Siklus Hidup Masyarakat Melayu (1) • Ada sejmlh peristiwa pntg yg hrs dirayakan oleh Masyarakat Melayu. • Meskipun peristiwa2 ini biasa berbeda oleh krn faktor2 geografis namun demikian ada sejmlh persman yg sgt dominan disebabkan sebuah ungkapan yg kuat yaitu “adat melayu”. 1. Upacara Kelahiran • Di dlm masyarakat Melayu, upacara kehamilan usia tujuh bln (upacara memandikan bayi) disebut melenggang perut yg dilaksanakan stlh upacara menempah bidan (memilih seorg bidan dan menyerahkan semua tgng jwb pengawasan bayi kpdnya). • Upacara ini digabungkan dgn upacara agama dgn memanggil seorg pemuka agama utk membaca do’a demi kelancaran upacara. • Stlh bayi lahir ada bbrp upacara spt kelahiran, buka mulut, turun ke sungai dan halaman, serta mengayun, upacara buka mulut ini berasal dr Hindu. • Upacara ini dilakukan dgn mempersiapkan garam, nasi, madu dan mendekatkan cincin emas ke mulut bayi. • Upacara ini bersifat simbolik dgn pengharapan apabila bayi itu tumbuh dewasa, dia akan berbicara indah sprt org melht emas. Siklus Hidup Masyarakat Melayu (2) • Upacara turun ke sungai atau hlmn dilakukan stlh bayi berusia 40 hari, biasanya, upacara ini diikuti oleh mencukur rambut serta diakhiri dgn menaburkan beras kuning dan bertih (beras bakar). • Upacara terakhir dlm masa bayi adlh berayun, bayi tsb diayun dlm sebuah ayunan, smntr marhaban dan barzanji dinyanyikan. • Lirik2nya penuh nasehat yg bkn hny utk bayi itu, ttp jg utk org2 yg menghadiri upacara tsb dan upacara ini jg mrpkn ksmptn utk memberikan pljrn ttg sholat, smntr itu, seorg anak perempuan yg berusia 5-10 thn melaksanakan upacara menindik telinga. • Caranya ialah dgn menusuk daun telinga dgn sejns duri dan benang yg tlh dimskkan utk menghindari infeksi dan mencegah pendarahan. • Kemudian telinga diolesi dgn kunyit dan minyak goreng utk mencegah infeksi, sdgkan utk mencegah pendarahan, telinga diolesi minyak kayu putih. • Stlh lubang2 dikuping kering, cincin yg terbuat dr emas dimskkan dan cincin emas itu disebut sunting. Siklus Hidup Masyarakat Melayu (3) 2. Upacara Perkawinan • Upacara ini terdiri atas bbrp tahap yaitu mencari informasi (merisik), mengunjungi rmh cln pengantin (jamu suhut), meminang, mengantar sirih, berinai, akad nikah, mkn berhadap2an dan mandi berdimber. • Merisik adlh menyelidiki si gadis oleh pihak pria, menyelidiki tgkh lakunya apakah baik, cantik dan jg utk mengetahui apakah ayah si gadis menyetujui pinangan dan tgs ini dilakukan seseorg yg disebut “penghulu telangkai”. • Stlh pertanyaan terjawab, tahap brktnya adlh peminangan oleh pihak pria. • Pihak perempuan kemudian memberi tgs kpd keluarga pria tsb yg disebut “jamu sukut”. • Pd wkt yg sdh ditetapkan, para tetua keluarga wanita tsb (para puang), pihak pemberi istri (anak beru) dan semua keluarga diundang ke rmh si gadis utk menunggu ketibaan pihak pria. • Upacara ini dipimpin oleh pengambil istri dan para tetua, termsk sanak saudaranya, peristiwa ini disebut “meminang”. • Peminangan ini dilakukan dgn membawa sebuah tepak yg berisi seikat daun sirih perisik, sirih peminang, sirih ikat janji dan empat daun sirih sbg pelengkap dmn dr pihak gadis, tepak mrk berisi sirih menanti, sirih ikat janji dan jg sirih tukar tanda, upacara ini disebut “mengantar sirih”. Siklus Hidup Masyarakat Melayu (4) • Sblm upacara perkawinan dimulai ada lg upacara yg disebut “berinai”. • Upacara ini dibedakan menjadi tiga mcm yaitu berinai curi, berinai kecil dan berinai bsr. • Stlh upacara “akad nikah”, kedua mempelai duduk bersanding di atas pelaminan lalu diikuti upacara tepung tawar. • Stlh upacara ini, acara slnjtnya ialah “mkn berhadap2an”. 