06 - Askep NS, Sna Dan Gns
06 - Askep NS, Sna Dan Gns
2 Asuhan Keperawatan
A. NS (Nefrotik Syndrom)
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
Umur : Lebih banyak pada anak-anak terutama usia pra-sekolah (3-6
tahun). Ini dikarenakan adanya gangguan pada sistem imunitas
tubuh dan kelainan genetik sejak lahir.
Jenis Kelamin : Anak laki-laki lebih sering terjadi dibandingkan
dengan perempuan. Ini dikarenakan fase umur 3-6 tahun terjadi
perkembangan psikososial.
Agama
Suku/Bangsa
Status
Pendidikan
b. Identitas Penanggung Jawab
c. Riwayat Kesehatan
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
f. Kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritual
g. Observasi adanya manisfestasi sindrom nefrotik :
Penambahan berat badan
Edema
Wajah sembab : Khususnya disekitar mata, timbul pada saat bangun
pagi dan berkurang di siang hari.
Pembengkakan abdomen (asites)
Kesulitan bernafas (efusi pleura)
Pembengkakan labial (scrotal)
Edema mukosa usus yang menyebabkan : Diare, anoreksia dan
absorbsi usus buruk.
Peka rangsang
Mudah lelah
Letargi
Kerentanan terhadap infeksi
Perubahan urin : Penurunan volume, gelap dan berbau
h. Pemeriksan Fisik
Pemeriksaan Head to toe
1) Tanda-tanda vital
- Mengukur tinggi dan berat badan : tanda-tanda retardasi
pertumbuhan.
- Memantau suhu : Hipertermia.
- Mengukur tekanan darah : penuruna tekanan darah ringan
atau normal.
- Memantau frekuensi pernapasan : anak mungkin terlihat
pucat dan mengalami gawat napas.
2) Inspeksi
- Mengamati tanda-tanda kongesti sirkulasi : sianosis perifer,
waktu pengisian kapiler memanjang, pucat, edema perifer,
kulit mengkilat, dan vera menonjol.
- Mengamati adanya distensi abdomen.
- Mengamati adanya tanda-tanda awal anselopati uremik,
mencakup latergi, konsentrasi yang buruk.
- Mengamati adanya tanda-tanda anomaly kongenital:
hipospodia, epispodia, abnormalitas telinga (telinga dan
ginjal terbentuk pada saat yang bersamaan didalam uterus),
hidung seperti berparuh dan dagu kecil.
3) Palpasi
- Palpasi ginjal untuk adanya nyeri tekan dan pembesaran.
- Palpasi kandung kemih untuk adanya distensi.
- Palpasi untuk mengetahui adanya nyeri pinggan, abdomen
atau panggul.
Pemeriksaan Laboratorium
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kelebihan volume cairan b.d gangguan mekanisme regulasi
b. Gangguan citra tubuh b.d penyakit (edema)
c. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum
d. Kecemasan anak b.d lingkungan perawatan yang asing (dampak
hospitalisasi)
e. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d factor
biologis (hipoproteinemia) dan kurang asupan makanan (anoreksia)
f. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d mokus dengan jumlah
berlebihan (efusi pleura)
g. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penekanan tubuh terlalu
dalam akibat edema
h. Ketidakefektifan pola nafas b.d nafas tidak adekuat
3. Rencana Keperawatan
asupan dihidangkan dihabiskan untuk mengatur diet yang meningkatkan status nutrisi
Kaji warna, konsentrasi dan Urin yang keruh merupakan indikasi adanya
berat jenis urin peningkatan protein sebagai indikasi adanya
penurunan perfusi ginjal
2. Perubahan Klien akan menunjukan Sediakan makan dan karbohidrat Diet tinggi karbohidrat biasanya lebih cocok
status nutrisi peningkatan intake yang tinggi dan menyediakan kalori esensial
(kurang dari ditandai dengan porsi Sajikan makan sedikit-sedikit Menyajikan makanan sedikit-sedikit tapi
