2. Nomor surat
Setiap lembaga atau instansi yang mengajukan surat, harus berisi nomor surat. Nomor surat
memudahkan untuk melihat berapa banyak surat dalam setahun.
3. Tanggal surat
Dalam surat resmi harus terdapat tanggal. Hal tersebut berguna sebagai informasi kapan surat tersebut
dibuat.
5. Alamat tujuan
Alamat yang diberikan dalam surat resmi, berisi alamat lengkap tujuan untuk memudahkan pengirim
surat tersebut.
6. Salam pembuka
Kata-kata dalam pengantar surat resmi harus formal serta menggunakan bahasa yang sopan.
7. Isi surat
Isi surat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat resmi. Informasi yang terkandung dalam
area konten harus tepat, tepat, jelas, dan tidak bertele-tele.
8. Salam penutup
Terlepas dari salam pembuka, selalu ada salam penutup untuk menunjukkan perilaku yang baik dalam
komunikasi melalui surat resmi.
Bagian ini dimaksudkan untuk memasukkan nama dan merek kotak surat pengirim atau tanggung
jawab pemilik.
10. Tembusan
Salinan atau tembusan dapat dilakukan jika surat resmi ingin diketahui pihak lain.
2. Isi yang dimuat dalam surat dinas harus dibuat dengan singkat, padat, dan jelas.
3. Bahasa yang digunakan dalam surat dinas ialah bahasa baku, sopan, dan mudah dimengerti.
4. Surat dinas harus memberikan citra yang sesuai dengan lembaga/instansi yang mengeluarkannya.
5. Format penulisan harus baik dan sesuai dengan format surat dinas.
1. Pengertian
Surat perjalanan dinas atau orang-orang sering menyebutnya dengan surat perintah perjalanan dinas
SPPD memiliki pengertian yang sama yaitu sebagai tanda bukti suatu perjalanan pekerjaan yang
diberikan oleh atasan atau pihak berwenang kepada karyawan yang ditujukan untuk bertugas. SPPD
bisa disebut sebagai surat izin untuk karyawan dalam melakukan pekerjaan mereka.
Dengan adanya bukti perjalanan kerja atau dinas menjadikan karyawan mudah dalam melakukan
pekerjaan mereka. Bukti surat ini sering digunakan sebagai tanda bukti untuk karyawan dalam
melakukan perjalanan dinas atau kerja yang dilakukan di luar kota dengan jangka waktu yang sudah
ditentukan oleh pimpinan sebelumnya. Tentunya dalam menjalankan tugas dinasnya, karyawan yang
diberi tugas harus membawa SPPD ini kemanapun saat mereka bekerja atau berdinas di luar kota.
Sering juga suatu tugas atau tempat untuk memberi tugas tersebut meminta para karyawan untuk
membawa SPPD sebagai persyaratan dalam bekerja atau berdinas. Lalu apa sajakah tujuan dari
pembuatan serta penggunaan surat perjalanan dinas ini.
2. Fungsi
Tujuan utama dari pembuatan SPPD ini adalah sebagai bukti dalam melakukan tugas yang dilakukan
di luar kota. Adanya surat perjalanan dinas juga memberikan penjelasan kepada petugas yang diberi
tanggung jawab untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka secara jelas dengan jangka
waktu yang sudah ditentukan sebelumnya.
Selain itu, SPPD sering juga digunakan sebagai persyaratan dalam mengikuti sebuah tugas. Biasanya
sering digunakan untuk menunjukan tugas apa yang diberikan serta berapa lama waktu yang
diberikan. Oleh sebab itu, surat perintah perjalanan dinas ini sangat dibutuhkan serta penting dalam
pembuatannya.
3. Susunan Bentuk Surat
Mungkin sama dengan surat-surat lainnya, surat perjalanan dinas memiliki beberapa bagian yang
disusun untuk menjadikan surat tersebut dapat digunakan dalam melakukan tugas dinas. Bagian-
bagian surat perintah perjalanan dinas ini diantaranya adalah:
Kop surat atau kepala surat
Dalam hal ini kop surat berisikan dari logo, nama, dan alamat instansi yang menunjukan bahwa surat
tersebut dibuat oleh instansi terkait. Serta dalam hal ini kop surat menunjukan bahwa surat tersebut
merupakan surat resmi atau formal. Pada bagian kepala surat ini memiliki nomor surat yang dari
setiap instansi memiliki susunan nomor yang berbeda-beda. Terdapat tanggal surat serta perihal atau
hal dari surat yang dibuat. Dalam SPPD tentunya juga terdapat alamat dari penerima surat yang
ditunjukan atau diberikan kepada pihak yang bersangkutan.
