Anda di halaman 1dari 187

PANDUAN TEKNIS

PENGEMBANGAN KURIKULUM
MADRASAH IBTIDAIYAH
(Dokumen Utama)

Disusun oleh:
Tim Pengembang Kurikulum
Program Pendidikan Dasar
Kemitraan Australia-Indonesia
Departemen Agama Republik Indonesia

A joint initiative of the Australian and Indonesian Governments

Jakarta, 1 Januari 2009

i
Panduan Teknis KTSP, dokumen utama, hal dari 188 ii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 mewajibkan setiap
madrasah mengembangkan dan menetapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)
sesuai kebutuhannya dengan memperhatikan panduan penyusunan kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP) dasar dan menengah yang disusun oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP). Sesusai dengan peraturan tersebut, semua satuan pendidikan,
termasuk madrasah, diharapkan sudah menyusun dan melaksanaan KTSP secara utuh
paling lambat pada tahun 2009/2010.
Untuk mencapai tujuan tersebut, melalui program kemitraan di bidang pendidikan
dasar antara Pemerintah Australia dan Indonesia (Australia-Indonesia Basic Education
Progam = AI-BEP), Direktorat Pendidikan Madrasah menyusun buku Panduan Teknis
Penyusunan Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah (MI) ini. Buku Panduan Teknis ini disusun
untuk memberikan bimbingan langkah demi langkah dalam mengoperasionalkan panduan
yang disusun oleh BSNP, yang dilengkapi dengan contoh-contoh konkrit dan kiat-kiat praktis
(tips) pada setiap langkah yang dilakukan. Sebagai dokumen utama, Buku Panduan Teknis
ini dilengkapi dengan sebelas Dokumen Pendukung yang terdiri atas Contoh perangkat
pembelajaran kelas atas (IV) dan kelas bawah MI (I) semester ganjil dan beberapa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)-nya yang disusun berdasarkan Panduan Utama tersebut
untuk pembelajaran tematik di kelas I, II, dan III dan sepuluh mata pelajaran, yaitu:
Matematika (01), IPA (02), IPS (03), Bahasa Indonesia (04), al-Qur’an Hadis (05), Fiqih
(06), SKI (07), PKn (08) dan Aqidah Akhlak (9), Bahasa Arab (10).
Selain dapat digunakan oleh guru, buku panduan ini juga dapat digunakan sebagai
bahan utama dalam empat Paket Pelatihan Penyusunan KTSP untuk: (1) Kepala Madrasah
dalam menyusun dokumen 1 KTSP, (2) Guru kelas dan/atau guru mata pelajaran dalam
menyusun silabus dan RPP, (3) Pengawas sekolah dalam memfasilitasi penyusunan dan
mensupervisi pelaksanaan KTSP, dan (4) tim Pengembang Kurikulum di setiap madrasah
Ibtidaiyah untuk pelatihan berbasis madrasah. Paket pelatihan ini dikembangkan dengan
pendekatan pembelajaran berbasis P4R (pengalaman, pembelanjaan, penguatan,
pendampingan dan refleksi), yang sangat efektif.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Tim Pengembang Kurikulum, Tim
Reviewer, dan Tim Konsultan yang telah bekerja sungguh-sungguh sehingga Buku Panduan
Teknis ini dapat selesai.
Akhirnya, kepada para penyelenggara dan pengelola madrasah Ibtidaiyah
diharapkan dapat memanfaatkan buku panduan ini sebaik-baiknya dalam menyusun KTSP
sehingga target pemerintah pada tahun 2009/2010 agar setiap madrasah Ibtidaiyah telah
memiliki KTSP sendiri secara utuh, sudah dicapai.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 1 Oktober 2007

Pimpinan, AusAID Indonesia Direktur Pendidikan Madrasah,


Departemen Agama

Blair Exell Drs. H. Firdaus, M.Pd

ii
Panduan Teknis KTSP, dokumen utama, hal dari 188 iii

PREFACE
Assalamualaikum Wr. Wb.

The Minister of National Education Regulation No.24/2006 requires each madrasah


(Islamic school) to develop and decide its own school curriculum (KTSP) according to its
needs, based on the by Basic and Secondary level school curriculum development
guidelines drawn up by the National Agency for Education Standard (BNSP). In accordance
with the regulation, all schools, including madrasah, are expected to have developed and
fully implemented the school curriculum by the year 2009/2010.

