Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KITAB 1 RAJA-RAJA

KELOMPOK 5

1. Clarita Panduwal
2. Philipa A Babis
3. Fangky Delfan Adu
4. Devan Elindo Osa

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Kitab 1 dan 2 Raja-Raja langsung melanjutkan sejarah yang tercatat dalam 1 dan 2
Samuel. Keempat kitab ini secara selektif meliput seluruh sejarah para raja Israel dan Yehuda
(sekitar tahun 1050-586 SM). 1 dan 2 Raja-Raja secara kronologis meliput empat abad
sejarah tersebut sejak masa Raja Salomo (970 SM) hingga masa pembuangan di Babel (586
SM); 1 Raja-Raja sendiri meliput sekitar 120 tahun masa pemerintahan Salomo selama 40
tahun (970-930 SM), dan sekitar 80 tahun sejarah kerajaan yang terpecah (sekitar 930-852
SM). Kitab 1 dan 2 Raja-Raja bermula menjadi satu kitab dalam PL Ibrani, oleh karena itu
masalah kepenulisan berkaitan dengan keduanya sebagai satu kitab. Peristiwa terakhir yang
tercatat (2 Raj 25: 27) ialah pembebasan Raja Yoyakhin dari penjara Babel (sekitar 560 SM).
Oleh karena itu 1 dan 2 Raja-Raja secara lengkap mungkin tertulis dalam dasawarsa 560-550
SM. Sekalipun penulisnya tidak disebutkan, jelaslah dia seorang nabi merangkap sejarawan
yang terilhamkan untuk menafsirkan pemerintahan semua raja Israel dan Yehuda dipandang
dari sudut perjanjian Allah dengan bangsa Ibrani. Jelas pula bahwa penulis mempergunakan
beberapa sumber masukan:

(1) “kitab riwayat Salomo” (1 Raj 11:41),

(2) “kitab sejarah raja-raja Israel” (1 Raj 14:19),

(3) “kitab sejarah raja-raja Yehuda” (1 Raj 14:29).

Sumber-sumber tertulis ini mungkin adalah catatan-catatan yang dibuat oleh para nabi dan
bukan dokumen negara yang resmi, mungkin juga penulis memeriksa tulisan nabi-nabi lain.

Kitab 1 Raja-raja ini menceritakan sejarah Salomo dan lima raja Yehuda yang
pertama yaitu Rehabeam, Abiam, Asa, Yosafat dan Yehoram. Juga dalam 1 Raja-raja
diceritakan tentang sejarah delapan raja Israel: Yerobeam, Nadab, Baasha, Elah, Zimri, Omri,
Ahab dan Ahazia. Walaupun sebagian raja Yehuda baik, ternyata semua raja Israel adalah
orang jahat yang meninggalkan Tuhan, menyembah berhala, mengalami kegagalan dan
membawa bencana atas bangsanya. Dalam kitab ini juga kita dapat membaca sejarah nabi-
nabi. Nabi-nabi merupakan juru bicara Tuhan untuk menyampaikan FirmanNya kepada raja-
raja dan bangsa. Natan adalah nabi yang dipanggil oleh Daud untuk mengurapi Salomo
sebagai raja Israel (1 Raj 1). Ahia adalah nabi yang bernubuat kepada Yerobeam mengenai
pemisahan kerajaan Israel dan Yehuda (1 Raj.11). Nabi lain yang bernama Yehu bernubuat
tentang hukuman raja Baasa karena kejahatannya (1 Raj 16). Nabi yang terutama yang
dikisahkan adalah Elia, yang bertarung dengan imam-imam Baal dan menunjukkan kuasa
Allah secara dramatis (1 Raj 18).

B. TUJUAN

Kitab 1 dan 2 Raja-Raja ditulis untuk memberikan kepada orang Ibrani dalam
pembuangan di Babel suatu penafsiran yang bersifat nubuat tentang sejarah mereka supaya
dapat memahami mengapa bangsa itu terpecah pada tahun 930 SM, mengapa kerajaan Israel
di utara jatuh pada tahun 722 SM, dan mengapa kerajaan Daud dan Yerusalem jatuh pada
tahun 586 SM. Penulis menekankan bahwa perpecahan kerajaan serta keruntuhan Israel dan
Yehuda adalah akibat langsung yang tidak dapat dielakkan dari penyembahan berhala dan
ketidakbenaran para raja dan bangsa itu secara keseluruhan; mengingat itu penulis
mengevaluasi keberhasilan atau kegagalan setiap raja sesuai dengan kesetiaan atau
ketidaksetiaannya terhadap Allah dan perjanjian. Apa pun juga keberhasilan politik atau
ekonomi yang telah dicapai seorang raja, ia dinyatakan gagal apabila ia tidak mendukung
perjanjian itu. Pemahaman yang bersifat nubuat ini disajikan agar semua orang buangan
untuk selamanya akan meninggalkan penyembahan berhala, berbalik kepada Allah, dan
menaati perintah-perintah-Nya hingga angkatan-angkatan selanjutnya.