Bagian isi surat
Pada bagian isi surat menjelaskan tentang maksud serta tujuan dari pembuatan surat tersebut. Dengan
memberikan nama dan jabatan dari pegawai yang diberikan tugas. Selain itu juga menjelaskan tugas
apa yang akan dilakukan serta jangka waktu dalam melakukan tugas tersebut. Isi yang diberikan atau
ditulis pada SPPD harus jelas serta menunjukan keterangan secara rinci tugas yang akan diberikan
dengan tidak melupakan menggunakan bahasa Indonesia yang efektif dan sesuai dengan ejaan yang
benar.
Bagian penutup
Pada bagian penutup berisikan salam penutup sebagai bentuk rasa hormat dari pembuatan surat.
Dalam menuliskan salam penutup haruslah menggunakan bahasa yang sopan serta efektif. Pada
bagian ini terdapat bagian tanda tangan untuk pejabat yang memberi tugas yang diberikan nama,
jabatan dan nomor NIP.
Bagian penutup juga biasanya terdapat bagian tembusan, yang dimaksud tembusan adalah pihak yang
berhak mengetahui surat dinas yang dibuat sebagai izin dari proses kerja yang diberikan.
Untuk mengetahui penjelasan lebih lanjut dari bagian-bagian serta isi dari surat perintah perjalanan
dinas yang ada, mari kita lihat serta simak contoh yang diberikan dalam pembuatan surat perjalanan
dinas.
Contoh surat:
2. SURAT INTRUKSI
Surat instruksi berbeda dengan surat perintah, surat instruksi ditujukan kepada banyak pihak
dan lingkungan yang lebih luas dan bersumber dari peraturan atau kebijaksanaan pimpinan,
sedangkan surat perintah hanya kepada Pihak tertentu. Jadi, surat instruksi ialah surat yang berisi
perintah-perintah dengan petunjuk-petunjuk yang lengkap untuk dilaksanakan. Surat instruksi
dikeluarkan oleh pihak yang lebih tinggi dan para pejabat yang berwenang kepada pihak bawahan
agar melaksanakannya sesuai dengan isi surat tersebut serta harus menyampaikannya kepada
lingkungan atau pihak-pihak lain.
Fungsi Surat instruksi yaitu untuk membuat instruksi tersebut menjadi jelas dan sah (resmi).
Sedangkan tujuan surat instruksi, yaitu Menyampaikan suatu instruksi kepada pembaca untuk berbuat
sesuatu dan mendapat tanggapan dari pembaca tentang isi surat.
Sebagai disebut di atas surat instruksi memuat petunjuk-petunjuk secara terperinci mengenai
hal yang harus dilaksanakan serta menerapkan san jika instruksi tersebut tidak dilaksanakan. Dalam
membuat surat instruksi yang tepat harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Kop surat
2. Perkataan surat perintah dan nomor surat perintah
3. Isi surat perintah terdiri dari beberapa perihal
4. Tanggal/Thaun
5. Nama jabatan
6. Tanda tangan
7. Nama dan NIP
8. Tembusan
Surat Referensi adalah surat yang dibuat dan dikeluarkan apabila ada sebuah perusahaan yang
memerlukan informasi tentang keadaan seseorang, yang menjelaskan / menerangkan tentang
bagaimana perilaku karyawan yang tersebut di dalam surat itu selama bekerja, jabatannya, masa
jabatan, dan juga kinerja karyawan tersebut dalam bekerja, karena perusahaan yang meminta
keterangan tersebut ingin mengetahui tentang kepribadian yang bersangkutan.
