PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN
Setelah era efisiensi pada tahun 1950an dan 1960an, era kualitas
pada tahun 1970an dan 1980an, serta fleksibilitas dalam tahun 1980an
dan 1990an, maka kini kita hidup dalam era inovasi (Janszen,2000). Era
inovasi ini muncul karena situasi bisnis saat ini dipengaruhi oleh
banyak sekali perubahan yang berjalan cepat dan sulit diramalkan,
perubahan perubahan tersebut terutama disebabkan oleh pesatnya
perkembangan
teknologi
demokratisasi
(Business
informasi,
terjadinya
globalisasi,
serta
Week,2001:Garvin,2000;Schiro
2000).
adalah
bentuk
inti
Josepth Schumpeter
teknologi,
maka
Schumpeter
menamakannya
invensi
Meliputi
knowledge,
skill
dan
kompetensi
individu
dalam
yang
dimiliki
antara
perusahaan
dengan
customernya
penciptaan
dan
pengelolaan
pengetahuan
karena
pada
yang
juga
perlu
diuji,
dimutahirkan,
ditransfer,
dan
keunggulan
kompetitif
yang
berkelanjutan
Penciptaan
(belief
systems)
dimana
perasaan
atau
system
good
at
bringing
about
innovation
continuously
berkembang
secara
cepat,
dibutuhkan
pengembangan
serta
Kawalek
(2004)
menyatakan
bahwa
saat
ini
lingkungan
yang
kompetitif.
Menurut
Riset
Delphi
Group
langsung
terjadilah
suatu
mekanisme
yang
disebut
sharing
sebagai institusi.
Organization?
3. Bagaiman strategi dan implementasi
mewujudkan KM dalam
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk memberikan penjelasan dan menggali secara komprehensif
konsep Knowledge Manaement (KM) itu?
2. Untuk
mengetahui
peranan
Knowledge
Managememt
dalam
Learning Organization?
3. Untuk mengetahui
mewujudkan KM
BAB II
KERANGKA KONSEPTUAL
A. Definisi Knowledge
Isu keorganisasian saat ini mencakup critical task, sense of mission dan autonomy ;
serta perspektif analitis organisasi, yakni operator, manajer dan eksekutif. Sinergisitas
antara ketiga pelaku organisasi, diharapkan mampu menjawab tantangan perubahan
kedepan dan mencapai keunggulan kompetitif organisasi. Tuntutan perubahan secara
tidak langsung memaksa setiap organisasi untuk meninggalkan paradigma resource-based
competitivenesss, dan mulai untuk mempergunakan paradigma knowledge-based
competitiveness (Yuliazmi 2005), yaitu
keunggulan sumber daya dan lokasi menuju tumpuan baru berupa pengelolaan ilmu
pengetahuan dan teknologi sebagai sumber daya pengetahuan.
Dalam organisasi, knowledge diperoleh dari individu-individu atau kelompok orangorang yang mempunyai knowledge, atau kadang kala dalam rutinitas organisasi.
Knowledge diperoleh melalui media yang terstruktur seperti: buku dan dokumen,
hubungan orang-ke-orang yang berkisar dari pembicaraan ringan hingga ilmiah. Davidson
dan Voss (2003 ) mengatakan bahwa sebenarnya mengelola knowledge merupakan cara
organisasi mengelola karyawan mereka dan berapa lama mereka menghabiskan waktu
untuk menggunakan teknologi informasi. Sebenarnya menurut mereka ,Knowledge
Management adalah bagaimana orang-orang dari berbagai tempat yang berbeda mulai
saling bicara. Oleh karena itu, yang sekarang populer untuk digunakan adalah label
informasi ekonomi seperti: e-commerce, learning organization, dsb.
Knowledge sering didefinisikan sebagai "keyakinan dan kebenaran pribadi". Ada
banyak taksonomi yang menentukan berbagai macam Knowledge. Para ahli dibidang
informasi menyebutkan bahwa informasi adalah Knowledge yang disajikan kepada
seseorang dalam bentuk yang dapat dipahami; atau data yang telah diproses atau ditata
untuk menyajikan fakta yang mengandung arti. Sedangkan Knowledge berasal dari
informasi yang relevan yang diserap dan dipadukan dalam pikiran seseorang. Knowledge
juga berkaitan dengan apa yang diketahui dan dipahami oleh seseorang. Informasi
b.
c.
d.
e.
dapat
mengancam kehidupan.
4. Knowledge adalah informasi yang dikelola, disusun, disintesa atau disimpulkan
secara komprehensif, disadari atau dipahami. Lebih jelasnya, knowledge adalah
kombinasi meta data dan sebuah konteks yang disadari ketika meta data dapat
diaplikasikan secara sukses. Contoh : dari informasi dan data yang ada, pasien
kemungkinan memiliki Kasus flu yang serius
Sedangkan Davenport dan Prusak memberikan metode mengubah informasi
menjadi Knowledge melalui kegiatan yang dimulai dengan huruf C: comparation,
consequences, connections, dan conversation.
a. Comparison: membandingkan informasi pada situasi tertentu dengan situasisituasi lain yang telah diketahui
b. Onsequences: menemukan implikasi-implikasi dari informasi yang bermanfaat
untuk pengambilan keputusan dan tindakan
c. Connections: menemukan hubungan-hubungan bagian-bagian kecil dari
informasi dengan hal-hal lainnya.