In order to achieve these objectives, the Directorate of Madrasah Education has


developed this Curriculum Development Technical Guide for to Madrasah Ibtidaiyah (Islamic
primary school), with support from the Australia Indonesia Basic Education Program (AI-
BEP). This technical guide is aimed at providing a step-by-step guide for implementing the
BNSP guidelines, with real examples and practical tips in each step. The main document of
the Technical Guide is supplemented by ten Supporting Documents consisting of examples
of syllabus for Grade I and IV Semester 1 and some Lesson Plans (RPP) developed for ten
subjects: Mathematics (01), Science (02), Social Science (03), Indonesian Language (04),
English (05), al-Qur’an hadis(06), Aqidah Akhlak (07), Fiqih (08), SKI (09) dan PKn (10).

In addition for use by individual teachers, this guide is also intended to be used as
the main material for the four training packages for: (1) Madarasah principals to develop
school curriculum document, (2) subject teachers to develop syllabus and lesson plans, (3)
school supervisors to facilitate the development and supervision of the school curriculum,
and (4) the curriculum development team in each madrasah Ibtidaiyah for school-based
training package. These training packages have been developed using the highly effective
P4R-based learning approach (pengalaman, pembelajaran, penguatan, pendampingan, dan
refleksi = learning experience, reinforcement, assistance, and reflection) .

We would like to express gratitude to the MoRA Curriculum Development Team, the
Reviewer Team, and the Consultant Team who have worked hard to complete this Technical
Guidelines.

Finally, it is hoped that the administrators and managers of madrasah Ibtidaiyah will
make good use of this Guide for developing their school curriculum so that the government’s
target, all madrasah to have developed and implemented their own school curriculum will be
reached by the year of 2009/2010.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, October 1st 2007

