Anda di halaman 1dari 17

Teori Hukum Terkait

Kearifan Lokal
Reported by : Sonia
Nurprameswari, M.Sos.
Teori Budaya Hukum (1)
• Mnrt Friedman, dlm sistem hukum terdpt budaya hukum yg mengacu pd sikap,
nilai, dan opini dlm masyarakat dgn penekanan pd hukum, sistem hukum serta
bbrp bagian hukum.
• Budaya hukum mrpkn bagian dr budaya umum, kebiasaan, opini, cara bkrj dan
berpikir yg mengikat masyarakat utk mendekat atau menjauh dr hukum dgn cara
khusus.
• Budaya hukum mrpkn gabungan dua kata yaitu Budaya dan Hukum.
• Kata budaya berasal dr bhs Sansekerta yaitu buddhayah, yg mrpkn bntk jamak dr
buddhi (budi atau akal) diartikan sbg hal2 yg berkaitan dgn budi dan akal manusia.
• Dlm bhs Inggris, kebudayaan disebut culture, yg berasal dr kata Latin Colere, yaitu
mengolah atau mengerjakan, bs jg sbg mengolah tanah atau bertani.
• Kata culture jg diterjemahkan sbg “kultur” dlm bhs Indonesia, yg artinya budaya.
• Dr pengertian budaya diatas, Soerjono Soekanto mendefinisikan buda hukum sbg
tanggapan umum yg sm dr masyarakat ttt thd gejala2 hukum.
Teori Budaya Hukum (2)
• Tanggapan itu mrpkn kesatuan pndgn thd nilai2 dan perilaku hukum, sehingga
budaya hukum menunjukkan pola perilaku individu sbg anggota masyarakat yg
menggambarkan tanggapan (orientasi) yg sm thd kehdpan hukum yg dihayati
masyarakat bersangkutan.
• Budaya hukum mrpkn iklim pikiran masyarakat dan kekuatan masyarakat yg
menentukan bgmn suatu hukum itu digunakan, dihindarkan atau dislh gunakan.
• Budaya hukum jg mrpkn budaya non material ataupun spiritual.
• Inti budaya hukum sbg budaya non material atau spiritual adlh nilai2 yg mrpkn
konsepsi2 abstrak mengenai apa yg baik (sehingga hrs dianuti) dan apa yg buruk
(sehingga hrs dihindari).
• Nilai2 tsb mrpkn dsr etika (mengenai apa yg bnr dan yg slh), norma atau kaidah
(yg berisikan suruhan, larangan atau keblhan) dan pola [erilaku manusia.
• Artinya ada unsur spiritual yg dekat dgn keyakinan atau kepercayaan, spt halnya
mistik yg muncul krn keyakinan seseorg.
Teori Budaya Hukum (3)
• Relevansi penegakan hukum dlm perspektif penegakan keadilan sbg bagian dr
kesdran hukum masyarakat, mrpkn upaya alternatif atas ketdkpercayaan thd
hukum positif dan aparat penegak hukumnya yg mrpkn mainstream dr pndgn
legalistik.
• Upaya penegakan hukum yg dilakukan dgn mendsrkan kpd pembntkan budaya
hukum atas dsr keadilan hrs dikedpnkan ditengah “carut-marut” hukum di negeri
ini.
• Penegakan hukum sbg upaya menegakan keadilan dpt pula menjd sarana kritik
atau koreksi atas hukum positif.
• Jika aspek keadilan mrpk landasan utama aturan hukum positif dan ukuran
kelakuan manusia, maka upaya penegakan hukum dpt dilakukan dlm kerangka utk
mencapai keseimbangan hdp antara manusia, seingga tercipta keadilan,
kedamaian, ketertiban, dan kebaikan umum dlm masyarakat.
Teori Hukum Sosiological Jurisprudence (1)
• Sosiological Jurisprudence yg mengkaji hukum tdk hny sebatas pd studi ttg
peraturan ttp jg melht efek dr hukum dan bekrjnya hukum (terkenal dgn konsep
law as a tool of social engineering).
• Teori hukum yg lahir dr proses dialektika antara tesis positivisme hukum dan
antitesis aliran sejarah, yaitu sociological jurisprudence yg berpndpt hukum yg
baik hrslah hukum yg sesuai dgn hukum yg hdp di masyarakat.
