Anda di halaman 1dari 7

Lampiran III Surat Wakil Rektor Bidang Akademik

Nomor : 33953 /UN31.WR.1/PK.02.03/2020


Tanggal : 2 September 2020

SOAL DAN PEDOMAN PENSKORAN


TUGAS TUTORIAL/TUGAS MATA KULIAH
UNIVERSITAS TERBUKA

Program Studi : PGSD


Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4104
Jumlah sks : 4 SKS
Nama Penulis : Dr. Fery Muhamad Firdaus, M.Pd. Institusi : Universitas Negeri Yogyakarta
Nama Penelaah : Institusi : Universitas Terbuka
Tahun Pengembangan : 2020
Status Pengembangan : Baru/Revisi*

Tangerang Selatan, tuliskan tanggal bulan, dan tahun


Menyetujui, Telah divalidasi Pengampu Mata Kuliah,
Ketua Program Studi ……., Pengampu Mata Kuliah,

Tanda tangan dan nama Tanda tangan dan nama

………………………………………. …………………………………………….
NIP Tuliskan NIP Ketua Program Studi NIP tuliskan NIP Pengampu Mata Kuliah
*) coret yang tidak sesuai
LEMBAR PEDOMAN PENSKORAN
SOAL TUGAS TUTORIAL ATAU TUGAS MATA KULIAH I/II/III*
Sumber Soal
Fakultas : FKIP Kode MK & Nomor KB
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Nomor Modul
Kode/Nama MK : PDGK4104 /Perspektif Pendidikan SD PDGK4104 KB 1
Penulis Soal/Institusi : Dr. Fery Muhamad Firdaus, M.Pd./ UNY
Penelaah soal//institusi : & Modul 9
Butir Soal No. : 1
Skor Maks : 15

Aspek / Konsep yang dinilai Skor


Komponen-komponen bahan ajar di sekolah dasar yaitu sebagai berikut:
1. Petunjuk Belajar; Unsur pertama dalam bahan ajar meliputi petunjuk bagi
pendidik atau peserta didik. Di dalam petunjuk belajar, dijelaskan tentang 15
bagaimana pendidik sebaiknya mengajarkan materi kepada peserta didik dan
bagaimana pula peserta didik mempelajari materi yang ada dalam bahan ajar
tersebut. Denganadanya petunjuk belajar ini, diharapkan peserta didik khususnya
tidak salah dalam mempelajari bahan ajar.
2. Kompetensi yang Harus Dicapai; Maksud dari unsur kedua dalam bahan ajar ini
adalah harus ada kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. Sebagai
pendidik, kita harus menjelaskan dan menuliskan dalam bahan ajar yang kita
susun tersebut dengan berbagai kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta
didik. Dengan demikian, jelaslah tujuan yang harus dicapai oleh peserta didik.
3. Informasi Pendukung; Informasi pendukung merupakan berbagai informasi yang
sifatnya tambahan yang dapat digunakan untuk melengkapi bahan ajar, sehingga
peserta didik semakin mudah untuk menguasai pengetahuan yang akan mereka
peroleh. Selain itu, pengetahuan yang diperoleh peserta didik akan semakin
komprehensif.
4. Latihan-Latihan; Unsur keempat dalam bahan ajar ini merupakan suatu bentuk
tugas yang diberikan kepada peserta didik untuk melatih kemampuan mereka
setelah mempelajari bahan ajar. Dengan demikian, kemampuan yang mereka
pelajari akan semakin terasah dan terkuasai denga matang.
5. Petunjuk Kerja atau Lembar Kerja; Petunjuk kerja atau lembar kerja adalah satu
lembar atau beberapa lember kertas yang berisi sejumlah langkah prosedural cara
pelaksanaan aktivitas atau kegiatan tertentu yang harus dilakukan oleh peserta
didik berkaitan dengan praktik dan lain sebagainya. Misalnya, petunjuk pelaksaan
praktik dalam mata pelajaran IPA di MI untuk observasi pertumbuhan kecambah
di laboratorium.
Evaluasi; Unsur terakhir yang harus ada dalam bahan ajar yaitu evaluasi. Evaluasi
merupakan salah satu bagian dari proses penilaian. Sebab, dalam unsur evaluasi
terdapat sejumlah pertanyaan yang ditunjukkan kepada peserta didik untuk mengukur
seberapa jauh penguasaan kompetensi yang berhasil mereka kuasai setelah mengikuti
proses pembelajaran. Dengan demikian, dengan adanya unsur evaluasi kita dapat
mengetahui efektifitas bahan ajar yang kita buat ataupun proses pembelajaran yang
kita selenggarakan pada umumnya. Jika di kemudian hari peserta didik yang belum
menguasai, maka diperlukan perbaikan (remidial) dan penyampurnaan kegiatan
pembelajaran. Begitu juga sebaliknya, jika ada peserta didik yang sudah bisa
menguasai kompetensi yang ada, maka diperlukan pengayaan bagi peserta didik
tersebut
Total Nilai maksimum 15
*) Coret yang tidak perlu
Jumlah skor jawaban : 15
Skor penggunaan bahasa : -
Skor maksimal : 15
LEMBAR PEDOMAN PENSKORAN
SOAL TUGAS TUTORIAL ATAU TUGAS MATA KULIAH I/II/III*
Sumber Soal
Fakultas : FKIP Kode MK & Nomor KB
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Nomor Modul
Kode/Nama MK : PDGK4104 /Perspektif Pendidikan SD PDGK4104 KB 1
Penulis Soal/Institusi : Dr. Fery Muhamad Firdaus, M.Pd./ UNY
Penelaah soal//institusi : & Modul 10
Butir Soal No. : 2
Skor Maks : 15

