Anda di halaman 1dari 15

Laboratorium Mekanika Tanah

Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik


Universitas Indonesia

NAMA PRAKTIKAN : Refaldi Prayitno 1606881613


Almer Zaidan Basyir Kiat 1906381142
Jefferson Baktiar 1906381054
KELOMPOK : L-12
TANGGAL PRAKTIKUM : 18 April 2021
JUDUL PRAKTIKUM : Specific Gravity
ASISTEN : Anfrhasya Haniva Elgeri
PARAF DAN NILAI :

I. PENDAHULUAN
A. Standar Acuan dan Referensi
ASTM D 854 "Standard Test Methods for Specific Gravity of Soil Solids
by Water Pycnometer"
AASHTO T 100 "Specific Gravity of Soils"
SNI 1964:2008 "Cara Uji Berat Jenis Tanah"
B. Maksud dan Tujuan Percobaan
Mendapatkan nilai specific gravity dari butiran tanah, yaitu perbandingan
berat isi tanah dan berat isi air suling pada suhu 20°C.
Specific gravity pada tanah dapat digunakan untuk menghitung
hubungan pada fase tanah, seperti angka pori (void ratio), derajat
kejenuhan (degree of saturation), serta densitas dari tanah.
C. Alat – alat dan Bahan
a. Alat
- Pycnometer dengan volume 500 ml
- Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
- Oven
- Kompor Listrik
- Termometer
- Can
- Alat Penyemprot
b. Bahan

1
Specific Gravity
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

- Sampel tanah lolos saringan No. 4 sebanyak 500 gram, kering


oven
- Air suling

Gambar 1 Peralatan praktikum specific gravity: a) Termometer; b) Can; c) Alat penyemprot; d)


Pycnometer; e) Kompor listrik

D. Teori dan Rumus yang Digunakan


Specific gravity pada tanah didefinisikan sebagai berat jenis tanah
dibandingkan dengan berat jenis air suling pada suhu 4°C, dengan
persamaan sebagai berikut:
𝐺𝑠 = 𝛾𝑠/ 𝛾𝑤
Dimana:
Gs = specific gravity
𝛾𝑠 = berat jenis tanah
𝛾𝑤 = berat jenis air
Untuk tanah, berat jenisnya merupakan perbandingan antara berat tanah
dengan volume tanah:
𝛾𝑠 = 𝑤𝑠 /𝑉𝑠
Dimana:
ws = berat tanah
Vs = volume tanah
Untuk air, berat jenisnya didefinisikan sebagai berikut:
𝛾𝑤 = 𝑤𝑤 /𝑉𝑤
Dimana:

2
Specific Gravity
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

𝑤𝑤 = berat air
𝑉𝑤 = volume air
Dalam percobaan, volume tanah (Vs) selalu harus diusahakan sama
dengan volume air (Vw), sehingga Vw = Vs dan persamaan menjadi
sebagai berikut:
𝐺𝑠 = 𝑤𝑠/ 𝑤𝑤 .
Percobaan specific gravity ini dilakukan pada kondisi suhu T°C,
sehingga nilai tersebut harus dikoreksi dengan faktor koreksi α, sehingga
rumus tersebut menjadi:
𝑮𝒔 = 𝜶 𝒘𝒔 /𝒘𝒘
Dimana:
𝑤𝑠 = berat tanah
𝑤𝑤 = berat air
𝛼 = faktor koreksi suhu T°C yang berhubungan dengan temperatur
ruangan pada saat percobaan.
Tabel 1 Hubungan kerapatan relatif air dan faktor koreksi suhu

