Disusun Oleh :
FAKULTAS PSIKOLOGI
2017
KASUS INDIVIDU
HARGA DIRI RENDAH PADA DISABILITAS
HALAMAN DEPAN
DISUSUN OLEH :
PITTARI MASHITA PURNOMO
T 100 155 009
RAHASIA
HARGA DIRI RENDAH PADA DISABILITAS
Diajukan oleh:
PITTARI MASHITA PURNOMO
T 100 155 009
HALAMAN PERSETUJUAN
RAHASIA
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI
BIDANG PSIKOLOGI KLINIS
DI BBRSBD PROF. DR SOEHARSO
KASUS INDIVIDU
HARGA DIRI RENDAH PADA DISABILITAS
Yang dipersiapkan dan disusun oleh:
PITTARI MASHITA PURNOMO
T 100 155 009
RAHASIA
DAFTAR ISI
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso
RAHASIA
DAFTAR TABEL
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso
RAHASIA
DAFTAR BAGAN
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso
RAHASIA
DAFTAR LAMPIRAN
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso
RAHASIA
I. IDENTITAS
A. Identitas Subjek
1. Nama (Inisial) : B.E.J
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. TTL/Usia : Jayapura, 13 juli 1986/ 30 tahun
4. Suku Bangsa : Jawa, Sulawesi, Jayapura
5. Agama : Katholik
6. Urutan Lahir : Anak pertama (anak tunggal)
7. Pendidikan : SMP
8. Pekerjaan : Anak jalanan
9. Status Pernikahan : Belum menikah
10. Alamat : Sorong, Papua Barat
11. Disabilitas utama : Layuh kedua kaki
12. Sebab : Disebabkan polio saat berusia 3 tahun.
13. Masuk BBRSBD : 17 oktober 2016
14. Tanggal registrasi : Januari 2017
15. Trigger : Tidak diakui oleh ayah kandung dan ibu kandung
meninggal
16. Tujuan Pemeriksaan : Penegakan diagnosis dan pemberian intervensi.
B. Identitas Orangtua/Wali
Ayah Ibu
Nama I.S W.R.K (alm)
Usia 58 th 64 th
Pekerjaan PNS Tidak Bekerja
Pendidikan terakhir S1 SMP
Agama Islam Katholik
Suku Bangsa Jawa Sulawesi
Status Pernikahan Cerai Cerai
Jumlah Anak 1 1
Alamat Jakarta Sulawesi Utara (Manado)
RAHASIA
ketika berjalan. Pertama kali ketika bertemu dengan subjek, subjek terlihat
konsentrasi mengerjakan bordirannya sehingga kurang memperhatikan
kehadiran praktikan. Subjek Nampak sangat disiplin, penuh konsentrasi dan
tekun dalam mengerjakan tugas bordirannya, hal ini terlihat melalui subjek
jarang berbicara dengan teman-teman kelasnya, subjek berbicara hanya
seperlunya saja, sementara teman-teman yang lain bergerombol. Namun
subjek juga terlihat bijaksana ketika menasehati temannya yang jahil dan
sesekali subjek bergurau dengan teman-temannya. Ketika praktikan
mengajak subjek berbicara, subjek terlihat ramah serta langsung
menceritakan pengalamannya. Saat menceritakan tersebut raut wajah subjek
terlihat sedih dan kecewa, hal ini ditunjukkan dengan menunduk, suara lirih,
dan sambil mengerjakan bordirannya.
B. Keluhan
Berdasarkan hasil pengambilan data awal yang telah dilakukan dengan
menggunkan wawancara dan observasi, diperoleh informasi bahwa subjek
memiliki keluhan yaitu: subjek mengalami masalah pada kaki sehingga tidak
bisa berjalan, selain itu subjek memiliki masalah dengan kantung kemih yang
membuat subjek kurang nyaman, nyeri dibagian tulang belakang, merasa
kecewa dengan sikap ayah yang menolak subjek, kondisi emosi yang masih
labil, terkadang subjek merasa semangat dan terkadang merasa putus asa,
kemudian subjek ingin memiliki istri dan anak.
C. Riwayat Keluhan
tahun keterangan
kronolog
i
(thn sakit panas kemudian disuntik, menyebabkan subjek mengalami
1989- polio.
ayah sering pergi dari rumah dengan alasan bekerja
2000)
subjek
usia 3
tahun
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso
RAHASIA
(thn ayah pergi meninggalkan keluarga bersama wanita lain
2000)
subjek
usia 14
tahun
tahun ayah tidak pernah pulang, tetapi subjek bisa bertemu dirumah
2001- istri ke dua dan ketiga ayah
2005
2006 ibu subjek sakit dan pergi ke manado
Ayah pergi dengan istri ke empat dan sudah tidak pernah
bertemu
subjek masih di sorong tidak ikut dengan ibunya
2011 subjek ke ternate
(2minggu)
2011- kembali ke sorong
2013
2013 ke Jakarta mencari ayah, kemudian ditolak
2013- di Jakarta sebagai pedagang asongan dan anak jalanan
2016
2016 ke banyumas dan bali
awal
2016 ke bbrsbd
akhir
Subjek sejak kecil sangat disayang oleh kedua orang tua, keinginan
subjek selalu dipenuhi. Kehadiran subjek sangat dinanti-nantikan oleh
keluarga, oleh sebab itu sejak subjek lahir selalu dimanjakan oleh orang
tuanya. Ketika berusia 3 tahun subjek mengalami sakit panas tinggi dan tidak
kunjung turun selama hampir satu minggu lebih. Kemudian subjek dilarikan
kesebuah klinik pengobatan di kota Sorong. Disana subjek diperiksa dan
kemudian diberikan suntikan. Setelah itu subjek justru mengalami polio dan
membuat subjek mengalami masalah pada kaki sehingga membuat subjek
kesulitan berjalan. Setelah peristiwa itu subjek tidak ingin menggunakan alat
bantu dan tetap ingin berjalan dengan kakinya sendiri. Kedua orang tua
subjek masih memberikan perhatian kepada subjek sama seperti sebelum
subjek mengalami disabilitas. Orang tua subjek justru semakin menyayangi
dan memanjakan subjek. Namun ketika subjek berusia 3 tahun tersebut,
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso
RAHASIA
ayah subjek sering pergi meninggalkan rumah dengan alasan pekerjaan.
Ketika subjek berusia 14 tahun ayah subjek pergi dengan wanita lain dan
ternyata sudah menikah. Ayah subjek sudah tidak pernah pulang kerumah,
akan tetapi subjek masih bisa bertemu dengan ayahnya dirumah istri
barunya. Subjek merasa sangat sedih dan kecewa dengan ayahnya, namun
saat itu subjek tidak bisa berbuat apa-apa. Sementara subjek tinggal dengan
ibunya dirumah kontrakan. Ayah subjek sudah tidak pernah memberi nafkah
pada subjek dan ibu. Sehingga ibu subjek harus banting tulang untuk hidup
sehari-hari. Subjekpun hanya mengenyam bangku pendidikan sampai kelas 3
SMP, hal itu dikarenakan subjek sakit dan kesulitan ekonomi.
Pada tahun 2016 ibu subjek mulai sakit-sakitan, hal itu disebabkan
karena ketika masih muda ibu subjek memiliki gaya hidup yang tidak sehat,
seperti merokok. Saat itu ibu subjek memutuskan untuk kembali ke Manado
tempat ibu subjek berasal. Akan tetapi subjekpun menolak untuk ikut dengan
ibunya, dengan alasan subjek tidak ingin lagi merepotkan ibunya, subjek
ingin bisa mandiri, yang nantinya akan membahagiakan ibunya, selain itu
subjek masih ingin tinggal di Sorong untuk bisa bersama ayahnya. Akhirnya
dengan berat hati ibu subjek pun pergi ke Manado tanpa subjek. Setelah itu
subjek berusaha mencari ayahnya di kota Sorong namun tidak kunjung
bertemu. Subjek pergi kekantor ayahnya, dan disana subjek tidak bertemu
dengan ayahnya, subjek justru mendapat kabar bahwa ayahnya pergi ke
Jakarta karena tugas. Subjek pun sudah tidak memiliki tempat tinggal, subjek
sempat ditampung di kantor PEMDA kota Sorong selama beberapa hari.
Disana subjek diberi fasilitas yang baik, namun subjek menolak dan meminta
agar tidak diperlakukan istimewa karena ayahnya. Melihat kondisi subjek
yang demikian, beberapa pegawai menyarankan subjek untuk pergi ke
Jakarta menemui ayahnya. Subjek pun akhirnya pergi ke Jakarta pada tahun
2013 untuk menemui ayahnya, dan transportasi serta pesangon diberikan
oleh dinas setempat. Selama di Sorong subjek sempat bekerja sebagai kuli
panggul, penjaga toko, dan sempat pergi ke Ternate dengan temannya untuk
bekerja.
