Anda di halaman 1dari 12

NAMA : NURHALISA IRAWAN

NIM : 855773195
KELAS : 5A PGSD
MATA KULIAH : METODE PENELITIAN
___________________________________________________________________________
Judul :
Menganalisis Efektivitas Penggunaan Media Gambar Terhadap Kemampuan
Membaca Pada Siswa kelas 1 di SD Kartika II-8 Lahat Dengan Menggunakan Metode
Demonstrasi.

A. Identifikasi Masalah
Masalah : Masih banyak siswa kelas 1 yang belum bisa membaca di SD Kartika II-8 Lahat

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian membaca ?
2. Apa penyebab kesulitan membaca pada siswa SD Kartika II-8 Lahat ?
3. Bagaimana cara mengatasi siswa yang belum bisa membaca ?
4. Bagaimana efektivitas media gambar terhadap kemampuan membaca siswa SD Kartika II-
8 Lahat ?

C. Media
1.Poster gambar huruf , benda – benda dan makhluk hidup berwarna
2.Proyektor
I. PENDAHULUAN

Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah memiliki empat macam aspek


keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh peserta didik yaitu keterampilan menyimak,
keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Keempat aspek
keterampilan berbahasa tersebut sangat penting dan saling mempengaruhi terhadap
kemampuan bahasa peserta didik. Salah satunya keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa
SD/ MI yaitu keterampilan membaca. Membaca merupakan aktivitas yang dilakukan untuk
mendapatkan sebuah informasi, memperoleh ilmu dan pengetahuan serta pengalaman-
pengalaman baru.
Hal ini selaras dengan yang dikemukakan oleh Somadoyo bahwa membaca
merupakan kegiatan yang penting dalam kehidupan sehari-hari karena membaca tidak hanya
memperoleh informasi, tetapi berfungsi sebagai alat untuk memperoleh pengetahuan
seseorang. Dengan demikian anak sejak awal sekolah dasar perlu memperoleh latihan
membaca dengan khususnya membaca permulaan. Sedangkan menurut Tarigan (1985) bahwa
membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk
menerima pesan, suatu metode yang dipergunakan untuk berkomunikasi dengan diri sendiri
kadang-kadang orang lain, yaitu mengkomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat
pada lambang-lambang tertulis. Lebih singkatnya membaca adalah memetik serta memahami
arti makna yang terkandung didalam bahan tulisan. Dan menurut Mulyono Abdurahman
(2003) membaca merupakan aktivitas kompleks yang mencakup fisik dan mental. Aktivitas
fisik yang terkait dengan membaca adalah gerak mata dan ketajaman penglihatan. Aktivitas
mental mencakup ingatan dan pemahaman. Orang dapat membaca dengan baik jika mampu
melihat huruf-huruf dengan jelas, mampu menggerakkan mata secara lincah, mengingat
simbol-simbol bahasa dengan tepat dan memiliki penalaran yang cukup untuk memahami
bacaan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah
salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang bersifat reseptif. Disebut reseptif karena
dengan membaca seseorang akan memperoleh informasi, ilmu pengetahuan, dan
pengalaman-pengalaman baru. Membaca adalah suatu aktivitas membunyikan rangkaian
lambang - lambang berupa huruf yang dihubungkan menjadi kata yang memiliki suatu makna
tersendiri.Pengajaran materi membaca ditekankan pada kemampuan membaca. Kondisi SD
Kartika II-8 Lahat memperlihatkan bahwa dalam pembelajaran membaca belum maksimal,
kenyataanya selama proses belajar mengajar, sebagian besar siswa belum mampu
menujukkan kemampuan membaca sebagaimana yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh
banyak faktor. Salah satu faktor yang dapat dijumpai adalah penggunaan media dan metode
pembelajaran. Jika guru menggunakan media dan metode yang tepat maka akan membantu
siswa dalam proses pembelajaran, khusunya dalam hal membaca. Sehingga kemampuan
siswa dalam membaca dapat ditingkatkan.
Dalam pembelajaran banyak sekali metode yang dapat diterapkan agar peserta didik
bisa mengembangkan kemampuannya terutama dalam keterampilan membaca, salah satunya
dengan menggunakan metode dan media yang unik, menarik dan bervariasi, yaitu metode
demonstrasi berbantu media gambar. Metode demonstrasi merupakan cara penyajian
pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukan kepada perserta didik suatu proses,
situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun
dalam bentuk tiruan yang dipertunjukan oleh guru atau sumber belajar lainnya.
Dan media gambar adalah media yang paling banyak dipakai dalam proses
pembelajaran. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai gambar dari pada tulisan, apalagi
jika gambar dibuat dan disajikan sesuai dengan persyaratan yang baik, sudah tentu akan
menambah semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Media gambar sangat
cocok untuk diterapkan pada siswa kelas I sekolah dasar dalam upaya meningkatkan
kempuan membaca permulaan. Berdasarkan uraian tersebut , maka perlu dilakukan sebuah
penelitian tentang penggunaan media dan metode yang tepat untuk meningkatkan
kemampuan membaca permulaan siswa khususnya SD Kartika II-8 Lahat di kelas I. Oleh
karena itu, penulis mengangkat judul tentang ‘’Efektivitas Penggunaan Media Gambar
Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Pada Siswa kelas 1 di SD Kartika II-8 Lahat
Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi’’. Tujuannya adalah agar siswa memiliki
kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang tepat, sebagai dasar
untuk dapat membaca lanjut .

II. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif karena peneliti ingin
mendeskripsikan suatu fenomena sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dialami oleh
subjek penelitian, dalam penelitian ini peneliti ingin mendeskripsikan kendala guru dalam
menerapkan penilaian autentik (Dafit & Ramadan, 2020).Penelitian deskriptif ini bertujuan
untuk menganalisis kesulitan membaca permulaan pada siswa kelas I SD Kartika II-8 Lahat.
Penelitian ini dilaksanakan di SD Kartika II-8 Lahat . SD Kartika II-8 Lahat adalah
salah satu sekolah dasar yang berada di wilayah Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Lahat,
Kabupaten Lahat Provinsi Sumatra Selatan. Penelitian tersebut dilaksanakan sejak bulan
Oktober 2023. Teknik pengumpulan data diperlukan untuk memperoleh data yang benar dan
akurat dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data
yang antara lain sebagai berikut.
a. Metode Observasi
Dalam observasi ini peneliti terlibat dengan subyek yang sedang diamati atau yang
digunakan sebagai sumber data penelitian. Penggunaan metode pengumpulan data
observasi ini nantinya agar peneliti dapat melihat secara langsung kejadian yang
ditemukan tentang kesulitan membaca permulaan. Sehingga peneliti juga turut
mengarahkan siswa yang diteliti untuk melaksanakan tindakan yang mengarah pada
data yang diinginkan oleh peneliti.
b. Metode Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan guru, siswa dan beberapa orang tua
siswa agar nantinya memperoleh hasil yang maksimal dalam penelitian ini. Nantinya
wawancara ini dilakukan untuk mengetahui apakah anak tersebut bermasalah dengan
kesulitan membaca.
c. Metode Pemberian angket ( kuesioner )
Instrumen yang digunakan yaitu instrumen non-tes berupa kuesioner mengenai
membaca permulaan. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya.

d. Metode Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi yang
digunakan dalam penelitian ini, mengumpulkan data berupa sumber dokumentasi
yang berkaitan dengan kegiatan siswa di dalam maupun di luar kelas. Peneliti
melakukan wawancara dengan guru dan siswa kelas I sampai peneliti mendapatkan
data yang peneliti butuhkan. Peneliti juga melakukan telaah terkait dokumen-
dokumen yang menunjang data- data yang peneliti butuhkan seperti, buku catatan
siswa, buku latihan siswa serta dokumen-dokumen lainnya. Setelah peneliti
mendapatkan data, kemudian dilakukan analisis data menggunakan model Milles and
Huberman dengan tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Data yang didapatkan mengenai kesulitan membaca permulaan siswa kelas I di SD
Kartika II-8 Lahat. Berikut kisi-kisi instrumen penelitian yang peneliti gunakan untuk
mengumpulkan data di lapangan.
Setelah peneliti mendapatkan data,kemudian dilakukan analisis data menggunakan
model Milles and Huberman dengan tahapan reduksi data,penyajian data,dan penarikkan
kesimpulan. Data yang didapatkan mengenai kesulitan membaca permulaan siswa kelas 1 di
SD Kartika II-8 Lahat. Berikut kisi-kisi instrumen penelitian yang peneliti gunakan untuk
mengumpulkan data di lapangan.
No. Indikator Sub Indikator