BAB II

PEMBAHASAN

Kitab 1 Raja-Raja terbagi atas dua bagian utama yaitu:

(1) Bagian Pertama menguraikan masa pemerintahan Raja Salomo (pasal 1-11; 1 Raj
1:1–11:43). Pasal-pasal yang pertama menerangkan situasi ketika Salomo dinobatkan menjadi
raja (pasal 1-2; 1 Raj 1:1–2:46) dan permohonannya akan hikmat yang dengannya ia dapat
memerintah bangsa itu (pasal 3; 1 Raj 3:1-28). Tujuh pasal selanjutnya menguraikan
perkembangan Salomo sampai menjadi tokoh dunia dan puncak kemakmuran, kedamaian,
kekuasaan, dan kemuliaan Israel semuanya selama 20 tahun pertama dari masa pemerintahan
Salomo. Dalam kurun waktu ini Salomo mendirikan dan mentabiskan Bait Suci di Yerusalem
(pasal 6,8; 1 Raj 6:1-38; 1 Raj 8:1-66). Pasal 11 (1 Raj 11:1-43) menguraikan 20 tahun kedua
pemerintahan Salomo tahun-tahun pemuasan menurut suka hatinya, poligami yang menyolok,
penyembahan berhala, dan pengikisan dasar-dasar bangsa tersebut. Pada saat kematiannya, bibit-
bibit perpecahan dan kemerosotan kerajaan itu telah ditaburkan.

(2) Bagian Kedua menguraikan perpecahan kerajaan di bawah pemerintahan putra


Salomo, Rehabeam, dan masa 80 tahun berikutnya dengan kemunduran rohani dan politik kedua
kerajaan di bawah pemerintahan dinasti rajanya sendiri-sendiri (pasal 12-22; 1 Raj 12:1–22:54).
Tokoh-tokoh utama di bagian kedua ini ialah Raja Rehabeam dari selatan dan Yerobeam dari
kerajaan utara, Raja Ahab dan istrinya yang jahat Izebel (utara), dan nabi Elia (utara).

 Pemerintahan Salomo (1 Raj. 1-11)

Daud mengakhiri kehidupannya dengan berbagai masalah. Ia sakit dan menderita.


Lagipula salah satu anaknya, Adonia, memberontak dan ingin menjadi raja, hingga Daud harus
bertindak untuk mengangkat Salomo sebagai penggantinya (1 Raj 1-2). Pemerintahan Salomo
berlangsung selama 40 tahun. Anak Daud ini adalah raja ketiga yang memerintah atas kerajaan
Israel Raya yang terdiri dari keduabelas suku Israel. Pemerintahan Salomo menjadi pemerintahan
yang paling jaya dalam sejarah Israel. Salomo berdoa meminta hikmat dan Tuhan memberikan
hikmat dan kekayaaan. Kerajaannya ditandai dengan kekayaan, kemakmuran dan hikmat.
Hikmatnya nyata secara luar biasa, contohnya di dalam kasus di mana ia harus menentukan siapa
antara dua ibu yang mengaku melahirkan dan memperebutkan satu orang bayi yang sama (1 Raj
3-4).

Salomo membangun bait Allah atas petunjuk Daud. Tabut Perjanjian dibawa dari Sion
dan ditempatkan di dalam tempat maha kudus di Bait Allah. Pada waktu ditahbiskan, Bait Allah
itu dipenuhi dengan kemuliaan Allah. Hal itu menggambarkan rumah Allah sejati, yaitu jemaat
Kristus, TubuhNya, yang akan dipenuhi dengan hadirat dan kemuliaan Allah. Salomo yang
mendirikan Bait Allah ini juga menggambarkan Kristus sebagai Raja Damai yang penuh hikmat,
pengetahuan dan kekayaan yang memerintah atas kerajaan yang penuh damai, sukacita dan
sentosa (1 Raj 5-9). Bangsa-bangsa kagum atas hikmat, kekayaan dan kemuliaan kerajaan Israel
di zaman pemerintahan Salomo, sampai Ratu Syeba yang mendengar kabar itu pun datang dari
ujung bumi untuk menyaksikannya (1 Raj 10). Hal itu menggambarkan bahwa bangsa-bangsa
non Yahudi akan berbondong-bondong datang mencari Tuhan pada akhir zaman.