Aspek / Konsep yang dinilai Skor


Potret sarana dan prasarana dalam pembelajaran di sekolah dasar berdasarkan cuplikan
surat kabar tersebut menunjukkan bahwa belum meratanya pemenuhan kebutuhan
sarana dan prasarana pembelajaran di sekolah dasar. Di beberapa sekolah dasar yang 15
notabene berada di pusat pemerintahan biasanya memiliki sarana prasarana yang
lengkap dan menunjang. Akan tetapi, disisi lain terdapat beberapa sekolah dasar yang
tidak memiliki sarana dan prasarana yang menunjang. Ini artinya tidak meratanya
kualitas sarana dan sarana sekolah dasar yang ada di Indonesia. Selain itu, faktor yang
menentukan ketidak meratanya sarana dan prasaranaa sekolah dasar, masih terdapat
adanya ketidaktepatan realisasi bantuan. Bantuan malah mengalir kepada sekolah-
sekolah dasar yang tidak terlalu membutuhkan adanya rehab, pemberian bantuan tidak
berdasarkan atas tingkat kerusakan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah dasar.
Oleh karena itu, haruslah terjalin komunikasi dan koordinasi yang baik antara kepala
sekolah dengan dinas-dinas terkait, baik pemerintahan daerah maupun pemerintahan
pusat supaya bantuan yang disalurkan dapat tepat sasaran.
Total Nilai maksimum 15
*) Coret yang tidak perlu

Jumlah skor jawaban : 15


Skor penggunaan bahasa : -
Skor maksimal : 15
LEMBAR PEDOMAN PENSKORAN
SOAL TUGAS TUTORIAL ATAU TUGAS MATA KULIAH I/II/III*
Sumber Soal
Fakultas : FKIP Kode MK & Nomor KB
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Nomor Modul
Kode/Nama MK : PDGK4104 /Perspektif Pendidikan SD PDGK4104 KB 2
Penulis Soal/Institusi : Dr. Fery Muhamad Firdaus, M.Pd./ UNY
Penelaah soal//institusi : & Modul 10
Butir Soal No. : 3
Skor Maks : 25