10
wisdom
merupakan
pemanfaatan
dari
knowledge
yang
telah
yang
digunakan
dalam
membuat
keputusan-keputusan
yang
(counsciousness)
kategori
konten yang
pertama
berhubungan dengan masa lalu; keempat kategori tersebut berurusan dengan apa
yang telah terjadi dan apa yang telah diketahui. Sedangkan kategori konten yang
kelima, wisdom berkaitan dan berurusan dengan masa depan, dimana visi dan
rancangan dimasukkan sebagai bagian dari wisdom. Dengan wisdom , manusia
tidak hanya memahami masa kini dan masa lalu, tetapi manusia akan mampu
merencanakan masa depannya. Transisi dari data ke wisdom tersebut
digambarkan dalam bentuk hyrarki DIKW (Data, informasi, Knowledge, dan
Wisdom). Understanding mendukung transisi tersebut namun tidak merupakan
level tersendiri dalam DIKW.
11
adalah
bentuk
dari
Explicit
Knowledge
yang
telah
dan Takeuchi, 1995, Nonaka dan Konno, 1998; Akamavi dan Kimble, 2005; Tobing,
2007). Tacit knowledge merupakan knowledge yang diam didalam benak manusia
dalam bentuk instuisi, judgemenet, skill, values dan belief yang sangat sulit
diformulasikan dan dishare dengan orang lain. Konsep tacit Knowledge, merupakan
masalah mendasar dari KM untuk menjelaskan tacit Knowledge dan kemudian
membuatnya tersedia untuk digunakan oleh orang lain melalui usaha yang tidak
kenal lelah, dan kurang dimanfaatkan karena "organisasi tidak tahu apa itu
knowledge" (O'Dell dan Grayson, 1998). Knowledge yang berbentuk know how,
pengalaman, skill, pemahaman, maupun rules of thumb. Tacit knowledge ini kadang
susah kita ungkapkan atau kita tulis, karena knowledge tersebut tersimpan pada
masing-masing pikiran (otak) para individu dalam organisasi sesuai dengan
kompetensinya. Contohnya, seorang koki hebat kadang ketika menulis resep
masakan, terpaksa menggunakan ungkapan garam secukupnya atau gula
secukupnya. Soalnya memang dia sendiri tidak pernah mengukur berapa gram itu
garam dan gula, semua menggunakan knowhow dan pengalaman selama puluhan
tahun memasak.
Kedua jenis (Tacit dan Explicit) Knowledge tersebut oleh Nonaka dan Takeuci
(1995) dapat dikonversi melalui empat proses konversi, yaitu: Sosialisasi, Ekternalisasi,
Kombinasi dan Internalisasi.. Keempat jenis pros konversi ini disebut SECI Process
(S=Socialization; E=Externaliation; C=Combination, dan I= Internalization). Profesor
Nonaka menyatakan bahwa proses penciptaan knowledge orgaisasi terjadi karena
adanya interaksi (konversi) antara tacit knowledge dan explicit knowledge.
1. Sosialization
Yaitu : proses sharing yang diciptakan berdasarkan interaksi dan pengalaman
langsung, hal ini menyebakan terjadinya transfer tacit knowledge ke tacit
knowledge. Contohnya seperti: percakapan
(rapat, diskusi dan permuan bulanan) bagi SDM di orgamniasi. Melalui pertemuan
tatap muka ini, SDM dapat saling berbagi knowledge dan pengalaman yang
dimilikanya sehingga tercipta knowledge baru bagi mereka. Rapat dan diskusi yang
dilakukan secara berkala harus memiliki notulen rapat. Notulen rapat ini kemudian
menjadi bentuk eksplisit (dokumentasi) dari knowledge. Proses sosialisasi
merupakan perubahan pengetahuan dari tacit knowledge ke tacit knowledge. Proses
sosialisasi dapat dilakukan melalui pertemuan tatap muka seperti rapat, diskusi,
pertemuan bulanan, pendidikan dan pelatihan (training) dengan mengubah tacit
trainier menjadi tacit knowledge para karyawan. Sementara untuk proses
13
sistem
KM
yang
akan
dikembangkan,
fitur-fitur
untuk kemudin dimanfaatkan oleh organisai dalam menjalakankan tugas pokok dan
fungsinya.
Proses
eksternalisasi
dapat
terwujud
diantaranya
melalui
pendokumentasian notulen rapat atau hasil diskusi (yang merupakan bentuk eksplisit
dari knowledge yang tercipta saat diadakannya pertemuan) ke dalam bentuk
elektronik untuk kemudian disimpan dan dipublikasikan bagi yang membutuhakan
3.
organisasi
dan
internet
untuk
memperoleh
sumber
external.
15
16
Selain itu, kegiatan diskusi yang non formal juga banyak dilakukan oleh karyawan
seperti ketika waktu istirahat (break) atau waktu berkumpul bersama di luar kantor. Dan ,
tidak hanya dapat menambah pengetahuan namun juga dapat memecahkan masalah
ataupun menunjang pekerjaan. Karena ketika melakukan sharing knowledge, mereka
tidak hanya memperbincangkan mengenai sistem kerja namun juga pengetahuan atau
informasi diluar pekerjaan seperti hobi dan lain sebagainya[elaksanaan tidak mengalami
hambatan berarti dalam melakukan knowledge sharing seperti ketakutan jika
pengetahuannya berkurang ataupun ketidakamanan ketika membagi pengetahuannya.
Artinya faktor kepercayaan atau trust antara karyawan sudah cukup tinggi. Karyawan
tidak lagi enggan berbagi pengetahuannya karena budaya kepercayaan dan keterbukaan
sudah terbangun.
2. Proses Eksternalisasi
Proses eksternalisasi merupakan perubahan pengetahuan dari tacit knowledge ke explicit
knowledge yang dapat dilakukan dengan cara mendokumentasikan notulen rapat atau
hasil diskusi baik berupa tercetak maupun elektronik. Pendokumentasian kegiatan
knowledge
sharing
yang
paling
banyak
dilakukan
oleh
karyawan
adalah
mendokumentasikan hasil rapat atau diskusi yakni sebesar 30,8% kemudian hasil diklat
atau training yakni sebesar 23,1%. Sedangkan untuk bentuk pendokumentasian sudah
cukup variatif, seperti berupa jurnal pribadi, laporan kegiatan dan portal, blog atau
website.
