B u d a y a Antropologi : Metode dan Pokok Sosial dalam Penyususnan Teori PART I
BY : SONIA NURPRAMESWARI, M.SOS
Pendahuluan (1) • Antropolog beranggapan, manusia penduduk bumi yg bermacam2 ini beras al dr satu jenis, yakni Homo Sapiens. • Jika anggapan itu benar, sifat psikologis manusia penghuni bumi ini akan ta mpak sama pula, atau sekurang2nya memperlihatkan kesamaan2 ttt. • Lbh konkretnya, andaikata memang benar sifat psikobiologis penduduk kep ulauan Tobriand dan sifat psikobiologis bangsa Eropadk mengandung perb edaan yg berarti, msk akal jika diperkirakan budaya atau cara hdp kedua ba ngsa itu sehrsnya memiliki kesamaan jauh lbh byk drpd keadaannya skrg. • Selain kesamaan kebudayaan yg dpt dipandang sbg akibat dr “kesatuan” ps ikobiologis manusia, ada kesamaan lain yg tdk terjlskan dgn “kesatuan” tsb, tu kesamaan bentuk dan pola budaya yg cenderung bertitik temu, yakni pe rtumbuhan, perubahan atau perkembangan. • Masalah utama dlm antropologi ialah menjlskan kesamaan dan perbedaan budaya, pemeliharaan budaya maupun perubahannya dr masa ke masa yg hny dpt diamati dgn latar belakang stabilitas atau pemeliharan budaya. Pendahuluan (2) • Dgn mempelajari mekanisme, struktur, serta sarana2 di luar diri man usia yakni: alat yg digunakan manusia utk mentransformasikan dirinya sendiri yg dpt kita ketahui alasan perbedaan keyakinan, nilai, perilaku, dan bentuk sosial antara klpk satu dgn yg lain. • Mekanisme, struktur, dan sarana kolektif di luar diri manusia itu oleh antropolog disebut “budaya” (culture). • Culture diakui sbg suatu istilah yg omnimbus, mahaluas pengertiannya hingga peneloti mengemukakan krg bermanfaat sbg piranti analisis. • Ada alasan kuat bagi antropolog utk mempertahankan konsep culture itu dan menjaganya agar ttp dibedakan dr struktur sosial. • Alasan pertama, organisasi sosial tdklah mrpkn sesuatu yg unik pd ma nusia. • Alasan kedua, antropolog tlh mempermslhkan interaksi antara subsist em2 atau institusi2 struktur sosial, ideologi, dan teknoekonomi. Relativisme vs Perbandingan (1) • Teori dan metodologi para antropologi menggunakan relativistik dan komparatif. • Relativisme (teori idieologis) menyatakan setiap budaya mrpkn bentuk wujud/kon figurasi yg unik yg memiliki citra rasa khas dan gaya serta kemampuan tersendiri. • Kaum relativis menyatakan, suatu budaya hrs dinikmati sbg suatu kebulatan tungg al dan hny sbg dirinya sendiri. • Relativisme berguna sbg peringatan bagi kita dlm mempelajari budaya lain atau b udaya yg berbeda dgn budaya kita, hrs kita usahakan agar kita tdk terpengaruh ol eh prakonsepsi budaya kita sendiri. • Sdgkan komparativis menyatakan suatu intitusi, proses, kompleks atau ihwal, hrs dicopoti dari matrik budaya yg lbh bsr dgn cara ttt sehingga dpt dibandingkan dgn indtitusi, proses, kompleks atau ihwal2 dlm konteks sosiokultural lain. Relativisme vs Perbandingan (2) • Suatau monografi etnologipun menggunakan perbandingan dikrnkan etnograf blh dikatakan hrs memperbandingkan budaya yg sdg kita pel ajari dgn budaya lain yg sdh kita kenali melalui bacaan atau pengalam an. • Kedua padangan itu tdk memiliki titik temu dan tdk setuju diizinkan d gn adanya perombakan pd sebuah budaya, bahkan kedua pandangan i tu bersepakat tdk ada dua budaya atau lbh yg memiliki kesamaan yg s m