Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pengertian anak usia dini secara umum adalah anak-anak di bawah

usia 6 tahun. Pemerintah melalui UU Sisdiknas mendifinisikan anak usia

dini adalah anak dengan rentang usia 0-6 tahun. Anak-anak usia dini

berada pada masa keemasan (golden age). Masa ini disebut masa

keemasan sebab pada usia ini terjadi perkembangan yang sangat

menakjubkan dan terbaik sepanjang hidup manusia. Perkembangan yang

menakjubkan tersebut mencakup perkembangan fisik dan psikhis. Dari

segi fisik anak mengalami perkembangan yang sangat luar biasa, mulai

dari pertumbuhan sel-sel otak dan organ tubuh lainnya sampai

perkembangan kemampuan motorik kasar seperti berjalan, berlari,

melompat, memanjat, dan sebagainya. Perkembangan fisik lainnya yang

tidak kalah pentingya adalah perkembangan kemampuan motorik halus

yang merupakan kemampuan melakukan koordinasi gerakan tangan dan

mata, misalnya menggenggam, meraih, menulis, dan sebagainya. Di

samping perkembangan fisik, perkembangan psikhis juga mengalami hal-

hal menakjubkan, dari kemampuan berinteraksi dengan orang tua sendiri

sampai kemampuan berinteraksi dengan orang lain.


Mulai kemampuan berpikir sensori-motoris sampai kemampuan

berpikir pra operasional konkrit. Anak-anak pada tahap sensori motoris

hanya dapat memahami sesuatu setelah menggunakan inderanya, tetapi

kemudian pemahaman tersebut berkembang pada tahap pra operasional

konkrit menjadi pemahaman terhadap benda bercampur dengan imajinasi

anak. Perkembangan kemampuan kognitif ini memberikan sumbangan

yang besar terhadap kemampuan bahasa, kemampuan emosional,

kemampuan moral, bahkan kemampuan agama. Pada usia dini anak belajar

kata pertama yang diikuti ribuan kata berikutnya. Pada usia dini anak

mulai berinteraksi dengan orang di sekitarnya, mulai dari orang tuanya

sampai masyarakat lingkungannya.

Pada masa perkemabangan inilah anak usia dini yang berumur 4 – 6

tahun mulai ingin mengenal hal – hal baru seperti macam – macam warna,

angka, menggambar, dan pada usia ini anak sudah dapat memulai untuk

belajar membaca. Membaca permulaan merupakan tahap awal anak dalam

proses belajar membaca. Membaca permulaan sebagai keterampilan dasar

membaca anak dan alat bagi anak untuk mengetahui makna dari isi mata

pelajaran yang akan dipelajarinya di sekolah nanti. Keterampilan membaca

permulaan merupakan suatu kesatuan kegiatan yang terpadu yang

mencakup beberapa kegiatan, seperti mengenali huruf dan kata-kata,

menghubungkannya dengan bunyi dan maknanya, serta menarik

kesimpulan mengenai maksud bacaan (Nurbiana Dhieni, 2005: 5.5).


Ada beberapa cara yang dapat gunakan untuk belajar membaca

permulaan pada anak yaitu 1) Memperkenalkan anak pada dasar – dasar

membaca terlebih dahulu seperti mengenalkan huruf abjad, cara

menyebutkannya, menggambar garis lurus, garis melengkung dan lain-lain

sehingga nanti anak bisa dengan mudah melangkah ke tahap pembelajaran

yang selanjutnya. 2) Memanfaatkan media yang ada di sekitar, seperti

media apakah yang disukai oleh anak. 3) Mengawali belajar membaca

anak dengan kata – kata sederhana, seperti dengan menggunakan kata-kata

nama teman yang dimilikinya, nama bunga yang ada di halaman rumah,

kegiatan yang dilakukan sehari-hari atau yang lainnya. Jangan berikan

anak kosakata yang masih asing dalam kesehariannya karena itu akan

membuatnya kesulitan untuk memahaminya. 4) Mengajak anak membaca

sambil bernyanyi. Dengan melakukan cara – cara tersebut secara berkala

anak dapat dengan mudah dan merasa gembira saat belajar membaca.

Selain menggunakan cara – cara tadi, untuk meningkatkan

keterampilan membaca permulaan anak usia dini, terdapat beberapa

metode dianataranya adalah 1) Metode eja yaitu belajar membaca yang

dimulai dari mengeja huruf demi huruf. Pendekatan yang dipakai dalam

metode eja adalah pendekatan harfiah. Siswa mulai diperkenalkan dengan

lambang-lambang huruf. 2) Metode bunyi yaitu metode yang dipilih oleh

seorang guru setelah peserta didik mengenal abjad. Konsep dari metode

bunyi adalah disuarakan, berbicara, dan mendengarkan. Pada metode ini

memulai pengajarannya dengan mengenalkan huruf alphabet


(A,B,C,D,E,dan seterusnya). 3) Metode global adalah cara belajar

membaca kalimat secara utuh. Metode global ini didasarkan pada

pendekatan kalimat. Caranya ialah guru mengajarkan membaca dan

menulis dengan menampilkan kalimat di bawah gambar. Metode global

dapat juga diterapkan dengan kalimat tanpa bantuan gambar. 4) Metode

SAS (Struktural Analitik Sintetik) dalah suatu pendekatan cerita yang

disertai dengan gambar, yang didalamnya terkandung unsur struktur

analitik sintetik. 5) Metode suku kata menurut Depdikbud (1992:12)

