Masyarakat
Dan Kaedah Hukum
Nurul Rahmadani Syahputri
7022210178
A. Manusia Dan Masyarakat
👦👧👨👩
Setiap manusia mempunyai kepentingan. Kepentingan adalah suatu tuntutan perorangan
atau kelompok yang diharapkan untuk dipenuhi. Setiap manusia adalah pendukung atau
penyandang kepentingan.
Sejak dilahirkan manusia dalam hidupnya pastilah mempunyai kebutuhan dan/atau ada
suatu kepentingan yang dibutuhkan untuk memenuhi hidupnya. Kebutuhan tersebut
harus didapat antara lain sandang, papan, pangan, dan sebagainya. Perlu kita ingat
bahwa manusia itu termasuk makhluk yang lemah dalam menghadapi ancaman bahaya
terhadap dirinya atau kepentingannya akan lebih kuat kedudukannya menghadapi
bahaya apabila ia bekerjasama dengan manusia lain dalam kelompok atau kehidupan
bersama.
2
Berbicara tentang kehidupan bersama ada Cerita terkenal tentang orang
yang hidup sendiri karena terdampar yaitu Robinson Crusoe dalam novel
karangan Daniel Defoe sering dipakai untuk menggambarkan bagaimana
orang yang semula hidup sendiri secara berangsur-angsur membentuk
kelompok yang semakin besar.
Cerita ini, melukiskan bagaimana manusia membentuk satu kesatuan hidup
bersama yang dinamakan masyarakat.
Karena jika manusia bersifat individual masyarakat tidak akan menerima dan
membuat manusia individual kesulitan .
3
4
.
▪ hasrat untuk memenuhi keperluan makan dan minum
▪ hasrat untuk membela diri
▪ hasrat untuk mengadakan keturunan
Adapapun naluri instinct itu sudah ada pada diri manusia sejak ia
dilahirkan,tanpa ada orang lain yang mengajarkannya. Keperluan akan makanan dan
minuman termasuk keperluan primer untuk segala makhluk yang hidup baik hewan
maupun manusia
5
B. Perihal
Kaedah Hukum
6
Disiplin Preskriptif
suatu sistem ajaran yang menentukan apa yang
Disiplin Deskriptif
sistem ajaran yang menentukan apa yang
senyatanya harus dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari. Contohnya: dalam kehidupan sehari-
hari harus melakukan apa yang diatur dalam
undang-undang
Disiplin Analistis
sistem ajaran yang menganalisis, memahami
serta menjelaskan gejala-gejala yang dihadapi
dalam kehidupan. Contohnya: menganalisis
sesuatu keadaan yang tidak sesuai antara
disiplin prespektif
dengan disiplin deskriptif.
HAL YANG BERKAITAN DENGAN DISIPLIN HUKUM
b. Ilmu Hukum adalah nama yang diberikan kepada suatu cara untuk mempelajari
hukum suatu penyelidikan yang bersifat umum dan
8
Ilmu Hukum adalah kumpulan dari berbagai cabang-cabang ilmu
pengetahuan
9
Sosiologi Hukum
cabang ilmu pengetahuan yang secara empiris dan analisis mempelajari hubungan timbal balik antara
hukumsebagai gejala sosial dengan gejala-gejala sosial lainnya
Antropologi
cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari pola-pola sengketa dan penyelesaiannya pada masyarakat-
masyarakat yang sederhana, maupun masyarakat-masyarakat yangsedang mengalami proses
modernisasi.
Psikologi Hukum
cabang ilmu pengetahuan yang sebagai suatu mempelajari perwujudan daripada hukum perkembangan
jiwa manusia.
Perbandingan Hukum
cabang ilmu pengetahuan yang memperbandingkan sistem-sistem hukum yang berlaku di dalam
satuatau beberapa masyarakat.
Sejarah Hukum
mempelajari perkembangan dan asal usuldaripada sistem hukum dalam suatu masyarakat tertentu.
10
2. POLITIK HUKUM
11 11
3.FILSAFAT HUKUM
12
Soerjono Soekanto , menyebutkan kadang-kadang
dipergunakan sistematika lain dari disiplin hukum
yang didasarkan pada pohon ilmu (science tree).
