MAKALAH Hukum Administrasi Negara
MAKALAH Hukum Administrasi Negara
Disusun Oleh :
Administrasi Negara 2A
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN
istilah, yaitu bestuursrecht dan administratief recht, dengan kata dasar “administratie” dan
“bestuur”. Terhadap dua istilah ini, para pakar administrasi negara berbeda pendapat
dalam menerjemahkannya dengan istilah tata usaha, tata usaha pemerintahan, tata
pemerintahan, tata usaha negara dan ada yang menerjemahkannya dengan administrasi
Pemerintah sebagai alat kelengkapan negara dapat diartikan secara luas (in the broad
sense) dan dalam arti sempit (in the narrow sense). Pemerintah dalam arti luas itu
mencakup semua alat kelengkapan negara, yang pada pokoknya terdiri dari cabang-
cabang kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif atau alat-alat kelengkapan negara
lain yang bertindak untuk dan atas nama negara, sedangkan dalam arti sempit pemerintah
adalah cabang kekuasaan eksekutif. Pemerintah dalam arti sempit adalah organ/alat
undang, sedangkan dalam arti luas mencakup semua badan yang menyelenggarakan
semua kekuasaan di dalam negara baik eksekutif maupun legislatif dan yudikatif. Secara
Pemerintahan adalah segala urusan yang dilakukan oleh negara dalam menyelenggarakan
Ditinjau secara umum, hukum administrasi merupakan instrumen yuridis bagi penguasa
untuk secara aktif terlibat dengan masyarakat dan pada sisi lain hukum administrasi
Sejalan dengan deskripsi tersebut, patut diperhatikan tiga fungsi hukum administrasi yang
jilid 1 (p. 30) : “het bestuursrecht vervult dus een driedelige functie: norm, instrument en
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan konsep dasar, produk, dan sumber Hukum Administrasi Negara di
Indonesia?
2. Jelaskan kedudukan, kewenangan dan tindakan pemerintah ?
3. Indentifikasi dan klasifikasikan Instrumen pemerintah ?
C. Tujuan Makalah
1. Mampu menjelaskan konsep dasar, produk dan sumber Hukum Administrasi Negara di
Indonesia.
2. Mampu menjelaskan kedudukan, kewenangan dan tindakan pemerintah.
3. Mampu mengidentifikasi dan mengklasifikasikan instrumen pemerintah.
BAB II
PEMBAHASAN
administrasi negara. Secara formal undang-undang adalah peraturan hukum yang dibuat oleh
lembaga legislatif, yang di Indonesia dibuat bersama-sama dengan lembaga eksekutif. Menurut
P.J.P. Tak, undang-undang adalah produk dari pembuat undang-undang dan sebagai sumber
hukum dalam arti formal yang berlaku umum, memuat peraturan hukum yang mengikat warga
negara. Undang-undang dianggap sebagai sumber hukum paling penting, karena terutama bagi
rakyat yang diformalkan, juga karena berdasarkan undang-undang ini pemerintah memperoleh
wewenang utama untuk melakukan tindakan hukum tertentu atau wewenang untuk membuat
kewengan yang bersifat memaksa. Dengan wewenang yang diberikan oleh undang-
rangka pelayanan kepada masyarakat, meskipun belum ada aturannya dalam undang-undang.
Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh administrasi negara ini akan melahirkan hukum tidak
tertulis atau konvensi, jika dilakukan secara teratur dan tanpa keberatan atau banding dari warga
masyarakat. Hukum tidak tertulis yang lahir dari tindakan hukum administrasi negara inilah yang
dapat menjadi sumber hukum dalam arti formal dalam rangka pembuatan peraturan perundang-
c. Yurisprudensi
Yurisprudensi adalah ajaran hukum yang tersusun dari dan dalam peradilan, yang
kemudian dipakai sebagai landasan hukum. Yurisprudensi dapat menjadi sumber hukum bagi
hukum admnistrasi negara, itulah sebabnya A.M. Donner, sebagaimana telah disebutkan,
undang-undang, juga dibentuk oleh hakim. Barangkali keberadaan yurisprudensi dalam hukum
administrasi negara jauh lebih banyak dibandingkan dengan hukum yang lain, sehubugan dengan
dianutnya asas hakim aktif dan ajaran pembuktian babas dalam hukum acara peradilan
administrasi negara, sehingga yurisprudensi akan menempati posisi penting dalam melengkapi
Meskipun ajaran hukum atau pendapat para sarjana hukum tidak memiliki kekuatan
mengikat, namun pendapat sarjana hukum ini begitu penting bahkan dalam sejarah pernah
terdapat ungkapan bahwa orang tidak boleh menyimpang dari pendapat umum para ahli hukum.