Pada tahun 2013 sesampainya di Jakarta, subjek mencari alamat
ayahnya berdasarkan informasi ibu subjek. Subjek pun bertanya kesan
kemari mengenai alamat ayahnya. Akhirnya subjek menemukan kompleks
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso
RAHASIA
tempat ayahnya tinggal. Disana subjek menemui RT setempat untuk
menanyakan keberadaan ayahnya. RT pun mengantar subjek pergi kerumah
ayahnya. Sesampainya didepan gerbang rumah ayahnya, pihak rumah justru
tidak mengakui bahwa rumah tersebut rumah ayahnya, mereka pun mengusir
subjek. Sementara keterangan dari RT bahwa rumah tersebut rumah
ayahnya. Beberapa wargapun merasa kasihan dengan subjek dan
memberikan subjek makanan. Subjek tidak menyangka bahwa ayahnya tidak
mengakui subjek, selain itu subjek merasa sangat kecewa dan marah. Sejak
saat itu subjek masih tetap tinggal dijakarta di jalanan dan bekerja sebagai
pedagang asongan di sekitar tanah abang dan pulo gadung. Subjek dijakarta
sejak 2013 sampai 2016 awal. Sampai Akhirnya subjek menemukan kekasih
di Jakarta yang kebetulan bekerja disalah satu toko dan sempat menolong
subjek.
Tahun 2016 awal kekasih subjek pergi ke Solo untuk mengikuti
rehabilitasi. Kemudian subjek memutuskan untuk mencari kekasihnya
tersebut. Subjek pun mencari tumpangan untuk bisa ke solo, namun ternyata
ada seseorang yang menawari subjek untuk bekerja di Surabaya. Tanpa pikir
panjang subjek pun menetujuinya dan ikut ke Surabaya. Selama perjalanan
subjek merasa senang dan menikmati setiap hal yang dilaluinya. Sampai
akhirnya subjek diminta turun dari mobil orang tersebut. Subjek pun
mengikuti perintahnya dan tidak memahami maksud dibalik ini semua. Tidak
lama kemudian mobil tersebut pergi begitu saja meninggalkan subjek. Subjek
merasa marah dan bodoh, subjek tidak tahu subjek berada dimana. Akhirnya
subjek bertanya kepada orang-orang disekitar, dan ternyata subjek berada di
kota Banyumas. Subjek pun akhirnya mencari mobil tumpangan untuk bisa
ke Bali. Setelah melalui perjalanan panjang subjek sampai di Bali, disana
subjek tinggal di terminal dan bekerja sebagai pemulung sampah. Tidak lama
kemudian subjek memutuskan untuk pergi ke Solo mencari kekasihnya.
Bulan November 2016 subjek sampai di Solo, dan mencari alamat
kekasihnya. Akhirnya subjek menemukan kekasihnya dan subjek ditampung
dip anti wreda selama hampir 1 minggu. Subjek pun disarankan untuk pergi
ke BBRSBD mengingat disana adalah tempat bagi subjek. Subjekpun atusias
dengan hal tersebut dan mengajak kekasihnya untuk pergi kesana. Namun
pihak rehabilitasi tempat kekasih subjek berada tidak memberikan ijin. Subjek
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso
RAHASIA
merasa aneh, curiga dan kesal. Namun akhirnya subjek tetap pergi ke
BBRSBD. Awal tahun 2017 pada bulan januari, subjek memperoleh kabar
bahwa ibunya telah meninggal dunia. Mendengar hal tersebut subjek merasa
sangat sedih, kecewa karena tidak bisa berada disamping ibunya. Subjek
memendam perasaan rindu dengan ibunya, tidak henti-hentinya subjek
menangis di tempat ibadah selama 1 minggu. Hal tersebut membuat subjek
sangat terpukul, sedih dan tidak tahu harus berbuat apa. Ibu subjek
meninggal dunia, sementara ayah kandungnya tidak mengakui subjek.
III. ANAMNESA
A. Riwayat Perkembangan
Subjek terlahir dari pasangan IS dan WRK, ayah subjek bekerja
sebagai PNS di Jayapura, sementara ibu subjek merupakan ibu rumah
tangga. Subjek lahir pada tahun ke tiga usia pernikahan orang tuanya dan
dilahirkan secara normal. Sejak kecil subjek merupakan anak yang periang,
manja, dan suka bermain. Subjek sangat dimanjakan oleh kedua
orangtuanya, terlebih ayah subjek. Ayah selalu memenuhi keinginan subjek
dan tidak pernah memarahi subjek, sementara ibu subjek juga memanjakan
subjek namun lebih bersikap tegas dan selalu menasehati subjek. Ketika
subjek menginginkan sesuatu, ayah selalu memberikannya dan bahkan
memberikan lebih dari yang subjek inginkan. Ibu subjek juga selalu
memanjakan subjek, dalam hal ini menuruti keinginan subjek. Meski demikian
ketika subjek melakukan kesalahan, ibu subjek akan memarahi subjek. Hal
ini terjadi saat subjek diminta ibunya duduk di kursi dan tidak mainan gelas,
namun subjek tetap mainan gelas dan pada akhirnya gelaspun pecah. Ibu
subjek langsung memberi nasehat dan meminta untuk dibersihkan, akhirnya
justru ibu subjek yang membersihkannya. Saat kecil subjek dekat dengan
kedua orang tuanya, terlebih ayah subjek. Menurutnya ayah adalah sosok
yang sangat menyayanginya, menuruti permintaannya, namun tidak
mengajarkan subjek untuk menjadi orang yang mandiri. Sementara itu ibu
adalah orang yang paling berharga, sangat menyayangi subjek dan rela
melakukan apapun untuk kebahagiaan subjek.
Pada usia tiga tahun, subjek mengalami sakit yaitu panas. Kemudian
kedua orang tua subjek langsung membawa subjek ke sebuah rumah sakit di
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso
RAHASIA
kota Jayapura, disana subjek diberi suntikan untuk menurunkan panas.
Namun ternyata hal tersebut justru membuat subjek mengalami polio. Sejak
saat itu subjek mengalami kesulitan ketika berjalan. Karena subjek sering
sakit-sakitan, akhirnya ayah subjek memasukkan subjek ke sekolah dasar
pada saat subjek berusia 10 tahun. Dengan kondisi yang dialami subjek,
subjek merasa sedih, malu dan ingin seperti anak-anak pada umumnya.
Selain itu teman-teman subjek dapat menerima subjek dengan baik. Subjek
masih bisa berjalan sampai usia subjek 20 tahun, kemudian subjek sering
mengeluhkan sakit bagian tulang belakang dan lama-kelamaan kaki subjek
semakin sulit untuk digunakan berjalan, hal tersebut membuat subjek
akhirnya menggunakan alat bantu krek.
Ketika subjek berusia 14 tahun, ayah subjek pergi meninggalkan ruah
dengan istri barunya. Subjek merasa kesal dan marah dengan ayahnya.
Subjek masuk ke SMP ketika berusia 17 tahun, ketika SMP subjek dapat
mengikuti pelajaran dengan baik dan tidak ada masalah. Namun saat duduk
di bangku kelas 3, 2 bulan sebelum ujian subjek mengalami panas, selain itu
subjek sejak kecil memiliki riwayat kelainan jantung, dan hati. Disamping itu
subjek melihat banyak teman-temannya yang sudah SMA,hal tersebut
membuat subjek tidak ingin melanjutkan sekolah.
Sejak saat itu subjek memutuskan untuk mandiri dan mencari uang.
Secara sosial subjek merupakan anak yang mudah beradaptasi,memiliki
banyak teman, selain itu semua teman-teman subjek adalah anak yang
normal. Sampai pada akhirnya subjek pergi ke Jakarta mencari ayahnya dan
sesampainya dirumah ayahnya, subjek justru ditolak dan tidak diakui. Subjek
merasakan dendam dengan ayahnya, dan hal itu membuat subjek hidup
dijalanan selama hampir 3 tahun, sampai akhirnya subjek masuk ke
BBRSBD.
B. Riyawat Kesehatan
Berdasarkan hasil wawancara diperoleh data bahwa subjek memiliki
masalah terkait dengan polio yang dialami ketika subjek berusia 3 tahun,
subjek sempat sakit panas dan tidak kunjung turun. Kemudian subjek dibawa
ke rumah sakit dan disana subjek diberi suntikan. Namun hal tersebut justru
membuat subjek mengalami polio dan muncul masalah terkait dengan kaki
subjek, hal itu membuat subjek sampai saat ini mengalami kesulitan berjalan
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso
RAHASIA
dan membutuhkan alat bantu. Sejak mengalami polio sampai tahun 2006
subjek masih dapat berjalan menggunakan kakinya tanpa alat bantu.
