Anda di halaman 1dari 20

U N S R I

PARTISIPASI DAN KOMUNIKASI


PEMBANGUNAN
ILKOM

BY : SONIA
NURPRAMESWARI,
M.SOS
Partisipasi dan Komunikasi Pembangun
an (1)
• Partisipasi adlh tingkat keterlibatan anggota sistem sosial dlm proses pengambila
n keputusan.
• Tingkat partisipasi anggota sistem sosial dlm pembuatan keputusan berhubungan
positif dgn kepuasan mrk thd keputusan inovasi kolektif.
• Semakin tinggi partisipasi anggota dlm proses pengambilan keputusan, semakin b
sr pula tingkat kepuasan mrk thd keputusan (Rogers dan Shoemaker, dlm Hanafi 1
986).
• Partisipasi dlm proses pengambilan keputusan utk mewujudkan pembangunan sg
t diperlukan, krn pembangunan yg berhsl hrs didukung oleh semua komponen ba
ngsa, agar masyarakat memiliki sense of belonging (rasa memiliki) dan sense of re
sponsibility (rasa tanggung jwb thd pelaksanaan pembangunan itu sndr).
• Pembangunan sbnrnya mrpkn suatu proses perubahan yg direncanakan dan dike
hendaki, setdknya kehendak masyarakat yg terwujud dlm keputusan2 yg diambil
oleh pemimpinnya, yg kemudian disusun dlm suatu perencanaan yg slnjtnya dilak
sanakan.
Partisipasi dan Komunikasi Pembangun
an (2)
• Prioritas pembangunan tlh berubah lbh dr 10 thn akhir ini, terdptnya perubahan
yg halus di dlmnya spt paradigma modernisasi ke arah sebuah model yg krg kuan
titatif, dan lbh kpd kualitatif dan normatif (Rogers, dlm Melkote 1991).
• Dlm paradigma ini, prioritas lbh kpd kontekstual kpd kebutuhan dan mslh dr indiv
idu (atau masyarakat) perkotaan dibandingkan paradigma terdahulu yg dpt dipak
ai universal (Servaes, Mowlana dan Wilson, dlm Melkote 1991).
• Paradigma br ini dr era thn 80-an, kdg diucapkan sbg pembangunan lainnya (anot
her development) adlh pluralistik dan tdk memiliki karakteristik otoriter dr paradi
gma modernisasi sblmnya.
• Pendekatan br fokus kpd keduanya baik manusia atau perhatian ekonomi yg sbg a
kibatnya, atensi ditingkatkan sesuai dgn kebutuhan dsr spt masyarakat, kesehatan
m nutrisi, ekologi, transformasi struktural, dan demokrasi partisipan.
• Fokus dlm Partisipasi Masyarakat, Era 80-an tlh menjd saksi dr meningkatnya pen
gakuan thd pemerintahan nasional, agensi multilateral, dan Lembaga Swadaya M
asyarakat (LSM) sbg kepentingan pembangunan aspek sosial.
Partisipasi dan Komunikasi Pembangun
an (3)
• Terdpt bbrp faktor yg menyertakan dorongan dlm penempatan kepentingan partis
ipasi masyarakat di aktivitas pembangunan:
1. Adanya bbrp fakta proyek Bank Dunia di area pedlman dan populasi/kesehatan
yg memiliki pengaruh kuat scr positif dr partisipasi masyarakat.
2. Pemerintahan lokal dan nasional menemukan kesulitan dlm mengatur proyek d
an program pembangunan yg byk sekali dgn demikian dilakukannya pemerataa
n fungsi bagi LSM dan organisasi masyarakat.
3. LSM dan bbrp agensi PBB spt UNICEF dan ILO tlh memulai tujuan pembanguna
n utk memberikan wewenang bagi populasi yg krg mampu dgn memberi mrk k
ontrol dlm proyek dan program yg memengaruhi kehdpan mrk.
4. Terdptnya sensivitas thd isu gender.
• Permslhan dan kebutuhan ttt dr wanita perlu diperhitungkan dlm desain proyek d
an manajemen (Bamberger, 1988).
Partisipasi dan Komunikasi Pembangun
an (4)
1. Operasional Partisipasi
• Ascoft dan Masilela, dlm Melkote (1991) memaparkan konsep dan proses dr parti
sipasi ditetapkan dgn krg baik dan internalnya tdk konsisten, abstrak dan ambigu
dlm ilmu sosial.
• Usaha operasionalisasi dlm bagian ini menggeser paradigma dominan yg berinkar
nasi scr halus.
