PENGEMBANGAN KURIKULUM
MADRASAH IBTIDAIYAH
(Dokumen Utama)
Disusun oleh:
Tim Pengembang Kurikulum
Program Pendidikan Dasar
Kemitraan Australia-Indonesia
Departemen Agama Republik Indonesia
i
Panduan Teknis KTSP, dokumen utama, hal dari 188 ii
KATA PENGANTAR
ii
Panduan Teknis KTSP, dokumen utama, hal dari 188 iii
PREFACE
Assalamualaikum Wr. Wb.
In addition for use by individual teachers, this guide is also intended to be used as
the main material for the four training packages for: (1) Madarasah principals to develop
school curriculum document, (2) subject teachers to develop syllabus and lesson plans, (3)
school supervisors to facilitate the development and supervision of the school curriculum,
and (4) the curriculum development team in each madrasah Ibtidaiyah for school-based
training package. These training packages have been developed using the highly effective
P4R-based learning approach (pengalaman, pembelajaran, penguatan, pendampingan, dan
refleksi = learning experience, reinforcement, assistance, and reflection) .
We would like to express gratitude to the MoRA Curriculum Development Team, the
Reviewer Team, and the Consultant Team who have worked hard to complete this Technical
Guidelines.
Finally, it is hoped that the administrators and managers of madrasah Ibtidaiyah will
make good use of this Guide for developing their school curriculum so that the government’s
target, all madrasah to have developed and implemented their own school curriculum will be
reached by the year of 2009/2010.
iii
Panduan Teknis KTSP, dokumen utama, hal dari 188 iv
Tim Penyusun
21. Dra. Siti Ruchana, M.Ag Kasi Teknik Balai Diklat Surabaya
iv
Panduan Teknis KTSP, dokumen utama, hal dari 188 v
B Tim Reviewer
Dosen /konsultan
6. Dra. Siti Ruhaini, M.Ag UIN Yogyakarta
Gender
C. Tim Konsultan
v
Panduan Teknis KTSP, dokumen utama, hal dari 188 vi
Indikator kompetensi Perilaku yang dapat diukur dan atau diobservasi untuk
menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu
yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran
Kurikulum
Kalender Akademik Pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta
didik selama satu tahun ajaran. Komponen kalender
pendidikan meliputi: (1) permulaan tahun pelajaran, (2)
minggu efektif belajar, (3) waktu pembelajaran efektif,
dan (4) waktu libur.
Kegiatan Ekstra- Ekskul Salah satu bentuk program pengembangan diri yang
Kurikuler berupa kegiatan pembelajaran di luar kelas.
vi
Panduan Teknis KTSP, dokumen utama, hal dari 188 vii
Kriteria Ketuntasan KKM Target ketuntasan minimal untuk setiap aspek penilaian
Minimal mata pelajaran, yang telah ditetapkan oleh masing-
masing Madrasah. Kriteria Ketuntasan Minimal dihitung
berdasarkan empat komponen yaitu: esensial,
kompleksitas, daya dukung, dan intake. Karena semua
kompetensi dasar itu adalah esensial, maka
pertimbangan yang perlu diperhatikan hanyalah ketiga
komponen yang lain.
Kurikulum Tingkat KTSP: Dokumen KTSP yang berisi penyusunan visi, misi,
Satuan Pendidikan: Dokume tujuan madrasah, struktur dan muatan kurikulum (mata
Dokumen 1 n1 pelajaran, mulok, pengembangan diri, ketuntasan
belajar, kenaikan/kelulusan serta kalender pendidikan)
yang sesuai dengan karakteristik masing-masing satuan
pendidikan.
Kurikulum Tingkat KTSP: Dokumen KTSP yang berisi silabus dan contoh RPP.
Satuan Pendidikan: Dokume
Dokumen 2 n2
Laporan Hasil Belajar LHBS Laporan hasil belajar siswa yang menggambarkan
Siswa tingkat pencapaian kriteria kompetensi minimal (KKM).
vii
Panduan Teknis KTSP, dokumen utama, hal dari 188 viii
Musyawarah Guru Mata MGMP Forum perkumpulan guru mata pelajaran di tingkat
Pelajaran sekolah menengah pertama untuk mendiskusikan
persoalan-persoalan yang berkaitan dengan
pembelajaran mata pelajaran yang bersangkutan.
Pendidikan Agama PAI Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diberikan
Islam di sekolah.
Perencanaan Kurikulum Penetapan tujuan, arah dan cara sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai oleh tiap-tiap satuan pendidikan.
viii
Panduan Teknis KTSP, dokumen utama, hal dari 188 ix
Pusat Kegiatan Guru PKG Forum perkumpulan guru kelas di tingkat sekolah dasar
untuk mendiskusikan persoalan-persoalan yang
berkaitan dengan pembelajaran mata pelajaran di
sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah.
Stake Holders
Silabus Rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok
mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar
kompetensi dan kompetensi dasar, kegiatan
pembelajaran, materi pokok/pembelajaran indikator
pencapaian kompetensi, penilaian, sumber, dan alokasi
waktu belajar
Standar Isi SI Standar Isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi yang dituangkan dalam persyaratan
kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian
kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran
yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan
jenis pendidikan tertentu.
ix
Panduan Teknis KTSP, dokumen utama, hal dari 188 x
Ulangan Tengah UTS Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
Semester pencapaian kompetensi peserta didik setelah
melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran.
Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.
Ulangan Akhir UAS Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
Semester pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester.
Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
Ulangan Kenaikan UKK Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir semester
Kelas genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta
didik di akhir semester genap pada satuan pendidikan
yang menggunakan sistem paket. Cakupan ulangan
meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD
pada semester tersebut.
x
Panduan Teknis KTSP, dokumen utama, hal dari 188 xi
xi
Panduan Teknis KTSP, dokumen utama, hal dari 188 xii
Halaman
Kata Pengatar.............................................................................................. ii
Daftar Tim Penyusun .................................................................................. iv
Daftar Istilah dan Singkatan......................................................................... vi
Daftar Isi .................................................................................................... xii
Daftar Tabel................................................................................................. xiv
Daftar Box.................................................................................................... xv
Daftar Gambar............................................................................................. xvi
Daftar Lampiran .......................................................................................... xvii
I. PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Tujuan.................................................................................................... 2
C. Sistematika Penyajian........................................................................... 2
II. PENYUSUNAN KTSP.................................................................................. 4
A. Pengertian KTSP................................................................................... 4
B. Siklus Umum Pengembangan Kurikulum.............................................. 4
C. Langkah Kegiatan Pengembangan KTSP............................................ 6
D. Peran dan Tanggung Jawab dalam Pengembangan KTSP................. 8
III. PENYUSUNAN KTSP DOKUMEN I............................................................ 15
A. Pendekatan, Prinsip-Prinsip, dan Acuan Operasional........................ 15
B. Langkah-Langkah Teknis Dalam Penyusunan KTSP......................... 19
C. Komponen KTSP Dokumen I Dan Cara Menyusunnya....................... 24
IV. PENYUSUNAN SILABUS DAN RPP........................................................... 54
A. Pengertian Silabus................................................................................. 54
B. Prinsip Pengembangan SIlabus............................................................ 54
C. Langkah Penyusunan Silabus dengan Pendekatan Mata Pelajaran.... 55
D. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.............................. 69
i. Pengertian RPP............................................................................... 69
ii. Langkah Yang Harus Ditempuh dalam Menyusun RPP................. 69
iii. Bekal Tambahan untuk Menyusun RPP......................................... 78
iv. Memahami Prinsip dan Jenis Alat Penilaian................................... 82
V. IMPLEMENTASI KURIKULUM.................................................................... 95
A. Pengertian Implementasi Kurikulum...................................................... 95
B. Prinsip dan Contoh Implementasi Kurikulum........................................ 96
C. Langkah- Langkah dalam Implementasi Kurikulum............................. 98
xii
Panduan Teknis KTSP, dokumen utama, hal dari 188 xiii
xiii
Panduan Teknis KTSP, dokumen utama, hal dari 188 xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
xiv
Panduan Teknis KTSP, dokumen utama, hal dari 188 xv
DAFTAR BOX
Halaman
xv
Panduan Teknis KTSP, dokumen utama, hal dari 188 xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xvi
Panduan Teknis KTSP, dokumen utama, hal dari 188 xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Melalui Peraturan Pemerintah Nomor 22, 23, dan 24 Tahun 2006, Permendiknas
No. 32 th 2004, PP no 38 th 2006, PP 55 th. 2007 dan Permendiknas no. 41 th 2007,
Menteri Pendidikan Nasional telah menetapkan dua dari delapan standar yang
direncanakan, yaitu: standar isi dan standar kompetensi lulusan (SKL), yang dilengkapi
dengan peraturan pelaksanaannya. Dan untuk madrasah baik itu Madrasah Ibtidaiyah,
Madrasah Tsanawiyah maupun Madrasah Aliyah, Menteri Agama telah mengeluarkan
Permenag No. 2 th 2008 tentang Standar isi dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
untuk satuan pendidikan dasar dan menengah di madrasah. Standar isi ini mengatur
tentang: (a) kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam
penyusunan KTSP, (b) beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar
dan menengah, (c) komponen KTSP yang akan dikembangkan oleh satuan pendidikan
berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak terpisahkan dari
Standar Isi, dan (d) kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan
pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah. Melengkapi peraturan-peraturan
tersebut, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah menerbitkan Buku Panduan
Umum Penyusunan KTSP untuk jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.
Kebijakan Pemerintah untuk menyusun kurikulum di tingkat satuan pendidikan
merupakan pewujudan dari reformasi di bidang pendidikan yang diamanatkan oleh
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Ini
merupakan upaya untuk mewujudkan setidak-tidaknya tiga strategi dari tiga belas strategi
pembaharuan yang diamanatkan, yaitu: (a) pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
berbasis kompetensi, (b) pelaksanaan otonomi manajemen pendidikan; dan (c)
pemberdayaan peran serta masyarakat.
1
hal yang baru, panduan dan contoh yang lebih operasional sangat diperlukan. Apalagi
belum banyak dibuat panduan untuk mengimplementasikan dan memonitor/mengevaluasi
KTSP di madrasah. Panduan ini dibuat untuk memandu kepala madrasah, guru, komite
madrasah dalam mengembangkan KTSP. Buku Panduan ini disusun untuk merespon
kebutuhan riil kepala madrasah, guru, pengawas, komite madrasah, dan mitra kerja yang
lain, dalam melakukan langkah-langkah kegiatan dalam menyusun,
mengimplementasikan, memonitor, dan mengevaluasi KTSP.
II. Tujuan
2
BAB II
3
1. Analisis situasi dan analisis
kebutuhan, perkembangan IPTEK
7. Evaluasi 3. Perencanaan
Isi/muatan kurikulum
5. . Pelaksanaan
(Implementasi) kurikulum (SARAN)
Gambar 01: Siklus umum pengembangan
KTSP terdiri atas KTSP dokumen I dan KTSP dokumen II. KTSP dokumen I
berisi : pendahuluan, tujuan tingkat satuan pendidikan, visi dan misi madrasah, tujuan
madrasah, struktur dan muatan kurikulum, dan kalender pendidikan. KTSP dokumen II
berisi silabus semua mata pelajaran yang telah ditetapkan pada struktur kurikulum di
KTSP dokumen I .
4
Tabel 01 berikut menunjukkan rincian siklus pengembangan kurikulum yang
meliputi tahap (1) analisis konteks, (2) perencanaan, (3) implementasi, (4) monitoring,
dan evaluasi KTSP serta peran dan tanggung jawab kepala madrasah , tim
pengembang kurikulum, guru, komite madrasah, pengawas, dan Kantor Departemen
Agama Kabupten/Kota.
5
melaksanakan kegiatan
Komite memfasilitasi sarana.
Pengawas membimbing
pelaksanaan/tempat konsultasi
Mengarahkan dan
menggerakkan sumber daya
6
Penilaian Pendidikan. Empat dari delapan standar nasional pendidikan, yaitu Standar Isi
(SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses, dan Standar Penilaian
merupakan acuan utama dalam mengembangkan KTSP.
7
dalam Rapat kerja awal tahun ajaran
Memfasilitasi guru dalam melakukan analisis Standar Isi,
Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses, Standar
Penilaian Pendidik dan mengembangkannya menjadi
silabus dan RPP.
Pelaksanaan Menentukan indikator keberhasilan pelaksanaan kurikulum.
Mengadakan pertemuan persiapan dan menetapkan tugas
guru dan tenaga kependidikan lainnya (menginformasikan
deskripsi tugas dalam pelaksanaan kurikulum secara tegas).
Memfasilitasi pengembangan bahan ajar/LKS, media yang
sesuai agar RPP mudah dilaksanakan.dalam pembelajaran
Memfasilitasi sarana, media, sumber belajar serta
pendukung lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan
pengembangan diri
Melakukan kerja sama dengan stakeholder dan instansi
terkait untuk memperlancar pelaksanaan kurikulum.
Mengendalikan pelaksanaan kurikulum dan menyusun
atruran-aturan yang jelas dalam pelaksanaan kurikulum
Mensosialisasikan KTSP dan memberikan motivasi guru
dalam pelaksanaan KTSP
Menciptakan iklim yang kondusif dan inovatif dalam
pelaksanaan KTSP
Monitoring Merancang kegiatan supervisi kelas dan guru.
Melakukan supervisi kelas/kunjungan kelas, supervisi klinis
dan observasi kegiatan belajar peserta didik
Melakukan supervisi pelaksanaan kegiatan pengembangan
diri (rutin/spontan, BK, ekskul)
Melakukan supervisi pada pelaksanaan penilaian (remedial)
Tabel 03: Peran dan Tanggung Jawab Tim Pengembang Kurikulum Madrasah
8
Perencanaan Membantu kepala madrasah menganalisis dan mengkaji
kebijakan- kebijakan yang berkaitan dengan kurikulum dan
implikasinya pada tugas madrasah .
9
Monitoring Merancang jadwal/ teknik pelaksanaan monitoring (baik
oleh kepala madrasah, pengawas, maupun komite
madrasah.
Membantu menyediakan/ mengadministrasikan format-
format monitoring dan pengawasan bagi kepala madrasah,
pengawas, maupun komite madrasah
Merancang jadwal kunjungan kelas, kunjungan BK, dan
kunjungan ekstra kurikuler
Merancang penilaian kolega (antarguru) untuk saling
koreksi meningkatkan kemampuan menyusun dan
mengimplementasikan kurikulum
Pengamatan kinerja guru dalam implementasi kurikulum
Memfasilitasi pertemuan rutin dengan guru, komite, dan
pengawas untuk memaksimalkan monitoring
Pertemuan rutin dengan dewan pendidik sebulan sekali
untuk membahas hasil monitoring.
Menyediakan format catatan hasil dan analisis kunjungan
kelas, wawancara dengan peserta didik, observasi kegiatan
pengembangan diri
Memfasilitasi analisis hasil monitoring untuk dilakukan
tindak-lanjut yang sesuai (semacam penelitian dan
pengembangan /litbang).
Mendorong sistem reflektif (baik melalui penelitian, kajian
mendalam untuk memperbaiki
Evaluasi Menyediakan format-format penilaian pencapaian hasil,
proses, dan dampak pelaksanaan kurikulum
10
Tabel 04: Peran dan Tanggung-jawab Guru
11
Membantu mengumpulkan data-data untuk pencapaian
hasil.
Tindak Lanjut Memilah hasil analisis penilaian
Melakukan remedial terhadap peserta didik yang belum
memenuhi target kompetensi yang telah ditentukan
Memberikan pengayaan kepada peserta didik yang telah
mencapai terget kompetensi
Menyusun laporan hasil pembelajaran
12
M Memberi pertimbangan arah, visi-misi madrasah sesuai dengan
harapan yayasan/pendiri pesantren
Memberikan masukan dalam penyusunan Rencana Anggaran dan
Belanja Madrasah .
Berperan serta dalam penyusunan KTSP
13
BAB III
14
dan muatan kurikulum yang relatif beragam disesuaikan dengan karakteristik yang
dimiliki.
15
XI. Menyeluruh Dan Berkesinambungan
16
XIV. Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan
ciri khas satuan pendidikan. Karakteristik satuan pendidikan memiliki harapan, kondisi
madrasah/madrasah, kondisi peserta didik, dan ciri khas yang membedakan dengan
satuan pendidikan satu dengan yang lain. Sesuai dengan prinsip ini, madrasah dengan
visi tertentu dapat mengembangkan struktur dan muatan kurikulum yang sesuai.
Misalnya, madrasah merupakan lembaga pendidikan Islam yang juga berfungsi
sebagai lembaga pengembangan dakwah dan lembaga pemberdayaan masyarakat.