Kemudian subjek sering mengeluhkan sakit dibagian tulang belakang,
akhirnya subjek disarankan menggunakan alat bantu krek. Selain itu sejak
kecil subjek divonis mengalami kelainan jantung dan hati, serta
permasalahan pada kantung kemih dan saluran pencernaan. Hal tersebut
membuat subjek tidak bisa mengontrol keinginan untuk buang air kecil dan
harus menggunakan pampers. Namun pada tahun 2009 subjek memiliki luka
dibagian pantat yang disebabkan karena seringnya menggunakan pampers,
sejak saat itu subjek tidak lagi menggunakan pampers melainkan
menggunakan carteter yang harus diganti setiap 15 hari sekali.
C. Riwayat Pendidikan
RAHASIA
dirawat dan tidak melanjutkan sekolah. Subjek sebenarnya ingin sekolah lagi,
tapi mengingat teman-temannya sudah banyak yang kerja, selain itu karena
kondisi ekonomi subjek yang kurang. Oleh sebab itu subjek mengenyam
bangku pendidikan sampai kelas 3 SMP namun tidak sampai lulus
dikarenakan sakit. Pengalaman berkesan subjek ketika sekolah ialah merasa
senang karena selalu memperoleh nilai yang baik, disenangi guru, dan
peraturan sekolah yang melarang siswanya saling meledek.
D. Riwayat Pekerjaan
Subjek memiliki latar belakang pendidikan setingkat SMP yang
ditempuh melalui ujian paket B. Setelah mengikuti ujian sekolah, subjek tidak
lagi melanjutkan pendidikan ketingkat SMA, hal tersebut dikarenakan
permasalahan ekonomi keluarga serta kondisi subjek yang sering sakit-
sakitan. Subjek kemudian bekerja di toko game online milik temannya di kota
Sorong, disana subjek bekerja setiap hari sebagai penjaga toko. Dari hasil
bekerjanya tersebut subjek mendapatkan uang sebesar. dan kemudian
uang tersebut digunakan subjek untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
bersama ibunya. Selain itu subjek juga memiliki pekerjaan lain ketika di
Sorong yaitu menjaga toko di pasar milik orang, dan ikut teman bekerja
sebagai kuli panggul di pasar, yaitu membantu membawa barang ibu-ibu
yang berbelanja dipasar. Mengingat saat itu subjek masih bisa berjalan
meskipun sudah mengalami kecacatan. Subjek juga sempat pergi ke Ternate
selama 2 minggu untuk ikut temannya bekerja. Namun kemudian subjek
kembali ke Sorong.
Ketika di Jakarta, subjek untuk bisa bertahan hidup bekerja sebagai
pedagang asongan. Subjek setiap hari berjualan di pasar tanah abang dan
bergantian jualan ke terminal pulau gadung. Jika berjualan di terminal pulau
gadung, maka subjek tinggal dan tidur diarea sekitar terminal. Namun jika
subjek berjualan di pasar tanah abang, subjek biasanya tidur dan tinggal di
pos polisi terdekat, serta terkadang polisi memberikan subjek makanan. Hal
tersebut dilakukan subjek selama berada di Jakarta selama kurang lebih
hampir 4 tahun.
Pada tahun 2016 awal, subjek sempat ditawari oleh seseorang ketika
di Jakarta untuk ikut bekerja di Surabaya. Kemudian subjek menyetujui hal
tersebut dan ikut pergi ke Surabaya. Namun belum sampai di Surabaya
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso
RAHASIA
subjek justru diturunkan dan ditinggalkan di kota Banyuwangi. Subjek sama
sekali tidak tahu arah dan tidak tahu akan pergi kemana. Kemudian subjek
berusaha untuk mencari tumpangan bus pergi ke Bali, disana subjek turun di
kabupaten Gianyar, subjek tinggal disana di terminal, dan ditawari seorang
pemulung untuk membantunya memulung setiap pagi. Subjek pun
melakukan hal tersebut selama kurang lebih satu bulan. Kemudian uang
yang didapatkan disimpan oleh subjek. Akhirnya subjek memutuskan untuk
pergi ke solo mencari kekasihnya dan mencari tempat rehabilitasi. Subjek
pun mencari tumpangan bus kearah Solo, akan tetapi bus tersebut tidak
langsung membawa subjek sampai di Solo. Subjek harus rela berganti-
gantian bus untuk sampai di Solo. Ketika pergi kemanapun subjek selalu
membawa uang 200.000 dan uang tersebut merupakan hasil tabungan
subjek maupun pemberian orang.
E. Riwayat Keluarga
Subjek merupakan anak tunggal dari pasangan IS dan WRK. Ayah dan
ibu subjek bertemu di kota Manado, saat itu ayah subjek bekerja menjadi
seorang PNS di Jakarta. Ketika bekerja disana ayah subjek sering melakukan
pelanggaran sehingga ayah subjek dipindahkan tugas ke Manado. Ayah
subjek berkenalan dengan ibu subjek melalui kakak ibu subjek. Setelah
berkenalan akhirnya keduanya memutuskan untuk menikah. Ayah subjek
memiliki latar belakang pekerja PNS yang kurang disiplin, kurang tanggung
jawab, playboy, namun seorang yang pekerja keras. Sementara ibu subjek
memiliki latar belakang wanita perokok. Ayah subjek seorang muslim dan
ibunya khatolik, ketika akan menikah ibu subjek pindah agama manjadi islam.
Kemudian keduanya menikah pada tahun 1983, pada saat itu ayah dan ibu
subjek ingin segera memiliki anak namun belum juga diberi keturunan. Tiga
tahun setelah menikah, akhirnya subjek pun lahir dan menjadi sumber
kebahagiaan keluarga.
Ketika masih kecil subjek sangat disayang dan dimanjakan oleh orang
tuanya. Ibu subjek merupakan ibu rumah tangga, sementara ayah subjek
seorang PNS yang ditugaskan di Papua. Pada tahun 1998 ayah subjek
sering ijin kepada ibu subjek untuk bekerja lembur, akan tetapi lama-
kelamaan ibu subjek menjadi curiga dengan sikap ayah subjek. Sampai pada
akhirnya ibu subjek mengetahui bahwa ayah subjek memiliki hubungan
dengan wanita lain. Saat itu kemudian orang tua subjek memutuskan untuk
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso
RAHASIA
bercerai dan ayah subjek pindah ke Jakarta dengan istri barunya. Tanpa
diketahui ibu subjek, ternyata ayah subjek sudah menikah sebanyak empat
kali. Sejak saat itu subjek sudah tidak pernah bertemu dengan ayahnya.
Kemudian subjek dan ibunya pindah ke Manado tempat asal ibu.
Pada awal tahun 2016, ibu subjek mengalami sakit berat. Kemudian
ibu subjek meminta subjek untuk mendatangi ayahnya di Jakarta. Subjek
diberi alamat ayahnya oleh ibunya. Akhirnya subjek pergi ke Jakarta seorang
diri mencari ayahnya. Sesampainya dirumah ayahnya, subjek ditolak dan
tidak diakui oleh ayah serta istri barunya. Subjek merasa sangat sedih,
kecewa, dan marah atas sikap ayah dan istri barunya. Subjek menganggap
ayahnya tidak adil, tidak mengakui darah dagingnya, dan lebih memilih istri
barunya.
Setelah itu subjek tidak tahu lagi harus pergi kemana, subjek sempat
bekerja menjadi pedagang asongan serta anak jalanan di Jakarta. Hal itu
dilakukan subjek untuk menyambung hidup. Kemudian subjek memperoleh
informasi mengenai BBRSBD dari masyarakat, akhirnya subjek pergi ke
BBRSBD. Subjek datang pada bulan Oktober 2016, namun baru mulai resmi
menjadi siwa pada bulan januari 2017. Pada tanggal 15 januari 2017, ibu
subjek dikabarkan meninggal. Subjek merasa sangat terpukul dan sedih atas
kepergian ibunya serta tidak bisa melihat ibunya. Menurut subjek ibunya ialah
sosok yang selalu melindungi subjek, memberikan perhatian dan kasih
sayang, dan selalu ada untuk subjek.
F. Riwayat Sosial
Ketika masih kecil subjek merupakan anak yang periang dan memiliki
banyak teman. Keluarga subjek juga tidak membatasi subjek ketika bermain.