• Partisipasi diartikan sbg pendekatan kpd bagian yg mrpkn asli representasi dr per
kara utk paradigma kebutuhan dsr.
• “Partisipasi sbg sebuah akhir dr pendekatan” tlh mendpt dukungan dr para ahli d
an administrator serupa.
• Tehranian, Alamgir, Bamberger, Diaz-Bordenave berpendpt partisipasi hrs dikenali
sbg hak dsr manusia yg sehrsnya diterima dan didukung.
• Partisipasi sbg sebuah proses pemberian kuasa kpd masyarakat sehingga mrk dib
erikan wewenang agar dpt mengatur dan berpendpt demi pembangunannya sndr
.
Partisipasi dan Komunikasi Pembangun
an (5)
• Individual aktif dlm program dan proses pembangunan, mrk berkontribusi, meng
ambil inisiatif, mengartikulasikan kebutuhan dan permslhan mrk, dan mononjolka
n otonomi msg2.
• Penelitian Partisipasif, model ini dibgn dr keserberagaman pluralistik sblmnya dlm
dunia paradigma.
• Karakteristik penelitian yg partisipasif dpt dideskripsikan sbb :
a. Mendsri sebuah asumsi manusia memiliki kemampuan lahiriah utk menciptaka
n pengetahuan dan ini bkn mrpkn halk progresif dr para profesional.
b. Mrpkn proses yg bersifat pendidikan bagi partisipan utk berada dlm program p
enelitian sm baiknya pd para peneliti.
c. Terdpt kesadaran berkomitmen bagi peneliti utk bekrj demi masyarakat, sehing
ga prinsip netralisasi dr ilmuwan tradisional tdk ditemui.
d. Berbasis kpd proses dialog dialektikal antara peneliti dan masyarakat.
e. Ini mrkpn pendekatan pemecahan mslh yg tujuannya adlh utk mengetahui seba
b dr permslhan dan mengerahkan potensi kreatif manusia utk memecahkan pe
rsoalan sosial.
Partisipasi dan Komunikasi Pembangun
an (6)
f. Aset bsrnya adlh heuristik, kooperatif/krjsm yg rapat antara peneliti dan masyar
akat yg membantu perkembangan atmosfer kekritisan sgl partisipan yg mengan
alisis lgkgn sosial dan merumuskan rencana aksi.
• Bbrp ahli menyadari strategi br partisipatori sbg “organik” dan manusiawi dan kon
tras dgn model mekanistik sblmnya.
• Pertama, terdpt ambiguitas berkaitan dgn konseptual dan operasionalisasi partisi
pasi.
• Bagi bbrp org, partisipasi dpt berarti pemberian kekuasaan kdp org2, sementara b
agi yg lain partisipasi dpt berarti manipulasi khalayak ramai utk menjlnkan tujuan
yg berasal dr atas.
• Partisipasi dpt berarti conscientization massa ke dunia di sekitar mrk atau hal tsb
bs saja partisipasi yg slh dmn org2 dimanfaatkan utk memperthnkan status quo.
• Partisipasi dpt digunakan utk mempromosikan keadilam sosial dlm suatu masyara
kat atau membawa pembangunan ekonomi dan efisiensi yg lbh bsr utk program2
pembangunan dan dpt berada di tingkat lokal ata nasional.
Partisipasi dan Komunikasi Pembangun
an (7)
• Kedua, terdpt bbrp rintangan yg dpt menghambat partisipasi efektif dan penting
org2 yg berada di perkumpulan (Alamgir, dlm Melkote 1991) :
a. iklim politik yg tdk ramah di masyarakat tuan rmh;
b. organisasi dan kepemimpinan lokal yg tdk memadai;
c. struktur otoritarian yg menghambat pengambilan keputusan scr demokratis;
d. isolasi dan alienasi org2 yg miskin dan tdk memiliki kekuasaan;
e. akses yg tdk merata thd faktor2 produksi;
f. kebijakan atau dukungan finansial pemerintah yg tdk memadai;
g. krgnya dukungan bagi wanita utk berpartisipasi;
h. infrastruktur yg tdk memadai utk membangkitkan partisipasi scr menyeluruh
(mis.nya hubungan horizontal dan vertikal antara organisasi swadaya).
Partisipasi dan Komunikasi Pembangun
an (8)
2. Forum2 Dialogis Kalangan Bawah
• Bbrp pendektana yg lbh br memilih parisipasi aktif rakyat dan masyarakat kalanga
n bawah lainnya dlm membgn negara,
• Diaz-Bordedenave (dlm Melkote, 1991) menuliskan dlm pendekatan br ini, partisi
pasi diharapkan diarahkan oleh sumber2 dan agen2 perubahan.
