Anda di halaman 1dari 6

KERUKUNAN DALAM PERSAUDARAAN

“Mazmur 133:1-3”
Oleh:
Veronica Fransilya Oktavia
162904

Pendahuluan

Indonesia adalah negara yang mempunyai keanekaragaman mulai dari suku, budaya,
bahasa, ras, maupun agama. Agama di Indonesia ada enam, antara lain Islam dengan
menduduki 87,2 % dari jumlah penduduk Indonesia, kedua adalah Kristen Protestan
dengan presentase 6,9 % dari jumlah penduduk Indonesia, ketiga adalah Katolik dengan
presentase 2,9 % dari jumlah penduduk Indonesia, keempat diduduki oleh agama Hindu
dengan presentase 1,7 % dari jumlah penduduk Indonesia, agama kelima adalah Buddha
dengan presentase 0,7% dari jumlah penduduk Indonesia, dan yang terakhir adalah agama
Khonghucu dengan jumlah presentase lebih sedikit daripada agama lainnya yaitu 0,05%
dari jumlah penduduk Indonesia. Sebenarnya masih banyak kepercayaan yang dianut oleh
masyarakat luar yang datang dari nenek moyong dan dari adat suku-suku yang ada di
Indonesia. Dengan banyaknya keanekaragaman yang ada di Indonesia dan perbedaan yang
melatarbelakanginya ini membuat masyarakatnya saling rukun satu dengan yang lainnya
supaya membentuk kehidupan yang harmonis dalam persaudaraan maupun di dalam
negara Indonesia ini.

Dalam agama Katolik maupun agama lainnya juga selalu diajarkan untuk berbuat
kasih terutama dalam bersikap rukun antar sesama. Kitab Mazmur 133:1-3 merupakan
nyanyian Daud, nyanyian tersebut dilantunkan ketika orang-orang Israel mendaki bukit
Zion untuk bersyukur kepada Allah atas kelimpahan rahmat yang telah mereka alami.
Dalam ayat tersebut sebagai umat kristiani ada hikmahnya yaitu dengan bisa membangun
kerukunan antar umat beragama dengan memandang penganut agama lainnya sebagai
sama saudara yang bergerak menuju wujud tertinggi yang sama yakni Allah. “Nyanyian
ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam
bersama dengan rukun!” (Mzm 133:1). Sesuatu yang dibuat dengan kasih salah satunya
yaitu rukun akan indah kedepannya, karena mau menghargai suatu perbedaan satu sama
lainnya. Tidak hanya dalam agama Katolik saja hal kerukunan dijelaskan, pada zaman
dahulu kehidupan yang rukun sudah di ajarkan oleh nenek moyang, diajarkan karena
mempunyai nilai yang baik. Rukun dengan saudara di zaman sekarang jarang ditemukan
karena mulainya pengaruh pola hidup dan pola pikir manusia yang mulai berkembang.
Dengan demikian diperlukannya katekese yang dapat merubah atau mengetuk hati dalam
lingkup umat Katolik untuk mampu menghidupi kerukunan dalam persaudaraan seperti
yang Tuhan Yesus ajarkan.

Pembahasan

 Pengertian kerukunan

Arti kerukunan itu sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ternyata
banyak artinya. Rukun yang berarti baik dan damai, tolong menolong, dan masih banyak
lagi. Dari kata rukun yang menjadi dasar diturunkan menjadi kata kerukunan yang berarti
perihal mengenai hidup rukun (bersatu hati). Menurut Paulus Wirutomo pengertian
kerukunan adalah menciptakan integrasi sosial dalam masyarakat melalui konsep-konsep
tertentu dalam upaya mempersatukan makhluk sosial, baik secara individu maupun
kelompok untuk memberikan rasa kenyamanan dan ketentraman. Kerukunan dalam
persaudaraan dapat diartikan sebagai sesama manusia atau sesama saudara yang hidup di
dunia harus bisa menjunjung nilai kerukunan sebagai perwujudan perbuatan kasih.

Dalam kerukunan terdapat bentuk-bentuk yang memprakasainya, antara lain sebagai


berikut:

1. Toleransi

Toleransi sangatlah akrab dalam pendengaran karena sering dikatakan secara terus
menerus terutama di negara Indonesia. Toleransi dapat diartikan sebagai sikap yang
menahan diri, menerima keadaan, dan tidak menyerang pihak lain.

2. Kedamaian

Kedamaian adalah salah satu bentuk kerukunan yang artinya tidak ada perselisihan
dan bersifat rukun, tetapi bersifat pasif.

3. Harmoni

Harmoni merupakan keadaan yang menunjukkan adanya perbedaan sosial budaya


namun bersifat senasi dan termasuk kondisi sosial yang ideal.

4. Kesetiakawanan
Solidaritas ternyata jenis kerukunan yang lebih baik daripada sikap toleransi. Kondisi
dalam solidaritas ini ditandai dengan adanya sikap saling membantu dan bersatu
dalam kerukunan masyarakat.