• Tokoh aliran yg terknl diantaranya adlh Eugen Ehrlich yg berpndpt hukum positif
br akan berlaku scr efektif apabila berisikan atau selaras dgn hukum yg hdp dlm
masyarakat.
• Tokoh lain yaitu Roscoe Pound yg mengeluarkan teori hukum adlh alat utk
merekayasa sosial (law as a tool of social engineering).
• Memperhatikan perihal efektivitas hukum, maka perhatian studi hukum menjd
melebar dan melampaui kajian tradisional yg hny menekankan pd mslh legalitas
dan legitimasi saja.
Teori Hukum Sosiological Jurisprudence (2)
• Efektivitas hukum hny dpt dilakukan dgn pndktn sosiologis, yaitu mengamati
interaksi antara hukum dgn lgkgn sosialnya.
• Pragmatisme Amerika, mrpkn basis ideologi teori Pound ttg keseimbangan
kepntgan, dmn Poucndrg menghindari konstruksi2 teori yg muncul di Eropa.
• Basicly, ‘kondisi awal’ struktur suatu masyarakat selalu berada dlm kondisi yg krg
imbang, ada yg terlalu dominan, dan adapula yg terpinggirkan.
• Utk menciptakan ‘dunia yg beradab’, ketimpangan2 strukturalitu perlu ditata
ulang dlm pola keseimbangan yg proporsional.
• Perlu langkah progresif yaitu memfungsikan hukum utk menata perubahan, dan
dr sinilah muncul Teori Pound ttg law as a toll of social engineering (menata
kepntgan2 yg ada dlm masyarakat).
• Manfaatnya adlh terbgnnya suatu struktur masyaakat sedemikian rupa hingga scr
maksimum mencapai kepuasan akan kebutuhan dgn seminimum mgkn
menghindari benturan dan pemborosan.
Teori Hukum Sosiological Jurisprudence (3)
• Pound mengajukan tiga kategori klpk kepntgan, yaitu :
• Kepntgan2 yg tergolong kepntgan umum, terdiri atas dua, yaitu: (1) Kepntgan2
negara sbg bdn hukum dlm memperthnkan kepribadian dan hakikatnya, (ii)
Kepntgan2 negara sbg penjg kepntgan2 sosial.
• Kepntgan pribadi/perorgan adlh: (i) Pribadi (integritas fisik, kebebasan
berkehendak, kerhormatan/nama baik, privacy, kebebasan kepercayaan, dan
kebebasan berpndpt.
• Kepntgan2 ini biasanya menjd bagian dr hukum pidana yg mengatur ttg
penganiayaan, fitnah, dsb.
• (ii) Kepntgan2 dlm hubungan rmh tangga/domestik (org tua, anak, suami istri).
• Kepntgan2 ini meliputi soal2 spt perlndgan hukum atas perkwnan, hubungan
suami-istri, hak org tua utk memberi mendidik anak, termsk lewat hukum fisik,
serta pengawasan org tua atas penghslan anak, dsb.
Teori Hukum Sosiological Jurisprudence (4)
• (iii) Kepntgan substansi meliputi perlndgan hak milik, kebebasan menyelesaikna
warisa, kebebasan berbusana dan mengadakan kontrak, hak utk mendptkan
keuntungan yg sah, pekrjan, dan hak utk berhubungan dgn org lain.
• Kepntgan sosial meliputi enam jns kepntgan.
• Pertama, kepntgan dlm melindungi ketenangan dan ketertiban, kesehatan dan
keselamatan, keamanan atas transaksi2 dan pendptan.
• Kedua, kepntgan sosial dlm hal keamanan institusi sosial meliputi :
a) Perlindgan hubungan2 RT dan lembaga2 politik serta ekonomi yg sdh lama
diakui dlm ketentuan2 hukum yg menjamin lembaga perkawinan atau
melindungi keluarga sbg lembaga sosial.
b) Keseimbangan antarkesucian perkawinan dan hak utk bercerai.
c) Perbuatan2 yg tdk diinginkan antara suami dan istri thd hak bersama utk
menuntut ganti rugi krn perbuatan yg tdk patut,
Teori Hukum Sosiological Jurisprudence (5)
d) Keseimbangan antara perlindgan lembaga2 keagamaan dan tuntutan akan
kemerdekaan beragama,
e) Menyangkut kepntgan keamanan lembaga2 politik, maka perlu ada
keseimbangan antara jaminan kebebasan berbicara dan kepntgan keselamatan
negara.
