Anda di halaman 1dari 81

RAHASIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI


BIDANG PSIKOLOGI KLINIS
DI BBRSBD PROF. DR SOEHARSO
KASUS INDIVIDU

HARGA DIRI RENDAH PADA DISABILITAS

Disusun Oleh :

PITTARI MASHITA PURNOMO

T 100 155 009

MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI


BIDANG PSIKOLOGI KLINIS
DI BBRSBD PROF. DR SOEHARSO
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

KASUS INDIVIDU
HARGA DIRI RENDAH PADA DISABILITAS

HALAMAN DEPAN

DISUSUN OLEH :
PITTARI MASHITA PURNOMO
T 100 155 009

MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI
BIDANG PSIKOLOGI KLINIS
DI BBRSBD PROF. DR SOEHARSO
KASUS INDIVIDU
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

RAHASIA
HARGA DIRI RENDAH PADA DISABILITAS

Diajukan oleh:
PITTARI MASHITA PURNOMO
T 100 155 009

HALAMAN PERSETUJUAN

Telah disetujui untuk dipertahankan di depan dewan penguji:

Dosen Pembimbing Tanggal:

Wisnu Sri Hertinjung, S.Psi, M.Psi, Psi

Supervisor Lapangan Tanggal:

Kliwon, S.Psi, M.Psi, Psikolog


Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

RAHASIA
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI
BIDANG PSIKOLOGI KLINIS
DI BBRSBD PROF. DR SOEHARSO
KASUS INDIVIDU
HARGA DIRI RENDAH PADA DISABILITAS
Yang dipersiapkan dan disusun oleh:
PITTARI MASHITA PURNOMO
T 100 155 009

Telah dipertahankan di depan dewan penguji


Pada tanggal _________________

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat


Penguji Tamu

Rini Lestari, S.Psi, M.Psi, Ps _________________


Penguji Pendamping

Wisnu Sri Hertinjung, S.Psi, M.Psi, Psi _________________


Penguji Pendamping

Kliwon, S.Psi, M.Psi, Psikolog _________________


Surakarta, _______________
Ketua Magister Psikologi Profesi
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Dr. Lisnawati Ruhaena, M.Si, Psi


Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

RAHASIA

DAFTAR ISI
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

RAHASIA

DAFTAR TABEL
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

RAHASIA

DAFTAR BAGAN
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

RAHASIA

DAFTAR LAMPIRAN
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

RAHASIA

I. IDENTITAS

A. Identitas Subjek
1. Nama (Inisial) : B.E.J
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. TTL/Usia : Jayapura, 13 juli 1986/ 30 tahun
4. Suku Bangsa : Jawa, Sulawesi, Jayapura
5. Agama : Katholik
6. Urutan Lahir : Anak pertama (anak tunggal)
7. Pendidikan : SMP
8. Pekerjaan : Anak jalanan
9. Status Pernikahan : Belum menikah
10. Alamat : Sorong, Papua Barat
11. Disabilitas utama : Layuh kedua kaki
12. Sebab : Disebabkan polio saat berusia 3 tahun.
13. Masuk BBRSBD : 17 oktober 2016
14. Tanggal registrasi : Januari 2017
15. Trigger : Tidak diakui oleh ayah kandung dan ibu kandung
meninggal
16. Tujuan Pemeriksaan : Penegakan diagnosis dan pemberian intervensi.

B. Identitas Orangtua/Wali
Ayah Ibu
Nama I.S W.R.K (alm)
Usia 58 th 64 th
Pekerjaan PNS Tidak Bekerja
Pendidikan terakhir S1 SMP
Agama Islam Katholik
Suku Bangsa Jawa Sulawesi
Status Pernikahan Cerai Cerai
Jumlah Anak 1 1
Alamat Jakarta Sulawesi Utara (Manado)

II. KELUHAN DAN RIWAYAT KELUHAN


A. Penampilan dan Perilaku Umum
Subjek merupakan seorang laki-laki dengan postur tubuh sedang,
tinggi badan 150 cm dan berat 40 kg. Kesan pertama ketika bertemu
subjek, subjek terlihat rapi dengan menggunakan kemeja, celana selutut,
kaos kaki dan sepatu. Subjek juga terlihat bersih, memiliki kulit putih dan
rambut yang tertata rapi. Subjek menggunakan alat bantu berupa krek dua
buah, kaki subjek kecil dan tidak lurus, sehingga membuat subjek kesulitan
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

RAHASIA
ketika berjalan. Pertama kali ketika bertemu dengan subjek, subjek terlihat
konsentrasi mengerjakan bordirannya sehingga kurang memperhatikan
kehadiran praktikan. Subjek Nampak sangat disiplin, penuh konsentrasi dan
tekun dalam mengerjakan tugas bordirannya, hal ini terlihat melalui subjek
jarang berbicara dengan teman-teman kelasnya, subjek berbicara hanya
seperlunya saja, sementara teman-teman yang lain bergerombol. Namun
subjek juga terlihat bijaksana ketika menasehati temannya yang jahil dan
sesekali subjek bergurau dengan teman-temannya. Ketika praktikan
mengajak subjek berbicara, subjek terlihat ramah serta langsung
menceritakan pengalamannya. Saat menceritakan tersebut raut wajah subjek
terlihat sedih dan kecewa, hal ini ditunjukkan dengan menunduk, suara lirih,
dan sambil mengerjakan bordirannya.

B. Keluhan
Berdasarkan hasil pengambilan data awal yang telah dilakukan dengan
menggunkan wawancara dan observasi, diperoleh informasi bahwa subjek
memiliki keluhan yaitu: subjek mengalami masalah pada kaki sehingga tidak
bisa berjalan, selain itu subjek memiliki masalah dengan kantung kemih yang
membuat subjek kurang nyaman, nyeri dibagian tulang belakang, merasa
kecewa dengan sikap ayah yang menolak subjek, kondisi emosi yang masih
labil, terkadang subjek merasa semangat dan terkadang merasa putus asa,
kemudian subjek ingin memiliki istri dan anak.

C. Riwayat Keluhan

tahun keterangan
kronolog
i
(thn sakit panas kemudian disuntik, menyebabkan subjek mengalami
1989- polio.
ayah sering pergi dari rumah dengan alasan bekerja
2000)
subjek
usia 3
tahun
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

RAHASIA
(thn ayah pergi meninggalkan keluarga bersama wanita lain
2000)
subjek
usia 14
tahun
tahun ayah tidak pernah pulang, tetapi subjek bisa bertemu dirumah
2001- istri ke dua dan ketiga ayah
2005
2006 ibu subjek sakit dan pergi ke manado
Ayah pergi dengan istri ke empat dan sudah tidak pernah
bertemu
subjek masih di sorong tidak ikut dengan ibunya
2011 subjek ke ternate
(2minggu)
2011- kembali ke sorong
2013
2013 ke Jakarta mencari ayah, kemudian ditolak
2013- di Jakarta sebagai pedagang asongan dan anak jalanan
2016
2016 ke banyumas dan bali
awal
2016 ke bbrsbd
akhir

Subjek sejak kecil sangat disayang oleh kedua orang tua, keinginan
subjek selalu dipenuhi. Kehadiran subjek sangat dinanti-nantikan oleh
keluarga, oleh sebab itu sejak subjek lahir selalu dimanjakan oleh orang
tuanya. Ketika berusia 3 tahun subjek mengalami sakit panas tinggi dan tidak
kunjung turun selama hampir satu minggu lebih. Kemudian subjek dilarikan
kesebuah klinik pengobatan di kota Sorong. Disana subjek diperiksa dan
kemudian diberikan suntikan. Setelah itu subjek justru mengalami polio dan
membuat subjek mengalami masalah pada kaki sehingga membuat subjek
kesulitan berjalan. Setelah peristiwa itu subjek tidak ingin menggunakan alat
bantu dan tetap ingin berjalan dengan kakinya sendiri. Kedua orang tua
subjek masih memberikan perhatian kepada subjek sama seperti sebelum
subjek mengalami disabilitas. Orang tua subjek justru semakin menyayangi
dan memanjakan subjek. Namun ketika subjek berusia 3 tahun tersebut,
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

RAHASIA
ayah subjek sering pergi meninggalkan rumah dengan alasan pekerjaan.
Ketika subjek berusia 14 tahun ayah subjek pergi dengan wanita lain dan
ternyata sudah menikah. Ayah subjek sudah tidak pernah pulang kerumah,
akan tetapi subjek masih bisa bertemu dengan ayahnya dirumah istri
barunya. Subjek merasa sangat sedih dan kecewa dengan ayahnya, namun
saat itu subjek tidak bisa berbuat apa-apa. Sementara subjek tinggal dengan
ibunya dirumah kontrakan. Ayah subjek sudah tidak pernah memberi nafkah
pada subjek dan ibu. Sehingga ibu subjek harus banting tulang untuk hidup
sehari-hari. Subjekpun hanya mengenyam bangku pendidikan sampai kelas 3
SMP, hal itu dikarenakan subjek sakit dan kesulitan ekonomi.
Pada tahun 2016 ibu subjek mulai sakit-sakitan, hal itu disebabkan
karena ketika masih muda ibu subjek memiliki gaya hidup yang tidak sehat,
seperti merokok. Saat itu ibu subjek memutuskan untuk kembali ke Manado
tempat ibu subjek berasal. Akan tetapi subjekpun menolak untuk ikut dengan
ibunya, dengan alasan subjek tidak ingin lagi merepotkan ibunya, subjek
ingin bisa mandiri, yang nantinya akan membahagiakan ibunya, selain itu
subjek masih ingin tinggal di Sorong untuk bisa bersama ayahnya. Akhirnya
dengan berat hati ibu subjek pun pergi ke Manado tanpa subjek. Setelah itu
subjek berusaha mencari ayahnya di kota Sorong namun tidak kunjung
bertemu. Subjek pergi kekantor ayahnya, dan disana subjek tidak bertemu
dengan ayahnya, subjek justru mendapat kabar bahwa ayahnya pergi ke
Jakarta karena tugas. Subjek pun sudah tidak memiliki tempat tinggal, subjek
sempat ditampung di kantor PEMDA kota Sorong selama beberapa hari.
Disana subjek diberi fasilitas yang baik, namun subjek menolak dan meminta
agar tidak diperlakukan istimewa karena ayahnya. Melihat kondisi subjek
yang demikian, beberapa pegawai menyarankan subjek untuk pergi ke
Jakarta menemui ayahnya. Subjek pun akhirnya pergi ke Jakarta pada tahun
2013 untuk menemui ayahnya, dan transportasi serta pesangon diberikan
oleh dinas setempat. Selama di Sorong subjek sempat bekerja sebagai kuli
panggul, penjaga toko, dan sempat pergi ke Ternate dengan temannya untuk
bekerja.
Pada tahun 2013 sesampainya di Jakarta, subjek mencari alamat
ayahnya berdasarkan informasi ibu subjek. Subjek pun bertanya kesan
kemari mengenai alamat ayahnya. Akhirnya subjek menemukan kompleks
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

RAHASIA
tempat ayahnya tinggal. Disana subjek menemui RT setempat untuk
menanyakan keberadaan ayahnya. RT pun mengantar subjek pergi kerumah
ayahnya. Sesampainya didepan gerbang rumah ayahnya, pihak rumah justru
tidak mengakui bahwa rumah tersebut rumah ayahnya, mereka pun mengusir
subjek. Sementara keterangan dari RT bahwa rumah tersebut rumah
ayahnya. Beberapa wargapun merasa kasihan dengan subjek dan
memberikan subjek makanan. Subjek tidak menyangka bahwa ayahnya tidak
mengakui subjek, selain itu subjek merasa sangat kecewa dan marah. Sejak
saat itu subjek masih tetap tinggal dijakarta di jalanan dan bekerja sebagai
pedagang asongan di sekitar tanah abang dan pulo gadung. Subjek dijakarta
sejak 2013 sampai 2016 awal. Sampai Akhirnya subjek menemukan kekasih
di Jakarta yang kebetulan bekerja disalah satu toko dan sempat menolong
subjek.
Tahun 2016 awal kekasih subjek pergi ke Solo untuk mengikuti
rehabilitasi. Kemudian subjek memutuskan untuk mencari kekasihnya
tersebut. Subjek pun mencari tumpangan untuk bisa ke solo, namun ternyata
ada seseorang yang menawari subjek untuk bekerja di Surabaya. Tanpa pikir
panjang subjek pun menetujuinya dan ikut ke Surabaya. Selama perjalanan
subjek merasa senang dan menikmati setiap hal yang dilaluinya. Sampai
akhirnya subjek diminta turun dari mobil orang tersebut. Subjek pun
mengikuti perintahnya dan tidak memahami maksud dibalik ini semua. Tidak
lama kemudian mobil tersebut pergi begitu saja meninggalkan subjek. Subjek
merasa marah dan bodoh, subjek tidak tahu subjek berada dimana. Akhirnya
subjek bertanya kepada orang-orang disekitar, dan ternyata subjek berada di
kota Banyumas. Subjek pun akhirnya mencari mobil tumpangan untuk bisa
ke Bali. Setelah melalui perjalanan panjang subjek sampai di Bali, disana
subjek tinggal di terminal dan bekerja sebagai pemulung sampah. Tidak lama
kemudian subjek memutuskan untuk pergi ke Solo mencari kekasihnya.
Bulan November 2016 subjek sampai di Solo, dan mencari alamat
kekasihnya. Akhirnya subjek menemukan kekasihnya dan subjek ditampung
dip anti wreda selama hampir 1 minggu. Subjek pun disarankan untuk pergi
ke BBRSBD mengingat disana adalah tempat bagi subjek. Subjekpun atusias
dengan hal tersebut dan mengajak kekasihnya untuk pergi kesana. Namun
pihak rehabilitasi tempat kekasih subjek berada tidak memberikan ijin. Subjek
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

RAHASIA
merasa aneh, curiga dan kesal. Namun akhirnya subjek tetap pergi ke
BBRSBD. Awal tahun 2017 pada bulan januari, subjek memperoleh kabar
bahwa ibunya telah meninggal dunia. Mendengar hal tersebut subjek merasa
sangat sedih, kecewa karena tidak bisa berada disamping ibunya. Subjek
memendam perasaan rindu dengan ibunya, tidak henti-hentinya subjek
menangis di tempat ibadah selama 1 minggu. Hal tersebut membuat subjek
sangat terpukul, sedih dan tidak tahu harus berbuat apa. Ibu subjek
meninggal dunia, sementara ayah kandungnya tidak mengakui subjek.