Penjabarannya adalah, sebagai berikut:
13
1. Disiplin dasar
= Filsafat hukum,Sosiologi hukum,Psikologi hukum
,Sejarah hukum,Perbandingan hukum,
2.Disiplin pokok
= Ilmu kaedah, Ilmu pengertian (yang kedua-duanya
disebut juga dogmatik hukum)
3. Disiplin cabang
= Ilmu hukum (hukum tata negara) , Ilmu hukum karya
tantra (ilmu hukum administrasi negara), Ilmu hukum
pribadi, Ilmu hukum harta kekayaan, Ilmu hukum keluarga
, Ilmu hukum waris, Ilmu hukum pidana.
14
2. PROSES TERJADINYA KAEDAH
Manusia sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat tidak selalu menyadari,
bahwa di dalam hidupnya sehari-hari sebenernya dia bersikap sesuai pola yang
ditentukan.
15
A.H.Maslow
16
Jika kebutuhan ini tidak dipenuhi maka
akan timbul kekhawatiran, yang mungkin
sifatnya ekstern (reality anxiety) atau
yang sifatnya intern (neurotic
anxiety and moral anxiety).
Jika memasuki fase tersebut manusia harus
menghendaki suasana baru dan memiliki
pedoman .
17
“Seyogya”
Apa itu
seyogya??
18
Adalah hasrat untuk hidup pantas
Maka, pandangan-pandangan hidup pantas atau seyogya dan cara untuk
mendapatkan keseyogyaan hidup yang berbeda-beda.
banyaknya pandangan-pandangan yang menyebabkan hidup ini menjadi
tidak pantas atau menjadi tidak seyogya.
Patokan (pedoman) itulah yang tadi disebut sebagai kaedah atau norma.
19
Ada 2 kaedah yang mengatur kehidupan manusia
1. Aspek individu/hidup pribadi
20
Ada 4 kaedah hidup dalam bermasyarakat
yaitu
a. Kaedah agama
= Kaedah yang tujuannya untuk mengatur
kehidupan pribadi di dalam menyakini
kekuasaan gaib
(Tuhan Yang Maha Esa, Dewa-dewa, dan lain
sebagainya).
Kaedah agama pada intinya adalah suatu aturan dari
Tuhan yang berisikan kewajiban yang dilakukan
oleh manusia/penganutnya, larangan yang tidak
boleh dilakukan yang apabila dilanggar mendapat
sanksi dari Tuhan di akhirat .
21
b. Kaedah Kesusilaan (moral,etika)
22
c. Kaedah Sopan dan santun
= Kaedah sopan santun disebut juga tata krama atau adat istiadat.
Biasanya kaedah sopan santun diatur sendiri oleh masing-
masingmasyarakat.
Supaya masyarakat dapat saling hormat menghormati. Kaedah
kesopananhanya membebani kewajiban, tidak menimbulkan hak.
23
d. Kaedah Hukum
= adalah kaedah yang dibuat oleh penguasa .
Kaedah Hukum menjamin untuk kehidupan , kaedah hukum merupakan
peraturan-peraturan yang mengatur kehidupan manusia agar tercapai
kedamaian hidup. Kaedah hukum bersifat memaksa untuk melindungi
kepentingan manusia dalam pergaulan hidup di masyarakat.
24
3. KAEDAH HUKUM YANG ABSRAK
DAN KAEDAH YANG HUKUM
KONKRIT
Hans Kelsen, mempunyai 2 (dua) teori yaitu Stufenbau Theory dan Pure
Theory of Law. Menurut Kelsen, maka tata kaedah hukum dari suatu negara,
merupakan suatu sistem kaedah hukum yang hierarkhis, yang bentuk
sederhananya adalah tingkat paling bawah terdiri dari kaedah-kaedah
individuil yang dibentuk oleh badan-badan pelaksana hukum, khususnya
pengadilan.
25
Mengenai uraian ajaran Kelsen , dapat disimpulkan
26
Akan tetapi, ajaran Kelsen tersebut dapatlah diketahui bahwa
ada 2 macam kaedah hukum :
kaedah individuil dan kaedah umum.