hukum mengenai badan hukum kita mengenal perbedaan antara badan hukum danorgan-
Hukum administrasi adalah mengetahui organ atau jabatan pemerintah dalam melakukan
Karakteristik yang terdapat pada jabatan atau organ pemerintah menurut P.Nicolai dkk:
1. Organ pemerintah menjalankan wewenang atas nama dan tanggung jawab sendiri, yang dalam
administrasi,organ pemerintah dapat bertindak sebagai pihak tergugat dalam proses peradilan,
3. Di samping sebagai pihak tergugat, organ pemerintahan juga dapat tampil menjadi pihak yang
4. Pada prinsipnya organ pemerintah tidak memiliki harta kekayaan sendiri. Organ pemerintah
merupakan bagian (alat) dari badan hukum menurut hukum privat dengan harta kekayaannya.
Jabatan bupati atau wali kota adalah organ-organ dari badan umum “kabupaten”. Berdasarkan
aturan hukum, badan umum inilah yang dapat memiliki harta kekayaan, bukan organ
pemerintahannya. Oleh karena itu, jika ada putusan hakim yang berupa denda atau uang paksa
(dwangsom) yang dibebankan kepada organ pemerintah atau hukuman ganti kerugian dari
Badan hukum( recthspersoon ) adalah kumpulan orang, yaitu semua yang ada di dalam
seperti kumpulan orang (dalam suatu badan hukum), perseroan terbatas, perusahaan
perkapalan,perhimpunan (sukarelan) , dsb. Badan hukum adalah sebagai subjek kewajiban dan
Dalam kepustakaan hukum dikenal ada beberapa unsur dari badan hukum, yaitu:
a. Perkumpulan orang (organisasi yang teratur)
e. Mempunyai pengurus
Berdasr hukum perdata negara, provinsi, kabupaten adalah kumpulan dari badan-badan
hukum yang tindakan hukumnya dijalankan oleh pemerimtah. Menurut J.B.J.M. ten berge
“Pemerintah sebagaimana manusia dan badan hukum privat terlibat dalam lalu lintas pergaulan
hukum”.
Tindakan hukum pemerintah di bidang keperdataan adalah sebagai wakil dari badan
hukum (recthspersoon), yang tunduk dan diatur dengan hukum perdata. Dengan demikian,
kedudukan pemerintah dalam hukum privat adalah sebagai wakil dari badan hukum keperdataan.
2. Kewenangan Pemerintah
1. Asas Legalitas
Asas legalitas merupakan prinsip utama yang dijadikan sebagai dasar dalam setiap
penyelenggaraan pemerintahan dan kenegaraan di setiap negara hukum terutama negara hukum
sistem kontinental.
Asas legalitas ini digunakan dalam bidang hukum administrasi negara yang memiliki
makna bahwa pemerintah tunduk kepada undang-undang atau asas legalitas menentukan bahwa
Asas legalitas dalam kedudukan negara hukum liberal memiliki kedudukan sentral atau
sebagai suatu fundamen dari negara hukum. Secara normatif, prinsip bahwa setiap tindakan
kewenangan ini danut disetiap negara hukum, namun dalam praktik dan penerapan prinsip-
prinsipnya antara negara satu dengan yang lainnya berbeda. Asas legalitas berkaitan erat dengan
gagasan demokrasi dan gagasan negara hukum. Gagasan demokrasi menuntut setiap bentuk
undang-undang dan berbagai keputusan mendapatkan persetujuan dari wakil rakyat dan
dari akal sehat manusia, aspirasi masyarakat, yang pengejawantahannya harus tampak dalam
kenegaraan dan pemerintah harus didasarkan pada undang-undang dan memberikan jaminan
hukum dan kesamaan perlakuan. Kesamaan perlakuan terjadi karena setiap orang yang berada
dalam situasi seperti yang ditentukan dalam ketentuan undang-undang itu berhak dan
berkewajiban untuk berbuat seperti apa yang ditentukan dalam undang-undang tersebut.