Temperatur Hubungan kerapatan relatif Faktor koreksi suhu


No. (ºC) air (α)
1 18 0,9986244 1,0004
2 19 0,9984347 1,0002
3 20 0,9982343 1,0000
4 21 0,9980233 0,9998
5 22 0,9978019 0,9996
6 23 0,9975702 0,9993
7 24 0,9973286 0,9991
8 25 0,997077 0,9989
9 26 0,9968156 0,9986
10 27 0,9965451 0,9983
11 28 0,9962652 0,998
12 29 0,9959761 0,9977
13 30 0,995678 0,9974
Sumber:SNI 1964:2008
Nilai Gs pada umumnya yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah
hasil percobaan benar atau tidak adalah sebagai berikut:
Tabel 2 Nilai Gs beberapa jenis tanah

Tipe Tanah Gs

3
Specific Gravity
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Pasir 2,65 – 2,67


Pasir Kelanauan 2,67 – 2,70
Lempung Anorganik 2,70 – 2,75
Tanah dengan Mika Besi 2,75 – 3,00
Tanah Organik 1,0+ - 2,60
Sumber: Bowler (2001)
E. Teori Tambahan
Specific Gravity (SG) merupakan perbandingan densitas suatu fluida
terhadap fluida standar (reference). Di dalam proses pengolahan migas,
istilah ini banyak dijumpai terutama berkaitan dengan analisis
karakteristik atau spesifikasi feed dan produk. SG suatu fluida dinyatakan
dalam angka dengan 4 digit di belakang koma dan tidak bersatuan.

Fluida standar untuk zat cair adalah air dengan densitas 1 g/cm3 atau
1000 kg/m3 (densitas terbesar pada suhu 3,98 °C). Sedangkan untuk gas,
fluida standarnya adalah udara dengan berat molekul 28,964 g/mol.

SG zat cair diukur dengan hydrometer. Pada pengukurannya, selain


menggunakan hydrometer, digunakan juga termometer untuk
mengetahui temperatur fluida saat diukur. Hal ini sangat penting karena
SG berubah seiring perubahan temperatur. SG merupakan perbandingan
densitas zat terhadap densitas zat standar. Densitas merupakan
perbandingan massa zat dengan volume zat. Volume zat sangat
dipengaruhi oleh suhu. Kenaikan suhu akan mengakibatkan pemuaian zat
sehingga volumenya bertambah. Dengan demikian densitas zat yang
sama pada temperatur yang lebih tinggi akan lebih rendah. Oleh
karenanya besarnya SG zat tersebut pun berubah.

Guna kepentingan transaksi jual beli, khususnya di bidang migas supaya


pembeli dan penjual tidak ada yang dirugikan maka ditetapkan standar
SG 60/60 sebagai dasar perhitungan transaksi jual beli. SG 60/60 berarti
perbandingan densitas zat pada suhu 60 °F dengan densitas zat standar
pada suhu yang sama. Namun kenyataannya, sangat sulit

4
Specific Gravity
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

mengkondisikan suhu pengukuran tepat pada 60 °F. Oleh karena itu


pengukuran dilakukan pada suhu ruangan (berapapun) yang nantinya
hasil pengukuran tersebut dikonversi ke SG 60/60 dengan suatu koreksi
suhu. (UGM, 2017)

II. PRAKTIKUM
A. Persiapan Praktikum
1. Menyiapkan pycnometer yang telah dibersihkan dan dikeringkan.
2. Untuk bahan uji digunakan sampel tanah sebanyak 500 gram lolos
saringan No. 4 ASTM dan sudah dikeringkan dalam oven selama ±
24 jam dengan temperatur 110° ± 5°C (230 ± 9° F).
B. Jalannya Praktikum
1. Mengisi pycnometer dengan air suling sebanyak 500 ml dan timbang
beratnya sehingga didapatkan berat air dan berat pycnometer (wbw).
2. Mencatat suhu air dalam pycnometer dengan menggunakan
termometer.
3. Mengembalikan air dalam pycnometer ke dalam wadah awalnya,
kemudian bersihkan dan keringkan kembali pycnometer.
4. Memasukkan sampel tanah sebanyak 100 gram ke dalam pycnometer
secara hati-hati (diusahakan tidak ada butiran tanah yang menempel
pada dinding leher pycnometer karena akan mengurangi volume
tanah).
5. Mengisi kembali pycnometer dengan air suling hingga ± 3 2 bagian
volumenya.
6. Mendiamkan pycnometer berisi tanah yang sudah terendam dengan
air suling selama 24 jam atau lebih.
7. Memanaskan pycnometer untuk menghilangkan udara yang
terperangkap dalam tanah pada pycnometer dengan cara dididihkan
± 10 menit (gunakan kompor listrik).
8. Memanaskan pycnometer untuk menghilangkan udara yang
terperangkap dalam tanah pada pycnometer dengan cara dididihkan
± 10 menit (gunakan kompor listrik).

