Anda di halaman 1dari 5

UAS MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Nama : Hj Ranti Rizki Febriana


NIM : 1910312120032
Prodi/Kelas : Manajemen B
Mata Kuliah : Manajemen Keuangan Lanjutan
Dosen Pengampu : Dr. Fifi Swandari S.E, M.Si

1. Setelah lulus S1 Saudara menjadi Manajer Keuangan di perusahaan yang sudah terdaftar di
bursa. Menurut penelitian, sebagian besar pemegang sahamnya adalah dari golongan muda
yang agresif, bersemangat dan suka menghadapi risiko. Menurut Saudara teori pembagian
dividen yang sesuai dengan kondisi tersebut?
Jawab:
Menurut saya teori yang cocok untuk kondisi ini yaitu teori Tax Preference Theory, karena
teori Tax Preference Theory atau bisa dibilang teori perbedaan pajak (Litzenberger dan
Ramaswamy, 1979) ini dijelaskan bahwa para investor lebih menyukai Capital Gains karena
pemegang saham dapat menunda pembayaran pajak. Terlebih Capital Gains dapat dinilai
berisiko karena nilai saham naik turun sehingga risiko kerugiannya terbilang tinggi walaupun
dengan kemungkinan untung yang sama tingginya. Jadi bisa disimpulkan bahwa investor dari
golongan muda lebih memilih kebijakan capital gain daripada kebijakan deviden karena
kebijakan capital gain yaitu pajak rendah yang lebih rendah daripada deviden dan juga bisa
menunda pembayaran pajak. Jadi keuntungan yang didapat di masa yang akan datang juga
lebih besar, namun hal tersebut pastinya juga memiliki risiko yang lebih besar. Maka hal
tersebut menurut saya sangat cocok untuk investor golongan muda yang agresif, bersemangat
dan suka menghadapi risiko.
2. Jelaskan tentang kegiatan bank investasi kaitannya dengan dukungan pada perusahaan yang
akan go public. Salah satu kelemahan pada perusahaan yang go public adalah pemilik kurang
leluasa dalam mengambil keputusan. Apa arti pernyataan tersebut? Berikan contoh yang riil
dalam kasus bisnis.
Jawab:
IPO (Initial Public Offering) atau penawaran saham perdana adalah saham suatu perusahaan
yang menawarkan sahamnya kepada masyarakat untuk pertama kalinya. Jadi perusahaan
publik yang diperdagangkan dan sahamnya dapat dimiliki oleh investor. Perusahaan
memutuskan menjual sahamnya kepada publik, biasanya terjadi ketika si perusahaan ingin
mengumpulkan modal dengan harapan bisa berkembang. Jika sudah rilis IPO, siapa pun dapat
berinvestasi dan menjadi pemegang saham. Ketika orang mengatakan sebuah perusahaan “go
public“, itulah saat dimana perusahaan memutuskan untuk melakukan penawaran umum
perdana.
Karena siapa saja bisa berinvestasi di perusahaan, jadi, perusahaan yang go public memiliki
kelemahan, yaitu pemilik kurang leluasa dalam mengambil keputusan, artinya derajat
pengendalian yang dimiliki oleh pemilik terhadap perusahaan dengan sendirinya akan
menurun karena para pemegang saham public memiliki hak-hak yang dilindungi oleh hukum.
Contohnya yaitu kasus IPO Mahaka Radio Integra Tbk, Perusahaan milik pengusaha Erick
Thohir, PT Mahaka Radio Integra Tbk. menjadi emiten ke-3 pada 2016 di PT Bursa Efek
Indonesia dengan mencatatkan 525,24 juta lembar saham melalui pencatatan perdana saham
(initial public offering/IPO). Perseroan menerbitkan saham baru saat IPO sebanyak 105,05
juta lembar dengan saham eksisting 420,21 juta lembar. Harga saham saat IPO senilai Rp750
per lembar dengan nilai Rp100 per lembar. Perseroan berhasil mengantongi dana segar dari
IPO sebesar Rp78,78 miliar dengan kapitalisasi pasar Rp393,94 miliar. Perolehan dana
setelah IPO akan dialokasikan sebesar 40% untuk pembayaran utang kepada Bank UOB
Indonesia. Sisanya, sebesar 60% akan digunakan untuk pengembangan bisnis dan investasi.
Setelah go public, kepemilikan saham Mahaka Radio terdiri dari PT Beyond Media (52,2%),
PT Mahaka Media Tbk. (17,4%), PT Fajar Mentari (10,23%), PT Pratama Prima Utama
(0,17%), dan publik (20%).
3. PT. Pelita Hati menerbitkan obligasi yang mempunyai nilai nominal Rp. 20.000.000 yang
akan jatuh tempo dalam waktu 5 tahun dengan bunga 8% dibayar setiap paruh waktu.
Obligasi tersebut diterbitkan pada harga diskonto dikarenakan tingkat bunga pasar 10 %
setiap tahunnya. Hitunglah harga jual obligasi dan harga diskonto obligasi tersebut!
Jawab:
Diketahui: Nilai obligasi : Rp. 20.000.000
Obligasi : 5 tahun
: 10 periode
Bunga : 8%
: 4%
Bunga pasar : 10%
: 5% = 0,05
Pembayaran bunga per-periode : Rp. 20.000.000 x 4%
: Rp. 800.000
Ditanya: 1. Harga Jual Obligasi