Kepastian hukum akan tejadi karena suatu peraturan dapat membuat semua tindakan yang akan
dilakukan pemerintah itu dapat diramalkan atau diperkirakan lebih dahulu dengan melihat
yang diberikan oleh undang-undang. Substansi asas legalitas adalah wewenang yakni
Kekuasaan hanya menggambarkan hak untuk berbuat atau tidak berbuat. Dalam hukum,
wewenang sekaligus berarti hak dan kewajiban. Hak mengandung pengertian kekuasaan untuk
mengatur sendiri dan mengelola sendiri, sedangkan kewajiban secara horizontal berarti
hukum, wewenang pemerintahan itu berasal dari peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Tindakan Pemerintah
hak-hak dan kewajiban-kewajiban, melakukan berbagai tindakan nyata maupun tindakan hukum.
Tindakan nyata adalah tindakan-tindakan yang tidak ada relevansinya dengan tindakan hukum
sehingga tidak menimbulkan akibat-akibat hukum. Tindakan hukum adalah tindakan yang
dimaksudkan untuk menciptakan hak dan kewajiban. Tindakan hukum administrasi adalah suatu
pernyataan kehendak yang muncul dari organ administrasi dalam keadaan khusus,e dimaksudkan
c. Bila terdapat hak, kewajiban, kewenangan, ataupun status tertentu yang ditetapkan
Tindakan hukum ini berasal dari ajaran perdata, yang kemudian digunakan juga dalam
hukum administrasi. Tindakan hukum administrasi berbeda sifatnya dengan tindakan hukum
perdata meskipun namanya sama. Tindakan hukum administrasi Negara dapat mengikat warga
Negara tanpa memerlukan persetujuan dari warga Negara yang bersangkutan. Sementara dalam
tindakan hukum perdata diperlukan persesuaian kehandak antara kedua pihak atas dasar
kebebasan kehendak.
tanggungjawab sendiri
administrasi
pemerintah dan badan hukum. Karena mewakili dua institusi, yaitu tindakan hukum public dan
Cara untuk menentukan apakah tindakan pemerintahan diatur oleh hukum privat atau
hukum public adalah dengan melihat kedudukan pemerintah dalam menjalankan tindakan
tersebut. Jika pemerintah bertindak dalam kualitasnya sebagai pemerintah, hanya hukum
publiclah yang berlaku. Jika pemerintahan bertindak tidak dalam kualitas pemerintah, maka
pemerintahan.Dalam setiap Negara hukum setiap tindakan hukum pemerintahan harus selalu
peraturan perundang-undangan yang berlaku atau dalam rangka melayani kepentingan umum
Ruang lingkup urusan pemerintahan itu demikian kompleks sehingga untuk efektivitas
dan efisiensi diperlukan pula keterlibatan pihak swasta, yang diwujudkan dengan kerja sama atau
perjanjian. Tindakan hukum pemerintahan yang dilakukan dengan melibatkan pihak swasta ini
3) yang bertindak ialah subjek hukum lain yang tidak termasuk administrasi Negara dan yang
menjalankan pekerjaannya berdasarkan suatu konsesi atau izin yang diberikan pemerintah
4) yang bertindak ialah subjek hukum lain yang tidak termasuk administrasi Negara dan
5) yang bertindak ialah pemerintah bersama-sama dengan subjk hukum lain yang bukan
administrasi Negara dan kedua belah pihak itu tergabung dalam kerjasama yang diatur oleh
hukum privat
6) yang bertindak ialah yayasan yang didirikan oleh pemerintah atau diawasi pemerintah
7) yang bertindak ialah subjek hukum lain yang bukan administrasi Negara, tetapi diberi suatu
kekuasaan memerintah..
