Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU TANAH HUTAN


ACARA V
PENGAMBILAN TEKSTUR TANAH

Oleh :
Nama : Dimas Agil Restu Karunia
NIM : 20/459091/KT/09256
Co-Ass : Aisyah Nur Bayti
Shift : Selasa, 15.15 WIB

LABORATORIUM FISIOLOGI DAN TANAH HUTAN


DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
ACARA V

PENGAMBILAN TEKSTUR TANAH

I. TUJUAN
Praktikum ini bertujuan untuk :
1. Membandingkan kelas tekstur 5 contoh tanah.
2. Menjelaskan faktor-faktor penyebab perbedaan kadar fraksi tanah dan kelas
tekstur tanah.
3. Menjelaskan pengaruh kelas tekstur tanah terhadap sifat-sifat tanah yang lain.

II. DASAR TEORI


Tekstur tanah adalah perbandingan relatif antara berbagai partikel tanah,
sehingga dari rasa kasar atau licinya dapat dibedakan apakah tanah berpasir,
lempung, debu dan liat. (Dalim, 1991)
Tekstur tanah adalah perbandingan partikel-partikel tanah primer berupa
fraksi liat, debu dan pasir dalam suatu masa tanah. (Sarief, 1986)
Tekstur tanah disubut juga besar ukuran butiran tanah, dan salah satu sifat
tanah yang sering ditetapkan. Hal itu dikarenakan tekstur tanah berhubungan erat
dengan pergerakan air dan zat terlarut, udara, pergerakan panas, berat volume
tanah, luas permukaan, pemadatan tanah, dan lain-lain. (Purkait, 2010)
Semakin besar volume pori tanah, dan semakin remah tanahnya maka laju
infiltrasi akan semakin besar. Laju infiltrasi tanah juga sangat dipengaruhi oleh
jenis tanah yang didapatkan dilahan, oleh sebab itu pengujian tekstur sangat
diperlukan dalam proses penentuan laju infiltrasi dimana begitu banyak jenis
tanah yang berbeda-beda. (Rahim, 2003)
III. ALAT DAN BAHAN
1. Mortar dan Pestle
2. Aquades
3. Sampel Tanah
4. Saringan
5. Tabel tekstur dan Segitiiga kelas tekstur USDA
IV. CARA KERJA
A. Metode Agak Teliti
Cara kerja praktikumnya sebagai berikut :
1. Disiapkan sampel tanah yang akan diuji.
2. Diambil segenggam tanah lalu dirasakan tekstur yang paling dominan,
untuk lebih detail gunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk mengetahuinya
dengan kriteria :
- Jika keras, tajam, dan kasar berarti dominan pasir.
- Jika seperti bedak berarti dominan debu.
- Jika partikelnya kecil dan sangat halus berarti dominan lempung.
3. Untuk selanjutnya digunakan tanah yang dibasahi dengan air terlebih
dahulu, lalu digunakan langkah yang sama seperti pada tanah yang kering
sebelumnya dengan kriteria :
- Jika keras, tajam, dan kasar berarti dominan pasir.
- Jika seperti lumpur dan licin berarti dominan debu.
- Jika padat dan sulit ditekan berarti dominan lempung.
B. Metode Detail (Kualitatif)
1. Langkah pertama, sampel tanah dihaluskan agar bisa dipecahkan dari
agregatnya.
2. Tanah yang sudah dihaluskan lalu disaring.
3. Sampel tanah diambil segenggam dan dirasakan teksturnya, lalu diberi air
secukupnya sampai tanah menjadi lembab dan bentuk gumpalan seperti
pasta. Jika tidak bisa menggumpal berarti dominan pasir.
4. Selanjutnya dibuat seperti pita dengan ditekan menggunakan ibu jari dan
jari telunjuk sampai tanah putus.
5. Setelah pita tanah terputus diukur panjangnya lalu dicatat hasilnya beserta
kategorinya.
6. Untuk mengetahui kandungan spesifiknya putusan pita tanah diberi air
hingga tanah seperti bubur lalu dirasakan kambali teksturnya dengan ibu jari
dan jari telunjuk.
C. Penentuan Kategori Segitiga Kelas Tekstur USDA
1. Pertama ditentukan persentase tiap fraksi dari sampel tanah yang telah diuji.
2. Lalu ditarik garis sesuai angka persentase dari tiap sisi hingga terbentuk
segitiga kecil yang menentukan kategorinya.
V. HASIL PENGAMATAN DAN CONTOH PERHITUNGAN
VI. PEMBAHASAN
VII. DAFTAR PUSTAKA

VIII. LAMPIRAN
Tanah A (Kering)

Tanah A (Lembab)

Tanah A (Basah)
Tanah B (Kering)

Tanah B (Lembab)

Tanah B (Basah)
Tanah C (Kering)

Tanah C (Lembab)

Tanah C (Basah)

Anda mungkin juga menyukai