Upaya mendokumentasikan hasil kegiatan knowledge sharing yang sudah dilakukan
karyawan itu, perlu mendapatkan perhatian khusus baik dari tingkat unit manager hingga
general manager agar bisa dijadikan sebagai modal organizational knowledge. Menurut
pendapat Setiarso (2009) mendokumentasikan hasil knowledge sharing yang baik,
dibutuhkan suatu repository atau tempat penyimpanan khusus serta proses pembelajaran
yang berkelanjutan untuk mewujudkannya hasil knowledge sharing ke dalam bentuk
konsep-konsep atau sistem yang tertulis yang nantinya mudah dimengerti oleh orang lain
yang membacanya ataupun bisa dimanfaatkan kembali jika diperlukan atau juga dapat
dipublikasikan kepada mereka yang berkepentingan.
3. Proses Kombinasi
Proses kombinasi merupakan perubahan pengetahuan dari explicit knowledge menjadi
explicit knowledge, yang dapat dilakukan dengan cara melakukan pertukaran dokumen
kerja yang dilakukan antar karyawan. Jadi pengetahuan yang sudah terdokumentasikan
melalui proses eksternalisasi diatas seperti hasil rapat, hasil diklat atau training, kembali
disharing atau dibagikan kepada rekan kerja lain untuk saling bertukar informasi atau
17
18
menunjukkan bahwa responden sudah melakukan secara rutin yakni setiap hari dengan
presentase sebesar 70 %.
Proses internalisasi ini menjadi salah satu bagian dari knowledge sharing yang cukup
penting juga karena melalui pencarian informasi yang beragam dengan berbagai media
yang digunakan tidak hanya bisa menambah pengetahuan yang dimiliki seorang
karyawan tapi juga bisa untuk disharingkan kepada rekan kerjanya. Semua dokumen,
data, informasi dan knowledge yang sudah didokumentasikan baik berupa tercetak
maupun elektronik yang bisa dibaca oleh orang lain, bisa meningkatkan knowledge
sumber daya manusia karena didalamnya karyawan bisa melakukan aktivitas belajar
mengenai informasi yang didapatkannya tersebut. Menurut Setiarso (2009), untuk dapat
mendukung proses internalisasi, dibutuhkan suatu sistem atau alat bantu pencarian dan
pengambilan dokumen. Content Management, selain dapat mendukung proses
kombinasi, juga dapat memfasilitasi proses internalisasi ini. Karena pemicu dalam proses
ini adalah penerpan learning by doing. Setiarso juga menjelaskan jika pelajaran tertulis
atau explicit knowledge yang didapat melalui pendidikan dan pelatihan bisa menjadi
sumber pengetahuan atau knowledge para karyawan.
C. Pengetahuan dalam Knowledge Management
Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui
atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak
dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur
yang secara probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna. Menurut
Notoatmodjo (2003) pengetahuan adalah merupakan hasil dari Tahu
dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu
objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia,
yaitu: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan,
pengalaman orang lain, media massa maupun lingkungan. Lebih lanjut
Notoatmodjo
menjelaskan
bahwa
pengetahuan
adalah
hasil
indera
yang
dimilikinya
(mata,
hidung,
telinga,
dan
sebagainya).
Secara epistimologi, dimensi pengetahuan ini pada dasarnya
berdasarkan pada tacit knowledge dan explicit knowledge. Polanyis
mempopulerkan nama kedua jenis pengetahuan tersebut, manusia
19
hanya
mewakili
sepersekian
persen
dari
keseluruhan
kodifikasi
pengetahuan
faktual
berdasarkan
pengalaman
21
Davenport menambahkan
pelajaran yang dipelajari, yang ada dalam diri/ pikiran seseorang menjadi informasi
yang dapat digunakan setiap orang.
Jerry Honeycutt, (2000) memberikan definisi Knowledge Manajemen adalah suatu
disiplin yang memperlakukan modal aset intelektual yang dikelola (Sebab menurutnya
konsep manajemen Knowledge (knowledge management) pada dasarnya adalah
berkembang dari kenyataan bahwa dimasa sekarang dan dimasa depan, aset utama
sebuah organisasi agar mampu berkompetisi adalah aset intelektual atau Knowledge
bukan aset kapital.
Sedangkan Robert Buckman (2004) yang merupakan salah satu CEO yang terjun
langusng dalam memimpin implementasi KM di Perusahaan Buckman Labs, memilih
definisi KM berdasarkan American Productivity and Quality Centre (APQC) .
Definisi menurut APQC yang digunakan untuk Buckman Labs adalah systemic
approach to help information and knowledge emerge and flow to the righ people at
righ time to create value. Definisi tersebut menyebut bahwa manusia sebagai bagian
dari kosnep KM yang diyakini meruakan unsur utama dari keberhasilan implementasi
KM di Buckman Labs. Bandingkan misalnya dengan definisi dari IBM consulting
Group dan pioneer KM Karl-Erik Sveiby mendefinisikan KM sebagai art of creating
commercial valuer from intangible assets
Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa Knowledege managemen adalah sistem
yang
mentranformasikan
informasi-informasi
yang
ada
dalam
pikiran
maanusia/individu organisasi menjadi suatu yang praksis dan dapat dinikmati oleh
seluruh organsiasi serta dapat membawa manfaat dalam organisasi.