Seperti anak kecil pada umumnya, subjek menghabiskan masa kecilnya
dengan bermain bersama teman-temannya. Demikian hal tersebut masih
berlanjut sampai subjek beranjak dewasa. Meskipun kondisi subjek cacat dan
tidak seperti teman-temannya kebanyakan, namun subjek tidak merasa malu
dan tidak menjadikan hal tersebut sebagai suatu penghalang untuk subjek
bisa melakukan aktivitasnya. Ketika di Sorong subjek memiliki banyak teman
dekat dan semuanya sangat perhatian dengan subjek. Subjek menyatakan
bahwa teman-teman subjek di sana semuanya normal dan tidak ada yang
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso
RAHASIA
memiliki kondisi seperti subjek. Hal tersebut membuat subjek bangga dan
senang, karena teman-temannya mau menerima subjek apa adanya.
Kemudian ketika di BBRSBD, subjek merasa senang ketika bersama
teman-temannya. DI BBRSBD subjek merasa bahagia dan bersyukur karena
subjek dipertemukan oleh teman-teman dengan kondisi yang sama
dengannya. Subjek belum memiliki teman dekat, namun subjek berusaha
menyatu dengan siswa yang lain serta bersikap ramah dengan para pegawai.
Dari hasil obervasi terlihat ketika teman-teman yang lain sedang ngobrol atau
bercanda, subjek tetap fokus mengerjakan tugasnya. Disaat tidak ada
Pembina VAK subjek juga terlihat tetap mengerjakan pekerjaannya dan tidak
ikut teman-teman bercerita. Subjek hanya sesekali saja menanggapi ulah
temannya, namun tetap sambil mengerjakan tugasnya. Selain itu subjek juga
dapat bersosialisasi dengan teman-teman VAK cukup baik, meskipun jarang
ikut bergabung. Subjek juga terlihat bijaksana dan menjadi penengah ketika
di vak, hal ini terlihat saat ada salah satu teman yang suka menggoda teman
lain, disini subjek berusaha untuk menasehati agar tidak membuat orang lain
takut dan mencoba menenangkan temannya yang ketakutan. Kemudian
ketika subjek berada di lingkungan BBRSBD terlihat kurang terbuka, subjek
cenderung diam, berbicara hanya seperlunya, dan lebih sering terlihat jalan
sendirian. Namun demikian ketika bertemu dengan para pegawai subjek
terlihat sangat ramah dan selalu menyapa serta memberikan salam. Subjek
membutuhkan adaptasi ketika menghadapi lingkungan baru, namun jika
dengan teman yang sudah dekat subjek terlihat bisa berkomunikasi baik dan
suka bercanda.
Sementara itu dari hasil wawancara pada Pembina VAK, Pendamping,
dan pegawai menyatakan bahwa subjek merupakan anak yang baik, pintar,
rajin, taat ibadah, sopan, hasil bordirannya bagus. Akan tetapi subjek
menyatakan bahwa kurang nyaman ketika berada di asrama karena brisik.
Hal tersebut membuat subjek lebih senang ketika berada di Vak. Selain itu
subjek juga sepertinya memiliki teman dekat. Subjek menyatakan bahwa saat
ini memiliki teman dekat yang memiliki kondisi tubuh seperti subjek. Namun
wanita tersebut tidak berada di BBRSBD, melainkan di rehabilitasi lain.
Menurut subjek orang yang berharga dalam hidupnya ialah ibunya dan
wanita tersebut. Subjek ingin agar wanita tersebut dipindahkan ke BBRSBD.
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso
RAHASIA
Saat ini subjek memiliki teman dekat perempuan atau yang telah
dianggap subjek sebagai kekasih. Subjek bertemu dengan wanita tersebut
ketika di Jakarta, saat itu subjek baru saja turun dari bus kota dan duduk di
sebuah halte. Kemudian kekasih subjek tersebut datang menghampiri subjek
dan memberikan makanan. Sejak saat itu subjek mulai menjalin hubungan
dengan kekasihnya. Kekasih subjek merupakan seorang wanita muslim,
berinisial SA, merupakan difabel yang memiliki kelemahan pada kaki dan
tulang belakang. Ketika di Jakarta tiba-tiba kekasih subjek tersebut tidak
pernah muncul dan menghilang. Kemudian subjek mencari informasi, dan
mengetahui bahwa kekasihnya tersebut di bawa ke Solo di sebuah panti
rehabilitasi. Tidak lama kemudian subjek langsung menghampiri kekasihnya
di Solo. Subjek sebenarnya kurang setuju kekasihnya berada di rehabilitasi
tersebut, subjek justru ingin agar kekasihnya berada di BBRSBD bersama
dirinya dengan alasan sudah terjamin. Namun dari pihak rehabilitasi tempat
kekasihnya berada belum memberikan respon. Subjek berkomunikasi
dengan kekasihnya setiap hari senin sampai jumat melalui telephone hp,
mengingat kekasih subjek tidak bisa membaca dan menulis, durasi
menelphone selama 30 menit. Subjek juga sedikit-sedit mengajarkan
kekasihnya untuk bisa membaca dan menulis. Subjek hanya bisa
berkomunikasi dengan kekasihnya pada waktu tersebut karena di rehabilitasi
tempat kekasihnya berada, hp dibawa oleh petugas, sementara ketika hari
sabtu dan minggu libur sehingga hp tidak diberikan. Subjek juga selalu
mengusahakan agar bisa bertemu dengan kekasihnya setiap hari minggu
setelah pulang dari gereja. Subjek berharap agar bisa menikah dengan
kekasihnya.
D. Riwayat Ekonomi
Sejak kecil subjek dan keluarganya hidup dalam keluarga yang
sederhana. Subjek belum pernah merasakan memiliki rumah sendiri,
mengingat sejak kecil subjek dan keluarga selalu mengontrak rumah, serta
terkadang hidup di kos-kosan. Perekonomian keluarga berasal dari
penghasilan ayah subjek, sementara ibu subjek tidak bekerja. Ketika ayah
masih tinggal dengan subjek, kebutuhan sehari-hari keluarga terpenuhi.
Apapun keinginan subjek selalu dibelikan oleh ayahnya.
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso
RAHASIA
Namun sejak ayah subjek pergi meninggalkan keluarga, situasi mulai
berubah. Kondisi ekonomi subjek dan ibunya mengalami penurunan. Ibu
subjek merupakan salah satu pengurus darma wanita dan mengurus
masalah keuangan. Kemudian ibu subjek bekerja menjadi seorang rentenir,
dan keuntungannya digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Namun hal tersebut tidk berlangsung lama karena ibu subjek mulai sakit-
sakitan. Disamping itu subjek juga membantu temannya menjaga toko, dan
hal itu setidaknya membantu subjek untuk tetap bertahan hidup.
RAHASIA
V. TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Hubungan Orang Tua dan Anak
1. Kelekatan
Berdasarkan Kamus Umum Bahasa Indonesia, kedekatan berasal
dari kata dekat, lalu kata itu mendapat awalan ke- dan akhiran -an
sehingga menjadi kedekatan yang artinya tidak jauh jaraknya atau
antaranya.
Orang tua adalah bapak dan ibu kandung. Perlu ditegaskan
bahwa bapak dan ibu adalah orang yang memiliki ikatan batin yang
sangat erat yang dapat mempengaruhi keberhasilan anak dalam belajar.
Urgensi orang tua sebagai segi utama dalam proses pendidikan dan
pembentukan moral atau akhlak anak.
Kedekatan orang tua dengan anak adalah pemusatan tenaga
atau jiwa yang dilakukan oleh orang tua tertuju pada suatu obyek (siswa)
yang dilakukan disertai dengan kesadaran, sehingga anak berprestasi
secara maksimal. Istilah kelekatan (attachment) dikemukakan oleh John
Bowlby, menjabarkan konsep kelekatan sebagai sebuah kecenderungan
manusia untuk menciptakan ikatan afeksi yang kuat dengan orang
tertentu. Menurutnya kelekatan ialah ikatan emosional sebagai bentuk
perilaku yang ditunjukkan oleh individu dalam mencapai atau menjaga
kedekatan dengan individu lain yang diidentifikasi sebagai orang yang
mempunyai kemampuan lebih baik dalam menghadapi hidup.
Kelekatan oleh Ainsworth diartikan sebagai suatu ikatan yang
bersifat afeksional pada seseorang yang akan ditujukan pada orang-orang
tertentu atau disebut sebagai figure lekat dan berlangsung terus-menerus.
