Anda di halaman 1dari 3

Jawaban agama kristen

NO 1 : Seperti kebanyakan orang Yahudi khususnnya golongan Farisi lainnya, Saulus juga memiliki
pandangan bahwa (padangan ia sebelum bertobat dapat dilihat dari pernyataannya sampai kepada
ia bertobat):
Hukum Taurat itu benar dan dari Allah/hukum Allah (Rom7:22).
Hukum Taurat adalah kudus (Rom 7:12)
Hukum Taurat itu baik (Rom 7:16)
Hukum Taurat adalah kewajiban.
Pandangan ketika ia sudah bertobat yang beranjak dari pandangan lamannya dan dibaharui
dengan pandangan barunnya.  Beberapa pandangan Paulus mengenai hukum Taurat:
Taurat Adalah hukum Allah (Rom 7:22)
Taurat adalah kudus (Rom 7:22)
Hukum Taurat baik (ay 6)
Hukum Taurat Berkuasa atas hidup seseorang ketika seseorang belum menerima Kristus
belum mati dengan Kristus (7:1-6).
No 2 ;
1. Pertama, faktor hukumnya itu sendiri. Hukum yang dimaksudkan adalah Undang-Undang
(“UU”) atau peraturan tertulis yang berlaku umum dan dibuat oleh Pemerintah. Faktor
hukum yang dimaksud adalah bermula dari undang-undangnya itu sendiri yang bermasalah.
Penegakan hukum yang berasal dari UU itu disebabkan .
2. Kedua, faktor penegak hukumnya. Yang dimaksudkan dengan penegak hukum itu adalah
pihak-pihak yang langsung maupun tidak langsung terlibat dalam penegakan hukum mulai
dari Polisi, Jaksa, Hakim, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Penasehat Hukum (Advokat)
dan hingga petugas-petugas sipir pemasyarakatan
3. Ketiga, faktor sarana dan fasilitas. Tanpa adanya atau dukungan sarana atau fasilitas yang
memadai, maka tidaklah mudah penegakan hukum berlangsung dengan baik, yang antara
lain mencakup tenaga manusia yang berpendidikan tinggi dan terampil, organisasi yang baik,
peralatan yang cukup memadai, keuangan yang cukup, dan seterusnya
4. Ke-empat, faktor masyarakat. Dari sudut sosial dan budaya, Indonesia merupakan suatu
masyarakat yang majemuk dengan sekian banyaknya golongan etnik dengan ragam
kebudayaan-kebudayaan yang berbeda. Seorang penegak hukum harus mengenal stratifikasi
sosial atau pelapisan masyarakat yang ada dalam suatu lingkungan beserta tatanan
status/kedudukan dan peranan yang ada.
5. Kelima, faktor Kebudayaan. Kebudayaan menurut Soerjono Soekanto, mempunyai fungsi
yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat, yaitu untuk mengatur agar manusia dapat
mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, dan menentukan sikapnya ketika
berhubungan dengan orang lain. Pada dasarnya, kebudayaan mencakup nilai-nilai yang
mendasari hukum yang berlaku
NO 3 : Etika dalam Kristen ini sebagai penuntun arah tujuan hidup kita, ternyata fungsi etika juga
banyak membuat contoh yang besar dalam kehidupan kita. Secara umum .
 Untuk mengetahui atau membandingkan mana perilaku yang baik dan perilaku yang
buruk.
 Menjadikan umat Kristiani hidup dalam kedamaian, kesejahteraan, dan keharmonisan di
dalam cinta kasih
 Etika memberikan gambaran atau orientasi hidup bagi umat Kristiani
 Etika membuat manusia dapat bertanggung jawab atas hidupnya. Baik buruknya
perbuatan yang dilakukan, hasilnya akan dirasakan sendiri oleh orang yang bersangkutan
 Mengajak umat Kristiani untuk bersikap rasional saat mengambil keputusan di tengah-
tengah kehidupan Kristiani

NOMOR 4 : Alasan penting mengapa kita perlu mengajarkan dan menampilkan karakter Kristen
adalah: (1) Kemerosotam moral. Karena saat ini sudah begitu luas kalangan yang merasakan
terjadinya kemerosotan moral. Pengajaran karakter adalah suatu perlawanan terhadap kemerosotan
moral dan terhadap etika modern yang rasionalistik yang dipengaruhi oleh pencerahan dan
individualistik; (2) Bahaya Pluralisme. Dalam zaman globalisasi dari postmodern saat ini kita semakin
menyadari berbagai aturan moral yang berbeda dari berbagai budaya yang berbeda. Saat ini kita
hidup disuatu zaman perjumpaan global dan keragaman budaya, dan itu membutuhkan kemampuan
untuk beradaptasi; (3) Pudarnya semangat keteladan. Karakter dibentuk oleh orang-orang lain yang
menjadi model atau mentor yang kita ikuti. Orang tua, guru, pembina, pelatih yang menjadi model
atau teladan bagi kita turut membentuk karakter kita.

Nomor 5 : Dalam sejarah kristen, hubungan yang terjalin antara gereja dan budaya merupakan
suatu perhatian yang telah terlihat dari dahulu sampai sekarang dan mengenal prinsip gereja
terhadap politik. Hubungan yang ada tidak hanya terlihat dalam satu model saja melaainkan
berdasarkan keanekaragaman, yang berpengaruh pada bagaimana cara memahami apa yang
dimaksud dengan gereja dan apa yang dimaksud dengan budaya.

Dalam sikap kristus bertentanan dengan kebudayaan, kristen menentang adanya kebudayaan, gereja
tidak mau tau tentang adanya kebudayaan , hal ini menyebabkan kebudayaan dianggap hanya
memberika pengaruh negatif dari kekristenan dan gereja sesuai dengan sejarah agama kristen.

Nomor 6

1. kristus menentang kebudayaan ( chris against culture ) secara logis bertolak dari prinsip mum
yang dianut oleh orang Kristen tentang ketuhanan kristus

2.kristus milik kebudayaan ( the Christ of culture ) beranggapan bahwa injil masuk ke dalam setiap
budaya yang secara positif menyanjung yesus sebagai mesias dalam masyarakatnya.

3. kristus di atas kebudayaan ( chris above culture) pemahaman demikian adalah membedakan
antara segala sesuatu yang bersifat fisik atau jasmani dengan yang bersifat rohani dan spiritual .

4. kristus dan budaya paradoks ( Christ and culture in paradox ) sesuai ddengan judulnya
beranggapan bahwa kristus da kebudayaan salig bertetanan ( paradox : berlawaan )

5.kristus pengubah budaya ( Christ the transformr of culture ) paham ini tdk bersifat eksklusif da
torisolasi dari masyarakat terlibat dan mengambil bagian dalam masyarakat melalu tugas dan
tanggung jawabnya sebagai wujud ketaatan pada tuhan dengan memodifikasi penghakiman kristus
atas duna dalam pelbagai cara.

Anda mungkin juga menyukai