1 Mengenal Huruf 1. Mengidentifikasi Huruf Vokal


2. Mengidentifikasi Huruf Konsonan
3. Mengidentifikasi Huruf Diftong ( a,i,u,e,o)
2 Membaca Kata 1. Mengidentifikasi Huruf
2. Merangkai Susunan Kata
3. Mengidentifikasi Kata
3 Membaca Kata Yang Tidak 1. Mengidentifikasi Huruf
Mempunyai Arti 2. Merangkai Susunan Kata
3. Mengidentifikasi Kata
4 Kelancaran Membaca Nyaring 1. Mengidentifikasi Huruf
Dan Pemahaman Membaca 2. Mengidentifikasi Kata
3. Penggunaan Tanda Baca
4. Kelancaran Membaca
5. Kemampuan Menjawab Soal Tentang Isi Bacaan
Tabel 1.Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Kesulitan Membaca Permulaan
Sumber : Menurut Masykuri (2019)

Tabel 2.Kisi Kisi Pedoman Wawancara Mengenai Solusi Yang Diberikan Guru

No Indikator Sub Indikator

1 Menggunakan Media 1.Media Pembelajaran Yang Menarik Dan Efektif


Pembelajaran 2.Menggunakan Media Gambar
3.Menggunakan Metode Pembelajaran
2 Meningkatkan Rasa 1.Menimbulkan Rasa Percaya Diri Siswa
Percaya Diri Dan 2.Memberikan Motivasi Siswa
Motivasi Siswa
3 Memberikan Program Pemberian Remedial Kepada Siswa Yang Mengalami Kesulitan
Khusus Membaca Membaca
Remedial
Sumber : Menurut Masykuri (2019)

