Anda di halaman 1dari 3

Knowledge management di Tesla

Knowledge management adalah proses yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil


maksimal dari sumber pengetahuan dan dapat didefinisikan sebagai melakukan aktivitas yang
terlibat dalam menemukan, menangkap, berbagi, dan menerapkan pengetahuan untuk
meningkatkan, dengan cara yang hemat biaya, dampak pengetahuan pada pencapaian tujuan
unit (Becerra-Fernandez & Sabherwal, 2015). Dalam konsep knowledge management dan
inovasi, dua jenis pengetahuan telah diidentifikasikan. Pertama adalah tacit knowledge
(knowing-how) yang menunjukkan pada pengetahuan yang sulit untuk dikatakan dan
dikodifikasi serta pengetahuan dalam pikiran manusia melalui pengalaman pribadi dan
pekerjaan. Yang kedua adalah explicit knowledge (knowing-that) dimana menunjukkan pada
pengetahuan berteori dan digitalisasi dalam informasi terdokumentasi yang dapat memfasilitasi
tindakan masa depan. Pengetahuan ini dengan mudah dapat diidentifikasi, diartikulasikan,
dibagikan, dan digunakan. Menurut Nonaka dan Takeuchi pengetahuan diciptakan melalui
interaksi antara pengetahuan tacit dan explicit yang kemudian dikemukakan dalam empat fase
konversi pengetahuan; sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi dan internalalisasi (Nonaka &
Takeuchi, 1995). Kemudian, berdasarkan empat fase tersebut model terintegrasi untuk
penciptaan pengetahuan yang terdiri dari lima tahap; 1) berbagi tacit knowledge, 2) penciptaan
konsep, 3) pembenaran konsep, 4) konstruksi arketipe dan 5) cross-leveling of knowledge baik
intra-organisasi maupun inter-organisasi, telah dikembangkan (Von, Ichijō & Nonaka, 2000).

Menggunakan konsep di atas untuk memahami knowledge management di Tesla,


pertama di Tesla SDM dianggap aspek strategis untuk tujuan perusahaan. Tim manajemen dan
tim teknik yang bekerja di Tesla memiliki latar belakang penting terkait dengan otomotif dan
industri high-technology. Tenaga kerja Tesla dibagi di antara kreasi Elon Musk lainnya
(SolarCity dan SpaceX) yang memungkinkan aliran pengetahuan menjadi konstan dan
pembagian pengetahuan tacit dapat diwujudkan. Selain ini, di Tesla untuk menyediakan
lingkungan kerja yang mendorong inovasi dan berbagi pengetahuan yang tacit mulai dari CEO
sendiri ke semua level karyawannya tidak ada kubikel bilik kantor dan pada prinsip tidak ada
kantor pribadi serta pintu untuk diketuk. Aspek tersebut dari Tesla berhubungan dengan fase
sosialisasi dan tahap pertama dari model penciptaan pengetahuan; berbagi tacit knowledge.

Kedua adalah fase eksternalisasi atau penciptaan konsep dari model penciptaan
pengetahuan. Pertukaran pengetahuan tacit berkembang dan kemudian membuat pengetahuan
eksplisit melalui metafora, analogi, atau diagram dan mengerjakan pengetahuan eksplisit ini
menuju pengembangan konsep baru yang berkontribusi pada intensi organisasi kolektif seperti
visi dan misi, tujuan, serta ekspektasi kinerja (Von, Ichijō & Nonaka, 2000). Terkait tahap ini,
di Tesla ada tujuan dan misi bersama untuk mempercepat transisi dunia menuju energi
berkelanjutan. Hal ini diwujudkan dengan strategi integrasi vertikal yang merupakan proses
memperoleh dan mengendalikan berbagai bagian dari rantai produksi yang sama. Tesla
membuat baterai, suku cadang, dan bahkan jok mobil sendiri yang memungkinkan membuat
komponen yang sesuai dengan tujuannya. Ini berarti bahwa tacit knowledge diolah menjadi
sebuah eksplisit knowledge atau konsep yang dipastikan di antara seluruh karyawan dan
manajer perusahaan serta anggota perusahaan dapat mengkomunikasikan ide-ide mengenai
konsep tersebut.