kebutuhan akan dihabiskan tapi sering, termasuk makanan sering, memberikan kesempatan bagi klien
tubuh) minimal 80% kesukaan klien untuk menikmatinya makanannya, dengan
b.d anorexia menyajikan makanan kesukaannya dapat
meningkatkan nafsu makan
Batasi masukan sodium dan Sodium dapat menyebabkan retensi cairan,
protein sesuai order pada beberapa kasus ginjal tidak dapat
memetabolisme protein, sehingga perlu untuk
membatasi pemasukan cairan
3. Intoleansi Klien akan menunjukan Buat jadwal atau priode istirahat Dengan periode istirahat yang terjadwal
aktivitas b.d adanya peningkatan setelah aktivitas
fatigue aktivitas ditandai Sediakan atau ciptakan Jenis aktivitas tersebut akan menghemat
dengan adanya lingkungan yang tenang penggunaan energy dan mencegah kebosanan
kemampuan untuk Buat rencana atau tingkatan Tingkatan dalam perawatan dapat membantu
aktivitas atau dalam keperawatan klien agar klien dalam memenuhi kebutuhan tidurnya
menigkatnya waktu tidak dilakukan pada saat klien
beraktivitas dalam keadaan istirahat pada
malam hari
4. Risiko Klien dapat Sediakan kasur buda pada Menurunkan risiko terjadinya kerusakan kulit
kerusakan mempertahankan tempat tidur klien
integritas integritas kulit ditandai Bantu merubah posisi klien tiap Dapat mengurangi tekanan dan memperbaiki
kulit b.d dengan kulit tidak 2 jam sirkulasi, penurunan risiko terjadinya
kerusakan kulit.
immobilisasi pucat, tidak ada Mandikan klien tiap hari dengan Deodorant/sabun berparfum dapat
dan edema kemerahan, tidak ada sabun yang mengandung menyebabkan kulit kering, menyebabkan
edema dan keretakan pelembab kerusakan kulit.
pada kulit/bersisik Dukung/beri sokongan dan Menngkatkan sirkulasi balik dari pembuluh
elevasikan ekstremitas yang darah vena untuk mengurangi pembengkakan
mengalami edema
5. Kecemasan Kecemasan pasien Validasi perasaan takut atau Perasaan adalah nyata dan membantu pasien
anak b.d dapat menurun atau cemas untuk terbuka sehingga dapat menghadapinya
lingkungan hilang dengan kriteria
Pertahankan kontak dengan Memantapkan hubungan, meningkatkan
perawatan hasil :
klien ekspresi perasaan dukungan yang terus-
yang asing d. Pasien dapat
menerus
(dampak kooperatif pada
Upayakan ada keluarga yang Mengurangi ketakutan atau kecemasan yang
hositalisasi) tindakan
menunggu dihadapi
keperawatan
Anjurkan orang tua untuk Meminimalkan dampak hospitalisasi terpisah
e. Komunikastif pada
membawakan mainan atau foto dari anggota keluarga
perawat secara
keluarga
verbal mengatakan
tidak takut
6. Gangguan Klien akan menunjukan Monitor dan catat tekanan darah Untuk mendeteksi gejala dini perubahan
perfusi perfusi jaringan setiap 1-2 jam/hari selama fase tekanan darah dan menentukan intervensi
jaringan b.d serebral normal akut selanjutnya
retensi air ditandai dengan Jaga kebersihan jalan nafas, Serangan dapat terjadi karena kurangnya
dan tekanan darah dalam siapkan suction perfusi oksigen ke otak
hipernatremi batas normal, Atur pemberian anti hipertensi, Anti hipertensi dapat diberikan karena tidak
a penurunan retensi air, monitor reaksi klien terkontrol nya hipertensi yang menyebabkan
hypernatremia. Monitor status volume cairan Monitor sangat perlu karena perluasan
setiap 1-2 jam, monitor urine volume cairan dapat menyebabkan tekanan
output (N: 1-2 ml/kgBB/jam) darah meningkat
C. GNC (Glomerulonefritis kronik)
1. Pengkajian
a. Anamnesa
Glomerulonefritis kronik ditandai oleh kerusakan glomerulus secara
progresif lambat akibat glomerulonephritis yang sudah berlangsung lama.
