Anda di halaman 1dari 14

MENGHITUNG BEDA TINGGI MUKA

TANAH DENGAN ALAT THEODOLIT


(SIPAT DATAR)
MENGHITUNG BEDA TINGGI MUKA TANAH DENGAN
ALAT THEODOLIT (SIPAT DATAR)

A.    Tujuan
1.      Mahasiswa dapat mengukur tanah dengan alat theodolit.
2.      Mahasiswa dapat mengukur beda tinggi muka tanah dan jarak di antara du titik atau lebih.
3.      Melatih kemampuan mahasiswa untuk mengolah data lapangan dari alat sifat datar untuk gambar
profil lapangan.

B.     Alat dan Bahan


A.    Alat
NO. Nama dan Spesifikasi Alat Jumlah
1. Theodolit 1 set
2. Rol meter / meteran roda 1 set
3. Rambu / baak 2 set
4. Payung 1 set
5. Triput / kaki tiga 1 set

B.     Bahan
NO. Nama dan Spesifikasi Alat Jumlah
1. Alat Tulis / Tabel isian ukur tanah 1 set
2. Alat hitung / kalkulator 1        buah

C.    Waktu dan Tempat Pelaksanaan


1.      Hari, tanggal               : Kamis, 14 Juni 2012
2.      Waktu                         : 13:00-selesai
3.      Tempat Pelaksanaan    : Depan Kantin Kampus

D.    Dasar Teori
Pada theodolite terdapat 2 lensa atau 3 lensa yakni lensa objektif, lensa focus dan lensa
pembalik. Biasanya yang memiliki lensa pembalik adalah theodolite dengan sistem digital. Sinar
cahaya masuk melalui line of collimation. Cahaya akan masuk melalui lensa objektif, lalu ke
lensa pembalik (jika ada) dan terakhir ke lensa focus.Setelah masuk ke lensa focus, cahaya akan
terlihat di mata bersamaan dengandiafragma.
•Berikut adalah contoh beberapa diafragma yang ada pada beberapa theodolite:

Setelah itu baru bisa terbaca batas atas, batas tengah dan batas bawah untuk menentukan jarak
atau ketinggian suatu benda yang dilihat dari theodolite.

E.     Prosedur Kerja
1.      Menetukan lokasi lapangan yang akan diukur beda tinggi muka tanah dan jaraknya. Lokasi yang
kita ambil adalah beda tinggi antara Gerbang belakang kampus dengan Kantin pojok kiri.
2.      Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
3.      Memasang rambu/baak yang digunakan sebagai standar perhitungan beda tinggi muka tanah.
4.      Mengarahkan pesawat theodolit terhadap baak. Pertama, meletakkan threefoot secara seimbang
karena digunakan sebagai landasan pesawat. Kemudian memasang pesawat theodolit, hal yang
perlu diperhatikan di sini ialah gelembung pada nivo kotak.
5.      Gelembung tersebut diusahakan berada di tengah lingkaran nivo kotak. Caranya, kita mengubah
sekrup penyetel ke kanan dan kiri untuk menengahkan gelembung.
6.      Melihat baak melalui lensa okuler pada pesawat. Jika belum terlihat jelas kita bisa mengotak-atik
sekrup diafragma untuk pengaturan cahaya.
7.      Setelah dirasa jelas, kita mengunci pesawat untuk menghindari pergereakan pesawat yang dapat
mengubah hasil perhitungan.
8.      Membaca benang atas, tengah, dan bawah pada baak, dan mencatat hasil akhir.
9.      Mengukur beda tinggi muka tanah berdasarkan dua titik (antara gerbang dengan kantin pojok
kiri)
10.  Mengukur panjang dari arah threefoot tengah ke titik yang ditentukan. Kemudian merapikan alat
yang digunakan.