• Ketiga, kepntgan2 sosial menyangkut moral umum, meliputi perlndgan
masyarakat thd merosotnya moral spt korupsi, judi, fitnah, transaksi2 yg
bertentangan dgn kesusilaan, serta ketentuan2 yg ketat mengenai tgkh laku wali.
• Keempat, kepntgan sosial memyangkut pengamanan sumber daya sosial, spt
penyalahgunaan o jgn boros dgn apa yg ada.
• Penyalahgunaan hak atas brg yg dpt merugikan org, termsk dlm kategori ini.
• Kelima, kepntgan sosial menyangkut kemajuan sosial, berkaitan dgn keterjaminan
hak manusia memanfaatkan alam utk kebutuhannya, tuntutan agar rekayasa
sosial bertambah byk dan trs bertambah baik, dsb.
• Mnrtandangan Pound, klpk ini terdiri dr empat kebijaksanaan pokok, yakni
kekebasan memiliki, kebebasan perdagangan dan perlindgan thd monopoli,
kebebasan perindustrian dan drgan utk melakukan penemuan.
Teori Hukum Sosiological Jurisprudence (6)
• Pound memskan dlm kategori yg sm kepntgan dan perkembangan politik melalui
perlindungan atas kritik bebas, komentar yg jujur, kebebasan pendidikan, dll.
• Keenam, kepntgan sosial menyangkut kehdpan individual (penyataan diri,
kesempatan, kondisi kehdpan), berkaitan dgn patokan2 masyarakat.
• Kepntgan inilahyg oleh Pound dilukiskan sbg “hal yg plng pntg dr semuanya”.
• Hal ini diakui dlm perlndgan hukum atas kebebasan berbicara, kebebasan bkrj,
dan kebabasan berusaha sesuai patokan2 normal dlm masyarakat.
• Slrh daftar kepntgan yg dipaparkan Pound, tentu saja tdk absolut krn sgt tergantg
pd sistem2 politik d sosial suatu masyarakat/negara.
Teori Nilai-nilai Hukum dan Rasa Keadilan (1)
• Kluckhohn mendefinisikan nilai sbg sebuah konsepsi eksplisit atau implisit, khas
individu atau karakteristik klpk, yg diinginkan yg mempengaruhi pemilihan dr
mode yg tersedia, sarana dan tujuan tndkn.
• Rokeach menyatakan nilai adlh keyakinan yg kekal, yaitu bntk khusus dr tgkh laku
atau tujuan akhir kehdpan yg scr individu atau klpk lbh disukai dibndgkan dgn
kebalikannya.
• Feather mendefinisikan nilai sbg keyakinan umum ttg cara bertngkh laku yg
diinginkan atau tdk diinginkan dan mengenai tujuan dan titik akhir yg ingin
dicapai.
• Schwartz menyatakan nilai adlh perubahan keadaan yg diharapkan, kepntgan yg
bervariasi, yg disajikan sbg pedoman hdp bagi seseorg atau org lain.
• Schwartz jg menjlskan nilai adlh (1) suatu keyakinan, (2) berkaitan dgn cara
bertgkh laku atau tujuan akhir ttt, (3) melampaui situasi spesifik, (4)
mengarahkan seleksi atau evaluasi thd tngkh laku, individu, dan kejdan2, serta (5)
tersusun berdsrkan derajat kepntgannya.
Teori Nilai-nilai Hukum dan Rasa Keadilan (2)
• Jd dpt disimpulkan nilai adlh suatu • Gambar Kehadiran Nilai dlm Bntk
keyakinan mengenai cara bertngkh Media Raga, Perilaku, Sikap dan
laku dan tujuan akhir yg diinginkan Pendirian.
individu, dan digunakan sbg prinsip
Perilaku
atau standar dlm hdpnya.
• Schwartz berpndgan nilai mrpkn
representasi kognitif dr tiga tipe
persyaratan hdp manusia yg universal.