Sebagai lembaga pendidikan Islam, madrasah tidak hanya diarahkan pada kegiatan
penggalian ilmu pengetahuan semata, tetapi juga menjadi wahana “pelatihan” untuk
mengaplikasikan ilmu pengetahuan pada tataran realitas. Selain itu, pendidikan di
madrasah tidak hanya mengarah pada keunggulan akademis (academic excellence),
tetapi justru menegaskan pada orientasi pembentukan karakter (character building)
yang berasaskan pada prinsip akhlaq al-karimah. Sebagai lembaga pengembangan
dakwah, madrasah dengan sendirinya menjadi salah satu guru syiar agama dan
penyebaran ajaran agama sekaligus tampil sebagai komponen penting dari gerakan
amar ma’ruf nahi munkar.
Isi dan muatan kurikulum harus bisa mengembangkan sikap toleransi terhadap
perbedaan yang ada. Perbedaan itu dapat berupa perbedaan agama, ras,
suku/budaya, aliran, jenis kelamin dan sebagainya. Muatan kurikulum harus dirancang
agar dapat mengembangkan toleransi dan kerukunan umat beragama, toleran
terhadap perbedaan ras, suku/budaya, aliran, jenis kelamin, dan sebagainya. Hal ini
sesuai dengan kondisi Indonesia yang memang majemuk dalam berbagai hal.
Rancangan pengembangan nilai-nilai tersebut dapat melalui pengintegrasian
kecakapan hidup terutama keterampilan sosial ke dalam mata pelajaran.
Pengembangan diri juga dapat dirancang untuk melahirkan pribadi-pribadi yang
memiliki toleransi yang tinggi terhadap perbedaan serta dapat hidup bersama dalam
berbagai perbedaan.
17
merancang struktur dan isi yang membekali peserta didik dapat bersaing di dunia
internasional dan mampu berdampingan dengan bangsa lain. Kurikulum harus terus
dievaluasi untuk selalu disesuaikan dengan perkembangan global.
Kurikulum dimulai dari yang paling dekat. Analisis konteks sosial budaya
masyarakat penting dilakukan agar madrasah mengetahui harapan masyarakat
sekitar, nilai-nilai yang dianut dan juga keadaan sosial ekonomi. Dengan diketahuinya
konteks sosial, madrasah dapat merancang kurikulum yang tepat. Misalnya, jika rata-
rata peserta didik berasal dari keluarga miskin, perlu dibekali pembelajaran yang
membuat dia mandiri dengan keterampilan yang relevan.
Secara operasional penyusunan KTSP adalah mengacu pada Standar Isi (SI),
Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses, dan Standar Penilaian yang telah
ditetapkan dalam Permendiknas No. 20, 22, 23 tahun 2006 dan Permen 41 tahun
2008). Dan untuk madrasah baik itu Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah
maupun Madrasah Aliyah, Menteri Agama telah mengeluarkan Permenag No. 2 th
2008 tentang Standar isi dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah di madrasah. Standar isi ini mengatur tentang: (a)
kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam penyusunan
KTSP, (b) beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan
menengah, (c) komponen KTSP yang akan dikembangkan oleh satuan pendidikan
berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak terpisahkan dari
Standar Isi, dan (d) kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada
satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah.
18
A. Langkah-Langkah Teknis Dalam Penyusunan KTSP
Membentuk tim
Analisis konteks
PENYUSUNAN KTSP
Pengkajian SI, Penyusunan Penyusunan
SKL, St Dokumen 2
Dokumen 1 Revisi Finalisasi
Proses, St
Penilaian KTSP KTSP
19
Jabaran tiap-tiap langkah teknis dalam penyusunan KTSP dipaparkan berikut.
Dalam istilah yang sederhana, analisis situasi dan penilaian kebutuhan berarti
menentukan kebutuhan para peserta didik dan masyarakat untuk suatu program
pendidikan. Pada dasarnya hal ini melibatkan pelaksanaan pengujian secara terinci
dan analisis situasi/konteks di mana kurikulum akan dilaksanakan. Pada akhirnya
analisis konteks akan melibatkan penentuan tentang kondisi/siapa peserta didik yang
kita hadapi, kondisi guru yang dimiliki, dan lingkungan madrasah tempat suatu
kurikulum akan diberlakukan.
20
dengan berbagai cara. Kepala Madrasah sebagai ujung tombak akan memfasilitasi
dan mengarahkan tahap analisis ini bersamaan dengan penyusunan Rencana
Pengembangan Madrasah (RPM) secara keseluruhan. Analisis kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman yang telah dilakukan terhadap madrasah dan
Rencana Kerja Madrasah (RKM) termasuk Kelompok Kerja Guru (KKG) dan
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang berperan dalam penyusunan
dokumen 2. Sedangkan analisis potensi ini dapat dijadikan sebagai salah satu
pertimbangan analisis kondisi madrasah. Komite madrasah mendukung analisis
kondisi sosial ekonomi dan kebutuhan, serta harapan orang tua/ masyarakat. Hasil
analisis konteks (keadaan peserta didik, madrasah, kebutuhan/ kondisi masyarakat/
unggulan lokal maupun global) ini digunakan sebagai dasar penyusunan kurikulum
yang akan dibuat.
Tabel 07: Contoh Penentuan Aspek Khusus dan Implikasinya pada Penyusunan
Komponen KTSP
Mulok kemuhamadiyahan/
aswaja
21
akhlak sholat sunnah, baca Al-Quran)
Konteks daerah Kota wisata (banyak turis Ada program hunting tourist
berdatangan) untuk memperkuat kemampuan
berbahasa
Bahasa Inggris Wisata,
rawan gempa
Memasukkan masalah gempa
dan penyelamatannya secara
khusus dalam berbagai mata
plajaran yang relevan
KTSP dokumen I perlu dilengkapi KTSP dokumen II yang berisi silabus seluruh
mata pelajaran yang menjabarkan SK/KD dalam Standar Isi. Dalam kegiatan ini guru
difasilitasi untuk mengembangkan silabus dan RPP semua mata pelajaran. Pada tahap
ini guru dengan bimbingan Kepala Madrasah, Pengawas, Kantor Depag/ Dinas
mengembangkan silabus/RPP mapel, SK/KD Muatan Lokal atau Muatan Khusus yang
akan dilaksanakan dalam praktik di madrasah. Kantor Depag/Dinas memfasilitasi
22
pengembangan SK/KD Muatan Lokal. Kantor Depag memfasilitasi pengembangan
dengan pengesahan KTSP. Penyusunan silabus dan RPP akan dibahas pada BAB
selanjutnya.
6. Pengesahan oleh kepala madrasah anda tanganan
Setelah difinalisasikan, dokumen KTSP ditetapkan oleh Kepala Madrasah,
dpertimbangkan oleh Komite Sekolah, dan Diketahui oleh Kandepag Kab/Kota
(untuk MTs dan MI;), Kanwil Propinsi untuk MA.
Halaman sampul
Halamam penetapan dan pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I : Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pengembangan KTSP
C. Prinsip Pengembangan KTSP
Bab II : Tujuan
A. Tujuan Pendidikan Madrasah Aliyah
B. Visi madrasah
C. Misi madrasah
D. Tujuan Madrasah
23
H. Kriteria Kelulusan Peserta Didik
Bab IV : Kalender Pendidikan (berisi : Minggu efektif, Jam efektif, Hari Libur
Keagamaan, Hari Libur Nasional, Ulangan Harian, Ulangan Tengah
Semester, Ulangan Akhir Semester, Ulangan Kenaikan Kelas, Ujian
Madrasah, Ujian Nasional, Kalender Kegiatan Madrasah)
a. Halaman-halaman Pemula
(i) Halaman sampul memuat Judul KTSP, nama madrasah, logo madrasah,
nama desa, kecamatan, dan kabupaten, serta tahun penyusunan.
Contohnya lihat lampiran 01.
(ii) Halaman penetapan dan pengesahan memuat judul KTSP, nama
madrasah, lokasi madrasah, tanggal penetapan dan pengesahan, dan
orang-orang yang menetapkan dan mengesahkan KTSP. Contohnya lihat
lampiran 02.
(iii) Kata pengantar berisi prakata dari kepala madrasah mengenai
penyusunan KTSP di madrasah yang contohnya ada pada lampiran 03.
(iv) Daftar isi menjelaskan susunan BAB dan sub-BAB dari dokumen KTSP,
termasuk lampiran yang diperlukan
b. BAB I Pendahuluan
BAB I berisi pendahuluan yang memuat: latar belakang, tujuan penyusunan KTSP,
dan prinsip pengembangan KTSP yang sudah diadopsi oleh satuan pendidikan, serta
konteks masyarakat dan konteks madrasah tempat kurikulum akan diberlakukan. Latar
belakang memuat dasar-dasar pemikiran yang dipergunakan dalam penyusunan KTSP
yang spesifik sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. Latar belakang berisi
dasar hukum perubahan kebijakan pegembangan kurikulum di Indonesia dan alasan-
alasan lain yang logis berkaitan dengan perlunya pengembangan KTSP. Tujuan
Pengembangan KTSP menjelaskan maksud dan manfaat dari KTSP ini disusun baik
yang besifat langsung maupun tidak langsung. Prinsip Pengembangan KTSP
merupakan gambaran prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang dipegang oleh satuan
pendidikan dan menjiwai isi materi KTSP yang disusun. Prinsip-prinsip tersebut dapat
mengadopsi dari prinsip-prinsip umum yang ditetapkan secara nasional yang sudah
disesuaikan dengan kekhususan analisis konteks satuan pendidikan masing-masing.
Konteks menjelaskan secara garis besar kondisi sosial budaya dan geografis serta
kondisi madrasah/ madrasah untuk memberi gambaran kekhasan yang dimiliki
madrasah dan perlu dipertimbangkan dalam penyusunan kurikulum.
24
c. BAB II Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan merupakan isi dari BAB II, yang memuat secara rinci visi, misi,
tujuan umum satuan pendidikan, dan tujuan khusus program pendidikan sesuai dengan
jejang pendidikannya.
Tujuan kurikulum pada dasarnya adalah sutau panduan menuju arah yang
diinginkan oleh para penyusunnya untuk bisa dicapai oleh siswa ketika menggunakan
kurikulum tersebut. Tujuan merupakan suatu garis besar pernyataan akan harapan
masyarakan dan keinginan untuk pembelajaran para siswa. Biasanya, pernyataan ini
adalah mengenai harapan masyarakat terhadap apa yang dapat diberikan oleh sistem
pendidikan untuk para siswa. Oleh karenanya, tujuan umum menjelaskan profil siswa
yang dicapai setelah mengikuti program pendidikan di madrasah pada jenjang waktu
tertentu.
Tujuan di sini mencakup tujuan pendidikan dasar yang dalam standar nasional
sudah dirumuskan, yaitu: ”Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut”. Berdasarkan rumusan tersebut, setiap satuan pendidikan dapat mengembangkan
rumusan yang lebih spesifik yang sesuai dengan kahrakteristik masing-masing.
Berdasarkan rumusan tujuan nasional tersebut, standar kompetensi lulusan
satuan pendidikan Madrasah Ibtidaiyah dirumuskan sbb.:
25
(xix) Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek
sederhana
(xx) Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis
dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana
(xxi) Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan
menengah
Visi dan misi satuan pendidikan dirumuskan untuk memenuhi harapan pihak
pemangku kepentingan (stakeholders) dari madrasah yang kita kelola. Visi adalah
imajinasi moral yang menggambarkan profil madrasah yang diinginkan di masa datang.
Ciri-ciri rumusan visi yang baik adalah:
(i) Menggambarkan kita mau jadi apa, dan dari bersifat menantang, yaitu rumusan
visi mengandung pernyataan yang menantang dan ideal, tetapi bukan berarti
tidak bisa dicapai;
(ii) Jelas, sehingga tidak menimbulkan pada interpretasi yang bertentangan;
(iii) Mudah diingat, oleh seBAB itu dirumuskan dengan beberapa kata saja dan tidak
boleh lebih dari 20-25 kata;
(iv) Memuat pernyataan yang menyatakan kemampuan dan memberdayakan;
(v) Memuat nilai madrasah atau yayasan;
(vi) Akan lebih baik apabila bisa digambarkan secara visual;
(vii) Menuntut respon semua orang;
(viii) Mampu menjadi petunjuk yang melibatkan semua orang yang tindakannya bisa
diukur setiap hari; dan
(ix) Memperhatikan kebutuhan peserta didik yang hasilnya dapat diukur dari tindakan
dan prestasi siswa.
Contoh Visi 2:
Contoh Visi 3:
Misi adalah pernyataan yang menggabarkan kegiatan utama untuk mencapai atau
mewujudkan/merealisasikan visi tersebut. Karena visi harus mengakomodasi semua
kelompok kepentingan yang terkait dengan madrasah, maka misi dapat juga diartikan
sebagai tindakan untuk memenuhi kepentingan masing-masing kelompok yang terkait
dengan madrasah. Dalam merumuskan misi, harus mempertimbangkan tugas pokok
26
madrasah dan kelompok-kelompok kepentingan yang terkait dengan madrasah. Dengan
kata lain, misi adalah bentuk layanan untuk memenuhi tuntutan yang dituangkan dalam
visi dengan berbagai indikatornya. Contoh visi dan misi yang dikembangkan oleh salah
satu madrasah tertera pada Box 02.
27
Box 02: Contoh pengembangan visi ke misi
Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan secara efektif sehingga siswa
berkembang secara maksimal.
2. Menyelenggarakan pembelajaran untuk
menumbuhkembangkan kemampuan berpikir aktif, kreatif dan
aktif dalam memecahkan masalah
3. Menyelenggarakan pengembangan diri sehngga siswa dapat
berkembang sesuai dengan minat dan bakatnya
4. Menumbuh kembangkan lingkungan dan perilaku religius
sehingga siswa dapat mengamalkan dan mengahayati
agamanya secara nyata.
5. Menumubuhkembangkan perilaku terpuji dan praktik nyata
sehigga siswa dapat menjadi teladan bagi teman dan
masyarakatnya.
c.Tujuan Madrasah
Tujuan madrasah adalah tujuan yang dirumuskan akan dicapai pada kurun waktu 3-4
tahun berdasarkan analisis konteks madrasah. Tujuan madrasah sudah memiliki
ukuran/kriteria sehingga dapat diukur. Tujuan madrasah dapat diambil dari Rencana
Pengembangan Madrasah.
28
(vii) Madrasah memiliki Tim Lomba Olimpiade Matematika dan Fisika yang
menjadi juara I tingkat provinsi
(viii) Madrasah mengembangkan berbagai wadah/program penghayatan dan
pengamalan agama.
Bab 3 pada dokumen KTSP berisi struktur dan muatan kurikulum. Struktur
kurikulum adalah pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata
pelajaran pada satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai
peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum.
Rambu-rambu penyusunan struktur dan muatan kurikulum dalam dokumen KTSP adalah
sbb.:
(i) Struktur kurikulum disusun dengan mengacu pada struktur kurikulum yang
terdapat dalam Standar Isi.
(ii) Kurikulum MI memuat 12 mata pelajaran, muatan lokal, dan
pengembangan diri (lihat tabel 08 di bawah)
(iii) Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana
dalam struktur kurikulum
(iv) Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit
(v) Minggu efekif dalam satu tahun pelajaran adalah 34 -38 minggu
(vi) Dalam dokumen KTSP struktur kurikulum disajikan dengan sedikit
pengantar tentang struktur kurikulum kemudian dideskripsikan tabel berisi
pola dan susunan substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satuan
jenjang pendidikan selama 6 (enam) tahun, mulai kelas I sampai dengan
kelas VI.
(vii) Dilengkapi rasional penambahan jam
(viii) Dalam dokumen KTSP isi muatan kurikulum meliputi mata pelajaran
(tujuan dan SKL) , muatan lokal (jenis, tujuan, dan pengelolaannya),
pengembangan diri (jenis, tujuan, dan pengelolaanya), beban belajar,
ketuntasan belajar, kenaikan kelas/ kelulusan, pendidikan kecakapan
hidup, dan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.
(ix) Penyusunan struktur kurikulum dilakukan dengan mengadaptasi struktur
kurikulum standar isi berikut. Jam boleh ditambah maksimal 4 jam
pelajaran.
29
Tabel 08: Struktur kurikulum MI
Keterangan:
1. Pembelajaran pada kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan tematik,
sedangkan pada kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.
2. *) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan
ciri khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan (madrasah).
3. **) Bukan mata pelajaran tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan
kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan,
bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).