Sedangkan Papalia dan Old menjabaran bahwa kelekatan adalah ikatan
emosional abadi dan resiprokal antara bayi dan pengasuhnya, yang sama-
sama memberikan kontribusi terhadap kualitas hubungan tersebut.
2. Perkembangan kelekatan
Kelekatan pada bayi, remaja, dan dewasa terdapat adanya
perbedaan. Kelekatan pada remaja cenderung berbicara tentang kualitas
kelekatan, dari pada gaya kelekatan yang spesifik. Hubungan orang tua
dan remaja menjadi fokus dalam perkembangan kelekatan. Namun dalam
hal ini terdapat perluasan figure yaitu adanya teman sebaya, Kedua hal
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso
RAHASIA
tersebut berkaitan dengan kesehatan psikologis dan penyesuaian diri pada
remaja.
3. Dimensi Kelekatan
Mengacu paradigm Bowbly, Armsden dan Greenberg mendesai
IPPA (infentory of parents and peer attachment) untuk mengukur kualitas
kelekatan remaja terhadap orang tua dan teman sebayanya. Hal tersebut
didasarkan pada 3 dimensi dasar konstruksi kelekatan yaitu: komunikasi,
kepercayaan, dan keterasingan.
4. Faktor yang mempengaruhi kelekatan
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso
RAHASIA
Menurut Erikson faktor yang mempengaruhi munculnya gangguan
kelekatan ialah:
1) Perpisahan yang tiba-tiba antara anak dengan pengasuh atau
orang tua
2)Penyiksaan emosional atau penyiksaan fisik
3)Pengasuhan yang tidak stabil
4)Sering berpindah tempat atau domisili
5)Ketidak konsistenan cara pengasuhan
6)Problem psikologis yang dialami orang tua atau pengasuh utama
Problem neurologis/syaraf
5. Fungsi kelekatan
Kelekatan memberikan banyak manfaat bagi individu, seperti
sekitar
B. Pengertian Harga Diri
1. Pengertian harga diri
Salah satu perkembangan psikologis yang dialami oleh remaja
adalah perkembangan sosio-emosi yang salah satunya adalah harga diri,
yang merupakan keseluruhan cara yang digunakan untuk mengevaluasi
diri kita, dimana harga diri merupakan perbandingan antara ideal-self
dengan real-self (Santrock, 2012). Harga diri adalah sikap yang dimiliki
tentang dirinya sendiri, baik positif maupun negatif (Rosenberg, 1965).
Menurut Coopersmith (dalam Lestari & Koentjoro, 2002)
mengatakan bahwa harga diri merupakan hasil evaluasi individu terhadap
dirinya sendiri yang diekspresikan dalam sikap terhadap diri sendiri.
Evaluasi ini menyatakan suatu sikap penerimaan atau penolakan dan
menunjukkan seberapa besar individu percaya bahwa dirinya mampu,
berarti, berhasil, berharga menurut standart dan nilai pribadinya. Harga
diri adalah gagasan mengenai diri secara global yang mengacu pada
keseluruhan evaluasi diri sebagai individu, atau bagaimana orang
merasakan mengenai diri mereka sendiri dalam arti yang komprehensif
(Verkuyten, 2003).
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso
RAHASIA
Baron & Byrne (2012) juga berpendapat bahwa harga diri adalah
evaluasi diri yang dibuat oleh setiap individu, sikap orang terhadap dirinya
sendiri dalam rentang dimensi positif sampai negatif. Baron & Byrne
menegaskan harga diri merujuk pada sikap seseorang terhadap dirinya
sendiri, mulai dari sangat negatif sampai sangat positif, individu yang
ditampilkan nampak memiliki sikap negatif terhadap dirinya sendiri. Harga
diri yang tinggi berarti seorang individu menyukai dirinya sendiri, evaluasi
positif ini sebagian berdasarkan opini orang lain dan sebagian
berdasarkan dari pengalaman spesifik. Sikap terhadap diri sendiri dimulai
dengan interaksi paling awal antara bayi dengan ibunya atau pengasuh
lain, perbedaan budaya juga mempengaruhi apa yang penting bagi harga
diri seseorang.
Menurut Baron & Byrne (2012) Harga diri sering kali diukur
sebagai sebuah peringkat dalam dimensi yang berkisar dari negatif
sampai positif atau rendah sampai tinggi. Sebuah pendekatan yang
berbeda adalah dengan meminta individu untuk mengindikasikan self-
ideal mereka seperti apa, self mereka yang sebenarnya, dan kemudian
membandingkan perbedaan diantara keduanya. Semakin besar
perbedaan real self dengan ideal self maka semakin rendah harga diri.
Walaupun perbedaan spesifiknya dapat bervariasi namun lama
kelamaan perbedaan self ideal dengan real self akan cenderung stabil
(Strauman dalam Baron & Byrne, 2012). Seorang individu akan merasa
senang apabila seseorang akan memberikan respon positif terhadap
beberapa aspek self-ideal namun individu akan merasa kurang senang
apabila seseorang mengatakan bahwa dalam diri individu tidak terdapat
beberapa aspek dari self-ideal (Eisenstand & Leippe dalam Baron &
Byrne, 2012).
2. Faktor harga diri
Menurut Coopersmith (Anindyajati & Karima, 2004) terdapat
empat faktor yang dapat mempengaruhi harga diri, yaitu:
a. Penerimaan atau penghinaan terhadap diri. Individu yang merasa
dirinya berharga akan memiliki penilaian yang lebih baik atau positif
terhadap dirinya dibandingkan dengan individu yang tidak mengalami
hal tersebut. Individu yang memiliki harga diri yang baik akan mampu
menghargai dirinya sendiri, menerima diri, tidak menganggap rendah
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso
RAHASIA
dirinya, melainkan mengenali keterbatasan dirinya sendiri dan
mempunyai harapan untuk maju dan memahami potensi yang
dimilikinya, sebaliknya individu dengan harga diri rendah umumnya
akan menghindar dari persahabatan, cenderung menyendiri, tidak puas
akan dirinya, walaupun sesungguhnya orang yang memiliki harga diri
yang rendah memerlukan dukungan.
b. Kepemimpinan atau popularitas. Penilaian atau keberartian diri
diperoleh seseorang pada saat individu tersebut harus berperilaku
sesuai dengan tuntutan yang diberikan oleh lingkungan sosialnya yautu
kemampuan seseorang untuk membedakan dirinya dengan orang lain
atau lingkungannya. Pada situaasi persaingan, seseorang akan
menerima dirinya serta membuktikan seberapa besar pengaruh dan
kepopulerannya. Pengalaman yang diperoleh pada situasi itu
membuktikan individu lebih mengenal dirinya, berani menjadi pemimpin,
atau menghindari persaingan.
c. Keluarga dan orang tua. Keluarga dan orang tua memiliki porsi terbesar
yang mempengaruhi harga diri, ini dikarenakan keluarga merupakan
modal pertama dalam proses imitasi. Alasan lainnya kareana perasaan
dihargai dalam keluarga merupakan nilai pentinga dalam
mempengaruhi harga diri.
d. Keterbukaan dan kecemasan. Individu cenderung terbuka dalam
menerima keyakinan, nilai-nilai, sikap, moral dari seseorang maupun
lingkungan lainnya jika dirinya diterima dan dihargai. Sebaliknya
seseorang akan mengalami kekecewaan bila ditolak lingkungannya.
3. Aspek harga diri
Rosenberg (dalam Rahmania & Yuniar, 2012) menyatakan bahwa
harga diri memiliki dua aspek, yaitu penerimaan diri dan penghormatan
diri. Kedua aspek tersebut memiliki lima dimensi yaitu: dimensi akademik,
sosial, emosional, keluarga, dan fisik.
a. Dimensi akademik mengacu pada persepsi individu terhadap kualitas
pendidikan individu.
b. Dimensi sosial mengacu pada persepsi individu terhadap hubungan
sosial individu.
c. Dimensi emosional merupakan hubungan keterlibatan individu terhadap
emosi individu.
d. Dimensi keluarga mengacu pada keterlibatan individu dalam partisipasi
dan integrasi di dalam keluarga.
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso
RAHASIA
e. Dimensi fisik yang mengacu pada persepsi individu terhadap kondisi
fisik individu.