Arti penting Knowledge Management ini semakin besar ketika lingkungan semakin
dinamis, persaingan global semakin meningkat, perubahan teknologi dan teknologi
informasi semakin cepat, serta tuntutan masyarakat yang semakin beragam dan cepat
berubah. Dalam kerangka KM inilah terjadi perubahan orientasi strategy organisasi
dari market based view menuju Resoure based view. Suatu organisasi agar dapat
mencapai visi dan misinya harus mengelola Knowledge yang dimilikinya dengan baik
agar dapat bersaing dengan organisasi yang lain .Knowledge dalam hal ini merupkan
intangible
mampu menciptakan kapabilitas. Jika Kapabilitas ini melekat dalam diri karyawan
suatu organisasi , maka ia dapat menjadi dasar bagi terciptanya kompetensi. Jika
22
kompetensi ini mampu mendorong organisasi mencapai kinerja yang tak tertandingi
oleh organisasi lain maka ia dianggap telah menjadi kompetensi inti.
Sebenarnya konsep pengelolaan Knowledge merupakan konsep lama, perbedaannya
KM memungkinkan kita untuk tidak perlu memulai segalanya dari nol lagi (We don't
have to always reinventing the wheel). Dalam kerangka Knowledge Management
inilah tampaknya Chao (1998) menyarankan bahwa organisasi seyogyanya mengelola
informasi dalam tiga arena, yakni (sense making, knowledge creating dan decision
making) sebagaimana gambar dibawah ini:
Sense Making
Knowledge Creating
Sumber: Choo, 1998 Decision Making
bukanlah
kegiatan
masa
kini
saja,
persoalannya
sekarang
adalah
23
Pertama,
24
25
b. Peningkatan
aset
pengetahuan.
Sumber
pengetahuan
akan
memberikan
26
knowledge
sebagai sumber knowledge, manusia pada hakikatnya juga merupakan pelaku dari
proses proses yang ada di dalam KM. Jika proses knowlege sharing/tranfer dan
Knowledge cretionn tidak dapat berjalan, maka persoalan utamanya adalah karena
tidak adanya kemauan dan kemampuan mnusia untuk melakuknnya.
Dalam konteks secara umum, pelaksanaan KM menghadapi masalah utama yaitu
masalah perilaku. Pertama, berkaitan dengan ketidakmauan orang untuk berbagi.
Kedua berkaitan dengan ketidakdisiplinan untuk selalu menuliskan apa yang
didapatkan. Ini merupakan suatu kendala karena budaya Indonesia lebih cenderung
pada budaya lisan. Orang Indonesia belum bisa mendisiplinkan diri untuk selalu
menuliskan pengetahuan dan pengalaman yang dialami dalam suatu sistem sebagai
suatu aset organisasi
KM membutuhkan orang yang kompeten sebagai sumber pengetahuan, tempat
untuk melakukan diskusi, dan isi dari diskusi itu sendiri.Penerapan knowledge
management yang berhasil harus didukung dengan ketersediaan manusia yang
kompeten. Oleh sebab itu hal pertama yang perlu dikembangkan adalah
kompetensi manusia yang ada dalam organisasi dan kemudian memastikan
individu dalam organisasi mengetahui dengan jelas peran dan tanggung jawab
masing-masing dalam mengelola pengetahuan dan menjalankan proses knowledge
management (mempelajari, meningkatkan, atau mengalirkan pengetahuan).
disarankan pada organisasi untuk menunjuk/mempekerjakan seorang document
control atau knowledge manager yang bertanggung jawab mengelola sistem
knowledge
management
dengan
cara
mendorong
para
karyawan
untuk
merekam
manajemen
yang
integratif
berbasis
kowledge.
Pemimpin
harus
proses
learning
dengan
memastikan
individu-individu
pertanyaan
bagaimana
seharusnya
mengelola
harus
didukung,
pengetahuan
dan
bagaimana
menggunakan
sehingga
bahkan
kreativitas
berdampak
organisasi
yang
kemudian
dapat
kemandulan
kepada
lebih
kompetitif
dibanding
pesaingnya
karena
Paradigma
ini
menganggap
bahwa
solusinya
terletak
pada
dipandang
pada
sebagai
apa
memperimbangkan
yang
mengenai
aktivitas
problem
diberikan
apa
yang
solving
organisasi,
diciptakan
yang
tanpa
dengan
dari
diasumsikan
aktivitas
bahwa
organisasi.
interaksi
Oleh
karena
itu,
dapat
organisasi
dengan
lingkungan
pengetahuan
lebih
penting
di
saat
organisasi
hanya
33
daripada
informasi
tersebut
hanya
sekedar
dan
diproses
epistimologi
untuk
proses
pengelolaan
organisasi.
Dari
proses
sisi
penciptaan
ontologi
pengetahuan
penciptaan
pengetahuan
dalam
pada
dasarnya berasal dari individu. Oleh karena itu, bila kita sering kali
mendengar
istilah
penciptaan
pengetahuan
organisasi
pada
konteks
kepada
anggota
organisasi
untuk
dipahami
sebagai
sebuah
proses
di
mana
organisasi
pada
tingkat
internal
organisasi
maupun
ke
tingkat
terhadap
diperlukan
pengetahuan
untuk
menentukan
yang
telah
apakah
terbentuk
pengetahuan
sementara
pengetahuan
bersifat
objektif
(explicit)
merupakan
suatu
bentuk
proses
analog
yang
konteks
epistemologi
ini
bahwa
mengenai
selama
pengetahuan
ini
argumen
lebih
tradisional
berfokus
kepada
personal
belief
dan
menekankan
pentingnya
antara
sudut
pandang
epistemologi
tradisional
mengenai
dapat
dipakai
secara
bergantian,
pada
dasarnya
dapat
atau
mengubah
pengetahuan.