3. Upacara Kematian • Upacara yg berkaitan dgn upacara ini ialah kenduri, ini dilakukan pd hr ketiga, ketujuh, keempat puluh dan keseratus stlh pemakaman bahkan ada jg org yg melakukan upacara ke-seribu. • Kenduri ini jg diiringi dgn membaca al-Qur’an di makam, upacara ini dilakukan jg stlh membuat pusara org yg meninggal dunia yg dilakukan seratus hr stlh pemakaman dan ada jg org yg melakukan upacara ke-seribu dan kenduri ini jg diiringi dgn membaca al-Qur’an di makam. • Di smpg itu, upacara ini dilakukan jg stlh membuat pusara org yg meninggal dunia, pembuatan pusara ini dilakukan seratus hr stlh pemakaman. Sistem Hukum (1) • Abdullah Syah mengatakan, integrasi antara adat Temenggong dgn hukum kewarisan Islam di Kecamatan Tanjung Pura Langkat berlgsg dgn cara pengadopsian kewarisan hukum adat dgn memberinya label Islam. • Amir Syarifuddin dlm karyanya yg berjudul, “Pelaksanaan Hukum Kewarisan Islam dlm Lgkgn Adat Minangkabau”, membagi interaksi kewarisan hukum adat dgn hukum kewarisan Islam kpd tiga macam, yaitu; • Pertama, adat dan syara` berjln sndr2 dlm batas yg tdk slg mempengaruhi; kedua, adat dan syara` menuntut haknya msg2 hingga keduanya diperlakukan sm tnp menggeser kedudukan yg lain, bahkan dlm pelaksanaannya slh satu di antaranya menyandar pd pihak lain; ketiga, tahap kompromi dan penyesuaian antara hukum adat dan Islam. • Studi dlm bntk kajian hukum normatif/doktriner, misalnya penelitian yg dilakukan Hajar M. dr Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta thn 2002. • Penelitian dlm bntk tesis dgn judul “Perkembangan Hukum Islam di Indonesia: Studi atas Keberadaan Hukum Kewarisan”, yg menyimpulkan keberadaan hukum kewarisan Islam di Indonesia pd masa pemerintahan kolonial Belanda mrpkn hukum yg hdp dan ditaati oleh masyarakat Islam. Sistem Hukum (2) • Hukum itu scr bertahap mulai eksis sejln dgn diterimanya Islam sbg agama, dan stlh berdirinya kerajaan2 Islam, hukum tsb mrpkn satu2nya sistem hukum yg dijlnkan dan menjd kesadaran hukum bagi mayoritas masyarakat Indonesia. • Kebijakan2 yg dibuat oleh pemerintah kolonial yg bertujuan utk menghapus hukum kewarisan Islam dan menggantinya dgn hukum kewarisan yg berlaku di negaranya, tdk prnh berhsl. • Bahkan, keberadaan hukum kewarisan Islam scr “terpaksa” dimskkan ke dalam peraturan perundang2an. • Meskipun, keberadaan hukum kewarisan Islam tsb pd akhirnya dihapus, namun hukum tsb tetap eksis dan dipatuhi oleh masyarakat. • Keberadaan hukum kewarisan Islam di Indonesia stlh kemerdekaan tetap diakui dan menjd kesadaran hukum masyarakat (lifing law). • Adapun Keberadaan hukum kewarisan Islam di Indonesia pasca tahun 1989 diperkuat dgn lahirnya UU No. 7 Thn 1989 ttg Peradilan Agama, hny saja keberadaan hukum kewarisan Islam msh bersifat alternatif. Sistem Hukum (3) • Perkmbgan hukum kewarisan Islam dlm KHI dpt dikategorikan menjd dua, yaitu; perkmbgan yg sejln dgn kehendak atau prinsip nash, dan perkmbgan yg hrs mendpt perhatian utk disempurnakan. • Kedudukan hukum kewarisan Islam sbg hukum positif dlm sistem hukum nasional msh terkesan dilematis. • Di satu sisi ia tdk termsk dlm tata urutan perundang2an sehingga diketegorikan