III. ANAMNESA
A. Riwayat Perkembangan
Subjek terlahir dari pasangan IS dan WRK, ayah subjek bekerja
sebagai PNS di Jayapura, sementara ibu subjek merupakan ibu rumah
tangga. Subjek lahir pada tahun ke tiga usia pernikahan orang tuanya dan
dilahirkan secara normal. Sejak kecil subjek merupakan anak yang periang,
manja, dan suka bermain. Subjek sangat dimanjakan oleh kedua
orangtuanya, terlebih ayah subjek. Ayah selalu memenuhi keinginan subjek
dan tidak pernah memarahi subjek, sementara ibu subjek juga memanjakan
subjek namun lebih bersikap tegas dan selalu menasehati subjek. Ketika
subjek menginginkan sesuatu, ayah selalu memberikannya dan bahkan
memberikan lebih dari yang subjek inginkan. Ibu subjek juga selalu
memanjakan subjek, dalam hal ini menuruti keinginan subjek. Meski demikian
ketika subjek melakukan kesalahan, ibu subjek akan memarahi subjek. Hal
ini terjadi saat subjek diminta ibunya duduk di kursi dan tidak mainan gelas,
namun subjek tetap mainan gelas dan pada akhirnya gelaspun pecah. Ibu
subjek langsung memberi nasehat dan meminta untuk dibersihkan, akhirnya
justru ibu subjek yang membersihkannya. Saat kecil subjek dekat dengan
kedua orang tuanya, terlebih ayah subjek. Menurutnya ayah adalah sosok
yang sangat menyayanginya, menuruti permintaannya, namun tidak
mengajarkan subjek untuk menjadi orang yang mandiri. Sementara itu ibu
adalah orang yang paling berharga, sangat menyayangi subjek dan rela
melakukan apapun untuk kebahagiaan subjek.
Pada usia tiga tahun, subjek mengalami sakit yaitu panas. Kemudian
kedua orang tua subjek langsung membawa subjek ke sebuah rumah sakit di
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

RAHASIA
kota Jayapura, disana subjek diberi suntikan untuk menurunkan panas.
Namun ternyata hal tersebut justru membuat subjek mengalami polio. Sejak
saat itu subjek mengalami kesulitan ketika berjalan. Karena subjek sering
sakit-sakitan, akhirnya ayah subjek memasukkan subjek ke sekolah dasar
pada saat subjek berusia 10 tahun. Dengan kondisi yang dialami subjek,
subjek merasa sedih, malu dan ingin seperti anak-anak pada umumnya.
Selain itu teman-teman subjek dapat menerima subjek dengan baik. Subjek
masih bisa berjalan sampai usia subjek 20 tahun, kemudian subjek sering
mengeluhkan sakit bagian tulang belakang dan lama-kelamaan kaki subjek
semakin sulit untuk digunakan berjalan, hal tersebut membuat subjek
akhirnya menggunakan alat bantu krek.
Ketika subjek berusia 14 tahun, ayah subjek pergi meninggalkan ruah
dengan istri barunya. Subjek merasa kesal dan marah dengan ayahnya.
Subjek masuk ke SMP ketika berusia 17 tahun, ketika SMP subjek dapat
mengikuti pelajaran dengan baik dan tidak ada masalah. Namun saat duduk
di bangku kelas 3, 2 bulan sebelum ujian subjek mengalami panas, selain itu
subjek sejak kecil memiliki riwayat kelainan jantung, dan hati. Disamping itu
subjek melihat banyak teman-temannya yang sudah SMA,hal tersebut
membuat subjek tidak ingin melanjutkan sekolah.
Sejak saat itu subjek memutuskan untuk mandiri dan mencari uang.
Secara sosial subjek merupakan anak yang mudah beradaptasi,memiliki
banyak teman, selain itu semua teman-teman subjek adalah anak yang
normal. Sampai pada akhirnya subjek pergi ke Jakarta mencari ayahnya dan
sesampainya dirumah ayahnya, subjek justru ditolak dan tidak diakui. Subjek
merasakan dendam dengan ayahnya, dan hal itu membuat subjek hidup
dijalanan selama hampir 3 tahun, sampai akhirnya subjek masuk ke
BBRSBD.

B. Riyawat Kesehatan
Berdasarkan hasil wawancara diperoleh data bahwa subjek memiliki
masalah terkait dengan polio yang dialami ketika subjek berusia 3 tahun,
subjek sempat sakit panas dan tidak kunjung turun. Kemudian subjek dibawa
ke rumah sakit dan disana subjek diberi suntikan. Namun hal tersebut justru
membuat subjek mengalami polio dan muncul masalah terkait dengan kaki
subjek, hal itu membuat subjek sampai saat ini mengalami kesulitan berjalan
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

RAHASIA
dan membutuhkan alat bantu. Sejak mengalami polio sampai tahun 2006
subjek masih dapat berjalan menggunakan kakinya tanpa alat bantu.
Kemudian subjek sering mengeluhkan sakit dibagian tulang belakang,
akhirnya subjek disarankan menggunakan alat bantu krek. Selain itu sejak
kecil subjek divonis mengalami kelainan jantung dan hati, serta
permasalahan pada kantung kemih dan saluran pencernaan. Hal tersebut
membuat subjek tidak bisa mengontrol keinginan untuk buang air kecil dan
harus menggunakan pampers. Namun pada tahun 2009 subjek memiliki luka
dibagian pantat yang disebabkan karena seringnya menggunakan pampers,
sejak saat itu subjek tidak lagi menggunakan pampers melainkan
menggunakan carteter yang harus diganti setiap 15 hari sekali.

C. Riwayat Pendidikan

Nama Tempat Prestasi


SD Sorong Tidak ada
SMP Sorong Tidak ada
Subjek mulai masuk sekolah SD saat berusia 10 tahun, hal itu karena
ayah subjek melarang subjek untuk sekolah, mengingat kondisi subjek yang
sering sakit-sakitan dan mengalami kecacatan. Subjek mulai sekolah ketika
usia 10 tahun, awalnya subjek merasa malu dengan kondisi fisiknya dan
ditambah subjek merupakan anak tertua disekolahnya. Namun sekolah
subjek merupakan sekolah bekas Belanda, oleh sebab itu guru atau suster
yang mengajar disana sangat keras dan tegas. Tidak ada satu siswa pun
yang berani meledek atau menganggu subjek, karena jika ketahuan maka
siswa tersebut akan dihukum. Selama mengikuti bangku sekolah subjek
dapat mengikutinya dengan baik. Subjek selalu memperoleh nilai yang baik
dari SD sampai SMP. Hal tersebut yang membuat subjek sangat disenangi
oleh guru-gurunya. Sejak SD guru-guru di sekolah subjek selalu meminta
subjek agar bisa memperoleh nilai yang bagus. Subjek dapat mengikuti
sekolah SD sampai lulus dengan baik.
Kemudian subjek melanjutkan sekolah ke bangku SMP, disekolahnya
subjek merupakan anak yang periang serta pandai. Subjek dapat mengikuti
proses belajar dengan baik. Namun saat kelas 3, 2 bulan menjelang ujian
nasional subjek justru sakit. Sakit subjek mulai kambuh yaitu tulang belakang
nyeri, serta merasakan kondisi tubuhnya lemas. Sejak saat itu subjek mulai
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

RAHASIA
dirawat dan tidak melanjutkan sekolah. Subjek sebenarnya ingin sekolah lagi,
tapi mengingat teman-temannya sudah banyak yang kerja, selain itu karena
kondisi ekonomi subjek yang kurang. Oleh sebab itu subjek mengenyam
bangku pendidikan sampai kelas 3 SMP namun tidak sampai lulus
dikarenakan sakit. Pengalaman berkesan subjek ketika sekolah ialah merasa
senang karena selalu memperoleh nilai yang baik, disenangi guru, dan
peraturan sekolah yang melarang siswanya saling meledek.

D. Riwayat Pekerjaan
Subjek memiliki latar belakang pendidikan setingkat SMP yang
ditempuh melalui ujian paket B. Setelah mengikuti ujian sekolah, subjek tidak
lagi melanjutkan pendidikan ketingkat SMA, hal tersebut dikarenakan
permasalahan ekonomi keluarga serta kondisi subjek yang sering sakit-
sakitan. Subjek kemudian bekerja di toko game online milik temannya di kota
Sorong, disana subjek bekerja setiap hari sebagai penjaga toko. Dari hasil
bekerjanya tersebut subjek mendapatkan uang sebesar. dan kemudian
uang tersebut digunakan subjek untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
bersama ibunya. Selain itu subjek juga memiliki pekerjaan lain ketika di
Sorong yaitu menjaga toko di pasar milik orang, dan ikut teman bekerja
sebagai kuli panggul di pasar, yaitu membantu membawa barang ibu-ibu
yang berbelanja dipasar. Mengingat saat itu subjek masih bisa berjalan
meskipun sudah mengalami kecacatan. Subjek juga sempat pergi ke Ternate
selama 2 minggu untuk ikut temannya bekerja. Namun kemudian subjek
kembali ke Sorong.
Ketika di Jakarta, subjek untuk bisa bertahan hidup bekerja sebagai
pedagang asongan. Subjek setiap hari berjualan di pasar tanah abang dan
bergantian jualan ke terminal pulau gadung. Jika berjualan di terminal pulau
gadung, maka subjek tinggal dan tidur diarea sekitar terminal. Namun jika
subjek berjualan di pasar tanah abang, subjek biasanya tidur dan tinggal di
pos polisi terdekat, serta terkadang polisi memberikan subjek makanan. Hal
tersebut dilakukan subjek selama berada di Jakarta selama kurang lebih
hampir 4 tahun.
Pada tahun 2016 awal, subjek sempat ditawari oleh seseorang ketika
di Jakarta untuk ikut bekerja di Surabaya. Kemudian subjek menyetujui hal
tersebut dan ikut pergi ke Surabaya. Namun belum sampai di Surabaya
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

RAHASIA
subjek justru diturunkan dan ditinggalkan di kota Banyuwangi. Subjek sama
sekali tidak tahu arah dan tidak tahu akan pergi kemana. Kemudian subjek
berusaha untuk mencari tumpangan bus pergi ke Bali, disana subjek turun di
kabupaten Gianyar, subjek tinggal disana di terminal, dan ditawari seorang
pemulung untuk membantunya memulung setiap pagi. Subjek pun
melakukan hal tersebut selama kurang lebih satu bulan. Kemudian uang
yang didapatkan disimpan oleh subjek. Akhirnya subjek memutuskan untuk
pergi ke solo mencari kekasihnya dan mencari tempat rehabilitasi. Subjek
pun mencari tumpangan bus kearah Solo, akan tetapi bus tersebut tidak
langsung membawa subjek sampai di Solo. Subjek harus rela berganti-
gantian bus untuk sampai di Solo. Ketika pergi kemanapun subjek selalu
membawa uang 200.000 dan uang tersebut merupakan hasil tabungan
subjek maupun pemberian orang.
E. Riwayat Keluarga
Subjek merupakan anak tunggal dari pasangan IS dan WRK. Ayah dan
ibu subjek bertemu di kota Manado, saat itu ayah subjek bekerja menjadi
seorang PNS di Jakarta. Ketika bekerja disana ayah subjek sering melakukan
pelanggaran sehingga ayah subjek dipindahkan tugas ke Manado. Ayah
subjek berkenalan dengan ibu subjek melalui kakak ibu subjek. Setelah
berkenalan akhirnya keduanya memutuskan untuk menikah. Ayah subjek
memiliki latar belakang pekerja PNS yang kurang disiplin, kurang tanggung
jawab, playboy, namun seorang yang pekerja keras. Sementara ibu subjek
memiliki latar belakang wanita perokok. Ayah subjek seorang muslim dan
ibunya khatolik, ketika akan menikah ibu subjek pindah agama manjadi islam.
Kemudian keduanya menikah pada tahun 1983, pada saat itu ayah dan ibu
subjek ingin segera memiliki anak namun belum juga diberi keturunan. Tiga
tahun setelah menikah, akhirnya subjek pun lahir dan menjadi sumber
kebahagiaan keluarga.
Ketika masih kecil subjek sangat disayang dan dimanjakan oleh orang
tuanya. Ibu subjek merupakan ibu rumah tangga, sementara ayah subjek
seorang PNS yang ditugaskan di Papua. Pada tahun 1998 ayah subjek
sering ijin kepada ibu subjek untuk bekerja lembur, akan tetapi lama-
kelamaan ibu subjek menjadi curiga dengan sikap ayah subjek. Sampai pada
akhirnya ibu subjek mengetahui bahwa ayah subjek memiliki hubungan
dengan wanita lain. Saat itu kemudian orang tua subjek memutuskan untuk
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

RAHASIA
bercerai dan ayah subjek pindah ke Jakarta dengan istri barunya. Tanpa
diketahui ibu subjek, ternyata ayah subjek sudah menikah sebanyak empat
kali. Sejak saat itu subjek sudah tidak pernah bertemu dengan ayahnya.
Kemudian subjek dan ibunya pindah ke Manado tempat asal ibu.
Pada awal tahun 2016, ibu subjek mengalami sakit berat. Kemudian
ibu subjek meminta subjek untuk mendatangi ayahnya di Jakarta. Subjek
diberi alamat ayahnya oleh ibunya. Akhirnya subjek pergi ke Jakarta seorang
diri mencari ayahnya. Sesampainya dirumah ayahnya, subjek ditolak dan
tidak diakui oleh ayah serta istri barunya. Subjek merasa sangat sedih,
kecewa, dan marah atas sikap ayah dan istri barunya. Subjek menganggap
ayahnya tidak adil, tidak mengakui darah dagingnya, dan lebih memilih istri
barunya.
Setelah itu subjek tidak tahu lagi harus pergi kemana, subjek sempat
bekerja menjadi pedagang asongan serta anak jalanan di Jakarta. Hal itu
dilakukan subjek untuk menyambung hidup. Kemudian subjek memperoleh
informasi mengenai BBRSBD dari masyarakat, akhirnya subjek pergi ke
BBRSBD. Subjek datang pada bulan Oktober 2016, namun baru mulai resmi
menjadi siwa pada bulan januari 2017. Pada tanggal 15 januari 2017, ibu
subjek dikabarkan meninggal. Subjek merasa sangat terpukul dan sedih atas
kepergian ibunya serta tidak bisa melihat ibunya. Menurut subjek ibunya ialah
sosok yang selalu melindungi subjek, memberikan perhatian dan kasih
sayang, dan selalu ada untuk subjek.