F.     Hasil Kerja
         Baak muka (ke arah gerbang)
Ba               : 1400 dm
Bt               : 1270 dm
Bw             : 1100 dm
Jarak          : 28,8m  = 29 m

         Baak belakang ( ke kantin pojok kiri)


Ba               : 1180 dm
Bb             : 1060 dm
Bt               :  930 dm
Jarak          : 26,56 = 26 m

G.    Menghitung beda tinggi muka tanah


Pengukuran beda tinggi dilakukan dengan menghitung antara data benang bawah , benang atas
dan benang tengah Bb + Ba = 2 Bt
Jarak dalam meter = (Ba-Bb)+(Ba-Bb)
                              = (1400-1100)+(1180-930)
                              = (300+250)
                              =550 dm
                              = 55 m
                                         
Selisih Ketinggian Jarak
Baak Baak Belakan Ketinggian dalam
Titik
Muka g Naik(+) Turun (-) MSL meter 100
(Ba-Bb)
P1 Ba : 1400 Ba : 1180 - 220
550dm
Bt : 1270 Bt : 1060 - 210
=55 m
Bb : 1100 Bb : 930 - 170

H.    Kesimpulan

Beda Tinggi    =   Bt Baak belakang – Bt Baak Muka


                        =   1060 – 1270
                        =   -210 mm = -0,21 m
Jadi Beda tinggi antara titik dr gerbang belakang kampus Poltekkes hingga titik kantin pojok
kiriadalah -0.21 m dan terjadi PENURUNAN.

 MENGHITUNG BEDA TINGGI


MUKA TANAH DENGAN
ALAT THEODOLIT (SIPAT DATAR)

A.    Tujuan
1.      Mahasiswa dapat mengukur tanah dengan alat theodolit.
2.      Mahasiswa dapat mengukur beda tinggi muka tanah dan jarak di antara du titik atau lebih.
3.      Melatih kemampuan mahasiswa untuk mengolah data lapangan dari alat sifat datar untuk gambar
profil lapangan.

B.     Alat dan Bahan


A.    Alat
NO. Nama dan Spesifikasi Alat Jumlah
1. Theodolit 1 set
2. Rol meter / meteran roda 1 set
3. Rambu / baak 2 set
4. Payung 1 set
5. Triput / kaki tiga 1 set

B.     Bahan
NO. Nama dan Spesifikasi Alat Jumlah
1. Alat Tulis / Tabel isian ukur tanah 1 set
2. Alat hitung / kalkulator 1        buah

C.    Waktu dan Tempat Pelaksanaan


1.      Hari, tanggal               : Kamis, 14 Juni 2012
2.      Waktu                         : 13:00-selesai
3.      Tempat Pelaksanaan    : Depan Kantin Kampus

D.    Dasar Teori
Pada theodolite terdapat 2 lensa atau 3 lensa yakni lensa objektif, lensa focus dan lensa
pembalik. Biasanya yang memiliki lensa pembalik adalah theodolite dengan sistem digital. Sinar
cahaya masuk melalui line of collimation. Cahaya akan masuk melalui lensa objektif, lalu ke
lensa pembalik (jika ada) dan terakhir ke lensa focus.Setelah masuk ke lensa focus, cahaya akan
terlihat di mata bersamaan dengandiafragma.
•Berikut adalah contoh beberapa diafragma yang ada pada beberapa theodolite:
Setelah itu baru bisa terbaca batas atas, batas tengah dan batas bawah untuk menentukan jarak
atau ketinggian suatu benda yang dilihat dari theodolite.