30
Tabel 9: Contoh ke 1: Struktur Program MIN Tempel Kab.Sleman
b. Mata Pelajaran
Struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah tertuang dalam Standar Isi, yang dikembangkan dari kelompok mata
pelajaran. Mata pelajaran merupakan materi bahan ajar berdasarkan jurusan keilmuan
yang akan dibelajarkan kepada peserta didik sebagai bahan belajar melalui metode dan
pendekatan tertentu. Kelompok mata pelajaran meliputi sebagai berikut:
(i) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
(ii) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
(iii) Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(iv) Kelompok mata pelajaran estetika
(v) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
31
dokumen KTSP mencakup uraian mata pelajaran ditambah tujuan dan SKL tiap-tiap
pelajaran.
c. Muatan Lokal
Seperti telah diuraikan terdahulu bahwa salah satu yang penting harus
dikembangkan oleh satuan pendidikan adalah muatan lokal (mulok). Muatan lokal
merupakan bagian dari struktur dan muatan kurikulum yang terdapat pada kurikulum
tingkat satuan pendidikan. Keberadaan mata pelajaran muatan lokal merupakan bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat, sebagai upaya agar penyelenggaraan
pendidikan di masing-masing daerah lebih meningkat relevansinya terhadap keadaan dan
kebutuhan daerah yang bersangkutan. Hal ini sejalan dengan upaya peningkatan mutu
pendidikan nasional sehingga keberadaan kurikulum muatan lokal mendukung dan
melengkapi kurikulum nasional.
Komite Madrasah dan yayasan memberi pertimbangan dalam penentuan muatan lokal dan
pengembangan diri yang sesuai dengan konteks pesantren/ daerah
32
(ii) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang tertentu, sesuai
dengan keadaan perekonomian daerah
(iii) Meningkatkan penguasaan bahasa Arab dan Inggris untuk keperluan
sehari-hari, dan menunjang pemberdayaan individu dalam melakukan
belajar lebih lanjut (belajar sepanjang hayat)
(iv) Meningkatkan kemampuan berwirausaha.
Selain itu, muatan lokal juga bisa dimunculkan sebagai kekhasan satuan
pendidikan. Misalnya, kekhasan satuan pendidikan di lingkungan pesantren. Kekhasan
pesantren sebagai sumber pengembangan muatan lokal berkaitan dengan karakteristik
pesantren. Dalam hal ini muatan lokal dapat berupa kajian kitab kuning atau ciri khas
organisasi (Kemuhammadiyahan atau Aswaja).
33
Rambu-rambu penyusunan muatan lokal adalah sbb.;
(i) Lingkup muatan lokal dapat berupa : bahasa daerah, bahasa Inggris,
kesenian daerah, keterampilan dan kerajinan daerah, adat-istiadat, serta
hal-hal yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan
(ii) Pemilihan jenis muatan lokal ditentukan oleh madrasah
(iii) Mata pelajaran muatan lokal perlu dilengkapi Standar Kompetensi (SK)
dan Kompetensi Dasar (KD) (dilampirkan pada dokumen KTSP). Provinsi
menyusun Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar muatan lokal dan
disahkan gubernur. Satuan pendidikan menyusun standar kompetensi dan
kompetensi dasar muatan lokal pilihan. Jika ada provinsi yang belum
menetapkan muatan lokal yang menjadi unggulannya, maka madrasah
mengembangkan sendiri jenis muatan lokal sesuai karakteristik atau
potensi daerah. Bagi beberapa madrasah yang akan menyelenggarakan
muatan lokal sejenis sebaiknya mengembangkan SK, KD, Silabus dan
RPPnya berdasarkan kesepakatan madrasah yang menyelenggarakan
muatan lokal tersebut.
Contoh Daerah Jepara memiliki kekhasan tentang ukiran, maka madrasah
yang memilih muatan lokal tentang ukiran bersama-sama
mengembangkan SK, KD, Silabus dan RPPnya melalui MGMP/KKG atau
KKM.
(iv) Alokasi waktu muatan lokal yang diijinkan minimal 2 jam dan maksimal 6
jam
(v) Pembelajaran beberapa muatan lokal setiap semester bisa berbeda-beda.
(vi) Madrasah minimal harus menyelenggarakan satu muatan lokal. Jika
madrasah menawarkan lebih dari satu muatan lokal, maka peserta didik
tidak harus mengikuti semua muatan lokal yang ditawarkan. Namun
demikian semua peserta didik wajib mengambil muatan lokal wajib.
(vii) Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan
standar kompetensi mata pelajaran
(viii) Penyusunan dalam dokumen KTSP mencakup jenis mulok dan
mekanisme pelaksanaannya.
Madrasah dan komite madrasah mempunyai wewenang penuh dalam
mengembangkan program muatan lokal. Bila dirasa tidak mempunyai SDM dalam
mengembangkan madrasah dan komite madrasah dapat bekerjasama dengan dengan
unsur-unsur Depdiknas seperti Tim Pengembang Kurikulum (TPK) di daerah, Lembaga
Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Perguruan Tinggi dan instansi/lembaga di luar
Depdiknas, misalnya pemerintah Daerah/Bapeda, Dinas Departemen lain terkait, dunia
usaha/industri, tokoh masyarakat.
Peran, tugas dan tanggung jawab TPK secara umum adalah sebagai berikut
(i) Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing;
(ii) Menentukan komposisi atau susunan jenis muatan lokal;
(iii) Mengidentifikasi bahan kajian muatan lokal sesuai dengan keadaan dan
(iv) kebutuhan daerah masing-masing;
(v) Menentukan prioritas bahan kajian muatan lokal yang akan dilaksanakan;
(vi) Mengembangkan silabus muatan lokal dan perangkat kurikulum muatan
(vii) lokal lainnya, yang dilakukan bersama madrasah, mengacu pada Standar
Isi yang ditetapkan oleh BSNP
34
Tabel 10: Contoh analisis konteks daerah dan muatan lokal
35
BOX 03 : Contoh penulisan muatan lokal pada dokumen 1 KTSP
I II III IV V VI
1 Bahasa Jawa 2 2 2 2 2 2
2 Membaca Qur’an (Qiro’ah) 2 2
3 Percakapan Bahasa Arab 2 2
4. Percakapan Bahasa Inggris 2 2
Jumlah
d. Pengembangan Diri
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh
guru. Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai. Kegiatan pengembangan diri
difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga profesional lain.
Pengembangan diri juga diarahkan untuk pengembangan karakter peserta didik yang
ditujukan untuk mengatasi persoalan dirinya, persoalan masyarakat di lingkungan
sekitarnya, dan persoalan kebangsaan. Satuan pendidikan bisa menyediakan beberapa
wadah pengembangan diri seperti kegiatan ekstrakurikuler, bimbingan konseling,
program program kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) yang diujudkan dalam
bentuk kegiatan.
36
dan kebiasaan dalam kehidupan, kemampuan kehidupan beragama,
kemampuan sosial, kemampuan belajar, wawasan dan perencanaan karir,
kemampuan memecahkan masalah, dan kemandirian.
(iv) Pemilihan pengembangan diri oleh madrasah ditentukan bakat dan minat
peserta didik. Penyebaran angket bisa dilakukan untuk mengetahui bakat
dan minat peserta didik.
(v) Mekanisme pelaksanaan pengembangan diri dapat dilakukan di
lingkungan madrasah maupun di luar lingkungan madrasah.
(vi) Bentuk penyelenggaraan pengembangan diri terprogram dilaksanakan
dengan perecanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi
kebutuhan individual, kelompok, maupun klasikal.
(vii) Alokasi waktu pengembangan diri setara dengan 2 jam pelajaran
(viii) Penilaian pengembangan diri dilakukan secara observasi dan bentuk
penilaiannya kualitatif deskriptif. Penilai pengembangn diri dlakukan oleh
pembimbing di bawah koordinasi konselor
Jenis pengembangan diri mencakup: (1) layanan dan komponen pendukung
bimbingan konseling, (2) kegiatan ekstrakurikuler, dan (2) kegiatan lain dalam bentuk
kurikulum tersembunyi yang berupa kegiatan pembiasaan dan keteladanan.untuk
membentuk perilaku-perilaku positif siswa. Tiap-tiap jenis pengembangan diri diuraikan
berikut.
37
Bidang Bimbingan konseling mencakup (1) bidang bimbingan pribadi-sosial, (2)
bidang bimbingan belajar, dan (3) bimbingan karir.
38
dan kepastian bekerja, menata kembali tujuan-tujuan karir, peranan dalam
keluarga dan pekerjaan, menghadapi diskriminasi/pelecehan dalam dunia kerja,
mengenal kemampuan diri (keterampilan/kecakapan) sekarang dan yang akan
datang, dan lain-lain
(i) kegiatan rutin seperti: upacara, sholat Dhuha, baca Al-Quran sebelum
pembelajaran, semutlis / sepuluh menit untuk lingkungan sekitar,
mendoakan para guru sebelum belajar;
(ii) kegiatan spontan seperti: mengatasi perbedaan pendapat, melakukan
gotong royong mengatasi masalah yang terjadi, dsb.;
(iii) kegiatan keteladanan yang berupa perilaku dan hal baik yang diamalkan
warga madrasah dan dapat diteladani para peserta didik, seperti: datang
39
tepat waktu, berpakaian rapi, tersenyum dan memberi salam pada semua
orang yang datang ke madrasah, dan sebagainya.
Selain itu, madrasah dapat juga menyusun program dan kegiatan pengembangan
diri melalui pembiasaan, seperti: melaksanakan salat Jumat di masjid madrasah,
menyelenggarakan salat Dzuhur berjamaah dan Kuliah Tujuh Menit (Kultum), kegiatan
Pembinaan Keputrian, dan atau menjadwalkan kegitan tadarus Al-qur’an yang
dilaksanakan 15 menit sebelum jam pelajaran mulai. Bagi madrasah berasrama,
pengembangan diri ini dapat dirancang lebih lama dan komprehensif untuk
memaksimalkan pendidikan watak peserta didik agar menjadi manusia seperti yang
dicita-citakan pada visi madrasah. Cara penulisan dalam teks dokumen I KTSP:
Dalam Dokumen I KTSP, pada bagian pengembangan diri perlu dicantumkan penulisan:
1. Jenis pengembangan diri yang dipilih oleh madrasah
2. Tujuan setiap pengembangan diri dibuat sendiri oleh madrasah
3. Prosedur /aturan pelaksanaan pengembangan diri dan penilaiannya
D. Pengembangan Diri
1 Layanan konseling
2 Pramuka
4 Olah Raga Prestasi
5 Seni nasyid
6 Kaligrafi
7 Membaca Qur’an (Qiro’ah)
Keterangan :
Semua peserta didik wajib mengikuti kegiatan Pengembangan diri Layanan Konseling, Pramuka,
dan Membaca Qur’an (Qiro’ah)
Selain mengikuti kegiatan pengembangan diri yang wajib, seluruh peserta didik wajib memilih 1
kegiatan pengembangan diri sebagai pilihan.
Khusus untuk peserta didik kelas IX, diwajibkan mengikuti semua program ekstra kurkuler wajib
kecuali Pramuka.
Kegiatan pengembangan diri dibina oleh praktisi Madrasah yang kompeten
dibidangnya.
Penilaian kegiatan pengembangan diri dilakukan secara kualitatif,
serta perlu diberi keterangan untuk para peserta didik yang memiliki kemampuan dan prestasi
40
Tabel 10: Kategori penilian hasil belajar Pengembangan Diri
Berikut ini contoh program pengembangan diri untuk program tahunan, bulanan,
mingguan, harian dan penilaian.
41
Box 06 : Contoh Program Tahunan Pengembangan Kreativitas
PROGRAM TAHUNAN
PENGEMBANGAN KREATIVITAS
MADRASAH : MA ..............
TAHUN AJARAN :
KELAS :
PROGRAM STUDI :
2 Spontan :
a. Yaumul Arabii
- - - Khitabbah
b. English day mufrodat individu/setiap
- ketemu
vocablury, -
grammer communication - Presentation,
(diolog) debat
3. Ekskul :
a. Seni nasyid Objek-objek Objek-objek Objek-objek
b. Pramuka pengembangan pengembangan pengembangan
c. Kaligrafi bakat, minat dan hubungan hubungan
d. Layanan konseling potensi individu. kelompok kelompok
e. Olah Raga Prestasi (kepemimpinan, (kepemimpinan,
f. Pendidikan kerjasama,kreak- kerjasama,kreak-
Teknologi Dasar tivitas dll) tivitas dll)
42
e. Pendidikan Kecakapan Hidup (life skill)
43
Box 05: Rincian Kecakapan Hidup yang dapat diintegrasikan ke dalam Mata
Pelajaran
Pendidikan Kecakapan Hidup
Strategi :
Mengintegrasikan aspek kecakapan hidup berikut ke dalam seluruh mata pelajaran
Pendidikan kecakapan hidup meliputi :
Pendidikan yang berorientasi pada kecakapan hidup dilaksanakan untuk memberikan kesempatan
kepada setiap peserta didik memperoleh bekal ketarampilan dan keahlian yang dapat dijadikan sebagai sumber
penghidupannya. Pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup dirancang dengan mengakomodasi berbagai
kepentingan dan kebutuhan masyarakat serta mengimplementasikannya ke dalam program pendidikan di
madrasah, kurikulum yang merefleksikan kebutuhan masyarakat dan pembelajaran yang khas dan terukur
sehingga kompetensi lulusannya dapat memenuhi standard yang dapat dipertanggungjawabkan.
44
bekerjasama dan menghargai orang lain, juga dapat diintegrasikan dengan memilih kegiatan pembelajaran
berupa diskusi kelompok, diskusi berpasangan atau JIGSAW untuk membelajarkan keterampilan membaca,
menulis, berbicara, dan mendengar.
Dalam Mata Pelajaran Sains
Keterampilan berpikir kritis dapat dikembangkan dengan memilih model pembelajaran yang bersifat
investigasi/ penyelidikan terhadap fenomena-fenomena di sekitar yang terkait dengan kompetensi dasar.
Tanggung jawab diintegrasikan dengan memilih materi- materi berkaitan dengan tanggung jawab terhadap
keselamatan diri sendiri maupun keselamatan orang lain. Misalnya, pada waktu membelajarkan KD Zat Aditif
guru memilih peristiwa-peristiwa menakutkan yang berkaitan dengan dampak zat-zat kimia pada makanan atau
obat-obatan terhadap jiwa manusia, peristiwa yang menggambarkan dampak penggunaan zat kimia terhadap
lingkungan, peristiwa-peristiwa dampak rokok/ narkoba terhadap remaja. Dengan pemilihan materi-materi yang
kontekstual tersebut diharapkan secara tidak langsung menyadarkan siswa untuk memiliki tanggung jawab
terhadap keselamatan dirinya dan orang lain. Keterampilan bekerja sama dan kemampuan berpikir logis
diintegrasikan guru pada kegiatan pembelajaran yang berupa tugas melakukan percobaan secara berkelompok
45
Box 07: Contoh penulisan Pendidikan Keungulan Lokal dan Global di KTSP
Salah satu kegiatan yang merupakan bentuk implementasi dari pendidikan ini adalah
melalui pembelajaran Trilingual yakni bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, bahasa
Inggris dan bahasa Arab khusus pada mata pelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA). Proses pembelajaran pada ketiga mata pelajaran tersebut akan lebih diperkaya pada
segi materi dengan menggunakan bahasa inggris dan bahasa Arab sebagai pengantarnya
secara secara bertahap. Adapaun tahapan penggunaan bahasa inggris sebagai pengantar
dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut .
Tahun pertama : 25 % bahasa Inggris dan bahasa Arab, 75 bahasa Indonesia
Tahun kedua : 50 % bahasa Inggris dan bahasa Arab, 50 % bahasa Indonesia
Tahun Ketiga : 90 % bahasa Inggris dan bahasa Arab, 10 % bahasa Indonesia
Pada dokumen KTSP perlu dituliskan beban belajar tiap jam tatap muka dan
waktu yang diperlukan untuk penugasan mandiri
Tabel 13: Contoh Format perhitungan beban belajar tatap muka
46
10.Ketuntasan Belajar
KKM dapat dihitung dengan dua cara, yaitu dengan perhitungan kasar
menggunakan rentang nilai 1 sampai 3 dan secara lebih halus dengan
rentangan nilai dari 1 sampai 100 untuk setiap komponen yang dinilai dengan
menggunakan tabel penilaian sebagai berikut:
47
Sedang 2 65 – 80
Rendah 3 81 - 100
48
c. Aqidah Akhlaq Penguasaan konsep
Keterapilan 70 70 75
Sikap beragama
d. Sejarah Kebudayaan Penguasaan konsep 70 70 75
Islam Sikap beragama
e. Bahasa Arab Mendengarkan
Berbicara 65 70 70
Membaca
Menulis
2. Pendidikan Penguasaan konsep 70 70 70
kewarganegaraan Praktek
3. Bahasa dan Sastra Mendengarkan
Indonesia Berbicara 65 70 70
Membaca
Menulis
4. Bahasa Inggris Mendengarkan
Berbicara 62 63 65
Membaca
Menulis
5. Matematika Bilangan
Aljabar 62 63 64
Geometri dan pengukuran
Peluang dan statistik
6. Pengetahuan Alam (Sains) Penguasaan konsep 65 68 70
Keterampilan Sains
7. Pengetahuan Sosial Penguasaan konsep 65 68 70
Keterampilan sosial
8. Kesenian Apresiasi 70 70 75
Kreasi
9. Pendidikan Jasmani Permainan dan Olahraga
Pengembangn 70 73 75
Uji diri dan senam
Pilihan
10. Keterampilan (TIK) Pengetahuan 70 70 75
Praktik
11. Mulok : Bahasa Daerah Mendengarkan
Berbicara 65 70 70
Membaca
Menulis
Mulok : Penguasaan konsep
Keterapilan 70 70 70
Sikap beragama
49
Pengembangan diri tidak menggunakan KKM.