F. Riwayat Sosial
Ketika masih kecil subjek merupakan anak yang periang dan memiliki
banyak teman. Keluarga subjek juga tidak membatasi subjek ketika bermain.
Seperti anak kecil pada umumnya, subjek menghabiskan masa kecilnya
dengan bermain bersama teman-temannya. Demikian hal tersebut masih
berlanjut sampai subjek beranjak dewasa. Meskipun kondisi subjek cacat dan
tidak seperti teman-temannya kebanyakan, namun subjek tidak merasa malu
dan tidak menjadikan hal tersebut sebagai suatu penghalang untuk subjek
bisa melakukan aktivitasnya. Ketika di Sorong subjek memiliki banyak teman
dekat dan semuanya sangat perhatian dengan subjek. Subjek menyatakan
bahwa teman-teman subjek di sana semuanya normal dan tidak ada yang
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

RAHASIA
memiliki kondisi seperti subjek. Hal tersebut membuat subjek bangga dan
senang, karena teman-temannya mau menerima subjek apa adanya.
Kemudian ketika di BBRSBD, subjek merasa senang ketika bersama
teman-temannya. DI BBRSBD subjek merasa bahagia dan bersyukur karena
subjek dipertemukan oleh teman-teman dengan kondisi yang sama
dengannya. Subjek belum memiliki teman dekat, namun subjek berusaha
menyatu dengan siswa yang lain serta bersikap ramah dengan para pegawai.
Dari hasil obervasi terlihat ketika teman-teman yang lain sedang ngobrol atau
bercanda, subjek tetap fokus mengerjakan tugasnya. Disaat tidak ada
Pembina VAK subjek juga terlihat tetap mengerjakan pekerjaannya dan tidak
ikut teman-teman bercerita. Subjek hanya sesekali saja menanggapi ulah
temannya, namun tetap sambil mengerjakan tugasnya. Selain itu subjek juga
dapat bersosialisasi dengan teman-teman VAK cukup baik, meskipun jarang
ikut bergabung. Subjek juga terlihat bijaksana dan menjadi penengah ketika
di vak, hal ini terlihat saat ada salah satu teman yang suka menggoda teman
lain, disini subjek berusaha untuk menasehati agar tidak membuat orang lain
takut dan mencoba menenangkan temannya yang ketakutan. Kemudian
ketika subjek berada di lingkungan BBRSBD terlihat kurang terbuka, subjek
cenderung diam, berbicara hanya seperlunya, dan lebih sering terlihat jalan
sendirian. Namun demikian ketika bertemu dengan para pegawai subjek
terlihat sangat ramah dan selalu menyapa serta memberikan salam. Subjek
membutuhkan adaptasi ketika menghadapi lingkungan baru, namun jika
dengan teman yang sudah dekat subjek terlihat bisa berkomunikasi baik dan
suka bercanda.
Sementara itu dari hasil wawancara pada Pembina VAK, Pendamping,
dan pegawai menyatakan bahwa subjek merupakan anak yang baik, pintar,
rajin, taat ibadah, sopan, hasil bordirannya bagus. Akan tetapi subjek
menyatakan bahwa kurang nyaman ketika berada di asrama karena brisik.
Hal tersebut membuat subjek lebih senang ketika berada di Vak. Selain itu
subjek juga sepertinya memiliki teman dekat. Subjek menyatakan bahwa saat
ini memiliki teman dekat yang memiliki kondisi tubuh seperti subjek. Namun
wanita tersebut tidak berada di BBRSBD, melainkan di rehabilitasi lain.
Menurut subjek orang yang berharga dalam hidupnya ialah ibunya dan
wanita tersebut. Subjek ingin agar wanita tersebut dipindahkan ke BBRSBD.
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

RAHASIA
Saat ini subjek memiliki teman dekat perempuan atau yang telah
dianggap subjek sebagai kekasih. Subjek bertemu dengan wanita tersebut
ketika di Jakarta, saat itu subjek baru saja turun dari bus kota dan duduk di
sebuah halte. Kemudian kekasih subjek tersebut datang menghampiri subjek
dan memberikan makanan. Sejak saat itu subjek mulai menjalin hubungan
dengan kekasihnya. Kekasih subjek merupakan seorang wanita muslim,
berinisial SA, merupakan difabel yang memiliki kelemahan pada kaki dan
tulang belakang. Ketika di Jakarta tiba-tiba kekasih subjek tersebut tidak
pernah muncul dan menghilang. Kemudian subjek mencari informasi, dan
mengetahui bahwa kekasihnya tersebut di bawa ke Solo di sebuah panti
rehabilitasi. Tidak lama kemudian subjek langsung menghampiri kekasihnya
di Solo. Subjek sebenarnya kurang setuju kekasihnya berada di rehabilitasi
tersebut, subjek justru ingin agar kekasihnya berada di BBRSBD bersama
dirinya dengan alasan sudah terjamin. Namun dari pihak rehabilitasi tempat
kekasihnya berada belum memberikan respon. Subjek berkomunikasi
dengan kekasihnya setiap hari senin sampai jumat melalui telephone hp,
mengingat kekasih subjek tidak bisa membaca dan menulis, durasi
menelphone selama 30 menit. Subjek juga sedikit-sedit mengajarkan
kekasihnya untuk bisa membaca dan menulis. Subjek hanya bisa
berkomunikasi dengan kekasihnya pada waktu tersebut karena di rehabilitasi
tempat kekasihnya berada, hp dibawa oleh petugas, sementara ketika hari
sabtu dan minggu libur sehingga hp tidak diberikan. Subjek juga selalu
mengusahakan agar bisa bertemu dengan kekasihnya setiap hari minggu
setelah pulang dari gereja. Subjek berharap agar bisa menikah dengan
kekasihnya.

D. Riwayat Ekonomi
Sejak kecil subjek dan keluarganya hidup dalam keluarga yang
sederhana. Subjek belum pernah merasakan memiliki rumah sendiri,
mengingat sejak kecil subjek dan keluarga selalu mengontrak rumah, serta
terkadang hidup di kos-kosan. Perekonomian keluarga berasal dari
penghasilan ayah subjek, sementara ibu subjek tidak bekerja. Ketika ayah
masih tinggal dengan subjek, kebutuhan sehari-hari keluarga terpenuhi.
Apapun keinginan subjek selalu dibelikan oleh ayahnya.
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

RAHASIA
Namun sejak ayah subjek pergi meninggalkan keluarga, situasi mulai
berubah. Kondisi ekonomi subjek dan ibunya mengalami penurunan. Ibu
subjek merupakan salah satu pengurus darma wanita dan mengurus
masalah keuangan. Kemudian ibu subjek bekerja menjadi seorang rentenir,
dan keuntungannya digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Namun hal tersebut tidk berlangsung lama karena ibu subjek mulai sakit-
sakitan. Disamping itu subjek juga membantu temannya menjaga toko, dan
hal itu setidaknya membantu subjek untuk tetap bertahan hidup.

IV. DUGAAN SEMENTARA


Berdasarkan keluhan, riwayat keluhan, dan anamnesa, subjek
mengalami kekecewaan dengan sikap ayahnya serta mudah putus asa. Oleh
karena itu, subjek diduga memiliki permasalah terkait hubungan orang tua
dengan anak, khususnya perilaku ayah kandung yang menolak subjek.
Kemudian dari hal tersebut muncul gejala terkait dengan harga diri yang
rendah.
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

RAHASIA

V. TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Hubungan Orang Tua dan Anak
1. Kelekatan
Berdasarkan Kamus Umum Bahasa Indonesia, kedekatan berasal
dari kata dekat, lalu kata itu mendapat awalan ke- dan akhiran -an
sehingga menjadi kedekatan yang artinya tidak jauh jaraknya atau
antaranya.
Orang tua adalah bapak dan ibu kandung. Perlu ditegaskan
bahwa bapak dan ibu adalah orang yang memiliki ikatan batin yang
sangat erat yang dapat mempengaruhi keberhasilan anak dalam belajar.
Urgensi orang tua sebagai segi utama dalam proses pendidikan dan
pembentukan moral atau akhlak anak.
Kedekatan orang tua dengan anak adalah pemusatan tenaga
atau jiwa yang dilakukan oleh orang tua tertuju pada suatu obyek (siswa)
yang dilakukan disertai dengan kesadaran, sehingga anak berprestasi
secara maksimal. Istilah kelekatan (attachment) dikemukakan oleh John
Bowlby, menjabarkan konsep kelekatan sebagai sebuah kecenderungan
manusia untuk menciptakan ikatan afeksi yang kuat dengan orang
tertentu. Menurutnya kelekatan ialah ikatan emosional sebagai bentuk
perilaku yang ditunjukkan oleh individu dalam mencapai atau menjaga
kedekatan dengan individu lain yang diidentifikasi sebagai orang yang
mempunyai kemampuan lebih baik dalam menghadapi hidup.
Kelekatan oleh Ainsworth diartikan sebagai suatu ikatan yang
bersifat afeksional pada seseorang yang akan ditujukan pada orang-orang
tertentu atau disebut sebagai figure lekat dan berlangsung terus-menerus.
Sedangkan Papalia dan Old menjabaran bahwa kelekatan adalah ikatan
emosional abadi dan resiprokal antara bayi dan pengasuhnya, yang sama-
sama memberikan kontribusi terhadap kualitas hubungan tersebut.
2. Perkembangan kelekatan
Kelekatan pada bayi, remaja, dan dewasa terdapat adanya
perbedaan. Kelekatan pada remaja cenderung berbicara tentang kualitas
kelekatan, dari pada gaya kelekatan yang spesifik. Hubungan orang tua
dan remaja menjadi fokus dalam perkembangan kelekatan. Namun dalam
hal ini terdapat perluasan figure yaitu adanya teman sebaya, Kedua hal
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

RAHASIA
tersebut berkaitan dengan kesehatan psikologis dan penyesuaian diri pada
remaja.

Tahap Usia (bulan) Tingkah laku


Tahap 1 0-2 Bayi tidak membedakan
Indiscriminate
antara orang-orang dan
sociability
merasa senang atau
menerima dengan senang
orang yang dikenal dan yang
tidak dikenal
Tahap 2 2-7 Bayi mulai mengakui dan
Attachment is the
menyukai orang-orang yang
making
dikenal, tersenyum pada
orang yang lebih dikenal
Tahap 3 7-24 Bayi telah mengembangkan
Specific, clear-cut
keterikatan dengan ibu atau
attachment
pengasuh pertama lainnya
dan akan berusaha untuk
senantiasa dekat
dengannya, akan menangis
ketika berpisah dengannya
Tahap 4 24 - Sekarang bayi merasa lebih
Goal-coordinated
seterusnya aman dalam berhubungan
partnerships
dengan pengasuh pertama,
bayi tidak merasa sedih
selama berpisah dari ibu
atau pengasuh pertamanya
dalam jangka waktu yang
lama

3. Dimensi Kelekatan
Mengacu paradigm Bowbly, Armsden dan Greenberg mendesai
IPPA (infentory of parents and peer attachment) untuk mengukur kualitas
kelekatan remaja terhadap orang tua dan teman sebayanya. Hal tersebut
didasarkan pada 3 dimensi dasar konstruksi kelekatan yaitu: komunikasi,
kepercayaan, dan keterasingan.
4. Faktor yang mempengaruhi kelekatan
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

RAHASIA
Menurut Erikson faktor yang mempengaruhi munculnya gangguan
kelekatan ialah:
1) Perpisahan yang tiba-tiba antara anak dengan pengasuh atau

orang tua
2)Penyiksaan emosional atau penyiksaan fisik
3)Pengasuhan yang tidak stabil
4)Sering berpindah tempat atau domisili
5)Ketidak konsistenan cara pengasuhan
6)Problem psikologis yang dialami orang tua atau pengasuh utama
Problem neurologis/syaraf
5. Fungsi kelekatan
Kelekatan memberikan banyak manfaat bagi individu, seperti

menumbuhkan perasaan trust dalam interaksi sosial di masa depan dan

menumbuhkan perasaan mampu (Blatt, 1996). Secara umum, kelekatan

memiliki empat fungsi utama (davies, 1999), yaitu:


1) Memberikan rasa aman
2) Mengatur keadaan perasaan
3) Sebagai saluran ekspresi dan komunikasi
4) Sebagai dasar untuk melakukan eksplorasi kepada lingkungan

sekitar
B. Pengertian Harga Diri
1. Pengertian harga diri
Salah satu perkembangan psikologis yang dialami oleh remaja
adalah perkembangan sosio-emosi yang salah satunya adalah harga diri,
yang merupakan keseluruhan cara yang digunakan untuk mengevaluasi
diri kita, dimana harga diri merupakan perbandingan antara ideal-self
dengan real-self (Santrock, 2012). Harga diri adalah sikap yang dimiliki
tentang dirinya sendiri, baik positif maupun negatif (Rosenberg, 1965).
Menurut Coopersmith (dalam Lestari & Koentjoro, 2002)
mengatakan bahwa harga diri merupakan hasil evaluasi individu terhadap
dirinya sendiri yang diekspresikan dalam sikap terhadap diri sendiri.
Evaluasi ini menyatakan suatu sikap penerimaan atau penolakan dan
menunjukkan seberapa besar individu percaya bahwa dirinya mampu,
berarti, berhasil, berharga menurut standart dan nilai pribadinya. Harga
diri adalah gagasan mengenai diri secara global yang mengacu pada
keseluruhan evaluasi diri sebagai individu, atau bagaimana orang
merasakan mengenai diri mereka sendiri dalam arti yang komprehensif
(Verkuyten, 2003).
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

RAHASIA
Baron & Byrne (2012) juga berpendapat bahwa harga diri adalah
evaluasi diri yang dibuat oleh setiap individu, sikap orang terhadap dirinya
sendiri dalam rentang dimensi positif sampai negatif. Baron & Byrne
menegaskan harga diri merujuk pada sikap seseorang terhadap dirinya
sendiri, mulai dari sangat negatif sampai sangat positif, individu yang
ditampilkan nampak memiliki sikap negatif terhadap dirinya sendiri. Harga
diri yang tinggi berarti seorang individu menyukai dirinya sendiri, evaluasi
positif ini sebagian berdasarkan opini orang lain dan sebagian
berdasarkan dari pengalaman spesifik. Sikap terhadap diri sendiri dimulai
dengan interaksi paling awal antara bayi dengan ibunya atau pengasuh
lain, perbedaan budaya juga mempengaruhi apa yang penting bagi harga
diri seseorang.
Menurut Baron & Byrne (2012) Harga diri sering kali diukur
sebagai sebuah peringkat dalam dimensi yang berkisar dari negatif
sampai positif atau rendah sampai tinggi. Sebuah pendekatan yang
berbeda adalah dengan meminta individu untuk mengindikasikan self-
ideal mereka seperti apa, self mereka yang sebenarnya, dan kemudian
membandingkan perbedaan diantara keduanya. Semakin besar
perbedaan real self dengan ideal self maka semakin rendah harga diri.
Walaupun perbedaan spesifiknya dapat bervariasi namun lama
kelamaan perbedaan self ideal dengan real self akan cenderung stabil
(Strauman dalam Baron & Byrne, 2012). Seorang individu akan merasa
senang apabila seseorang akan memberikan respon positif terhadap
beberapa aspek self-ideal namun individu akan merasa kurang senang
apabila seseorang mengatakan bahwa dalam diri individu tidak terdapat
beberapa aspek dari self-ideal (Eisenstand & Leippe dalam Baron &
Byrne, 2012).
2. Faktor harga diri
Menurut Coopersmith (Anindyajati & Karima, 2004) terdapat
empat faktor yang dapat mempengaruhi harga diri, yaitu:
a. Penerimaan atau penghinaan terhadap diri. Individu yang merasa
dirinya berharga akan memiliki penilaian yang lebih baik atau positif
terhadap dirinya dibandingkan dengan individu yang tidak mengalami
hal tersebut. Individu yang memiliki harga diri yang baik akan mampu
menghargai dirinya sendiri, menerima diri, tidak menganggap rendah
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