E.     Prosedur Kerja
1.      Menetukan lokasi lapangan yang akan diukur beda tinggi muka tanah dan jaraknya. Lokasi yang
kita ambil adalah beda tinggi antara Gerbang belakang kampus dengan Kantin pojok kiri.
2.      Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
3.      Memasang rambu/baak yang digunakan sebagai standar perhitungan beda tinggi muka tanah.
4.      Mengarahkan pesawat theodolit terhadap baak. Pertama, meletakkan threefoot secara seimbang
karena digunakan sebagai landasan pesawat. Kemudian memasang pesawat theodolit, hal yang
perlu diperhatikan di sini ialah gelembung pada nivo kotak.
5.      Gelembung tersebut diusahakan berada di tengah lingkaran nivo kotak. Caranya, kita mengubah
sekrup penyetel ke kanan dan kiri untuk menengahkan gelembung.
6.      Melihat baak melalui lensa okuler pada pesawat. Jika belum terlihat jelas kita bisa mengotak-atik
sekrup diafragma untuk pengaturan cahaya.
7.      Setelah dirasa jelas, kita mengunci pesawat untuk menghindari pergereakan pesawat yang dapat
mengubah hasil perhitungan.
8.      Membaca benang atas, tengah, dan bawah pada baak, dan mencatat hasil akhir.
9.      Mengukur beda tinggi muka tanah berdasarkan dua titik (antara gerbang dengan kantin pojok
kiri)
10.  Mengukur panjang dari arah threefoot tengah ke titik yang ditentukan. Kemudian merapikan alat
yang digunakan.

F.     Hasil Kerja
         Baak muka (ke arah gerbang)
Ba               : 1400 dm
Bt               : 1270 dm
Bw             : 1100 dm
Jarak          : 28,8m  = 29 m

         Baak belakang ( ke kantin pojok kiri)


Ba               : 1180 dm
Bb             : 1060 dm
Bt               :  930 dm
Jarak          : 26,56 = 26 m

G.    Menghitung beda tinggi muka tanah


Pengukuran beda tinggi dilakukan dengan menghitung antara data benang bawah , benang atas
dan benang tengah Bb + Ba = 2 Bt
Jarak dalam meter = (Ba-Bb)+(Ba-Bb)
                              = (1400-1100)+(1180-930)
                              = (300+250)
                              =550 dm
                              = 55 m
                                         
Selisih Ketinggian Jarak
Baak Baak Belakan Ketinggian dalam
Titik
Muka g Naik(+) Turun (-) MSL meter 100
(Ba-Bb)
P1 Ba : 1400 Ba : 1180 - 220
550dm
Bt : 1270 Bt : 1060 - 210
=55 m
Bb : 1100 Bb : 930 - 170

H.    Kesimpulan

Beda Tinggi    =   Bt Baak belakang – Bt Baak Muka


                        =   1060 – 1270
                        =   -210 mm = -0,21 m
Jadi Beda tinggi antara titik dr gerbang belakang kampus Poltekkes hingga titik kantin pojok
kiriadalah -0.21 m dan terjadi PENURUNAN.
TEORI DASAR PENGUKURAN TANAH ( LAND SURVEYING )

PENDAHULUAN

A. Pengukuran tanah dibedakan menjadi :


1. Pengukuran pada bidang datar, bidang yang dianggap datar adalah bidang yang
mempunyai jarak terjauh 55 km (Sutomo Wongsocitro, Ilmu Ukur Tanah )
2. Pengukuran geodesy, pengukuran yang memperhatikan lengkung permukaan
bumi, karena kita tahu bahwa bumi itu berbentuk ellipsoid. Untuk perhitungan
pengukuran pada bidang lengkung ini tidak semudah perhitungan pada bidang datar.
Pengukuran ini mengunakan system kordinat dan proyeksi peta tertentu.

B. Aplikasi bidang pengukuran


1. Pengukuran Kadastral : BPN, PBB, Tata Kota ( DPPT DKI ).
2. Pengukuran untuk pembangunan Basic Data Sistem Informasi Geografi ( S.I.G )
3. Pembuatan peta rupa bumi : Bakosurtanal, Ditop AD, BPPT , dll.
4. Rekayasa dan engineering, meliputi: perencanaan suatu kawasan, pembangunan
jalan dan jembatan, pembangunan gedung –gedung, pembangunan pabrik – pabrik
petro kimia, kilang minyak atau secara umum untuk semua bidang konstruksi
5. Pengukuran Untuk Explorasi dan Exploitasi Pertambangan.
6. Pengukuran dasar sungai, danau, laut dan perairan lain yang juga disebut
pengukuran Sounding atau Bathymetri, yang digunakan untuk pembuatan pelabuhan
laut, alur pelayaran kapal, pembangunan Rige Anjungan minyak lepas, pantaidan jalur
pipa gas/minyak bawah laut.
7. Dan aplikasi pada bidang lain sesuai perkembangan teknologi dan kebutuhan
pengguna data survey dan pemetaan.

