1756 5432 2 PB
1756 5432 2 PB
Abstract
SDQ (Strengths and Difficulties Questionnaire) is a psychological scale to screen the Strengths
and Difficulties the special student, emotional and behavioral problem, and school readiness.
This adaptation of SDQ aims to test the psychometric parameter: validity, reliability and
confirmatory factor analysis. The study was conducted to 153 subjects with the help of
significant others in inclusive school and the center of autism at Malang. The analysis
indicated 7 invalid items with reliability 0,759. The confirmatory factor analysis showed that
all of factor give 54,943 % contribution to the construct of SDQ.
Abstrak
SDQ (Strengths and Difficulties Questionnaire) adalah skala psikologi yang digunakan untuk
mengetahui kekuatan dan kelemahan siswa berkebutuhan khusus, permasalahan yang
berhubungan dengan emosional dan perilaku pada anak-anak berkebutuhan khusus serta
tingkat kesiapan belajar. Tujuan dari adaptasi skala SDQ adalah untuk menguji parameter
psikometri dari skala SDQ yaitu validitas, reliabilitas dan confirmatory factor analysis.
Subjek penelitian adalah siswa berkebutuhan khusus sebanyak 153 siswa dan yang mengisi alat
ukur adalah significant others anak berkebutuhan khusus pada sekolah inklusi di Malang dan
siswa pada Pusat Layanan Autis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 25 item terdapat 7
item yang tidak valid dengan mengacu pada r-tabel, adapun reliabilitas sebesar 0,759. Analisis
faktor alat ukur skala SDQ bisa dikatakan berhasil karena bisa menjelaskan > 50%
pereduksian item sesuai faktor yaitu sebesar 54,943 % dari pembagian faktornya.
Kata Kunci: parameter psikometri, Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ), siswa
berkebutuhan khusus
251
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2017, Vol. 4, No. 2, Hal : 251 – 264
khusus yaitu SLB dengan tipe A, B, atau C. dengan tingkat perkembangan fungsional.
Anak berkebutuhan khusus yang mampu Karakteristik tersebut berkaitan dengan
disekolahkan pada sekolah reguler adalah tingkat perkembangan sensori-motor,
anak autis, lambat belajar, dan gangguan kognitif, kemampuan berbahasa, keteram-
perilaku. Pada anak-anak yang kondisinya pilan diri, konsep diri, kemampuan
sudah lebih baik diharapkan bisa disekolah- berinteraksi sosial serta kreativitasnya.
kan di sekolah SD/ SMP reguler. Anak Untuk mengetahui secara jelas tentang
autis yang belum bisa disekolahkan karakteristik setiap siswa, seorang guru
biasanya harus tetap berada di pusat terlebih dahulu melakukan screening atau
layanan autis atau melakukan terapi secara assessment agar mengetahui secara jelas
individual di rumah. Sekolah inklusi mengenai kompetensi diri peserta didik.
diharapkan juga menjadi terapi bagi anak Tujuannya adalah agar pada saat
autis untuk bersosialisasi dengan orang lain pemrograman pembelajaran, sudah dipikir-
dan lingkungan. kan mengenai bentuk intervensi pembela-
Sekolah inklusi merupakan sebuah jaran yang cocok. Assesment disini adalah
sistem pendidikan khusus yang mensyarat- proses kegiatan untuk mengetahui kelemah-
kan agar semua anak berkebutuhan khusus an dan kelebihan setiap peserta didik dalam
diterima di kelas reguler di sekolah yang segi perkembangan kognitif dan perkem-
berlokasi di daerah mereka dan mendapat- bangan sosial. Kegiatan ini biasanya
kan berbagai pelayanan pendukung dan menggunakan instrumen khusus secara
pendidikan berdasarkan pada kebutuhan baku atau dibuat sendiri oleh guru kelas.