Rata-rata KKM juga dijadikan bahan pertimbangan siswa untuk naik kelas.
Kenaikan kelas diartikan sebagai proses pengambilan keputusan bagi peserta didik
untuk naik atau tidak naik dari suatu tingkat kelas ke tingkat kelas berikutnya, yang
didasarkan pada perolehan kualifikasi dan kompetensi tertentu sesuai dengan
jenjang yang dipersyaratkan dan melalui suatu proses penilaian atau evaluasi yang
komprehensif. Penentuan kriteria kenaikan kelas diatur dengan mengikuti aturan
dari pusat dan juga ditambahkan sendiri oleh madrasah.
50
Tabel 16: Kriteria Kenaikan dan Kelulusan pada Madrasah X
51
Hitunglah nilai rata-rata capaian hasil belajar semester ganjil dan
genap pada mata pelajaran tersebut.
Hitunglah rata-rata KKM semester genap dan ganjil mata
pelajaran tersebut.
Jika nilai rata-rata capaian semester genap dan ganjil mata
pelajaran tersebut sama atau lebih besar dari rata-rata KKM, maka
pelajaran tersebut dinyatakan tuntas dan sebaliknya apabila di
bawahnya dinyatakan tidak tuntas, seperti cosntoh di bawah ini.
Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan
lulus dari satuan pendidikan pada satuan pendidikan dasar dan menengah setelah :
52
Box 08: Formula untuk menetapkan predikat kelulusan (Tahun 2008)
o Pene
53
minggu efektif belajar, (3) waktu pembelajaran efektif, dan (4) waktu libur.
Permulaan tahun ajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal
tahun ajaran baru pada setiap satuan pendidikan. Minggu belajar efektif adalah
jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran pada setiap
satuan pendidikan yaitu 34 -38 minggu. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah
jam pembelajaran setap minggu meliputi jumlah jam pelajaran untuk seluruh mata
pelajaran termasuk muatan lokal . Waktu liburan adalah waktu yan ditetapkan tidak
ada pembelajaran terjadwal. Waktu libur berbentuk jeda tengah semester, jeda
antarsemester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, libur umum
termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
54
HBE 13 HLU 0 HLK 0
JULI 2007 TANGGAL URAIAN KEGIATAN
Minggu 1 8 15 22 29
Senin 2 9 16 23 30 2 s.d. 14 Libur Akhir Tahun Tahun Pelajaran 2006-2007
Selasa 3 10 17 24 31 16 Hari Pertama Masuk Sekolah Tahun Pelajaran
2007-2008
Rabu 4 11 18 25 16 s.d. 18 MOS atau Matrikulasi Kelas VII
Kamis 5 12 19 26
Jumat 6 13 20 27
Sabtu 7 14 21 28
ME 1 2 3
55
Kamis 1 8 15 22 29
Jumat 2 9 16 23 30
Sabtu 3 10 17 24
ME 10 11 12 13 14
56
APRIL 2008 TANGGAL URAIAN KEGIATAN
Minggu 6 13 20 27 22 s.d. 24 Ujian Nasional Utama
Senin 7 14 21 28 29 s.d. 30 Ujian Nasional Susulan
Selasa 1 8 15 22 29
Rabu 2 9 16 23 30
Kamis 3 10 17 24
Jumat 4 11 18 25
Sabtu 5 12 19 26
ME 11 12 13 14 15
57
BAB IV
PENYUSUNAN SILABUS DAN RPP
A. Pengertian Silabus
58
C. Langkah Penyusunan Silabus dengan Pendekatan Mata Pelajaran
PEMETAAN
PROTA/PROMES
PENYUSUNAN RPP
59
tertentu. Alokasi waktu ini didistribusikan pada pemetaan berdasarkan pekan efektif
yang ada pada dokumen 1 KTSP (contoh pemetaan utuh lihat lampiran .....)
Keterangan :
Jabaran kompetensi diisi sesuai dengan karakteristik mapel
Alokasi waktu diisi sesuai dengan waktu yang dibutuhkan setelah
mempertimbangkan karakteristik dan cakupan isi dan keterampilan yang harus
dilatihkan dari suatu Kompetensi Dasar
Jabaran kompetensi
Standar Alokasi
Kompetensi Dasar
Kompetensi Pemahaman Penerapan Kinerja Waktu
konsep Konsep Ilmiah
60
2. Penyusunan Program Tahunan dan Progam Semester
SILABUS
Mata Pelajaran :
Kelas :
Semester :
Bentuk
Komptensi Materi pokok Kegiatan Indikator dan Sumber Alokasi
dasar pembelajaran Instrumen Belajar Waktu
assesment
Untuk mengisi format tersebut diperlukan proses yang sistematis dan logis
dengan urutan sebagai berikut:
61
b. Mengidentifikasi Materi Pokok
Dalam rumusan kompetensi dasar (KD) selalu memuat kata kerja dan objek.
Materi pokok dikembangkan berdasarkan pada objek dari rumusan KD. Penyusunan
materi bisa dilakukan dengan merinci objek pada rumusan KD
Contoh:
SK : Beriman kepada nabi dan rasul
KD : mengenal nabi dan rasul Alloh
Akidah Akhlak
62
Dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran, penting bagi para penyusun
silabus untuk memfokuskan pada jenis-jenis pengalaman belajar yang sesuai dan
aktivitas pembelajaran yang akan membantu siswa mencapai hasil pembelajaran
atau standar kompetensi yang telah ditetapkan. Pada pengembangan kegiatan
pembelajaran ini perhatian penyusun silabus harus ditekankan pada bagaimana
cara belajar dan bukan apa yang dipelajari. Untuk itu, pada kolom kedua silabus
dikembangkan kegiatan pembelajaran dan bukan materi pokok.
Kegiatan pembelajaran dirumuskan dengan mempertanyakan tahapan kegiatan apa
yang tepat dilakukan untuk mencapai kompetensi dasar
Selain itu, ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan
pembelajaran adalah sebagai berikut.
(i) Kegiatan pembelajaran disusun berpusat pada siswa. Hal ini sesuai
dengan prinsip pelaksanaan kurikulum yang memusatkan kegiatan
pembelajaran kepada siswa.
(ii) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus
dilaksanakan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai
kompetensi dasar.
(iii) Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan
hierarki konsep materi pembelajaran.
(iv) Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal
mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan
pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.
63
(vii) Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan
hierarki konsep materi pembelajaran.
(viii) Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal
mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan
pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.
64
• Indikator disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, karakteristik mata
pelajaran, dan sekolah
• Indikator dapat diamati dan diukur ketercapaiannya
• Indikator menjadi acuan penyusunan penilaian
• Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja
operasional.
Langkah merumuskan indikator
1. Menganalisis karakteristik kata kerja dan lingkup materi yang ada
pada Kompetensi Dasar (termasuk kognitif, keterampilan atau afektif).
2. Mempertanyakan perilaku apa yang dapat diamati/diukur sebagai
bukti pncapaian kompetensi
3. Menjabarkan tingkat kompetensi (kata kerja pada KD) dan materi
yang menjadi media pencapaian kompetensi
4. Menjabarkan materi pada KD
5. Merumuskan indikator yang sekurang-kurangnya mencakup dua hal
yaitu tingkat kompetensi dan materi untuk mencapai kompetensi.
Rumusan Indikator
1. menyebutkan tata cara bersuci dari hadast besar
2. menyebutkan tata cara bersuci dari hadast kecil
3. menjelaskan tata cara bersuci dari hadast besar dan hadast kecil
Perumusan indikator dilakukan dengan merinci materi dalam KD (kata kerja dalam
KD tetap). Pada KD dengan kategori keterampilan kata kerja yang digunakan
biasanya berupa kata: mempraktikkan, mendemonstrasikan, mensimulasikan dan
sebagainya. Materi pada KD dirinci menjadi tahapn-tahapan kegiatan melakukan
suatu keterampilan. Pada contoh berikut., praktik berwudlu dirinci menjadi bagian-
bagian rukun wudlu (tahapan berwudlu)
Contoh 1
KD : mempraktikkan tata cara wudlu
Indikator
65
5. mampu mempraktikkan membasuh kaki dengan benar
6. mampu mempraktikkan wudlu dengan tertib
Contoh 2
KD : menulis surat resmi
Indikator
1. Siswa mampu menentukan isi surat resmi sesuai dengan konteks (tujuan
pembuatan surat)
2. Siswa mampu menggunakan kata dan kalimat yang sesuai
3. Siswa mampu menggunakan ejaan dengan tanda baca secara tepat
ATAU
Siswa mampu menyusun surat resmi dengan isi yang sesuai tujuan penulisan surat,
menggunakan kalimat baku serta tanda baca yang sesuai
Contoh 2
• KD : Membiasakan berakhlak baik terhadap binatang dan tumbuhan dalam
hidup sehari-hari
1. Jika dihadirkan kasus – siswa menyetujui tindakan –tindakan merawat
tumbuhan
66
2. Jika dihadirkan kasus siswa menyetujui tindakan –tindakan merawat
binatang (
3. Berperilaku/melakukan tindakan merawat tumbuhan (menyiram tumbuhan di
rumah/ di sekolah)
4. Menunjukkan perilaku merawat binatang yang ada di lingkungan rumahnya.
Contoh 3
KD: Membiasakan berakhlak terpuji hidup bersih, kasih sayang dan rukun
terhadap sesama dalam kehidupan sehari-hari
Indikator
1. memberi salam kepada guru, orangtua, teman
2. bersalaman kepada orangtua, guru,
3. berkata sopan santun kepada sesama
4. berpakaian bersih
5. badan bersih (memotong dan membersihkan rambut, kuku, mandi, gosok gigi)
6. membuat lingkungan bersih (membuang sampah pada tempatnya,
7. membersihkan tempat tidur,
8. membantu teman
9. membantu anggota keluarga
10. menjenguk teman sakit
67
Membuat gambar, diagram, grafik Aktif, kreatif, inovatif, proaktif,
Membuat karya tul;is, sinopsis, percaya diri
rangkuman
Guru perlu memutuskan cara yang paling tepat untuk mengukur kompetensi
dan indikator yang sebenarnya untuk menunjukkan bahwa apa yang diharapkan
telah berhasil dicapai. Dalam penulisan silabus yang berhubungan dengan
pengukuran siswa, terdapat dua prinsip penting yang harus dipertimbangkan oleh
penyusun silabus.
68
kelompok dengan siswa lain, performa lisan dalam diskusi
kelas dan penyelesaian tugas praktik).
Ujian lisan
Kinerja/ unjuk kerja atau kerja praktik yang berisi demonstrasi
agar siswa menunjukkan pemahaman dan keterampilannya
berkaiatan dengan kompetensi dasar.
69
Guru tidak harus mengikuti urutan kompetensi (1.1, 1.2, 1.3 dll)
seperti yang dinyatakan dalam dokumen BSNP. Dalam beberapa
mata pelajaran seperti bahasa, guru bisa memilih untuk
mencampurkan mereka (urutan), sebagai contoh yang tersedia, yang
berasal dari hasil demonstrasi kerja mereka]
(ix) Suatu waktu setelah guru menulis satu kompetensi khusus, periksa
urutan kegiatan pembelajaran guru. Sebagian besar kompetensi
kegiatan pembelajaran bisa diatur dalam berbagai macam cara, yang
akan menguntungkan pada akhirnya, merefleksikan urutan kegiatan
guru, melihat apakah hal tersebut masuk akal, dan sesuai dengan
tingkatan. Perlihatkan hasil kerja guru pada guru lain untuk
mengetahui apakah mereka setuju dengan metode guru
(xi) Pastikan bahwa materi sesuai dengan mayoritas siswa pada tingkatan
ini. Sebagai contoh pada IPA, guru harus menyeleksi seberapa
banyak unsur yang akan mereka pelajari dan pada Matematika,
pastikan bahwa konsepnya tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit.
Juga pastikan dalam setiap mata pelajaran bahwa cara penyampaian
konsep-konsep ini tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit.
(xii) Pastikan bahwa materi disusun dengan urutan yang masuk akal,
tergantung dari karakteristik mata pelajaran, seperti :
70
Merancang konsep dari yang lebih mudah ke yang lebih sulit
dalam langkah-langkah sederhana
Dari topik yang menjadi prasyarat menuju topik yang ahli/mahir
(advanced)
Dari konsep yang umum ke yang khusus
Dari contoh/kasus personal/individu ke konsep umum
(xiii) Indikator belajar harus dinyatakan dengan jelas, apa yang telah
dicapai siswa sebagai bukti bahwa siswa telah menguasai suatu
kompetensi dasar. Indikator berkaitan erat dengan penilaian karena
indikator tersebut akan diukur diharapkan bisa dilakukan setelah
menyelesaikan kegiatan pembelajaran. Pikirkan dengan jernih
mengenai apa yang dipelajari dan bagaimana hal tersebut bisa di
demonstrasikan.
71
5. Mengecek Ketepatan Silabus yang Telah Ditulis
Setelah silabus disusun perlu dilihat lagi apakah silabus tersebut sudah
meenuhi syarat atau belum. Berikut ini adalah rambu-rambu memvalidasi silabus.
(i) Rambu-rambu umum
72
mendukung pencapaian KD (Selaras
dengan KD)
1. Pengertian RPP
73
(iii) Menentukan tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah hal yang akan dicapai dalam
pembelajaran.
Tujuan pembelajaran dirumuskan dan dijabarkan sesuai dengan
karakteristik dan cakupan kompetensi dasar. Tujuan bisa berupa
jabaran tahapan logis dari KD (satu KD beberapa tujuan ) atau bisa
juga sama dengan KD (satu KD satu tujuan pembelajaran).
Kedalaman tujuan disesuaikan dengan kondisi peserta didik. Prinsip
penulisan tujuan (1) tujuan harus operasional, (2) tujuan
dijabarkan dari KD (per tahap dalam mencapai KD). Misalnya;
pada KD yang berupa keterampilan dijabarkan menjadi tujuan
(a) mampu menjelaskan konsep/prinsip/prosedur yang
berkaitan dengan cara melakukan keterampilan tertentu, dan
(b) mampu melakukan keterampilan, dan (3) rumusan tujuan
mencakup kata kerja operasional dan cakupan materi .
Contoh perbedaan tujuan dan indikator
Kompetensi Dasar :
Catatan
Tujuan menjabarkan tahapan kemampuan sebagai
kemampuan bawahan/sebelumnya yang perlu dikuasai
siswa sebelum mencapai kompetensi akhir seperti
tercantum pada KD.
Indikator sebagai ciri kompetensi dasar yang harus
dinilai ketercapaiannya melalui penilaian. Pada conth di
atas satu indikator
Indikator dipilih dari tujuan atau diambil semua dari
tujuan jika memang semuanya menjadi penanda/ciri
ketercapaian KD (tidak harus semua tujuan menjadi
indikator). Pada contoh di atas kemampuan terakhir
sudah mewakili penanda ketercapaian KD sehingga
indikator hanya 1 buah saja.
Indikator difokuskan pada kemampuan akhir (terminal
objective) dari sebuah kompetensi dasar. Pada contoh di
atas kemampuan akhir yang menjadi ciri KD adalah
74
kemampuan menyusun surat dinas sesuai konteks dan
dengan menggunakan bahasa baku. Kemampuan lain
hanya sebagai jembatan untuk mencapai KD. Jadi,
kemampuan antara tersebut tidak harus diukur (tidak
harus dinilai).
75
Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang
harus dilaksanakan oleh peserta didik secara berurutan untuk
mencapai kompetensi dasar (lihat pemetaan). Jika bersifat
pemahaman konsep berarti kegiatan pembelajaran bersifat
penemuan konsep dengan mengamati berbagai contoh, jika
berupa penerapan konsep berarti harus banyak mencoba/
berlatih, jika berupa sikap berarti ke arah penghayatan dan
pengamalan)
Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan
hierarki konsep materi pembelajaran.
Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal
mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan
pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa
dan materi.