Sayangnya, Salomo gagal dalam ketaataan dan ibadah dan kesetiaannya kepada Tuhan.
Pada akhir hidupnya, Salomo meninggalkan Tuhan. Ia mencintai banyak perempuan asing dan
punya banyak isteri sampai hatinya meninggalkan Tuhan dan ia jatuh dalam penyembahan
berhala. Namun, dia tetapi dikenal karena hikmatnya yang luar biasa. Salomo yang berkihmat
luar biasa inilah yang kemudian menulis Kitab Amsal, Pengkhotbah dan Kidung Agung (1 Raj
11).

 Sejarah Kerajaan Yehuda dan Kerajaan Israel sesudah Pemisahan (1 Raj 12-22)

Karena Salomo tidak berpegang teguh kepada perjanjian dan ketentuan Tuhan, bencana
terjadi dan Kerajaan Israel terpecah menjadi dua kerajaan. Kerajaan Yehuda terdiri dari suku
Yehuda, suku Benyamin dan separuh suku Lewi. Lokasinya ada di sebelah selatan Israel dengan
ibu kotanya Yerusalem. Rehabeam sebagai anak Salomo keturunan Daud menjadi rajanya yang
pertama. Rehabeam mengabaikan nasehat para tua-tua untuk menjadi hamba yang melayani
rakyatnya dan memilih memerintah dengan keras dan bengis atas umat Tuhan. Akibatnya, terjadi
pemberontakan dan hanya Yehuda serta Benyamin yang tetap ada di bawah pemerintahan
Rehabeam.

Suku-suku lain membentuk Kerajaan Israel, yang terdiri dari sepuluh suku yang
menduduki daerah di sebelah utara dengan Samaria sebagai ibu kotanya. Kesepuluh suku itu
pada mulanya menobatkan Yerobeam sebagai raja mereka. Namun ternyata Yerobeam
mengubah segala ketentuan Tuhan tentang penyembahan dan mendirikan ibadah baru.
Penyembahan Allah diganti dengan penyembahan dua lembu emas. Bait Allah di Yerusalem
diganti dengan kuil di Dan dan Birsyeba. Imamat Lewi diganti dengan para imam dari suku lain.
Hari raya Tuhan diganti dengan hari raya bulan kedelapan. Semua tindakan itu berlawanan
dengan ketentuan Tuhan dan merupakan ibadah yang jahat (1 Raj 12). Rupanya semua kejahatan
ini tidak berhenti begitu saja. Bukan hanya raja-raja yang meninggalkan jalan Tuhan. Keadaan
nabi-nabi juga menyedihkan! Seorang nabi tua menipu dan seorang nabi muda tidak taat kepada
Tuhan. Apa yang terjadi sebagai akibatnya? Seluruh rakyat mengalami dampak kehancuran
karena pemimpin-pemimpin yang tidak setia dalam memegang perintah dan perjanjian Tuhan (1
Raj 13).
Di kerajaan Israel,Yerobeam tidak setia kepada Tuhan. Ia pun kehilangan kerajaan.
Tuhan menyatakan murkannya atas raja dan rakyat. Seorang nabi, Ahia, bernubuat bahwa kalau
terus dilakukan kejahatan, Israel akan akan ditimpa malapetaka, dihajar, disentakkan dari tanah
mereka dan diserakkan ke seberang sungai Efrat (1 Raj 14). Di kerajaan Yehuda sesudah
Rehabeam, ada raja yang baik dan ada yang jahat. Abiam berbuat dosa. Namun anaknya, Asa,
melakukan yang benar dan percaya kepada Tuhan hingga diberikan kemenangan, walaupun pada
akhir hidupnya dia percaya kepada dirinya sendiri dan bersandar kepada kekuatannya lalu
kemudian menjadi sakit. Selama masa itu ada perang terus-menerus antara Israel dan Yehuda. (1
Raj 15-16).

