Kerajaan Allah merupakan salah satu tema pewartaan Yesus. Tema ini, oleh orang-
orang zaman Yesus dianggap sangat penting dan relevan. Sebab di tengah situasi
penindasan dan penderitaan akibat penjajahan dan kemiskinan, masyarakat zaman Yesus
tentu merindukan keadilan, kedamaian dan pembebasan. Tema pewartaan Kerajaan Allah
oleh Yesus pada tempat pertama menjawab situasi dan keluh kesah masyarakat zaman
Yesus.
b. Keadaan Ekonomi
Penduduk Palestina pada zaman Yesus berjumlah kurang lebih 500.000 jiwa dan
penduduk kota Yerusalem 300.000 jiwa. Dari jumlah penduduk itu terdapat 18.000 orang
imam dan Lewi, 6.000 orang Farisi, dan 4.000 orang Eseni.
Penduduk desa umumnya memiliki lahan-lahan kecil pertanian. Sebagian besar
tanah dikuasai oleh para tuan tanah yang tinggal di kota. Lahan-lahan itu digunakan untuk
menanam gandum, jagung, dan peternakan yang besar. Rakyat kebanyakan menjadi
penggarap atau gembala.
Selain para petani dan gembala, masih terdapat pengrajin pengrajin kecil yang
umumnya melakukam perdagangan dengan sistem barter. Di kota-kota terdapat tiga sektor
ekonomi: pertama, para pengrajin tekstil, makanan, wangi-wangian, dan perhiasan; kedua,
mereka yang bekerja di bidang konstruksi;
ketiga, para pedagang (baik besar maupun kecil). Sebagian besar penduduk
Palestina adalah rakyat kecil yang keadaan ekonominya cukup parah, karena penghasilan
mereka terlalu kecil.
Situasi seperti itu masih diperparah Iagi dengan beban berbagai pajak dan pungutan
untuk pemerintah, untuk angkatan perang Romawi, untuk para aristokrat setempat, dan
untuk Bait Allah. Konon pajak dan pungutan itu mencapai 40% dari penghasilan rakyat.
c. Keadaan Politik
Enam abad sebelum Yesus, Palestina selalu berada di bawah penjajahan Kerajaan
Persia (538 - 332 SM), Yunani (332 - 62/50 SM) dan kekaisaran Romawi (62/50 SM sampai
zaman kekristenan Sesudah Masehi). Secara internal masyarakat Palestina dikuasai oleh
raja-raja dan pejabat-pejabat “boneka” yang ditunjuk oleh penguasa Roma.
Di samping pejabat-pejabat “boneka” ini masih ada tuan-tuan tanah yang kaya raya
dan kaum rohaniwan kelas tinggi yang suka menindas rakyat demi kepentingan dan
kedudukan mereka. Golongan-golongan ini senantiasa memihak penjajah, supaya mereka
tidak kehilangan hak istimewa dan nama baik di mata penjajah, karena penguasa Roma
memiliki kekuasaan untuk mencabut hak milik seseorang.
Struktur kekuasaan dapat digambarkan secara piramidal dengan puncak kekuasaan
politik adalah prokurator Yudea (ia harus orang Romawi) dan berwenang menunjuk Imam
Agung yang dipilih dari empat kalangan keluarga yang mempunyai pengaruh di dalam
masyarakat waktu itu. Di Yudea, Imam Agung berperan secara politis sebagai raja selain
sebagai pemimpin agama.
Di Galilea, kekuasaan dipegang oleh raja Herodes Antipas, yang juga “boneka” Roma.
Selain itu ada pejabat-pejabat yang menjadi perantara yang ditunjuk langsung oleh
penguasa Romawi dan pada umumnva diambil dari kalangan sesepuh Sanhedrin
(Majelis/Mahkamah Agama) serta majelis rendah yang diambil dari kelas bawah.
b. Pertobatan
Pertobatan selalu berarti manusia melepaskan cara hidup lama yang penuh
kedosaan kepada cara hidup baru yang lebih kudus dan dosa. Hanya melalui jalan
pertobatan, setiap orang berdosa mengambil kembali jalan menuju Kerajaan Allah. Tanpa
pertobatan manusia, kerahiman dan cinta kasih Allah yang tak terbatas menemukan jalan
buntu. Inisiatif Allah untuk menerima manusia berdosa hanya mungkin jika manusia
membaharui diri di dalam pertobatan.
c. Cinta kasih
Cinta kasih sering kali diartikan sebagai perasaan positif. Menurut Erich Fromm,
cinta kasih selalu mengandung perhatian, tanggung jawab, perhargaan dan pengenalan.
Orang yang sedang jatuh cinta seharusnya menampakan empat gejala ini. Meski demikian,
kebanyakan orang menegaskan bahwa cinta kasih tidak sebatas pada perasaan, cinta kasih
bukan kata sifat atau kata perasaan, cinta kasih lebih merupakan kata kerja atau sebuah
perilaku. Orang yang sedang jatuh cinta harusnya orang yang terus mengungkapkan di
dalam perilakunya respect, care, responsibility dan knowledge. Tuhan Yesus, oleh cinta kasih
yang begitu besar kepada manusia akhirnya merelakan dirinya untuk menderita dan
akhirnya wafat untuk menebus dosa-dosa manusia. Tuhan Yesus menunjukkan bahwa
cinta kasih bukan soal perasaan tetapi soal tindakan, kerelaan untuk memperjuangkan
kebenaran tanpa kenal takut. Cinta kasih merupakan salah satu kata kunci untuk masuk ke
dalam Kerajaan Allah. Untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah, seorang pengikut Kristus
hendaknya terus mengusahakan cinta kasih
d. Kerajaan Allah
Pada tempat pertama, Kerajaan Allah harus dimengerti sebagai sebuah situasi
dimana cinta kasih Allah dan manusia begitu nyata. Setiap orang yang mengusahakan satu
situasi yang diliputi oleh cinta kasih sebenarnya telah menghadirkan Kerajaan Allah di
tengah dunia. Pada tempat kedua, Kerajaan Allah dapat dimengerti sebagai Kerajaan yang
akan dating pada akhir zaman, dimana setiap manusia dihadapkan pada pengadilan. Setiap
orang yang benar mdi dalam Kerajaan Allah begitupun sebaliknya.