C. Instrumen Pemerintahan
Instrumen Pemerintahan adalah alat-alat atau sarana-sarana yang digunakan oleh pemerintah
atau administrasi negara dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Dalam menjalankan suatu pemerintahan,
pemerintah atau administrasi negara melakukan berbagai tindakan hukum dengan menggunakan
instrumen pemerintahan. Instrumen Pemerintahan ini dibagi menjadi dua bentuk, yaitu:
1. Instrumen Fisik Instrumen Fisik yang terhimpun dalam publiek domain, terdiri atas: alat tulis
2. Instrumen Yuridis Instrumen Yuridis ini berfungsi untuk mengatur dan menjalankan urusan
menjalankan tindakan pemerintahan, terlebih dahulu perlu disampaikan mengenai struktur norma
dalam hukum administrasi negara, yang dapat dijadikan sebagai alat bantu dalam memahami instrumen
hukum pemerintahan.
Untuk menemukan norma dalam hukum administrasi negara dapat dicari dalam semua
peraturan perundang-undangan terkait, dari tingkat yang paling tinggi dan bersifat umum-abstrak
sampai tingkat yang paling rendah yang bersifat individual-konkret. Menurut Indroharto (1993: 139-140)
dalam hukum tata usaha negara, norma-norma yang ada tersusun secara bertingkat-tingkat. Artinya,
peraturan hukum yang akan diterapkan tidak begitu saja kita temukan dalam undang-undang, tetapi
dalam kombinasi peraturanperaturan dan keputusan-keputusan tata usaha negara yang satu dengan
1. Keseluruhan norma hukum administrasi negara dalam masyarakat memiliki struktur bertingkat dari
yang sangat umum yang terkandung dalam perundang-undangan sampai pada norma yang paling
2. Pembentukan norma-norma hukum dalam hukum administrasi negara tidak hanya dilakukan oleh
pembuat uu (kekuasaan legislatif) dan badan-badan peradilan, tetapi juga oleh aparat pemerintah dalam
2. Peraturan Perundang-undangan
Peraturan merupakan hukum yang in abstracto atau general norm yang sifatnya mengikat
umum (berlaku umum) dan tugasnya adalah mengatur hal-hal yang bersifat umum. Secara teoritis,
yaitu:
1. Peraturan perundang-undangan yang merupakan proses pembentukan/proses membentuk
Istilah perundang-undangan secara harfiah dapat diartikan peraturan yang berkaitan dengan
undang-undang, baik peraturan itu berupa undang-undang sendiri maupun peraturan lebih rendah yang
merupakan atribusian ataupun delegasian undangundang. Atas dasar atribusi dan delegasi kewenangan
undang-undang dan peraturan perundang-undangan yang lebih rendah daripadanya seperti; Peraturan
Pemerintah, Keputusan Presiden (Kepres) yang berisi peraturan, Keputusan Menteri (Kepmen) yang
berisi peraturan, dan Keputusan-keputusan lain yang berisi peraturan (Hamid Attamimi, 1992: 3).
sebagai:
undangan sebagai semua peraturan yang bersifat mengikat secara umum yang dikeluarkan oleh Badan
Perwakilan Rakyat bersama pemerintah, baik ditingkat pusat maupun di tingkat daerah, serta semua
keputusan badan atau pejabat tata usaha negara, baik ditingkat pusat maupun di tingkat daerah, yang
undangan, mengartikan peraturan perundang-undangan sebagai peraturan tertulis yang memuat norma
hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat
4. Tidak hanya ditujukan pada fakta hukum tertentu, tetapi untuk berbagai fakta hukum yang
dapat berulang-ulang.