• Dr definisi tsb nilai2 hukum dpt
Raga
Nilai Pendirian

dimaknai dgn sebuah keyakinan dlm


masyarakat yg berhubungan dg tngkh
laku hukum di masyarakat. Sikap
Teori Nilai-nilai Hukum dan Rasa Keadilan (3)
• Rasa keadilan, spt halnya hati nurani, dimiliki oleh setiap manusia dmn setiap org
sm2 dilahirkan dgn kemampuan utk membedakan apa yg bnr dan slh, adil dan tak
adil.
• Predikat “dilahirkan” dlm konteks ini berarti “dibekali” dgn rasa keadilan sesuai
norma dan nilai dr komunitas tmpt seseorg dilahirkan.
• Berhubung sm2 bermuara pd pencarian keadilan, rasa keadilan maupun keadilan
prosedural sehrsnya tdk dipertentangan.
• Para penegak hukum perlu mempertajam fakultas batin bernama rasa keadilan ini,
di smpng tetap menjlnkan fungsi dan sistem penegakan hukum.
• Di sisi lain, masyarakat awam-hukum pun perlu memahami dan mempljri sistem
dan tatanan perundangan formal.
• Terangkatnya istilah rasa keadilan yg hampir menjd trademark setiap kasus
hukum dewasa ini memperlhtkan setdknya dua hal.
• Pertama, ada lubang atau celah dlm rumusan hukum positif yg berpotensi
menimbulkan multitafsir (pasar karet).
Teori Nilai-nilai Hukum dan Rasa Keadilan (4)
• Peran yg lbh critical sebetulnya berada di tgn penegak hukum, dmn produk
hukum yg buruk bs menjd baik di tgn penegak hukum yg baik dan sebaliknya.
• Kedua, ada gejala dekadensi nilai2 kebnran dan keadilan yg terkait erat dgn
option fundamentalis sejmlh penegak hukum.
• Keterbatasan dlm rumusan hukum justru dimanfaatkan utk memenangkan
kepntgan seklok org, dmn yg dicari adlh kemenangan kasus yg ditangani, bkn
kebnran dan keadilan.
Teori Hukum Alam atau Natural Law (1)
• Hukum alam memndg hukum tdk lepas dr nilai2 moral yg bersifat transedental.
• Berbagai anggapan dan pendpt yg diklpkan dlm hukum alam ini bermunculan,
diantaranya:
• Pertama mrpkn ideal yg menuntun perkembangan hukum dan pelaksanaannya;
• Kedua suatu dsr dlm hukum yg bersifat moral yg menjaga jgn smp terjd suatu
pemisahan scr total antara yg ada skrg dan yg sehrsnya;
• Ketiga suatu metode utk menuntun hukum yg sempurna;
• Keempat isi dr hukum yg sempurna yg dpt didiskusikan scr akal, dan
• Kelima suatu kondisi yg hrs ada bagi kehakiman hukum.
• Dlm perkmbgannya, bidang hukum menunjukkan perubahan yg paradigmatic,
dmn hukum tdk lg dibgn dan dijabarkan sesuai dgn tatanan nilai yg bersifat
transendental atau berasal dr hukum alam, ttp tlh bergeser pd pndgn yg melht
peran manusia begitu dominan dlm merumuskan ketentuan aturan hukum.
Teori Hukum Alam atau Natural Law (2)
• Tokoh pndktn ini di antaranya Hugo de Graat atau Grotius yg memunculkan
pemahaman hukum bersifat sekuler.
• Mnrt paham ini, hukum berasal dr alam dan keberadaannya tdk bergantung dr
Tuhan dan adanya hukum alam tdk bergantung pd eksistensi Tuhan.
• Hukum alam akan tetap ada terlepas ada tdknya Tuhan dan hukum yg berlaku di
suatu masyarakat mrpkn bagian dr hukum alam.
• Hukum alam oleh para pendukungnya dianggap berjsa dlm meletakkan landasan
ideal nilai2 atau norma universal, spt HAM, persman derajat manusia, perlakuan
yg sm dihadapkan hukum, dll.
• Kelemahan hukum alam adlh krn ide atau konsep ttg apa yg disebut hukum
bersifat abstrak, hal ini akan menimbulkan perubahan orientasi berpikir dgn tdk lg
menekankan pd nilai2 yg ideal dan abstrak, melainkan lbh mempertmbgkan
persoalan yg nyata dlm pergaulan masyarakat, dan akan lahir hukum positif.
Thank You for
Watching

Anda mungkin juga menyukai