5
Specific Gravity
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

9. Mencatat kembali suhu yang terjadi setelah didiamkan selama ± 15


jam dengan menggunakan termometer. Apabila suhu akhir sudah
sama dengan suhu awal air, timbang kembali pycnometer berisi air
dan tanah tersebut sehingga didapatkan berat pycnometer + berat air
+ berat tanah (wbws).
III. PENGOLAHAN DATA
A. Data Hasil Praktikum
Tabel 3 Data hasil praktikum

Wt of Flask + Wt of Flask +
Flask Wt of Flask Wt of Flask Water + Soil (W3) Water (W4) (g) Temperatur (º
No (W1) + Soil (W2) (g) C)
5 182.27 282.87 741.81 678.72 29
E 172.66 272.67 738.84 675.22 29
Sumber: Pengolahan Data Praktikan
W1 = Berat Piknometer
W2 = Berat Piknometer + tanah
W3 = Berat Piknometer + air + tanah (Wbws)
W4 = Berat Piknometer + air (Wbw)

B. Perhitungan

Ws = W2 – W1
Dengan :
Ws = berat tanah (g)
W2 = Berat Piknometer + tanah (g)
W1 = Berat Piknometer (g)
Sampel 1 (Tabung 5)
Ws = W2 – W1
= 282.27 – 182.27
= 100 gram
Sampel 2 (Tabung E)
Ws = W2 – W1
= 272.67 – 172.66
= 100.01

6
Specific Gravity
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Ww = Ws + Wbw – Wbws

Dengan :
Ww = berat air
Ws = berat tanah
Wbw = berat pycnometer + air 500 ml
Wbws = berat pycnometer + air + tanah setelah didinginkan
Sampel 1 ( Tabung 5 )

Ww = Ws + Wbw – Wbws
= 100 + 678.72 – 741.81
= 36.91 gram
𝑊
Gs = α 𝑊𝑠
𝑤

Tabel 4 Hubungan kerapatan relatif air dan faktor koreksi suhu

Temperatur Hubungan kerapatan relatif Faktor koreksi suhu


No. (ºC) air (α)
1 18 0,9986244 1,0004
2 19 0,9984347 1,0002
3 20 0,9982343 1
4 21 0,9980233 0,9998
5 22 0,9978019 0,9996
6 23 0,9975702 0,9993
7 24 0,9973286 0,9991
8 25 0,997077 0,9989
9 26 0,9968156 0,9986
10 27 0,9965451 0,9983
11 28 0,9962652 0,998
12 29 0,9959761 0,9977
13 30 0,995678 0,9974
Sumber : SNI 1964:2008
α = 0.9977
100
Gs = 0.9977𝑥 36.91

= 2.703

7
Specific Gravity
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Sampel 2 (Tabung E)
Ww = Ws + Wbw – Wbws
= 100.01 + 675.22 – 738.84
= 36.89 gram
𝑊
Gs = α 𝑊𝑠
𝑤