76
- Saling bercerita (cerita berantai) tentang nabi dan rosul Alloh (elaborasi)
- adu cepat tepat saling menebak nama nabi/rosul yang dideskripsikan kelompok lain
- Guru memberi umpan balik ketepatan dan memberi pesan yang relevan (konfirmasi)
Penutup (10 menit)
- Guru meminta siswa membaca cerita-cerita tentang nabi dan rosul
- Guru memberi pesan yang bia diteladani dari pelajaran hari ini
77
2) Kegiatan Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru melakukan hal-hal berikut.
a) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui
tugas-tugas tertentu yang bermakna;
b) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain
untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
c) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
d) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
e) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar;
f) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
g) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok;
h) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta
produk yang dihasilkan;
i) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
78
d) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna
dalam mencapai kompetensi dasar:
(i) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan
peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang
baku dan benar;
(ii) membantu menyelesaikan masalah;
(iii) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil
eksplorasi;
(iv) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
(v) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
Pendahuluan
Bertanya jawab tentang pengetahuan/ keterampilan yang terkait dengan KD
Memotivasi siswa dengan menyampaikan tujuan atau mengaitkan KD dengan
dunia nyata
Kegiatan Inti
Melakukan modelling/simulasi untuk menemukan konsep (eksplorasi)
Bertanya jawab/ berdiskusi tentang model/ simulasi yang telah dilakukan
(Elaborasi)
Menyimpulkan langkah yang benar untuk melakukan (Elaborasi)
Praktik melakukan secara bergantian/ dalam kelompok ( Elaborasi)
Saling mengomentari praktik yang dilakukan dan umpan balik atau penguatan
dari guru ( Konfirmasi)
Kegiatan penutup
Merefleksi apa yang telah dilakukan dan manfaatnya dalam kehidupan
Mengambil hikmah dari kegiatan yang dilakukan
Memberi tugas lanjutan
79
KD yang Berfokus pada Pemahaman Konsep
Pendahuluan
Menunjukkan gambar peristiwa dan bertanya jawab tentang hal yang terkait dengan
kompetensi dasar
Bertanya jawab tentang apa yang akan dipelajari dan manfaatnya
Menginformasikan tujuan yang akan dicapai
Apersepsi (bertanya jawab tentang konsep yang berkaitan)
Kegiatan Inti (alternatif 1)
Mengamati peristiwa yang berkaitan dengan suatu konsep ( Eksplorasi)
Bertanya jawab untuk menemukan suatu konsep (Elaborasi)
Berdiskusi untuk menerapkan suatu konsep untuk peristiwa yang lain (Elaborasi)
Secara individu antara lain mengerjakan LKS untk menerapkan konsep
(Elaborasi)
Saling mengoreksi dan mendapat umpan balik dari guru (Konfirmasi)
Kegiatan inti (alternatif 2)
Mengamati peristiwa alam sekitar yang berkaitan dengan suatu konsep
Bertanya jawab untuk menemukan suatu konsep
Berdiskusi untuk menerapkan suatu konsep untuk peristiwa yang lain
Secara individu mengerjakan LKS untk menerapkan konsep
Berwawancara dengan nara sumber berkaitan dengan suatu konsep
Diskusi tentang hasil wawancara dan kaitannya dengan suatu konsep
Secara individu antara lain mengerjakan LKS untuk menerapkan konsep
Kegiatan Akhir
Menyimpulkan konsep yang ditemukan
Merancang tugas pengayaan untuk penerapan konsep
Pendahuluan
Bertanya jawab tentang produk yang terkait dengan KD
Memotivasi siswa dengan menyampaikan tujuan atau dan manfaat mengaitkan KD
dengan dunia nyata
Kegiatan Inti
Mengamati model teks (struktur isi dan bentuk)
Bermain mengurutkan bagian teks
Bertanya jawab tentang aspek teks yang terkait
dengan indikator
Menulis draf
Menulis secara utuh
Belanja dan saling mengoreksi dengan rubrik
yang telah disiapkan guru
Revisi berdasarkan masukan teman /guru
Kegiatan Penutup
Menyimpulkan langkah yang ditemukan dalam menghasilkan produk
Merancang tugas pengayaan untuk merevisi karya yang dihasilkan
80
Materi pembelajaran berupa fakta,konsep, prinsip ,posedur, dan
nilai-nilai. Materi pembelajaran ditentukan dari kata benda yang terdapat
pada kompetensi dasar.
(vii) Melengkapi RPP dengan alat operasional lain yang dirujuk pada
kegiatan pembelajaran
I. Indikator : ......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
II. Tujuan pembelajaran : ......................................................................................................
81
......................................................................................................
......................................................................................................
III. Materi pembelajaran : ......................................................................................................
......................................................................................................
IV. Metode pembelajaran: ......................................................................................................
......................................................................................................
Untuk membuat para siswa menjadi pelajar yang lebih baik, para guru
membutuhkan pengetahuan tentang bagaimana para siswa belajar. Beberapa siswa
mampu berpikir secara verbal dengan lebih baik dan lainnya lebih suka
menggunakan gambar, beberapa orang siswa belajar lebih baik dengan melakukan
sesuatu, yang lain dengan menonton, meraba dan merasakan atau dengan berpikir,
dan sebagainya, dan berbagai strategi belajar [seperti misalnya interaktif, kelompok
kecil dan pengajaran dengan penelitian.
(i) Ada siswa yang belajar dengan cara melakukan, ada yang dengan
melihat, ada juga yang dengan merasa, yang lainnya mungkin dengan
berpikir. Meskipun seorang siswa mungkin menggunakan keempat
metode ini dalam belajar, pasti ada satu ang mereka lebih sukai.
Bagaimana dengan Guru, metode apa yang lebih disukai Guru
(ii) Berikut adalah sejumlah cara lain untuk melihat preferensi belajar.
Ada yang lebih suka dengan cara verbal (verbaliser) sementara
lainnya lebih suka dengan melihat (imager). Ada yang suka
memproses informasi sebagai keseluruhan (wholist). Sementara yang
82
lainnya lebih suka memproses suatu informasi sebagai bagian-bagian
(analytick). Sekali lagi, kita menggunakan berbagai metode ini dalam
belajar, tetapi kita pasti punya semacam kesukaan terhadap 1
metode. Metode mana yang lebih disukai Guru
83
KONKRET
MELAKUKAN
MELIHAT
ABSTRAK
KONKRET
ABSTRAK
(i) Diskusi terbuka: ajukan pertanyaan pada seluruh peserta didik atau
kelompok. Untuk menghindari pemborosan waktu, guru dapat
menyatakan sebelumnya bahwa hanya meminta 4 atau 5 peserta
didik untuk mengajukan pendapat dengan mengacungkan tangan.
84
(ii) Tanya-jawab dengan kartu respon: guru meminta peserta didik untuk
menjawab pertanyaan pada kartu atau potongan kertas dengan tidak
menuliskan nama atau identitas lain.
(iii) Tanya jawab dengan polling: Guru melakukan survei singkat untuk
memperoleh data secara cepat. Hal ini dapat dilakukan dengan
survey verbal misalnya dengan meminta peserta didik mengangkat
tangan atau mengangkat kartu jawaban
85
(x) Silih tanya : guru menugaskan siswa membaca materi lalu membuat
pertanyaan dan jawaban dari yang dibaca.didengar. Guru mengatur
siswa saling bertanya dan saling menilai ketepatan jawaban.
(xiv) Penugasan : guru mengaskan siswa untuk (a) mengamati objek, (b)
mewawancarai sumber, (c) mencoba melakukan suatu
pekerjaan/kegiatan, dan (d) mencoba membuat produk tertentu.
(i) Guru membuat kaitan dengan cara bertanya jawab tentang apa yang
telah dipelajari dan hubungannya dengan apa yang akan dipelajari
(ii) Mengaitkan apa yang akan dipelajari dengan peristiwa di sekitar/ yang
dialami peserta didik
(iii) Menunjukkan peristiwa aktual dan bertanya jawab kaitannya dengan
apa yang akan dipelajari
(iv) Melakukan gerakan atau bernyanyi yang sesuai dengan apa yang
akan dipelajari
(v) Cerita atau visualisasi yang menarik: Guru menyediakan cerita fiksi,
gambar, grafik atau alat visual lain yang relevan untuk menarik
perhatian peserta didik terhadap apa yang akan dipelajari.
(vi) Permasalahan: Guru mengajukan permasalahan yang terkait dengan
pelajaran yang akan disampaikan
(vii) Pertanyaan: Guru mengajukan pertanyaan pada peserta didik
sehingga mereka termotivasi untuk mengikuti pelajaran
86
konsep/ cara kerja ketika menjelaskan sesuatu. Misalnya ketika
menjelaskan warna-warna dalam pelangi guru dapat menggunakan
gelas yang berisi air untuk percobaan pelangi. Peserta didik
mendiskusikan demonstrasi yang dilakukan guru dipandu pertanyaan-
pertanyaan yang relevan
(iii) Melibatkan peserta didik dalam melakukan pengamatan, investigasi,
wawancara dengan nara sumber, berdiskusi, bermain, mencoba/
berlatih keterampilan tertentu
(iv) Menantang: Hentikan pelajaran secara periodik dan ajukan
pertanyaan yang menantang pada peserta didik, misalnya
memberikan contoh dari pelajaran yang disampaikan atau menjawab
kuis.
a. Prinsip-Prinsip Penilaian
87
b. Aspek-aspek Pembelajaran yang Dapat Dinilai dari
Peserta didik
Penilaian Kinerja
Kedua, memilih kegiatan yang cocok untuk menilai peserta didik. Selain
berdasarkan tujuan penilaian hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan
kegiatan untuk penilaian kinerja antara lain adalah:
(i) Batasan waktu yang tersedia
(ii) Ketersediaan sumber daya alat di kelas.
(iii) Seberapa banyak data yang diperlukan untuk mengetahui
kualitas kinerja peserta didik.
88
Kegiatan dalam penilaian kinerja dapat dibedakan menjadi informal dan
formal. Kegiatan informal dilakukan jika guru menilai kinerja peserta didik tanpa
sepengetahuan peserta didik misalnya menilai peserta didik berinteraksi dan bekerja
dengan teman-temannya. Penilaian kinerja formal adala penilaian kinerja dimana
peserta didik mengetahui bahwa dirinya dinilai dengan melalui kegiatan yang
menunjukkan kinerjanya maupun menyelesaikan suatu proyek.
Kelima, menilai kinerja. Beberapa teknik yang dapat digunakan dalam menilai
kinerja antara lain adalah:
(i) Teknik ceklis, dalam pendekatan ini guru mengindikasi apakah
elemen tertentu kinerja terdapat dalam ceklis.
(ii) Teknik naratif, pada pendekatan ini guru menuliskan narasi apa yang
terjadi pada saat pengamatan. Berdasarkan hasil pengamatan ini guru
dapat menentukan seberapa dekat kinerja peserta didik dengan
standar yang ada.
(iii) Teknik skala rating, dalam pendekatan ini guru mengidentifikasi
seberapa besar derajad kinerja mendekati standar.
(iv) Metode hapalan, dalam hal ini guru menggurulkan memorinya untuk
menentukan apakah peserta didik sukses atau tidak.
Penilaian Portofolio
89
hasil kerja (portofolio). Dua atau tiga kali dalam satu semester Bu Nindi mengajak
peserta didik untuk berdiskusi tentang hasil-hasil kerja masing-masing. Pada akhir
semester karya-karya terbaik masing-masing peserta didik dipamerkan kepada
orang tua sekaligus untuk acara pengambilan rapot. Apa yang dilakukan Bu Nindi
merupakan salah satu bentuk penilaian portofolio.
Penilaian Afektif
• Penilaian akhlak mulia yang merupakan aspek afektif dari kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia, sebagai perwujudan sikap dan perilaku
beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dilakukan oleh guru agama
dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan
sumber lain yang relevan;
• Penilaian kepribadian adalah bagian dari penilaian kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian oleh guru pendidikan kewarganegaraan
dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan
sumber lain yang relevan;
Beberapa hal yang dapat menjadi fokus penilaian afektif adalah sikap dan
perilaku-perilaku yang antara lain:
(i) Sikap terhadap mata pelajaran. Siswa seharusnya memiliki
sikap yang lebih baik pada suatu mata pelajaran (misalnya
matematika) pada akhir semester dari pada ketika mata
pelajaran tersebut diberikan pertama kali. Setidaknya siswa
90
tidak memiliki sikap negatif terhadap mata pelajaran setelah
pembelajaran berlangsung.
(ii) Sikap positif terhadap belajar. Siswa diharapkan memiliki sikap
yang baik terhadap belajar. Siswa yang memiliki sikap positif
terhadap belajar cenderung menjadi pembelajar pada masa
depan.
(iii) Sikap positif terhadap diri sendiri. Meskipun harga diri siswa
dipengaruhi oleh keluarga dan kejadian di luar madrasah, hal-
hal yang terjadi di kelas diharapkan dapat meningkatkan harga
diri siswa.
(iv) Sikap positif terhadap perbedaan. Siswa perlu mengembangkan
sikap yang lebih toleran dan menerima perbedaan seperti etnik,
jender, kebangsaan dan keagamaan.
(v) Selain itu penilaian afektif juga dapat melihat fokus nilai
semacam kejujuran, integritas, keterbukaan terhadap kritik,
kerjasama, dan perilaku-perilaku positif lainnya.
91
Lembar penilaian beberapa hasil belajar afektif kecakapan hidup
Rubrik adalah gambaran skema penskoran yang dibuat oleh guru atau
evaluator sebagai panduan dalam menganalisis/menskor produk yang dihasilkan
peserta didik atau proses yang dilakukan oleh peserta didik. Rubrik umumnya
diterapkan ketika kita harus melakukan justifikasi kualitas atau mengevaluasi
permasalahan dan aktivitas-aktivitas yang luas. Contoh sederhana rubrik adalah
pedoman penskoran yang kita buat untuk menskor hasil tes esay peserta didik.
Tanpa adanya rubrik mungkin penskoran kita akan bias dan dipengaruhi ole perasan
sesaat kita atau dengan kata lain tidak objektif.
92
(iii) Merinci indikator (ciri-ciri) kondisi kinerja/produk yang mendapat skor
maksimal hingga yang mendapt skor 0.
(iv) Menentukan cara penentuan nilai dari skor maksimal
Contoh proses penyusunan rubrik unjuk kerja untuk KD menghafalkan dua surat
pendek
Langkah 1 : Menentukan aspek-aspek penting yang menjadi kriteria suatu
kompetensi
Aspek penting dari kompetensi menghafalkan surat pendek adalah (1) kelengkapan
ayat surat al Adiyat dan surat al Insyiraah yang dihafal, (2) ketepatan tajwid,
(3) kelancaran dalam menghafal, dan (4) penampilan dalam menghafal.
Langkah 2 : Menentukan bobot tiap-tiap aspek yang tercermin dalam skor
maksimal
Bobot tidak sama (skor maksimal kelengkapan 4, kelancaran 3, ketepatan tajwid 2,
dan penampilan 1). Jumlah skor maksimal 10
Contoh
93
3 Ketepatan Peserta didik menghafal dengan 2
pelafalan dan tajwid pelafalan dan tajwid yang tepat untuk
kedua surat
Peserta didik menghafal dengan ada 1
sedikit kesalahan pelafalan dan
tajwid pada kedua surat
Peserta didik menghafal dengan 0
banyak kesalahan pelafalan dan
tajwid pada kedua surat
4 Penampilan berani dan percaya diri 1
Kurang percaya diri/grogi 0
Skor maksimal 10
Perolehan Skor
94
Nilai = -------------------- X Skor Ideal (100) = . . .
-
Skor Maksimal
Rubrik diperlukan atau tidak diperlukan tidak bergantung pada mata pelajaran
atau tingkat kelas, tetapi lebih kepada tujuan penilaian. Rubrik sering digunakan
dalam portofolio, unjuk kerja, aktivitas kelompok, tes produk, dan tes essay.
Penilaian Afektif
Beberapa hal yang dapat menjadi fokus penilaian afektif adalah sikap dan
perilaku-perilaku yang antara lain:
(vi) Sikap terhadap mata pelajaran. Peserta didik seharusnya memiliki
sikap yang lebih baik pada suatu mata pelajaran (misalnya
matematika) pada akhir semester dari pada ketika mata pelajaran
tersebut diberikan pertama kali. Setidaknya peserta didik tidak
memiliki sikap negatif terhadap mata pelajaran setelah pembelajaran
berlangsung.
(vii) Sikap positif terhadap belajar. Peserta didik diharapkan memiliki sikap
yang baik terhadap belajar. Peserta didik yang memiliki sikap positif
terhadap belajar cenderung menjadi pembelajar pada masa depan.
(viii) Sikap positif terhadap diri sendiri. Meskipun harga diri peserta didik
dipengaruhi oleh keluarga dan kejadian di luar madrasah, hal-hal
yang terjadi di kelas diharapkan dapat meningkatkan harga diri
peserta didik.
(ix) Sikap positif terhadap perbedaan. Peserta didik perlu
mengembangkan sikap yang lebih toleran dan menerima perbedaan
seperti etnik, jender, kebangsaan dan keagamaan.
(x) Selain itu penilaian afektif juga dapat melihat fokus nilai semacam
kejujuran, integritas, keterbukaan terhadap kritik, kerjasama, dan
perilaku-perilaku positif lainnya.