RAHASIA
dirinya, melainkan mengenali keterbatasan dirinya sendiri dan
mempunyai harapan untuk maju dan memahami potensi yang
dimilikinya, sebaliknya individu dengan harga diri rendah umumnya
akan menghindar dari persahabatan, cenderung menyendiri, tidak puas
akan dirinya, walaupun sesungguhnya orang yang memiliki harga diri
yang rendah memerlukan dukungan.
b. Kepemimpinan atau popularitas. Penilaian atau keberartian diri
diperoleh seseorang pada saat individu tersebut harus berperilaku
sesuai dengan tuntutan yang diberikan oleh lingkungan sosialnya yautu
kemampuan seseorang untuk membedakan dirinya dengan orang lain
atau lingkungannya. Pada situaasi persaingan, seseorang akan
menerima dirinya serta membuktikan seberapa besar pengaruh dan
kepopulerannya. Pengalaman yang diperoleh pada situasi itu
membuktikan individu lebih mengenal dirinya, berani menjadi pemimpin,
atau menghindari persaingan.
c. Keluarga dan orang tua. Keluarga dan orang tua memiliki porsi terbesar
yang mempengaruhi harga diri, ini dikarenakan keluarga merupakan
modal pertama dalam proses imitasi. Alasan lainnya kareana perasaan
dihargai dalam keluarga merupakan nilai pentinga dalam
mempengaruhi harga diri.
d. Keterbukaan dan kecemasan. Individu cenderung terbuka dalam
menerima keyakinan, nilai-nilai, sikap, moral dari seseorang maupun
lingkungan lainnya jika dirinya diterima dan dihargai. Sebaliknya
seseorang akan mengalami kekecewaan bila ditolak lingkungannya.
3. Aspek harga diri
Rosenberg (dalam Rahmania & Yuniar, 2012) menyatakan bahwa
harga diri memiliki dua aspek, yaitu penerimaan diri dan penghormatan
diri. Kedua aspek tersebut memiliki lima dimensi yaitu: dimensi akademik,
sosial, emosional, keluarga, dan fisik.
a. Dimensi akademik mengacu pada persepsi individu terhadap kualitas
pendidikan individu.
b. Dimensi sosial mengacu pada persepsi individu terhadap hubungan
sosial individu.
c. Dimensi emosional merupakan hubungan keterlibatan individu terhadap
emosi individu.
d. Dimensi keluarga mengacu pada keterlibatan individu dalam partisipasi
dan integrasi di dalam keluarga.
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

RAHASIA
e. Dimensi fisik yang mengacu pada persepsi individu terhadap kondisi
fisik individu.
Menurut Coopersmith (dalam Andarini, Susandari, & Rosiana,
2012) mengemukakan empat aspek dalam harga diri, yaitu:
a. Power (Kekuasaan). Kemampuan untuk bisa mengatur dan mengontrol
tingkah laku diri sendiri dan orang lain.
b. Significance (Keberartian). Kepedulian, perhatian, dan afeksi yang
diterima individu dari orang lain, hal tersebut merupakan penghargaan
dan minat dari orang lain dan pertanda penerimaan dan popularitasnya.
c. Virtue (Kebajikan). Ketaatan mengikuti kode moral, etika, dan prinsip-
prinsip keagamaan yang ditandai oleh ketaatan untuk menjauhi tingkah
laku yang dilarang dan melakukan tingkah laku yang diperbolehkan oleh
moral, etika, dan agama.
d. Competence (Kemampuan). Sukses memenuhi tuntutan prestasi yang
ditandai oleh keberhasilan individu dalam mengerjakan berbagai tugas
atau pekerjaan dengan baik dari level yang tinggi dan usia yang
berbeda.
C. Intervensi untuk Meningkatkan Harga diri

Terdapat beberapa teknik terapi yang telah digunakan oleh untuk


meningkatkan self esteem, diantaranya adalah:
a. Cognitive Behavioural Therapy
Sarandria (2012) telah melakukan penelitian mengenai efektifitas
CBT dalam meningkatkan self esteem pada dewasa muda berusia 19-30
tahun yang dlakukan dalam 4 sesi dan masing-masing kurang lebih
selama 2 jam. Hasil dari penelitian tersebut menunjukan intervensi CBT
terbukti efektif meningkatkan self esteem. Della (2012) juga telah
melakukan penelitian CBT untuk meningkatkan self esteem pada
mahasiswa yang mengalami distres psikologis. Hasil dari penelitian
tersebut menunjukan bahwa intervensi CBT efektif meningkatkan self
esteem pada mahasiswa yang megalami distres psikologis. Intervensi
strategi kognitif perilaku efektif untuk meningkatkan self esteem remaja
(Indasari dkk, 2014). Larasati (2012) dalam penelitiannya mendapatkan
hasil bahwa intervensi self instruction dapat meningkatkan self esteem
pada remaja perempuan.
b. Social Support
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

RAHASIA
Melalui pendekatan client centered dengan adanya unconditional
positive regard dan empati dinilai mampu mengubah tingkat self esteem
karena dukungan yang dibutuhkan oleh klien dan membantu klien
menyejajarkan actual self dengan ideal self. Selain diberikan oleh terapis
melalui pendekaatan client centered, social support juga dapat diberikan
oleh teman dan orang tua dengan membantu menawarkan bantuan,
memberikan waktu dan dukungan, memberikan kesempatan
menyelesaikan masalahnya sendiri. Kesempatan dan keberhasilan
tersebut dapat meningkatkan self esteem klien (Guindon, 2010).
c. Logoterapi
Logoterapi adalah suatu jenis psikoterapi yang pertama kali
dikembangkan oleh Viktor Frankl pada tahun 1938 dengan
mengedepankan makna hidup sebagai tema sentralnya. Makna hidup (the
menaing of live) menurut Frankl (dalam Bastaman, 2007) merupakan
motivasi utama manusia untuk meraih taraf kehidupan yang bermakna
(the menaing life). Farankl mengemukakan bahwa jika seseorang berhasil
menemukan dan memenuhi makna hidupnya, maka kehidupan akan
menjadi lebih berarti dan berharga dan pada akhirnya akan menimbulkan
kebahagiaan (Bastaman, 2007). Hal tersbeut dibuktikan pada dirinya
sendiri ketika ia pernah menjadi tawanan perang duna II dan mengalami
hidup dalam penjara dengan memaknai setiap kejadian yang dialaminya
sebagai suatu yang positif, membahagiakan, dan menguatkan
kepercayaan dirinya. Logoterapi semakin luas manfaatnya terutama untuk
meningkatkan kepercayaan dan harga diri melalui penemuan makna hidup
(Bastaman, 2007). Seperti dalam penelitian sebelumnya bahwa logoterapi
mampu meningkatkan harga diri pada lansia di panti werdha Malang
setelah diberikan logoterapi kelompok (Wahyuni, 2009)
d. Terapi kelompok
Konseling kelompok memberikan kesempatan bagi klien untuk
berinteraaksi dengan orang lain dengan cara yang tepat dan sehat. Hal
tersebut menjadi penting bagi peningkatan self esteem. Guindon (2010)
menyatakan bahwa kohesivitas yang dibangun dalam terapi kelompok
dapat meningkatkan self esteem bagi orang-orang yang menjadi bagian
dari kelompok terapi tersebut.
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

RAHASIA

VI. ASESMEN

A. Rancangan Asesmen
Metode asesmen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah
dengan menggunakan wawancara, observasi, dan tes psikologi.
Tabel 1. Rancangan Asesmen

Metode Asesmen Sasaran Asesmen Tujuan


Wawancara Subjek Mengetahui permasalahan yang dialami
subjek
Penyebab munculnya masalah
Dampak permasalahan yang dialami
subjek
Pandangan diri subjek terhadap dirinya
Usaha yang dilakukan untuk mengatasi
masalah.
Observasi Subjek Mengamati penampilan umum, perilaku
yang menonjol, dan respon subjek
terhadap berbagai stimulus
Psikotes
SSCT Subjek Mengungkap relasi subjek dengan
pihak lain, berbagai objek dan situasi
GRAFIS Subjek Mengungkap aspek-aspek kepribadian
subjek
WARTEGG Subjek Mengungkap cara/adaptasi subjek
dalam merespon stimulus dari
lingkungan
SPM Subjek Mengetahui kapasitas kognitif subjek
Skala Harga Diri- Subjek Mengetahui tingkat harga diri subjek
Rosenberg
Data Status PM Subjek Mengetahui data subjek untuk dijadikan
rujukan

1. Wawancara

Rancangan asesmen dengan metode wawancara yang akan


dilakukan adalah:
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

RAHASIA
Tabel 2. Panduan Wawancara
Jenis wawancara Tujuan
Wawancara awal semi Untuk memperoleh informasi mengenai
terstruktur latar belakang kehidupan subjek dan
permasalahan yang sedang dialami
subjek.
Wawancara mendalam Untuk memperoleh informasi mengenai:
semi terstruktur a. Bagaimana penanaman nilai yang
diberikan keluarga, kemudian respon
subjek
b. Bagaimana respon subjek ketika
menghadapi situasi yang sulit
c. Pandangan subjek mengenai dirinya
d. Pandangan mengenai masa depan
e. Tujuan atau rencana hidup subjek
f. Pandangan subjek mengenai
permasalahan yang dialami
g. Pertahanan diri yang dilakukan subjek.
h. Riwayat gangguan/ permasalahan
yang dialami subjek
i. Bagaimana pikiran,perasaan subjek
sehingga mempengaruhi perilaku
sekarang
j. Bagaimana latar belakang
permasalahan subjek (gejala-gejala)
k. Usaha yang dilakukan untuk
mengatasi permasalahan yang
dihadapi

2. Observasi

Rancangan asesmen dengan metode observasi yang akan dilakukan


adalah:
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

RAHASIA
Tabel 3. Panduan Observasi
Jenis observasi Tujuan
Observasi deskriptif Mengamati perilaku subjek selama mengikuti
tes, ketika di BBRSBD, baik ketika di VAK,
asrama, maupun dilingkungan sekitar
BBRSBD. Hal yang ingin di amati ialah:
a. Ketika Tes (baik wawancara maupun tes
psikologi):
1) Mengamati cara subjek dalam
berkomunikasi
2) Mengamati gerak tubuh atau perilaku
subjek
3) Konsentrasi subjek
4) Respon subjek selama mengikuti tes
5) Penampilan fisik
6) Ekspresi emosi subjek ketika mengikuti
tes
7) Perilaku yang muncul ketika mengerjakan
tes
8) Perilaku unik yang muncul yang terkait
dengan permasalahhan subjek
b. Ketika subjek mengikuti kegiatan di
BBRSBD:
1) Mengamati cara subjek berkomunikasi
2) Gerak tubuh
3) Konsentrasi subjek
4) Respon subjek ketika didepan umum
5) Perilaku unik yang muncul
6) Ekspresi emosi subjek yang muncul ketika
mengikuti kegiatan
7) Aktivitas sehari-hari
8) Menghadapi situasi yang membuat
kurang nyaman
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

RAHASIA
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

RAHASIA

B. Pelaksanaan Asesmen
Tabel 4. Pelaksanan Asesmen

No Metode asesmen Hari Tanggal Waktu


1. Observasi awal kamis 2 Februari 2017 09.00-11.45 WIB
2. Observasi awal Jumat 3Februari 2017 07.30-08.15 WIB
3. Observasi dan wawancara Jumat 3 Februari 2017 09.30-11.00
4. Wawancara Senin 6 Februari 2017 10.00-11.30 WIB
5. Wawancara Senin 6 Februari 2017 13.00-15.30 WIB

6. Observasi dan wawancara Selasa 7 Februari 2017 09.30-11.00 WIB


7. Wawancara Selasa 7 Februari 2017 13.30-14.30 WIB

8. Wawancara dan observasi, Grafis Selasa 7 Februari 2017 15.00-18.00 WIB


9. Wawancara dan observasi, Rabu 8 Februari 2017 15.30-18.00 WIB
Warteg
10. Psikotes SPM Selasa 14 Februari 2017 15.00-18.00 WIB
11. Psikotes SSCT Rabu 15 Februari 2017 15.30-17.00 WIB
12. Psikotes SSCT Kamis 16 Februari 2017 15.00-17.30 WIB
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

C. Hasil Asesmen
Tabel 5. Hasil Asesmen

Atribut Psikologis
Metode Kognitif Afektif Sosial
Observasi Subjek terlihat memiliki rasa ingin tahu Subjek terlihat anak yang lugu, spontan, Ketika di VAK saat mengerjakan bordir,
yang tinggi, hal ini terlihat selama proses pendiam, penyayang. Namun disamping subjek terlihat serius, ketika teman yang
asesmen subjek sering bertanya dan itu subjek memiliki perasaan kecewa lain ngobrol subjek terlihat tetap
menanyakan hal seperti kenapa orang yang besar kepada ayahnya. Subjek mengerjakan pekerjaannya, ketika
harus meninggal, kenapa ada orang tampak berusaha menutupin perasaan teman yang lain istirahat subjek tetap
jahat. Subjek juga terlihat sangat teliti dan dirinya karena tidak ingin dianggap bekerja. Selain itu ketika bergantian
perfeksionis, hal ini terlihat ketika lemah oleh orang lain. Hal ini terlihat mesin jahit subjek terlihat ingin segera
mengerjakan sesuatu diulang berkali-kali, ketika berbicara mengenai keluarga dan menggunakannya. Akan tetapi ketika
kemudian menulis jawaban satu per satu kondisi dirinya, subjek terlihat berkaca- pekerjaannya sudah selesai subjek bisa
dan kembali di cek (SSCT). Subjek juga kaca, bermain jari, namun subjek membaur dengan teman-temannya,
memiliki ambisi yang kuat, terlihat ketika berusaha tampak tegar. Selain itu subjek bercanda, memberi nasehat. Selain itu
mengerjakan sesuatu sangat sungguh- berusaha mencari perhatian dari teman- ketika di VAK subjek sering bermain HP
sungguh,pelam-pelan, mengerjakan teman, Pembina, maupun pegawai dan sering ditegur oleh Pembina VAK.
sampai selesai. BBRSBD. Subjek terlihat sangat ramah kepada
seeluruh pegawai BBRSBD, selain itu
terlihat sangat akrab dengan teman-
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

teman dekatnya. Namun jika dengan


teman lain yang kurang dekat, subjek
cenderung diam, dan memilih
menyendiri. Ketika dalam suatu acara,
subjek selalu terlihat ingin menonjolkan
dirinya.
Wawancara Subjek menganggap ayahnya ialah sosok Subjek merasa kecewa dengan Ketika di Sorong subjek memiliki
yang pekerja keras, ditakuti oleh orang- perlakukan ayahnya karena telah banyak teman dan seluruhnya memiliki
orang dilingkungan kerjanya, namun ayah meninggalkan ibu dan subjek. Awalnya kondisi tubuh yang normal. Subjek
subjek tidak berani dengan istri mudanya. subjek masih ingin berharap pada merasa senang ketika berada dengan
Ayah lebih memilih istrinya dari pada ayahnya, namun setelah ditolak oleh teman-temannya. Subjek bersyukur
darah dagingnya sendiri. Sementara istri ayahnya subjek tidak ingin lagi berharap karena teman-teman bisa menerima
muda ayahnya memiliki usia yang lebih dengan ayahnya. Disamping itu subjek dirinya apa adanya.
Ketika di BBRSBD, subjek terlihat akrab
muda dibanding subjek. Subjek tidak ingin merasakan perasaan yang sangat sedih
dengan teman-teman yang sudah dekat
mengingat ayahnya lagi dan tidak mau karena ibu subjek baru saja meninggal.
seperti teman VAK, teman asrama,
berharap bisa kembali dengan ayahnya. Subjek sudah hampir 6 tahun tidak
subjek bergurau, menasehati dan bisa
Namun disisi lain subjek masih bertemu dengan ibunya. Ia sangat
membaur seperti kebanyakan anak.
mendoakan ayahnya agar bisa bertaubat. menyayangi ibunya dan menganggap
Namun ketika dilingkungan umum
Subjek tidak ingin ayahnya mendatangi ibu adalah segalanya. Ketika masih kecil
dengan orang yang baru, subjek
subjek saat ayahnya telah kesusahan. subjek merasakan hidupnya bahagia
cenderung diam. Hal ini dikarenakan
Ketika sedang mencari ayahnya, para karena segala keinginan selalu dipenuhi
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