e. Metode Analisis Data


Tekhnik Analisis data penelitian ini dilakukan dengan pengolahan data secara kualitatif.
Data diambil dari hasil aktivitas guru dan siswa yang diperoleh melalui lembar observasi
dianalisis dan dinyatakan dalam bentuk presentase yang dihitung dengan menggunakan
rumus:
jumlah Skor
Presentase Nilai Rata-rata = x 100
Skor Maksimal
Skor yang diperoleh
DSI = x 100
Skor maksimal tes
Dimana DSI = Daya Serap Individu
Jumlah siswa yang tuntas
KBK = x 100 %
Jumlah siswa seluruhnya
Dimana KBK = Ketuntasan Belajar Klasikal
Siswa dikatakan tuntas klasikal jika lebih dari atau sama dengan 70% siswa telah tuntas
(Depdiknas,2004).
Indikator Keberhasilan Dalam penelitian ini, sebagai patokan keberhasilan bagi
peneliti pada pembelajaran membaca permulaan kelas I dengan menggunakan media gambar
dengan daya serap individu minimal >70 dan ketuntasan belajar klasikal minimal 70% dari
jumlah siswa yang ada. Ketuntasan ini sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM)
yaitu >70 yang diberlakukan di SD Kartika II-8 Lahat.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pelaksanaan observasi yang dilakukan di SD Kartika II-8 Lahat yang beralamat di
Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Lahat, Kabupaten Lahat Provinsi Sumatra Selatan.
Penelitian ini juga mendapatkan izin dari kepala sekolah untuk meneliti suatu proses kegiatan
belajar mengajar tentang Menganalisis Efektivitas Penggunaan Media Gambar Terhadap
Kemampuan Membaca. Dari mulai Kepala Sekolah, Guru, dan Siswa mempunyai sifat ramah
dan sopan. Peneliti juga mengamati proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas 1.
Hasil observasi tempat yang telah dilakukan ialah di lingkungan sekolah yang asri dan
nyaman lingkungannya. Tempatnya berada di ruang kelas 1 dengan kondisi ruang kelas yang
tertata dengan rapih dan bersih, seperti didalam ruang kelas terdapat meja guru, lemari, 1
buah papan tulis dan bangku siswa yang layak untuk dipakai dalam kegiatan belajar, sehingga
belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan lancar. Ruang kelas tertata sangat rapih,
seperti penempatan meja, bangku dan Peneliti melakukan observasi ketika siswa belajar pada
pembelajaran tematik dikelas, ketika kegiatan belajar berlangsung banyak siswa yang belum
bisa membaca di kelasnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas 1 SD Kartika II-8 Lahat dalam
menghadapi siswa yang menghadapi masalah dalam membaca yaitu dengan kesabaran
dengan diikuti oleh motivasi dan keinginan kuat agar siswa bisa menerima pelajaran dikelas.
Setelah kesabaran dan motivasi harus pula diiringi dengan semangat yang tinggi harus selalu
melakukan pendekatan pada siswa yang mengalami masalah agar siswa dengan mudah
menerima pelajaran yang telah diajarkan.
Pelaksanaan tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus, setiap siklus meliputi empat
tahapan yakni perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Sebelum
pelaksanaan tindakan kelas, dilakukan tes kemampuan awal untuk mengetahui kemampuan
awal siswa tentang membaca permulaan. Berdasarkan hasil tes kemampuan awal diketahui
bahwa kemampuan membaca permulaan siswa masih rendah. Hasil Tes kemampuan
membaca permulaan pada kondisi awal sebelum pelaksanaan tindakan dengan nilai rata-rata
perolehan 61 dan ketuntasan belajar klasikal 24%.
Siklus I
Perencanaan yang dilakukan pada siklus I yakni menyusun perangkat pembelajaran,
merencanakan tujuan pembelajaran, menyiapkan alat dan bahan ajar serta instrument
penelitian yang meliputi evaluasi akhir tindakan, lembar observasi kegiatan guru dan siswa,
dengan tujuan meningkatkan kemampuan membaca permulaan siswa kelas 1 melalui media
kartu huruf. Pada kegiatan pembelajaran masih ada siswa yang tidak memperhatikan
penjelasan guru dan asyik bermain dengan teman sebangku sehingga mengganggu teman
yang lain. Hal ini berakibat kurangnya konsentrasi teman yang lain dalam kegiatan
pembelajaran. Pelaporan hasil atau presentasi masih ada beberapa siswa kurang berani
mengeluarkan pendapat sehingga untuk mengatasi hal ini guru harus selalu memberi
semangat agar dapat membangkitkan keberanian siswa.
Hasil observasi terhadap aktivitas guru dan siswa
Hasil pengamatan aktivitas guru di siklus I berada pada kategori sangat baik dengan
presentase nilai rata-rata 90%. Aspek yang masih perlu ditingkatkan oleh guru dalam proses
pembelajaran pada siklus I adalah selalu memberi semangat kepada siswa agar dapat
meningkatkan keberanian siswa dalam menggunakan media pembelajaran gambar huruf. Hal
ini disebabkan karena siswa belum terbiasa menggunakan media atau alat peraga dalam
kegiatan pembelajaran.
Hasil pengamatan aktivitas siswa di siklus I berada pada kategori cukup dengan
presentase nilai rata-rata 58%. Hal itu disebabkan karena pada siklus I siswa belum terbiasa
menggunakan alat/media pembelajaran. Siswa juga belum terlalu baik dalam menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh guru, membaca dan mengeja kata-kata, memperhatikan
penjelasan materi dan masih bingung dalam menyimpulkan materi. Selain itu, masih ada
beberapa siswa yang kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran.Untuk menindaklanjuti
pembelajaran pada siklus II perlu ditekankan kepada siswa mengenai perhatian siswa
terhadap kegiatan pembelajaran.
Hasil Analisis Tindakan Siklus 1
Setelah selesai pelaksanaan pembelajaran tindakan siklus I melalui pembelajaran
membaca permulaan siswa menggunakan media gambar, kegiatan selanjutnya adalah
pemberian evaluasi akhir tindakan kegiatan siswa kelas I di SD Kartika II-8 Lahat. Secara
ringkas hasil analisis tes siklus I dapat dilihat pada tabel 1.
Aspek Penilaian Skor KKM
No. Nama Siswa A B C Penilaia DSI T TT
Lafal Intonasi Kelancaraan n
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Abdullah Faqih 10 83,33
2. Adi Kamajaya 9 75
3. Adrian Zamzami 8 66,67
4. Agil Kurniawan 5 41,67
5. Aluna Putri 9 75
6. Andini Aprilinsih 10 83,33
7. Bagas Trisandi 8 66,67
8. Bayu Baskoro 9 75
9. Cantika Ayu Lestari 6 50
10. Cerina Putri 8 66,67
11. Devano 5 41,67
12. Dedi Pragustian 7 58,33
13. Dewi Pratiwi Mansur 6 50
14. Kirana Ramadini 9 75
15. Nakula Sadewa 9 75
16. Nadia Putri Rahayu 8 66,67
17. Nazahrul Fahmi 7 58,33
18. Nurafni 9 75
19. Nuraini 9 75
20. Putri Delina 9 75
21. Raihan Setiawan 6 75
22. Sherina Veronica 5 75
23. Xarenia salsabila 7 58,33
24. Zabilla Putri 7 58,33
25. Zoe Ibrahim 8 66,67
Rata-rata 69
Tabel 1. Hasil Belajar Siswa (Tes Akhir Siklus I)