C. Klasifikasi Jabatan juru ukur tanah yang berlaku di instansi swasta.:


1. Pembantu juru ukur atau labour, orang yang membantu dalam suatu team
pengukuran yang mempunyai atau tidak sama sekali pengetahuan tentang pengukuran
misalnya tenaga local ( harian lepas ) yang direkrut dilokasi proyek.
2. Petugas pemegang rambu ukur, meteran atau target yang disebut juga
Chainman; orang yang membantu pengukuran yang mengetahui teory tentang
pengukuran, mereka minimal tahu posisi atau detil – detil yang perlu diukur.
3. Ast. Surveyor, orang yang mempunyai keahlian sebagai juru ukur yang bertugas
mengambil data/ layout data dilapangan dan mampu mengunakan alat-alat ukur tanah,
missal theodolit, Total station, Waterpas.
4. Junior Surveyor, Orang yang sudah mampu untuk melaksanakan segala jenis
pengukuran dan mampu menggunakan semua alat ukur, mengolah dan menampilkan
data ukur dalam bentuk grafik ( gambar ) serta menguasi minimal salah satu program
penggambaran ( CAD ). Surveyor juga harus dapat mengarahkan dan membimbing Ast.
Surveyor.
5. Surveyor, kemampuan teknis dan pengalamannya lebih daripada Junior Surveyor
6. Senior Surveyor, kemampuan teknis dan pengalamannya lebih daripada Surveyor
juga harus dapat
 a)Merencanakan dan mengatur suatu pekerjaan pengukuran,
 b)Menerapkan metode pengukuran yang efektif dan menerapkan spesifikasi
standar pengukuran ( Ketelitian ) sesuai jenis pekerjaan dan lokasi pekerjaan yang
dihadapi.
 c)Mampu mengatasi masalah teknis jika terjadi masalah dalam pengukuran.
 d)Mampu mengatur masalah teknis dan non teknis dilapangan
 e)Dapat membuat format-format laporan dan mengontrol kualitas pekerjaan
surveyor.
 f)Mampu membuat laporan akhir suatu pekerjaan pengukuran.

D. Pengetahuan alat Ukur Tanah ( Instrument Surveying )

Alat ukur Jenis theodolit manual dan Total Station


 Jenis Theodolit Merek Pabrik pembuat
 T0 Wild Wild Swizerland Manual
 T0. Fnr Wild Wild Swizerland Manual
 T1 Wild Wild Swizerland Manual
 T2 Wild Wild Swizerland Manual
 T3 Wild Wild Swizerland Manual
 T16 Wild Wild Swizerland Manual
 RDS Wild Wild Swizerland Manual
 RDH Wild Wild Swizerland Manual
 T100 Leica Leica geosystem Digital
 TC 600 Leica Leica geosystem Total station
 TC 800 Leica Leica geosystem Total station
 TC 1100 Leica Leica geosystem Total station
 TC 1100 Leica Leica geosystem Total station
 TC 1700 Leica Leica geosystem Total station
 TPS 300 Leica Leica geosystem Total station
 TPS 700 Leica Leica geosystem Total station
 TPS 1100 Leica Leica geosystem Total station
 TPS 1200 Leica Leica geosystem Dapat digabung dengan GPS
 GTS 210 Topcon Topcon, Japan Total station
 GTS 212 D Topcon Topcon, Japan Total station
 SET IIB Sokkia Sokkia, Japan Total station
 SET 4B Sokkia Sokkia Total station
 SET 3C Sokkia Sokkia Total station
 SET 500 Sokkia Sokkia Total station
 SET 600 Sokkia Sokkia Total station
 SET 300 Sokkia Sokkia Total station
 SET 310 Sokkia Sokkia, Japan Total station