Dalam konsep negara kesejahteraan (welfare state) sebagaimana sudah disinggung dalam Bab
III, tugas pemerintah tidak hanya terbatas untuk melaksanakan undangundang yang telah dibuat oleh
lembaga legislatif. Dalam perspektif welfare state, pemerintah dibebani kewajiban untuk
menyelenggarakan kewajiban itu pemerintah diberi kewenangan untuk campur tangan dalam
kehidupan masyarakat, dalam batas-batas yang diperkenankan oleh hukum. Bersamaan dengan
kewenangan untuk campur tangan tersebut, pemerintah juga diberi kewenangan untuk membuat dan
lembaga legislatif kalau kita berpedoman kepada ajaran Trias Politika, tetapi menurut Bagir Manan
(1995: 335) ada beberapa alasan yang menjadi dasar diberikannya kewenangan membuat peraturan
organ yang terdapat dalam ajaran pemisahan kekuasaan. Dengan demikian, fungsi pembentukan
b. Paham yang memberikan kekuasaan pada negara atau pemerintah untuk mencampuri
kehidupan masyarakat, baik sebagai negara kekuasaan atau negara kesejahteraan. Paham ini
memerlukan instrumen hukum yang akan memberikan dasar bagi negara atau pemerintah untuk
bertindak.
c. Untuk menunjang perubahan masyarakat yang berjalan makin cepat dan kompleks diperlukan
percepatan pembentukan hukum. Hal ini mendorong administrasi negara untuk berperan lebih besar
di tingkat daerah.
Di Belanda istilah Ketetapan atau Keputusan disebut dengan istilah Beschikking (Van
Vollenhoven). Di Indonesia kemudian istilah Beschikking ini ada yang menterjemahkan sebagai
„Ketetapan‟ (Bagir Manan, Sjachran Basah, Indroharto dll), ada juga yang menterjemahkan
ketetapan (beschikking), menurut J.B.J.M Ten Berge (1996: 156) beschikking didefinisikan
sebagai :
1. Keputusan hukum publik yang bersifat konkret dan individual: keputusan itu berasal
atau keadaan.
Menurut Utrecht ( 1988: 94), beschikking diartikan sebagai perbuatan hukum publik
bersegi satu (yang dilakukan oleh alat-alat pemerintahan berdasarkan suatu kekuasaan istimewa).
Sedangkan menurut WF. Prins dan R Kosim Adisapoetra (1983: 42) beschikking adalah suatu
tindakan hukum yang bersifat sepihak dalam bidang pemerintahan yang dilakukan oleh suatu
Berdasarkan definisi tersebut tampak bahwa Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN)
- Penetapan tertulis bukan hanya dilihat dari bentuknya saja tetapi lebih ditekankan kepada
c. Kepada siapa tulisan itu ditujukan dan apa yang ditetapkan di dalamnya.
Hal tersebut membawa konsekuensi bahwa sebuah memo atau nota pun kalau sudah
memenuhi ketiga kreteria di atas dapat dianggap sebagai Keputusan Tata Usaha Negara
(KTUN).
Sebagai suatu Keputusan TUN, Penetapan tertulis itu juga merupakan salah satu
instrumen yuridis pemerintahan yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat TUN dalam rangka
pelaksanaan suatu bidang urusan pemerintahan. Selanjutnya mengenai apa dan siapa yang
dimaksud dengan Badan atau Pejabat TUN sebagai subjek Tergugat, disebutkan dalam pasal 1
angka 2 UU RI No. 5 Tahun 1986:“Badan atau Pejabat Tata Usaha negara adalah Badan atau
yang berlaku.”