pegawai atau anak buah ayahnya orang tuanya dan mendapatkan kasih subjek merasa di anggap remeh, dan
memperlakukan subjek dengan istimewa sayang. Ketika dewasa subjek tidak lagi merasa kurang nyaman ketika
seperti memberi makanan yang merasakan hal tersebut karena ayah bergabung dengan teman lain karena
berlebihan, sementara subjek tidak pergi meninggalkannya dan menolak adanya permasalahan pada kantong
menyukai hal itu dan meminta agar tidak kehadirannya. Subjek merasa sangat kemihnya. Ketika berada didalam suatu
diperlakukan seperti itu. Subjek kecewa dan kesal dengan ayahnya yang acara, subjek tampak berusaha untuk
menganggap orang yang berharga dalam tidak mengakui subjek, serta justru menonjolkan dirinya, dengan bergurau,
hidupnya ialah ibu dan kekasihnya. Subjek memilih istri barunya. Subjek saat ini berbicara paling keras, dan terlihat
sangat sedih ketika ditinggal ibunya hidup sebatang kara, keluarga ibu mencari perhatian.
meninggal, mengingat subjek sudah subjek berdomisili di Manado dan subjek
hampir 6 tahun tidak bertemu, subjek saat sampai saat ini belum pernah pergi
itu tidak ingin ikut ibu ke manado karena kesana. Subjek juga merasa bingung,
subjek tidak ingin lagi menyusahkan hidup setelah mengikuti rehabilitasi di
ibunya. Subjek selalu ingin bekerja keras BBRSBD subjek akan pergi kemana.
Saat ini subjek merasa harapan dan
agar bisa membahagiakan ibunya,
semangatnya ialah ibunya dan
kekasihnya dan hidupnya sendiri. Subjek
kekasihnya. Subjek ingin menikah
ingin bisa mandiri, menjadi sukses, dan
dengan kekasihnya, namun keduanya
ingin menikah.
Sejak ibunnya pergi ke manado, subjek belum bekerja, selain itu kondisi
memutuskan untuk tidak ikut pergi dengan keyakinan yang berbeda membuat
ibu karena tidak mau menyusahkan ibu subjek harus berpikir matang.
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

lagi. Sampai saat ini subjek selalu Ketika di BBRSBD subjek meras kurang
mengatakan bahwa tidak mau begitu senang ketika di asrama, karena
menyusahkan orang lain dan ingin bisa menurutnya sangat bising dan
mandiri. Selain itu subjek juga menganggu waktu istirahat subjek.
bertanggung jawab ketika mengerjakan Selain itu terdapat beberapa anak atau
tugas, subjek tidak mau menunda atau gerombolan geng yang terkadang
meninggalkan pekerjaan yang belum memandang subjek sebelah mata
selesai. Karena hal itu dianggap sebagai dikarenakan subjek bukan merupakan
suatu beban dan menganggu subjek. rekomendasi dari dinas namun tetap
Meskipun demikian subjek menyatakan bisa mengikuti rehabilitasi. Melihat hal itu
bahwa subjek bukanlah orang yang subjek merasakan kesal, tapi berusaha
disiplin. Selain itu subjek takut jika untuk tidak memperdulikan.
melanggar aturan, hal ini diungkapkan
ketika subjek diajak teman-temannya
untuk mengobrol, subjek takut jika
dianggap Pembina memiliki geng.
Psikotes:
DAP Memiliki rasa ingin tahu yang besar, peka Emosi labil, lugu, kecemasan akan Sosial cukup baik,dependen, butuh
terhadap kritikan, merasa mampu, kebutuhan seksual, tidak aman, perhatian, tidak ingin menonjol, sosial
mencoba menunjukkan kekuatan fisik, mengontrol diri secara berlebihan, kurang luwes ketika di lingkungan baru,
intelektual rata-rata, ragu-ragu, kurang kurang merasakan kepuasan fisik, usaha adanya keinginan untuk memperbaiki
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

percaya diri, egosentris. untuk kuat, merasa kurang lincah hubungan sosial karena merasa tidak
(disabilitas yang dialami), kebutuhan pasti.
yang besar akan rasa aman, butuh
banyak dorongan, haus kasih sayang.
Selain itu subjek memiliki energy dan
motivasi yang tinggi.
BAUM Kontrol diri tinggi, disiplin, teliti, hasrat Tertutup, takut terhadap masa depan, Kurang bisa mengontrol perilaku,
tinggi, banyak ide, fantasi, energy/ ragu-ragu, dorongan lemah, membatasi perilaku agar sesuai norma,
kemampuan rendah tetapi aspirasi tinggi, depresi/frustrasi, dorongan kuat untuk takut bergaul, sulit melepaskan diri dari
dominasi intelektual, memiliki keinginan mencapai keinginan, gelisah, mudah sesuatu yang dikerjakan.
tetapi tidak dapat dilaksanakan, kacau, labil, tidak ada pegangan,
merasa tidak aman, kepribadian lemah,
terikat masalalu dan terikat ibu.
HTP Inteligensi rata-rata, Percaya diri, bangga akan diri sendiri, Keluarga membebaskan subjek untuk
penolakan pada situasi rumah, adanya berinteraksi, namun adanya hambatan
masalah pada harga diri, kemandirian, subjek dalam berinteraksi.
dan mobilitas subjek, serta merasa
lemah.
WARTEGG Tidak rasional, tidak terintegrasi, cara Kekanak-kanakan, peka, peduli dengan Tidak harmonis, menyendiri, dalam
berpikir sistematis, mengutamakan rasio, orang lain, santai, spontan. interaksi sosial kaku ketika bertemu
namun tidak detail, sederhana, dan dengan lingkungan baru, namun bisa
praktis. Tidak terarah dan tidak luwes ketika dengan lingkungan yang
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

memandang masa depan, tidak menyukai sudah dekat.


tantangan dan sangat hati-hati.
SCCT Subjek menganggap ibunya merupakan Subjek merasa senang ketika hasil Subjek senang memiliki teman yang
sosok yang tegas, penyayang dan belajarnya di lihat oleh guru-gurunya. baik, perhatian, peduli serta saling
merupakan pahlawan bagi subjek. Subjek sangat takut jika menyusahkan terbuka. Subjek menghormati orang
Sementara ayah subjek jarang orang lain. Jika dalam situasi yang yang lebih tua darinya seperti ibu dan
memberikan kasih sayang, tidak adil, membuat subjek takut, subjek sering gurunya, subjek juga menunjukkan
lemah, tidak mengakui darah dagingnya mudah marah. Subjek merasa bersalah sikap hormatnya dengan menyapa dan
sendiri. Sejak kecil subjek sangat karena saat kecil subjek pernah mencuri berjabat tangan.
dimanjakan oleh orang tuanya, akan tetapi barang milik orang lain, selain itu subjek
setelah dewasa subjek merasa merasa bersalah karena telah
keluarganya tidak harmonis, karena merasakan kekecewaan ditinggal oleh
perilaku ayahnya yang lebih memilih ayahnya dan subjek ingin melupakan
wanita lain. Subjek juga menganggap semua peristiwa yang membuat subjek
kebanyakan wanita centil dan suka merasa sakit hati. Subjek merasa
menggoda, salah satunya istri ayahnya membenci orang-orang yang tidak bisa
yang usianya lebih muda dari usia subjek. menepati janjinya seperti ayahnya,
Subjek menganggap kehidupan selain itu subjek berusaha menghindarin
perkawinan ialah saling setia dan memiliki suatau permasalahan. Subjek merasa
keturunan. Subjek ingin agar ayah ibunya saat kecil hidupnya bahagia namun
bisa bersama kembali. Subjek juga hanya sementara, subjek ingin agar
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

berharap agar wanita dapat jujur, terbuka kembali kecil dan bisa menjadi mandiri
dan beriman, khususnya kekasih subjek. serta tidak menyusahkan orang lain.
Subjek berusaha untuk disiplin, tanggung Selain itu subjek ingin bisa
jawab, bijak dalam mengerjakan tugasnya membahagiakan ibunya. Masa depan
dan tidak ingin mengecewakan serta subjek Nampak jika diperjuangkan, dan
menyusahkan orang lain. Subjek juga subjek ingin di masa depan dapat hidup
berusaha selalu menghargai jerih payah bahagia, menikah, memiliki pekerjaan.
orang lain. Subjek sangat senang bekerja Subjek memiliki harapan untuk bisa
dengan orang yang jujur, dapat dipercaya menikah dan memiliki pekerjaan agar
serta rajin. bisa mandiri serta tidak merepotkan
orang lain.
SPM 42 (Grade III+) = Rata-rata
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

VII. INTEGRASI DATA

Subjek memiliki kapasitas kognitif yang tergolong rata-rata, selain itu


subjek memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, ambisius, peka terhadap kritik,
disiplin, teliti, memiliki banyak ide, serta didominasi oleh intelektualnya. Subjek
memiliki pola pikir yang kaku, sistematis, dan sederhana. Namun subjek tidak
menyukai tantangan dan lebih suka berada di zona nyamannya. Selain itu subjek
juga merupakan orang yang kurang percaya diri, ragu-ragu dalam bertindak,
egois, serta tidak terarah. Subjek juga tidak memiliki pandangan mengenai masa
depannyanya. Subjek memiliki kemampuan dan energy yang rendah akan tetapi
memiliki aspirasi yang tinggi, hal ini membuat subjek menjadi ambisius. Dalam
kehidupan keluarga subjek menganggap ibunya adalah sosok yang penyayang,
rala berkorban, selalu mengutamakan kebahagiaan subjek. Sementara subjek
menganggap ayahnya ialah sosok yang tidak bertanggung jawab, lemah, tidak
mengakui anak kandungnya sendiri.

Kondisi emosi subjek tergolong labil, subjek merupakan orang yang


mudah marah, kekanak-kanakan, memiliki kecemasan, memiliki kontrol diri yang
berlebihan sehingga subjek tidak bisa leluasa dalam berperilaku. Dengan kondisi
yang dialami subjek hal itu membuat subjek merasa kurang puas mengenai
kondisi fisiknya, merasa kurang lincah. Subjek juga merupakan orang yang
tertutup, takut mengenai masa depan karena subjek takut dikecewakan dan tidak
sesuai dengan harapannya, merasa gelisah, lemah, ragu-ragu, terikat pada
masa lalu. Subjek memiliki perasaan kecewa yang mendalam dengan ayahnya
yang tidak mau mengakui subjek. Subjek juga sangat membenci orang yang
tidak jujur serta tidak bisa bertanggung jawab. Ketika berada dilingkungan
keluarga subjek merasakan ketidaknyamanan dan penolakan pada situasi
rumahnya. Subjek merasa dirinya kurang aman, sehingga subjek membutuhkan
rasa aman yang tinggi dan haus akan kasih sayang. Hal itu menyebabkan harga
diri subjek terancam dan berusaha mencari pegangangan. Meskipun demikian,
subjek merupakan orang yang sopan, senang akan pujian serta tidak ingin
menyusahkan orang lain dan peduli pada orang lain.
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

Dalam berinteraksi subjek memiliki sedikit hambatan, subjek kurang


bisa bergaul ketika berada dilingkungan baru, subjek cenderung kaku dan tidak
luwes. Namun jika dengan lingkungan dekat subjek bisa berinteraksi dengan
cukup baik. Subjek sangat tergantung pada lingkungan, membutuhan perhatian
dari lingkungan. Akan tetapi subjek cenderung membatasi perilakunya agar
sesuai dengan norma dan takut melanggar. Ketika mengerjakan sesuatu subjek
cenderung fokus mengerjakan dan sulit meninggalkannya. Disamping itu subjek
memiliki ketakutan dalam bergaul, tidak haronis dan lebih suka menyendiri.

VIII. EVALUASI KEPRIBADIAN

Subjek tumbuh dan berkembang dalam keluarga yang memberikan kasih


sayang penuh pada subjek. Subjek sangat dimanjakan oleh kedua orang tuanya,
terlebih ayah subjek. Sejak kecil apapun yang menjadi keinginan subjek selalu
dipenuhi oleh orang tuanya, ayah subjek selalu memberikan perhatian yang lebih
pada subjek. Sementara ibu subjek juga memanjakan subjek, akan tetapi lebih
tegas. Ketika subjek melakukan kesalahan ibu selalu memarahi subjek dan
meminta untuk memperbaikinya. Akan tetapi subjek tidak memperbaiki dan
selanjutnya tetap ibu subjek yang melakukannya. Keharmonisan tersebut
berlangsung sampai usia subjek 3 tahun, sejak saat itu subjek jarang merasakan
kasih sayang dari orang tuanya khususnya ayah. Ayah subjek mulai sering pergi
dan jarang pulang. Mengingat ayah lah yang lebih memanjakan subjek, subjek
merasa kehilangan perhatian dari ayah. Ibu subjek pun sibuk mencari pekerjaan
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, hal itulah yang membuat subejek
akhirnya merasa kurang perhatian. Kemudian sejak usia 3 tahun subjek
mengalami disabilitas sehingga membuat subjek tidak bisa berjalan. Subjek
merasa sedih karena awalnya subjek bisa berjalan, berlari kesana-kemari,
akhirnya hal tersebut sulit untuk dilakukan. Terlebih kondisi keluarganya saat ini
yang tidak harmonis membuat subjek semakin merasa terpuruk, Subjek tidak
ingin menyusahkan ibunya atas kondisi yang dialami.

Kemudian ketika memasuki sekolah dasar, subjek masuk sekolah di


sekolah jaman penjajahan Belanda. Hal itu membuat sekolah subjek memiliki
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

tingkat kedisplinan yang sangat tinggi, setiap siswa yang melanggar aturan akan
diberi hukuman, baik itu tugas, maupun hukuman fisik seperti dipukul. Selain itu,
di sekolah subjek tidak ada satu anak pun yang meledek kondisi subjek, hal itu
dikarenakan aturan dari sekolah yang melarang siswanya saling meledek.
Semua siswa sangat patuh pada aturan sekolah dikarenakan takut mendapatkan
hukuman. Sementara itu subjek pun selalu berusaha mentaati peraturan dan
belajar dengan giat. Subjek senang ketika memperoleh hasil yang baik dan di
sanjung oleh guru-gurunya. Karena melihat potensi subjek, guru-guru pun
meminta subjek untuk giat belajar dan menjadi yang terbaik. Sejak saat itu
subjek selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik dengan usahanya
sendiri, agar bisa dihargai oleh orang. Selain itu kurangnya peran keluarga dalam
perkembangan subjek menjadikan subjek lebih dekat dengan lingkungan
sekolah.

