Pentingnya Desa Dan Pelembagaannya Di Desa Kutuh Bagi Masyarakat
Pentingnya Desa Dan Pelembagaannya Di Desa Kutuh Bagi Masyarakat
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
nikmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “
Pentingnya Desa dan Pelembagaannya di Desa Kutuh Bagi Masyarakat
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Antropologi Politik
dan Kebijakan Publik. Dalam makalah ini akan membahas tentang Lembaga Pecalang yang
ada di desa kutuh sebagaikemajuan Desa.
Saya sadar masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam Penyusunan makalah ini
dan jauh dari kesempurnaan Oleh karena itu, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, agar dapat
memperbaiki kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah selanjutnya.
1
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR..................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 4
A. Latar Belakang..................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah................................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian................................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian............................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................. 5
E. Fenomena Pecalang…………………………………………………………..…11
A. Kesipulan..................................................................................................….…. 13
B. Saran................................................................................................................... 13
2
C. Daftar pustaka.....................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
3
cukup beralasan, karena terkadang ada program yang dalam pelaksanaannya
melibatkan masyarakat desa, namun hasilnya justru tidak dinikmati oleh
masyarakat desa tersebut. Berangkat dari kondisi itulah sekarang muncul
sebuah gagasan baru untuk lebih memberdayakan masyarakat dan potensi
yang ada di pedesaan tersebut, di mana gagasan tersebut melibatkan
masyarakat desa tersebut untuk turun langsung di lapangan, baik dalam hal
pengemasan dan pengorganisasian, sehingga hasilnya pun dapat dinikmati
secara bersamasama oleh semua masyarakat desa. Gagasan tersebut ialah
membangun desa tersebut menjadi sebuah Desa Wisata. Banyak manfaat yang
dapat dirasakan oleh masyarakat, baik secara ekonomi maupun secara non-
ekonomi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
4
D. Manfaat Penelitian
Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai Pentingnya
Desa dan Pelembagaannya di Desa Kutuh Bagi Masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
Pemerintah Desa
5
menyelenggarakan urusan pemerintahan desa. Kedudukan Pemerintah Desa
tersebut menenmpatkan Pemerintah desa sebagai penyelenggara utama tugas-
tugas pemerintahan desa dalam rangka memberikan pelayanan kepada
masyarakat, pemberdayaan masyarakat, dan pembanguna masyarakat desa.
Dengan begitu kompleksnya permasalahan dalam penyelenggaraan
pemerintahan desa, maka pemerintah desa terdiri dari Kepala Desa selaku
kepala pemerintahan desa dan dibantu oleh Perenagkat Desa selaku pembantu
tugas- tugas Kepala Desa. Perangkat Desa merupakan unsur yang terdiri dari :
Unsur staf (Sekretariat Desa);
Unsur lini (pelaksana teknis lapangan); dan
Unsur kewilayahan (para Kepala Dusun)
Diantara unsur pemerintah desa yaitu unsur kepala (Kepala Desa), unsur
pembantu kepala atau staf (Sekretaris Desa dan para Kepala Urusan), unsur
pelaksana teknis fungsional (para Kepala Seksi), dan unsur pelaksana teritorial
(Kepal Dusun), senantiasa ditata dalam suatu kesatuan perintah dari Kepala
Desa dan terdapat hubungan kerja sesuai pembagian kerja yang jelas diantara
unsur-unsur organisasi Pemerintah Desa tersebut, sehingga tidak terjadi
tumpang tindih kerja serta terciptanya kejelasan tanggungjawab dari setiap
orang yang ditugaskan pada unit-unit kerja Pemerintah Desa.
6
dilakukan secara demokratis. Masa jabatan Badan Permusyawaratan Desa
adlah selama 6 (enam) tahun terhitung sejak tanggal pengucapan sumpah/
janji. Anggota BPD dapat dipilih paling banyak selama 3 (tiga) periode.
Jumlah anggota BPD ditetapkan dengan jumlah gasal, paling sedikit 5 orang
dan paling banyak 9 orang, dengan memperhatikan wilayah, perempuan,
penduduk, dan kemampuan Keuangan Desa.
Lembaga Adat
Lembaga Adat adalah lembaga desa yang menyelenggarakan fungsi adat
istiadat dan menjadi bagian dari susunan asli desa yang tumbuh dan
berkembang atas prakarsa masyarakat desa. Lemabaga adat mempunyai tugas
membantu pemerintahan desa dan sebagai mitra dalam memberdyakan,
melestarikan dan mengembangkan adat istiadat sebagai wujud pengakuan
terhadap adat istiadat masyarakat desa.
7
Pembanguna Desa, pemberdyaan masyarakat desa, pemberian bantuan untuk
masyarakat miskin melalui hibah, bantuan sosial dan kegiatan dana bergulir;
D. Fenomena Pecalang
8
Pada masa penjajahan, kemerdekaan, era orde lama, dan orde baru
keberadaan Pecalang hampir tidak dikenal masyarakat. Pecalang baru dikenal
masyarakat pada era reformasi tatkala PDIP di bawah kendali Megawati
Soekarno Poetri melaksanakan kongres partai pada September 1998 di Sanur,
Bali dengan menggunakan pasukan pengamanan yaitu Pecalang. Santikarma
menyatakan bahwa pecalang merupakan satuan tugas keamanan tradisional
masyarakat Bali yang mempunyai tugas dan wewenang menjaga keamanan
dan ketertiban wilayah desa adat/ adat. Keberadaan pecalang tidak dapat
dipisahkan dengan keberadaan dan perkembangan desa-desa di Bali.