Badan atau Pejabat TUN di sini ukurannya ditentukan oleh fungsi dan kewenangan yang
dilaksanakan Badan atau Pejabat TUN pada saat tindakan hukum TUN itu dilakukan. Sehingga
apabila yang diperbuat itu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku merupakan
kewenangan dan pelaksanaan dari urusan pemerintahan, maka apa saja dan siapa saja yang
melaksanakan fungsi demikian itu, dianggap sebagai suatu Badan atau Pejabat TUN. Yang
dimaksud dengan urusan pemerintahan adalah segala macam urusan mengenai masyarakat
bangsa dan negara. Dengan demikian apa dan siapa saja tersebut tidak terbatas pada instansi-
instansi resmi yang berada dalam lingkungan pemerintah saja, akan tetapi dimungkinkan juga
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa suatu Penetapan Tertulis adalah salah satu
bentuk dari keputusan Badan atau Pejabat TUN, dan keputusan yang demikian selalu merupakan
suatu tindakan hukum TUN. Tindakan hukum TUN adalah suatu keputusan yang menciptakan,
atau menentukan mengikatnya atau menghapuskannya suatu hubungan hukum TUN yang telah
ada. Dengan kata lain, untuk dapat dianggap suatu Penetapan Tertulis, maka tindakan Badan atau
Pejabat TUN itu harus merupakan suatu tindakan hukum, artinya dimaksudkan untuk
administrasi pemerintahan yang dilakukan oleh pemerintah harus berdasarkan pada peraturan
- Bersifat konkret diartikan obyek yang diputuskan dalam keputusan itu tidak abstrak, tetapi
berwujud, tertentu atau dapat ditentukan. Misalnya; Keputusan mengenai Pembongkaran rumah
Dewi Setyawati, Ijin Mendirikan Bangunan bagi Komang Sriwati, atau Surat Keputusan
Pemberhentian dengan Hormat Ketut Kaplug sebagai Pegawai Negeri. Dengan kata lain, wujud
dari keputusan tersebut dapat dilihat dengan kasat mata, namun terhadap ketentuan ini ada
pengecualian sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 3 UU RI No. 5 Tahun 1986, yang berbunyi:
(1) Apabila Badan atau Pejabat TUN tidak mengeluarkan keputusan, sedangkan hal itu
(2) Jika suatu Badan atau Pejabat TUN tidak mengeluarkan keputusan yang dimohon,
telah lewat, maka Badan atau Pejabat TUN tersebut dianggap telah menolak mengeluarkan
jangka waktu sebagaimana dalam ayat (2), maka setelah lewat waktu empat bulan sejak
diterimanya permohonan, Badan atau Pejabat TUN yang bersangkutan dianggap telah
- Bersifat individual, diartikan bahwa Keputusan Tata Usaha Negara itu tidak ditujukan untuk
umum, tetapi tertentu baik alamat maupun yang dituju. Kalau yang dituju itu lebih dari satu
orang, maka tiap-tiap individu harus dicantumkan namanya dalam keputusan tersebut.
- Bersifat final, diartikan keputusan tersebut sudah definitif, keputusan yang tidak lagi
memerlukan persetujuan dari instansi atasan atau instansi lain, karenanya keputusan ini dapat
- Menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata Menimbulkan Akibat
Hukum artinya menimbulkan suatu perubahan dalam suasana hukum yang telah ada. Karena
Penetapan Tertulis itu merupakan suatu tindakan hukum, maka sebagai tindakan hukum ia selalu
dimaksudkan untuk menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata.
Sebagai suatu tindakan hukum, Penetapan Tertulis harus mampu menimbulkan suatu perubahan
a. Menguatkan suatu hubungan hukum atau keadaan hukum yang telah ada (declaratoir);
b. Menimbulkan suatu hubungan hukum atau keadaan hukum yang baru (constitutief)
c. 1. Menolak untuk menguatkan hubungan hukum atau keadaan hukum yang telah ada.
2. Menolak untuk menimbulkan hubungan hukum atau keadaan hukum yang baru
4. Peraturan Kebijaksanaan
(vrijebevoegdheid) dari pemerintah yang sering disebut dengan istilah freies ermessen. Freies
Ermessen kemudian menjadi asal muasal lahirnya peraturan kebijaksanaan, yang mengandung
2. Kebebasan menilai yang bersifat subyektif, yaitu kebebasan untuk menentukan sendiri
dengan cara bagaimana dan kapan wewenang yang dimiliki administrasi negara itu dilaksanakan.