Ketika usia 25 tahun subjek merasa menyesal karena subjek tidak


berusaha untuk mandiri sejak kecil, subjek merasa sangat kecewa setelah
ditinggal ayahnya pergi. Subjek mulai bingung harus kemana, harus berbuat apa
untuk bisa bertahan hidup. Subjek pun melakukan pekerjaan apapun untuk
mencari uang demi melanjutkan hidup. Sementara itu ibu subjek juga bekerja
untuk kehidupan sehari-hari, meski pada akhirnya ibu subjek jatuh sakit. Ibu
subjek memutuskan untuk pergi ke Manado, akan tetapi subjek tidak ingin ikut
karena tidak ingin lagi merepotkan ibu. Subjek lebih memilih untuk tinggal dan
mencari pekerjaan agar bisa mandiri. Kemudian subjek pergi mencari ayahnya
ke Jakarta dan sesampainya disana subjek justru tidak diterima, hal itu membuat
subjek merasa terpukul dan ingin membuktikan bahwa subjek bisa mandiri.

Ketika dewasa khususnya ketika menjalani rehabilitasi, subjek selalu


mengerjakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab, subjek sangat berambisi
untuk bekerja dan memperoleh hasil yang baik, hal itu dilakukan agar subjek
memperoleh pengakuan dari luar terlebih para Pembina. Subjek sangat mentaati
segala peraturan di BBRSBD, subjek lebih memilih mentaati peraturan dari pada
bergabung dengan teman-teman menghabiskan waktu. Dalam mengerjakan
sesuatu subjek sangat hati-hati, dan selalu mengulang. Subjek juga menyukai
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

hasil yang sempura sehingga tidak mengecewakan orang lain, selain itu subjek
sangat disiplin dan mematuhi segala peraturan, subjek tidak ingin melanggar
aturan dengan alasan jika melanggar aturan maka subjek bukanlah orang yang
bertanggung jawab. Subjek memiliki perasaan kecewa dan marah dengan sikap
ayah kandung yang menolaknya, akan tetapi subjek mencoba untuk membiarkan
dan melupakan, karena subjek tidak mau dianggap berdosa.

Berdasarkan uraian diatas subjek memiliki tipe kepribadian ambivalent


passive (obsesif-compulsif). Menurut teori kepribadian Millon, individu dengan
kepribadian obsesif kompulsif secara konsisten menunjukkan sikap hormat dan
menunjukkan kepatuhan yang tinggi di dalam relasi interpersonalnya. Perilaku
mereka sangat hati-hati, ragu-ragu, pasif, patuh terkendali, dan adanya
keharusan untuk melakukan sesuatu dengan sempurna. Individu dengan
kepribadian ini sesungguhnya mengalami konflik antara rasa permusuhan
terhadap orang lain dan ketakutan untuk tidak memperoleh persetujuan dari
orang lain, konflik yang dihadapinya tidak hanya dalam usaha menekan
kemarahannya. Biasanya mereka memiliki pengalaman pemaksaan dan disiplin
yang keras, tetapi hanya ketika mereka melakukan pelanggaran dan tidak
memenuhi harapan orang tua.

Individu dengan tipe kepribadian ini memiliki sifat disiplin, takut berbuat
kesalahan, kondisi perasaan yang tidak rileks, tegang, kehilangan kesenangan
lebih sering cemberut, perasaan kehangatan terhambat dan mengambil
banyaknya emosi dibawah kendali yang sangat ketat, perfeksionis, taat pada
aturan, menyukai sopan santun, kegiatannya teratur, penuh rasa hormat,
memandang diri sebagai orang yang rajin, dapat dipercaya, teliti, takut berbuat
kesalahaan atau penilaian yang berlebihan pada diri yang ditampilkan dengan
disiplin, kesempurnaan, kebijaksanaan dan kesetiaan.
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

IX. DINAMIKA PSIKOLOGIS

Subjek dibesarkan dalam kondisi keluarga dimana kedua orang tua


sangat memanjakan subjek, terlebih ayah subjek. Segala keinginan subjek selalu
dipenuhi dan subjek jarang mendapat hukuman. Sejak usia 3 tahun subjek
mengalami disabilitas dan saat itu ayah subjek mulai jarang pulang. Subjek
merasa keluarga tidak harmonis lagi, subjek mulai kehilangan sosok kasih
sayang dari seorang ayah. Dimana ayah subjek justru sangat memanjakan
subjek, selain itu ibu subjek yang lebih tegas. Setelah ditinggalkan ayahnya, ibu
subjek menjadi tulang punggung keluarga dan jarang memberi perhatian pada
subjek. Subjek merasakan kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang tua,
serta kurangnya rasa aman yang diperoleh dari keluarganya. Subjek kemudian
sekolah SD, disana pihak sekolah dna guru-guru subjek sangat memperhatikan
subjek dan menyukai subjek. Pihak sekolah dalam mendidik siswanya cenderung
tegas. Hal tersebut sangat memperngaruhi perilaku subjek, dimana saat itu
peran keluarga tidak begitu menonjol dibanding peran sekolah. Hal tersebut yang
membentuk subjek memiliki tipe kepribadian ambivalent passive (obsessive-
compulsive).

Kemudian saat usia 14 tahun ayah subjek pergi meninggalkan keluarga


bersama wanita lain. Sejak saat itu subjek tidak lagi bisa bertemu ayahnya,
sementara ibu subjek banting tulang menghidupi keluarga. Melihat hal tersebut
subjek merasa kecewa dan menyesal karena subjek tidak belajar mandiri sejak
kecil. Kemudian ibu subjek jatuh sakit dan kembali ke Manado, subjek menolak
untuk ikut ibunya dengan alasan ingin mandiri dan tidak ingi merepotkan ibunya.
Kemudian subjek pergi mencari ayahnya ke Jakarta, sesampainya disana subjek
justru tidak diakui dan diusir. Hal tersebut membuat subjek merasa marah,
kecewa, kesal dengan perilaku ayahnya. Subjek tidak tahu harus berbuat apa,
subjek berusaha untuk mandiri dan membuktikan pada ayahnya bahwa subjek
mampu mandiri. Kemudian tidak lama setelah itu, subjek menerima kabar bahwa
ibunya meninggal dunia, hal itu membuat subjek merasa sangat terpukul dan
marah dengan ayahnya. Subjek tidak tahu harus berbuat apa, subjek hidup
sebatang kara, dengan kondisi yang dialami subjek merasakan sedih, akan tetapi
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

subjek tetap berusaha untuk bangkit, tidak mau merepotkan orang lain,dan ingin
bisa mandiri.

Berdasarkan hal itu subjek memiliki masalah terkait harga diri yang
rendah. Perpisahan dengan orang tua merupakan suatu hal yang traumatis bagi
individu karena dirinya kehilangan figur untuk tempat mendapatkan rasa aman
dan kasih sayang. Menurut paradigm humanistic teori maslow, subjek memiliki
hambatan dalam pertumbuhan pada tingkat kebutuhan safety needs yaitu
kebutuhan akan rasa aman. Hal ini muncul ketika ayah subjek pergi dari rumah
dan subjek kehilangan kasih sayang ayah. Mengingat ayah subjek ialah sosok
yang paling memanjakan subjek. Kemudian ibu subjek yang harus banting tulang
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, membuat ibu subjek jarang memberikan
perhatian. Menurut Maslow tentang konsep hierarchy of needs, bahwa individu
yang tidak terpenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya, maka individu tersebut
tidak dapat mencapai kebutuhan yang lebih tinggi seperti rasa dicintai, rasa
dihargai, dan aktualisasi diri. Subjek memperoleh rasa kasih sayang dari kedua
orang tuanya, namun ketika usia 3 tahun subjek mulai kehilangan rasa sayang
karena kedua orang tuanya berpisah. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan
subjek pada tahap rasa dicintai tidak tercapai. Selain tidak dapat mencapai
kebutuhan rasa dicintai, subjek juga tidak dapat mencapai rasa dihargai. Hal ini
ditunjukkan subjek merasa kurang yakin dengan kemampuannya, takut dinilai
jelek dan selalu menampilkan kesempurnaan, mencari kompensasi atas harga
diri yang terancam dengan cara menunjukkan sikap yang berlebihan untuk
menarik perhatian. Oleh karena itu hubungan orang tua dan anak yang kurang
harmonis mempengaruhi terhambatnya kebutuhan-kebutuhan yang seharusnya
dimiliki subjek, hal tersebut membuat subjek memiliki harga diri rendah.

Bagan 1. Dinamika Masalah


Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

Ak
tu
ali
sa
si
Penghargaa
n
dir
i Harga diri rendah
Kasih sayang
Tidak mendapat kasih
sayang orang tua
Rasa aman
Keluarga tidak harmonis

Fisiologis
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

X. DIAGNOSIS DAN PROGNOSIS


A. Diagnosis
1. Aksis I
Berdasarkan hasil data awal serta asesmen berupa wawancara,
observasi, psikotes, serta wawancara pembina, maka subjek didiagnosa
memiliki masalah terkait dengan hubungan orang tua dan anak (Z.63.8).
Hal tersebut kemudian menimbulkan dampak munculnya gangguan
terkait harga diri rendah.

Diagnosis PPDGJ III Kriteria Gejala dan sumber data


a. Subjek sejak kecil sangat
Z.63.8 Masalah dengan dekat dan dimanjakan oleh
(Kondisi lain yang ayah ayahnya. Namun kemudian
menjadi fokus ayah subjek pergi
perhatian klinis) meninggalkan keluarga.
Subjek merasa sangat
kehilangan dan sangat sedih
atas perlakuan ayahnya.
b. Kemudian subjek pergi
mencari ayahnya ke Jakarta.
Namun sampai disana subjek
justru di usir dan tidak diakui
sebagai anak kandung
ayahnya. Hal itu membuat
subjek merasa marah dan
kecewa.
c. Saat ini subjek merupakan
anak yang sebatang kara,
tidak memiliki keluarga dan
asal usul.
a. Ibu merupakan sosok yang
Masalah dengan baik, tegas dan perhatian.
b. Ibu selalu berjuang untuk
ibu
kebahagiaan subjek, akan
tetapi subjek memutuskan
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

untuk hidup sendiri dan tidak


ingin menyusahkan ibu.
c. Awal januari 2017 ibu subjek
meninggal. Subjek terakhir
bertemu 6 tahun yang lalu. Ibu
subjek di makamkan di
Manado, sementara subjek
belum pernah pergi ke
Manado.

Tabel 6 menjelaskan tentang kriteria harga diri rendah menurut

Rosenberg dan Owens, dalam Guindon 2010.

Tabel 6. Kriteria Harga Diri Rendah

Aspek
harga diri
Keteranga
rendah Indikator Sumber data
n
(Rosenberg
dan Owens)
Sensitivitas 1. Bermasalah - Subjek merupakan orang yang
terhadap dalam peka terhadap kritik dan
Terpenuhi
pengalaman menghadapi selalu mengelak jika dikritik
negatif kritik (Grafis, Observasi)
- Subjek memiliki kondisi emosi Terpenuhi
2. Emosional yang labil (Grafis)

- Subjek terlihat sangat emosi


atau marah ketika
membicarakan soal ayahnya
(Observasi)

- Subjek menyatakan bahwa


dirinnya mudah tersinggung
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

dan mudah marah (Auto)


- Dalam menjalani kehidupan
subjek cenderung pasrah
menerima, namun tidak
3. Pesimis Terpenuhi
memiliki pandangan untuk
masa depannya (observasi
& auto)
- Subjek menyatakan bahwa
dirinya merasa tidak
seberuntung orang lain,
4. Cenderung
yang memiliki keluarga dan
merasa
harta (Auto)
orang yang Terpenuhi
- Subjek menyesal karena sejak
gagal dalam
kecil subjek tidak berusaha
semua hal
untuk mandiri, sehingga
memberikan efek bagi
kehidupannya saat ini (Auto)
Kepercayaa 1. kepercayaan - Subjek merupakan orang yang
n diri untuk diri rendah ragu-ragu serta kurang
membangun percaya diri (Grafis)
hubungan - Subjek merasa kurang berani Terpenuhi
interpersona ketika bergabung dengan
l teman lingkungan baru
(Auto)
2. merasa tidak - Subjek terkadang merasa
memiliki bahwa dirinya tidak bisa
kemampuan melakukan hal yang lebih,
yang lebih dalam hal ini terkait dengan
kondisi fisik yang Terpenuhi
dialaminya. Hal tersebut
membuat subjek merasa
tidak bisa melakukan hal lain
(Auto)
3. Merasa tidak - Subjek menyatakan bahwa Terpenuhi
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

ada yang subjek merasakan bahwa


dibanggakan dirinya tidak seberuntung
dari diri orang lain, dan subjek tidak
memiliki apa-apa, baik dari
segi keluarga maupun
materi (Auto)

4. Sering - Ketika diminta untuk berbicara


merasa didepan umum, menjelaskan
cemas atau memberikan contoh,
berbicara/ subjek berusaha mengelak.
tampil di Selain itu ketika didepan
depan umum umum dan ketika ditunjuk
Terpenuhi
subjek terlihat diam, malu
dan menolak. Akan tetapi
jika tidak ditunjuk atau saat
suasana serius subjek justru
membuat keributan
(Observasi)
5. Lebih - Dilingkungan BBRSBD subjek Terpenuhi
senang kurang begitu dekat dengan
menyendiri siswa khususnya laki-laki,
atau hal ini dikarenakan subjek
membatasi merasa minder dengan
diri dengan kondisi fisiknya, selain itu
orang lain subjek memandang teman
teman yang lain seperti
meremehkan subjek (Auto)
- Subjek merasa kesal dengan
situasi asrama, sehingga
subjek sering menghabiskan
waktu diluar asrama yaitu
bermain WIFI, dan kembali
ke asrama ketika jam tidur.
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

Terkadang diwaktu istirahat


subjek justru menghabiskan
waktu di VAK (Auto)
Motivasi 1. Berusaha - Subjek selalu menunjukkan Terpenuhi
untuk untuk tidak sikap patuh, disiplin dan
berkembang membuat ramah dengan semua orang
kesalahan (Observasi)

- Subjek selalu berusaha tampil


perfeksionis dan maksimal.
Ketika diberi tanggung
jawab subjek
mengerjakannya dengan
sangat hati-hati dan
tanggung jawab. Hal ini agar
subjek memperoleh nilai
bagus dan mendapat pujian
dari orang lain (Auto).
Subjek juga merasa senang
ketika bisa menyelesaikan
tanggung jawabnya dengan
baik.