95
Pelaksanaan penilaian afektif
Box 18: Contoh Lembar Observasi Penilaian Afektif dalam Pembelajaran Umum
1. Aisah
2. Ahmad
3. Bahruddin
4. Burhanuddin
5. Cut Yanit
6. Dahlan
7. Fatimah
8. Fahriyah
Setelah Anda praktik membuat RPP, rubrik ini dapat digunakan untuk
mengecek dan memvalidasi apakah RPP yang telah dibuat sudah memadai sesuai
dengan rambu-rambu dan panduan yang diberikan atau belum.
96
Box 19: Contoh Rubrik Penilaian Kemampuan Menyusun RPP
97
7. Penilaian Alat penilaian sesuai dan mencakup
seluruh indikator
Rubrik/pedoman penyekoran/kunci
jawaban dicantumkan secara jelas dan
tepat
Berkaitan dengan tujuan dan prinsip di atas, pemilihan tema bisa dilakukan
dengan cara berikut.
98
1. Langkah Penyusunan Silabus Pembelajaran Tematik
Langkah penyusunan silabus dan RPP pada pembelajaran tematik digambarkan
pada siklus berikut.
99
Secara lebih rinci langkah –langkah penjabaran Standar Isi menjadi silabus dan
RPP dalam pembelajaran tematik diuraikan berikut.
100
sama untuk kelompok KD/jaring tema yaitu 2 minggu dengan
pertimbangan bobot tiap kelompok KD dibuat relatif sama dan lebih
memudahkan dalam penyusunan jadwal)
d. Menyusun program tahunan (prota) dengan cara (1) menuliskan urutan
jaring tema seperti pada pemetaan mapel selama satu tahun, (2)
mencantumkan waktu yang dialokasikan untuk setiap jaring tema pada
satu tahun, (3) menentukan alokasi jam pelajaran yang dibutuhkan setiap
kelompok KD/ tema berdasarkan cakupan dan kedalaman KD yang akan
dicapai maksimal 31 jam per minggu untuk kelas 1 dan 2 serta 33 jam
untuk kelas 3 (sesuai aturan pada standar isi)Minggu efektif tiap
sekolah/madrasah diatur sendiri asalkan dalam satu tahun tidak kurang
dari 34 minggu dan tidak lebih dari 38 minggu. Pada lampiran ini
dicontohkan 17 minggu efektif pada 1 semester.
e. Menyusun program semester (prosem) dengan cara (1) merinci alokasi
waktu untuk tiap kelompok KD seperti pada prota ditambahkan waktu
ulangan yang direncanakan, (2) menambahkan rincian bulan dan minggu
dalam 1 semester dengan pendistribusian jam pelajaran efektif tiap
minggu yang digunakan untuk mencapai tiap KD. Urutan penyajian KD
disesuaikan dengan pemetaan yang telah dilakukan. Pengaturan urutan
penyajian yang telah dirancang pada jaring tema dituliskan pada prosem.
f. Menyusun silabus dengan menjabarkan semua KD menjadi komponen-
komponen silabus yaitu (1) identitas/, (2) SK/KD, (3) materi, (4) kegiatan
pembelajaran, (5) indikator, (6) penilaian, (7) alokasi waktu, dan (8)
sumber belajar. Urutan penulisan KD dalam silabus sesuai dengan jaring
tema yang dipetakan dan alokasi waktu sesuai dengan prota. Pada
contoh yang dilampirkan ini silabus hanya diberikan contoh satu tema
saja. Tema yang lain perlu dikembangkan sendiri oleh madrasah.
g. Menyusun jaring tema harian dengan cara (1) menentukan hari efektif
dalam tiap minggu (ada madrasah yang memiliki hari efektif 6 hari ada
juga yang memilki hari efektif 5 hari), (2) membagi kelompok KD/jaring
tema pada pemetaan mapel menjadi jaring tema harian untuk tiap hari
efektif (pada lampiran ini dicontohkan pembagian jaring harian untuk 6
hari efektif dengan pengulangan KD mapel Bahasa Indonesia karena
konteks peserta didik memerlukan penekanan pada pembelajaran
membaca dan menulis), dan (3) membuat jaring tema harian (webbing)
berdasarkan pengelompokan pada langkah sebelumnya, (4) menentukan
urutan hari penyajian untuk tiap-tiap jaring tema harian (pada lampiran
dicontohkan jadwal pelaksanaan jaring tema harian minggu pertama
berupa kegiatan pemelajaran dan minggu kedua berupa kegiatan
penilaian)
h. Menyusun RPP yaitu menjabarkan lebih lanjut silabus menjadi lebih
operasional terutama pada kegiatan pembelajaran dan wujud alat
penilaiannya. RPP dalam pendekatan tematik menjabarkan pelaksanaan
suatu jaring tema harian. 1 RPP untuk satu jaring harian. Untuk madrasah
dengan 6 hari efektif berarti membuat 6 RPP harian untuk 6 hari.
Demikian juga untuk madrasah dengan 5 hari efektif akan menyusun 5
RPP harian untuk 5 hari efektif. Pada contoh, satu RPP harian
dilaksanakan 5 x 35 menit. Komponen RPP mencakup (1) identitas/tema
dan alokasi waktu, (2) SK/KD, (3) tujuan pembelajaran, (4) materi, (5)
metode pembelajaran, (6) kegiatan pembelajaran, (7) penilaian hasil
belajar, dan (8) sumber belajar. Contoh yang disajikan hanya silabus dari
satu jaring tema dijabarkan menjadi 12 hari (2 minggu). RPP harian 1 -6
berupa pembelajaran sesuai jaring tema dan 7 -12 mengulang
pembelajaran yang sama dengan pendalaman dan penilaian. RPP yang
dicontohkan baru untuk 1 jaring harian pada kegiatan pembelajaran.
101
Hal-hal yang perlu diperhatikan
Tiap jaring tema harian berisi KD-KD beberapa mata pelajaran dan
indikatornya yang disajikan secara utuh pada satu hari. Lihat contoh pada
102
lampiran ada 12 jaring tema harian untuk 2 minggu (lampiran jaring tema
harian)
Penyusunan Silabus dan RPP
Silabus pembelajaran tematik disusun dengan mengembangkan
komponen seperti pada pendekatan mata pelajaran. Lihat uraian pada
pengembangan komponen silabus dan RPP pada mata pelajaran.
Bedanya, silabus pada pembelajaran tematik , KD-KD mapel sudah dilata
per tema baru dijabarkan komponen silabusnya. Contoh silabus tematik
lihat lampiran.
103
BAB V
IMPLEMENTASI KTSP
104
(v) Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata
pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan
dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok
dan memadai antar kelas dan jenis serta jenjang pendidikan.
(vi) Alokasi waktu pelaksanaan merealisasikan struktur kurikulum dan
kalender pendidikan yang telah ditetapkan
105
Implementasi kegiatan belajar yang mendorong peserta didik aktif
mencoba, menemukan, dan diberi balikan guru
(eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi)
106
Implementasi KTSP dengan mengeksplorasi alam
sebagai media mempelajari KD dalam Standar Isi
(alam takambang jadi guru)
107
Implementasi pembelajaran berekplorasi (menggali informasi) di perpustakaan
108
Implementasi KTSP dengan
melaksanakan pembelajaran yang
memberi kesempatan
peserta didik melakukan dan
menghasilkan berbagai karya
(karangan/artikel, model alat , kreasi
seni, poster, kebun mini tempat
bunga/taumbuhan yang
ditanam/dirawat, dan sebagainya)
109
Implementasi pengembangan diri rutin/keteladanan untuk Membaca Al Quran setiap habis sholat jamaah
Implementasi pengembangan diri rutin/keteladanan berupa kegiatan membaca buku tiap hari selama 15 menit (menumbhukan minat baca)
110
Implementasi berbagai kegiatan pengembangan diri
(ekskul)
(iv) Memfasiliasi guru mapel untuk melengkapi RPP yang telah disusun
dengan bahan ajar/LKS ,media, dan alat penilaian sehingga siap
diimplementasikan
(v) Memfasilitasi guru BK dan pelaksana pengembangan diri dengan
sarana/prasarana yang diperlukan.
(vi) Membuat aturan-aturan madrasah yang mendukung implementasi
KTSP
111
(vii) Membuat jadwal dan prosedur pelaksanaan yang jelas untuk
pelaksanaan pembelajaan dan pengembangan diri.
112
(iv) Apakah telah tersedia jadwal pelaksanaan program kegiatan
pengembangan diri yang berupa ekstrakurikuler dan semua petugas
jelas dengan tugasnya,
(v) Apakah ruang/ fasilitas pembelajaran yang kondusif sudah tercipta,
(vi) apakah media/ bahan ajar/ sumber yang diperlukan guru untuk
melaksanakan RPP sudah tersedia (bisa diupayakan oleh kepala
madrasah atau guru sendiri),
(vii) Apakah format-format penilaian sudah tersedia, dan Apakah
orang-orang yang terlibat sudah termotivasi untuk melakukan
tugasnya.
113
Guru mata pelajaran berperan sebagai berikut:
114
Guru mengobservasi guru lain yang sedang mengimplementasikan KTSP
(i) Menyusun deskripsi tugas yang jelas dan memilih orang yang tepat.
Strategi penting dalam melaksanakan kurikulum adalah menyusun
deskripsi tugas. Pemilihan orang yang tepat dengan deskripsi tugas
yang jelas merupakan kunci kesuksesan dalam pelaksanaan
kurikulum. Kepala madrasah pada awal tahun ajaran baru sudah
menyusun dan mengesahkan surat keputusan yang berisi deskripsi
tugas tiap-tiap guru, pembina konseling, dan pengampu
pengembangan diri yang lain.
115
Pengelolaan program layanan konseling dan instrumen yang
diperlukan
Pengelolaan pogram remedial/pengayaan dan instrumen yan
diperlukan
Pengelolaan muatan khusus (pengelolaan kegiatan unggulan lokal
/global)
116
Dinas Pendidikan, dan partisipasi tokoh masyarakat. Madrasah
memiliki sistem komunikasi dan kerjasama untuk melibatkan
dukungan mereka dalam pelaksanaan kurikulum. Misalnya, meminta
dukungan pengawas untuk menjadi tempat konsultasi jika mengalami
kesulitan dalam pelaksanaan, meminta dukungan komite madrasah
untuk berkunjung ke kelas dan membentuk paguyupan kelas terdiri
dari wali murid pada kelas tertentu yang bertugas mengidentifikasi
dan mendukung kebutuhan-kebutuhan pembelajaran.
117
F. Faktor Pendukung untuk Mengefektikan Implementasi KTSP
118
ada empat siklus yang harus dilalui, yaitu: merumuskan standar kinerja setiap orang,
mengukur kinerja, membandingkan kinerja seseorang dengan standar yang
ditetapkan dan menetapkan penyimpangannya, serta melakukan perbaikan. Secara
keseluruhan, siklus proses pengendalian tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut.
Standar Batas
kinerja toleransi
Menetap
kan standar Tidak Ya
kinerja
Melanjut
kan progres kerja
Gambar: 06
Siklus Pengendalian yang Efektif
Siklus kedua adalah mengukur tingkat pencapaian kinerja dengan data yang
dapat diperoleh dari tingkat kehadiran, laporan, produk kerja yang dihasilkan, dan
dari pengamatan sehari-hari. Selanjutnya, hasil pengukuran kenerja tersebut
dibandingkan dengan standar yang telah dibuat sehingga diperoleh seberapa besar
tingkat penyimpangan tersebut. Siklus yang terakhir adalah melakukan koreksi
terhadap penyimpangan yang terjadi. Koreksi ini dilakukan melalui dialog dengan
staf dan diarahkan untuk memperbaiki sistem kerjanya agar struktur yang telah
direncanakan akan dapat dicapai.
119
menetapkan kebijakan, peraturan, tata tertib, dan berbagai keputusan yang
mempunyai ketetapan hukum mengikat bagi semua personel di madrasah.
(ii) Guru
Dalam sistem dan proses pendidikan manapun, guru tetap memegang
peranan penting yaitu sebagai model, perencana, pendiaognosa
kesulitan belajar peserta didik, pemimpin, pembimbing arah ke pusat-
pusat belajar.
Untuk menjamin proses terlaksananya peranan tersebut dengan baik
maka dibutuhkan pelaksanaan pengendalian diantaranya :
Kesesuaian antara pendidikan dengan bidang studi yang
diampunya,
Kesesuaian antara pendidikan dengan jenjang madrasah
tempat bertugas.
Rasio antara kebutuhan guru dengan jumlah jam mengajar
Jika terjadi kekurangan guru maka dapat diangkat guru bantu
atau guru kontrak
Meningkatkan kualitas guru dengan berbagai pelatihan dan
pendidikan lanjutan
120
Melakukan kunjungan kelas baik yang dilakukan oleh kepala
kadrasah, guru senior, atau oleh pengawas meliputi,
perencanaan pengajaran, pelaksanaan pengajaran dan
evaluasi serta tindak lanjutnya untuk meningkatkan
kemampuan profesional guru.
(iii) Karyawan
Unsur yang lain dalam proses kegiatan pembelajaran adalah kegiatan
administrasi, baik administras tenaga kependidikan maupun
administrasi kepeserta didikan. Kegiatan administrasi tersebut
dilakuakan oleh karyawan yang dikenal istilah tata usaha madrasah.
Kegiatan pengendalian yang dapat dilakukan antara lain :
Mempertimbangkan jenjang pendidikan
Pembagian tugas
Status (pegawai tetap/tidak tetap)
Administrasi ketenagaan
Keseimbangan jumlah pegawai dengan tugas ketatausahaan
121
dan senang menghadapi tantangan, mengajar bukan rutinitas, yang
pada akhirnya dapat menikmati pekerjaannya sebagai guru.
Kemampuan kepala madrasah sangat menentukan dalam
membangun komitmen para guru.
(ii) Bersamaan dengan membangun komitmen guru, juga pada awal
tahun pelajaran, peserta didik baru bersama guru yang mengajar
melalui Masa Orientasi Peserta didik atau out bond, mendeklarasikan
Komitmen Pembelajaran (building learning commitment). Hal ini untuk
menciptakan suasana/lingkungan belajar yang kondusif, sehingga
guru akan relatif mudah dalam pengelolaan kelas. Karena pada diri
peserta didik telah muncul kesadaran bahwa yang belajar adalah
dirinya.
(iii) Pembentukan MGMP rumpun di madrasah. Jadikan MGMP madrasah
sebagai wadah yang strategis bagi pengembangan profesi guru,
tentunya harus dikelola secara profesional. Di MI rumpun guru kela 1-
3 yang mengajarkan tematik dan guru kelas 4-6 yang mengajar
dengan pendekatan mata pelajaran dapat saling belajar.
(iv) Lesson Study merupakan strategi bagi kepala madrasah dalam
peningkatan kemampuan guru mengimplementasikan KTSP dalam
proses pembelajaran di kelas. Lesson study dilakkan dengan
langkah-langkah berikut.
Implementasi dalam
Perencanaan kelas Refleksi/ Diskusi
Pelaksanaan
Eksplorasi pembelajaran di Diskusi dan
materi kelas tukar
Mempersiapkan Guru lain sbg. pikiran dengan
teaching materials observer guru-guru lain
(Renpel/skenario, Diskusi
LKS, Media dan ditekankan
uji coba media) pada
bagaiamana
peserta didik
belajar
bukan pada
bagaimana
guru mengajar
122
Guru mengamati guru lain yang sedang mengimlpementasikan RPP
Hasil pengembangan diri peduli lingkungan – kelas dan madrasah selalu asri dan bersih
123
BAB VI
Monitoring dapat dilakukan antar guru untuk saling memberi masukan dan
memecahkan masalah yang menjadi kendala dalam pelaksanaan. Misalnya, dengan
cara saling memonitor dalam guru tim, lesson study ( sekelompok guru mengamati
guru lain yang mengajar kemudian mendiskusikan kelemahan dan kekurangannya),
guru anggota tim pengembang kurikulum secara terjadwal memonitor pelaksanaan
kurikulum. Monitoring juga dilakukan oleh komite madrasah atau bentuk lain dari
lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secara teratur dan
berkesinambungan untuk menilai efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas satuan
pendidikan.
124
Walaupun monitoring dilakukan oleh masing-masing penanggungjawab dan
pelaksana program, kepala madrasah masih mempunyai tanggungjawab untuk
monitoring pelaksanaan program, walaupun frekuensinya tidak sesering pelaksana
program. Untuk menjamin agar kegiatan monitoring ini dilakukan dalam kesibukan
tugas lain sebagai seorang manajer, kepala madrasah perlu menyusun rencana
kegiatan monitoring yang akan dilakukan dalam satu tahun ajaran.