Penyakit cenderung timbul tanpa diketahui asal usulnya, dan biasanya
baru ditemukan pada stadium yang sudah lanjut
b. Identitas
Sering ditemukan pada anak umur 3-7 tahun dan lebih sering ditemukan
pada pria.
c. Riwayat Penyakit
Dahulu
Adanya riwayat infeksi streptokokus beta hemolitik dan riwayat lupus
eritematosus (penyakit autoimun lain)
Sekarang
Adanya keluaran kencing berwarna seperti cucian daging, bengkak
sekitar mata dan seluruh tubuh, tidak nafsu makan, mual, muntah dan
diare yang dialami klien
d. Pemeriksaan Fisik
Aktivitas atau istirahat
Gejala : Kelemahan (Malaise)
Tanda : Kelemahan otot, kehilangan tonus otot
Sirkulasi
Tanda : Hipertensi, pucat dan edema.
Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih (oliguria)
Tanda : Perubahan warna urine (kuning pekat, merah)
Makanan atau cairan
Gejala : Edema, anoreksia, mual dan muntah
Tanda : Penurunan keluaran urine
Pernafasan
Gejala : Nafas pendek
Tanda : Takipnea, dyspnea, peningkatan frekuensi, kedalaman
(Pernafasarn kusmaul)
Nyeri (kenyamanan)
Gejala : Nyeri pinggang
Tanda : Perilaku berhati-hati/ distraksi dan gelisah
e. Pengkajian Berpola
Pola nutrisi dan metabolic
Dapat terjadi kelebihan beban sirkulasi karena adanya retensi natrium
dan air, edema pada sekitar mata dan seluruh tubuh.
Pola Eliminasi
Gangguan pada glomerulus menyebabkan sisa-sisa metabolisme tidak
dapat diekskresi dan terjadi penyerapan kembali air dan natrium yang
menyebabkan oliguria, anuria, proteinuria, hematuria.
Pola aktivitas dan latihan
Kelemahan otor dan kehilangan tonus karena adanya hyperkalemia.
Pola tidur dan istirahat
Klien tidak dapat tidur terlentang karena sesak dan gatal karena
adanya uremia, keletihan, kelemahan malaise, kelemahan oto dan
kehilangan tonus
Kognitif & perseptual
Peningkatan ureum darah menyebabkan kulit bersisik kasar dan rasa
gatal. Gangguan penglihatan dapat terjadi apabila terjadi ensefalopati
hipertensi.
Persepsi diri
Klien cemas dan takut karena urine nya berwarna merah dan edema
dengan perawatan yang lama.
Hubungan peran
Anak tidak dibesuk oleh teman-temannya karena jauh serta anak
mengalami kondisi kritis menyebabkan anak diam.
Nilai keyakinan
Klien berdoa memohon kesembuhan pada tuhan
f. Pemeriksaan Diagnostik
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kelebihan volume cairan b.d gangguan mekanis regulasi
b. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor
biologis
c. Resiko infeksi b.d penyakit kronis
d. Ketidakmampuan dalam aktivitas b.d penurunan protein dan disfungsi
ginjal
e. Kurang pengetahuan b.d kurang informasi tentang perawatan di rumah
dan kebutuhan evaluasi
f. Kecemasan anak b.d lingkungan perawatan yang asing: dampak
hospitalisasi
g. Resiko tinggi pola napas tidak efektif b.d pengembangan paru tidak
optimal, perembesan cairan, kongesti paru sekunder perubahan membrane
kapiler alveoli dan retensi cairan intertisial dari edema paru
h. Gangguan citra tubuh b.d penyakit (edema)
3. Rencana Keperawatan