Aspek / Konsep yang dinilai Skor


Rancangan pembelajaran kontekstual pada pembaharuan pembelajaran di sekolah
dasar yaitu sebagai berikut:
1. Guru mengarahkan siswa untuk sedemikian rupa dapat mengembangkan 25
pemikirannya untuk melakukan kegiatan belajar yang bermakna, berkesan, baik
dengan cara meminta siswa untuk bekerja sendiri dan mencari serta menemukan
sendiri jawabannya, kemudian memfasilitasi siswa untuk mengkonstruksi sendiri
pengetahuannya dan keterampilannya yang baru saja ditemuinya.
2. Dengan bimbingan guru, siswa di ajak untuk menemukan suatu fakta dari
permasalahan yang disajikan guru/dari materi yang diberikan guru.
3. Memancing reaksi siswa untuk melakukan pertanyaan-pertanyaan dengan tujuan
untuk mengembangkan rasa ingin tahu siswa.
4. Guru membentuk kelas menjadi beberapa kelompok umtuk melakukan diskusi,
dan tanya jawab.
5. Siswa dibimbing guru mendemonstrasikan ilustrasi/gambaran materi dengan
model atau media yang sebenarnya.
6. Guru bersama siswa melakukan refleksi atas kegiatan yang telah dilakukan.
Siswa mengerjakan
Total Nilai maksimum 25
*) Coret yang tidak perlu

Jumlah skor jawaban : 25


Skor penggunaan bahasa : -
Skor maksimal : 25
LEMBAR PEDOMAN PENSKORAN
SOAL TUGAS TUTORIAL ATAU TUGAS MATA KULIAH I/II/III*
Sumber Soal
Fakultas : FKIP Kode MK & Nomor KB
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Nomor Modul
Kode/Nama MK : PDGK4104 /Perspektif Pendidikan SD PDGK4104 KB 2
Penulis Soal/Institusi : Dr. Fery Muhamad Firdaus, M.Pd./ UNY
Penelaah soal//institusi : & Modul 11
Butir Soal No. : 4
Skor Maks : 25

Aspek / Konsep yang dinilai Skor


Salah satu mata pelajaran yang dibelajarkan di sekolah dasar yaitu mata pelajaran
matematika. Dimana dalam mata pelajaran matematikapun guru harus mampu
mengembangkan dan mengukur ranah kognitif, afektif dan psikomor siswa sekolah 25
dasar dalam pembelajaran matematika tersebut. Rancangan evaluasi program
pembelajaran matematika dalam mengukur ranah kognitif, afektif dan psikomor siswa
sekolah dasar yaitu sebagai berikut:
1. Menentukan indikator penilaian afektif, kognitif dan psikomor siswa pada mata
pelajaran matematika di SD. Sebagai contoh dalam materi bangun ruang yakni:
a. Ranah afektif yakni disposisi matematis dan kedisplinan siswa SD dalam
belajar bangun ruang.
b. Ranah kognitif yakni pemahaman siswa dalam mengetahui sifat-sifat bangun
ruang dan menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan luas permukaan dan
volume bangun ruang
c. Ranah keterampilan yakni mampu merancang dan membuat jaring-jaring
bangun ruang menggunakan kertas karton
2. Merancang instrumen dan mengembangkan desain evaluasi program penilaian
afektif, kognitif dan psikomor siswa pada mata pelajaran matematika di SD
3. Mengorganisasikan prosedur ujian harian, ujian tengah semester, ujian akhir
semester dan ujian kenaikan kelas
4. Mengumpulkan dan menganalisis data hasil evaluasi program penilaian
pembelajaran matematika di SD
5. Menentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada mata pelajaran matematika
di SD
6. Menulis laporan hasil evaluasi program penilaian pembelajaran matematika di
SD
Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran matematika di SD kepada orang tua atau
wali murid, kepala sekolah, dan pihak-pihak terkait
Total Nilai maksimum 25
*) Coret yang tidak perlu

Jumlah skor jawaban : 25


Skor penggunaan bahasa : -
Skor maksimal : 25
LEMBAR PEDOMAN PENSKORAN
SOAL TUGAS TUTORIAL ATAU TUGAS MATA KULIAH I/II/III*
Sumber Soal
Fakultas : FKIP Kode MK & Nomor KB
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Nomor Modul
Kode/Nama MK : PDGK4104 /Perspektif Pendidikan SD PDGK4104 KB 2
Penulis Soal/Institusi : Dr. Fery Muhamad Firdaus, M.Pd./ UNY
Penelaah soal//institusi : & Modul 10
Butir Soal No. : 5
Skor Maks : 20