mereka masing-masing (Praptiningrum, Menurut Salvia dan Ysldyke (dalam
2012). Pendidikan inklusif merupakan Delphie, 2005) assessment yang digunakan
peluang bagi ABK untuk dapat menempuh dalam pendidikan anak berkebutuhan
pendidikan di sekolah reguler bersama khusus merupakan proses yang beraneka
anak-anak normal pada umumnya. ABK macam yang melibatkan lebih dari sekedar
adalah mereka yang mengalami kondisi administrasi tes. Proses yang beraneka
yang berbeda dari rata-rata anak normal ragam melibatkan tiga aspek pokok, selain
pada umumnya baik dari segi fisik, perilaku sasaran (target behavior) yakni:
kecerdasan, indera, komunikasi, perilaku (1) Kondisi sebelumnya yang melatar-
atau gabungan dari hal-hal itu sehingga belakangi perilaku nonadaptif atau
membutuhkan layanan khusus untuk dapat maladjustment disebut dengan antecedent
mengoptimalkan potensi yang ada dalam conditions. (2) Karakteristik-karakteristik
dirinya. ABK tersebut menerima dan khusus dari siswa yang bersifat pribadi
mengikuti pelajaran serta berada di disebut dengan related personal
lingkungan yang sama dengan siswa characteristic. (3) Konsekuensi-konsekuen-
reguler. Siswa berkebutuhan khusus si yang akan diterima setelah dilakukannya
tersebut menerima dan mengikuti pelajaran progam pembelajaran individual disebut
serta berada di lingkungan yang sama dengan consequent.
dengan siswa reguler. Didukung penelitian yang dilakukan
Perkembangan akademik ABK dipe- oleh Ledford, Hall, Conder dan Lane,
ngaruhi oleh IQ, faktor lingkungan serta (2016) faktor lingkungan berhubungan erat
kesiapan belajar secara emosional. Perlu dengan kesiapan belajar ABK sehingga
adanya assessment untuk mengetahui bisa digunakan untuk memprediksi
kekuatan dan kelemahan anak autis keberhasilan prestasi akademik anak
sebelum masuk sekolah reguler (Keen, berkebutuhan khusus di kemudian hari.
Webster dan Ridley, 2016) Keputusan untuk bisa dan siap
Karakteristik spesifik anak berkebu- dimasukkan di sekolah reguler merupakan
tuhan khusus pada umumnya berkaitan tindakan yang harus diambil seorang
252
Parameter Psikometri Alat Ukur Strengths And Difficulties Questionnaire - SDQ (Istiqomah)
253
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2017, Vol. 4, No. 2, Hal : 251 – 264
Analisis yang dilakukan adalah dengan pola yang negatif, permusuhan dan perilaku
menggunakan exploratory dan confir- menentang yang terus-menerus tanpa
matory factor analysis. Hasil penelitian adanya pelanggaran serius terhadap norma
menunjukkan bahwa dari kelima komponen sosial atau hak orang lain. Masalah perilaku
yang diprediksi ada di dalam SDQ, hanya ini merupakan permasalahan yang paling
ada tiga faktor yang memenuhi sering ditunjukkan oleh anak seperti
confirmatory factor analysis. memukul, berkelahi, mengejek, menolak
Selain penelitian pada bidang untuk menuruti permintaan orang lain (4)
psikometri, SDQ juga diteliti dalam kaitan- Gejala emosi. Aspek gejala emosi menga-
nya dengan masalah psikososial anak, rah pada suatu perasaan dalam pikiran yang
perilaku dan emosional (Vostanis, 2006). khas, suatu keadaan biologis dan psikologis
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dalam serangkaian kecenderungan bertin-
screening. dak. Gangguan emosi merupakan ketidak-
Aspek atau dimensi dalam skala SDQ mampuan yang ditandai oleh perasaan dan
antara lain: (1) Perilaku prososial pikiran yang tidak sesuai dengan usia,
merupakan sikap alamiah yang dimiliki budaya atau norma-norma etis yang ber-
oleh manusia disebabkan manusia tidak dampak buruk secara emosional dengan
dapat hidup secara individualis dan merespon perilaku dalam program-program
termasuk makhluk sosial yang selalu pembelajaran sangat nyata pada akademis,
membutuhkan orang lain dalam melakukan sosial, keterampilan dan kepribadian (Kau,
aktivitas sehari-hari. Baron dan Byrne 2010). Anak dengan gangguan emosi dan
(2005) mengatakan bahwa perilaku pro- perilaku memiliki karakteristik yang kom-
sosial adalah suatu tindakan menolong pleks dan seringkali ciri-ciri perilakunya
yang menguntungkan orang lain tanpa juga dilakukan oleh anak-anak sebaya lain,
harus menyediakan suatu keuntungan seperti banyak bergerak, mengganggu te-
langsung pada orang yang melakukan man sepermainan, perilaku melawan, dan
tindakan tersebut, dan mungkin bahkan adakalanya perilaku menyendiri (5) Hu-
melibatkan suatu risiko bagi orang yang bungan dengan teman sebaya. Masalah
menolong. (2) Hyperactivity. Aspek dengan teman sebaya ini dimana anak
hyperactivity yaitu suatu pola perilaku pada kurang bisa bersosialisasi dengan teman-
seseorang yang menunjukkan sikap tidak teman sebayanya baik di lingkungan rumah
mau diam, tidak menaruh perhatian, dan atau di sekolah. Kesulitan anak dalam
impulsif atau semaunya sendiri. Anak yang bersosialisasi ini seringkali membuat anak
memiliki perilaku ini biasanya sulit diatur kurang diterima oleh teman sebayanya, hal
atau dikontrol. Perilaku yang tampak ini bisa membatasi anak untuk berinteraksi
biasanya adalah: (a) Tidak dapat duduk secara aktif dalam kelompok sebaya.
