Anda di halaman 1dari 2

1.

8 (delapan) nilai-nilai yang dikemukakan oleh Walter Everett dalam bukunya


Moral Values (1918) yaitu:

1. Nilai-nilai ekonomik
Ini mencakup semua benda yang dapat diperjualbelikan dan nilainya
ditunjukkan oleh harga pasar dari sesuatu benda.

2. Nilai-nilai Badaniah
Ini meliputi berbagai benda yang membantu tercapainya kesehatan, efisiensi dan
keindahan dari kehidupan jasmani manusia.

3. Nilai-nilai Rekreasi
Kelompok ini terdiri atas nilai-nilai dari permainan dan waktu luang yang adapat
menyumbang pada pengayaan kehidupan.

4.Nilai-nilai perserikatan
ini menyangkut aneka bentuk perserikatan manusia, seperti persahabatan,
kehidupan keluarga sampai hubungan-hubungan sejagat. Kelompok nilai ini
dapat juga disebut nilai sosial.

5.Nilai-nilai perwatakan
Kelompok nilai ini meliputi seluruh kebajikan perseorangan maupun masyarakat
yang diinginkan, termasuk keadilan, kedermawaan, pengendalian diri dan
kejujuran.

6. Nilai-nilai estesis
Ini adalah nila-nilai keindahan sebagaimana terdapat pada alam dan karya seni

7. Nilai-nilai Intelektual
Kelompok nilai ini mencakup nilai-nilai dari pengetahuan dan kebenaran.

8. Nilai-nilai Keagamaan
Jenis ini bersangkut paut dengan agama. Agama adalah suatu pencarian terhadap
kehidupan yang baik dengan bantuan tertib kosmik.

2. Ragam Keadilan adalah salah satu pembagian dari keadilan yang menunjuk
pada suatu segi, ciri atau tata cara pelaksanaan keadilan. Berbuat adil dalam
berbuat kebaikan, meletakkan segala sesuatu pada tempatnya dan sesuai dengan
semestinya, adil yang artinya tidak lebih memihak dengan siapapun yang benar
maka benar dan yang salah maka salah. Keadilan berperan penting dalam
masyarakat dikarenakan tiadanya keadilan akan menimbulkan masalah pada
masyarakat.

3. Plato (427 – 347 SM) menekankan pentingnya empat kebajikan khusus, yang
kemudian disebutnya kebajikan utama (cardinal virtues), yakni: kebijaksanaan
(wisdom), keberanian (courage), kesederhanaan (temperance) dan keadilan
(justice). Nilai kebajikan lain yang penting juga meliputi keuletan,
kedermawanan, harga diri, kesabaran, dan keikhlasan.
Aristoteles (383 – 322 SM) memberikan kerangka yang lebih jelas tentang teori
kebajikan. Menurutnya, kebajikan adalah kebiasaan baik yang kita punyai, yang
mengatur emosi kita. Misalnya, sebagai respon terhadap rasa takut alamiah yang
kita miliki, kita harus mengembangkan nilai kebajikan dari keberanian yang
membuat kita tetap tangguh ketika menghadapi bahaya.

Dari pengertian kebijakan diatas menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa
kebajikan adalah semua tindakan yang dilakukan dengan kebaikan, perbuatan
yang disertai dengan norma-norma dan etika.

Anda mungkin juga menyukai