Anda di halaman 1dari 7

Nama : Muhamad Taufiqurahman

Kelas : X TKRO B
No. Absen : 6

Heavy Lifting Procedure (Prosedur Pengangkatan Berat)

Pengangkatan atau yang umum disebut lifting dimana seseorang mengangkat beban yang berat
dengan bantuan alat berupa crane dapat menimbulkan resiko kecelakaan yang masuk kategori
fatality dan kematian.

Pengangkatan menggunakan crane harus dilaksanakan dengan prosedur pengangkatan material


berat atau heavy lifting procedure yang benar.
Karna tingkat resiko yang dapat ditimbulkan sangat berat, pengangkatan dengan crane juga
seringkali tergolong sebagai critical work dimana selain memiliki prosedur yang benar juga
harus diawasi sedemikian rupa untuk meminimalisasi resiko yang ada.

Heavy Lifting Procedure (Prosedur Pengangkatan Berat)


Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengangkatan dengan crane:
1. Pastikan semua dokumen yang terkait telah dilengkapi termasuk diantaranya adalah;

Working permit dan rigging plan harus disetujui oleh pihak-pihak yang berkompeten. 
Fungsi dari Rigging Plan/Lifting Plan sangatlah penting, karena disitu kita harus menganalisa
beberapa hal sebelum melakukan pengangkatan, dengan tujuan untuk memudahkan proses
pengangkatan di lapangan, koordinasi di lapangan lebih teratur (job sequence) serta
meminimalkan resiko kecelakaan yang terjadi pada saat pengangkatan.
Untuk membuat Rigging Plan kita harus mengumpulkan beberapa data seperti kapasitas crane,
kondisi crane, load chart crane, lifting accesoris (chain block, shackle, sling, dll), kondisi lokasi
untuk crane, berat material yang diangkat dan lain-lain sesuai dengan analisa dari engineer.
Contoh working permit
Berikut adalah contoh data/lampiran dari suatu Rigging Plan/Lifting Plan.

Lifting Data
Drawing Simulasi Lifting Equipment 
Load Chart Crane Tadano TR-350M

Data inspeksi alat berat yang digunakan disertai Surat Izin Operator (SIO) telah lengkap dan
dinyatakan Layak Operasi.

Inspeksi peralatan pendukungnya (lifting gear) telah dilaksanakan dan di catatkan serta
mendapatkan pengesahan penggunaan , biasanya berupa label inspeksi yang terpasang pada
alat bantu tersebut.
2. Melibatkan hanya orang yang memiliki kompetensi yang diperlukan. 
Pastikan orang yang terlibat dalam aktifitas tersebut memiliki kompetensi sesuai
kebutuhan. Salah satunya seperti tertera diatas; SIO operator, sertifikasi Rigger, pengawas dan
lain-lain.

3. Pastika pelaksanaan pengangkatan berada pada jalurnya. Antara lain:


 Dilakukan briefing sebelum memulai aktifitas
 Sign atau rambu-rambu dipasang sesuai dengan fungsi dan tempatnya

 Pada saat pengoperasian hanya orang yang berkepentingan yang ada disekitar pekerjaan. 
 Menaati aturan dasar pengangkatan. Dalam hal ini biasanya telah disebutkan dalam
rigiing plan atau JSA pekerjaan.
4. Saat selesai lakukan clean up dan pastikan segala sesuatunya ditinggalkan dalam
keadaan tidak membahayakan bagi orang lain.
Dengan menaati prosedur keselamatan yang telah ditetapakan dapat mengurangi resiko
terjadinya kecelakaan dalam proses kerja pengankatan berat dengan menggunakan crane.

Anda mungkin juga menyukai