Penduduk pulau Bali jauh sebelum mendapat pengaruh dari luar terutama dari
Majapahit pada beberapa desa telah dilengkapi dengan adanya petugas
kemanan desa yang dikenal dengan sebutan jagabaya desa, pagebagan desa,
tameng. Satuan tugas keamanan inilah yang menjadi cikal bakal terbentuknya
sikep, dolop, sambangan yang terdapat pada beberapa desa di Bali, Dan
sekarang dikenal dengan istilah pecalang. Dianta dalam artikel yang berjudul
"Pecalang dalam Perspektif Sistem Keamanan Regional" membahas Pecalang
dikaitkan dengan UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia yang secara langsung mengakui keberadaan Pecalang
(dengan sebutan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa).
Hal itu bisa dilihat pada Pasal 3 ayat 1 dalam UU Nomor 2 Tahun 2002,
dinyatakan bahwa pengemban fungsi kepolisian adalah Kepolisian Negara
Indonesia yang dibantu oleh: (a) Kepolisian Khusus; (b) Penyidik Pegawai
Negeri Sipil; (c) Bentuk-bentuk pengamanan swakarsa. Yang dimaksud
dengan "bentuk-bentuk pengamanan swakarsa adalah suatu bentuk
pengamanan yang diadakan atas kemauan, kesadaran dan kepentingan
masyarakat sendiri yang kemudian memperoleh pengukuhan dari Kepolisian
Negara Republik Indonesia.
9
E. Peran Kelembagaan Pecalang bagi Desa Adat Kutuh
Pecalang Desa Adat Kutuh memiliki peran ganda, yaitu fungsi social
sebagai Panyukerta Desa Adat Kutuh, dan fungsi ekonomi, yaitu sebagai
sumber nafkah bagi yang bersangkutan. Perkembangan luar biasa yang
dialami Desa Adat Kutuh telah mampu memberikan penghasilan yang layak
bagi pecalang. Pecalang bertugas menjaga keamanan Desa Adat
mendapaatkan imbilan berupa gaji di atas UMK Badung. Jadi pecalang
berfungsi ekonomi bagi pelakunya, karena mampu memberikan sumber
pendapatan yang layak untuk kesejahteraan keluarganya. Fungsi social
merupakan fungsi alamiah pecalang yang menyertai sejak kelahirannya,
dimana tidak ada orientasi untuk mendapatkan penghasilan dari pelaksanaan
peranannya. Desa Adat Kutuh memiliki sistem keamanan desa adat yang
sangat unik, untuk menjamin rasa aman di kalangan penduduk dan wisatawan
Nusantara dan mancanegara. Keamanan yang terjaga dipandang menjadi
faktor kunci pendorong investor untuk menanamkan modalnya di sector
pariwisata. Berkenaan dengan peranan keamanan yang sangat penting, maka
Desa Adat Kutuh membentuk sistema keamanan desa adat dalam bentuk
kelembagaan Bhaga Panyukerta Desa. Pecalang merupakan salah satu bagian
penting dari Bhaga Panyukerta Desa (Penjaga keamanan desa adat).
Panyukerta berarti pemberi rasa aman.
10
merupakan suatu inovasi Desa Adat Kutuh dalam membangun sistem
keamanan terpadu berbasis kebersamaan.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pecalang Desa Adat Kutuh memiliki peran ganda, yaitu fungsi sosial
sebagai Panyukerta Desa Adat Kutuh, dan fungsi ekonomi, yaitu sebagai
sumber nafkah bagi yang bersangkutan. Perkembangan luar biasa yang
dialami Desa Adat Kutuh telah mampu memberikan penghasilan yang layak
bagi pecalang. Pecalang bertugas menjaga keamanan Desa Adat
mendapaatkan imbilan berupa gaji di atas UMK Jadi pecalang berfungsi
ekonomi bagi pelakunya, karena mampu memberikan sumber pendapatan
yang layak untuk kesejahteraan keluarganya. Fungsi social merupakan fungsi
alamiah pecalang yang menyertai sejak kelahirannya, dimana tidak ada
orientasi untuk mendapatkan penghasilan dari pelaksanaan peranannya.
B. Saran
12
Sebagai manusia yang tidak pernah luput dari kekurangan, makalah ini
tetap memerlukan kritik dan masukan dari pembaca, khususnya dosen
pembimbing. saya sangat menantikan hal ini untuk mencapai penyempurnaan
makalah ini di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
http://putatgede.desa.id/2018/kelembagaan-di-desa-menurut-uu-nomor-6-tahun-2014/
(Dikutip pada tgl, 21-Oktober-2020 Pada Jam 7.45 Pm)
https://fisip.unri.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/buku-3-1bm2bxp.compressed(Dikutip
pada tgl, 21-Oktober-2020 Pada Jam 8.45 Pm)
13