Monitoring perlu dilakukan secara berkala agar diperoleh data dan informasi
yang akurat dan tepat. Untuk itu, perencanaan program dan dukungan waktu yang
disediakan untuk monitoring perlu direncanakan dan ditetapkan sebagai bagian dari
rencana kegiatan kerja madrasah. Demikian juga bagi pengawas memiliki
tanggungjawab untuk melakukan monitoring terhadap pelaksanaan kurikulum di
madrasah. Pengawas yang telah diberi tugas secara penuh membina, memonitor
dan mengevaluasi pelaksanaan pengelolaan pembelajaran di madrasah harus
memiliki jadwal kunjungan untuk mensupervisi baik manajerial maupun akademik.
Oleh karena itu, pengawas memperhitungkan dan mengatur waktu kunjungan yang
tersusun dalam bentuk jadwal monitoring yang disertai dengan blanko instrumen
sesuai sasaran yang akan dimonitor.
125
e) Apakah ketersediaan format/ sarana pendukung untuk memudahkan
pelaksanaan kurikulum memadai?
f) Apa saja kendala dan kesulitan yang muncul dalam pelaksanaan/
implementasi?
Sasaran monitoring dapat dilihat dari sisi ruang lingkup, komponen, dan
aspek. Kegiatan monitoring yang dilakukan perlu juga mencakup inputs, proses,
manajemen, output, dan lingkungan pembelajaran yang mempengaruhinya agar
dapat diperoleh data dan informasi yang dapat menjelaskan kendala yang dihadapi
serta cara mengatasinya. Dalam hal program pendidikan termasuk kurikulum,
cakupan monitoring itu setidak-tidaknya meliputi hal-hal berikut.
Dilihat dari segi komponennya, sasaran monitoring berfokus pada hal berikut.
(i) Tingkat pencapaian yang diperoleh berdasarkan indikator
keberhasilan yang diharapkan;
(ii) Konsistensi pelaksanaan dengan perencanaan ditinjau dari prosedur,
tahapan, input, strategi, dan teknik;
(iii) Diagnosis kendala dan upaya perbaikan;
(iv) Ketepatan waktu pelaksanaan;
(v) Ketepatan metode, teknik dan penyesuaiannya;
(vi) Manajemen dalam pelaksanaannya;
(vii) Kualitas pendukung yang terdiri dari: personal, fasilitas, sistem kerja,
organisasi;
(viii) Penyimpangan yang terjadi.
126
Rencana kegiatan yang diajukan untuk setiap kepala madrasah adalah
sebagai berikut :
(i) Setiap dua minggu, para guru harus diamati oleh kepala madrasah
ketika mengajar dan ini harus ditindaklanjuti dengan diskusi
perorangan dengan guru yang bersangkutan mengenai cara
memperbaiki pengajaran dan proses pembelajaran peserta didik.
(iii) Setiap dua minggu, diadakan pertemuan rutin bagi seluruh staf dan
kepala madrasah harus memikirkan hal-hal yang bisa dipelajari dari
hasil pengamatan yang berkaitan dengan kemajuan pelaksanaan
kurikulum di madrasah. Ini bisa dituangkan dalam bentuk komentar
secara umum yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh staf untuk
memperbaiki proses belajar mengajar.
127
pengajian, basar, olah raga dan mengundang masyarakat ke
madrasah atau kepala madrasah aktif melakukan kegiatan-kegiatan
di masyarakat seperti : menjadi Dai pada berbagai pengajian, menjadi
imam, bakti sosial, dan sebagainya)
128
(ii) Program Semester
129
Pengawas perlu melakukan kunjungan ke madrasah untuk membantu
kepala madrasah dan guru dalam pengembangan kurikulum. Pada
saat kunjungan madrasah pengawas menggunakan instrument
Rencana Kunjungan Madrasah dengan rincian kegiatan berapa jam
dalam sehari sehingga pengawas memiliki program yang rinci dan
jelas.
130
o Menayakan apakah ada kesulitan yang ditemukan dalam
proses pembelajaran
o Membahas hasil pengamatan dan cara mengatasinya,
contoh pengawas menanyakan mengapa guru hanya
menulis di papan tulis dengan membelakangi peserta didik;
atau mengapa guru hanya jalan-alan di kelas.
o Menanyakan kepada guru bagaimana cara mengatasi
kesulitan yang ditemui dalam pembelajaran
o Menanyakan kesesuaian antara perencanaan
pembelajaran dengan pelaksanaannya
o Menanyakan bantuan yang dibutuhkan guru dalam
pelaksanaan pembelajaran
o Memberi kesempatan kepada guru untuk mengemukakan
pertanyaan
131
monitoring, evaluasi kelengkapan dan ketepatan dokumen
KTSP (Lihat lampiran 05 dan 06)
o Pengawas melakukan pengamatan terhadap ketepatan
komponen silabus dan RPP (bisa secara sampel diamati
sendiri oleh pengawas atau pengawas membina
guru/kepala madrasah untuk menilai sendiri, penilaian
sejawat). (Lihat lampiran 07 dan 08 : instrument monitoring
dan evaluasi pengembangan Silabus dan RPP)
o Pengawas menambahkan komentar-komentar terhadap
KTSP, silabus, dan RPP yang diamati.
132
membagi pengalaman. Salah satu peran monitoring adalah memberikan fasilitasi
agar kondisi seperti itu terjadi, dengan cara:
Guru dapat melakukan koreksi diri sendiri melalui penelitian sendiri tentang
pelaksanaan pengajarannya. Tujuan melakukan penelitian sendiri ini untuk
meningkatkan kualitas mengajarnya. Dalam bahasa ilmiah kegiatan penelitian
semacam ini disebut “action research” (penelitian tindakan) yaitu kegiatan penelitian
yang meneliti kegiatan belajar mengajarnya sendiri untuk melihat kekurangan dan
kekuatan yang ada. Kekurangan dan kekuatan tersebut selanjutnya dijadikan umpan
balik (feed-back), dan diolah untuk menentukan tindakan belajar mengajar
selanjutnya yang lebih baik. Misalnya, dalam mengajarkan konsep atau pokok
bahasan tertentu hasilnya kurang baik, ini perlu dianalisis: apakah metodenya kurang
tepat, apakah pengorganisasian kelasnya tidak tepat, apakah alat bantunya kurang
atau tidak memadai atau tidak tepat. Sebagai tindak lanjutnya, dalam mengajar
berikutnya, aspek-aspek tersebut diperbaiki atau dilengkapi dan hasil belajarnya
dicatat pula.
133
yaitu peserta didik menguasai kompetensi melalui kegiatan pembelajaran yang
menyenangkan dan bermakna.
Dari hasil butir a sampai e di atas sebaiknya segera disusun program tindak
lanjut yang tujuannya untuk memperbaiki atau meningkatkan kegiatan-kegiatan
pembelajaran dan program lainnya yang tengah berjalan. Dari butir a - e di atas,
masing-masing dirumuskan masalahnya. Berdasarkan masalah-masalah yang telah
teridentifikasi tersebut, selanjutnya dapat disusun program perbaikannya. Program
tindak lanjut ini sebaiknya disusun oleh suatu tim yang terdiri dari kepala madrasah,
komite, pengawas, pihak Kandepag/Dinas Pendidikan, dan guru.
XXXI. Evaluasi
Selain pelaksanaan evaluasi oleh pihak-pihak di atas, akan lebih efektif dan
lebih sehat bagi madrasah apabila evalusi program yang dilaksanakan bertumpu
kepada evaluasi diri dari setiap program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh
pelaksana masing-masing. Setiap orang menilai peran dan tanggung jawabnya
pada perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, monitoring, dan evaluasi. Secara
keseluruhan madrasah juga melakukan evaluasi diri terhadap keseluruhan proses
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, monitoring, dan evaluasi.
134
tidak sesering pelaksana program. Untuk menjamin agar kegiatan monitoring ini
dilakukan dalam kesibukan tugas lain sebagai seorang manajer, kepala madrasah
perlu menyusun rencana kegiatan monitoring yang akan dilakukan dalam satu tahun
ajaran.
Box 28: Peran Kepala Madrasah, Pengawas dan Kandep dalam Evaluasi KTSP
135
KUNJUNGAN SUPERVISI
Mengumpulkan data
pengembangan KTSP
Oleh: Pengawas Madrasah
MENGUMPULKAN MENGUMPULKAN
LAPORAN LAPORAN
Oleh: Mapenda provinsi Oleh: Mapenda kab/kota
Evaluasi dilakukan setiap tahun pada akhir tahun ajaran dan setiap semester
pada saat liburan semesteran. Evaluasi yang dilakukan pada libur panjang akhir
tahun ajaran, sekaligus dilakukan sebagai dasar bagi penyusunan program tahun
berikutnya. Evaluasi yang dilakukan harus komprehensif, menyangkut program-
program pengembangan maupun program pendidikan. Untuk menjaga akuntabilitas,
penting sekali dalam pelaksanaan evaluasi ini melibatkan komite madrasah,
pengawas, dan stakeholders lain yang dianggap perlu.
(i) Seberapa baik para peserta didik setelah belajar di madrasah ini?
(ii) Bagaimana hasil tersebut dibandingkan dengan madrasah lain di
kecamatan/ kabupaten ini ?
136
(i) Masalah khusus apa yang kita punya pada saat melaksanakan
kurikulum tahun ini? Apakah masalah kurangnya buku pelajaran,
fasilitas yang tidak memadai, tenaga pendidik yang masih kurang ?
tidak sesuainya latar belakang pendidikan guru sehingga sulit
mengembangkan bahan ajar?
(ii) Masalah apa yang kita temui pada saat melakukan pengawasan?
Guru tidak menyerahkan catatan yang lengkap mengenai silabus/
RPP, guru tidak muncul pada saat diskusi, terlalu banyak guru yang
absen, sistim pencatatan yang tidak memadai, prosedur pengukuran
kurang memadai, gagal merawat fasilitas yang ada, kurangnya
kegiatan pengembangan diri di madrasah, terlalu banyak muatan/isi
dalam silabus, kualitas buku pelajaran yang jelek dan sebagainya.
137
Kelas dan lingkungan yang bersih hasil pelaksanaan pengembangan diri peduli lingkungan
Secara ringkas, dalam evaluasi kurikulum perlu dirancang suatu sistem untuk
mengumpulkan informasi yang relevan dari berbagai sumber berikut.
(i) Sumber daya manusia (kepala madrasah, guru, peserta didik dan
komite, Kandepag kecamatan/Kasi Mependa Kota/Kabupaten dan
wakil masyarakat termasuk calon pemberi kerja. Informasi tersebut
dikumpulkan melalui kuesioner, wawancara, diskusi kelompok, skala
penilaian dan pengamatan) dan
(ii) Sumber daya berupa materi (seperti dokumen silabus, buku pelajaran
dan materi belajar, hasi kerja para peserta didik dan hasil pengukuran
dan evaluasi)
138
(iii) Penggalian dokumen: berupa pemeriksaan ketersediaan dokumen 1
KTSP, dokumen 2 dan kelengkapannya (silabus, RPP, bahan
ajar/LKS, perencanaan penilaian 1 semester, alat-alat penilaian, dan
sebagainya)
(iv) Supervisi Kelas: kunjungan kelas untuk memantau kesesuaian yang
direncanakan dengan implementasinya di kelas. Proses belajar
mengajar dengan tuntutan prinsip pelaksanaan KTSP adalah
pembelajaran dengan multistrategi, menantang, dan menyenangkan.
Yang dijadikan objek pemantauan adalah kesesuaian silabus dan
RPP dengan KBM yang dilakukan oleh guru di dalam kelas. Supervisi
kelas ini dapat dilakukan oleh guru inti, kepala madrasah, atau oleh
pengawas dengan tujuan untuk mengetahui kekurangan dan
kelebihan yang dimiliki oleh guru untuk dilakukan tindakan
selanjutnya.
Hasil evaluasi yang telah dilakukan oleh tim evaluasi KTSP perlu ditindak-
lanjuti dan dimanfaatkan untuk lebih meningkatkan pelaksanaan KTSP di madrasah-
madrasah. Pemanfaatan lain yang tidak kalah pentingnya hasil evaluasi KTSP
adalah:
139
kepala madrasah memberi kesempatan orangtua/masyarakat melihat kondisi kelas dan mengadakan pameran karya siswa
dalam proses pembelajaran (masyarakat dan orangtua diberi kesempatan untuk mengevaluasi proses dan hasil pelaksanaan
KTSP)
Madrasah memberi kesempatan orangtua/masyarakat melihat unjuk kerja siswa dan para santri berlatih mengadakan
ceramah agama di stasiun radio lokal untuk membri kesempatan kepada masyarakat luas mengevaluasi hasil pelaksanaan
KTSP di madrasah
140
Visi, misi, tujuan sesuai dengan konteks
madrasah dan rumusannya tepat
Struktur dan muatan kurikulum
mengandung muatan wajib struktur kurikulum
nasional dan menambahkan muatan yang sesuai
dengan konteks madrasah
Semua komponen struktur dan muatan
kurikulum lengkap dan sesuai dengan Standar Isi/
SKL dan konteks madrasah/ daerah (struktur
kurikulum, komposisi mata pelajaran dengan tujuan/
SKL-nya, muatan lokal dengan jenis, tujuan, dan
aturan pelaksanaannya, pengembangan diri
dengan jenis, tujuan, dan aturan pelaksanaannya,
beban belajar, ketuntasan minimal, penilaian dan
kelulusan, unggulan lokal, unggulan global)
Terdapat kalender pendidikan yang
sesuai aturan 34 -38 minggu dan sesuai dengan
konteks madrasah
Adanya kelengkapan komponen
dokumen 2 KTSP yang minimal berupa silabus
seluruh mata pelajaran, Standar Kompetensi/
Kompetensi Dasar Muatan Lokal,
Kurikulum meliputi substansi komponen
muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan
pengembangan diri secara terpadu, serta disusun
dalam keterkaitan dan kesinambungan yang
bermakna dan tepat antarsubstansi.
Semangat dan isi kurikulum memberikan
pengalaman belajar peserta didik memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni.
Pengembangan kurikulum dilakukan
dengan melibatkan pemangku kepentingan
(stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan
dengan kebutuhan kehidupan dunia usaha dan
dunia kerja.
Isi kurikulum mengatur pengembangan
kecakapan hidup (keterampilan pribadi,
keterampilan berpikir, keterampilan sosial,
keterampilan akademik, dan keterampilan
vokasional)
Apakah hasil tahap perencanaan cukup
memadai
Apakah kendala yang dialami dan
seberapa efektif solusi yang dilakukan?
141
oleh orang-orang yang harus melakukannya?
Kegiatan pembelajaran sudah berorientasi pada
melayani siswa belajar, bagaimana seharusnya
siswa belajar. Guru sebagai motivator, fasilitator
dan mengorganisir pengalaman belajar siswa.
Apakah proses pelaksanaan kurikulum berjalan
lancar dan tepat waktu?
Apakah terdapat dukungan kebijakan, panduan dan
tata tertib untuk mengatur terselenggaranya
pelaksanaan kurikulum?
Apakah proses pelaksanaan kurikulum tepat waktu?
Bagaimana kesesuaian pelaksanaan
pembelajaran untuk semua mata pelajaran dan
muatan lokal dengan struktur dan muatan kurikulum
yang telah ditetapkan pada dokumen 1 KTSP?
Bagaimana kesesuaian pelaksanaan program
pengembangan diri (keteladanan, ekstrakurikuler,
dan konseling) dengan program yang telah
ditetapkan pada dokumen 1 KTSP?
Apakah pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan
silabus/ RPP yang direncanakan?
Apakah semua personal sudah mengerjakan tugas
sesuai dengan peran dan tanggung jawabnya ?
Apakah ketersediaan format/sarana pendukung
untuk memudahkan pelaksanaan kurikulum
memadai?
Apa saja kendala dan kesulitan yang muncul
dalam pelaksanaan/implementasi?
Apakah kepala madrasah mengendalikan proses
pelaksanaan dengan menyusun panduan /aturan
yang sesuai?
Apakah kepala madrasah melakukan pengendalian
secara maksimal untuk melaksanakan kurikulum
(pengerahan sumber daya dan sumber-sumber
yang lain untuk melaksanakan kurikulum)?
Apakah Komite madrasah mendukung
pelaksanaan/ memberi fasilitas / dukungan yang
sesuai?
Apakah terdapat koordinasi yang baik sehingga
pelaksanaan kurikulum berjalan efektif?
Apakah pelaksanaan kurikulum dapat mencapai
tujuan yang diharapkan?
Apakah hasil tahap pelaksanaan kurikulum
memadai untuk mencapai tujuan?
Apakah kendala yang dialami dalam pelaksanaan
kurikulum dan seberapa efektif solusi yang telah
dilakukan?
Adakah upaya memberi solusi yang efektif untuk
mengatasi kendala dalam pelaksanaan kurikulum?
142
Apakah Kepala Madrasah melaksanakan
perannya dengan baik untuk mengobservasi
pelaksanaan, memfasilitasi konsultasi dengan para
guru, memberikan masukan/ pengarahan agar
pelaksanaan berjalan sesuai yang diharapkan,
mengadakan pertemuan untuk membahas
pelaksanaan dan mengatasi masalah yang timbul,
memfasilitasi media/ sumber pembelajaran?