Hasil Analisis yang diperoleh :


13
Ketuntasan Belajar Klasikal adalah 13 siswa atau x 100% = 52%
25
Dari 25 siswa yang mengikuti tes akhir siklus I terdapat 12 orang yang memperoleh
nilai kurang dan 13 orang yang memperoleh nilai baik dengan nilai rata-rata 69. Data ini
menunjukkan bahwa pembelajaran membaca permulaan belum memenuhi batas tuntas yang
ditetapkan. Dengan demikian pada tes akhir siklus I ini pembelajaran membaca permulaan
dapat dikatakan belum mencapai tujuan yang diharapkan. Hasil ini memberikan pengertian
bahwa ketuntasan belajar masih belum terpenuhi karena hasil belajar dapat dikatakan tuntas
apabila mencapai 70 dan presentase ketuntasan klasikal mencapai 70%.
Refleksi Siklus I
Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi dapat diketahui bahwa masih ada beberapa
siswa yang kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Untuk menindaklanjuti pembelajaran
pada siklus II perlu ditekankan kepada siswa mengenai perhatian siswa terhadap kegiatan
pembelajaran.
Pada kegiatan pembelajaran siklus I masih ada beberapa siswa yang ragu-ragu
menggunakan alat peraga/media, hal ini karena siswa belum menggunakan peraga/media
dalam kegiatan pembelajaran. Untuk mengatasi hal ini pada siklus II, guru berusaha untuk
meningkatkan keberanian siswa melalui alat peraga terutama untuk menarik perhatian
digunakan kartu huruf berwarna yang disertai dengan gambar.
Siklus II
Pelaksanaan siklus II hampir sama dengan pelaksanaan tindakan siklus I, yaitu
membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), menyiapkan alat dan bahan ajar serta
instrument penelitian yang meliputi evaluasi akhir tindakan, lembar observasi kegiatan guru
dan siswa.

Hasil Observasi Aktifitas Guru dan Siswa Siklus II


Hasil observasi pada siklus II dapat dideskripsikan bahwa siswa telah aktif dalam
mengikuti pembelajaran sehingga terlihat adanya peningkatan. Semua siswa semakin antusias
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran pada siklus II, kegiatan
guru telah menunjukkan semua aspek berada pada kategori sangat baik. Begitu pula pada
aktivitas siswa siklus II berada pada kategori baik dalam proses pembelajaran. Hal ini berarti
taraf keberhasilan aktivitas siswa menurut pengamat pada tiap pertemuan mengalami
peningkatan.
Berdasarkan perolehan pada siklus II kegiatan observasi yang dilakukan oleh observer
dengan menggunakan alat peraga/media kartu huruf dalam kegiatan membaca permulaan
siswa telah mencapai 98% berada pada kategori sangat baik. Hasil aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran siklus II telah berada pada kategori baik dengan presentase nilai rata-rata
89%. Berdasarkan data hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa dari 25 siswa terdapat
23 siswa yang memperoleh nilai standar ketuntasan di atas atau sama dengan 70, sedangkan
yang memperoleh nilai di bawah 70 adalah sejumlah 2 siswa, dengan rata-rata hasil belajar
secara keseluruhan sebesar 92%. Artinya, hasil belajar siswa sudah mencapai target seperti
pada indikator yang diharapkan yaitu secara klasikal siswa dikatakan berhasil belajar apabila
70% dari jumlah siswa.