5. Sinergi

Sinergi merupakan salah satu bentuk dari kerukunan, yang artinya bersepakat dan
bersatu dalam perbedaan.

 Pengertian Persaudaraan

Persaudaraan adalah ikatan psikologis, ikatan spiritual, ikatan kemanusiaan yang


tumbuh dan berkembang amat dalam di dalam hati nurani setiap orang, melekat dan
terintegrasi menjadi satu kesatuan dalam berpikir, bersikap dan bertindak. Ikatan
persaudaraan ini muncul karena kesamaan iman, kesamaan pola pikir, kesamaan mindset,
kesamaan aspirasi, kesamaan kebutuhan, dan kesamaan cita-cita dan harapan dalam hidup
bermasyarakat. Dalam persaudaraan mengandung makna antara lain seperti, kesadaran,
tanggung jawab, kepedulian atau solidaritas untuk membantu, atas dasar kesamaan iman
dan takwa, kesamaan dan kebersamaan sebagai manusia.

 Permasalahan yang sedang dihadapi

Akhir-akhir ini yang menjadi perhatian bersama di Indonesia yaitu mengenai


kerukunan antar umat beragama. Indonesia adalah negara yang di dalamnya terdapat enam
agama, pastinya harus bisa menjaga kerukunan antar umat beragama dengan baik jika
tidak akan membuat negara Indonesia ini hancur karena permasalahan agama. Sebagai
umat yang mempunyai iman dan diajarkan agama dari kecil oleh orang tua maupun
lingkungan dimana ia tinggal pasti tidak pernah mengajarkan untuk melakukan hal
kejahatan terhadap sesamanya, melainkan yang orang tua atau lingkungan ajarkan adalah
mengenai kerukunan dengan menghargai agama-agama dan kepercayaan yang ada.
Bersikap toleransi kepada sesama akan membuat negara Indonesia ini sebagai negara yang
layak bagi agama-agama yang tinggal. Dengan bersikap toleransi dan rukun akan
membuat persaudaran menjadi indah. Permasalahan kerukunan yang di hadapi dunia
masih ada sampai sekarang yaitu adanya perang israel dan palestina yang merebutkan
kekuasaan tempat, sampai-sampai banyak yang mati dalam perang ini terutama anak-anak
dan kaum perempuan. Kurangnya jiwa kerukunan pada permasalahan perang tersebut
telah menghancurkan hak seseorang yaitu hak untuk hidup.
 Katekese kerukunan dalam persudaraan

Dalam menanggapi kerukunan dalam persaudaraan, Gereja ingin mengajak umat


Katolik dari usia anak-anak sampai dewasa atau lansia berkatekese bersama untuk
menerapkan salah satu bentuk kasih yaitu hidup rukun itu sendiri dengan pertama-tama
bisa diterapkan kepada lingkup keluarga dan selanjutnya bisa diteruskan kepada lingkup
masyarakat sekitar. Katekese ini pertama-tama akan mengajak anak-anak dan kaum muda
supaya mereka benar-benar memahami arti kerukunan dalam persaudaran sebagai
perwujudan kasih. Dengan menanamkan nilai kerukunan Gereja berharap anak-anak dan
kaum muda mampu hidup ditengah masyarakat Indonesia yang beragam, dan Gereja juga
berharap kepada para orang tua atau kaum dewasa menjadi contoh dalam sikap kerukunan
ditengah masyarakat Indonesia.

Dalam berkatekese ini akan menggunakan model supaya umat menarik. Model yang
dimaksud adalah rencana, representasi, atau deskripsi yang menjelaskan suatu objek,
sistem, atau konsep yang seringkali berupa penyerderhanaan atau idealisasi. Banyak
model katekese yang sudah ada, tetapi dalam hal ini nantinya akan menggunakan model
katekese umat. Katekese umat dapat diartikan sebagai komunikasi iman atau bertukar
pengalaman iman (penghayatan iman) antara pemandu maupun antar umat atau peserta.
Melalui kesaksian yang diutarakan, para peserta diharapkan saling membantu sedemikian
rupa, sehingga nantinya iman dari masing-masing peserta tersebut dapat diteguhkan dan
dihayati secara semakin sempurna. Dengan cara bertukar pengalaman iman mengenai
kerukunan yang tengah dihayati dalam masyarakat ini akan membantuk persaudaraan
tinggal dalam diri peserta.