sbg hukum tdk tertulis. • Di sisi lain ia mrpkn law dan rule yg diangkat menjd law dgn potensi political power. • Hukum kewarisan Islam tsb digali dr sumber hukum refresentatif dan mrpkn aspirasi dr mayoritas masyarakat yg sesuai dgn kehendak Pancasila UUD 1945. • Karya hukum kewarisan sosiologis adlh hsl penelitian Abdullah Syah dgn judul “Integrasi Antara Hukum Islam dan Hukum Adat dlm Kewarisan Suku Melayu di Kecamatan Tanjung Pura langkat”. • Penelitian ini mrpkn disertasi beliau pd Pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah Jkt thn 1986 yg membicarakan pelaksanaan hukum kewarisan Islam pd masyarakat patrilinial Tanjung Pura Langkat Sumatera Utara. Sistem Hukum (4) • Pd masyarakat Melayu di Tanjung Pura Langkat yg menganut adat Temenggong, mnrt Abdullah Syah proses penyesuaian antara Adat Temenggong dgn hukum kewarisan Islam tdk menimbulkan mslh, krn Adat Temenggong, spt halnya hukum kewarisan Islam menganut asas individual, dlm arti, sgl harta warisan dpt dibagikan kpd ahli waris yg berhak. • Dgn asas bilateral yg dianut Adat Temenggong yg memberikan harta warisan kpd anak laki2 dan perempuan, mrpkn aturan yg sm dgn sistem hukum kewarisan Islam. • Karya lainnya adlh penelitian yg dilakukan oleh Amir Luthfi dan Sudirman cs dr Fakultas Syari’ah IAIN Sulthan Syarif Qasim Pekanbaru thn 1982/1983 dgn judul “Hukum Adat Waris Melayu Kepulauan Riau”. • Dlm penelitian tsb dijlskan ttg proses pelembagaan hukum waris dlm masyarakat Islam Melayu bersman dgn proses interaksi antara hukum Islam dgn hukum adat. • Dalam proses interaksi itu, mnrt peneliti, hukum Islam mengambil alih posisi hukum adat terutama dlm masalah hukum kewarisan. • Dlm realitas sosial masyakarat Melayu, hukum waris Islam lbh melembaga di banding hukum waris adat. • Antara kedua hukum itu menempati posisi yg sm dlm struktur hukum yg berlaku dlm masyarakat melayu. Sistem Hukum (5) • Dlm penelitian tsb peneliti menyimpulkan tdk terdpt perbedaan yg signifikan antara hukum waris Islam dgn hukum adat melayu Kepulauan Riau. • Hal ini terlht pd faktor2 yg menyebabkan terjdnya hubungan kewarisan antara seseorg dgn yg lainnya, yaitu melalui sebab perkawinan dan hubungan nasab. • Hubungan perkawinan yg dpt menimbulkan akibat hukum dlm sistem kewarisan adlh perkawinan yg sah mnrt ketentuan hukum Islam, yaitu perkawinan ayat2 al-Qur‘an dan hadis dimksd atau atas sistem waris yg diterima oleh Muhammad. • Enkulturisasi antara adat Temenggong dgn hukum kewarisan Islam di nusantara berlgsg dgn cara pengadopsian kewarisan hukum adat dgn memberinya label Islam. • Enkulturisas kewarisan hukum adat dgn hukum kewarisan Islam kpd tiga macam, yaitu: • Pertama, adat dan syara‘ berjln sendiri2 dlm batas yg tdk slng mempengaruhi; kedua, adat dan syara‘ menuntut haknya msg2 hingga keduanya diperlakukan sm tnp menggeser kedudukan yg lain, bahkan dlm pelaksanaannya slh satu di antaranya menyandar pd pihak lain; ketiga, tahap kompromi dan penyesuaian antara hukum adat dan Islam. Sistem Ekonomi (1) • Masyarakat Melayu memiliki byk bntk mata pencaharian, hal ini dikrnkan sistem ekonomi yg dilakukan oleh masyarakat suku Melayu di pengaruhi kondisi daerah yg mrk tmpti atau yg mrk huni. • Masyarakat suku Melayu mempunyai byk bntk mata pencarian demi menghidupi keluarganya di antara byk mata pencarian yg dilakukan masyarakat suku Melayu antara lain adlh : • Berladang dlm kehdpan