Hasil Analisis Tindakan Siklus II


Pembelajaran pada siklus ini adalah menggabungkan dan membaca huruf menjadi kata
dan kalimat sederhana.Setelah selesai pelaksanaan pembelajaran tindakan siklus II melalui
pembelajaran membaca permulaan siswa menggunakan media gambar, kegiatan selanjutnya
adalah pemberian evaluasi akhir tindakan kegiatan siswa kelas I SDN Ginunggung. Secara
ringkas hasil analisis tes siklus II dapat dilihat pada tabel 2.
Aspek Penilaian Skor KKM
No. Nama Siswa A B C Penilaia DSI T TT
Lafal Intonasi Kelancaraan n
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Abdullah Faqih 11 91,67
2. Adi Kamajaya 11 91,67
3. Adrian Zamzami 10 83,33
4. Agil Kurniawan 7 58,33
5. Aluna Putri 10 83,33
6. Andini Aprilinsih 12 100
7. Bagas Trisandi 9 75
8. Bayu Baskoro 9 75
9. Cantika Ayu Lestari 10 83,33
10. Cerina Putri 8 66,67
11. Devano 9 75
12. Dedi Pragustian 9 75
13. Dewi Pratiwi Mansur 9 75
14. Kirana Ramadini 9 75
15. Nakula Sadewa 9 75
16. Nadia Putri Rahayu 10 83,33
17. Nazahrul Fahmi 10 83,33
18. Nurafni 9 75
19. Nuraini 9 75
20. Putri Delina 9 75
21. Raihan Setiawan 12 100
22. Sherina Veronica 9 75
23. Xarenia salsabila 9 75
24. Zabilla Putri 9 75
25. Zoe Ibrahim 9 75
Rata-rata 78,67
Tabel 2. Hasil Belajar Siswa (Tes Akhir Siklus II)

Hasil Analisis yang diperoleh :


23
Ketuntasan Belajar Klasikal adalah 23 siswa atau x 100% = 92%
25

Dari hasil pelaksanaan tindakan di siklus II dapat diketahui bahwa dari 25 siswa
yang mengikuti tes akhir terdapat 23 siswa yang telah mencapai batas tuntas yang telah
ditetapkan dengan nilai tertinggi yaitu 100 dan nilai terendah yaitu 58,33. Data ini
menunjukkan bahwa pembelajaran membaca permulaan sudah memenuhi batas tuntas
yang ditetapkan. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai rata-rata maupun
ketuntasan klasikal tes kemampuan membaca permulaan yang dicapai siswa telah
memenuhi indikator kinerja.
Refleksi Tindakan Siklus II

Berdasarkan hasil dari evaluasi/tes akhir, lembar observasi guru dan siswa pada
siklus II ini dapat disimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan telah maksimal. Siswa
merasa senang dan antusias dalam mengikuti pembelajaran karena dengan penerapan
media yang menarik anak tidak merasa bosan dalan kegiatan pembelajaran seperti
kegiatan bermain. Sebagian besar siswa sudah dapat membaca huruf, suku kata, kata, dan
kalimat sederhana dengan lancar serta penggunaan lafal yang benar. Siswa semakin
tertarik untuk belajar membaca karena mereka menyadari bahwa pembelajaran membaca
merupakan hal yang sangat penting. Siswa telah mengetahui bahwa untuk dapat
mempelajari mata pelajaran yang lain terlebih dahulu harus mampu membaca. Untuk itu
siswa selalu didorong untuk rajin belajar membaca, agar mereka mampu dan gemar
membaca.

Pembahasan

Berdasarkan penelitian kurang maksimalnya aktivitas guru maupun siswa dalam


proses belajar mengajar sangat terlihat pada hasil belajar siswa. Hasil belajar merupakan
salah satu ukuran berhasil tidaknya seseorang setelah menempuh kegiatan belajar di
sekolah dengan menggunakan penilaian berupa tes. Hasil belajar mempunyai peran
penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat
memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya kegiatan
pembelajaran selesai dilakukan.

Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus I, dapat dikatakan bahwa penelitian ini
belum berhasil karena masih ada 12 siswa yang belum mencapai batas ketuntasan. Hasil
rata-rata tes kemampuan membaca permulaan siswa pada siklus I sebesar 69 dan
ketuntasan belajar secara klasikal yaitu 52%. Hasil ini belum memenuhi batas minimal
indikator kinerja yang ditetapkan.