Dretske
(1981),
bahwa
informasi
adalah
suatu
arus
pesan-pesan,
atas
psikologi
prilaku
dan
mengabaikan
pernyataan
bahasa
dengan
tindakan
manusia
dalam
pengertian
36
organisasi
harus
memfokuskan
perhatian
pada
ketidakseimbangan
pemrosesan
informasi.
Selain
penekanan
itu,
terhadap
terdapat
peranan
kekurangpekaan
37
individu
untuk
menciptakan
pengetahuan.
Penciptaan
pengetahuan
individu
dan
mengkristalisasikan
Tugas
rutin
berpikir
pada
kreatif
dasarnya
seorang
mengurangi
individu
dalam
kualitas
tacit
knowledge
mereka.
Kedua,
faktor
yang
terhadap
pengalaman
yang
merupakan
pentingnya
refleksi
dalam
tindakan.
sehingga
pengetahuan
tersebut
dapat
diperluas,
perpektif
individu
terartikulasi
dan
konflik-konflik
penting
terutama
dalam
menjamin
ketepatan
lingkungannya,
terutama
kepada
pelanggan
dan
pemasok.
Self-organizing team dapat memicu penciptaan pengetahuan
organisasi melalui sua proses, yaitu pertama, organisasi
memfasilitasi tumbuhnya saling percaya di antara anggota
organisasi dan mempercepat terciptanya perspektif yang
secara eksplisit berasal dari anggota organisasi itu sendiri
yang dikenal sebagai tacit knowledge. Kedua, berbagai
perspektif implisit yang dikonseptualisasikan melalui dialog
yang kontinu di antara anggota organisasi. Dialog kreatif ini
akan
terealisasi
hanya
ketika
tersedia
informasi
yang
3) Pengkonseptualisasian
Setelah tercipta saling percaya di antara anggota organisasi
dan telah terbentuk secara implisit perspektif yang sama
melalui berbagai pengalaman, tim selanjutnya memerlukan
pengartikulasian perspektif melalui dialog yang kontinu. Mode
yang dominan dalam pengubahan pengetahuan dalam tahap
ini adalah eksternalisasi. Teori organizational learning telah
banyak memberikan perhatian terhadap proses ini. Perspektif
tacit diubah ke dalam bentuk konsep eksplisit yang dapat
dibagi kepada tim. Dialog secara langsung memfasilitasi
proses ini dengan menggiatkan eksternalisasi pada level
individual. Dialog dalam bentuk tatap muka merupakan salah
satu upaya membangun konsep karena hal ini memebrikan
peluang bagi seseorang untuk menguji asumsi maupun
hipotesisnya. Interaksi sosial ini merupakan wahana yang
sangat kuat di dalam memperbaiki ide-ide seseorang. Untuk
itu, dialektika merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas
dialog.
Melalui
penggunaan
paradoks-paradoks,
dialektika
kontradiksi-kontradiksi
dapat
mendorong
dan
berpikir
pengetahuan
telah
tersedia.
Kecepatan
tindih.
Proses
pengembangan
produk
pada
pencarian
interaktif,
dan
informasi
yang
42
meluas
secara
lateral
dan
mencakup
seluruh
analisis
dan
liniear.
Di
dalam
sistem
ini,
staf
di
setiap
bagian
oleh
pimpinan.
Di
dapat
terlibat
di
dalam
seluruh
tahap
dengan
satu
upaya
untuk
menciptakan
dan
terakhir
menyatukan
dan
benar-benar
bermanfaat
bagi
organisasi
dan
dan
estetikanya.
Dorongan
untuk
memulai
organisasi,
konsep
yang
telah
diciptakan,
disebarkan
ke
seluruh
jaringan
organisasi.
Pengetahuan
Lingkungan
merupakan
sumber
pemicu
oleh
pelanggan
itu
sendiri.
Oleh
karena
itu,
45
dalam
bentuk
pembelian,
menyesuaikan,
konsep,
mengkristalisasikan,
menilai
kualitasnya,
pengetahuan
dalam
melahirkan,
menciptakan,
menangkap,
dan
lain
dari
pengakuisisian
yang
berarti
menciptakan
penggunaan
pengetahuan
yang
sudah
ada
juga
pengetahuan
yang
dibutuhkan
oleh
organisasi.
Organisasi
muncul
dicapai
atau
karena
ingin
menambah
persediaan
pengetahuannya.
Organisasi yang membeli pengetahuan dari organisasi lain
karena pengetahuan yang dimiliki organisasi tersebut berasal
dari orang-orangnya, berasal dari kepala setiap karyawan dan di
dalam
komunitas
perusahaan
yang
tersebut.
memang
Selain
itu,
mengetahui
organisasi
kebutuhan
juga
dapat
subjektif.
Hampir
seluruh
kesepakatan
kerja
sama
selama
jangka
waktu
kontrak
dengan
sejumlah
jaringan
kerja
samanya.
Kolaborasi
antarindividu
47
terjadi
antarindividu
akan
mempromosikan
aktivitas
sarana
antarogranisasi
mensosialisasikan
juga
pengetahuan.
berpotensi
untuk
Kolaborasi
menjadi
sumber
Berbagai
macam
teknologi,
menggerakkan
karena
merupakan
itu,
kemampuan
gambaran
pengetahuan.
Perubahan
mengakuisisi
kapasitas
lingkungan
yang
pengetahuan
organisasi
dihadapi
oleh
menyerap
organisasi
pengetahuan
tersebut
untuk
selanjutnya
dapat
dari luar organisasi dan bisa juga berasal dari dalam organisasi.