Menurut Coopersmith (dalam Andarini, Susandari, & Rosiana,
2012) mengemukakan empat aspek dalam harga diri, yaitu:
a. Power (Kekuasaan). Kemampuan untuk bisa mengatur dan mengontrol
tingkah laku diri sendiri dan orang lain.
b. Significance (Keberartian). Kepedulian, perhatian, dan afeksi yang
diterima individu dari orang lain, hal tersebut merupakan penghargaan
dan minat dari orang lain dan pertanda penerimaan dan popularitasnya.
c. Virtue (Kebajikan). Ketaatan mengikuti kode moral, etika, dan prinsip-
prinsip keagamaan yang ditandai oleh ketaatan untuk menjauhi tingkah
laku yang dilarang dan melakukan tingkah laku yang diperbolehkan oleh
moral, etika, dan agama.
d. Competence (Kemampuan). Sukses memenuhi tuntutan prestasi yang
ditandai oleh keberhasilan individu dalam mengerjakan berbagai tugas
atau pekerjaan dengan baik dari level yang tinggi dan usia yang
berbeda.
C. Intervensi untuk Meningkatkan Harga diri
RAHASIA
Melalui pendekatan client centered dengan adanya unconditional
positive regard dan empati dinilai mampu mengubah tingkat self esteem
karena dukungan yang dibutuhkan oleh klien dan membantu klien
menyejajarkan actual self dengan ideal self. Selain diberikan oleh terapis
melalui pendekaatan client centered, social support juga dapat diberikan
oleh teman dan orang tua dengan membantu menawarkan bantuan,
memberikan waktu dan dukungan, memberikan kesempatan
menyelesaikan masalahnya sendiri. Kesempatan dan keberhasilan
tersebut dapat meningkatkan self esteem klien (Guindon, 2010).
c. Logoterapi
Logoterapi adalah suatu jenis psikoterapi yang pertama kali
dikembangkan oleh Viktor Frankl pada tahun 1938 dengan
mengedepankan makna hidup sebagai tema sentralnya. Makna hidup (the
menaing of live) menurut Frankl (dalam Bastaman, 2007) merupakan
motivasi utama manusia untuk meraih taraf kehidupan yang bermakna
(the menaing life). Farankl mengemukakan bahwa jika seseorang berhasil
menemukan dan memenuhi makna hidupnya, maka kehidupan akan
menjadi lebih berarti dan berharga dan pada akhirnya akan menimbulkan
kebahagiaan (Bastaman, 2007). Hal tersbeut dibuktikan pada dirinya
sendiri ketika ia pernah menjadi tawanan perang duna II dan mengalami
hidup dalam penjara dengan memaknai setiap kejadian yang dialaminya
sebagai suatu yang positif, membahagiakan, dan menguatkan
kepercayaan dirinya. Logoterapi semakin luas manfaatnya terutama untuk
meningkatkan kepercayaan dan harga diri melalui penemuan makna hidup
(Bastaman, 2007). Seperti dalam penelitian sebelumnya bahwa logoterapi
mampu meningkatkan harga diri pada lansia di panti werdha Malang
setelah diberikan logoterapi kelompok (Wahyuni, 2009)
d. Terapi kelompok
Konseling kelompok memberikan kesempatan bagi klien untuk
berinteraaksi dengan orang lain dengan cara yang tepat dan sehat. Hal
tersebut menjadi penting bagi peningkatan self esteem. Guindon (2010)
menyatakan bahwa kohesivitas yang dibangun dalam terapi kelompok
dapat meningkatkan self esteem bagi orang-orang yang menjadi bagian
dari kelompok terapi tersebut.
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso
RAHASIA
VI. ASESMEN
A. Rancangan Asesmen
Metode asesmen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah
dengan menggunakan wawancara, observasi, dan tes psikologi.
Tabel 1. Rancangan Asesmen
1. Wawancara
RAHASIA
Tabel 2. Panduan Wawancara
Jenis wawancara Tujuan
Wawancara awal semi Untuk memperoleh informasi mengenai
terstruktur latar belakang kehidupan subjek dan
permasalahan yang sedang dialami
subjek.
Wawancara mendalam Untuk memperoleh informasi mengenai:
semi terstruktur a. Bagaimana penanaman nilai yang
diberikan keluarga, kemudian respon
subjek
b. Bagaimana respon subjek ketika
menghadapi situasi yang sulit
c. Pandangan subjek mengenai dirinya
d. Pandangan mengenai masa depan
e. Tujuan atau rencana hidup subjek
f. Pandangan subjek mengenai
permasalahan yang dialami
g. Pertahanan diri yang dilakukan subjek.
h. Riwayat gangguan/ permasalahan
yang dialami subjek
i. Bagaimana pikiran,perasaan subjek
sehingga mempengaruhi perilaku
sekarang
j. Bagaimana latar belakang
permasalahan subjek (gejala-gejala)
k. Usaha yang dilakukan untuk
mengatasi permasalahan yang
dihadapi
2. Observasi
RAHASIA
Tabel 3. Panduan Observasi
Jenis observasi Tujuan
Observasi deskriptif Mengamati perilaku subjek selama mengikuti
tes, ketika di BBRSBD, baik ketika di VAK,
asrama, maupun dilingkungan sekitar
BBRSBD. Hal yang ingin di amati ialah:
a. Ketika Tes (baik wawancara maupun tes
psikologi):
1) Mengamati cara subjek dalam
berkomunikasi
2) Mengamati gerak tubuh atau perilaku
subjek
3) Konsentrasi subjek
4) Respon subjek selama mengikuti tes
5) Penampilan fisik
6) Ekspresi emosi subjek ketika mengikuti
tes
7) Perilaku yang muncul ketika mengerjakan
tes
8) Perilaku unik yang muncul yang terkait
dengan permasalahhan subjek
b. Ketika subjek mengikuti kegiatan di
BBRSBD:
1) Mengamati cara subjek berkomunikasi
2) Gerak tubuh
3) Konsentrasi subjek
4) Respon subjek ketika didepan umum
5) Perilaku unik yang muncul
6) Ekspresi emosi subjek yang muncul ketika
mengikuti kegiatan
7) Aktivitas sehari-hari
8) Menghadapi situasi yang membuat
kurang nyaman
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso
RAHASIA
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso
RAHASIA
B. Pelaksanaan Asesmen
Tabel 4. Pelaksanan Asesmen
C. Hasil Asesmen
Tabel 5. Hasil Asesmen
Atribut Psikologis
Metode Kognitif Afektif Sosial
Observasi Subjek terlihat memiliki rasa ingin tahu Subjek terlihat anak yang lugu, spontan, Ketika di VAK saat mengerjakan bordir,
yang tinggi, hal ini terlihat selama proses pendiam, penyayang. Namun disamping subjek terlihat serius, ketika teman yang
asesmen subjek sering bertanya dan itu subjek memiliki perasaan kecewa lain ngobrol subjek terlihat tetap
menanyakan hal seperti kenapa orang yang besar kepada ayahnya. Subjek mengerjakan pekerjaannya, ketika
harus meninggal, kenapa ada orang tampak berusaha menutupin perasaan teman yang lain istirahat subjek tetap
jahat. Subjek juga terlihat sangat teliti dan dirinya karena tidak ingin dianggap bekerja. Selain itu ketika bergantian
perfeksionis, hal ini terlihat ketika lemah oleh orang lain. Hal ini terlihat mesin jahit subjek terlihat ingin segera
mengerjakan sesuatu diulang berkali-kali, ketika berbicara mengenai keluarga dan menggunakannya. Akan tetapi ketika
kemudian menulis jawaban satu per satu kondisi dirinya, subjek terlihat berkaca- pekerjaannya sudah selesai subjek bisa
dan kembali di cek (SSCT). Subjek juga kaca, bermain jari, namun subjek membaur dengan teman-temannya,
memiliki ambisi yang kuat, terlihat ketika berusaha tampak tegar. Selain itu subjek bercanda, memberi nasehat. Selain itu
mengerjakan sesuatu sangat sungguh- berusaha mencari perhatian dari teman- ketika di VAK subjek sering bermain HP
sungguh,pelam-pelan, mengerjakan teman, Pembina, maupun pegawai dan sering ditegur oleh Pembina VAK.
sampai selesai. BBRSBD. Subjek terlihat sangat ramah kepada
seeluruh pegawai BBRSBD, selain itu
terlihat sangat akrab dengan teman-
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso
pegawai atau anak buah ayahnya orang tuanya dan mendapatkan kasih subjek merasa di anggap remeh, dan
memperlakukan subjek dengan istimewa sayang. Ketika dewasa subjek tidak lagi merasa kurang nyaman ketika
seperti memberi makanan yang merasakan hal tersebut karena ayah bergabung dengan teman lain karena
berlebihan, sementara subjek tidak pergi meninggalkannya dan menolak adanya permasalahan pada kantong
menyukai hal itu dan meminta agar tidak kehadirannya. Subjek merasa sangat kemihnya. Ketika berada didalam suatu
diperlakukan seperti itu. Subjek kecewa dan kesal dengan ayahnya yang acara, subjek tampak berusaha untuk
menganggap orang yang berharga dalam tidak mengakui subjek, serta justru menonjolkan dirinya, dengan bergurau,
hidupnya ialah ibu dan kekasihnya. Subjek memilih istri barunya. Subjek saat ini berbicara paling keras, dan terlihat
sangat sedih ketika ditinggal ibunya hidup sebatang kara, keluarga ibu mencari perhatian.
meninggal, mengingat subjek sudah subjek berdomisili di Manado dan subjek
hampir 6 tahun tidak bertemu, subjek saat sampai saat ini belum pernah pergi
itu tidak ingin ikut ibu ke manado karena kesana. Subjek juga merasa bingung,
subjek tidak ingin lagi menyusahkan hidup setelah mengikuti rehabilitasi di
ibunya. Subjek selalu ingin bekerja keras BBRSBD subjek akan pergi kemana.