Jenis-jenis GPS
 GPS Merek Pabrik pembuat Type
 Garmin38 Garmin Navigasi
 Garmin 12cx Garmin Navigasi
 Eagle Explorer Trimble Navigasi
 Magellan GPS Tracker Magellan Navigasi
 4000 SSE Trimble Geodetic
 4000 SSi Trimble Geodetic
 Sytem 300 Leica Geodetic
 System 500 Leica Geodetic

E. Pengetahuan Software Pengolah data dan Penggambaran

 Jenis Software Merek Pabrik pembuat Keterangan


 Prolink Sokkia Sokkia Untuk Download data TS
 Coms Sokkia Sokkia Untuk Download data TS
 Leica Office Leica Leica Untuk Download data TS Merk Leica
 LGO Leica Leica Untuk Download data TS dan GPS Merk Leica
 SKI Leica Leica Untuk Download data GPS Merk Leica
 Bernesse Untuk Download data GPS dan pengolahan data GPS
 Dipop Untuk Download data GPS dan pengolahan data GPS
 Gamit Untuk Download data GPS dan pengolahan data GPS
 Autocad / LDD Autocad Autodesk Untuk Semua jenis penggambaran ( Sofware
yang paling luas Penggunaanya)
 SDR Map Sokkia Sokkia Untuk Download data TS ,Pengolah data dan
penggambaran Semua pekerjaan pengukuran
 12D Sokkia Sokkia Untuk Download data TS ,Pengolah data dan penggambaran
Semua pekerjaan pengukuran
 Geocom Geocom Untuk Download data TS ,Pengolah data dan penggambaran
Semua pekerjaan pengukuran
 Surpac Pengolah data pekerjaan pengukuran dan Pengolahan data Geologi
( Geologi Modeling
 Terramodel Terramodel Spectra Untuk Download data TS ,Pengolah data dan
penggambaran Semua pekerjaan pengukuran
 Surfer ,Pengolah data dan penggambaran Semua pekerjaan pengukuran
 Micromine Pengolah data dan penggambaran Semua pekerjaan pengukuran
( Pertambangan )
 Minescape Mincom Pengolah data pekerjaan pengukuran dan Pengolahan data
Geologi ( Geologi Modeling )
 Vulvcan Pengolah data pekerjaan pengukuran dan Pengolahan data Geologi
( Geologi Modeling
 Mapinfo Esri Pengolah data pekerjaan pengukuran dan Sotfware Sisti informasi
Geografis
 Arc Info Esri Pengolah data pekerjaan pengukuran dan Sotfware Sisti informasi
Geografis
 Ermapper Pengolah data Citra Satelit dan Software Sisti informasi Geografis
 Dan lain – lain

F. Matematika dasar untuk Pengukuran

1. Phytagoras
 c2= a2 +b2 sin 2+ cos 2 = 1
 sin = c/a cosec = 1/sin
 cos = c/b sec = 1/cos
 Tan = a/b cot = 1/tan

2. TEORI PENGUKURAN TERESTRIS ( PLAN SURVEYING )

a. Metode pengukuran

Metode Trilaterasi : Kata ini berarti pengukuran tiga sisi


 Bila prinsip Trilaterasi diterapkan pada gambar diatas maka yang harus dilakukan
adalah sebagai berikut :
Ukur panjang AB, BC, BA ; untuk penggambaran posisi tiang listrik ( B ) kita
menggunakan jangka ( bisa juga dengan program autocad ) sesuai skala yang dipakai,
perpotongan dari lingkaran yang terbentuk dari putaran di A dan di B itulah posisi titik
B.
Jadi pengukuran Trilaterasi hanya mengukur ( mengunakan ) data jarak linear saja.

Metode Triangulasi : metode ini juga disebut pengikatan kemuka.


 Untuk menentukan posisi titik B dengan cara triangulasi yang berada disebrang sungai
maka; Garis Basis AB diukur jaraknya, alat ukur sudut ( teodolit ) didirikan di titik A
backsight ke titik C dengan bacaan 00°00’00” lalu arah kan ketitik B baca sudut, ini
adalah sudut a.( bisa juga backsight ke B, lalu arahkan ke C,tapi yang didapat sudut
luar ).setelah itu pindahkan alat ke titik B, backsight ke titik A lalu bidik titik C, baca
sudut yang didapat , maka ini adalah sudut b.