Tabel 5 Hubungan kerapatan relatife air dan faktor koreksi suhu

Temperatur Hubungan kerapatan relatif Faktor koreksi suhu


No. (ºC) air (α)
1 18 0,9986244 1,0004
2 19 0,9984347 1,0002
3 20 0,9982343 1
4 21 0,9980233 0,9998
5 22 0,9978019 0,9996
6 23 0,9975702 0,9993
7 24 0,9973286 0,9991
8 25 0,997077 0,9989
9 26 0,9968156 0,9986
10 27 0,9965451 0,9983
11 28 0,9962652 0,998
12 29 0,9959761 0,9977
13 30 0,995678 0,9975
Sumber : SNI 1964:2008
α = 0.9977
100.01
Gs = 0.9977𝑥 36.89

= 2.705

Nilai Specific Gravity Rata-Rata


∑ 𝑮𝒔
̅̅̅̅ =
𝑮𝒔
𝒏
𝟐.𝟕𝟎𝟑+𝟐.𝟕𝟎𝟓
= 𝟐

= 2.704
Kesalahan Relatif
Sampel 1 ( Tabung 5)

8
Specific Gravity
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
̅̅̅̅|
|𝐺𝑠1 − 𝐺𝑠
X1 = ̅̅̅̅
𝑥 100 = 0.037 %
𝐺𝑠

Sampel 2 ( Tabung E )
Sampel 2
|𝐺𝑠2 − ̅̅̅̅|
𝐺𝑠
X2 = ̅̅̅̅
𝑥100 = 0.037 %
𝐺𝑠

Kesalahan Relatifrata-rata
𝑋1 + 𝑋2
𝑋̅ = = 0.037 %
2

IV. ANALISIS
A. Analisis Percobaan
Tujuan dari praktikum Spesific Gravity ini adalah untuk
menentukan spesifik Gravity dari suatu sampel tanah. Spesific Gravity
pada tanah dapat digunakan untuk menghitung hubungan pada fase
tanah, seperti angka pori (void ratio), derajat kejenuhan (degree of
saturation), serta densitas dari tanah.Praktikum specific gravity
menggunakan alat-alat dengan kegunaannya sebagai berikut:
- Pycnometer dengan volume 500 ml → untuk menampung air dan
sampel tanah.
- Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram →untuk menimbang
berat dari piknometer yang telah diisi air dan sampel.
- Oven → untuk mengeringkan sampel tanah sehingga bisa
diketahui kadar airnya.
- Kompor Listrik → untuk memanaskan piknometer yang telah
terisi sampel dan air sehingga gelembung udara pada sampel bisa
keluar.
- Termometer → untuk mengukur suhu dari air + sampel.
- Can → untuk wadah sampel tanah dalam proses pengeringan.
- Alat Penyemprot → untuk menyemprot sampel tanah yang
menempel pada leher tabung piknometer.
Untuk bahan praktikum kali ini menggunakan sampel tanah lolos No. 4
sebanyak 500 gram, kering oven dan air suling.

9
Specific Gravity
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Hal yang pertama dilakukan menyiapkan air suling 500 ml