Saat ini subjek merasa harapan dan
agar bisa membahagiakan ibunya,
semangatnya ialah ibunya dan
kekasihnya dan hidupnya sendiri. Subjek
kekasihnya. Subjek ingin menikah
ingin bisa mandiri, menjadi sukses, dan
dengan kekasihnya, namun keduanya
ingin menikah.
Sejak ibunnya pergi ke manado, subjek belum bekerja, selain itu kondisi
memutuskan untuk tidak ikut pergi dengan keyakinan yang berbeda membuat
ibu karena tidak mau menyusahkan ibu subjek harus berpikir matang.
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso
lagi. Sampai saat ini subjek selalu Ketika di BBRSBD subjek meras kurang
mengatakan bahwa tidak mau begitu senang ketika di asrama, karena
menyusahkan orang lain dan ingin bisa menurutnya sangat bising dan
mandiri. Selain itu subjek juga menganggu waktu istirahat subjek.
bertanggung jawab ketika mengerjakan Selain itu terdapat beberapa anak atau
tugas, subjek tidak mau menunda atau gerombolan geng yang terkadang
meninggalkan pekerjaan yang belum memandang subjek sebelah mata
selesai. Karena hal itu dianggap sebagai dikarenakan subjek bukan merupakan
suatu beban dan menganggu subjek. rekomendasi dari dinas namun tetap
Meskipun demikian subjek menyatakan bisa mengikuti rehabilitasi. Melihat hal itu
bahwa subjek bukanlah orang yang subjek merasakan kesal, tapi berusaha
disiplin. Selain itu subjek takut jika untuk tidak memperdulikan.
melanggar aturan, hal ini diungkapkan
ketika subjek diajak teman-temannya
untuk mengobrol, subjek takut jika
dianggap Pembina memiliki geng.
Psikotes:
DAP Memiliki rasa ingin tahu yang besar, peka Emosi labil, lugu, kecemasan akan Sosial cukup baik,dependen, butuh
terhadap kritikan, merasa mampu, kebutuhan seksual, tidak aman, perhatian, tidak ingin menonjol, sosial
mencoba menunjukkan kekuatan fisik, mengontrol diri secara berlebihan, kurang luwes ketika di lingkungan baru,
intelektual rata-rata, ragu-ragu, kurang kurang merasakan kepuasan fisik, usaha adanya keinginan untuk memperbaiki
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso
percaya diri, egosentris. untuk kuat, merasa kurang lincah hubungan sosial karena merasa tidak
(disabilitas yang dialami), kebutuhan pasti.
yang besar akan rasa aman, butuh
banyak dorongan, haus kasih sayang.
Selain itu subjek memiliki energy dan
motivasi yang tinggi.
BAUM Kontrol diri tinggi, disiplin, teliti, hasrat Tertutup, takut terhadap masa depan, Kurang bisa mengontrol perilaku,
tinggi, banyak ide, fantasi, energy/ ragu-ragu, dorongan lemah, membatasi perilaku agar sesuai norma,
kemampuan rendah tetapi aspirasi tinggi, depresi/frustrasi, dorongan kuat untuk takut bergaul, sulit melepaskan diri dari
dominasi intelektual, memiliki keinginan mencapai keinginan, gelisah, mudah sesuatu yang dikerjakan.
tetapi tidak dapat dilaksanakan, kacau, labil, tidak ada pegangan,
merasa tidak aman, kepribadian lemah,
terikat masalalu dan terikat ibu.
HTP Inteligensi rata-rata, Percaya diri, bangga akan diri sendiri, Keluarga membebaskan subjek untuk
penolakan pada situasi rumah, adanya berinteraksi, namun adanya hambatan
masalah pada harga diri, kemandirian, subjek dalam berinteraksi.
dan mobilitas subjek, serta merasa
lemah.
WARTEGG Tidak rasional, tidak terintegrasi, cara Kekanak-kanakan, peka, peduli dengan Tidak harmonis, menyendiri, dalam
berpikir sistematis, mengutamakan rasio, orang lain, santai, spontan. interaksi sosial kaku ketika bertemu
namun tidak detail, sederhana, dan dengan lingkungan baru, namun bisa
praktis. Tidak terarah dan tidak luwes ketika dengan lingkungan yang
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso
berharap agar wanita dapat jujur, terbuka kembali kecil dan bisa menjadi mandiri
dan beriman, khususnya kekasih subjek. serta tidak menyusahkan orang lain.
Subjek berusaha untuk disiplin, tanggung Selain itu subjek ingin bisa
jawab, bijak dalam mengerjakan tugasnya membahagiakan ibunya. Masa depan
dan tidak ingin mengecewakan serta subjek Nampak jika diperjuangkan, dan
menyusahkan orang lain. Subjek juga subjek ingin di masa depan dapat hidup
berusaha selalu menghargai jerih payah bahagia, menikah, memiliki pekerjaan.
orang lain. Subjek sangat senang bekerja Subjek memiliki harapan untuk bisa
dengan orang yang jujur, dapat dipercaya menikah dan memiliki pekerjaan agar
serta rajin. bisa mandiri serta tidak merepotkan
orang lain.
SPM 42 (Grade III+) = Rata-rata
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso
tingkat kedisplinan yang sangat tinggi, setiap siswa yang melanggar aturan akan
diberi hukuman, baik itu tugas, maupun hukuman fisik seperti dipukul. Selain itu,
di sekolah subjek tidak ada satu anak pun yang meledek kondisi subjek, hal itu
dikarenakan aturan dari sekolah yang melarang siswanya saling meledek.
Semua siswa sangat patuh pada aturan sekolah dikarenakan takut mendapatkan
hukuman. Sementara itu subjek pun selalu berusaha mentaati peraturan dan
belajar dengan giat. Subjek senang ketika memperoleh hasil yang baik dan di
sanjung oleh guru-gurunya. Karena melihat potensi subjek, guru-guru pun
meminta subjek untuk giat belajar dan menjadi yang terbaik. Sejak saat itu
subjek selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik dengan usahanya
sendiri, agar bisa dihargai oleh orang. Selain itu kurangnya peran keluarga dalam
perkembangan subjek menjadikan subjek lebih dekat dengan lingkungan
sekolah.
hasil yang sempura sehingga tidak mengecewakan orang lain, selain itu subjek
sangat disiplin dan mematuhi segala peraturan, subjek tidak ingin melanggar
aturan dengan alasan jika melanggar aturan maka subjek bukanlah orang yang
bertanggung jawab. Subjek memiliki perasaan kecewa dan marah dengan sikap
ayah kandung yang menolaknya, akan tetapi subjek mencoba untuk membiarkan
dan melupakan, karena subjek tidak mau dianggap berdosa.
Individu dengan tipe kepribadian ini memiliki sifat disiplin, takut berbuat
kesalahan, kondisi perasaan yang tidak rileks, tegang, kehilangan kesenangan
lebih sering cemberut, perasaan kehangatan terhambat dan mengambil
banyaknya emosi dibawah kendali yang sangat ketat, perfeksionis, taat pada
aturan, menyukai sopan santun, kegiatannya teratur, penuh rasa hormat,
memandang diri sebagai orang yang rajin, dapat dipercaya, teliti, takut berbuat
kesalahaan atau penilaian yang berlebihan pada diri yang ditampilkan dengan
disiplin, kesempurnaan, kebijaksanaan dan kesetiaan.
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso
subjek tetap berusaha untuk bangkit, tidak mau merepotkan orang lain,dan ingin
bisa mandiri.