• Dlm pendekatan2 thd pembangunan yg disebut bottom-up ini, masyarakat didoro
ng utk berpartisipasi dlm aktivitas swadaya, namun solusi dsr utk mslh lokal tlh di
pilih oleh badan2 pembangunan eksternal.
• Srg kali, partisipasi masyarakat diarahkan krn tujuan proyek pembangunan adlh u
tk mendptkan krjsm formal dan nonformal yg lbh baik, dll.
• Masyarakat kalangan bawah diikutsertakan dlm aktivitas yg akan memenuhi kebu
tuhan konsumen brg2 industri mrk dlm jangka pjg.
• Partisipasi mrpkn cara utk mengakhiri: ketergantungan massa yg lbh bsr thd pasar
yg dikendalikan oleh kaum elit, baik nasional maupun internasional.
Partisipasi dan Komunikasi Pembangun
an (9)
• Tujuan upaya2 partisipasi hrs memfasilitasi conscientization rakyat pd struktur sos
ial, olitik, dan spasial yg sgt pincang dlm masyarakat.
• Paulo Freire (dlm Melkote, 1991) adlh org yg pertama kali memperkenalkan konse
p conscientization.
• Freire berpndpt dlm sistem pedagogis tradisional, penerima dihrskan pasif dan td
k kritis, menelan mentah2 pandangan dunia ttg kaum elit dan kemudian mengena
li mslh dan kebutuhan mrk berdsrkan rasionalisasi yg didominasi oleh kaum elit.
• Freire berpendpt dlm sistem pedagogis yg ia ajukan, penerima akan dibebaskan d
r kepasifan mentalnya, mengkritisi hembusan ideologis yg dipaksakan oleh kaum
elit dan menemukan realita ekstensinya, yg disebut sbg proses conscientization.
• Freire menggunakan foto, gambar atau lukisan yg merepresentasikan realitas yg a
da, kemudia diadakan suatu diskusi yg bertujuan utk membedah sgl sesuatunya h
rs demikian adanya, apa yg dpt dilakukan utk memperbaiki situasi tsb, dll.
• Jalur komunikasi digunakan dlm pendekatan utk memicu dialo, utk membantu or
g2 sm2 berbicara dan memahami satu sm lain.
Komunikasi Baru Media Partisipatori
(1)
• Another Development memandang partisipasi sbg pusat proses pembangunan.
• Meningkatnya partisipasi org2 yg dibgn melalui komunikasi interpersonal dan klpk
, jalur komunikasi lokal atau media massa dipandang searti dgn pembangunan so
sial dan individual (Jacobson, dlm Melkote 1991).
• Diaz Bordenave memberikan bbrp fungsi br media komunikasi yg dpt berkontribu
si scr signifikan thd masyarakat partisipatif :
1. membantu dlm pembangunan identitas kultural suatu masyarakat;
2. berfungsi sbg alat utk mengekspresikan diri bagi wrg negara;
3. memfasilitasi artikulasi mslh;
4. berperan sbg alat utk diagnosis mslh komunitas.
• Utk mengubah situasi ini, pemerintah2 di Asia, Afrika dan Amerika Latin bekrjsm
dgn media komunikasi dan utk meningkatkan partisipasi masyarakat miskin pede
saan dan perkotaan dlm proses pembangunan (Wang dan Dissnayake, dlm Melko
te 1991).
Komunikasi Baru Media Partisipatori
(2)
• Ketika menggunakan media massa, jalur komunikasi rakyat utk pembangunan, ms
lh yg hrsdikritisi adlh: komunikasi utk tujuan apa?
• Spt di media massa, jalur komunikasi tradisional jg dpt digunakan utk mendikte p
andangan dan preskripsi kls dominan, mengesahkan sistem sosio-ekonomi yg tdk
adil, dan kemudian memperthnkan status quo dlm masyarakat hierarkis.
• Media rakyat dpt jg digunakan utk comscientization massa thd struktur yg tdk adil
dlm masyarakat mrk dan mendorong mrk utk mengusahakan transformasi sosial.
• Kidd dan Van Hoosen, melalui analisis komparatif organisasi mrk dgn menggunak
an media rakyat utk mempromosikan pembgnan di Asia dan Afrika, menyoroti ms
lh krusial yg melibatkan rancangan strategi komunikasi.
• Mrk berpendpt jalur media rakyat dpt berupa jalur satu arah, top-down, dan digu
nakan utk mengikutsertakan massa pd preskripsi dr atas, atau dpt digunakan utk
mendorong kesadaran sosial dan kesadaran kritis audiens media tsb scr efektif th
d situasi eksistensi mrk.