Oleh karena itu, jika dilihat dalam stufenbau maka kaedah
. hukum yang abstrak adalah kaedah hukum yang belum dikaitkan
oleh orang tertentu, tetapi kepada siapa saja yang terkena
perumusan kaedah umum, misalnya peraturan perundang-
undangan. Sedangkan kaedah hukum yang konkrit adalah
kaedah hukum yang sudah dikaitkan oleh orang tertentu,
misalnya putusan pengadilan bagi seseorang yang melanggar
kaedah.
27
Theory Stufenbau dari Hans Kelsen, pada dasarnya berlaku secara
universalnamun, ternyata untuk negara yang bersifat totaliter kesimpulan
Theory Stufenbau tidak berlaku.
Sedangkan Pure Theory of Law atau Reine Rechtslehre adalah hukum yang
dibersihkan dari faktor politis, sosiologis,filosofis dan lainnya yang
mempengaruhi hukum.
28
4. ISI DAN SIFAT KAEDAH HUKUM
Dilihat dari sudut isinya, maka ada 3 macam kaedah
hukum, yaitu
29
2. Kaedah hukum yang berisikan larangan (verbod)
Contoh: Pasal 8 Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan,mengenai larangan perkawinan antara dua orang laki-laki dan
perempuan dalam keadaan tertentu.
30
Mengenai sifat kaedah hukum dapat dibagi
menjadi 2
31
2. Kaedah-kaedah hukum yang bersifat fakultatif kaedah
hukum fakultatif dipakai istilah hukum mengatur.
32
5. PERUMUSAN
KAEDAH HUKUM
33
AJARAN HANS KELSEN TENTANG RULE OF LAW DAN
DALIL ALAM
: A. Kaedah Hukum yang dirumuskan oleh ilmu hukum (RULE
OF LAW) merupakan pandangan hipotetis atau bersyarat,
sebagaimana halnya dengan dalil alam.
B. Perbedaannya terletak pada hakekatnya, yaitu
:1. Pada dalil alam, apabila terjadi sesuatu (sebagai sebab),
maka kejadian tersebut akan diikuti kejadian lain yang
merupakan akibat (prinsip sebab akibat).
2. Pada kaedah hukum, apabila terjadi perikelakuan atau sikap
tindak orang tertentu, maka orang lain harus bersikap tindak
menurut cara tertentu (prinsipimputasi)
34
C. Pada dalil alam, tidak ada campur tangan manusia di dalam
sebab akibat,sedangkan pada kaedah hukum hubungan
normatif diciptakan oleh manusia.
D. Hubungan sebab akibat pada dalil alam merupakan mata
rantai tanpa batas,pada kaedah hukum, prinsip imputasi ada
batasnya, ilmu hukum menjelaskan obyeknya (yaitu hukum)
dalam bentuk preposisi yang merumuskan keharusan.
*Dalam Rule of Law juga terdapat Pandangan Kategoris yaitu pandangan
tidakbersyarat dengan kata lain hanya berisi kondisi saja.
35
6. TUGAS KAEDAH HUKUM
Dalam mempelajari tata kaedah hukum telah disinggung mengenai tujuan
kaedah tersebut, yakni kedamaian hidup antar pribadi.
Kedamaian tersebut meliputi 2 hal, yaitu
:a. Ketertiban ekstern antar pribadi
b. Ketenangan intern pribadi
36
Kedua hal tersebut, ada hubungannya dengan tugas kaedah
hukum yang bersifat dwi tunggal yang merupakan sepasang
nilai yang tidak jarang bersitegang, yaitu
37
7. ESSENSIALIA DARIPADA
KAEDAH HUKUM
.Sifat memaksa dapat diartikan,sebagai berikut
:a. Tidak dapat dielakkan
b. Melakukan paksaan
Paksaan ini mungkin dilakukan oleh diri sendiri , pihak lain
(polisi,hakim). Berdasarkan hal tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa sifat memaksa dari kaedah hukum adalah
tidak essensil sebaliknya dapat ditegaskan, bahwa sifat
essensil dari kaedah hukum adalah mematoki atau
membatasi.