dengan tenang, terlihat gelisah. (b) Sering
meninggalkan bangku tanpa alasan yang Validitas
jelas. (c) Berlari, memanjat tidak pada Validitas adalah ketepatan tes dalam
tempatnya, pada usia dewasa lebih mengukur sesuatu yang harus diukur.
ditunjukkan dengan sikap gelisah. (d) Gronlund (1982) secara umum mengartikan
Kesulitan dalam menikmati kegiatan atau validitas sebagai sejauhmana hasil tes
permainan yang tenang dan membawa dapat dipakai untuk tujuan yang dimaksud-
relaksasi. (e) Berkeinginan untuk selalu kan. Dengan perkataan lain validitas adalah
bergerak aktif. (f) Cerewet, suka berbicara kesesuaian tafsiran mengenai hasil tes.
yang terkadang tidak sesuai dengan Validitas tes terdiri dari validitas isi,
konteks. (3) Masalah perilaku (Conduct validitas konstruk, dan validitas berdasar-
problem). Dari aspek perilaku kan kriteria. Validitas berdasarkan kriteria
mengganggu atau mengacau adalah suatu terdiri atas validitas prediktif dan validitas
254
Parameter Psikometri Alat Ukur Strengths And Difficulties Questionnaire - SDQ (Istiqomah)
konkuren (Azwar, 2013). Validitas isi tes korelasi item dengan total dan analisis
menunjukkan sejauhmana seperangkat soal faktor.
dilihat dari isinya memang mengukur apa
yang dimaksudkan untuk diukur. Validitas Analisis Faktor
konstruk mempersoalkan skor-skor hasil Analisis faktor adalah prosedur untuk
pengukuran dengan instrumen itu mereflek- mengidentifikasi item atau variabel
sikan konstruksi teori tes yang mendasari berdasarkan kemiripannya. Kemiripan
penyusunan alat ukur tersebut. Validitas tersebut ditunjukkan dengan korelasi yang
kriteria dilihat dari sejauhmana hasil tinggi. Item-item yang memiliki korelasi
pengukuran dengan alat ukur yang yang tinggi akan membentuk satu
dipersoalkan itu sama atau mirip dengan kerumunan faktor (Widiarso, 2009).
hasil pengukuran lain yang dijadikan Analisis faktor memungkinkan pene-
ukuran, dimana kriteria itu dapat dalam liti untuk: 1) menguji ketepatan model
waktu sekarang atau waktu yang sesaat dan (goodness of fit tes) faktor yang terbentuk
kriteria di waktu yang akan datang. Jika dari item-item alat ukur, 2) menguji
kriteria itu sekarang dapat dimanfaatkan kesetaraan unit pengukuran antar item, 3)
disebut validitas konkuren, dan jika krite- menguji reliabilitas item-item pada tiap
ria itu baru beberapa waktu kemudian dapat faktor yang diukur, 4) menguji adanya
dimanfaatkan disebut validitas prediktif. invariant item pada populasi. Analisis
Validitas yang digunakan dalam faktor terdiri dari exploratory factor
adaptasi SDQ adalah validitas isi karena analysis yaitu suatu analisis yang diguna-
skala yang dikembangkan berdasarkan kan untuk mengetahui atau mengidentifi-
spesifikasi alat ukur atau isi dan validitas kasi faktor yang ada di dalam seperangkat
konstruk. Validitas isi mengacu pada item tersebut dan confirmatory factor
sejauhmana butir-butir item itu mencakup analysis yaitu analisis faktor yang
keseluruhan isi yang hendak diukur. Hal digunakan untuk menguji suatu alat ukur
ini berarti isi alat ukur tersebut harus tetap yang telah diketahui dimensinya. Jadi untuk
relevan dan tidak menyimpang dari tujuan membuktikan bahwa alat ukur tersebut
pengukuran. Pengkajian validitas isi tidak memang terbukti terdiri dari beberapa
melalui analisis statistik tetapi mengguna- faktor.