kemudian dimasukan dalam piknometer. Setelah itu catat suhu air dalam
piknometer kemudian kembalikan air dalam wadahnya. Selanjutnya
adalah menyiapkan tanah yang lolos saringan No. 4 astm sebanyak 100
gram untuk setiap setiap piknometer. Sampel tanah dimasukkan ke dalam
piknometer dengan hati-hati usahakan tidak ada yang menempel pada
bagian leher lalu memasukkan air suling ke dalam piknometer hingga
batas tera atau sekitar 2/3 bagian dari piknometer, lalu didiamkan selama
satu hari atau 24 jam agar selain suhu air dan tanah sama dengan suhu
ruangan, juga agar kadar tanah dapat jenuh dengan sempurna dan
mengendap di dasar tabung.
Setelah didiamkan selama 24 jam lalu piknometer diletakkan di
atas kompor listrik lalu dipanaskan selama kurang lebih 10 menit. Tujuan
pemanasan dari piknometer yang berisi tanah tersebut adalah untuk
menghilangkan gelembung-gelembung udara yang ada di dalam tanah.
Setelah dipanaskan Diamkan piknometer selama 15 jam hingga suhunya
kembali normal sama dengan suhu awal percobaan kemudian isi kembali
piknometer dengan air suling sampai batas garis, agar nilai alfa atau
koreksi suhu tidak berubah dan data dari Sg menjadi lebih valid, lalu catat
suhu dari air yang ada di dalam piknometer dan timbang untuk
mendapatkanWbws. Setelah itu bersihkan alat dan Spesific Gravity dapat
dihitung berdasarkan data yang diperoleh.
B. Analisis Data dan Hasil
Dari percobaan praktikan mendaptkan data praktikum berupa berat
dari piknometer kemudian berat dari piknometer ditambah dengan air
(Wbw) dan berat piknomter ditambah sampel tanah (Wbs). Berat tanah
diambil dengan cara mengurangi berat piknomter dengan berat
piknometer + tanah (Wbs) sehingga didapat berat tanah (Ws). Kemudian
praktikan mengukur suhu dari air suling sebesar 29°C. Suhu awal dan
suhu akhir sama besarnya. Data praktikum yang terakhir yaitu berat
keseluruhan dari piknomter + air + tanah (Wbws). Kemudian praktikan
mencari berat air (Ww) dengan rumus Ww = Ws + Wbw – Wbws. Setelah

10
Specific Gravity
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

mendapat Ww, kemudian bisa dicari Gs dengan rumus Gs = α Ws/Ww.


α didapat dari tabel faktor koreksi suhu, dengan suhu sebesar 29°C ,α =
0.9977.
Dari sampel pertama didapatkan nilai Gs sebesar 2.703, dan
sampel kedua 2.705. Dari kedua sampel tersebut, digunakan koreksi suhu
atau alfa dari tabel hasil referensi yang telah didapatkan oleh praktikan.
Lalu didapatkan Gs rata rata = 2. 704.

Dengan kesalahan relatif 0.037 %. Specific gravity dari tanah


lempung anorganik sekitar 2.70-2.75 . Sampel tanah ini memiliki nilai
Spesific Gravity sebesar 2,704 , yang berarti bahwa tanah tersebut
merupakan tanah lempung anorganik

Tabel 6 Tabel Kesalahan Relatif

No Gs Gs rata-rata Kesalahan relatif (%)


1 2.703 2.704 0.037
2 2.705 2.704 0.037
Rata-rata 0.037
Sumber : Pengolahan Data Praktikan

Tabel 7 Nilai Gs beberapa jenis tanah

Tipe Tanah Gs
Pasir 2,65 – 2,67
Pasir Kelanauan 2,67 – 2,70
Lempung Anorganik 2,70 – 2,75
Tanah dengan Mika Besi 2,75 – 3,00
Tanah Organik 1,0+ - 2,60
Sumber: Bowles (2001)
Karakteristik dari tanah lempung anorganik

C. Analisis Kesalahan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, praktikan menganalisia
beberapa jenis kesalahan pada percobaan Specific Gravity yang memiliki
persentase sebesar 0.037 % %, diantaranya :

11
Specific Gravity
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

a. Pengukuran temperatur yang kurang tepat, ketidaktelitian praktikan


dalam membaca suhu pada termometer juga menjadi penyebab
adanya kesalahan karena akan mempengaruhi koefisien suhu.
b. Pengukuran massa sampel yang kurang tepat, jumlah sampel tanah
yang dimasukan kedalam piknometer tidak tepat sebesar 100 gram
sehingga mempengaruhi perhitungan yang menyebabkan
ketidaktepatan hasil dari nilai Gs. Namun untuk kesalahan 0.037 %
masih dapat diterima karena nilai yang terbilang kecil sehingga data
praktikan dapat dikatakan masih valid.
c. Dalam memasukkan dan mengeluarkan tanah, terdapat tanah yang
tumpah, setelah penimbangan tanah, masih ada tanah yang tidak
masuk seluruhnya kedalam piknometer sehingga mempengaruhi nilai
akhir dari Gs.