38
8. PENYIMPANGAN KAEDAH
HUKUM
Sanksi ada 2 yaitu sanksi positif dan sanksi negatif.
39
• Menurut Noyon sanksi hukuman dapat diberikan apabila
40
Penyimpangan dalam kaedah hukum dapat terjadi, berupa
pengecualian dan penyelewengan
- Pembenaran (rechtvaardigingsgrond) , misalnya dalam hukum
pidana:
a."Noodtoestand", umpamanya, dua orang terapung di laut dengan
sebuah papan, di mana dua orang tersebut memperebutkan papan
tersebut,tentunya salah satu orang pasti mati tenggelam.
b. "Wettelijk voorschrift", umpamanya sebagaimana tercantum dalam
Pasal 50 KUHP, yang berbunyi "Tiada boleh dihukum adalah ia yang
melakukan perbuatan untuk menjalankan peraturan perundang-
undangan".
41
Kedua dasar pengecualian tersebut di dalam
ilmu hukum pidana
dinamakan"strafuitsluitingsgrond" dengan
"schuldopheffingsgrond" adalah:
1. Dalam "schuldopheffingsgrond", adalah orang atau pribadi lain
yang dapat dipersalahkan, yaitu dalam contoh adalah orang yang
menodong.
2. Dalam "rechtvaardingingsgrond", tidak ada orang atau pribadi lain
yangd apat dipersalahkan , contoh adalah. dua orang yang
terapung dan algojo, siapakah yang harus dipersilahkan.
42
Sanksi atau Sanktum
dalam arti sempit adalah hukuman, sedangkan dalam arti luas memiliki
3 macam arti yaitu :1. Sebagai pemulihan keadaan yang antara lain dapat
ditemui dalam bidang hukum perdata.
2. Sebagai pemenuhan keadaan, yang dicontohnya juga
diambil dari bidang hukum perdata.
3. Sebagai hukuman dalam arti luas, yaitu tindakan yang
digolongkan ke dalam salah satu macam sanktum.
43
9.PENYATAAN KAEDAH
HUKUM
Pernyataan atau perwujudan kaedah hukum adalah kenyataan hukum
rechtswekerlijkheid, yang menurut Logeman adalah
keputusan hukum dapat dipahami kaedah hukum sebagai kenyataan
ideal terwujud menjadi kenyataan riil, dan membedakan penyataan
kaedah hukum individuil dengan yang nama merupakan penyataan
kaedah hukum umum.
44
Ajaran Ter Haar mengenai hubungan antara penyataan dari kedua
macam kaedah tersebut.
Ter Haar sebagai bapak hukum adat, sehingga beliau menganalisis
masyarakat hukum adat, bahwa dalam hukum adat dapat pula
ditemukan pada penyataan hukum para warga masyarakat.
Ter Haar dalam penelitiannya terhadap masyarakat adat, maka
didapatkesimpulan yaitu :
45
1. Decision yang diambil atau dilakukan oleh penguasa, kepala adat dan hakim
harus dilihat sebagai kaedah hukum individuil yang menyimpulkan kaedah
hukum umum yang berlaku bagi kasus kasus yang sama.
2. Mereka yang berwenang untuk memberikan keputusan harus sadar akan
tanggung jawabnya dan memperhatikan keputusan keputusan sebelumnya
dari mereka yang berwenang pula.
3. Apabila setelah diselidiki tidak ada keputusan terdahulu atau keputusan
sebelumnya tidak dapat disesuaikan dengan kasus yang dihadapi, maka
setelah dipertimbangkan secara mantap, yang berwenang harus memberikan
keputusan menurut hati nuraninya merupakan penyataan kaedah hukum
individual yang sah sebagai kaedah hukum umum.
46
Menurut Hans Kelsen dalam kaitannya dengan Stufenbau, menyatakan bahwa
"mula mula harus ada penyataan kaedah hukum umum lebih dulu, baru akan
ada penyataan kaedah hukum umum merupakan dasar dari penyataan kaedah
hukum individual".