• Song and Drama Division (SDD) dipegang oleh pemerintah pusat dr ibu kota nega
ra atau pemerintah daerah.
Komunikasi Baru Media Partisipatori
(3)
• Peran utama SDD adlh utk menggunakan media rakyat spt teater, pantomim, dan
lagu serta tarian utk memodernkan sikap dan perilaku masyarakat (Parmar, 1975)
.
• Pd dsrnya, SDD berperan sbg unit publisitas yg memberi informasi kpd masyaraka
t mengenai layanan dan tunjukan media rakyat, membujuk audiens utk menerim
a gagasan2 modern dan mengubah sikap serta perilaku mrk.
• SDD menerima kerangka modern perubahan sektor tradisional dgn cara memperk
enalkan input2 modern yg memberikan rasionalisasi utk pendekatan “perbankan”
mrk”.
• Ini adlh pendekatan satu arah krn org2 miskin tdk mempunyai apapun utk dikontr
ibusikan bagi interaksi, menjd “bebal” dan “tertinggal”, peran mrk hnylah menyer
ap informasi, sikap, dan kebiasaan br (Kidd, dlm Melkote 1991).
• Slogan2 mudah ini gagal disampaikan, misalnya: (a) keadaan ekonomi yg diperluk
an utk memiliki keluarga bsr; (b) mslh transportasi; (c) eksploitasi richksaw puller;
(d) pita merah dan korupsi dilibatkan utk mendptkan pinera pembangunan; (e) ko
ndisi ekonomi politik yg mendasar yg srg kali membuat org2 kelaparan, jauh dr m
akanan seimbang.
Komunikasi Baru Media Partisipatori
(4)
• Action for Cultural and Political Change (ACPC) atau Gerakan Perubahan Politik da
n budaya, organisasi buruh tani Harian di Tamil Nadu, India, organisasi tsb mrpkn
organisasi populer yg dijlnkan oleh para rakyat jelata dmn drama mrpkn bagian p
enting dr proses transformasi sosio-ekonomi yg melibatkan conscientization, orga
nisasi, dan perjuangan.
• Bagi ACPC, “kemiskinan dan ketertinggalan tdk disebabkan oleh ketdkmampuan d
an kebodohan org2 miskin; melainkan disebabkan oleh hubungan struktural yg m
embuat org miskin tdk berdaya, manut, dan tereksploitasi”.
• Proses pengorganisasian ACPC terdiri dr sejmlh tahap: (1) msk, diterima, dan dibe
ri pengalaman dlm suatu area; (2) pendidikan dewasa dan kls2 literasi; (3) latihan
kepemimpinan dan komite aksi; (4) program aksi kultural dan pertemuan kalanga
n bawah; (5) perjuangan dan pergerakan.
• ACPC bknlah satu2nya klpk berbasis desa yg melakukan hal tsb, cth lain spt bbrp k
lpk komunitas massa di Filipina spt Kulturang Tabonan Sa Debaw dr Davao dan Ka
balaka Mobile Theater jg menyokong conscientization dramatis.
Komunikasi Baru Media Partisipatori
(5)
• Klpk2 ini berupaya membangunkan kesadaran para penduduk desa yg hdpnya ter
kena dampak faktor sosio-politik.
• Cth2 lain dr pergerakanpartisipasi kalangan bawah adlh Bhoomi Sena di India, Mo
ther’s Club di Korea, Ujama di Tanzania, dan bbrp klpk komunitas di Kolombia, Me
ksiko, Brazil, dan Chili.
• Sharing Pengetahuan pd Basis Co-Equal, para sarjana komunikasi pembangunan t
erdahulu sdg memperdebatkan komunikasi antara penyokong (benefitor) dan pen
erima (beneficiary) dmn msg2 pihak memiliki kesempatan utk memengaruhi piha
k lain.
• Model komunikasi yg direncanakan utk ini akan memudahkan pertukaran informa
si, ide, dll scr merata.
• Model komunikasi yg akan digunakan utk jenis interaksi ini akan menjd sender da
n user-oriented yg akan menggabungkan keragaman ide2, desentralisasi, deprofes
ionalisasi, deinstitusionalisasi, pertukaran simetris dgn interchange peranan antar
a pengirim (sender) dan penerima (receiver).
Komunikasi Baru Media Partisipatori
(6)
• Komunikasi pd suatu basis co-equal scr etnis bnr dan scr praktis lbh relevan dan b
erguna.
