Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM EPIDEMIOLOGI I

PERHITUNGAN MANTEL HAENSZEL


DOSEN PENGAMPU : ZATA ISMAH, SKM, M.K.M

DISUSUN OLEH :
DYTHA TANIYA ABDIKA PANE
(0801102238)

PEMINATAN EPIDEMIOLOGI
PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
T.A 2021/2022
Landasan Teori
Variabel confounding merupakan variabel lain yang mungkin berasosiasi dengan salah satu
antara penyakit, faktor risiko atau keduanya dalam suatu cara dimana hubungan sebenarnya
antara penyakit dengan faktor risiko tersamarkan. Jika variabel confounding dapat
diidentifikasi maka variabel tersebut perlu dikendalikan sehingga ukuran yang jelas dari
hubungan penyakit dan faktor risiko dapat dihiutung. Statistik Mantel Haenszel dapat
digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.
Uji Chi-square Mantel Haenszel bisa digunakan jika ada satu variabel confounding. Beberapa
keuntungan dari uji Chi-square Mantel Haenszel seperti : rumusnya sederhana sehingga
memudahkan perhitungan, tidak terpengaruh oleh frekuensi sel yang terlalu kecil atau bahkan
frekuensi yang nil sekalipun, dan Oods ratio (OR) Chi-square Mantel Haenszel hanya akan
bernilai satu jika statistik Chi-square Mantel Haenszel bernilai nol artinya taksiran pengaruh
keseluruhan Mantel Haenszel konsisten dengan uji Chi-square Mantel Haenszel.

Tujuan
Laporan praktikum ini bertujuan untuk memahami dan mengetahui pengaruh variabel
confounding pada analisis tabel 2x2 dan untuk mengetahui hubungan antara variabel dependen
dan variabel independen

Pembahasan
Contoh kasus :
Tabel. Hasil studi kasus-kontrol yang dilakukan untuk dicari besarnya dan kebermaknaan
pegaruh pemakai kontrasepsi oral (OC) terhadap resiko infark miokard. Faktor umur dipilih
karena umur berhubungan dengan pemakaian kontrasepsi oral dan merupakan faktor resiko
infark miokard, serta umur adalah faktor perancu yang perlu dikontrol. Sehingga dari data
diatas akan dicari pengaruh pemakaian kontrasepsi oral terhadap infark miokard setelah
mengontrol umur. Dipilih tingkat keyakinan sebesar 95%.

Umur ˂ 40 Umur 40 - 44
Bukan Pemakai Bukan Pemakai
OC OC
Pemakai OC Pemakai OC
Kasus 26 31 28 98
Kontrol 22 64 17 105
Penyelesaian:
Hipotesis
H0 : ORMH = 1 H1 : ORMH ≠ 1

OR untuk tiap stratum dan OR kasar


Untuk stratum pertama yaitu untuk umur ˂40 dan stratum kedua untuk umur 40 sampai 44
tahun.
OR stratum umur ˂40 = (26)(64) = 2.439882697 ≈ 2.4
(31)(22)

OR stratum umur 40-44 = (28)(105) = 1.764705882 ≈ 1.8


(98)(17)

ORMH
(26x64) + (28x105)
𝑂𝑅MH = 143 248 = 23.491202346 = 2.045029874 = 2.04
(31x22) + (98x17) 11.486972704
143 248

OR kasar = (54)(169) = 1.813953488 ≈ 1.8


(129)(39)

Persentase = 2,04 – 1,81 x 100 % = 12,7 %


1,8

Kesimpulan
OR MH = 2,04 menandakan bahwa pemakai kontrasepsi oral (OC) mempunyai resiko terkena infark
miokard sebesar 2.04 kali lipat daripada yang bukan pemakai kontrasepsi oral (OC).
Karena OR MH = 2.04 dan ORkasar = 1,81, sehingga ORMH ˃ ORkasar. Artinya, terdapat kerancuan
menuju nilai nol. Dengan kata lain, umur sebagai faktor perancu mengecilkan tafsiran sesungguhnya
pengaruh pemakaian kontrasepsi oral (OC) terhadap resiko infark miokard.
Pada persentase menunjukan hasil sebesar 12,7 % artinya ada perubahan 12,7 % didalam usia. Usia
mempengaruhi OR sebesar 12,7%. Sedangkan standar variabel untuk dikatakan bukan confounding
dibawah 10 % jika lebih dari 10 % dan mampu mengubah OR maka dia disebut sebagai confounding
(faktor perancu).

Anda mungkin juga menyukai