adalah suatu metode yang memulai pengajaran membaca permulaan

dengan menyajikan kata-kata yang sudah di rangkai menjadi suku kata,

kemudian suku-suku kata itu di rangkai menjadi kata, yang terakhir

merangkai kata menjadi kalimat. Serta terdapat beberapa metode lainnya.

Dari beberapa metode yang disebutkan, terdapat satu metode yang

saat ini penggunaanya sudah banyak diterapkan baik di SD, TK, PAUD,

maupun Sanggar baca anak yaitu metode suku kata. Metode suku kata

diawali dengan pengenalan suku kata seperti ba, bi, be, bo, ca, ci, cu, ce,

co, da, di, du, de, do, dan seterusnya. Kemudian suku – suku kata tersebut

dirangkaikan menjadi kata – kata yang bermakna.

Melalui berita yang dimuat dalam http://jatengpos.co.id, narasumber

yaitu Aryanti, S.Pd.SD selaku Guru SDN Sunggingsari Temanggung

berpendapat keuntungan menggunakan metode  suku kata ini adalah untuk

membantu anak kesulitan belajar yang cepat bosan, sehingga metode suku
kata ini dapat di gunakan untuk meningkatkan motivasi belajar membaca

anak yang kesuliatan belajar membaca.

Salah satu lembaga pendidikan yang menerapkan metode suku kata

adalah Sanggar Baca Anakku Sayang menggunakan metode tersebut

sebagai metode untuk mengajar anak – anak didiknya dalam membaca

permulaan. Sanggar Anakku Sayang merupakan sebuah lembaga

pendidikan non formal yang secara khusus mendidik anak-anak usia dini

belajar membaca, menulis dan berhitung (Calistung). Kegiatan

pembelajaran dilakukan secara private tanpa memaksakan peserta didik,

tetapi memanfaatkan 5 sampai 10 menit dari konsentrasi anak. Sanggar

Anakku Sayang memiliki metode sendiri yang ditemukan oleh Jazuli

Ahmad yang telah melakukan obervasi terhadap kesulitan anak belajar

membaca, menulis dan berhitung selama 8 tahun. Metode baca tulis yang

diterapkan adalah metode “SUKU KATA” atau metode “ABACAGA”.

Berdasarkan latar belakang  di atas, maka peneliti tertarik mengangkat

permasalahan tersebut untuk dilakukan penelitian dengan judul

"Penerapan Metode Suku Kata Sebagai Upaya Meningkatkan

Keterampilan Membaca Permulaan Anak Usia Dini di Sanggar Anakku

Sayang Ciganjur"

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas maka peneliti menyimpulkan terdapat

identifikasi masalah yaitu "Apakah metode suku kata adalah metode yang
tepat untuk upaya meningkatkan keterampilan membaca permulaan anak

usia dini"

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar di dalam

pembahasannya lebih fokus, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi

lingkungannya pada "Anak usia dini yang belajar membaca di Sanggar

Anakku Sayang Ciganjur".

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah

sebagai berikut "Bagaimana hasil metode suku kata untuk upaya

meningkatkan keterampilan membaca permulaan anak usia dini ?"

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin di capai

pada penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil peningkatan

keterampilan membaca permulaan melalui metode suku kata pada anak

usia dini.

F. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian bertujuan untuk :

1. Menambah pengetahuan tentang penggunaan metode suku kata sebagai

upaya meningkatkan keterampilan membaca untuk anak usia dini.

2. Diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan bagi para

pembaca mengenai hasil pengunaan dari metode suku kata.


G. Sistematika Penulisan

Dalam sistematika pembahasan akan diuraikan secara singkat dan

sistematika ini dari setiap bab dalam penulisan penelitian ini, adapun

pembagian dari setiap bab dan urainnya adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memberikan gambaran secara umum mengenai

uraian yang akan dibahas pada bab – bab selanjutnya yang

mengungkapkan latar belakang masalah, identifikasi

masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, kegunaan penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

Merupakan bab landasan teori yang didalamnya terdapat

teori – teori yang mendukung penelitian yang dikemukan

oleh para ahli. Bab ini juga mencakup kerangka berpikir.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Merupakan bab metodologi yang menjelaskan lokasi

penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpula data,

metode analisis dan defenisi variabel penelitian.

Anda mungkin juga menyukai