini
diri sendiri, serta mengem-bangkan sifat menggunakan sumber data primer dan sekunder.
kepemimpinan dan semangat kepedulian terhadap Adapun teknik pengambilan informasi yang
orang lain maupun lingkungan sekitar. Siswa yang digunakan dalam peneltian ini yaitu, purposive
lebih dewasa dilatih untuk ikut membina siswa sampling didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang
yang lebih muda usia, mengatur jadwal bersama dipandang mem-punyai keterkaitan yang erat
dan menyusun kegiatan akhir pekan. dengan sasaran penelitian.
Program boarding school di Kabupaten Penentuan informan dalam penelitian ini
Jeneponto dalam pengem-bangan pendidikan menggunakan teknik purposive sampling dengan
karakter dilakukan melalui kegiatan pembelajaran, kriteria sebagai berikut :
kegiat-an rutin, kegiatan spontan, pembiasaan dan a. Sumber data primer adalah data yang
pengkondisian.Untuk kegiatan pembelajaran diperoleh secara langsung dari informan
pendidikan karakter ter-integrasi ke dalam setiap melalui teknik wawancara atau interview.
mata pel-ajaran. Implementasi pendidikan karakter Ada-pun informannya yaitu:
dalam aspek kerohanian di Kabupaten Jeneponto 1) Kepala Asrama
menerapkan ke-giatan berdoa sebelum belajar 2) Pembina Asrama
dengan membaca al-fatihah, doa sebelum bel-ajar, 3) Siswa Asrama
pembiasaan mengucap salam ketika bertemu b. Sumber data sekunder adalah data yang
dengan guru dan siswa, ceramah agama sehabis diperoleh yang sesuai dengan penelitian ini,
sholat magrib dan membaca al-quran serta yasinan yaitu. sumber data berupa dokumen, media,
setiap malam jumat dan melaksanakan sholat buku-buku, jurnal yang di-terbitkan dan arsip
berjamaah di masjid. maupun artikel lainnya.
METODE PENELITIAN D. Teknik Pengumpulan Data
A. Jenis dan Lokasi Penelitin 1. Observasi
Observasi merupakan peng-amatan
Lokasi penelitian ini adalah di Kabupaten
langsung ke objek penelitian untuk melihat dengan
Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan dengan
dekat kegiatan yang dilakukan dan mencatat
sasaran utama adalah sekolah-sekolah yang
peneliti-an secara sistematis terhadap gejala atau
menerapkan sistem sekolah berasrama (boarding
fenomena yang diteliti. Kegiatan observasi yang
school).
dilakukan oleh penulis pada saat penelitian
B. Tahap-Tahap Kegiatan Pene-litian berlangsung di sekolah berasrama (boarding
school) di Kabupaten Jeneponto.
1. Tahap pra penelitian
2. Interview/Wawancara
Pada tahap ini, penulis melaku-kan
Interview/wawancara merupa-kan
observasi terlebih dahulu sebelum melakukan
percakapan yang berlangsung se-cara sistematis
penelitian. Observasi ter-sebut dilakukan dengan
dan terorganisasi yang dilakukan oleh penulis
cara meng-amati kegiatan yang ada di sekolah
sebagai pewa-wancara (interviewer) dengan
berasrama (boarding school) di Kabupaten
sejum-lah orang sebagai responden atau yang
Jeneponto serta me-wawancarai pembina asrama
diwawancarai (interview) untuk mendapatkan
2. Tahap Penelitian
sejumlah informasi yang berhubungan dengan
Tahap ini penulis melakukan pengumpulan
masalah yang diteliti. Hasil percakapan tersebut di-
data berupa wawancara langsung maupun
catat atau direkam oleh pewawancara.
menggunakan teknik pengumpulan data yang lain
3. Dokumentasi
untuk di-jadikan acuan melakukan analisis data
Dokumentasi dalam pene-litian ini
dan penarikan kesimpulan.
berdasarkan data-data yang di-dapatkan berupa
data dari pembina asrama dan siswa yang tinggal