• Dgn menjanjikan forum yg lbh demokratis utk komunikasi, komunikasi pd basis c
o-equal mendukung Hak utk Berkomunikasi, suatu hak asasi manusia yg ditetapka
n oleh kesepakatan PBB yg memberikan akses jalur komunikasi bagi slrh masyarak
at di tingkat nasional, lokal dan individual.
• Alamgir menuliskan “Drama Internasional utk Pembangunan Agrikultural tlh men
emukan byk hal inovatif dlm pembangunan pedesaan berasal berakar dr tradisi d
an kebiasaan org miskin sndr, yg tlh berpengalaman dlm lgkgn keras yg menuntut
utk bertahan hdp”.
• Dlm komunkasi pembangunan, para ahli dan pembuat kebijakan pura2 tdk mend
engar, memahami, dan mengakui kebijaksanaan dan pengetahuan bawaan org2
miskin pedesaan dan perkotaan mengenai lgkgn yg sgt mrk kenal.
Komunikasi Baru Media Partisipatori
(7)
• Difusi penelitian inovasi memperkuat stereotype yg tlh dibgn sblmnya oleh teori
modernisasi yg menyebutkan org2 pedesaan di negara berkembang memiliki dan
tdk memiliki pengetauan atau keahlian yg memadai utk berkontribusi pd pemban
gunan riil dan byk pengetahuan atau keahlian tsb tdk relevan atau tdk ptg.
• Praktik Pertanian, byk praktik tradisional petani spt mixed-croping, penanaman b
ergilir atau penggalian terbatas dianggap kuno dan tdk ilmiah.
• Misalnya, kecondongan pihak luar yg lbh menyukai mono-cropping dan sgl hal yg
tdk sesuai dgn model mrk disalahkan, krn para agrikultural skrg tlh menemukan b
brp keuntungan dr mixed-cropping.
• Praktik lgkgn, Chambers (dlm Melkote, 1991) menuliskan org2 pedesaan memiliki
indra pengamatan yg sgt tajam, dan pengetahuan mrk mengenai lgkgn sgt mende
tail.
• Misalnya, wanita suku Iko biasa di Afrika dpt mengenali 206 macam tanaman di lg
kgnnya, dan di Filipina, pengetahuan petani Hanunoo ttg bunga lokal melbhi peng
etahuan seorg ahli bunga yg mengetahui 400 jns klpk spesies taksonomis.
Komunikasi Baru Media Partisipatori
(8)
• Begitupun dlm iklim, pengetahuan org2 desa sgt kuat, misalnya, di Kenya para pet
ani memiliki teori sndr mengenai toleransi antara fase bln dgn hujan dan mrk tlh
menggunakan pengetahuan ini sambil menabur benih.
• Meskipun badan meteorologi tdk memercayai keyakinan lokal ini, data ilmiah tlh
membuktikan adanya korelasi kuat antara pengaruh fase bln dgn pola hujan (Cha
mbers, dlm Melkote, 1991).
• Sharing pengetahuan pd basis co-equal akan memobilisasi sumber pengetahuan l
uas di daerah pedesaan yg selama ini tdk termanfaatkan dlm usaha pembanguna
n.
• Model Sharing Pengetahuan, Nair dan White (dlm Melkote, 1991) mengajukan m
odel komunikasi transaksional yg akan melengkapi gagasan Ascroft mengenai sha
ring pengetahuan co-equal.
• Komunikasi transaksional adlh suatu dialog, dmn pengirim dan penerima pesan b
erinteraksi selama periode wkt ttt, utk berbagai pemahaman.
• Proses transaksional adlh proses dua arah dmn komunikator pembangunan dan kl
pk target diharapkan membicarakan pembicaraan mrk, memberi dan menerima,
akhirnya mendptkan suatu kesepakatan konsensual (White dan Patel).
Komunikasi Baru Media Partisipatori
(9)
• Nair dan White tlh mengembangkan suatu typology partisipasi dr pan
dangan si penerima, yaitu :
1. Partisipasi lbh terlibat, aktif, kreatif dgn interaksi dan dialog yg berke
lnjtan, yaitu komunikator dan penerima sm2 mendptkan kekuasaan.
2. Partisipasi quasi lbh lemah, krg kreatif dan memiliki dialog yg lbh sd
kt.
3. Partisipasi rendah menunjukkan dialog yg sdkt, tdk ada keterlibatan
yg berarti dan tdk ada kesadaran akan kebutuhan dan perubahan.
U N S R I
THANK YOU
SEE YOU NEXT MEETING ...
ILMU KOMUNIKASI

Anda mungkin juga menyukai