Laporan Specific Gravity - Refaldi Prayitno - 1606881613
Laporan Specific Gravity - Refaldi Prayitno - 1606881613
I. PENDAHULUAN
A. Standar Acuan dan Referensi
ASTM D 854 "Standard Test Methods for Specific Gravity of Soil Solids
by Water Pycnometer"
AASHTO T 100 "Specific Gravity of Soils"
SNI 1964:2008 "Cara Uji Berat Jenis Tanah"
B. Maksud dan Tujuan Percobaan
Mendapatkan nilai specific gravity dari butiran tanah, yaitu perbandingan
berat isi tanah dan berat isi air suling pada suhu 20°C.
Specific gravity pada tanah dapat digunakan untuk menghitung
hubungan pada fase tanah, seperti angka pori (void ratio), derajat
kejenuhan (degree of saturation), serta densitas dari tanah.
C. Alat – alat dan Bahan
a. Alat
- Pycnometer dengan volume 500 ml
- Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
- Oven
- Kompor Listrik
- Termometer
- Can
- Alat Penyemprot
b. Bahan
1
Specific Gravity
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
2
Specific Gravity
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
𝑤𝑤 = berat air
𝑉𝑤 = volume air
Dalam percobaan, volume tanah (Vs) selalu harus diusahakan sama
dengan volume air (Vw), sehingga Vw = Vs dan persamaan menjadi
sebagai berikut:
𝐺𝑠 = 𝑤𝑠/ 𝑤𝑤 .
Percobaan specific gravity ini dilakukan pada kondisi suhu T°C,
sehingga nilai tersebut harus dikoreksi dengan faktor koreksi α, sehingga
rumus tersebut menjadi:
𝑮𝒔 = 𝜶 𝒘𝒔 /𝒘𝒘
Dimana:
𝑤𝑠 = berat tanah
𝑤𝑤 = berat air
𝛼 = faktor koreksi suhu T°C yang berhubungan dengan temperatur
ruangan pada saat percobaan.
Tabel 1 Hubungan kerapatan relatif air dan faktor koreksi suhu
Tipe Tanah Gs
3
Specific Gravity
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Fluida standar untuk zat cair adalah air dengan densitas 1 g/cm3 atau
1000 kg/m3 (densitas terbesar pada suhu 3,98 °C). Sedangkan untuk gas,
fluida standarnya adalah udara dengan berat molekul 28,964 g/mol.
4
Specific Gravity
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
II. PRAKTIKUM
A. Persiapan Praktikum
1. Menyiapkan pycnometer yang telah dibersihkan dan dikeringkan.
2. Untuk bahan uji digunakan sampel tanah sebanyak 500 gram lolos
saringan No. 4 ASTM dan sudah dikeringkan dalam oven selama ±
24 jam dengan temperatur 110° ± 5°C (230 ± 9° F).
B. Jalannya Praktikum
1. Mengisi pycnometer dengan air suling sebanyak 500 ml dan timbang
beratnya sehingga didapatkan berat air dan berat pycnometer (wbw).
2. Mencatat suhu air dalam pycnometer dengan menggunakan
termometer.
3. Mengembalikan air dalam pycnometer ke dalam wadah awalnya,
kemudian bersihkan dan keringkan kembali pycnometer.
4. Memasukkan sampel tanah sebanyak 100 gram ke dalam pycnometer
secara hati-hati (diusahakan tidak ada butiran tanah yang menempel
pada dinding leher pycnometer karena akan mengurangi volume
tanah).
5. Mengisi kembali pycnometer dengan air suling hingga ± 3 2 bagian
volumenya.
6. Mendiamkan pycnometer berisi tanah yang sudah terendam dengan
air suling selama 24 jam atau lebih.
7. Memanaskan pycnometer untuk menghilangkan udara yang
terperangkap dalam tanah pada pycnometer dengan cara dididihkan
± 10 menit (gunakan kompor listrik).
8. Memanaskan pycnometer untuk menghilangkan udara yang
terperangkap dalam tanah pada pycnometer dengan cara dididihkan
± 10 menit (gunakan kompor listrik).
5
Specific Gravity
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Wt of Flask + Wt of Flask +
Flask Wt of Flask Wt of Flask Water + Soil (W3) Water (W4) (g) Temperatur (º
No (W1) + Soil (W2) (g) C)
5 182.27 282.87 741.81 678.72 29
E 172.66 272.67 738.84 675.22 29
Sumber: Pengolahan Data Praktikan
W1 = Berat Piknometer
W2 = Berat Piknometer + tanah
W3 = Berat Piknometer + air + tanah (Wbws)
W4 = Berat Piknometer + air (Wbw)
B. Perhitungan
Ws = W2 – W1
Dengan :
Ws = berat tanah (g)
W2 = Berat Piknometer + tanah (g)
W1 = Berat Piknometer (g)
Sampel 1 (Tabung 5)
Ws = W2 – W1
= 282.27 – 182.27
= 100 gram
Sampel 2 (Tabung E)
Ws = W2 – W1
= 272.67 – 172.66
= 100.01
6
Specific Gravity
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Ww = Ws + Wbw – Wbws
Dengan :
Ww = berat air
Ws = berat tanah
Wbw = berat pycnometer + air 500 ml
Wbws = berat pycnometer + air + tanah setelah didinginkan
Sampel 1 ( Tabung 5 )
Ww = Ws + Wbw – Wbws
= 100 + 678.72 – 741.81
= 36.91 gram
𝑊
Gs = α 𝑊𝑠
𝑤
= 2.703
7
Specific Gravity
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Sampel 2 (Tabung E)
Ww = Ws + Wbw – Wbws
= 100.01 + 675.22 – 738.84
= 36.89 gram
𝑊
Gs = α 𝑊𝑠
𝑤
= 2.705
= 2.704
Kesalahan Relatif
Sampel 1 ( Tabung 5)
8
Specific Gravity
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
̅̅̅̅|
|𝐺𝑠1 − 𝐺𝑠
X1 = ̅̅̅̅
𝑥 100 = 0.037 %
𝐺𝑠
Sampel 2 ( Tabung E )
Sampel 2
|𝐺𝑠2 − ̅̅̅̅|
𝐺𝑠
X2 = ̅̅̅̅
𝑥100 = 0.037 %
𝐺𝑠
Kesalahan Relatifrata-rata
𝑋1 + 𝑋2
𝑋̅ = = 0.037 %
2
IV. ANALISIS
A. Analisis Percobaan
Tujuan dari praktikum Spesific Gravity ini adalah untuk
menentukan spesifik Gravity dari suatu sampel tanah. Spesific Gravity
pada tanah dapat digunakan untuk menghitung hubungan pada fase
tanah, seperti angka pori (void ratio), derajat kejenuhan (degree of
saturation), serta densitas dari tanah.Praktikum specific gravity
menggunakan alat-alat dengan kegunaannya sebagai berikut:
- Pycnometer dengan volume 500 ml → untuk menampung air dan
sampel tanah.
- Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram →untuk menimbang
berat dari piknometer yang telah diisi air dan sampel.
- Oven → untuk mengeringkan sampel tanah sehingga bisa
diketahui kadar airnya.
- Kompor Listrik → untuk memanaskan piknometer yang telah
terisi sampel dan air sehingga gelembung udara pada sampel bisa
keluar.
- Termometer → untuk mengukur suhu dari air + sampel.
- Can → untuk wadah sampel tanah dalam proses pengeringan.
- Alat Penyemprot → untuk menyemprot sampel tanah yang
menempel pada leher tabung piknometer.
Untuk bahan praktikum kali ini menggunakan sampel tanah lolos No. 4
sebanyak 500 gram, kering oven dan air suling.
9
Specific Gravity
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
10
Specific Gravity
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Tipe Tanah Gs
Pasir 2,65 – 2,67
Pasir Kelanauan 2,67 – 2,70
Lempung Anorganik 2,70 – 2,75
Tanah dengan Mika Besi 2,75 – 3,00
Tanah Organik 1,0+ - 2,60
Sumber: Bowles (2001)
Karakteristik dari tanah lempung anorganik
C. Analisis Kesalahan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, praktikan menganalisia
beberapa jenis kesalahan pada percobaan Specific Gravity yang memiliki
persentase sebesar 0.037 % %, diantaranya :
11
Specific Gravity
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
V. KESIMPULAN
1. Pada praktikum ini, Specific Gravity menyatakan perbandingan
berat isi tanah dengan berat isi air pada temperatur 29o.
2. Nilai Specific Gravity yang didapatkan sebesar 2,704 sehingga
tanah ini merupakan tanah lempung anorganik.
3. Kesalahan relatif pada percobaan ini sebesar 0,037%, yang
cukup kecil dan masih bisa ditolerir.
VI. APLIKASI
Pengujian Specific Gravity ini sangat diperlukan untuk
melakukan analisis pengujian tanah selanjutnya. Pengujian tanah
dilapangan dibutuhkan untuk perancangan fondasi bangunan seperti :
• Bangunan gedung
• Dinding penahan tanah
• Bendungan
• Jalan
• Dermaga
Cara pengujian tanah dilakukan dengan :
• Lubang uji (test pit)
12
Specific Gravity
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
• Pengeboran
• Insitu test (pengujian di lapangan)
Dari data yang diperoleh, sifat-sifat teknis tanah dipelajari
kemudian dijadikan pertimbangan dalam menganalisis penurunan dan
kapasitas dukung. Aplikasi pekerjaan
1. Uji tanah di lapangan
a. Pemboran inti / core drilling / boring (50%)
Pekerjaan ini mengambil contoh tanah untuk mengetahui lapisan
tanah dan untuk
mengambil contah tanah yang akan di uji di laboratorium.
Pekerjaan SPT sekaligus
dikerjakan dengan alat ini
b. Uji Conus / Sondir (60%)
Uji ini untuk mengetahui nilai tahanan konus (qc) terhadap
konsistensi tanah
c. Standart Penetrasi Test (80%)
Pengujian hand boring dan SPT didasarkan atas ASTM D-1586,
hasil dari pengujian ini adalah diskripsi susunan lapisan-lapisan
tanah serta nilai SPT yang dinyatakan dalam N pukulan. Nilai
SPT diperoleh yaitu pada tabung SPT ditekan tau dipukul
sedalam 150 mm pada tanah tak terganggu sambil mencatat
banyaknya pukulan yang diperlukan. Pengujian ini dilakukan
bersamaan dengan pengambilan contoh tanah dan biasa
dilakukan tiap 1.5 2 m kedalaman atau tiap pergantian jenis
tanah.
2. Uji tanah dilaboratorium (10%)
a) Pengujian dari pengamatan langsung
b) Kadar air
c) Analisis butiran
d) Batas attetberg
e) Triaxial,tekan bebas,geser langsung
f) Geser kipas
13
Specific Gravity
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
g) Konsolidasi
h) Permeabilitas
i) Analisa bahan kimia dll.
VII. REFERENSI
VIII. LAMPIRAN
Gambar 2
14
Specific Gravity
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Gambar 3
Gambar 4
15
Specific Gravity