888
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LP2M UNM - 2019
“Peran Penelitian dalam Menunjang Percepatan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”
ISBN: 978-623-7496-14-4

di asrama dan foto dokumentasi yang dilakukan pada usia pendidikan dasar dan menengah pada
saat interview/wawancara. umumnya cenderung meneladani guru atau
pendidiknya.
E. Teknik Pengabsahan Data
b. Dialog atau percakapan
Member check yang dilakukan penulis Percakapan merupakan dialog yang silih
yaitu mewawancarai informan pada waktu tertentu, berganti antara dua pihak atau lebih melalui tanya
misalnya wawan-cara yang dilakukan di sekolah jawab mengenai satu topik, dan dengan sengaja
dan asrama. Penulis kemudian melakukan kembali diarahkan kepada satu tujuan yang dikehendaki.
wawancara ulang beberapa jam kemudian, Dalam proses pen-didikan metode percakapan
disekolah maupun di asrama informan untuk mem-punyai dampak yang sangat mendalam
mengecek hasil wawancara. Karena terkadang terhadap jiwa pendengar atau pembaca yang
hasil wawancara yang dilakukan pertama kali akan mengikuti topik percakapan dengan saksama dan
berbeda dengan hasil wawa-ncara selanjutnya, penuh perhatian.
maka dilakukan member check. c. Pembiasaan
Pembiasaan adalah sesuatu yang sengaja
F. Teknik Analisis Data dilakukan secara ber-ulang-ulang agar sesuatu itu
1. Reduksi Data dapat menjadi kebiasaan. Metode pembiasa-an ini
Reduksi data berarti merang-kum, berintikan pengalaman dan inti kebiasaan adalah
memilih hal-hal pokok, mem-fokuskan pada hal- pengalaman. Pem-biasaan menempatkan manusia
hal yang penting yang sesuai dengan fokus sebagai sesuatu yang istimewa, yang dapat
penelitian kemudian mencari temanya. Data yang menghemat kekuatan, karena akan menjadi
telah direduksi akan memberikan gam-baran yang kebiasaan yang melekat dan spontan, agar kegiatan
lebih jelas tentang hasil pengamatan dan itu dapat dilakukan dalam setia pekerjaan.
mempermudah penulis untuk melakukan
Faktor Pendukung dan Peng-hambat
pengumpul-an data selanjutnya dan mencarinya
Pelaksanaan Pendidikan Karakter Pada
jika sewaktu-waktu diperlukan.
Sekolah Ber-asrama (Boarding School) di MAN
2. Display Data
Jeneponto
Display data dilakukan untuk menyajikan
sekumpulan informasi tersusun yang memberi
a. Faktor Pendukung
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
1) Adat/Kebiasaan
pengambilan tindakan. Melalui data yang
Ada banyak faktor dalam membentuk
disajikan, kita melihat dan akan memahami apa
karakter siswa diantaranya karena faktor
yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan
kebiasaan. Adapun cara yang dilakukan oleh
lebih jauh menganalisis ataukah mengambil
pembina untuk membiasakan siswa agar bisa
tindakan berdasarkan atas pemahaman yang
menjadi orang yang berkarakter berdsarkan
didapat dari penyajian tersebut.
adat/kebiasaan.
3. Penarikan Kesimpulan
2) Pendidikan
Kegiatan analisis yang ketiga adalah
Pendidikan merupakan usaha sadar untuk
menarik kesimpulan dan verifikasi, ketika kegiatan
membimbing seseorang ke arah yang lebih baik
pengum-pulan data dilakukan, seoarang penulis
dari sebelumnya.
mulai mencari arti benda-banda, mencatat
Pendidikan karakter yang di-berikan oleh
keteraturan, alur sebab akibat dan proposisi. Mula-
siswa sudah mampun membentuk kakrakternya
mula kesimpulan belum jelas, tetapi kemudian
sedikit demi sedikit meskipun tidak semua siswa
kian meningkat menjadi lebih terperinci.
sudah mampu mengamalkan ilmu yang kami
Kesimpulan mungkin tidak muncul sampai
berikan tapi paling tidak di siswa di asrama sudah
pengumpulan data berakhir, tergantung pada
menacapai 85 persen penerapan pendidikan
besarnya kumpulan-kumpulan catatan lapangan,
karakter sudah mereka serap dan bisa di
peng-kodeannya, penyimpanan, dan metode
praktekkan-nya sehingga karakter siswa di asrama
pencarian ulang yang digunakan.
sangat baik dibanding di luar asrama.
HASIL DAN PEM-BAHASAN b. Faktor Penghambat
Sebaik apapun kualitas dari se-buah
Pelaksanaan Pendidikan Karak-ter Pada lembaga pendidikan, maka niscaya pasti masih ada
Sekolah Berasrama (Boarding School) di MAN kekurang-annya. Demikian halnya di ling-kungan
Jeneponto asrama MAN Jeneponto ter-dapat faktor
a. Keteladanan penghambat dalam pelak-sanaan pendidikan
Keteladanan merupakan cara yang efektif karakter yaitu: fasilitas dan peserta didik.
dan efesien. Karena pe-serta didik terutama siswa