2. Harga Diskonto Obligasi

Penyelesaian:

 Menghitung nilai sekarang dari nilai pokok obligasi.


Rumus = PVIF : 1/(1+r)t = 1/(1+0,05)10 = 0,6139
Maka, nilai sekarang dari nilai pokok obligasi adalah…
= nilai nominal obligasi x nilai sekarang faktor bunga (PVIF)
= Rp. 20.000.000 x 0,6139

= Rp. 12.278.000

 Menghitung nilai sekarang dari pembayaran bunga.


Rumus = PVOA : (1 – (1/(1+r)t)/r) = (1 – (1/(1+0,05)10)/0,05) = 7,7217
Maka nilai sekarang dari pembayaran bunga adalah…
= pembayaran bunga per-periode x nilai sekarang dari ordinary annuity
= Rp. 800.000 x 7,7217
= Rp. 6.177.000
 Mencari harga jual obligasi dan diskonto obligasi.
Harga jual obligasi = nilai sekarang pokok obligasi + nilai sekarang bunga

= Rp. 12.278.000 + Rp. 6.177.000

= Rp. 18.455.000

Diskonto obligasi = nilai nominal obligasi – harga jual obligasi

= Rp. 20.000.000 – Rp. 18.455.000

= 1.545.000

4. PT. Banua Bersinar (PT. BB) memiliki divisi Penyewaan Alat Berat. Baru-baru ini membeli
traktor seharga Rp 400.000.000,- dengan usia ekonomi 4 tahun. Traktor tersebut di depresiasi
dengan garis lurus. Tingkat pajak yang dikenakan sebesar 25%. Adapun tingkat keuntungan
yang disyaratkan sebesar 12%. Hitunglah nilai sekarang dari penghematan pajak dengan
bantuan tabel berikut. Mengapa penghematan pajak perlu dipertimbangkan dalam
menentukan biaya sewa oleh lessor. Apa yang dimaksud dengan tingkat keuntungan yang
disyaratkan?
Jawab:
Diketahui:
Biaya pembelian traktor : Rp 400.000.000
Usia ekonomis : 4 tahun
Tingkat pajak : 25%
Keuntungan : 12%

Thn Depresiasi Penghematan Present Value(12%) Nilai skrg. Penghematan pjk


Pajak
1 100.000.000 25.000.000 0,8929 22.322.500
2 100.000.000 25.000.000 0,7972 19.930.000
3 100.000.000 25.000.000 0,7118 17.795.000
4 100.000.000 25.000.000 0,6355 15.887.500
75.935.000
 Penghematan pajak sangat dipertimbangkan dalam menentukan biaya sewa oleh lessor
karena hal ini menyangkut dengan perawatan, penyusutan, dan risiko yang akan
ditanggung. Apabila pajak terlalu tinggi, dan dikhawatirkan mengurangi keuntungan
karena bertambahnya beban terkait dengan kemungkinan risiko yang akan ditanggung
dengan harga sewa tetap.
 Tingkat keuntungan yang diisyaratkan adalah tingkat keuntungan yang dihasilkan aset
bebas risiko ditambah premi risiko, dimana perusahaan tetap bisa menggunakan aset sesuai
ketentuan jatuh tempo tanpa risiko, karena risiko ditanggung oleh pihak leasing.
 Tingkat pengembalian yang dibutuhkan atau required rate of return adalah pengembalian
yang harus diperoleh dari dana yang diinvestasikan untuk menutupi biaya pembiayaan
investasi tersebut. Singkatnya, ini adalah tingkat pengembalian minimum yang diperlukan
untuk berinvestasi.

Anda mungkin juga menyukai