sosial org Melayu atau setiap keluarga mrk hrs mempunyai sebidang tanah atau sebidang ladang. • Pd umumnya anak2 laki2 yg lajang atau yg blm mempunyai istri sehrsnya atau wajib sdh mempunyai ladang, setdknya sdkt bidang ladang. • Jika anak bujang dr keluarga suku Melayu tsb tdk mempunyai ladang maka anak bujang ini ikut membantu dan mempunyai bagian ladang sndr, dr sebuah ketetanggaan ladang brsm dgn kerabat dekat yaitu kakak perempuan (dlm urut pertama) atau kakak laki2 (yg sdh berkeluarga). • Ladang mrpkn faktor pertama dlm memenuhi kehdpan suku sakai, krn ladang mrpkn tmpt mrk dihdpkan dr kecil sehingga menjd dewasa. Sistem Ekonomi (2) • Dlm pembuatan ladang, suku Melayu jg memiliki cara atau memiliki tahapan2 utk mendirikan ladang mrk tsb. • Tahapan yg mrk lakukan adlh a. Memilih tempat untuk membuat ladang. • Pd tahapan yg pertama ini suku Melayu terlbh dahulu melakukan perundingan thd pihak keluarga atau tetangga mrk, dlm perundingannya suku Melayu membahas ttg dlm memilih tmpt utk pembuatan ladang mrk. • Jika di setujui pihak keluarga atau mendpt opini positif dr kerabat terdekat maka mrk pun lgsg mencari tempat yg akan mrk olah, dlm pengolahan ladang ini suku Melayu biasanya melakukan dgn cara krjsm atau gotong-royong. • Dlm tradisi suku Melayu mrk memilih wilyah hutan utk dijdkan lahan utk pembuatan ladang. • Mrk lbh memilih hutan yg byk batang2an, tdk hny itu suku Melayu dlm membuka lahan mrk lbh memilih berladang di tanah yg miring. b. Tahap2 membuka hutan utk berladang, tahapan stlh memilih lokasi utk berladang suku Melayu biasanya melakukan tahapan persiapan dlm membuka hutan utk berladang. Sistem Ekonomi (3) • Biasanya dlm membuka hutan ini, suku Melayu melaporkan kpd ketua adat atau batin (batin mrpkn Penghulu atau Kepala desa pd skrg ini). • Tujuan atau mksd dlm melaporkan ini utk menunjukan wilayah hutan yg akan dibuka,dlm pembuatan membuka hutan utk berladang biasanya suku Melayu mempunyai tradisi yg unik yaitu, hutan yg tlh mrk brshkan atau mrk tebas mempunyai ukuran ttt. • Org Melayu itu akan selalu menampilkan budaya perairan (maritim) krn mrk adlh manusia perairan, bkn manusia pegunungan dan mrk menyukai air, laut, dan suka mendiami daerah aliran sungai, tebing pantai dan rimba belantara yg byk dilalui oleh sungai2. • Sebab itu budaya mrk selalu berkaitan dgn air dan laut, spt sampan, rakit, perahu, jalur, titian, berenang, dan bermcm perkakas penangkap ikan spt kail, lukah, hingga jala. Sistem Politik (1) • Dasar politik Melayu tlh dirancang oleh seorg tokoh masyarakat Melayu purba yg bernama Demang Lebar Daun. • Asas itu tlh diutarakannya ketika masyarakat Melayu akan merajakan Sang Sapurba. • Sang Sapurba memang layak mendpt kedudukan raja dlm masyarakat Melayu di sktr selat Melaka, krn Sang Sapurba yg hdp pd akhir abad ke 13 adlh pewaris terakhir raja2 Sriwijaya. • Leluhur Sang Sapurba yakni Dapunta Hyang diperkirakan tlh bertolak dri Muara Takus (simpang Kampar Kiri-Kanan di Riau) menuju Palembang utk mendptkan pelabuhan yg lbh baik dr Muara Takus, yg semakin lama semakin dangkal dan jauh pula menjorok ke daratan. • Tdk heran, stlh org Melayu beragama Islam, menawarkan kedudukan raja kpd Sang Sapurba, sebab raja ini juga terkesan menerima agama Islam. • Pokok pikiran tentang kepemimpinan Melayu diantaranya yg terpntg ialah: a. Raja (pemimpin yg berkuasa) hendaklah memperbaiki kehdpan rakyat yg