persis. Perbandingan dan Tipe Struktural • Tipe struktural adlh suatu klasifikasi fenomena yg dipelajari mnrt cirinya yg pentin g dan menentukan, selg kita mendefinisikan ciri tsb. • Para antropolog lbh sadar diri dan lbh sistemetis dlm melakukan perbandaingan b iasanya melakukan dua jenis kajian yg pertama: perbandaingan skala kecil dlm su atu wilayah geografis, yg kedua adlh survei lintas budaya dgn skala bsr sejmlh bud aya yg tdk memiliki hubungan historis. • Ada dua kelebihan atau keuntungan pd saat mengkaji budaya dgn menggunakan s kala kecil: Keuntungan pertama dlm kajian ini lbh siap menggunakan teknik peneli tian lapangan tradisional. • Keuntungan kedua: masyarakat2 dgn teknologi sederhana disuatu kawasan geogr afis cenderung memiliki kemiripan struktural antara yang satu dgn yg lain. • Sementara kajian pd skala bsr memilki kelemahan pokok ialah ketdk mampuanny a mendeskripsikan tipe2 dgn sesuatu cara yg memungkinkan perbandingan pd se tiap tipe itu, msg2 antara tipe satu dgn tipe lain. Masalah Pendefinisian Teori (1) • Pengetahuan teoritik adlh pengetahuan yg berupaya menjelaskan fenomena emp irik. • Teori jg bkn sekedar ikhisar data yg ringkas, dikrnkan didlmnya tdk hny mengataka n “apa” melainkan jg “mengapa” sesuatu terjd sbg yg berlaku dlm kenyataan. • Teoripun hrs berfungsi ganda: pertama, menjelaskan fakta yg sdh diketahui dan k edua: membuka celah pemandagan br yg dpt mengantarkan kita menemukan fak ta br jg. • Idus Marphree berkata bila ihwal atau kejdan yg sm ditafsirkan dlm konteks teori tik yg berbeda, maka akan muncul jenis2 fakta yg berlainan pula, dikrnkan suatu t eori bersifat generalisasi. • Perbedaan Teori dgn generalisasi empirik pd bbrp hal yg penting: generalisasi em pirik memberikan label pd regularitas alami, sdg teori memberikan alasan berlgsg nya regularitas itu. Masalah Pendefinisian Teori (2) • Generalisasi empirik menembus hinggga melampaui pengamatan (obs ervasi), ttp kesuburan penjelasan terbatas. • Pernyataan deskriptif mengacu pd kejdan yg muncul dlm suatu kontek s ruang dan wkt ttt, sdgkan generalisasi empirik (induktif) menunjuk p d hubungan2 yg berlaku pd kondisi2 ttt tnp peduli ruang dan wkt. • Hubungan logis antara teori antara proposisi teori umum (proposisi yg mencoba mengatakan bkn hny apa yg terjd melainkan jg mgp sesuatu terjd sbg dlm kenyataan). • Hubungan ideal spt dikatakan para filsuf ilmu (yg jls dilandasi oleh pe mikiran fisika) atau disebut dgn deduktif. Hubungan antara Teori Etnologi dan F akta Etnografi • Gagasan luas dari berbagai ilmu dpt diterima apabila : pertama, perny ataan empirik ttg fakta yg didpt melalui pengamatan atau observasi. • Kedua : pernyataan teoritik yg bersifat spekulatif serta dpt berubah da n berbeda seiring dgn pergeseran titik pandang atau pendpt. • Perbedaan antara fakta dan teori dlm antropologi yakni berupa perbe dadaan etnografi (pemerian/deksripsi budaya) dan etnologi (pembent ukan teori ttg pemberian itu). • Julian Steward dlm bukunya “Cultural Causality and Law” “pengumpul an fakta itu sendiri bknlah prosedur ilmiah yg tlh memadai, fakta hnyl ah ada sehubungan dgn teori dan teori tdk rusak oleh fakta teori diga ntikan oleh teori2 br yg memberikan penjlsan yg lbh baik dr fakta itu. U I N R F THANK YOU SEE YOU NEXT MEETING ...!!!