- Subjek terlihat menutupi


kondisi dirinya, dengan
berperilaku positif untuk
mendapatkan perhatian dari
orang lain (Observasi)
2. Menghindar - Subjek merupakan orang yang Terpenuhi
dari kaku dan tidak menyukai
mengambil perubahan, sehingga hal
resiko tersebut membuat subjek
merasa nyaman di zona
nyamannya dan tidak
melakukan perubahan
(Grafis, Wartegg)
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

- Setiap akan mengambil


keputusan terlebih untuk
masalahnya, subjek selalu
bertanya terlebih dahulu.
Kemudian subjek memilih
solusi untuk diam dan
meneria/pasrah. Meskipun
subjek merasa kesal
(Observasi & Auto)
Pengalaman 1. Merasa tidak - Subjek terlihat orang yang Terpenuhi
emosional bahagia pasrah dan kurang ceria
(Grafis & Observasi)
- Subjek menyatakan bahwa
hidupnya saat ini terasa
biasanya, subjek hanya bisa
berusaha mengikuti
rehabilitasi dengan baik
(Auto)
2. Mudah - Subjek merasa sulit tidur Terpenuhi
merasa ketika memikirkan sesuatu,
cemas terkadang subjek juga tidak
memiliki selera makan
(Auto)

- Ketika proses wawancara


subjek sering terlihat cemas,
berkeringan, mengusap
kedua telapak tangan. Hal
ini ketika membicarakan
soal keluarga (Observasi)

- Ketika harus bergantian


menggunakan mesin jahit
dengan temannya, subjek
terlihat mengganggu
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

temannya dan berusaha


meminta temannya agar
cepat selesai. Hal ini karena
subjek ingin segera selesai
dan memberikan hasil yang
baik (Auto & observasi)
3. Mudah - Subjek menyatakan bahwa Terpenuhi
tersinggung subjek ialah orang yang
mudah tersinggung, tidak
suka jika diganggu (Auto)
- Ketika ada masukan yang
tidak sesuai dengan dirinya,
subjek berusaha untuk
mengelak (Observasi)
4. Memiliki - Ketika sendiri, melamun, atau Terpenuhi
gejala memikirkan sesuatu subjek
depresi terkadang sulit tidur dan
secara baru bisa tidur jam 1 malam.
umum, Subjek juga sering
seperti sulit merasakan sakit dibagian
tidur karena tulang belakang. Ketika
khawatir, mengerjakan sesuatu subjek
mudah lelah, merasa lelah, namun subjek
merasa diri tetap memaksakan diri untuk
gagal dan menyelesaikan tugasnya
tidak (Auto)
berguna - Subjek merasa bahwa
mungkin ayahnya tidak
menerima karena subjek
tidak berguna dan tidak bisa
diandalkan. Selain itu subjek
menyesal karena tidak
mandiri sejak kecil (Auto)
Pola berpikir 1. Cara berpikir - Subjek merupakan orang yang Terpenuhi
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

dan yang kaku keras kepala, kaku, memiliki


bertindak pemikiran yang sangat
sistematis (Grafis &
Wartegg)
- Ketika diskusi subjek selalu
berusaha untuk
menyampaikan pendapat,
kekeh dan agak sulit
dipengaruhi, khususnya jika
subjek belum paham
(Observasi)
- Subjek juga menyatakan
bahwa dirinya adalah orang
yang keras, disiplin, mudah
marah (Auto)
2. Saat - Subjek merupakan orang yang Terpenuhi
bertindak kurang percaya diri serta
merasa ragu-ragu (Grafis)
cenderung - Ketika mengerjakan sesuatu
ragu- ragu subjek sering mengulang
membaca soal dan
menjawab secara perlahan,
dan diulang (Observasi)
3. Tidak - Subjek merupakan orang yang Terpenuhi
mampu ragu-ragu dan bertindak
membuat maupun mengambil
keputusan keputusan (Grafis)
dengan - Ketika perpendapat atau
cepat mengerjakan ssct subjek
menjawab lama, dipikirkan
terlebih dahulu, diulang, dan
baru dijawab (Observasi)
Cara 1. Sering - Subjek terlihat orang yang Terpenuhi
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

menghadapi berkecil hati lemah, ketika gagal subjek


ancaman merasa sangat sedih. Akan
terhadap tetapi subjek selalu
self-consept menampakkan diri didepan
umum dengan bukan diri
aslinya. Subjek selalu tampil
berbeda ketika didepan
umum, dan terlihat mencari
perhatian dari sekitar
(kompensasi) (Observasi)
2. Sering - Subjek merasa bersalah Terpenuhi
merasa karena ketika kecil manja
bersalah dan tidak mandiri (Auto)
dengan hal- - Subjek menyesal dan sangat
hal yang hati-hati, tidak ingin terulang,
pernah pernah tertipu oleh orang,
dilakukan yang justru hampir
mencelakankan subjek
(Auto)

- Subjek menyesal karena tidak


membawa kekasihnya ke
BBRSBD (Auto)
Kesimpulan : 20 kriteria terpenuhi, subjek memiliki kecenderungan harga diri
rendah.

2. Aksis II

Diagnosa Kriteria PPDGJ Gejala dan Sumber Data Keterangan


F60.5
Kecenderun 1. Kepribadian dengan
gan Tipe cirri-ciri:
Kepribadian - Ketika mengerjakan tes tes Terpenuhi
Anankastik a. Perasaan ragu-ragu warteg subjek melihat

dan hati-hati yang symbol gambar dengan


Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

penuh perhatian dengan

berlebihan waktu agak lama,


kemudian baru digambar,
setelah digambar subjek
melihat hasil
gambarannya kembali
dan kemudian
melanjutkan menggambar
(Observasi)
- Saat mengerjakan SSCT
subjek terlihat membaca
soal kata per kata, dan
selalu diulangi, kemudian
ketika menjawab subjek
menulis satu kata,
kemudian membaca
pernyataan dan
melanjutkan menjawab.
Dalam 1 soal SSCT
subjek mengerjakan
dalam waktu 2 menit.
Selain itu ketika
mengerjakan SSCT
subjek terlihat berpikir
ketika menjawabnya
(Observasi)
- Subjek merupakan orang
yang ragu-ragu (Grafis)
- Subjek menyatakan merasa
ragu-ragu atau bingung
ketika menghadapi suatu
permasalahan, dan
bingung mana yang harus
diselesaikan terlebih
dahulu. Dalam
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

mengerjakan suatu hal


subjek selalu
mengerjakan dengan
sangat hati-hati dan rapi,
hal ini karena subjek ingin
bertanggung jawab atas
pekerjaan yang diberikan
kepadanya, selain itu jika
belum selesai atau tidak
sesuai keinginannya
maka subjek merasa
tidak tanggung jawab dan
menjadi beban (Auto)
- Ketika melontarkan Terpenuhi

b. Preokupasi dengan pertanyaan, subjek selalu

hal-hal yang rinci bertanya sampai detail,

(details), peraturan, sampai subjek merasa

daftar, urutan, puas dan paham

organisasi atau jadwal (Observasi)


- Subjek menyatakan
sangat mentaati
peraturan yang ada di
BBRSBD, seperti waktu
belajar, mandi, makan,
dan istirahat. Subjek
merasa sangat kesal
ketika di asrama teman-
teman yang lain tidak bisa
menghargai hal tersebut
(Auto)
- Subjek merupakan orang
yang sangat sistematis
dan teratur (Wartegg)
- Subjek menyatakan ketika
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

masalah datang bertubi-


tubi subjek tetap
mencoba menyelesaikan
masalah yang pertama
muncul, dengan alasan
agar sesuai urutan dan
membuat subjek merasa
lega (Auto)
- Subjek merupakan orang
yang tergolong teliti
(Grafis)
c. Perfeksionisme yang Terpenuhi
mempengaruhi - Ketika mengerjakan Tes
penyelesaian tugas psikologi subjek terlihat
mengerjakannya sangat
hati-hati, pelan-pelan,
selalu melihat dan
mengulang hasil
pekerjannya, subjek juga
terlihat selalu berpikir
ketika akan menjawab.
- Ketika kegiatan di VAK,
subjek terlihat mendominasi
peralatan bordir, ingin
menggunakan alat lebih
dahulu untuk
menyelesaikan
pekerjaannya.
d. Ketelitian yang Terpenuhi
berlebihan, terlalu hati- - Ketika mengerjakan Tes
hati dan keterikatan psikologi subjek terlihat
yang tidak semestinya mengerjakannya sangat
pada produktivitas hati-hati, pelan-pelan,
sampai mengabaikan selalu melihat dan
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

kepuasan dan
hubungan mengulang hasil
interpersonal pekerjannya, subjek juga
terlihat selalu berpikir
ketika akan menjawab.

- Ketika di VAK, ketika


dikelas dan tidak ada
Pembina, subjek lebih
memilih untuk tetap
menyelesaikan
pekerjaannya dibanding
ngobrol dengan teman-
teman yang lain
(Observasi)

- Ketika jam istirahat subjek


atau waktu luang subjek
lebih senang
menghabiskan waktu di
VAK untuk menyelesaikan
tugas jahitnya, dari pada
berada di asrama (Auto).
e. Keterpakuan dan -Subjek menyatakan bahwa Terpenuhi
keterikatan yang dirinya sangat mematuhi
berlebihan pada peraturan yang ada di
kebiasaan sosial BBRSBD, subjek sering
merasa kesal karena
teman-temannya tidak taat
aturan (Auto)
f. Kaku dan keras kepala - Subjek selalu berusaha Terpenuhi
menutupi dirinya dan tidak
ingin terlihat lemah
didepan orang lain. Selain
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

itu ketika ada pernyataan


yang tidak sesuai subjek
selalu berusaha menolak
(Observasi).
- Subjek selalu menyatakan
bahwa tidak ingin
merepotkan orang lain
(Auto).
- Subjek cenderung keras
kepala (Grafis)
- Subjek memiliki
penyesuaian diri yang
kaku, cara berpikir kaku,
sulit menerima masukan
(Wartegg)
- Subjek mengakui bahwa
subjek adalah orang yang
berprinsip, keras kepala
dan emosi mudah
meledak-ledak (Auto)
- Ketika menceritakan
mengenai kekasihnya,
subjek terlihat ngotot,
ingin memaksakan
kehendak, dan merasa
bahwa dirinya benar
(Observasi)
g. Pemaksaan yang tak - Subjek menyatakan Terpenuhi
beralasan agar orang bahwa tidak suka ketika
lain mengikuti persis berada diasrama karena
caranya mengerjakan teman-teman yang lain
sesuatu, atau dianggap suka
keengganan yang tak seenaknya, tidur malam,
beralasan untuk berisik, sehingga
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

mengizinkan orang lain menganggu subjek.


mengerjakan sesuatu Subjek ingin agar teman-
teman khususnya yang
satu asrama dengan
subjek bisa saling
menghargai (Auto)
- Subjek selalu
menginginkan agar
kekasihnya di pindahkan
ke BBRSBD. Subjek
berusaha mencari
informasi. Dan ingin agar
pihak rehabilitasi tempat
kekasihnya berada segera
membawanya ke
BBRSBD.
- Kemudian ketika
mengerjakan asesmen,
ketika praktikan
membacakan soal, subjek
kemudian menarik dan
berkata bahwa lebih baik
dibaca sendiri (Observasi)
h. Mencampur-adukkan - Subjek menyatakan Terpenuhi
pikiran atau dorongan bahwa ketika memiliki
yang memaksa dan masalah subjek selalu
yang enggan. menyimpannya dalam
pikirannya, sehingga hal
tersebut membuat subjek
bingung, ketika harus
melakukan yang mana
terlebih dahulu. Misalnya
ketika memikirkan ayahnya,
subjek berusaha tidak mau
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

memikirkan dan benci,


namun subjek berusaha
mendoakanny. Selain itu
ketika membordir belum
selesai, subjek ingin
menyelasaikan agar tidak
menjadi tanggungan, tapi
disisi lain subjek merasa
lelah (Auto)
Memenuhi 8 kriteria diatas Terpenuhi

2. Untuk diagnosis
dibutuhkan paling
sedikit 3 dari diatas
Kesimpulan: memenuhi 8 kriteria dari yang ditentukan. Subjek memiliki
kecenderungan tipe kepribadian Anankastik (F60.5)

3. Aksis III

a. Subjek memiliki kecacatan yaitu paraparase inferior, yaitu timbulnya


kelemahan yang bersifat spastic secara gradual pada tungkai yang
mengakibatkan kesukaran berjalan. Bila terjadi mulai kanak-kanak,
kaki jadi melengkung dan memendek, dan terdapat
pseudokontraktur dari otot betis, mengakibatkan jalannya
menggunakan ujung hari-jari.
b. Adanya decubitus, yaitu kerusakan atau kematian kulit sampai
jaringan dibawah kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai
tulang akibat adanya penekanan pada suatu area secara terus-
menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah
setempat.

4. Aksis IV

a. Masalah dengan keluarga: subjek tidak diakui oleh ayah


kandungnya, sementara ibu subjek telah meninggal dunia. Saat ini
subjek hidup sebatang kara.
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

b. Masalah pekerjaan: subjek saat ini belum memiliki pekerjaan dan


masalah uang saat ini mendapatkan bantuan dari BBRSBD.
c. Masalah ekonomi: subjek belum bekerja, selain itu subjek juga tidak
memiliki tempat tinggal. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
subjek makan makanan yang ada, namun jika tidak ada subjek tidak
makan.

5. Aksis V

70, beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam


fungsi, secara umum masih baik.

B. Prognosis
Berdasarkan hasil diagnosis tersebut, maka prognosis yang
mendukung subjek terkait permasalahan yang dialami yaitu:
Tabel 7. Prognosis

No Kategori Keterangan Prognosis


1. Jenis gangguan Harga Diri rendah Baik
2. Kemampuan Rasa ingin tahu tinggi terhadap masalah Baik
kognitif yang dihadapi, kapasitas kognitif rata-
rata
3. Afektif Merasa rendah diri tetapi berusaha Buruk
untuk menutupinya (kompensasi), tidak
ingin diremehkan, perasaan kecewa
dengan ayah, lebih senang menyendiri,
tertutup
4. Psikomotor Menampakkan perilaku yang bukan Buruk
dirinya, untuk menutupi kondisi
sesungguhnya, mencari perhatian/
penerimaan, sangat menjaga perilaku
agar tidak melanggar aturan.
5. Tingkat keparahan GAF 70 Baik
6. Motivasi subjek Subjek memiliki keinginan untuk menjadi Baik
untuk sembuh lebih baik lagi dan dapat mengatasi
permasalahan yang dialami
7. Keyakinan pada diri Subjek cenderung pasrah menerima Buruk
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

sendiri untuk keadaan dan tidak banyak berharap


mengatasi masalah
8. Dukungan keluarga Tidak ada dukungan dari keluarga Buruk
9. Dukungan Memiliki teman diluar solo yang baik dan Baik
lingkungan sosial menerima kondisi subjek, memiliki
teman dan mendapat banyak dukungan
selama di BBRSBD
Kesimpulan: dari 9 kriteria, 4 tergolong buruk dan 5 tergolong baik, maka disimpulkan
dubia ad bonam (ragu-ragu kearah baik)

XI. INTERVENSI

A. Rancangan Intervensi
1. Analisis Kelemahan dan Kekuatan Subjek
Berikut ini merupakan deskripsi mengenai kelemahan dan
kekuatan subjek berdasarkan data-data yang telah diperoleh:
Tabel 8. Analisis Kekuatan dan Kelemahan

Kekuatan Kelemahan
Faktor Internal - Memiliki ambisi yang tinggi - Terlalu ambisi sehingga tidak
untuk bekerja keras sesuai kemampuan
- Rasa ingin tahu tinggi - Merasa tidak aman
- Tetap tegar menghadapi - Menutupi kondisi diri yang
masalah hidupnya sebenarnya
- Adanya semangat untuk terus - Berusaha mencari perhatian,
maju kompensasi
- Kemampuan sosial yang baik - Tidak ingin diremehkan oleh
orang lain
- Merasa marah dan kecewa
dengan sikap ayah
Faktor Eksternal - Dukungan dari kekasih - Penolakan ayah
- Dukungan dari pegawai - Adanya orang suruhan ayah
- Dukungan dari teman - Sikap teman yang tidak
dekat menerima kehadiran subjek
- Adanya penyaluran - Ketika selesai rehabilitasi,
pekerjaan setelah subjek bingung akan dipulangkan
lulus kemana
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