Organisasi dapat memperoleh informasu dan pengetahuan dari
luar melalui beberapa metode antara lain:
1) Patok duga dari organisasi lain
2) Menghadiri kegiatan-kegiatan konferensi
3) Menyewa konsultan
4) Membaca berbagai materi hasil cetakan misalnya, surat
kabar, surat elektronil, dan berbagai terbitan jurnal ilmiah
5) Menonton televisi, video, dan film
6) Pengamatan terhadap berbagai kecenderungan persoalan
ekonomi, sosial, dan teknologi
7) Mengumpulkan data dari para pelanggan, pesaing, dan
sumber-sumber lainnya
8) Menyewa staf baru yang memiliki kualifikasi pengetahuan dan
keterampilan tertentu
9) Berkolaborasi dengan organisasi lain, membangun aliansi, dan
berbagai bentuk kerja sama lainnya.
c. Transfer dan Pengubahan Pengetahuan
Sebuah
organisasi
yang
menjalankan
manajemen
yang
berlebihan.
Proses
ini
juga
memungkinkan
pengetahuan
dari
berbagai
macam
individu
49
dengan
baik
seperti
email,
chatting,
dan
diharapkan
dapat
pengetahuan
membantu
baru.
Di
menyerap
perusahaan
dan
Jepang
memahami
secara
keseluruhan
proses
berlangsung
manajemen
tidak
tradisional,
hanya
tetapi
juga
melalui
cara-cara
dapat
dilakukan
50
karyawan
sehingga
waktu
dan
perhatian
yang
kantor
akan
membantu
organisasi
melakukan
produk
penting
berdasarkan
dicata
bahwa
permintaan
metode
transfer
pengetahuan
yang
berlangsung
di
dalam
untuk
mendorong
karyawan
serius
berbagi
organisasi.
Beberapa
diantaranya,
yaitu
dengan
berinteraksi
secara
menyediakan
mengenai
informal.
peluang
hal-hal
Metode
pertukaran
yang
belum
piknik
dapat
antarkaryawan
pernah
mereka
perbincangkan terkait dengan pekerjaan mereka seharihari. Demikian juga peka pengetahuan merupakan forum
yang lebih teratur dengan baik yang mampu mendorong
pertukaran pengetahuan, tetapi masih memungkinkan
terjadi spontanitas. Kegiatan ini akan membawa setiap
orang bersama-sama tanpa prasangka mengenai siapa
yang harus berbicara kepada siapa.
Pekan pengetahuan ini merupakan salah satu metode
transfer
pengetahuan
yang
tidak
terstruktur,
namun
pengetahuan
merupakan
proses
yang
relatif
berkomitmen
melakukan
pentransferan
tacit
peta
pengetahuan.
Peta
pengetahuan
52
merupakan
bagian
infrastruktur
transfer
pengetahuan
Memperluas
transfer
pengetahuan
dapat
organisasi
secara
prinsipil
sangat
menentukan
Pentransferan
dan
pengubahan
pengetahuan
aktivitas
pentransferan
dan
pengubahan
53
karyawan
lingkungan
di
yang
Transfer/konversi
dalam
organisasi
paling
kondusif
pengetahuan
dari
dan
menetapkan
untuk
individu
ke
kreatif.
struktur
di
setiap
komponen
strategi
pentransferan
pengetahuan.
Dalam upaya pentransferan pengetahuan baik antarindividu
ataupun antarorganisasi terdapat hambatan besar dalam
upaya tersebut, yakni adanya kultur penghambat yang
dinamakan dengan pertentangan (friction). Pertentangan akan
memperlambat dan bahkan dapat mencegah berlangsungnya
proses transfer pengetahuan dan kemungkinan mengikis
pengetahuan yang sudah ada. Tabel berikut menjelaskan
beberapa contoh pertentangan dan cara mengatasinya.
Pertentangan
Kurangnya kepercayaan
melalui
54
dan
pertemuan
yang
waktu
dan
pekerjaan
tempat Menetapkan
berkelompok,
ruangan
waktu
dan
rotasi
tempat
pengetahuan:
pekan,
percakapan,
laporan
konferensi
Status dan penghargaan terhadap Evaluasi kinerja dan menyediakan
pemilik pengetahuan
dibagi
Kurangnya kapasitas menyerap dari Mendidik
penerima
karyawan
agar
lebih
ide-ide
Kepercayaan bahwa pengetahuan Mendorong pendekatan non hierarki
merupakan
hak-hak
kelompok tertentu
sumber
Tidak toleran terhadap kesalahan Menerima
atau kebutuhan membantu
dan
menghargai
berarti
belum
ditransfer.
pengetahuan tidak
Semata-mata
hanya
pengetahuan
tidak
sekedar
mentransmisi
dan
lebih
kepada
terjadinya
peningkatan
kemampuan
Nonaka
dan
Takeuchi
(1995)
menyatakan
bahwa
langkah-langkah
bagaimana
menggunakan
dan
penting
bagi
organisasi
menurut
banyak
kalangan
bagaimana
proses
penciptaan
pengetahuan
dapat
(storage),
penemuan
(retrieval),
penerapan
seyogyanya
menangkap,
dan
organisasi
menempatkan
dapat
menciptakan,
pengetahuan
organisasi
(1988)
membedakan
antara
pengetahuan
internal
seperti
transkrip
diskusi
beberapa
jenis
sistem
penyimpanan
penyimpanan
kembali
yang
pengetahuan
digunakan
antara
lain
dalam
dapat
data.
Sistem
penyimpanan
lain
juga
57
mengenai
seperti
fakta
dengan
pengetahuan
pengetahuan
mengenai
bagaimana
penggunaan
kembali
pengetahuan
pengontekstualisasian
kembali
pengetahuan,
yang
bermanfaat,
termasuk
membantt
mereka
digunakan
sendiri
yang
dimaksudkan
untuk
diformalkan.