Aspek / Konsep yang dinilai Skor


Nilai rata-rata kompetensi guru dari jenjang SD cukup
mengkhawatirkan berdasarkan hasil uji kompetensi 2015. Secara nasional nilai rata-
rata guru tingkat SD adalah 40,14; SMP 44,16; dan SMA 45,38. Nilai ini di bawah 20
standar minimal yang ditetapkan 55. Tahun lalu standar minimalnya dinaikkan
menjadi 75.
Meskipun Uji Kompetensi Guru tidak dapat dijadikan sebagai satu-satunya
indikator kualitas guru, hasil UKG tetap menunjukkan bahwa banyak guru di
Indonesia belum punya minimum kompetensi yang dibutuhkan untuk memfasilitasi
pembelajaran yang berkualitas.
Bahkan dengan penyelenggaraan pendidikan guru yang sudah berlapis, yakni
calon guru harus mengikuti program profesi guru selama setahun setelah
menyelesaikan pendidikan sarjana, kualitas guru belum baik. Dalam studi Research on
Improving Education Systems (RISE) di Indonesia pada 2018, saya dan kolega
menemukan hanya 12,43% guru sekolah dasar yang menganggap dirinya menguasai
materi pengajaran literasi baca tulis dan 21,27% yang menganggap dirinya menguasai
materi pengajaran matematika.
Studi ini mensurvei persepsi diri 360 guru kelas sekolah dasar lulusan S1
Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang mengikuti program Pendidikan Profesi (PPG)
selama setahun secara tatap muka di tujuh universitas penyelenggara pendidikan
keguruan di Pulau Jawa tahun lalu. Guru yang mengikuti survei memiliki pengalaman
mengajar antara 6 bulan hingga lima tahun. Mereka merupakan sampel dari 2.449 guru
SD dari seluruh Indonesia yang ikut program tersebut di 43 universitas.
Bila para guru tidak kompeten dalam mengajarkan materi baca tulis dan
matematika di tingkat sekolah dasar, tidak mengagetkan bahwa pencapaian siswa
Indonesia dalam berbagai program penilaian nasional maupun internasional juga
berada dalam kategori rendah. Pada Programme for International Student Assessment
(PISA) 2015, misalnya, rata-rata skor literasi matematika siswa Indonesia adalah 386,
berada di bawah nilai rata-rata skor literasi matematika siswa dari 72 negara peserta
PISA sebesar 490.
Akan tetapi, saat ini pemerintah sudah berupaya mengembangkan kompetensi
guru SD dengan cara:
1. Sertifkasi guru, program ini merupakan upaya peningkatan mutu guru yang
disertai peningkatan kesejahteraan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan
mutu pembelajaran dan pendidikan di tanah air secara berkesinambungan.
2. Melalui pendidikan dan pelatihan–pelatihan singkat maupun berkesinambungan,
dengan pembiayaan dari pemerintah, yang dikenal dengan Continuous
Professional Development (CPD).
3. Mengikuti kegiatan atau program pendidikan profesi guru. Pendidikan profesi ini
mengedepankan proses pembekalan guru atas beberapa teori dan keterampilan
terkait dengan proses pendidikan dan pembelajaran. Setiap guru yang mengikuti
program pendidikan profesi diarahkan untuk dapat menguasai berbagai ilmu
pendidikan.
4. Pengembangan diri sendiri dapat menjadikan profesi pendidik sadar dan terus
memberdayakan diri sendiri dalam meningkatkan kemampuan berkaitan dengan
peran dan tugasnya di bidang pendidikan.
5. Perencanaan, Perencanaan pada tingkat sekolah adalah kegiatan yang ditujukan
untuk menjawab apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannnya untuk
mewujudkan tujuan (tujuan-tujuan) yang telah ditetapkan / disepakati pada
sekolah yang bersangkutan, termasuk anggaran yang diperlukan untuk
membiayai kegiatan yang direncanakan.
Evaluasi, salah satu langkah strategi dalam meningkatkan mutu pendidik dan tenaga
kependidikan, merupakan kegiatan yang penting untuk mengetahui kemajuan ataupun
hasil yang dicapai oleh sekolah didalam melaksanakan fungsinya sesuai rencana yang
telah dibuat sendiri oleh masing-masing sekolah
Total Nilai maksimum 20
*) Coret yang tidak perlu

Jumlah skor jawaban : 20


Skor penggunaan bahasa : -
Skor maksimal : 20

Anda mungkin juga menyukai