Hasil rata-rata tes kemampuan membaca permulaan siswa pada siklus II sebesar
78,67. Dilihat dari nilai batas minimal sesuai dengan indikator kinerja, nilai rata-rata siswa
tersebut sudah memenuhi kriteria. Secara individual, dari hasil tes pada siklus II dari siswa
yang berjumlah 25 orang yang telah mencapai nilai lebih besar atau sama dengan 70
sebanyak 23 siswa. Sementara 2 siswa mendapatkan nilai di bawah 70. Jadi, nilai tes
kemampuan membaca permulaan siswa pada siklus II telah mencapai batas tuntas yang
telah ditetapkan dengan tingkat ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 92%.
Peningkatan aktivitas selama kegiatan pembelajaran dapat dilihat berdasarkan hasil
observasi yang meliputi kegiatan-kegiatan: aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran,
keaktifan siswa dalam mengajukan dan menjawab pertanyaan, rasa ingin tahu dan
keberanian siswa meningkat, kreativitas dan inisiatif siswa meningkat serta aktif
mengerjakan tugas. Kemampuan siswa bertambah meningkat dari siklus I, dan siklus II
karena siswa pada saat pembelajaran menggunakan alat peraga/media merasa terangsang
untuk mempelajari, mengamati, dan mencoba apa yang dilihat dan mudah untuk
diketahuinya, anak lebih terfokus karena siswa merasa apa yang dilihat itu memudahkan
untuk diikuti, mudah untuk meniru dan melakukan sesuai dengan petunjuk guru.

Hasil penelitian tindakan kelas tentang pembelajaran membaca permulaan melalui


penerapan media gambar yang dilakukan sebanyak dua siklus selalu mengalami
peningkatan dan telah dapat mencapai batas tuntas sesuai dengan indikator kinerja yang
telah ditetapkan. Dengan demikian, penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan telah
sesuai dengan tujuan yang diharapkan, yakni dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran serta kemampuan membaca permulaan siswa.

Berdasarkan uraian di atas, penggunaan media gambar dapat meningkatkan


kemampuan membaca anak dengan menggunakan media gambar di kelas I SD Kartika II-
8 Lahat. Hasil penelitian ini memberikan implikasi bahwa pentingnya kemampuan
membaca sangat penting bagi siswa. Oleh karena itu perlu ditumbuhkan sejak dini minat
membaca pada siswa melalui media gambar untuk kegiatan membaca siswa. Kemampuan
membaca siswa akan berguna untuk mempelajari berbagai ilmu pengetahuan yang
berimplikasi siswa memiliki kemampuan dan kemudahan dalam belajar pada semua mata
pelajaran di sekolah.

IV. PENUTUP
a. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian ini maka kesimpulan yang diperoleh, sebagai
berikut: Hasil belajar siswa pada siklus I dalam peningkatan kemampuan membaca
permulaan siswa memperoleh nilai rata-rata sebesar 69 dengan ketuntasan belajar secara
klasikal 52% dan hasil belajar siswa pada siklus II dalam peningkatan kegiatan membaca
permulaan siswa dengan menggunakan media kartu huruf mengalami peningkatan dengan
memperoleh nilai rata-rata 78,67 dan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 92% dan
telah memenuhi batas pencapaian indikator keberhasilan.
b. Saran
Diharapkan kepada guru kelas 1 SD Kartika II-8 Lahat kiranya agar membaca
permulaan dengan menggunakan media gambar dilakukan secara berkelanjutan karena
menggunakan media gambar dalam membaca permulaan ini dapat meningkatkan belajar
membaca siswa. Untuk lebih mengefektifkan upaya peningkatan belajar membaca siswa
melalui media gambar, kiranya guru perlu mencari informasi lebih dalam tentang
membaca permulaan dengan menggunakan media gambar yang baik dan benar.

NAMA : NURHALISA IRAWAN


NIM : 855773195
KELAS : 5A PGSD
MATA KULIAH : METODE PENELITIAN
___________________________________________________________________________
Judul :
Menganalisis Efektivitas Penggunaan Media Gambar Terhadap Kemampuan Membaca Pada
Siswa Kelas 1 di SD Kartika II-8 Lahat Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi.

A. Identifikasi Masalah
Masalah : Masih banyak siswa kelas 1 yang belum bisa membaca di SD Kartika II-8 Lahat

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian membaca ?
2. Apa penyebab kesulitan membaca pada siswa SD Kartika II-8 Lahat ?
3. Bagaimana cara mengatasi siswa yang belum bisa membaca ?
4. Bagaimana efektivitas media gambar terhadap kemampuan membaca siswa SD Kartika II-
8 Lahat ?

C. Media
1.Poster gambar huruf , benda – benda dan makhluk hidup berwarna
2.Proyektor

Anda mungkin juga menyukai