SOS
• Di satu pihak hal itu mrpkn informasi kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi mutakhir, ttp di lain pihak, cenderung menjauhkan org dr ke
banggaan thd kekayaan budaya sendiri.
• Ada industri budaya yg bermanfaat yg dpt memperluas cakrawala ilm
u pengetahuan, ttp tdk sedikit yg merugikan kebudayaan milik bangsa
sendiri.
• Penayangan media massa dlm bntknya audio-visual dpt digolongkan s
bg industri budaya, walaupun dibungkus dgn menekankan aspek infor
masi.
• Industri budaya adlh mencakup sgl yg menghslkan produk pesan buda
ya dan berfungsi sbg sarana penyampaian pesan dan dpt mempengar
uhi pandangan hdp, pikiran, sikap, perilaku, dan selera masyarakat yg
mengkonsumsinya.
• Scr konkrit dpt pula berupa buku bacaan, vcd, dvd, seni kriya, kerajina
n, rekaman musik, film, sinetron, kemasan makanan, pakaian, dsb.
Realitas Kebudayaan (3)
• Plg krg ada tiga hal yg dijdkan titik persoalan sehingga kajian budaya
memiliki posisi penting utk dikembangkan di Indonesia.
• Fase Budaya Industri
• Pd masa Orde Baru, bangsa Indonesia tlh menjlnkan pembangunan da
n modernisasi, melalui tahapan lima thnan yg dikenal dgn “Rencana P
embangunan Lima Tahun” (Repelita) yg tlh brhsl dilaksanakan enam k
ali Pelita.
• Pd Pelita I (1968–1973) dan Pelita II (1973–1978) dilaksanakan melalui
konsep Trilogi Pembangunan, dengan urutan: (i) Pertumbuhan ekono
mi; (ii) Pemerataan pembangunan, dan (iii) Stabilitas sosial.
• Hslnya adlh pembangunan di bidang stabilitas sosial dpt mencapai tar
get kehdpan politik dan keamanan, dan di bidang ekonomi mengalami
kemajuan yg begitu cpt, namun pemerataan tertinggal, sehingga terjd
kesenjangan ekonomi.
Realitas Kebudayaan (4)
• Krn itu pd Pelita III (1978–1983) skala urutan Trilogi Pembangunan diu
bah menjadi: (i) Pemerataan pembangunan; (ii) Pertumbuhan ekono
mi, dan (iii) Stabilitas sosial.
• Tujuannya adlh untk mengurangi kesenjangan ekonomi.
• Hingga Pelita IV (1983–1988) dpt dikatakan pembangunan fisik dan pr
oses modernisasi di Indonesia tlh mencapai kemajuan, sehingga jmlh
kemiskinan dan pengangguran dpt ditekan.
• Dlm tataran fisik tlh terjd perubahan dr masyarakat agraris menuju ke
masyarakat industri.
• Pd periode tsb tlh terjd mekanisasi pertanian dan proyek pelistrikan m
sk desa, jalan2 desa, terutama di pulau Jawa tlh dikeraskan dan diting
katkan fungsinya, jalur transportasi, informasi, dan komunikasi mulai
maju dan menyebar hingga ke daerah terpencil di tnh air.
• Syg sekali keberhslan tsb tdak diimbangi dgn perubahan pikiran dan bl
m dipersiapkan komponen mengenai masyarakat industri.
Realitas Kebudayaan (5)
• Terjdnya mobilitas sosial vertikal scr bsr2 tsb, dpt mengubah pejabat y
g latar blkgnya dr kls bawah memikul beban kultural yg melandasi pra
ktik korupsi, spt mrk hrs menyantuni keluarga atau kerabat.
• Mnrt Sairin, budaya konsumtiflah yg sgt riskan thd perilaku korupsi, W
ong Cilik yg mengalami mobilitas vertikal begitu cpt, bs melakukan bu
daya “nrabas” (menerobos).
• Pd zaman Orde Baru, para eksekutif muda dgn bangganya mencari pe
krjan di wilayah “basah”, jabatan2 di tempat yg basah selalu menjd re
butan.
• Di sinilah menjd awal munculnya penglpkan sehingga beban kultural it
u makin membebani kehdpan dan pola konsumtif makin menyebar ta
k terbendung.
• Plg krg terdpt tiga kategori masa transisi tsb mnrt Wibisono yaitu: (i)
Masa transisinya masyarakat dgn budaya agraris-tradisional menuju m
asyarakat dgn budaya industri-modern.
Realitas Kebudayaan (9)
• Dlm hal ini peran mitos mulai diambil alih oleh logos (akal pikir), bkn l
g kekuatan2 kosmis yg scr mitologis dianggap sbg penguasa alam sekit
ar, melainkan akal pikir dgn daya penalarannya yg handal dan kini dijd
kan kerangka acuan utk meramalkan dan mengatur kehdpan; (ii) Mas
a transisinya budaya etnis-kedaerahan menuju budaya nasional-keban
gsaan.
• “Puncak2 kebudayaan di daerah” sbgmn tercantum di dlm penjlsan U
UD 1945 mencair scr konvergen menuju satu kesatuan pranata demi t
egaknya suatu negara-kebangsaan; (iii) Masa transisinya budaya nasio
nal-kebangsaan menuju budaya global-mondial.
• Dlm hal ini visi, orientasi, dan persepsi mengenai nilai2 universal spt H
AM, demokrasi, keadilan, kebebasan, jg mengenai mslh lgkgn hdp, dil
epaskan dr ikatan fanatisme primordial kesukuan, ataupun keagamaa
n menuju ke kesadaran mondial dlm satu kesatuan sintesis yg lbh kon
krit.
Realitas Kebudayaan (10)
• Namun agar bangsa Indonesia tdk terseret oleh arus globalisasi yg cpt
tsb, ia bnr2 hrs menyiapkan sumber daya manusia (SDM), spt yg dilak
ukan Malaysia, Philipina, Taiwan, Cina, dan Korea Selatan.
• Supaya tdk terjerat oleh ketergantungan, bangsa Indonesia perlu mem
bgn kembali etos nasionalisme dan selalu mengadakan revitalisasi thd
jiwa nasionalisme jg agar tdk terkontaminasi gaya hdp konsumerisme
dan kemewahan, maka perlu disosialisasikan kembali paham “asketis
me sosial” dan “asketisme intelektual”.
THANK YOU
SEE YOU NEXT MEETING ...