Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INDIVIDU

MANAJEMEN KEPERAWATAN
RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA PEKANBARU

Oleh:
Elsi Lestari
17301010
4A S1 Keperawatan

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKes PAYUNG NEGERI PEKANBARU
2021
Buat contoh salah satu pelayanan kesehatanmeliputi: visi, misi, filosofi, tujuan;
pendek, menengah, panjang
Visi
Terwujudnya Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru yang Bermutu, Islami,
dan dapat ditauladani.
Misi
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang primadan islami
2. Melakukan manajemen peningkatan mutu terus menerus
3. Melaksanakan kerja sama dengan pihak terkait baik dalam maupun luar negeri
4. Memotivasi kinerja karyawan melalui peningkatan profesionalisme dan
penghasilan karyawan
Filosofi
Sebuah cita-cita untuk mendirikan Yayasan Rumah Sakit Islam (YARSI) Riau
dimulai sejak tahun 1968. Rumah Sakit Islam Ibnu Sina merupakan suatu
bangunan monumental kebanggaan umat islam baik di Indonesia apalagi di Bumi
Lancang Kuning ini. YARSI Riau didirikan pada tanggal 7 Januari 1980 dengan
Akta pendirian No. 19/1980 dihadapan Notaris Syawal Sutan Diatas.
Sejarah dimulainya kegiatan pembangunan YARSI Riau diawali dengan
lembaran panjang sejarah sebuah gagasan. Pada mulanya beberapa gagasan untuk
pendirian sebuah rumah sakit yang bernuansa Islami munculnya dari keadaan
kebutuhan umat Islam akan pelayanan kesehatan.
YARSI Riau yang telah berganti badan hukum menjadi PT. Syifa Utama
berdasarkan Akta Notaris Zulfakhri, SH, MH dengan salah satu unit bisnisnya
meneglola sebuah rumah sakit dengan nama Rumah Sakit Islam (RSI) Ibnu Sina
Pekanbaru yang mengalami kemajuan dan berkembang dengan pesat. Diawali
dengan sebuah klinik pengobatan yang mengontrak sebuah bangunan dengan
seorang dokter hingga kini telah berkembang menjadi sebuah rumah sakit swasta
yang mendapatkan tempat dihati masyarakat dengan ciri memberikan pelayanan
secara islami lengkap dengan dokter-dokter spesialis dan penunjang medis yang
dibutuhkan.
Nikmat Allah yang telah diberikan kepada RSI Ibnu Sina Pekanbaru hingga
saat ini dengan segala kelebihan dan kekurangan, tetap eksis melayani kesehatan
masyarakat dari berbagai penjuru Provinsi Riau maupun Provinsi tetangga.
Falsafah
Mengabdi Dengan Sentuhan Nurani Keimanan Islami, Melayani Sebagai
Perwujudan Amal Ibadah Kepada Allah SWT.
Tujuan
Melalui upaya pelayanan kesehatan berusaha meningkatkan derajat kesehatan
bangsa tanpa membedakan ras, etnik, golongan, dan agama.
Melalui upaya penelitian berusaha menghasilakn ilmu pengetahuan dan
teknologi baru sehingga memberikan kontribusi kepada khasanah ilmu
pengetahuan dan mampu berpartisispasi dan memberikan kontribusi dalam
mempercepat keberhasilan pembangunan.
Melalui upaya pendidikan dan pelatihan, berusaha untuk meningkatkan
derajat profesionalisme seluruh karyawan Rumah Sakit sehingga memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu kepada pengguna Rumah Sakit.
Tujuan Jangka Pendek
Membangun sebuah klinik yang dipimpin oleh Dr. Hasanuddin yang
kemudian diberi nama Ibnu Sina, dengan menyelenggarakan dua macam kegiatan
yaitu Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin. Klinik ini diresmikan pemakaiannya
oleh pejabat gubernur kepala daerah pada tanggal 4 September 1980, dan pada
waktu diresmikan klinik menempati suatu bangunan yang dikontrakkan di jalan
melati selama 2 tahun.
Tujuan Jangka Menengah
Setelah dilaksanakan program jangka pendek kemudian secara bertahap
diiringi dengan penambahan berbagai peralatan medis. Kemudian dalam program
jangka menengah ini, pengurus mengusahakan tanah dan legalisasi atas tanah
tersebut, mengadakan kontrak dengan YARSI Sumbar dan Jakarta mengusahakan
dokter yang full time dan mengajukan izin Rumah Sakit Islam kepada Menteri
Kesehatan Republik Indonesia. Prioritas utama bagi pengurus adalah mencari
lokasi tempat pembangunan Rumah Sakit yang sesuai dengan perencanaan
pembangunan daerah dalam kesehatan. Mendapat Tanah seluas ±1.25o ha yang
berlokasi di Jalan Melati No. 60 Kecamatan Sukajadi dengan harga ganti rugi
tanah sebesar Rp. 61.000.000. Setelah lokasi ini dibangun dengan fasilitas
kesehatan yang ada, maka sejak bulan Desember tahun 1992 telah mulai
dimanfaatkan.
Tujuan Jangka Panjang
Dalam menuju kesempurnaan, pengurus YARSI Riau telah menetapkan
program-program jangka panjang sebagai berikut:
1. Membangun kompleks Rumah Sakit Ibnu Sina secara permanen terdiri
dari 16 unit ruangan
2. Usaha memperluas Rumah Sakit
3. Pengadaan instrunment medis sesuai dengan kebutuhan dan berbagai
bagian serta memenuhi perlengkapan peralatan penunjang medis
4. Membuka cabang-cabang di Kabupatn/Kota Madya
Dalam perkembangannya klinik kesehatan Ibnu Sina Pekanbaru pada tahun
1983 telah mempunyai perwakilannya di ujung batu dengan nama balai
pengobatan umum Ibnu Sina YARSI Riau. Disusul kemudian pada tahun 1984
perwakilan untuk Bangkinang dengan nama Klinik Ibnu Sina YARSI Riau.
Tahun 1987 Klinik Kesehatan Ibnu Sina ini ditingkatkan statusnya menjadi
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru berdasarkan surat keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 0650/Yan-Med/RSKS/1987 tanggal 13
September1987. Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru sekarang dipimpin oleh
Dr. Novrielly, M. Kes.
Telah mempunyai sarana yang menunjang kegiatan usahanya antara lain
adalah bangunan perawatan, bangunan operasional, laboratorium, apotek,
Mushalla, Tempat Parkir dan berbagai fasilitas lain. Antara Rumah Sakit didaerah
mempunyai hubungan yang erat dan merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan dalam mengembangkan tugas-tuagasnya.
Peran Manager dalam mencapai visi dan misi tersebut
Tanggung jawab dan peran manajer keperawatan dalam mencapai visi dan misi
meliputi: (Nursalam, 2011)
1. Menunjuk ketua tim yang akan bertugas di ruangan masing-masing
2. Mengikuti serah terima pasien pada sif sebelumnya
3. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien: gawat, transisi dan persiapan
pulang, bersama ketua tim
4. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktivitas dan
kebutuhan pasien bersama ketua tim, mengatur penugasan/penjadwalan
5. Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan
6. Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan
medis yang dilakukan, program pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter
tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien
7. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan, termasuk kegiatan
membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan, membimbing penerapan proses
keperawatan dan menilai asuhan keperawatan, mengadakan diskusi untuk
pemecahan masalah serta memberikan informasi kepada pasien atau keluarga
yang baru masuk
8. Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri
9. Membantu membimbing peserta didik keperawatan
10. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit

Peran Manajer dapat mempengaruhi faktor motivasi dan lingkungan. Tetapi faktor
lain yang mungkin mempengaruhi tergantungnya tugas, khususnya bagaimana
manajer bekerja dalam suatu organisasi. Secara umum peran manajer dapat dinilai
dari kemampuannya dalam memotivasi dan meningkatkan kepuasan staf. Kepuasan
kerja staf dapat dilihat dari terpenuhinya kebutuhan fisik, psikis, dimana kebutuhan
psikis tersebut dapat terpenuhi melalui peran manajer dalam memperlakukan stafnya.
Hal ini dapat ditanamkan kepada manajer agar diciptakan suasana keterbukaan dan
memberikan kesempatan kepada staf untuk melaksanakan tugas dengan sebaik–
baiknya. Ada dua belas kunci utama dalam kepuasan kerja yaitu: input, hubungan
manajer dengan staf, disiplin kerja, lingkungan tempat kerja, istirahat dan makanan
yang cukup, diskriminasi, kepuasan kerja, penghargaan penampilan, klarifikasi
kebijaksanaan, prosedur, dan keuntungan, mendapatkan kesempatan, pengambilan
keputusan, dan gaya manajer (Nursalam, 2011).
Manager memegang peran penting dalam memotivasi staf untuk mecapai tujuan.
Motivasi meruakan suatu penggerak dari dalam hati sesorang untuk melakukan atau
mencapai tujuan (Lasyera, Yeni, and Busuddin 2018). Motivasi juga bisa dikatakaan sebagai
rencana atau keinginan untuk maju, sukses dan menghindari kegagalan hidup. Figur seorang
pemimpin harus memiliki karakter berpendidikan, berpengalaman dalam subtansi tugas dan
tanggung jawabnya (Permana and Lukviarman 2012).
Peran manager keperawatan untuk memotivasi kerja pegawai khususnya perawat adalah
menerapkan:
1. Prinsip partisipasi yaitu dengan memberikan kesempatan kepada pegawai untuk ikut
menentukan tujuan yang akan dicapai
2. Prinsip komunikasi yaitu dimana manager selalu memberi informais yang jelas guna
pencapaian tugas
3. Prinsip pengakuan yaitu dengan memberikan pengakuan kepada karyawan untuk
pencapaian tujuan bersama
4. Prinsip pendelegasian yaitu manager memberikan wewenang kepada karyawan untuk
mengambil keputusan terhadap keputusannya
5. Prinsip perhatian yaitu dengan memberikan perhatian kepada karyawan dengan
tujuan meningkatkan motivasi berkerja (Pasthikarini, Wahyuningsih, and Richard 2018).

Referensi
https://www.rsi-ibnusina.com diakses tanggal 16 Maret 2021
Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Propesional. Jakarta Selatan: Salemba Medika.
Nursalam, D. (2011). Manajemen Keperawatan (3 ed.). (A. Suslia, & P. P. Lestari,
Eds.) Jakarta : Salemba Medika.
Pasthikarini, Paramita, Aries Wahyuningsih, and Selvia David Richard. 2018. “Peran Manajer
Keperawatan Dalam Menciptakan Motivasi Kerja Perawat.” Jurnal Penelitian
Keperawatan 4(2).

Anda mungkin juga menyukai