Selanjutnya pada tahap ketiga justifikasi konsep, konsep yang dibuat harus disahkan
melalui proses penentuan manfaat bagi baik organisasi maupun masyarakat. Menurut Musk,
"satu-satunya masalah makro terbesar yang dihadapi manusia abad ini adalah memecahkan
masalah energi berkelanjutan - yaitu, produksi dan konsumsi energi yang berkelanjutan."
(Zenlea, 2012) Oleh karena itu, agar membenarkan konsep dan tujuan perusahaan untuk
menciptakan lebih banyak lingkungan berkelanjutan, Tesla dengan jelas menginformasikan
kepada pelanggan serta masyarakat tentang bagaimana kendaraan mereka berpotensi
mengematkan energi. Berikutnya, setelah justifikasi konsep, konstruksi arketipe dilakukan
dimana fase kombinasi terjadi. Pada tahap ini setiap konsep yang dibenarkan kemudian
dikembangkan menjadi arketipe, baik itu produk, proses atau sistem (Von, Ichijō & Nonaka,
2000). Membangun arketipe membutuhkan jaringan di beberapa unit fungsional dalam
organisasi dan menghubungkan beragam pengetahuan eksplisit. Dalam kasus Tesla ini
dilakukan atas inisiatif dan pimpinan CEO, Elon Musk yang memperkenalkan beberapa model
mobil listrik terkemuka (Model S, Model X, dll.) yang menggunakan baterai litium-ion sebagai
hasil dan kontribusi konsep Tesla.

Dalam proses penciptaan pengetahuan, tahap terakhir adalah cross-leveling of


knowledge baik intra-organisasi maupun inter-organisasi. Terkait tahap ini, untuk mendorong
inovasi dalam industri Tesla menerapkan pendekatan yang unik terhadap penciptaan
pengetahuan menggunakan filosofi open innovation atau open source. Pada tahun 2014, Tesla
memutuskan untuk berkomitmen untuk tidak menuntut atas intensi baik penggunaan teknologi
yang tercakup dalam paten atau IP (kekayaan intelektual) Tesla untuk mendorong
perkembangan industri mobil listrik, dan inovasi yang mengatasi krisis karbon. Demikian,
melalui langkah-langkah knowledge management ini, Tesla terus mengembangkan
organizational knowledge creation dan melanjutkan siklus penciptaan pengetahuan untuk
inovasi baru.
Referensi:

Becerra-Fernandez, I., & Sabherwal, R. (2015). Knowledge management: Systems and


processes. New York: Routledge

Kim, Hyeonjoo. (2020). Analysis of how Tesla Creating Core Innovation Capability.
International Journal of Business and Management. 15. 42-61. 10.5539/ijbm.v15n6p42.

Nonaka, I., & Takeuchi, H. (1995). The knowledge-creating company: How japanese


companies create the dynamics of innovation. New York: Oxford University Press.

Perkins, G., & Murmann, J. (2018). What Does the Success of Tesla Mean for the Future
Dynamics in the Global Automobile Sector? Management and Organization Review, 14(3),
471-480. doi:10.1017/mor.2018.31

Von, K. G., Ichijō, K., & Nonaka, I. (2000). Enabling knowledge creation: How to unlock the
mystery of tacit knowledge and release the power of innovation. Oxford: Oxford University
Press.

Zenlea, D., (2012) “2013 Automobile of the Year: Tesla Model S,” Automobile Magazine, 1
November, 2012

Website:

What’s Driving Tesla’s Open Source Gambit?. (June 25, 2014) Knowledge@Wharton,


University of Pennsylvania. Retrieved from https://knowledge.wharton.upenn.edu/article/whats-
driving-teslas-open-source-gambit/

Anda mungkin juga menyukai