Metode Polar : Metode ini juga disebut metode polygon


 Cara ini mengukur dua garis dan sudut yang mengapitnya.
Di lapangan AB,AC dan sudut CAB diukur.
Cara pengukuran diatas merupakan cara konvensional yang sering digunakan, untuk
saat ini banyak cara-cara yang lebih modern digunakan seiring dengan kemajuan Ilmu
Geodesi ( ditemukan alat-alat ukur yang canggih misal menggunakan Receiver GPS )
dan Ilmu computer (program pengolah data dan penggambaran ).

PEGUKURAN TOPOGRAFI

1. Pengukuran Poligon

a. Perencanaan Personil dan peralatan


 Jumlah personil untuk pengukuran poligon disesuaikan dengan kondisi medan yang
aka dipetakan. Untuk medan yang berat misal hutan atau semak belukar, diperlukan
jumlah personil 7 orang, dengan posisi sbb :
• Satu orang surveyor berada di posisi alat ukur dibantu Ast.Surveyor
• Satu orang pembantu untuk posisi belakang / backsight
• Dua orang pembantu ditengah untuk merintis jalur
• Satu orang pembantu untuk membawa perbekalan dan antar perlengkapan ke depan
• Satu orang didepan untuk menyentring / pasang target dipatok depan.

 Personil untuk medan yang ringan, misal diperkotaan cukup dengan 4 atau maksimal 5
personil, dengan posisi sbb:
• Satu orang surveyor berada di posisi alat ukur dibantu Ast.Surveyor
• Satu orang pembantu untuk posisi belakang / backsight
• Satu orang pembantu untuk membawa perbekalan dan antar perlengkapan ke depan
• Satu orang didepan untuk menyentring / pasang target dipatok depan.

 Untuk peralatan pengukuran polygon misalnya menggunakan Total Station:


NAMA ALAT JUMLAH KETERANGAN
 Total Station 1 unit Kondisi baik
 Tripod 3 unit
 Reflektor 2 unit
 Stick 1 unit
 Alat Tulis
 Meteran kecil 2 buah
 Form data poligon secukupnya
 Radio HT 3 buah
 Daftar Kordinat BM Jika ada
 Payung 1 buah
 Peta/gambar lokasi Jika ada

b. Setting peralatan survey

 Sebelum alat ukur siap digunakan terlebih dahulu semua peralatan survey dicek
kondisinya , apa masih laik pakai atau tidak ada kerusakan dialat tersebut, jangan
sampai sudah dilapangan baru diketahui alat tidak dapat digunakan.
Yang perlu dicek adalah:
Bacaan sudut Hz, apakah bacaan sudutnya masih masuk toreransi, misal alat diarahkan
ketarget yang agak jauh dan sudut diset 00º00’00” lalu teropong dibalik pada keadaan
pembacaan luar biasa, misal terbaca 180º00’05” bacaan ini masih masuk toleransi jika
memang alat mempunyai ketelitian ±5”.
Konstanta Prisma, apakah sudah sesuai dengan spesifikasinya,misal PC -30 untuk TS
Sokkia, PC 0 untuk TS merek leica. Cek jarak tembakan TS dengan meteran Baja
apakah selisihnya jauh?
Cek kondisi Tripod, apakah tidak ada clam yang kendor atau lepas.

c. Perencanaan jalur polygon

 Setelah kita dilapangan maka kita harus orientasi medan untuk lintasan jalur polygon,
kita pilih jalur yang paling bagus misalnya Mengikuti jalur jalan yang sudah ada atau
kalau tidaka ada jaln kita pilih jalur yang tidak terlalu banyak rintangan.
d. Pengukuran Jalur polygon

 Pengukuran polygon minimal kita menggunakan pengukuran satu serie sehingga data
yang didapat adalah 2 sudut dan 4 jarak.

Anda mungkin juga menyukai