889
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LP2M UNM - 2019
“Peran Penelitian dalam Menunjang Percepatan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”
ISBN: 978-623-7496-14-4

1) Fasilitas positif pada siswa seperti karakter kemandirian,


Fasilitas merupakan hal ter-penting dalam pembiasaan ke-teladanan, bertanggung jawab,
sebuah lembaga untuk mendapatkan apa yang rajin, disiplin, pekerja keras, jujur dan cerdas.
diinginkan dari lembaga tersebut. Seperti halnya Namun demikian, terlepas dari itu ada fungsi laten
fasilitas dilingkungan asrama MAN Jeneponto yang tidak bisa terhindari yaitu aturan yang sangat
yang belum memberikan kenyamanan karena ketat pada sekolah berasrama (boarding school)
fasilitas-fasiltas yang belum ada dilingkungan termasuk di asrama MAN Jeneponto.
asrama. Pembiasaan merupakan salah satu metode
2) Peserta Didik yang digunakan pada sekolah berasrama (boarding
Karakter peserta didik atau siswa school) dalam pelaksanaan pendidikan karak-ter
dilingkungan asrama sangat beragam yang berasal tak terkecuali di asrama MAN Jeneponto. Seorang
dari tempat tinggal yang berbeda, orangtua yang siswa akan ter-biasa melakukan hal apapun itu
berbeda serta kemampuan daya serapnya sangat sesuai dengan kebiasaannya. Di dalam ling-kungan
berbeda. Hal tersebut dapat membuat seorang guru sekolah berasrama (boarding school) termasuk
bisa menghambat dalam mendidik peserta didik di MAN Jeneponto pembiasaan salah satu
asrama karena sifat beragama terbukti masih ada pembentukan karakter siswa untuk mandiri, jujur,
peserta didik yang biasa melanggar tata tertib sopan, menghargai anatar sesama, hidup bersih
asrama. serta dibiasakan untuk taat beribadah. Semua hal
tersebut di-terapkan dengan tujuan agar siswa yang
Pembahasan
tinggal di sekolah berasrama (boarding school)
Pelaksanaan Pendidikan Karak-ter Pada Sekolah mampu mengamal-kannya agar kelak dapat pula
Berasrama (Boarding School) di MAN Jeneponto menjadi alumni yang dibanggakan.
Pola pelaksanaan pendidikan karakter Faktor Pendukung dan Peng-hambat
pada sekolah berasrama (boarding school) di Pelaksanaan Pendidikan Karakter Pada Sekolah
Kabupaten Jeneponto tentu membutuhkan pema- Berasrama (Boarding School) di MAN Jeneponto
haman dari berbagai pihak baik internal maupun
Keberhasilan dalam sebuah sistem tidak
eksternal. Pemaham-an dari berbagai pihak
terlepas dari orang-orang di dalamnya, hal tersebut
diharapkan menjadi modal utama sehingga pelak-
dibuktikan bahwa yang menjadi pendukung atau
sanaannya dapat menumbuhkembang-kan karakter