Catatan
pribadi
sering
kali
berisi
bentuk
dokumen
publik.
Ketika
pihak
lain
sama,
umumnya
dipercaya
dapat
bersifat
umum
dan
teknis,
tetapi
juga
dokumen
eksplisit
secara
rindi
ke
cara
penggunaannya
pendokumentasian
menggunakan
kemungkinan
pihak
dokumen
lain
akan
tersebut
salah
dan
juga
menggunakan
dama
berarti
melakukan
usaha
lain
untuk
empat
bentuk,
yaitu
menangkap
atau
dapat
komunikasi
dicari
kembali
informal
arsip
tersebut.
tersebut
Kedua,
sebagai
hasil
pendokumentasian
60
oleh
brainstorming,
fasilitator
atau
dengan
mungkin
menggunakan
dimediasi
oleh
teknik
sistem
dapat
sebelum
berlangsung
terstruktur,
melalui
kegiatan
misalnya
intervensi
pendokumentasian
memang
sengaja
dapat
dilakukan,
berlangsung
seperti
melalui
karena
kegiatan
membersihkan
dan
memangkas
serta
pengetahuan
pengguna
dengan
yang
ingin
menemukan
cara
yang
lebih
digunakan
kembali,
pengetahuan
tepat,
yang
membantu
61
sama
bahwa
pemanfaatan
pengalaman
manusia
khusus,
berbagai
tanggapan
dan
hasil
sering
pengetahuan
kali
yang
disebut
telah
dengan
rekontekstualisasi
didekontekstualisasi
pada
saat
dan
posisi
sehingga
membentuk
suatu
formasi
dan
pola
permainan yang fit dengan strategi yang ditetapkan serta efektif dan
efisien dalam memenangkan kompetisi.
Strategi pengelolaan knowledge sebagai penjabaran strategi
perusahaan, juga merupakan faktor lainnya yang harus diperhatikan
dalam pengorganisasian KM. Strategi KM sangat menentukan apakah
bentuk pengelolaannya terpusat di mana dalam satu korporasi dikelola
satu unit tersendiri, atau kombinasi terpusat dan terdesentralisasi, di
mana selain pengelola di pusat ada juga organisasi yang mengelola di
divisi (di mana hubungan antar pengelola di pusat dan di divisi bersifat
independen).
Sebagaimana
manahemen
suatu
ditunjukkan
perusahaan
gambar
Pendefinisian Pera
Job
Perancangan Struktur
organisasi.
Sedangkan
pendefinisian
pekerjaan
KM
dalam
perusahaannya.
Struktur
organisasi
KM
akan
struktur
ditetapkan,
maka
proses
selanjutnya
adalah
atau
unit-unit
organisasi
eksisting.
Pada
proses
ini
didefinisikan:
a. Unit atau komponen organisasi mana saja yang harus mencatu
informasi ke unit KM,
b. Informasi apa saja yang dibutuhkan oleh unit KM,
c. Unit mana saja yang menerima hasil kerja unit KM dan laporannya,
d. Bagaimana ekspektasi unit lain terhadap unit KM, informasi atau
kualitas laporan seperti apa yang diinginkan unti lain dari unit KM,
e. Proses apa saja yang akan dilakukan oleh unit-unit lainnya terhadap
hasil kerja unit KM dan laporan yang diterima mereka dan bagaimana
feedback terhadap unit KM.
Tahapan
pengukuran
terakhir
serta
adalah
implementasi
pengevaluasian
kinerjanya.
organisasi
baru
Dalam
tahapan
dan
ini
65
66
BAB III
IMPELEMNETASI KNOWLEDGE MANAGEMENT (STUDI KASUS)
A. Penerapan Knowledge Management di PT Unilever (ULI)
PT Unilever adalah pemenang KM award tahun 2006, Penerapan KM di
PT ULI adalah sebagai berikut :
1. Pengelolaan Organisasi
a. Komunikasi Pemasaran yang Bersifat One-Voice.
Maksudnya adalah, walaupun elemen komunikasi pemasaran
yang digunakan berbeda-beda dalam meraih konsumen namun
semua itu harus dapat dikoordinasi dengan cara yang tepat oleh
berbagai organisasi dan agensi yang bekerja pada elemenelemen yang berbeda tersebut. Komunikasi disini tidak hanya
bertujuan
untuk
meningkatkan
brand
awareness
atau
strategi
dan
komprehensif.Beberapa
Performance
hal
Development
sistem
human
capital
yang
dilakukan
Program
(PDP)
antara
yaitu
yang
lain
rencana
setiap
melalui Continuous
pertengahan
Improvement
tahun
Discussion
PDP
dimonitor
(CID)
untuk
67
aktif
dalam
berbagi
pengetahuan
dan
pengalaman.
2) Retrospect berupa program penulisan tacit yang diperoleh
dari pengalaman para karyawan, dan bagi yang dianggap
baik akan dipublikasikan di situs departemen mereka.
3) SOLAR (Share of Learning and Discussion) ajang dimana
pimpinan luar ULI datang sebagai narasumber
4) Good idea merupakan inisiatif yang memfasilitasi karyawan
(dengan berbagai level) untuk menyampaikan ide sederhana
(dalam bentuk apapun) yang memiliki dampak besar bagi
organisasi.
e. Strategi Teknologi Informasi
PT unilever menjalankan Komunikasi pasar terpadu (Integrated
Marketing Communication/IMC). Strategi ini merupakan upaya
perusahaan untuk memadukan dan mengkoordinasikan semua
saluran komunikasi untuk menyampaikan pesannya secara
jelas, cara untuk mendekatkan diri dengan customer agar
customer lebih mengenal produk dan perusahaan.
f. Fasilitas untuk knowledge sharing
Beberapa fasilitas yang dibangun ULI adalah:
1) Learning Centre di Mega Mendung puncak dengan kelas dan
e-learning.