dipimpinnnya. b. Kedudukan raja (yg memimpin) dgn rakyat (yg dipimpin) berada dlm kedudukan yg seimbang ygmn hal ini ditegaskan oleh sumpah rakyat tdk akan durhaka kpd raja sdgkan raja tdk akan menghina rakyatnya. Sistem Politik (2) c. Jika rakyat melakukan dosa bsr (pelanggaran berat) maka hendaklah mempergunakan hukum Syarak. d. Brg siapa yg melanggar sumpah ini (baik raja maupun rakyat) kutuk Allah baginya, spt dibalikkan Allah rmhnya (hubungannya ke bwh kaki tiangnya ke atas). e. Jikalau ada raja (pemimpin pemegang teraju kekuasaan) memberi aib pd rakyatnya, alamat negerinya akan binasa. • Memimpin adlh melaksanakan nilai2 dlm sgl segi kehdpan, sehingga kehdpan itu meningkat martabatnya serta bertmbh tarafnya. • Smntr itu suatu kepemimpinan tdk dpt diharapkan mempunyai kemampuan utk meningkatkan martabat (kualitas) hdp maupun tgkt kesejahteraan (taraf hdp) jika tdk berpijak pd nilai2 yg mengandung keadilan dan kebnran. • Sebab, nilai keadilan dan kebnran itulah yg akan memberikan tmbgan, apakah seorg atau suatu lembaga tlh melaksanakan kepemimpinannya dgn baik atau seblknya. • Tiap sistem nilai memberikan asas, ketentuan, anjuran, larangan serta denda maupun sanksi (hukuman) sehingga org memperoleh arah dan cara bertndk yg sesuai dgn peri keadilan dan kebnrn itu. Sistem Politik (3) • Atas pertmbgan keadilan dan kebnran itulah orang Melayu, dlm sejarahnya tlh meninjau dan memeriksa kmbl sistem nilai yg mrk pakai. • Budaya Animisme-Dinamisme yg berpadu dgn Hindu-Budha dr leluhur mrk tlh mewariskan sistem nilai resam (tradisi) dan adat. • Sistem nilai tradisi digunakan utk mengatur hubungan manusia dgn alam, termsk dgn makhluk halus yg sebagian dipndg sbg dewa (Tuhan) yg dianggap ada maupun yg hny diada2kan dlm angan2. • Sdgkan sistem nilai adat tlh mengatur hubungan (pergaulan) antar manusia, baik antar individu dlm masyarakat maupun antar rakyat dgn raja. • Sistem nilai adat dan tradisi hny dirancang oleh manusia belaka dgn mempergunakan potensi budayanya meskipun perancangnya mgkn saja seorg leluhur yg bijaksana, namun nilai keadilan dan kebnrannya tetaplah terbts oleh ruang dan wkt. • Stlh org Melayu memeluk Islam, kedua sistem nilai itu sgr tampak kekrgan dan kelemahannya, sebab itu tetap diperlukan suatu sistem nilai yg bnr2 nilainya tdk rusak atau terpengaruh oleh ruang dan wkt. • Maka lslamlah yg dipndg sbg sistem nilai yg mampu melbhi sistem nilai buatan manusia itu dan sistem nilai Islam jangkauannya bs mendunia, bahkan mencapai jagat raya. Sistem Politik (4) • Sistem nilai ini mengatur hubungan manusia dgn alam, hubungan antar manusia maupun tata hubungan dlm bermasyarakat dan bernegara, dan semuanya ini berpuncak kpd hubungan manusia dgn Tuhannya. • Keadilan dan kebenarannya tak diragukan, sebab dtg dr Allah yg menciptakan alam semesta serta isinya. • Maka dgn dtgnya Islam, sistem nilai org Melayu menjd 3 mcm, yakni Islam, adat dan tradisi. • Ketiga macam sistem nilai itu tlh membntk semcm piramid; sistem nilai Islam berada pd tmpt plng tinggi, disusul oleh adat dan berakhir dgn tradisi pd lapisan yg plng bwh. • Utk mengawal ketiga sistem nilai itu jg hrs ada 3 mcm, pemimpin sbg org yg berpautan dlm bidangnya yg membntk lembaga kepemimpinan Melayu. • Sistem nilai agama pertama2 dipandu oleh ulama dpt mempunyai kedudukan yg cukup byk. • Pertama ulama dpt pula menjadi sultan dan raja. • Kedua, ulama dpt pula rnempunyai