yang menjadi keberhasilan dalam pelaksanaan
yang luhur kepada peserta didik seperti yang
pendidikan karakter di sekolah berasrama
diinginkan. Pelak-sanaan pendidikan karakter di
(boarding school) termasuk di MAN Jeneponto
Kabupaten Jeneponto melalui 3 (tiga) cara yaitu;
adalah faktor kebiasaan. Faktor kebiasaan berhasil
ketelaanan, dialog/per-ckapan, dan pembiasaan.
diterapkan karena pendidik dan yang dididik
Keteladanan merupakan metode yang
kedua-duanya mampu mengamalkannya. Fungsi
diterapkan juga oleh pembina asrama dalam
dari adanya kebiasaan yang terdapat di lingkungan
pelaksanaan pendidikan karakter. Keteladanan
sekolah berasrama (boarding school) termasuk
merupakan hal yang wajar dan harus ada
MAN Jeneponto yaitu mampu menjadikan siswa
dilingkungan sekolah berasrama (boarding school)
lebih berkarakter dari sebelum-nya karena mampu
karena pada umum-nya lingkungan sangat strategis
menjalankan tugas-nya sesuai dengan tanggung
dalam mendidik seorang siswa. Untuk dapat
jawab yang ada di sekolah berasrama (boarding
meneladani orang-orang terpengaruh disekitarnya,
school). Hal tersebut sangat erat korelasinya
maka sekolah berasrama (boarding school)
dengan teori fungsi-onal yang digagas oleh Robert
siswanya terpantau selama 24 jam sehingga dalam
K. Merton yakni setiap kebiasaan, ide, objek, dan
mrn-didiknya pun dapat dikontrol secara penuh
kepercayaan memenuhi be-berapa fungsi penting,
apalagi terkait masalah ke-teladanan.
memiliki se-jumlah tugas yang harus dijalankan
Sekolah berasrama (boarding school)
dan merupakan bagian penting yang tidak dapat
siswa dididik untuk memilki karakter bertabggubg
dipisahkan dalam kegiatan sistem sebagai
jawab, disiplin dan kesadaran diri dalam
keseluruhan.
melakukan kegiatan apapun sehingga nantinya
Sebuah kenyamanan akan ter-cipta dalam
mereka dapat memanfaatkan kinerja-nya dimasa
sebuah lingkungan mana-kalah dilengkapi dengan
sekarang dan yang akan dating. Sebuah fakta
fasilitas. Fasilitas dilingkungan sekolah ber-asrama
kelebihan dari sekolah berasrama (boarding
(boarding school) termasuk MAN Jeneponto
school) dimana bercermin dari teroi Robert King
masih banyak yang harusnya dilengkapi agar
Merton tentang struktural fungsi-onal yang
orang-orang di dalamnya dapat merasakan ke-
memetakan antara fungsi manifes dan laten yakni
nyamanan. Kurangnya fasilitas di ling-kungan
pelaksanaan pendidikan karakter pada sekolah ber-
sekolah berasrama (boarding school) termasuk
asrama (boarding school) memberi-kan dampak
MAN Jeneponto merupakan faktor penghambat