V. KESIMPULAN
1. Pada praktikum ini, Specific Gravity menyatakan perbandingan
berat isi tanah dengan berat isi air pada temperatur 29o.
2. Nilai Specific Gravity yang didapatkan sebesar 2,704 sehingga
tanah ini merupakan tanah lempung anorganik.
3. Kesalahan relatif pada percobaan ini sebesar 0,037%, yang
cukup kecil dan masih bisa ditolerir.

VI. APLIKASI
Pengujian Specific Gravity ini sangat diperlukan untuk
melakukan analisis pengujian tanah selanjutnya. Pengujian tanah
dilapangan dibutuhkan untuk perancangan fondasi bangunan seperti :
• Bangunan gedung
• Dinding penahan tanah
• Bendungan
• Jalan
• Dermaga
Cara pengujian tanah dilakukan dengan :
• Lubang uji (test pit)

12
Specific Gravity
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

• Pengeboran
• Insitu test (pengujian di lapangan)
Dari data yang diperoleh, sifat-sifat teknis tanah dipelajari
kemudian dijadikan pertimbangan dalam menganalisis penurunan dan
kapasitas dukung. Aplikasi pekerjaan
1. Uji tanah di lapangan
a. Pemboran inti / core drilling / boring (50%)
Pekerjaan ini mengambil contoh tanah untuk mengetahui lapisan
tanah dan untuk
mengambil contah tanah yang akan di uji di laboratorium.
Pekerjaan SPT sekaligus
dikerjakan dengan alat ini
b. Uji Conus / Sondir (60%)
Uji ini untuk mengetahui nilai tahanan konus (qc) terhadap
konsistensi tanah
c. Standart Penetrasi Test (80%)
Pengujian hand boring dan SPT didasarkan atas ASTM D-1586,
hasil dari pengujian ini adalah diskripsi susunan lapisan-lapisan
tanah serta nilai SPT yang dinyatakan dalam N pukulan. Nilai
SPT diperoleh yaitu pada tabung SPT ditekan tau dipukul
sedalam 150 mm pada tanah tak terganggu sambil mencatat
banyaknya pukulan yang diperlukan. Pengujian ini dilakukan
bersamaan dengan pengambilan contoh tanah dan biasa
dilakukan tiap 1.5 2 m kedalaman atau tiap pergantian jenis
tanah.
2. Uji tanah dilaboratorium (10%)
a) Pengujian dari pengamatan langsung
b) Kadar air
c) Analisis butiran
d) Batas attetberg
e) Triaxial,tekan bebas,geser langsung
f) Geser kipas

13
Specific Gravity
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

g) Konsolidasi
h) Permeabilitas
i) Analisa bahan kimia dll.

VII. REFERENSI

(t.thn.). Diambil kembali dari http://www.highways.gov.sk.ca/205-12/


Civil, A. (t.thn.). Diambil kembali dari http://www.aboutcivil.com/soil-
constituents-and-properties.html
Diponegoro, U. (t.thn.). Diambil kembali dari
http://eprints.undip.ac.id/47791/3/BAB_II.pdf
Highway. (t.thn.). Diambil kembali dari
http://www.highways.gov.sk.ca/205-12/
Laboratorium Mekanika Tanah, D. T. (2017). Buku Panduan Praktikum
Mekanika Tanah. Depok: Fakultas Teknik, Universitas Indonesia.
UGM, R. (2017, Oktober). Repository UGM. Diambil kembali dari
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=download&sub=Downlo
adFile&act=view&typ=html&id=64181&ftyp=potongan&potongan=S1-
2013-284979-chapter1.pdf

VIII. LAMPIRAN

Gambar 2

14
Specific Gravity
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Sumber: Dokumentasi Praktikan

Gambar 3

Sumber: Dokumentasi Praktikan

Gambar 4

Sumber: Dokumentasi Praktikan

15
Specific Gravity

Anda mungkin juga menyukai