Secara umum fungsi dari peraturan kebijaksanaan adalah sebagai bagian dari operasional
5. Bagi kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi administrasi di bidang pemerintahan dan
pembangunan yang bersifat cepat berubah atau memerlukan pembaruan sesuai dengan situasi
5. Perizinan
Tidaklah mudah memberikan definisi apa yang dimaksud dengan izin, hal ini disebabkan
karena antara para pakar tidak terdapat persesuaian paham, masing-masing melihat dari sisi yang
berlainan terhadap obyek yang didefinisikan. Sukar memberikan definisi bukan berarti tidak
a. Menurut Sjachran Basah (1995:3), izin adalah perbuatan hukum administrasi negara
bersegi satu yang mengaplikasikan peraturan dalam hal konkret berdasarkan persyaratan dan
Di samping itu ada beberapa istilah yang hampir sama dengan izin, yaitu sebagai berikut:
2. Konsesi; yaitu suatu izin yang berhubungan dengan pekerjaan yang besar, dimana kepentingan
umum terlibat erat sekali sehingga sebenarnya pekerjaan itu menjadi tugas dari pemerintah,
tetapi oleh pemerintah diberikan hak penyelenggaraannya kepada konsesionaris (pemegang ijin)
3. Lisensi; yaitu suatu izin yang memberikan hak untuk menyelenggarakan suatu perusahaan.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disebutkan bahwa izin adalah perbuatan pemerintah
bersegi satu berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk diterapkan pada peristiwa konkret
Dari unsur-unsur tersebut terlihat bahwa izin merupakan instrumen yuridis yang
digunakan oleh pemerintah untuk mempengaruhi para warga agar mau mengikuti cara yang
dianjurkannya guna mencapai suatu tujuan konkret. Sebagai suatu instrumen, izin berfungsi
selaku ujung tombak dari instrumen hukum sebagai pengarah, perekayasa, dan perancang
masyarakat sehingga terwujud masyarakat adil dan makmur. Tujuan tersebut, dapat dirinci,
sebagai berikut:
aktifitasaktifitasnya.
Pemerintah dalam melakukan kegiatannya sehari-hari tampil dengan dua kedudukan, yaitu
sebagai wakil dari badan hukum (pelaku hukum keperdataan) dan wakil dari jabatan pemerintahan
(pelaku hukum publik). Selaku pelaku hukum keperdataan yang melakukan berbagai perbuatan hukum
keperdataan seperti mengikatkan perjanjian jual beli, sewa menyewa, pemborongan dan sebagainya
yang dijelmakan dalam kualitas badan hukum. Dalam posisi ini kedudukan pemerintah tidak ada
bedanya dengan seseorang atau badan hukum perdata pada umumnya, yaitu diatur dan tunduk pada
(bestuurszorg), dimana pemerintah terlibat dengan kegiatan kemasyarakatan dalam berbagai dimensi
Namun demikian, penggunaan instrumen hukum keperdataan oleh pemerintah ini perlu
dibatasi, yaitu:
1. Pemerintah tidak dapat melakukan hubungan keperdataan yang berhubungan dengan hukum
kekeluargaan;
Namun demikian, penggunaan instrumen hukum keperdataan oleh pemerintah ini perlu
dibatasi, yaitu: 1. Pemerintah tidak dapat melakukan hubungan keperdataan yang berhubungan dengan
hukum kekeluargaan; 2. Pemerintah tidak boleh membeli tanah untuk dijadikan hak milik; 3. Pemerintah
tidak diperkenankan melakukan perbuatan hukum keperdataan yang bertentangan dengan kepentingan
Bentuk-bentuk perjanjian yang bisa dijalankan pemerintah dengan pihak lain adalah:
1. Perjanjian perdata biasa; contoh: jual beli, sewa-menyewa dan lain-lain Perbuatan keperdataan ini
dilakukan karena pemerintah memerlukan berbagai sarana dan prasarana untuk menjalankan
administrasi pemerintahan, seperti: kebutuhan alat tulis menulis yang harus dibeli, menyewa fasilitas
2. Perjanjian perdata dengan syarat-syarat standar, contoh: kontrak adhesie Pemerintah dapat pula
menggunakan instrumen hukum keperdataan untuk membuat perjanjian dengan pihak swasta dalam
rangka melakukan tugas-tugas tertentu, misalnya tugas-tugas atau pekerjaan yang tidak sepenuhnya
dapat diselenggarakan sendiri oleh pemerintah. Bentuk dari perjanjian ini dapat berupa kontrak adhesie,
yaitu suatu perjanjian yang seluruhnya telah disiapkan secara sepihak hingga pihak lawan berkontraknya
3. Perjanjian mengenai kewenangan publik Perjanjian mengenai kewenangan publik adalah perjanjian
antara badan atau pejabat tata usaha negara dengan warga masyarakat dan yang diperjanjikan adalah
mengenai cara badan atau pejabat tata usaha negara tersebut menggunakan wewenang
pemerintahannya.