kekuasaan dlm kerajaan dgn jabatan sbg mufti, yaitu ketua mahkamah, atau lembaga pengadilan kerajaan. Sistem Politik (5) • Kekuasan lembaga adat serupa itu biasanya terbts pd puak dan suku dmn bergelar yg lazim ialah Datuk. • Kemudian adat yg lisan disempurnakan lagi oleh UU dan kanun (UUD) yang dibuat oleh kerajaan dlm bntk tulisan dmn UU ini dikawal oleh sultan, raja serta sgl pembsrnya. • Sistem nilai tradisi dipelihara terutama oleh para tokoh tradisi spt dukun, bomo, pawang dan kemantan, tp tokoh adat dan ulama jg ikut memainkan peranan dlm hal ini. • Para dukun mengatur hubungan dgn alam lgkgn, spt dlm upacara membuka hutan tanah, mengambil hsl laut dan hutan serta memberikan jasa pengobatan yg pd umumnya memakai ramuan dr flora dan fauna. • Tokoh tradisi ini jg srg bergelar-Datuk sebab mrk jg menguasai seluk-beluk adat, tp mrk jrg mendpt kedudukan formal berupa kekuasaan dr kerajaan. • Ketiga mcm sistem nilai ini tlh melahirkan suatu pola kepemimpinan Melayu dmn dlm pola itu terjalinlah pihak ulama, tokoh adat, pemegang teraju kerajaan (sultan dan raja) serta para tokoh tradisi spt dukun dan bomo. Sistem Politik (6) • Msg2 pihak memberikan pimpinan dlm bidangnya membntk suatu jalinan kepemimpinan yg terpadu krn semuanya memandang, kepemimpinan ini sbg cara berbakti kpd masyarakat dan negara dlm rangka mengabdi thd Tuhan. • Pihak ulama tlh memimpin urusan dunia dan akhirat, mrk terutama mengurus nikah-kawin, cerai dan rujuk, harta dan warisan. • Para datuk sbg tokoh adat mengurus antara lain nikah-kawin, pergaulan wrg suku dan antar suku, tanah ulayat, serta ternak dan ladang. • Pemegang teraju kerajaan (sultan-dan raja) brsm pembsrnya tlh mengurus persoalan politik, ekonomi, sosial, hubungan dgn kuasa luar pd tgkt kepntgan negara atau kerajaan. • Sdgkan tokoh tradisi (dukun dan bomo) memberikan bimbingan utk menjaga hubungan dgn alam sktr, spt mengatur upacara trn ke ladang, trn ke laut, mendirikan rmh, menangkap binatang, mengambil kayu di hutan serta memberikan jasa pengobatan dgn memakai berbagai ramuan dr alam. • Para ulama yg memainkan peranan dlm kehdpan sehr2 dituntut tdk kepalang tgg dlm ilmunya. • Ulama yg kepalang tanggung akan menyebabkan umat tdk mendpt arah dan petunjuk ya kokoh, sehingga umat yg dikawalnya disindir dgn ungkapan “siak tanggung, kafir tak jadi”, mksdnya menjd org Islam yg baik (siak) tdk tercapai, sehingga hampir menjd org kafir. Sistem Politik (7) • Para tokoh tradisi seperti dukun, bomo, pawang dan kemantan jg diawasi oleh masyarakat perilakunya. • Jika ada diantara mrk yg menyalahgunakan ilmu pedukunannya utk menganiaya org lain, berarti dia tdk mengambil jln kanan (jln yg bnr). • Dia mengambil jln kidal (jln yg sesat) dmn jln ini akan bertentangan dgn nilai2 Islam dan jg adat dan para dukun serupa itu akan dibenci dlm masyarakat, srg disisihkan dlm pergaulan. • Pekrjan dukun yg menyuburkan takhayul serta perbuatannya yg srg merugikan wrg masyarakat, dipandang oleh ulama membahayakan sendi ajaran Islam. • Krn itu ulama jg tampil memberikan jasa pengobatan, agar wrg masyarakat tdk lg terikat pd para dukun yg jahat itu. • Puak Melayu Sakai, Akit dan Suku Hutan yg berada di bwh pemerintanan kerajaan Siak Sri Inderapura, jg mendpt hak utk mengurus dirinya sndr dmn para pemangku adat mrk yg bergelar Batin jg diberi wewenang utk memelihara tnh ulayat dan menjlnkan adat serta tradisinya.