47
Sifat penyataan kaedah hukum sebagai berikut:
48
10. TANDA-TANDA PENYATAAN KAEDAH
HUKUM
Hal yang berkaitan dengan penyataan kaedah hukum adalah tanda tanda
pernyataan kaedah hukum.Tanda tanda penyataan kaedah hukum terbagi
menjadi 2 golongan, yaitu:
1. Tanda-tanda yang berwujud, terdiri dari
▪ Bahan-bahan resmi yang tertulis seperti UU, PP, Traktat, Vonis, surat-
surat authentik,dan lain lain.
▪ Rambu-rambu lalu lintas, misalnya : Rambu rambu yang menunjukkan
peringatan adanya suatu bahaya , Rambu rambu yang menunjukkan
larangan dan perintah , Rambu rambu yang memberikan petunjuk.
49
c. Benda seperti patung Dewi Themis, yang berupa patung atau gambar seorang wanita yang
tertutup matanya, memegang timbangan dan sebilah pedang
.d. Kebiasaan yang merupakan sikap tindak tertentu yang diulang ulang dengan bentuk dan cara
yang sama , misalnya kebiasaan untuk memberikan tip kepada pelayan kalau makan di restoran.
50
11.RUANG LINGKUP BERLAKUNYA KAEDAH
HUKUM
Berlakunya kaedah hukum dapat dilihat dari dua sudut yaitu berlakunya kaedah
hukum dari sudut landasan dan dari sudut sasaran.1. Dari Sudut Landasan adalah
:a. Kelakuan atau hal berlakunya secara Yuridis. Dapat dikatakan berlaku secara yuridis,
apabila dilihat dari cara terbentuknya yang telah ditetapkan, yang mengenai hal ini dapat dijumpai
anggapan anggapan , sebagai berikut
:1. Menurut Hans Kelsen, bahwa kaedah hukum mempunyai kelakuan yuridis, apabila
berdasarkan kaedah yang lebih tinggi tingkatnya ini berhubungan dengan teori "stufenbau" dari
Kelsen. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan, apa yang dimaksudkan dengan efektivitas kaedah
hukum yang dibedakannya dengan hal berlakunya kaedah hukum, oleh karena efektivitas
merupakan fakta
51
.2. Menurut Zevenbergen, bahwa suatu kaedah hukum mempunyai kelakuan yuridis, jika kaedah
tersebut terbentuk menurut cara yang telah ditetapkan oleh peraturan peraturan perundang-undangan.
3. Menurut Logeman, berlakunya kaedah hukum secara yuridis adalah secara yuridis kaedah hukum
mengikat, apabila menunjukkan hubungan kebaruan antara suatu kondisi dan akibatnya“
b. Kelakuan sosiologis atau hal berlakunya secara Sosiologis, yang intinya adalah efektivitas kaedah
hukum di dalam kehidupan bersama.
Dalam hal keberlakuan secara sosiologi terdapat 2 (dua) teori, yaitu:
1. Teori kekuasaan yang pada pokoknya menyatakan bahwa kaedah hukum mempunyai kelakuan sosiologis,
apabila dipaksakan berlakunya oleh penguasa, diterima ataupun tidak oleh warga masyarakat.
52
2. Teori pengakuan yang berpokok pangkal pada pendapat, bahwa kelakuan kaedah hukum
didasarkan pada penerimaan atau pengetahuan oleh mereka kepada siapa kaedah hukum tadi
tertuju.
53
2. Dari Sudut Sasaran
Dari sudut sasaran dibedakan menjadi 4 (empat) bidang, yaitu:
▪ Lingkup wilayah atau Ruimtegebied
yang mengenai ruang terjadinya peristiwa yang diatasi oleh kaedah hukum.
▪ Lingkup pribadi atau Personengebied
yang menunjukkan siapa (pribadi kodrati) atau apa (peran, pribadi hukum) yang oleh
kaedah hukum dipatoki peranannya.
▪ Lingkup laku masa atau Tijdsgebied
yang berhubungan dengan jangka waktu bila mana suatu peristiwa tertentu
(akan, masih, atau tidak lagi) diatur oleh kaedah
▪ Lingkup laku ihwal atau Zaaksgebied
lalah yang bersangkutan dengan hal apa saja yang menjadi objek kaeda hukum.
54