kan analisis rasional atau penelaah. Cara
yang ditempuh adalah melihat kesesuaian Reliabilitas
antara item skala yang asli dengan Reliabilitas adalah keterandalan,
menggunakan bahasa Inggris dengan hasil konsistensi bisa juga dikatakan sebagai
alat ukur yang diadaptasi. Telaah butir item sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat
dilakukan oleh 2 orang penelaah yaitu dipercaya (Azwar, 2013). Menurut
dengan meminta bantuan dari lulusan Nunnaly (1994) koefisien reliabilitas 0,7
sastra Inggris UM dan magister dari sampai 0,8 dianggap cukup baik.
Universitas New Zealand yang dianggap Reliabilitas yang diperoleh alat ukur SDQ
expert karena mempunyai pengalaman Finlandia (SDQ Fin) diperoleh reliabilitas
dalam menerjemah soal bahasa Inggris ke sebesar 0.71 (Goodman, 1997).
dalam bahasa Indonesia dan sebaliknya. Uji reliabilitas skala ini menggunakan
Prosedur pengujian validitas konstruk metode konsistensi internal, salah satu
berangkat dari komputasi interkorelasi prosedur dalam metode konsistensi internal
diantara berbagai hasil tes dan kemudian yang digunakan adalah teknik Cronbach’s
diikuti oleh analisis lebih lanjut terhadap Alpha. Teknik tersebut dapat digunakan
matriks korelasi yang diperoleh, melalui untuk menguji skala, angket maupun tes
berbagai metode. Metode yang digunakan dengan tingkat kesukaran seimbang atau
dalam pengujian validitas konstruk adalah hampir seimbang.
255
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2017, Vol. 4, No. 2, Hal : 251 – 264
256
Parameter Psikometri Alat Ukur Strengths And Difficulties Questionnaire - SDQ (Istiqomah)
257
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2017, Vol. 4, No. 2, Hal : 251 – 264
tahap ini hanya dilakukan uji validitas dan perilaku pada anak-anak berkebutuhan
reliabilitas, sedangkan revisi dan uji coba khusus serta tingkat kesiapan belajar. Dari
berikutnya dilakukan pada penelitian yang 5 item yang tidak valid, hasil ini
akan datang. menunjukkan bahwa pada masing-masing
item nomor (6,7,15,17,21) masih bisa
Tahap analisis data dikategorikan baik tetapi jika mau
Analisis data meliputi analisis butir digunakan maka harus direvisi terlebih
soal dan reliabilitas alat ukur. Analisis dahulu karena sebenarnya item ini masih
item secara kuantitatif dilakukan dengan bisa dipertahankan. Item ini memiliki
menggunakan software statistik. Dari korelasi item di bawah harga r-tabel. Pada
print out program tersebut dilakukan item (4,25) tidak dapat digunakan karena
analisis lebih lanjut untuk melihat ka- korelasi item dengan total negatif. Jika
rakteristik item yang memenuhi kriteria. menginginkan digunakan sesuai dengan
Analisis butir soal bertujuan untuk jumlah item skala yang asli harus membuat
mendapatkan bukti-bukti empiris menge- item baru dan harus diujicobakan ulang.
nai daya beda dan reliabilitas alat ukur. Reliabilitas yang diperoleh adalah 0,759
Reliabilitas yang digunakan adalah hasil ini sesuai dengan SDQ Fin 0,71
Cronbach Alpha. Koefisien Alpha dipero- artinya reliabilitas yang diperoleh
leh melalui penyajian satu bentuk skala mendekati skala aslinya. Reliabilitas alat
yang dikenakan hanya sekali saja pada ukur sebesar rxx = 0,759 termasuk kategori
sekelompok responden (single trial baik karena reliabilitas alat ukur semakin
administration). Koefisien reliabilitas ber- mendekati 1 semakin baik. Pada masing-
dasarkan kesepakatan informal adalah > masing faktor didapat-kan reliabilitas
0,70 (Nunnaly, 1994). sebesar: faktor 1 rxx= 0,852; faktor 2
rxx=0,753; pada faktor 3 rxx= 0,804; faktor 4
Hasil Penelitian dan Pembahasan rxx= 0,486; faktor 5 rxx= 0,513. Reliabilitas
yang didapatkan pada faktor 4 dan 5 tidak
Deskripsi Data
terlalu tinggi.