4. Perjanjian mengenai kebijaksanaan pemerintahan. Kewenangan luas yang dimiliki pemerintah atas
dasar freies ermessen, yang kemudian melahirkan kebijaksanaan dimungkinkan pula dijalankan dengan
menggunakan perjanjian. Dengan kata lain, pemerintah dapat menjadikan kewenangan luas atau
kebijaksanaan yang dimilikinya sebagai obyek dalam perjanjian. Perjanjian seperti ini dikenal dengan
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sejarah dari Hukum Administrasi Negara dari Negara Belanda yang disebut Administratif recht
atau Bestuursrecht yang berarti Lingkungan Kekuasaan/ Administratif diluar dari legislatif dan yudisil. Di
Perancis disebut Droit Administrative. Di Inggris disebut Administrative Law. Di Jerman disebut
Verwaltung recht. Di Indonesia banyak istilah untuk mata kuliah ini.
E. Utrecht dalam bukunya yang berjudul Pengantar Hukum Administrasi pada cetakan pertama
memakai istilah hukum tata usaha Indonesia, kemudian pada cetakan kedua mennggunakan istilah
Hukum tata usaha Negara Indonesia, dan pada cetakan ketiga menggunakan istilah Hukum Administrasi
Negara Indonesia.
Ruang Lingkup Hukum Adminitrasi Negara
Isi dan ruang lingkup Hukum Administarsi Negara menurut Van Vallen Hoven dalam bukunya
yang berjudul :Omtrek van het administratiefrecht, memberikan skema tentang hukum administrasi
Negara didalam kerangka hukum seluruhnya sebagai berikut :
a. Hukum Tata Negara/Staatsrecht meliputi :
1. Pemerintah/Bestuur
2. Peradilan/Rechtopraak
3. Polisi/Politie
4. Perundang-undangan/Regeling
b. Hukum Perdata / Burgerlijk
c. Hukum Pidana/ Strafrecht
d. Hukum Administarsi Negara/ administratief recht yang meliputi :
1. Hukum Pemerintah / Bestuur recht
2. Huku Peradilan yang mel;iputi :
a. Hukum Acara Pidana
b. Hukum Acara Perdata
c. Hukum Peradilan Administrasi Negara
3. Hukum Kepolisian
4. Hukum Proses Perundang-undangan / Regelaarsrecht.
Sumber hukum HAN
- Peraturan Perundang-undangan
- Praktek administrasi negara/ Hukum tidak tertulis
- Yurispudensi
- Doktrin
Hukum dalam lingkup pemerintahan suatu negara dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Hukum public, yaitu hukum yang mengatur kepentingan umum/publik, dan
2. Hukum privat, yaitu hukum yang mengatur kepentingan khusus/perdata.
Berdasarkan sifatnya, wewenang pemerintah dibagi menjadi 3, yaitu :
1) wewenang pemerintah yang bersifat terikat,
2) wewenang fakultatif, dan
3) wewenang bebas.
Tindakan hukum pemerintah adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh organ
pemerintahan. Unsur-unsur tindakan pemerintah sbb:
1) Perbuatan itu dilakukan oleh aparat pemerintah dalam kedudukannya sebagai
penguasa maupun sebagai alat kelengkapan pemerintah dengan prakarsa dan
tanggungjawab sendiri
2) Perbuatan tersebut dilaksanakan dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan
3) Perbuatan tersebut dimaksudkan sebagai sarana untuk menimbulkan akibat hukum
administrasi
4) Perbuatan yang bersangkutan dilakukan dalam rangka pemeliharaan kepentingan
Negara dan rakyat.
Ada 4 jenis Instrumen Pemerintahan, Sebagai berikut :
1) Perundang-undangan
2) Ketetapan atau Keputusan Tata Usaha Negara
3) Peratauran Kebijakasanaan
4) Instrumen Hukum Keperdataan
5) Perizinan