Contoh Surat
4. SURAT TUGAS
a. Pengertian surat tugas
Surat Tugas adalah surat resmi yang dibuat dan dikeluarkan oleh seorang pejabat yang
berwenang di instansi atau lembaga tertentu dimana isinya menugaskan seorang pegawai/
staff untuk melakukan suatu pekerjaan.
b. Fungsi surat tugas
Surat tugas berfungsi sebagai:
1. Dokumen pengesahan formal bagi pengemban tugas terhadap tugas yang harus
dijalankan
Surat yang dikeluarkan oleh instansi atau pihak yang lebih tinggi dan ditujukan kepada pihak
bawahan untuk melaksanakan tugas tertentu dianggap sebagai lembar pengesahan yang
formil. Sehingga atas dasar inilah fungsinya memberikan rujukan kepada khalayak ud.mum.
Proses mempemudah dalam fungsi surat tugas tentusaja berkaitan dengan kepentingan yang
ada di insitusi atau lembaga yang dituju. Sehingga melalui peran inilah tak lain untuk
mendeskripsikan betapa pentingnya surat yang dibuat.
Surat keputusan ialah surat yang bersifat penting yang dibuat dan dikeluarkan oleh pejabat/pimpinan
atas instansi yang tertinggi berisi pernyataan memutuskan sesuatu hal sehubungan dengan tertib
organisasi/perundang-undangan yang bersangkutan.
Surat keputusan hanya boleh dikeluarkan dan dibuat pejabat yang berhak membuat dan
mengeluarkannya. Surat keputusan itu berisi pernyataan yang mengikat semua pihak yang terlibat dan
kedudukan surat keputusan terletak di tingkat teratas. Jadi, jika ada suatu perubahan terhadap isi yang
telah ditetapkan dalam surat keputusan hanya dapat diubah dengan surat lagi, tidak dapat diubah
dengan surat biasa.
Pembuatan surat keputusan tentunya memiliki fungsi serta kegunaan, berfungsi bagi pembuat surat
maupun penerima. Fungsi-fungsi antara lainnya adalah
1. Membaca, yang diikuti oleh uraian tentang isi surat yang telah diterima pejabat pembuat
keputusan tersebut.
2. Menimbang, yang diikuti oleh pertimbangan, tujuan atau alasan mengapa surat keputusan
perlu dikeluarkan.
3. Mengingat, yang diikuti oleh peraturan-peraturan, oleh undang-undang atau keputusan-
keputusan dari pejabat yang lebih tinggi atau berwenang, sehingga maksudnya surat
keputusan tersebut dapat dipertanggungajawabkan dan mempunyai landasan hukum yang
kuat.
4. Memperhatikan atau mendengarkan, bila diperlukan dapat ditambah dengan kalimat-
kalimat ini yang diikuti oleh uraian tentang ketentuan-ketentuan atau tulisan-tulisan dinas atau
pendapat pejabat lain yang perlu mendapat perhatian dan didengarkan dalam pembuatan
keputusan tersebut.
6. Diktum, berisi rumusan tentang keputusan yang diambil oleh pejabat yang berwenang berdasarkan
konsideran. DIKTUM diambil dengan kata MEMUTUSKAN (ditulis dalam huruf kapital), disusul
sebelah kirinya oleh kata Menetapkan: selanjutnya disebutkan apa yang diputuskan itu dengan
kalimat-kalimat yang diawali oleh kata-kata pertama; kedua; ... ketiga; .... keempat, .... dan
seterusnya.
7. Kaki surat keputusan, yang berfungsi sebagai salam penutup yang terdiri dari;
Surat perintah adalah surat yang dibuat untuk memberikan perintah secara tertulis kepada pihak
tertentu. Jenis surat ini tergolong surat resmi dan biasa dipakai oleh instansi maupun lembaga
pemerintah dan swasta.
Menggunakan bahasa yang baku dan susunan kalimat yang sopan, jelas serta tegas.
Menjabarkan mengenai detail kewajiban yang harus dilakukan oleh pihak penerima. Biasanya
penjelasan ini termuat di lampiran surat.
Memuat nilai dan tingkat kepentingan perintah yang diberikan.
Memuat sanksi apabila pihak yang bersangkutan melakukan pelanggaran.
Memiliki kop surat yang menunjukan identitas resmi instansi.
Memuat nama dan jabatan pihak yang memberi perintah.
Memiliki format surat resmi yang meliputi:
– tanggal pembuatan,
– nomor surat,
– perihal,
– lampiran,
– salam pembuka,
– isi surat,
– salam penutup,
– nama dan tanda tangan pemberi perintah
– stempel.