2) Knowledge Club Online dan Online Library yang berupa
database pengetahuan dan perpusatakaan online
68
satu
keunggulan
mengembangkan
Unilever
Knowledge
Indonesia
Management
dalam
maupun
sebuah
pembicaraan
maupun
hasil
dari
analisa
yang
dibahas
terutama
project-project
yang
lewat
talk
show
dan
kemudian
hasilnya
69
pembahasan
berupa
artikel
bisnis
sebagai
dokumen
3) Online Sharing
Agar sebuah aktivitas
pembelajaran
(learning)
dapat
materi
tersebut
untuk
kemudian
dijadikan
70
ke
lokasi
kerja
karyawan
tersebut.
Koleksi
melakukan
berbagai
pendekatan
program
ini
mewadahi
hampir
seluruh
kegiatan
lain
lewat
sharing
berbagai
pengetahuan
dan
karyawan-karyawan
terbaik
yang
berjasa
besar
dalam
satu
keunggulan
mengembangkan
PT
knowledge
Unilever
Indonesia
management
dalam
maupun
bahkan
mengesampingkan
terkadang
fakultas
mempunyai
lainnya.
Jadi
sangat
kecenderungan
sulit
untuk
tahap kedua.
2. Tahap 2: interview secara personal untuk menyempurnakan daftar
bidang knowledge dan skill yang ada. Proses data collection dimulai
dengan
menyelenggarakan
semi-structured
interview
secara
empat
ini
menunjukkan
perlunya
validity
check
untuk
alumni
surveys
atau
konsultan,
sehingga
informasi
management mendatangkan
informasi
yang
berguna,
mulai
siapa
pengajar,
paradigm
menurut
tinggi
Perguruan
penulis
Tinggi
adalah
sebuah
mengimplementasikan
definisi
sistem
proses
dalam
knowledge
dimana
sosialisasi,
penyerapan dan
multimedia,
internet
dan
lain
dalam
menyelesaikan
worker
menekankan
pergeseran
dari
model
ekonomi
yang
6,5%
bahwa
berpendidikan
tingkat
pendidikan
Doktor/Sp-2.
dosen
masih
Ini
perlu
akademik
para
Dosen.
Jumlah
Dosen
yang
belum
75
makin
ditingkatkan
dengan
cara
menciptakan
sebuah
diterapkan
di
tempat
kerja.
Contohnya
dengan
di
sebagai
dalam
bentuk
penelitian
kontribusi
dan
pengabdian
k-worker
terhadap
internasional,
laptop,
printer,
teleconference,
kepermukaan
bahwa
pembelajaran
tersebut
telah
Selanjutnya
pengetahuan
khusus
serta
memfasilitasi
dalam
mendorong
rangsangan
intelektual
ditemukan
memiliki
Pemimpin
Pengetahuan
yaitu
kemampuan
77
informasi/pengetahuan
ke
seluruh
unit
di
teknologi
yang
dipakai
untuk
untuk
menangkap
yang
lengkap
untuk
mempengaruhi
pekerja
dari
pengetahuan
knowledge
dalam
leader
mengadopsi
yang
praktek-praktek
manajemen
pengetahuan yaitu :
a. Intelectual Stimulator
78
Bagi
pemimpin
pengetahuan
mempengaruhi
pekerja
yang
mengarah
pada
penciptaaan
pengetahuan
di
lingkungannya.
b. People Person
Pada hakekatnya pekerja pengetahuan yang sudah matang dan
independen seperti di perguruan tinggi tidak begitu memerlukan
seorang pemimpin yang selalu mengontrol kegiatan mereka
seperti
pekerja
pemimpin
sekedar
di
mereka
pabrik.
untuk
Sebaliknya,
menjadi
mereka
contoh,
ingin
bukan
para
hanya
yang
menampilkan
kualitas.
Sehingga
kebijaksanaan,
konsistensi
dan
integritas)
akan
maupun
mempengaruhi
tenaga
adminstrasi)
yang
kemudian
penghargaan
baik
berupa
imbalan
moneter
bahwa
pemberian
hadiah
rekan
kerja dan
pertumbuhan
tenaga
pribadi diprediksi
penggunaan
berdampak
menjadi
kerja,
kurang
efek
puas
dan
tidak
berkomitmen
kepada
dianggap
manajemen
sebagai
pengetahuan
akusisi
pengetahuan.
pengetahuan
dan
penerapan
pengetahuan.
Pada
pekerjaan, para
pemimpin
pengetahuan
kebutuhan
dan
yang
penyebaran
informasi
kepada
para
pekerja
pengetahuan.
f. Networker
Para pemimpin pengetahuan harus semakin berfokus pada
organisasi dan membentuk para pekerja pengetahuan untuk
menampilkan perilaku yang berstandar terhadap pencapaian
tujuan organisasi. Sehingga para pemimpin pengetahuan harus
mencari, memenuhi kebutuhan, keinginan tahuan, merangsang
kecerdasan, mengakui prestasi
dan
memasok
para
pekerja
menemukan
solusi
ilmiah
bagi
persoalan-persoalan
81
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Knowledge Manajemen adalah suatu disiplin yang memperlakukan
modal aset intelektual yang dikelola sebab menurutnya konsep
manajemen nnowledge (knowledge management) pada dasarnya
adalah berkembang dari kenyataan bahwa dimasa sekarang dan
dimasa
depan, aset
utama
sebuah
organisasi
agar
mampu
82
2. Proses
knowledge
manajemen
dimulai
dari
penciptaan
DAFTAR PUSTAKA
Bargeron, Bryan,
William
R.
Management
and
Organizational Learning
84