890
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LP2M UNM - 2019
“Peran Penelitian dalam Menunjang Percepatan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”
ISBN: 978-623-7496-14-4

dalam pelaksanaan pendidikan karakter. Hal Karakter Disiplin Siswa Di SMA Negeri
tersebut dikarenakan banyaknya siswa yang Unggulang Pinrang. Skripsi. Makassar.
mengeluh terkait masalah fasilitas yang ada di Universitas Negeri Makassar.
sekolah berasrama (boarding school) dan itu Ilahi, Mohammad Takdir. 2013. Gagalnya
sangat ber-pengaruh dalam melakukan aktivitas Pendidikan Karak-ter. Yogyakarta: Ar-
bukan saja siswa bahkan guru dan pmbina pun Ruzz Media.
berkata demikian. Khamdiyah. 2013. SistemBoarding school Dalam
Selain itu, faktor penghambat pelaksanaan Pendidikan Karakter Siswa Kelas VII
pendidikan karakter di sekolah berasrama MTS Nurul Ummsh Kotagede
(boarding school) adalah peserta didik itu sendiri Yogyakarta. Skripsi S1. Yogyakarta.
yang merupakan alat penentu keberhasilan dari Universitas Islam Negeri Sunan
seorang pendidik serta dapat juga dikatakan kalau Kalijaga Yogyakarta.
peserta didik sebagai penghambat dalam Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter.
penerapan pen-didikan karakter dalam sebuah Jakarta: PT Bumi Aksara.
lembaga seperti sekolah berasrama (boarding Mustari, Mohammad. 2014. Nilai-Nilai Karakter.
school). Demikian halnya di MAN Jeneponto yang Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
sesuai dengan hasil penelitian bahwa peserta didik Mansyur, A. L. 2014. Peran Pondok Pesantren
termasuk faktor penghambat dalam pelaksanaan An Nahdlan Dalam Upaya
pendidikan karakter. Di lingkungan sekolah Mewujudukan Pendidikan Karakter
berasrama (boarding school) terdapat jenis Kepada Masyarakat Di Kelurahan
karakter yang berbeda-beda dimana ada yang cepat Layang Kota Makassar. Skripsi S1.
menerima pelajaran dan ada juga yang tidak cepat Makassar. Universitas Negeri
karena memang berasal dari latar belakang yang Makassar.
berbeda-beda menyatu dalam suatu kelompok. Mujabgs.” Boarding School”. 3 Januari 2017 .
Sekolah bera-srama (boarding school) MAN http://Mujabgs58.blogspot.com
Jeneponto terdapat jenis-jenis perilaku yang Masjon86.”Anak di Boarding School. 542433”. 3
dimilki oleh siswanya antara lain; sifat pendiam, Januari 2017.
egois, cerewet, mudah di atur dan juga ada yang http://warungkopi.okezone.com//therea
tidak mudah diatur. d/542433/6-manfaat menyekolahkan-
anak-di-Boarding-School.
KESIMPULAN
Piyudiai. “Faktor Pendukung Dan Penghambat
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Dalam Pem-belajaran”. 10
dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai November 2016.http://
berikut: Piyudiai17.blogspot.co.id/?m=1.
1. Pelaksanaan pendidikan karakter pada sekolah Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2003.
berasrama (boarding school) di Jeneponto, Teori Sosiologi Moderen. Jakarta:
melalui 3 (tiga) cara yaitu; keteladanan, Kencana.
dialog/percakapan, dan pembiasa-an. Rachmayanti, Staniah.2015. Imple-mentasi
2. Faktor-faktor pendukung pelak-sanaan Pendidikan Karakter Dalam Pembel-
pendidikan karakter pada sekolah berasrama ajaran Di Program Keahlian TITL
(boarding school) yaitu; adat/kebiasaan dan SMKN 2 Yogyakarta. Skripsi S1.
pendidikan. Sedangkan faktor penghambatnya Yogyakarta. Universitas Negeri
meliputi; fasilitas dan peserta didik itu sendiri. Yogyakarta.
Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2011.
DAFTAR PUSTAKA Pendidikan Karakter . Bandung: PT.
Arifin, Zainal. 2014. Sosiologi Pen-didikan. Remaja Rosdakarya .
Makassar: Anugrah Mandiri. Salahudin, Anas dan Alkrienciehie, Irwanti. 2013.
Arikunto, Suharsimin. 2009. Mana-jemen Pendidikan Karakter. Bandung: CV
Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Pustaka Setia.
Ansyar, Mohamad. 2014. Kurikulum. Jakarta: Silalahi, Ulber. 2012. Metode Pene-litian Sosial.
Kencana. Bandung: PT Refika Aditama.
Bungin, Burhan. 2003. Data Pene-litian Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan
Kualitatif. Jakarta. PT Rajagrafindo Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
Persada. R&D. Bandung. Alfabetha.
Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter. Syarifudin, Ahmad. 2015. Imple-mentasi
Bandung: Alfabeta. Pendidikan Karakter Di Pondok
Hamzah, E. I. 2014. Sistem Sekolah Berasrama Pesantren Islam Terpadu Ihsanul Fikri.
(Boarding School) Dalam Membentuk

891
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LP2M UNM - 2019
“Peran Penelitian dalam Menunjang Percepatan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”
ISBN: 978-623-7496-14-4

Skripsi. Yogyakarta. Universitas Islam Wirawan. 2012. Teori-Teori Sosial. Jakarta.


Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Prenamedia Group.
Triwiyanto, Teguh. 2014. Pengantar Pendidikan. Yaumi, Muhammad.2014.Pendidikan Karakter.
Jakarta. PT Bumi Aksara. Jakarta. Prenamedia Group.
Taufik, Parham. 2016. Kekerasan Simbolik di Zubaedah. 2011. Desain Pendidikan Karakter.
SMAN I BUA PONRANG Kabupaten Jakarta: Kencana.
Luwu. Proposal. Makassar. Universitas
Negeri Makassar.

892

Anda mungkin juga menyukai