Berdasarkan hal itu subjek memiliki masalah terkait harga diri yang
rendah. Perpisahan dengan orang tua merupakan suatu hal yang traumatis bagi
individu karena dirinya kehilangan figur untuk tempat mendapatkan rasa aman
dan kasih sayang. Menurut paradigm humanistic teori maslow, subjek memiliki
hambatan dalam pertumbuhan pada tingkat kebutuhan safety needs yaitu
kebutuhan akan rasa aman. Hal ini muncul ketika ayah subjek pergi dari rumah
dan subjek kehilangan kasih sayang ayah. Mengingat ayah subjek ialah sosok
yang paling memanjakan subjek. Kemudian ibu subjek yang harus banting tulang
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, membuat ibu subjek jarang memberikan
perhatian. Menurut Maslow tentang konsep hierarchy of needs, bahwa individu
yang tidak terpenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya, maka individu tersebut
tidak dapat mencapai kebutuhan yang lebih tinggi seperti rasa dicintai, rasa
dihargai, dan aktualisasi diri. Subjek memperoleh rasa kasih sayang dari kedua
orang tuanya, namun ketika usia 3 tahun subjek mulai kehilangan rasa sayang
karena kedua orang tuanya berpisah. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan
subjek pada tahap rasa dicintai tidak tercapai. Selain tidak dapat mencapai
kebutuhan rasa dicintai, subjek juga tidak dapat mencapai rasa dihargai. Hal ini
ditunjukkan subjek merasa kurang yakin dengan kemampuannya, takut dinilai
jelek dan selalu menampilkan kesempurnaan, mencari kompensasi atas harga
diri yang terancam dengan cara menunjukkan sikap yang berlebihan untuk
menarik perhatian. Oleh karena itu hubungan orang tua dan anak yang kurang
harmonis mempengaruhi terhambatnya kebutuhan-kebutuhan yang seharusnya
dimiliki subjek, hal tersebut membuat subjek memiliki harga diri rendah.
Ak
tu
ali
sa
si
Penghargaa
n
dir
i Harga diri rendah
Kasih sayang
Tidak mendapat kasih
sayang orang tua
Rasa aman
Keluarga tidak harmonis
Fisiologis
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso
Aspek
harga diri
Keteranga
rendah Indikator Sumber data
n
(Rosenberg
dan Owens)
Sensitivitas 1. Bermasalah - Subjek merupakan orang yang
terhadap dalam peka terhadap kritik dan
Terpenuhi
pengalaman menghadapi selalu mengelak jika dikritik
negatif kritik (Grafis, Observasi)
- Subjek memiliki kondisi emosi Terpenuhi
2. Emosional yang labil (Grafis)
2. Aksis II
kepuasan dan
hubungan mengulang hasil
interpersonal pekerjannya, subjek juga
terlihat selalu berpikir
ketika akan menjawab.
2. Untuk diagnosis
dibutuhkan paling
sedikit 3 dari diatas
Kesimpulan: memenuhi 8 kriteria dari yang ditentukan. Subjek memiliki
kecenderungan tipe kepribadian Anankastik (F60.5)
3. Aksis III
4. Aksis IV
5. Aksis V
B. Prognosis
Berdasarkan hasil diagnosis tersebut, maka prognosis yang
mendukung subjek terkait permasalahan yang dialami yaitu:
Tabel 7. Prognosis
XI. INTERVENSI
A. Rancangan Intervensi
1. Analisis Kelemahan dan Kekuatan Subjek
Berikut ini merupakan deskripsi mengenai kelemahan dan
kekuatan subjek berdasarkan data-data yang telah diperoleh:
Tabel 8. Analisis Kekuatan dan Kelemahan
Kekuatan Kelemahan
Faktor Internal - Memiliki ambisi yang tinggi - Terlalu ambisi sehingga tidak
untuk bekerja keras sesuai kemampuan
- Rasa ingin tahu tinggi - Merasa tidak aman
- Tetap tegar menghadapi - Menutupi kondisi diri yang
masalah hidupnya sebenarnya
- Adanya semangat untuk terus - Berusaha mencari perhatian,
maju kompensasi
- Kemampuan sosial yang baik - Tidak ingin diremehkan oleh
orang lain
- Merasa marah dan kecewa
dengan sikap ayah
Faktor Eksternal - Dukungan dari kekasih - Penolakan ayah
- Dukungan dari pegawai - Adanya orang suruhan ayah
- Dukungan dari teman - Sikap teman yang tidak
dekat menerima kehadiran subjek
- Adanya penyaluran - Ketika selesai rehabilitasi,
pekerjaan setelah subjek bingung akan dipulangkan
lulus kemana
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso
Sebelum
- Sensitive, tertutup
Sesudah
4. Langkah-langkah Intervensi
Intervensi yang akan diberikan kepada subjek menggunakan
pendekatan humanistic yaitu person client centerd dengan
menggunakan metode konseling dan juga psikoedukasi mengenai
permasalahan klien. Intervensi ini terdiri atas 6 sesi yang akan
dilakukan dalam 3 kali pertemuan.
regard
b. Meminta subjek
untuk
mengatakan
apa yang
dirasakan
S Har Konseling Membangun a. Mengarahkan 60 Disk Work
me
e i2 tahap 2 pemahaman subjek untuk usi shee
nit
si diri atau menjelaskan t
Alat
3 kesadaran apa saja
tulis
terhadap potensi yang
kondisi dimiliki serta
subjek saat apa saja
ini kelemahan
yang dimiliki
b. Mengarahkan
subjek untuk
menjadi dirinya
sendiri
S Har Konseling a. Memberik a. Membantu 45 Disk Work
e i3 tahap 3, an arahan memaknai apa me usi shee
si 4, dan 5 kepada yang nit t
Alat
4 subjek disampaikan
tulis
untuk subjek dengan
dapat refleksi isi dan
membuat perasaan
b. Meyakinkan
suatu
subjek bahwa
keputusan
kecemasan
sendiri
yang dialami
(kebebasa
sebagai
n untuk
kesadaran atas
memilih)
b. Membant tanggung
u subjek jawab untuk
untuk memilih
c. Membantu
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso
B. Pelaksanaan Intervensi
Intervensi dilaksanakan pada tanggal 20 Februari sampai 8 Maret
2017, adapun tahap pelaksanaan intervensi yang dilakukan praktikan
sebagai berikut:
mengenai
intervensi
yang akan
diberikan
S 22 Konselin Membangun c. Membangun 60 Disk Terlak
e Febr g tahap 1 komitmen interaksi meni usi sana
si uari dengan dengan t
2 201 klien subjek
7 dengan
menciptakan
kondisi
unconditiona
l positive
regard
d. Meminta
subjek untuk
mengatakan
apa yang
dirasakan
S 27 Konselin Membangun c. Mengarahkan 60 Disk Terlak
meni
e Febr g tahap 2 pemahaman subjek untuk usi sana
t
si uari diri atau menjelaskan
3 201 kesadaran apa saja
7 terhadap potensi yang
kondisi dimiliki serta
subjek saat apa saja
ini kelemahan
yang dimiliki
d. Mengarahkan
subjek untuk
menjadi
dirinya sendiri
S 1 Konselin d. Memberi e. Membantu 60 Disk Terlak
e Mar g tahap kan memaknai meni usi sana
si et 3, 4, dan arahan apa yang t
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso
C. HASIL INTERVENSI
D. EVALUASI INTERVENSI
XII. REKOMENDASI
Berdasarkan proses yang telah dilaksanakan tersebut maka
rekomendasi yang diberikan adalah:
1. Untuk Subjek
Dengan intervensi yang sudah diberikan diharapkan agar subjek tetap
dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dengan kesungguhan
hati. Serta subjek belajar untuk menganalisis kembali hambatan-hambatan
yang menghalanginya, dan kemudian dapat mengoptimalkan kemampuan
yang dimiliki untuk terus berkembang dalam mencapai tujujan hidupnya.
2. Untuk BBBRSBD
Intervensi yang telah digunakan praktikan mungkin bisa
dipertimbangkan untuk dapat digunakan dalam mengatasi permasalahan
tersebut diatas atau pada masalah lain yang mungkin bisa menggunakan
intervensi dengan metode diatas.
3. Untuk Praktikan lain
Melakukan proses intervensi dengan panduan yang lebih lengkap,
melakukan follow up secara berkelanjutan untuk memantau perkembangan
subjek.
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A., & Sholeh, M. (2005). Psikologi Perkembangan edisi Revisi. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Bailey, Perkins, J., & Wilkins, S. (1995). Parenting Skills. New York: Cornell
University.
Benny, F. (2014). Penerimaan Ibu yang Memiliki Anak Retardasi Mental di SLB
YPAC Padang. Jurnal Kesehatan Andalas .
Gunarsa. (1995). Psikologi Praktis Anak Remaja dan Keluarga. Jakarta: Gunung
Mulia.
80
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso
LAMPIRAN
81