Data yang diperoleh di lapangan dari
Reliabilitas pada skala asli SDQ Fin
beberapa sekolah inklusi di Malang dapat
pada masing-masing faktor didapatkan
dipaparkan pada tabel 1.
reliabilitas sebesar: faktor 1 rxx= 0,86;
Pembahasan Hasil Try Out faktor 2 rxx=0,85; faktor 3 rxx= 0,79; faktor
Uji validitas dan reliabilitas skala The 4 rxx= 0,72; faktor 5 rxx= 0,73. Reliabilitas
Strengths and Difficulties Questionnaire yang didapatkan pada faktor 4 dan 5 tidak
secara keseluruhan menunjukkan bahwa menunjukkan adanya konsistensi karena
dari 25 item terdapat 7 item yang gugur terkait jumlah item yang valid tidak terlalu
yaitu (4,6,7,15,17,21,25). Dari item yang banyak. Hasil ini menunjukkan bahwa
valid semua telah memenuhi seluruh reliabilitas perfaktor yang diperoleh pada
kawasan domain ukur sehingga alat ukur skala asli dan skala yang sudah diadaptasi
ini bisa digunakan untuk mengukur tidak jauh berbeda pada faktor 1, faktor 2,
kekuatan dan kelemahan siswa faktor 3, sedangkan faktor 4 dan faktor 5
berkebutuhan khusus, permasalahan yang terdapat perbedaan reliabilitas.
berhubungan dengan emosional dan
258
Parameter Psikometri Alat Ukur Strengths And Difficulties Questionnaire - SDQ (Istiqomah)
Tabel 1
Deskripsi Data Subjek
No Jenis Gangguan Jumlah Persentase
1 Autis 53 35,6%
2 Gangguan ABK lainnya 100 65,4%
Tabel 2
Jumlah Item Valid secara Keseluruhan
Jumlah Item Jumlah Item yang
Jumlah Item Gugur Indek Validitas Reliabilitas
Semula Valid
25 18 7 (4,6,7,15,17,21,25) 0,132 - 0,624 0,759
Tabel 3
Jumlah Item Valid Perdimensi
No Dimensi Item Item yang Gugur Indeks Validitas Reliabilitas
1 Prosocial 1,4,9,17,20 - 0,665 - 0,738 0,852
2 Hyperactivity 2,10,15,21,25 21,25 0,172 - 0,413 0,753
3 Emotional 3,8,13,16,24 - 0,346 - 0,771 0,804
4 Conduct Problem 5,7,12,18,22 - 0,223 - 0,323 0,486
5 Peer problem 6,11,14,19,23 6,11 0,277 - 0,314 0,513
Tabel 4
Hasil Pereduksian Faktor
Total Variance Explained
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings
Component
Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %
1 5,629 22,517 22,517 5,629 22,517 22,517
2 3,339 13,356 35,873 3,339 13,356 35,873
3 1,717 6,870 42,743 1,717 6,870 42,743
4 1,628 6,512 49,255 1,628 6,512 49,255
5 1,422 5,689 54,943 1,422 5,689 54,943
6 1,133 4,532 59,475
7 1,078 4,313 63,788
8 ,984 3,938 67,726
9 ,878 3,511 71,237
10 ,847 3,387 74,625
11 ,807 3,227 77,852
12 ,680 2,719 80,571
13 ,606 2,423 82,993
14 ,562 2,248 85,241
15 ,541 2,164 87,405
16 ,459 1,838 89,243
17 ,416 1,663 90,906
18 ,367 1,468 92,374
19 ,343 1,372 93,746
20 ,331 1,323 95,069
21 ,321 1,283 96,353
22 ,294 1,176 97,529
23 ,244 ,976 98,505
24 ,208 ,831 99,336
25 ,166 ,664 100,000
259
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2017, Vol. 4, No. 2, Hal : 251 – 264
260
Parameter Psikometri Alat Ukur Strengths And Difficulties Questionnaire - SDQ (Istiqomah)
memahami konstruk yang hendak kita buat Kesulitan utama dalam adaptasi tes ini
alat ukurnya harus benar-benar dikuasai. adalah pencarian sampel yang representatif
Perlu adanya pembatasan dalam mengkon- yaitu memenuhi jumlah sebesar (item x 6-
septualisasi setiap faktornya. 10). Jumlah ideal adalah 150-250 subjek
penelitian. Harapan peneliti adalah jumlah
Simpulan dan Saran maksimal yaitu 250 subjek penelitian,
tetapi hanya terpenuhi sekitar 153 subjek
Simpulan
penelitian (jumlah item x 6) karena subjek
Berdasarkan hasil analisis dan
penelitian ini hanya pada ABK yang mana
interpretasi data dapat dikemukakan
jumlah ABK tidak terlalu banyak, dan ini
simpulan penelitian sebagai berikut: (1)
sudah memenuhi persyaratan untuk uji
hasil uji validitas dan reliabilitas skala The
coba suatu alat ukur.