- Kondisi asrama yang bising


membuat subjek tidak
nyaman
- Rehabilitasi tempat kekasih
subjek berada tidak kunjung
memberikan kejelasan,
karena subjek ingin
kekasihnya dipindahkan ke
BBRSBD.
2. Judul Intervensi
a. Judul Intervensi: Terapi person client centered dengan menggunakan
konseling untuk meningkatkan harga diri pada penyandang disabilitas.
b. Tujuan:
- Tujuan umum: Membantu subjek untuk menemukan potensi dalam
dirinya yang kemudian dapat digunakan untuk mengatasi
permasalahan serta berjuang untuk masa depannya.
- Tujuan khusus: Subjek dapat memahami dan menerima dirinya
sendiri, mengenal potensi yang dimiliki, mampu mengatasi
permasalahan yang dialami, memiliki tujuan hidup, mampu
memahami dan menerima berbagai pengalaman hidup yang dihadapi,
serta bisa menjadi manusia yang positif, aktif, dan dapat bertanggung
jawab.
c. Target perubahan
Tabel 9. Target Perubahan

Sebelum

Kognitif Afektif Psikomotor

- Menjalani semua kondisi - Tidak menjadi diri - Berperilaku tidak sesuai


yang dialami dengan sendiri karena takut dengan dirinya,
pasrah diremehkan berusaha menutupi
kelemahannya
(kompensasi)
- Pemikiran kaku, tidak mau - Perasaan kecewa
mengambil resiko dengan ayah
- Lebih senang sendiri
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

- Merasa mudah - Sangat patuh aturan


semangat namun
juga mudah putus
asa

- Sensitive, tertutup

Sesudah

Kognitif Afektif Psikomotor

- Memiliki tujuan atau - Memaafkan ayah - Dapat berperilaku sesuai


rencana hidup dimasa dengan kondisi dirinya,
datang apa adanya
- Dapat menjadi diri

- Pemikiran lebih terbuka sendiri - Berusaha sesuai dengan


kemampuan dirinya

- Lebih optimis - Semangat dalam


menjalani hidup - Dapat berperilaku sehari-
hari lebih baik

3. Dasar Pemberian Intervensi


a. Psikoedukasi
Psikoedukasi merupakan salah satu teknik intervensi yang
efektif untuk digunakan. Intervensi psikoedukasi yang dilakukan
dengan memberikan psikoedukasi mengenai kondisi subjek,
menjaga ksehatan mental untuk mengurangi masalah yang dialami
(Ellen & William, 2004).
b. Konseling person client centered
Terapi ini menggunakan pendekatan humanistic dengan
menggunakan metode konseling, dimana terdapat seorang konselor
serta klien. Konseling ini berfokus pada klien itu sendiri, kondisi
emosi, serta keadaan sekarang. Tujuan dari konseling ini ialah
membuat individu memahami potensi yang dimiliki sehingga dapat
tumbuh menjadi individu yang positif. Dalam konseling ini terdapat
enam sesi. Konseling ini dapat digunakan untuk membantu
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

seseorang dalam meningkatkan harga dirinya. Margaret (2000)


dalam jurnalnya Person-Centered Psychotherapy menjelaskan
bahwa teknik ini dapat digunakan untuk mengatasi berbagai masalah
salah satunya ialah harga diri. Selain itu J & S Garrnett dalam
modulnya a Guide to Counselling Therapies menjelaskan konsep
permasalahan serta tahapan konseling yang akan dilakukan.

4. Langkah-langkah Intervensi
Intervensi yang akan diberikan kepada subjek menggunakan
pendekatan humanistic yaitu person client centerd dengan
menggunakan metode konseling dan juga psikoedukasi mengenai
permasalahan klien. Intervensi ini terdiri atas 6 sesi yang akan
dilakukan dalam 3 kali pertemuan.

Tabel 10. Rancangan Intervensi


Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

S Jad Kegiatan Tujuan/target Prosedur Alo Met Medi


e wal perubahan kas ode a/ala
si i t
wa
ktu
S Har Pembuka Memberikan a. Praktikan 30 Disk Ruan
e i1 an, pemahaman memaparkan me usi gan
Kursi
si Psikoeduk kepada kepada subjek nit
1 asi subjek tentang hasil
tentang asesmen yang
permasalaha telah diperoleh
b. Praktikan
n yang
menjelaskan
sedang
kepada subjek
dialami dan
mengenai
menjelaskan
tujuan yang
proses
akan dicapai
intervensi
dalam proses
yang akan
intervensi
diberikan
c. Membuat
kesepakatan
antara subjek,
keluarga, dan
praktikan
mengenai
intervensi yang
akan diberikan
S Har Konseling Membangun a. Membangun 45 Disk
e i2 tahap 1 komitmen interaksi me usi
si dengan klien dengan subjek nit
2 dengan
menciptakan
kondisi
unconditional
positive
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

regard
b. Meminta subjek
untuk
mengatakan
apa yang
dirasakan
S Har Konseling Membangun a. Mengarahkan 60 Disk Work
me
e i2 tahap 2 pemahaman subjek untuk usi shee
nit
si diri atau menjelaskan t
Alat
3 kesadaran apa saja
tulis
terhadap potensi yang
kondisi dimiliki serta
subjek saat apa saja
ini kelemahan
yang dimiliki
b. Mengarahkan
subjek untuk
menjadi dirinya
sendiri
S Har Konseling a. Memberik a. Membantu 45 Disk Work
e i3 tahap 3, an arahan memaknai apa me usi shee
si 4, dan 5 kepada yang nit t
Alat
4 subjek disampaikan
tulis
untuk subjek dengan
dapat refleksi isi dan
membuat perasaan
b. Meyakinkan
suatu
subjek bahwa
keputusan
kecemasan
sendiri
yang dialami
(kebebasa
sebagai
n untuk
kesadaran atas
memilih)
b. Membant tanggung
u subjek jawab untuk
untuk memilih
c. Membantu
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

menguba subjek dengan


h sikap ke menguatkan
arah yang untuk
lebih baik menerima
c. Memberik
kondisi yang
an arahan
terjadi
kepada d. Membantu
subjek subjek untuk
untuk dapat
dapat membuka diri
bertanggu untuk
ng jawab berhubungan
atas dengan orang
pilihan lain
yang
diambil
S Har Penutup 15 Disk Lem
a. Post a. Menanyakan
e i3 a. Melihat me usi bar
test kepada subjek
si perbedaa nit evalu
tentang apa
6 n yang asi
yang dirasakan
dialami inter
dan apa yang
subjek vensi
akan dilakukan
sebelum
untuk
dan
b. Evalua mencapai
sesudah
si tujuan-tujuan
proses
interve hidupnya
intervensi
nsi
b. Memberikan
lembar
b. Melihat
evaluasi
kelayakan
intervensi
intervensi
yang
diberikan
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

B. Pelaksanaan Intervensi
Intervensi dilaksanakan pada tanggal 20 Februari sampai 8 Maret
2017, adapun tahap pelaksanaan intervensi yang dilakukan praktikan
sebagai berikut:

Tabel 11. Pelaksaan Intervensi

S Hari Kegiatan Tujuan/targ Prosedur Alok Met Ketera


e et asi ode ngan
s perubahan wak
i tu
S 20 Pembuka Memberikan d. Praktikan 60 Disk Terlak
e Febr an, pemahaman memaparkan meni usi sana
si uari Psikoedu kepada kepada t
1 201 kasi subjek subjek
7 tentang tentang hasil
permasalah asesmen
an yang yang telah
sedang diperoleh
e. Praktikan
dialami dan
menjelaskan
menjelaskan
kepada
proses
subjek
intervensi
mengenai
yang akan
tujuan yang
diberikan
akan dicapai
dalam proses
intervensi
f. Membuat
kesepakatan
antara subjek,
keluarga, dan
praktikan
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

mengenai
intervensi
yang akan
diberikan
S 22 Konselin Membangun c. Membangun 60 Disk Terlak
e Febr g tahap 1 komitmen interaksi meni usi sana
si uari dengan dengan t
2 201 klien subjek
7 dengan
menciptakan
kondisi
unconditiona
l positive
regard
d. Meminta
subjek untuk
mengatakan
apa yang
dirasakan
S 27 Konselin Membangun c. Mengarahkan 60 Disk Terlak
meni
e Febr g tahap 2 pemahaman subjek untuk usi sana
t
si uari diri atau menjelaskan
3 201 kesadaran apa saja
7 terhadap potensi yang
kondisi dimiliki serta
subjek saat apa saja
ini kelemahan
yang dimiliki
d. Mengarahkan
subjek untuk
menjadi
dirinya sendiri
S 1 Konselin d. Memberi e. Membantu 60 Disk Terlak
e Mar g tahap kan memaknai meni usi sana
si et 3, 4, dan arahan apa yang t
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

4 201 5 kepada disampaikan


7 subjek subjek
untuk dengan
dapat refleksi isi
membuat dan perasaan
f. Meyakinkan
suatu
subjek bahwa
keputusa
kecemasan
n sendiri
yang dialami
(kebebas
sebagai
an untuk
kesadaran
memilih)
e. Membant atas
u subjek tanggung
untuk jawab untuk
menguba memilih
g. Membantu
h sikap
subjek
ke arah
dengan
yang
menguatkan
lebih
untuk
baik
f. Memberi menerima
kan kondisi yang
arahan terjadi
h. Membantu
kepada
subjek untuk
subjek
dapat
untuk
membuka diri
dapat
untuk
bertangg
berhubungan
ung
dengan orang
jawab
lain
atas
pilihan
yang
diambil
S 8 Penutup Melihat Menanyakan 30 Disk Terlak
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

e Mar dan post perbedaan kepada subjek meni usi sana


si et test yang dialami tentang apa t
5 201 subjek yang dirasakan
7 sebelum dan apa yang
dan akan dilakukan
sesudah untuk mencapai
proses tujuan-tujuan
intervensi hidupnya
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

C. HASIL INTERVENSI

Intervensi yang diberikan pada subjek antara lain psikoedukasi, serta


person client centerd berupa konseling. Intervensi yang diberikan berupa
psikoedukasi, konseling, pengisian worksheet, dan juga penugasan rumah.
Berdasarkan intervensi yang telah dilakukan tersebut maka diperoleh hasil
yaitu:
Tabel 12. Hasil Intervensi

Teknik Sebelum diberi Hasil setelah diberi intervensi


intervensi intervensi
Psikoedukasi Subjek pasrah dengan Subjek memahami kondisi yang
kondisi yang dialami dialami, penyebab munculnya
dan berusaha masalah, serta dampak bagi dirinya.
Subjek akan berusaha untuk
menjalani.
memaafkan ayahnya, dan selalu
berdoa untuk orang tua dan dirinya
sendiri.
Konseling Subjek kurang Subjek menguraikan potensi yang
memahami mengenai dimiliki, menentukan tujuan hidup dan
dirinya sendiri, usaha yang dapat dilakukan.
Subjek menyadari semua peristiwa
kelebihan yang dimiliki.
Subjek belum memiliki yang dialami ada hikmahnya dan
rencana untuk masa menjadikan subjek lebih baik.
Subjek menyatakan bahwa Tuhan adil
depannya, baik dari sisi
keluarga maupun dan akan selalu menjaga umatnya.
Subjek tidak ingin putus asa karena
pekerjaan.
Emosi subjek yang takut berdosa dan kasihan dengan

tergolong labil, mudah alm ibunya.


Subjek menyatakan bahwa ingin
semangat, namun
menjadi diri sendiri, apa adanya dan
mudah putus asa.
jujur.

Dari hasil intervensi yang telah diberikan pada subjek diatas


memberikan hasil secara umum yaitu adanya perubahan yang cukup baik,
secara kognitif subjek mengalami perubahan yakni segi pemahaman
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

mengenai diri subjek sendiri, kemudian memaknai peristiwa hidup yang


sudah dialami, menemukan tujuan hidup dan usaha untuk bisa meraihnya,
serta optimis untuk menghadapi masa depannya. Selain itu adanya pemikiran
untuk dapat memaafkan ayahnya, meskipun ayahnya tidak mengakuinya,
tujuannya ialah agar subjek dapat hidup lebih tenang dan bahagia. Kemudian
secara afektif, subjek menyatakan lebih lega dan merasa mendapatkan
pencerahan, meskipun belum sepenuhnya. Subjek optimis dengan masa
depannya dan akan terus berusaha untuk mencapai keinginanya. Meskipun
demikian hasil intervensi tersebut belum bisa dijadikan acuan keberhasilan
intervensi. Mengingat untuk mengetahui keberhasilan intervensi tersebut
harus dilihat perubahan yang terjadi pada subjek secara perilaku yaitu
mempraktekkan pemahaman yang telah diterimanya untuk diaplikasikan
dalam kehidupan. Dalam hal ini membutuhkan follow up untuk mengamati
perubahan kognitif, afektif serta perilaku subjek dalam kehidupannya.

D. EVALUASI INTERVENSI

Berdasarkan intervensi yang telah dilakukan diatas maka dapat


dipaparkan beberapa kendala yang dihadapi antara lain:
1. Kemampuan yang dimiliki praktikan harus ditingkatkan lagi.
2. Pelaksanaan intervensi dilakukan dengan tahapan waktu yang lebih jelas.
3. Melakukan pemantauan secara bertahap untuk mengetahui perubahan
yang terjadi.
4. Melibatkan orang terdekat subjek, baik pendamping sosial, Pembina VAK,
maupun teman dekat untuk terlibat dalam proses intervensi.
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

XII. REKOMENDASI
Berdasarkan proses yang telah dilaksanakan tersebut maka
rekomendasi yang diberikan adalah:
1. Untuk Subjek
Dengan intervensi yang sudah diberikan diharapkan agar subjek tetap
dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dengan kesungguhan
hati. Serta subjek belajar untuk menganalisis kembali hambatan-hambatan
yang menghalanginya, dan kemudian dapat mengoptimalkan kemampuan
yang dimiliki untuk terus berkembang dalam mencapai tujujan hidupnya.
2. Untuk BBBRSBD
Intervensi yang telah digunakan praktikan mungkin bisa
dipertimbangkan untuk dapat digunakan dalam mengatasi permasalahan
tersebut diatas atau pada masalah lain yang mungkin bisa menggunakan
intervensi dengan metode diatas.
3. Untuk Praktikan lain
Melakukan proses intervensi dengan panduan yang lebih lengkap,
melakukan follow up secara berkelanjutan untuk memantau perkembangan
subjek.
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A., & Sholeh, M. (2005). Psikologi Perkembangan edisi Revisi. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.

Bailey, Perkins, J., & Wilkins, S. (1995). Parenting Skills. New York: Cornell
University.

Barlow, H. D., & Durand, V. (2006). Psikologi Abnormal. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Benny, F. (2014). Penerimaan Ibu yang Memiliki Anak Retardasi Mental di SLB
YPAC Padang. Jurnal Kesehatan Andalas .

Christina, V. (2011). Dampak Psikologis Remaja Korban Bullying.

Desmita. (2007). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Gunarsa. (1995). Psikologi Praktis Anak Remaja dan Keluarga. Jakarta: Gunung
Mulia.

80
Laporan Pemeriksaan Psikologi RAHASIA
Kasus Neurotik Individu
BBRSBD Prof. Dr Soeharso

LAMPIRAN

81

Anda mungkin juga menyukai