 Kitab Mazmur

Kitab Mazmur merupakan kitab yang menjadi dasar adanya katekese mengenai
kerukunan dalam persaudaraan ini. Mazmur dalam Kitab Suci bahasa Ibrani bernama
“Sefer Tehilim” yang artinya nyanyian pujian, kata “tehilim” berasal dari kata “halal”
yang artinya bersinar. Sedangkan dalam LXX, Mazmur dinamakan “psalmoi”. Semestara
itu yang paling kerap dipakai sebagai judul ialah Mizmor. Dari situlah berasal kata Arab-
Indonesia “Mazmur”, yang sering diartikan sebagai nyanyian dengan iringan musik.
Mazmur memegang peranan penting dalam Ibadat Perjanjian Lama (jika dilihat oada
zaman sekarang seperti halnya Puji Syukur ataupun Madah Bakti). Kitab Mazmur ini
mempunyai ciri-ciri yang istimewa yaitu tidak dapat dikelompokkan dengan kitab-kitab
yang lainnya, walaupun banyak sekali kitab-kitab yang ada dalam Alkitab salah satunya
Ayub dan Amsal, tetapi kitab Mazmur tidak termasuk kelompok kitab-kitab
Kebijaksanaan. Mazmur merupakan kitab terpanjang, yang terdiri sampai dengan 150 bab
sesuai dengan lingkaran doa Yahudi. Isi dari kitab Mazmur ini terdiri dari nyanyian
pujian, doa untuk pertolongan kepada Allah, dan syair yang menyatakan kepercayaan
umat kepada Allah. Dalam isi kitab Mazmur ternyata ada pengungkapan perasaan yang
ada pada manusia, antara lain sukacita dan dukacita, keraguan dan kepercayaan, hati yang
terluka dan yang terhibur, keputusasaan dan pengharapan, kemarahan dan ketenangan,
keinginan balas dendam dan mengampuni. Walaupun begitu mendoakan Mazmur ini
ternyata ada kesulitan didalamnya. Dengan adanya Mazmur yang seperti itu ternyata ada
nilai-nilai yang terkadung didalamnya, antara lain sebagai berikut:

1. Mendidik manusia untuk lebih dekat dan merindukan Tuhan

2. Mengajar manusia untuk lebih peka pada kehadiran Allah

3. Mengajar manusia untuk bersikap optimis dan maju penuh harapan

4. Mengajar kita bagaimana untuk berdoa dalam segala situasi

5. Mengajar manusia untuk intim dengan Allah

Kitab Mazmur ini dapat dikatakan sebagai kitab semua pengungkapan, karena semuanya
ada dalam rangkuman kitab Mazmur ini, terutama dalam membahas mengenai kerukunan
dalam persaudaraan yang terdapat dalam Mazmur 133:1-3 yang berisi:

“Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-
saudara diam bersama dengan rukun! Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh
ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. Seperti embun gunung
Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN
memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.”

Dari ayat di atas terutama pada ayat yang pertama, dikatakan dengan jelas bahwa perintah
Tuhan kepada umatnya yaitu supaya hidup rukun. Dengan melaksanakan kehidupan yang
rukun akan mendatangkan berkat dari Tuhan ke dalam kehidupan manusia, sampai-sampai
bisa menjadi berkat pula bagi sesama. Hal ini digambarkan di dalam ayat 2-3. Melalui ayat
tersebut telah dijelaskan bahwa kebersamaan merupakan salah satu pintu menuju berkat
ilahi. Tuhan tidak hanya memerintah umat manusia untuk beribadah saja, tetapi juga
beribadah dalam kebersamaan dan kesatuan. Ibadah yang benar memang hanya untuk
Tuhan, tetapi bukan berarti hanya tertuju kepada Tuhan. Relasi antar sesama juga harus
diperhatikan, supaya keharmonisan ada dalam diri setiap manusia.

Penutup

Hidup bersama-sama dengan berbagai keberagaman yang ada di Indonesia dengan


rukun akan tercipta jika melalui dialog kehidupan setiap orang yang mengutamakan
semangat solidaritas untuk memahami apa yang menjadi permasalan yang masyarakat
alami. Dengan hidup rukun melalui hidup bersama ditengah masyarakat juga dapat
tercipta melalui dialog kerja sama setiap penganut yang tergerak hatinya untuk peduli
terhadap martabat manusia dengan mengandalkan kekuatan kasih yang bersumber dari
nilai-nilai yang diajarkan agamanya masing-masing. Hal tersebut bisa juga melalui dialog
pengalaman iman seperti halnya katekese bagi umat Katolik, karena dengan dialog dapat
saling belajar satu dengan yang lainnya.

Daftar pustaka

Lembaga Alkitab Indonesia (2001). Alkitab Deuterokanonika. Jakarta: LAI

Dewantara, A. W. (2011). MEMPROMOSIKAN AMSAL DALAM KATEKESE KELUARGA. JPAK:


Jurnal Pendidikan Agama Katolik, 6(3), 101-111.

https://indonesia.go.id/profil/agama

http://dosensosiologi.com/pengertian-kerukunan-bentuk-dan-contohnya-lengkap/

https://www.academia.edu/36539624/Model-Model_Kateketika

Anda mungkin juga menyukai