Apakah Pengawas melaksanakan perannya
dengan baik untuk mengobservasi pelaksanaan
pembelajaran, berwawancara dengan siswa,
pelaksanaan pelayanan konseling, ekstrakurikuler,
mengobservasi penggunaan media pembelajaran,
memfasilitasi konsultasi dengan para guru,
memberikan masukan/ pengarahan agar
pelaksanaan berjalan sesuai yang diharapkan,
memberikan masukan untuk memperbaiki
pelaksanaan yang kurang tepat?
Apakah Komite melakukan peran pengawasan
dalam pelaksanaan kurikulum, mengobservasi
pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan pelayanan
konseling, ekstrakurikuler, penggunaan media
pembelajaran?
Apakah waktu pelaksanaan monitoring
dilakukan secara tepat (terintegrasi dengan proses
pelaksanaan) bukan pada akhir?
Apakah terdapat koordinasi yang kompak untuk
pelaksanaan monitoring?
Seberapa efektif solusi yang telah dilakukan?
143
Daftar Bacaan
Peraturan perundangan:
144
Buku dan dokumen lain:
--------
145
Lampiran 01 : Halaman sampul yang memuat Judul KTSP, nama madrasah,
logo madrasah, nama desa, kecamatan, dan kabupaten, serta tahun
penyusunan.
KURIKULUM
MADRASAH IBTIDAIYAH
JAKARTA
146
Lampiran 02 : Halaman penetapan dan pengesahan memuat judul KTSP,
nama madrasah, lokasi madrasah, tanggal penetapan dan pengesahan,
dan orang-orang yang menetapkan dan mengesahkan KTSP.
MADRASAH IBTIDAIYAH
……………………………….
PENGESAHAN
Nomor : .......................................
Mengetahui Kepala
Ketua Komite Madrasah,
........................................ .........................................
...
NIP/NPP .......................... NIP. : 150 ........
Mengetahui,
Kepala Bidang Mapenda Islam,
Kabupaten/Kota ........
.................................................
147
Lampiran 03 : Kata pengantar berisi prakata dari kepala madrasah mengenai
penyusunan KTSP di madrasah.
KATA PENGANTAR
..............................
NIP. ..........................
148
Daftar Isi
Halaman Pengesahan ………………
Prakata ………………
Daftar Isi ………………
………………
BAB I PENDAHULUAN
A. Rasional ………………
B. Landasan Hukum ………………
C. Pengertian-Pengertian ………………
………………
BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN MADRASAH
A. Visi Madrasah ………………
B. Misi Madrasah ………………
C. Tujuan Madrasah ………………
………………
BAB III STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
………………
BAB IV STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. Struktur Kurikulum ………………
1. Kerangka Dasar Kurikulum ………………
a. Komponen Mata Pelajaran ………………
b. Komponen Muatan Lokal ………………
c. Komponen Pengembangan Diri ………………
2. Struktur Kurikulum ………………
B. Muatan Kurikulum ………………
1. Komponen Mata Pelajaran ………………
2. Komponen Muatan Lokal ………………
3. Komponen Pengembangan Diri ………………
C. Beban Belajar ………………
………………
BAB V KRITERIA
A. Kriteria Ketuntasan Minimal ………………
B. Kriteria Kenaikan Kelas ………………
C. Kriteria Kelulusan ………………
D. Penjurusan ………………
………………
………………
BAB VI KALENDER PENDIDIKAN
………………
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Silabus ………………
2. RPP ………………
149
Lampiran 04 : Format dan contoh program tahunan pengawas
150
kurikulum
………………..,
Mengetahui ………………………….
Kepala Kandepag,
Pengawas,
………………………………………..
NIP. ………………………………………..
NIP.
151
Lampiran 06 : Instrumen Monitoring dan Evaluasi Kelengkapan Isi KTSP di
Tingkat Sekolah (untuk Dokumen I dan dokumen 2)
Petunjuk :
1) Amati dokumen 1 KTSP dengan sejumlah aspeknya yang ada di
madrasah
2) Pilihlah deskripsi yang sesuai dengan keadaan dokumen 1 KTSP
yang sedang Anda amati
3) Pilihlah skor sesuai dengan keadaan yang Anda amati pada tiap-
tiap aspek!
4) Jumlahkan seluruh skor dan bandingkan dengan kriteria berikut
5) Buatlah penilaian dengan kriteria berikut:
152
4. Struktur kurikulum Mencantumkan (1) jenis mapel pada 3
sruktur kurikulum sesuai dengan stuktur
kurikulum madrasah MI 8 mapel, muatan
lokal, dan pengembangan diri dengan
pola di kelas I –III tematik dan kelas IV –
VI mata pelajaran; MTs 11 mapel dengan
muatan lokal, dan pengembangan diri, MA
17 (untuk kelas X) muatan lokal, dan
pengembangan diri, (2) alokasi waktu tiap
mapel dalam sruktur kurikulum sesuai
dengan yang tercantum pada struktur
kurikulum (Permenag Nomor 2 2008), (3)
jumlah alokasi waktu keseluruhan dalam
struktur kurikulum maksimal bisa
ditambahkan 4 jam, (4) berisi substansi
pembelajaran yang ditempuh dalam satu
jenjang pendidikan (MI 6 tahun, MTs 3
tahun, MA 3 tahun),
Mencantumkan2 atau 3 kriteria 2
Mencantumkan 1 kriteria 1
Tidak memenuhi semua kriteria 0
7. Beban belajar
Terdapat (1) uraian sistem
penyelenggaraan program pendidikan
153
dengan menggunakan (sistem paket atau
sistem kredit semester), (2) pengaturan
kegiatan tatap muka yaitu kegiatan
pembelajaran yang berupa proses
interaksi antara peserta didik dengan
pendidik (MI 35 menit; MTs 40 menit, MA
45 menit), (3) aturan pelaksanaan tugas
terstruktur (MI maksimal 40%, MTs
maksimal 50%, MA maksimal 60% dari
jam tatap muka.
Mencantumkan 2 kriteria
Mencantumkan 1 kriteria
Tidak mencantumkan semua kriteria
154
10. Proses penyusunan Penyusunan KTSP melibatkan kepala
kurikulum madrasah, komite, guru, dan tokoh
masyarakat
Melibatkan 2 atau 3 komponen
Melibatkan 1 komponen
Tidak melibatkan semua komponen
Skor maksimal 30
Petunjuk :
6) Amati dokumen silabus semua mapel yang dimiliki madrasah
7) Pilihlah deskripsi yang sesuai dengan keadaan dokumen silabus
yang sedang Anda amati
8) Pilihlah skor sesuai dengan keadaan yang Anda amati pada tiap-
tiap aspek!
9) Jumlahkan seluruh skor dan bandingkan dengan kriteria berikut
10) Buatlah penilaian dengan kriteria berikut:
155
3. Ketersediaan bahan Tersedia SK/KD semua mapel, panduan 3
pendukung penyusunan silabus, panduan penyusunan
RPP
Tersedia 2 komponen 2
Tersedia 1 komponen 1
Tidak tersedia semua komponen 0
Skor maksimal 10
156
INSTRUMEN C
157
Lampiran 07 : Instrumen Monitoring dan Evaluasi Pengembangan Silabus
Petunjuk :
1) Berilah tanda centang dikolom ya atau tidak sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya
2) Tulislah pada kolom catatan tentang komentar jawaban anda bila ya
keterangannya ditulis dan bila tidak keterangannya juga dituliskan
3) Tulislah deskripsi hasil monitoring pada baris yang telah disediakan,
dengan kriteria sebagai berikut:
A: apabila silabus telah memenuhi 13-16 butir rubrik
B: apabila silabus telah memenuhi 9-12 butir rubrik
C: apabila silabus telah memenuhi 8 butir rubrik
D: apabila silabus telah mmenuhi 1-4 butir rubrik
E. Tidak mengembangkan silabus
158
sesuai dengan program
semester yang telah
disusun
6. Penilaian 13. Alat penilaian sesuai
dengan tuntutan indikator
14. Penilaian mencakup
seluruh indikator
7. Sumber 15. Sumber belajar sesuai
Belajar untuk mendukung
tercapainya KD
16. Sumber belajar bervariasi
(baik di dalam maupun di
luar kelas)
.............................................. ...................................................
NIP. NIP.
159
Lampiran 08 : Instrumen Monitoring dan Evaluasi Pengembangan RPP
Petunjuk :
1) Berilah tanda centang dikolom ya atau tidak sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya
2) Tulislah pada kolom catatan tentang komentar jawaban anda bila ya
keterangannya ditulis dan bila tidak keterangannya juga dituliskan
3) Tulislah deskripsi hasil monitoring pada baris yang telah disediakan,
dengan kriteria sebagai berikut:
A: apabila RPP telah memenuhi 19-25 butir rubrik
B: apabila RPP Pendidikan telah memenuhi 13-18 butir rubrik
C: apabila RPP telah memenuhi 7-12 butir rubrik
D: apabila RPP telah memenuhi 1-6 butir rubrik
E: Tidak ada dokumen RPP
160
9. Kegiatan inti berisi kegiatan
Elaborasi ( mengajak siswa
berfikir lebih rinci tentang
hal-hal yg telah diamati
untuk memperoleh
kesimpulan )
10. Kegiatan inti berisi kegiatan
Konfirmasi
( memantapkan /
memberikan umpan balik /
meluruskan hasil temuan
siswa )
11. Inti pembelajaran yang
12. dirancang berfokus
(berpusat) pada siswa
13. Inti pembelajaran memberi
kesempatan siswa bekerja
sama dengan teman atau
berinteraksi dengan
lingkungan/masyarakat
sekitar
14. Penutup pembelajaran
berisi penyimpulan/ refleksi
(membahas kembali apa
yang telah dilakukan ) dan
tindak lanjut (tugas dan
pengayaan)
15. Rumusan langkah-langkah
pembelajaran
menggambarkan kegiatan
dan materi yang akan
dicapai.
Pengembangan 16. Materi pembelajaran benar
materi dan secara keilmuan
bahan ajar 17. Mengembangkan materi
pembelajaran yang sesuai
dengan perkembangan
siswa
18. Materi pembelajaran
mendukung pencapaian KD
(Selaras dengan KD)
19. Materi pembelajaran
dijabarkan berupa bahan
ajar / LKS sehingga mudah
digunakan sebagai bahan
mengajar
161
Sumber Belajar 22. Sumber belajar sesuai
untuk mendukung
tercapainya KD
23. Sumber belajar bervariasi
Penilaian 24. Alat penilaian sesuai dan
mencakup seluruh indikator
25. Rubrik, pedoman
penyekoran, kunci jawaban
dicantumkan secara jelas
dan tepat
Saran :
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
………………………………...........................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
..........................................................................................
Mengetahui
.......................................
..........................
NIP.
NIP.
162
Lampiran 09 : Format instrumen observasi kelas dan wawancara
1. PENGEMBANGAN KURIKULUM
a. Masalah apa saja yang dihadapi guru dalam pembuatan silabus dan RPP?
b. Masalah apa saja yang dihadapi guru dalam implementasi RPP (proses pembelajaran)?
c. Masalah apa saja yang dihadapi sekolah dalam menyiapkan media dan sumber belajar?
d. Masalah apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan assessment dan penilaian
a. Masalah1
b. Masalah 2
c. Masalah 3
d.Masalah 4
163
Lampiran 10 : Instrumen Monitoring dan Evaluasi Kinerja Kepala Madrasah
Dalam Pengembangan Kurikulum
Petunjuk :
1) Berilah tanda centang dikolom ya atau tidak sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya
2) Tulislah pada kolom catatan tentang komentar jawaban anda bila ya
keterangannya ditulis dan bila tidak keterangannya juga dituliskan
3) Tulislah deskripsi hasil monitoring pada baris yang telah disediakan,
dengan kriteria sebagai berikut:
A: apabila Kepala Madrasah telah melaksanakan 9-10 butir rubrik
B: apabila Kepala Madrasah telah melaksanakan 6-8 butir rubrik
C: apabila Kepala Madrasah telah melaksanakan 3-5 butir rubrik
D: apabila Kepala Madrasah telah melaksanakan 1-3 butir rubrik
E: Tidak melaksanakan tugas pengembangan kurikulum
164
belajar mengajar sebagai kegiatan
utamanya, dan menyiapkan kegiatan-
kegiatan lain sebagai
penunjang/pendukung proses belajar
mengajar.
9. Kepala Madrasah membimbing guru
dalam mengembangkan dan
memperbaiki proses belajar mengajar
10. Kepala Madrasah mengevaluasi
pelaksanaan kurikulum
Saran :
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
………………………………........................
Mengetahui
....................................... ..........................
NIP. NIP.
165
Lampiran 10 Instrumen Evaluasi Implementasi Dokumen 1 dan dokumen 2
pada
Petunjuk :
11) Amati pelaksanaan sejumlah aspek KTSP dokumen 1 yang ada di
madrasah
12) Pilihlah deskripsi yang sesuai dengan keadaan pelaksanaan KTSP
yang sedang Anda amati
13) Pilihlah skor sesuai dengan keadaan yang Anda amati pada tiap-
tiap aspek!
14) Jumlahkan seluruh skor dan bandingkan dengan kriteria berikut
15) Buatlah penilaian dengan kriteria berikut:
166
komponen
Melaksanakan pengembangan diri 1 1
komponen
Tidak melaksanakan komponen 0
167
perencanaan siswa yang tidak mencapai KKM
penilaian per mapel Semua mapel telah melakukan berbagai
dan dilaksanakan penilaian sesuai dengan KKM tetapi 2
sesuai prinsip belum melaksanakan remedial bagi siswa
pelaksanaan yang tidak mencapai KKM 1
Ada beberapa mapel tidak melakukan
penilaian sesuai KKM t 0
Semua mapel belum melakukan penilaian
sesuai KKM dan belum ada remedial
7. Waktu pelaksanaan (1) jumlah pekan 3
efektif terentang 34-38 pekan, (2) awal
Kalender Akademik dan akhir masuk sekolah sesuai dengan
yang direncanakan, (3) pembelajaran
dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang
direncanakan, (4) melaksanakan penilaian
sesuai waktu yang direncanakan
Melaksanakan 2 komponen 2
Melaksanakan 1 komponen 1
Tidak melaksanakan semua komponen 0
Skor maksimal 24
168
Implementasi Dokumen 2 Komponen Silabus dan RPP
Petunjuk :
1) Amati pelaksanaan sejumlah aspek pelaksanaan Standar Isi dalam
bentuk pelaksanaan pembelajaran, penilaian, dan dokumen RPP
2) Pilihlah deskripsi yang sesuai dengan keadaan pelaksanaan
pembelajaran, penilaian, dan dokumen yang sedang Anda amati
3) Pilihlah skor sesuai dengan keadaan yang Anda amati pada tiap-
tiap aspek!
4) Jumlahkan seluruh skor dan bandingkan dengan kriteria berikut
5) Buatlah penilaian dengan kriteria berikut:
169
mendorong kerjasama, menyenangkan,
dan menggunakan multi strategi/multi
media.
Separuh (50%-60%) mapel membelajarkan 2
KD dalam standari isi dengan
melaksanakan pembelajaran aktif
(eksplorasi, elaborasi, konfirmasi),
mendorong kerjasama, menyenangkan,
dan menggunakan multi strategi/multi
Sebagian kecil (kurang dari 50%) mapel 1
membelajarkan KD dalam standari isi
dengan pembelajaran aktif (eksplorasi,
elaborasi, konfirmasi), mendorong
kerjasama, menyenangkan, dan
menggunakan multi strategi/multi media.
Belum membelajarkan sama sekali KD 0
dalam standar isi dengan pembelajaran
aktif (eksplorasi, elaborasi, konfirmasi) ,
mendorong kerjasama, menyenangkan,
dan menggunakan multi strategi/multi
media.
4. Pelaksanaan Semua mapel telah melakukan berbagai 4
penilaian mapel penilaian sesuai dengan karakteristik
kompetensinya serta memberi remedial
bagi siswa yang tidak mencapai KKM
Semua mapel telah melakukan berbagai 3
penilaian sesuai dengan karakteristik
kompetensinya tetapi belum melaksanakan
remedial bagi siswa yang tidak mencapai
KKM
Sebagian besar mapel (60% atau lebih ) 2
telah melakukan berbagai penilaian
sesuai dengan karakteristik kompetensinya
serta memberi remedial bagi siswa yang
tidak mencapai KKM
Sebagian kecil (separuh atau kurang dari 1
50%) mapel telah melakukan berbagai
penilaian sesuai dengan karakteristik
kompetensinya serta memberi remedial
bagi siswa yang tidak mencapai KKM
Belum ada mapel yang melakukan 0
penilaian sesuai dengan karakteristik
kompetensinya
Skr maksimal 15
Kriteria
......................................................................
170