Strengths and Difficulties Questionnaire
secara keseluruhan diperoleh bahwa dari
25 item terdapat 7 item yang gugur yaitu Saran
Berdasarkan hasil penelitian dapat
(4,6,7,15,17,21,25) dan item yang valid
dikemukakan saran-saran sebagai berikut:
masih mencakup seluruh kawasan domain
(1) Skala ini bisa digunakan dengan catatan
ukur. (2) Item no (6,7,15,17,21) masih bisa
5 item yang tidak valid direvisi terlebih
dikategorikan baik tetapi jika akan
dahulu dan 2 item harus diganti,
digunakan maka harus direvisi terlebih
diujicobakan kembali dan dianalisis ulang
dahulu karena sebenarnya item ini masih
sehingga mendapat item yang keseluruhan-
bisa dipertahankan. Item ini memiliki
nya valid. (2) Perlu dilakukan studi lanjut
korelasi item dengan total >0,200 dan di
untuk mengukur validitas dan reliabilitas
bawah harga r-tabel artinya adalah
alat ukur khususnya pada item yang harus
berdasarkan penghitungan harga r
direvisi maupun yang diganti dan
berdasarkan r-hitung sehingga ditemukan
dilanjutkan pengujian analisis faktor untuk
batas suatu item dikatakan valid. (3) Pada
menganalisis faktor-faktor yang diungkap
item (4,25) tidak dapat digunakan karena
dalam skala tersebut. (3) Berdasarkan
berkorelasi negatif. (4) Hasil analisis faktor
koreksi pada 7 item yang harus direvisi,
menunjukkan bahwa hanya 4 item yang
item tersebut harus direvisi sesuai dengan
sesuai dengan faktor yang direncanakan,
faktor yang hendak diukur khususnya pada
adapun selebihnya masuk pada faktor lain.
faktor hyperactivity, gejala emosional,
(5) Pereduksian 18 item menjadi 1 faktor
masalah perilaku dan teman sebaya
dapat menjelaskan 22,517% varians,
alasannya adalah pada item tersebut tidak
pembagian 2 faktor menjelaskan 35,873%
sesuai dengan faktornya.
sedangkan pembagian menjadi 3 faktor
dapat menjelaskan 42,743% varians.
Pembagian menjadi 4 faktor dapat Daftar Pustaka
menjelaskan 49,255% varians dan Azwar, S. (2013). Reliabilitas dan
pembagian menjadi 5 faktor dapat Validitas Edisi II, Yogyakarta:
menjelaskan 54,943% varians. Berdasarkan Pustaka Pelajar
data tersebut hasil analisis faktor ini bisa __________ (2013). Sikap Manusia
dikatakan berhasil karena hasil pereduksian Teori dan Pengukurannya,
dari 18 item menjadi 5 faktor hasilnya Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
>50% pereduksian item sesuai faktor yaitu Baron, R.A. & Byrne, D. (2005).
sebesar 54,943% dari pembagian faktornya. Psikologi Sosial, Jakarta: Erlangga.
(6) Tingkat prososial siswa ABK termasuk Barr, J.J. & Higgins-D'Alessandro, A.
kategori sedang, hyperactivity tinggi, (2007). Adolescent Empathy and
emotional sedang, conduct problem sedang Prosocial Behavior in the
dan peer problem sedang. Multidimensional Context of School
261
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2017, Vol. 4, No. 2, Hal : 251 – 264
262
Parameter Psikometri Alat Ukur Strengths And Difficulties Questionnaire - SDQ (Istiqomah)
263
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2017, Vol. 4, No. 2, Hal : 251 – 264
264