 Ahab dan Pelayanan Elia (1 Raj 17-22)

Di kerajaan Israel pada zaman Raja Ahab, muncul seorang nabi yang dipakai Tuhan
secara luar biasa, yaitu Elia. Elia mendeklarasikan masa kemarau di mana tidak akan ada embun
atau hujan selama bertahun-tahun karena kejahatan Israel, namun Elia sendiri dipelihara Tuhan
di tepi sungai di mana ia diberi makan oleh burung-burung gagak dan kemudian oleh seorang
janda dengan mujizat dalam bentuk tepung dan minyak yang tidak pernah berkurang. Saat anak
janda itu mati, anak itu dibangkitkan kembali oleh Elia. Kemudian Elia diperintahkan untuk
membawa berita lagi kepada Raja Ahab bahwa hujan akan turun. Elia juga menyuruh agar
dikumpulkan semua nabi Baal di gunung Karmel. Elia menantang Bangsa Israel, “Berapa lama
lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau Tuhan itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau
Baal, ikutilah dia.” Rakyat Israel tidak mau menjawab tantangan ini. Konfrontasi besar pun
terjadi antara Elia dan imam-imam Baal, sampai Tuhan mengirim api dari sorga untuk
menyatakan kepada Israel bahwa Dialah satu-satunya Allah yang sejati. Akhirnya seluruh Israel
mengakui bahwa sungguh Tuhan adalah Allah, kemudian Elia membunuh semua nabi Baal (1
Raj 17-18).

Sayangnya, Elia sendiri adalah manusia yang lemah dan dengan ketakutan dan rasa
kecewa. Ia lari dengan penuh ketakutan dari Izebel, isteri Raja Ahab. Tuhan sendiri akhirnya
menyatakan diri secara pribadi kepada Elia saat ia sedang bersembunyi di dalam gua. Angin
kencang datang, kemudian gempa bumi, dan kobaran api. Tuhan tidak ada di dalamnya. Sesudah
semua berlalu Tuhan menyatakan diri kepada Elia melalui angin sepoi-sepoi basa. Akhirnya Elia
siap mendengar suara Tuhan. Tuhan memberi tugas yang baru dan penting kepada nabi-Nya
yang lemah ini. Ia menyuruh Elia mengurapi seorang raja atas Siria, seorang raja atas Israel dan
seorang nabi baru, yaitu Elisa (1 Raj 19).
Raja Aram (Siria), Benhadad, datang dengan tentaranya untuk menantang dan
menghantam Bangsa Israel dan melawan Allah. Tuhan menolong Ahab dan tentara Israel sampai
mereka dua kali mengalahkan Siria menurut perkataan seorang nabi. Tetapi Ahab tidak
menyelesaikan tugasnya. Dia ditegur oleh seorang nabi namun malah menjadi marah. Ia juga
menjadi kesal dan gusur karena tidak dapat memperoleh sebuah kebun yang diingininya. Ia
mengikuti nasehat isterinya yang jahat, Izebel, untuk mengatur komplotan sampai pemilik kebun
itu, Nabot, dilempari batu sampai mati dan kebunnya dapat dirampas. Karena itu, Elia
menubuatkan malapetaka yang akan datang atasnya. Ahab adalah raja yang mengalami kebaikan
Tuhan tetapi tidak setia kepadanya (1 Raj 20-21).

Kitab ini selesai dengan kisah pertemuan dua raja. Yosafat raja Yehuda datang untuk
bertemu dengan Raja Ahab dari Israel. Mereka bersepakat untuk bekerja sama melawan Siria.
Namun persatuan mereka tidak berhasil karena tidak didasarkan pada Firman dan kebenaran
Tuhan secara bulat. Yosafat ingin mencari Firman dan petunjuk Tuhan, tetapi Ahab ingin
mendengarkan nasehat nabi-nabi palsu. Akibatnya, Ahab dibunuh dan Firman Tuhan digenapi (1
Raj 22).
BAB III

PENUTUP

 Kesimpulan

Kitab 1 Raja-raja merupakan lanjutan dari kitab-kitab Kitab Samuel, yang berisi
tentang sejarah pemerintahan raja-raja Israel. Sejarah yang dimuat dalam kitab ini dapat
dibagi dalam tiga bagian:
- Wafatnya Raja Daud dan pengangkatan Salomo menjadi raja atas Kerajaan
Israel bersatu menggantikan Daud.
- Pemerintahan Raja Salomo dan hasil-hasil usahanya, khususnya dalam
membangun Bait Allah di Yerusalem.
- Bangsa Israel terpecah menjadi Kerajaan Israel (utara) dan Kerajaan Yehuda
(selatan), dan sejarah raja-raja yang memerintah kedua kerajaan tersebut
sampai pertengahan abad ke-9 SM.
Yang terpenting dalam Kitab 1 Raja-raja adalah karya dari nabi-nabi TUHAN.
Mereka digambarkan sebagai juru bicara Allah yang berani memperingatkan raja dan
bangsa Israel supaya tidak menyembah berhala dan tidak meremehkan perintah-perintah
Allah. Nabi yang menonjol ialah Elia, dan kisahnya yang terkenal adalah ketika ia
bertarung dengan para imam Baal (1 Raja-raja 18).

Anda mungkin juga menyukai