Minister Counsellor, AusAID Director of Madrasah Education, MoRA

Blair Exell Drs. H. Firdaus, M.Pd

iii
Panduan Teknis KTSP, dokumen utama, hal dari 188 iv

Tim Penyusun

No. Nama Jabatan Lembaga

Kasi Kurikulum Direktorat Pendidikan


1. Drs. Unang Rahmat, M. Madrasah Departemern
Agama

Kasi Kurikulum Direktorat Pendidikan


2. Kastolan , S.Pd Madrasah Departemern
Agama

3. Drs. Cecep Suhendi ,M.Pd Kepala Madrasah MIN 10 Jakarta

4. Fahrudin, M.A Kepala Madrasah MIN Tempel Jogyakarta

Guru MAN 4 Model Pondok


5 Musahir, M.Pd
Pinang

6. Dra. Eka Munawaroh, M.Ed Guru MTsN Pamulang

7. Drs. Yasri Widyaiswara Pusdiklat Depag

8. Mahnan Marbawi, S.Ag Guru SMPN 280 Jakarta

9. Drs. Rohmani Guru SMPN 100 Jakarta

Widyaiswara Pusdiklat Tenaga Teknis


10. Aminullah, SPd
dan Kepndidikan Depag

Guru SMK Muhammadiyah 8


11. Drs. Asnawi Susilo Wahono
Pakis – Malang

Widyaiswara Pusdiklat Tenaga Teknis


12. Drs. H. Susari, MA
dan Kependidikan Depag

13. Benyamin Guru MTsN Setu Bekasi

Widyaiswara Pusdiklat Tenaga Teknis


14. Drs. H. Nasrun Harahap, M.Ed
dan Kepndidikan Depag

Guru MTs Pembangunan UIN


15. Abd. Muttaqin
Jakarta

16. Yon Sugiono Guru MI Pembangunan

17. Drs. M. Fallaqul Mubaroq Guru MTs Jakarta

18. Zumaroh Nazulaningsih, S.Pdi Guru MIN Tempel Yogyakarta

Pengawas Kanwil Depag Provinsi DKI


19. Drs. H Mismaruddin Daulay
Jakarta

Dosen Universitas Pendidikan


20. Dr. Wahyu Sopandi
Indonesia

21. Dra. Siti Ruchana, M.Ag Kasi Teknik Balai Diklat Surabaya

iv
Panduan Teknis KTSP, dokumen utama, hal dari 188 v

B Tim Reviewer

Kasubdit Kurikulum Direktorat Pendidikan


1. Drs. Mahsusi, MM dan Evaluasi Depag Madrasah Departemen
Agama

Ketua PUSDIKLAT Pusdiklat Tenaga Teknis


2. Drs. H. Asmui’, SH, H.Hum dan Kependidikan Depag

Tim Pengembang Pusat Kurikulum Depdiknas


3. Drs. Ari Antoni Kurikulum Pusat
Kurikulum

BSNP Universitas Negeri


4. Prof. Dr. Mungin
Semarang

Dosen Pendidikan Universitas Negeri Malang


5. Dra. S.C Hamidah, M.Pd Bahasa dan Sastra
Indonesia

Dosen /konsultan
6. Dra. Siti Ruhaini, M.Ag UIN Yogyakarta
Gender

C. Tim Konsultan

1. Prof. Dr. Muljani A. Nurhadi, MS, Med. Konsultan MCPM

2. Dra. Titik Harsiati M. Pd Konsultan MCPM

v
Panduan Teknis KTSP, dokumen utama, hal dari 188 vi

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATANNYA


Sing
Istilah katan Pengertian

Alam Takambang semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di


masyarakat dan lingkungan sekitar serta lingkungan
alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan
teladan
Badan Standar BSNP
Badan mandiri dan independen yang bertugas
Nasional Pendidikan
mengembangkan, memantau pelaksanaan, dan
mengevaluasi standar nasional pendidikan.

Evaluasi Kurikulum Proses penilaian pelaksanaan kurikulum tingkat satuan


pendidikan yang dilakukan melalui teknik angket,
wawancara, penggalian dokumen, dan supervisi kelas.

Evaluasi Pendidikan Proses penilaian terhadap input, proses transformasi


hingga output pendidikan yang meliputi siswa,
materi/kurikulum, guru, metode/pendekatan, sarana dan
prasarana serta lingkungan manusia dan non- manusia.

Implementasi Kurikulum Kegiatan untuk melaksanakan semua rancangan


kurikulum yang telah disusun pada tahap penyusunan
kurikulum.

Indikator kompetensi Perilaku yang dapat diukur dan atau diobservasi untuk
menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu
yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran

Kurikulum
Kalender Akademik Pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta
didik selama satu tahun ajaran. Komponen kalender
pendidikan meliputi: (1) permulaan tahun pelajaran, (2)
minggu efektif belajar, (3) waktu pembelajaran efektif,
dan (4) waktu libur.

Kegiatan Ekstra- Ekskul Salah satu bentuk program pengembangan diri yang
Kurikuler berupa kegiatan pembelajaran di luar kelas.

Kegiatan Kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan


Pengembangan Diri kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengeskpresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat,
minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi
madrasah.

Kepala Madrasah  Guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala


pada madrasah dalam mengelola sebuah satuan
pendidikan dibawah naungan Departemen Agama
Republik Indonesia.

vi
Panduan Teknis KTSP, dokumen utama, hal dari 188 vii

Kompetensi Dasar KD Sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta


didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan
penyusunan indikator kompetensi.

Kriteria Ketuntasan KKM Target ketuntasan minimal untuk setiap aspek penilaian
Minimal mata pelajaran, yang telah ditetapkan oleh masing-
masing Madrasah. Kriteria Ketuntasan Minimal dihitung
berdasarkan empat komponen yaitu: esensial,
kompleksitas, daya dukung, dan intake. Karena semua
kompetensi dasar itu adalah esensial, maka
pertimbangan yang perlu diperhatikan hanyalah ketiga
komponen yang lain.

Kurikulum Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,


isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.

Kurikulum Tingkat KTSP Kurikulum operasional yang disusun oleh dan


Satuan Pendidikan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan
berlandaskan kepada standar nasional isi, kompetensi
lulusan, pedoman BSNP, dan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan panduan lain yang relevan.

Kurikulum Tingkat KTSP: Dokumen KTSP yang berisi penyusunan visi, misi,
Satuan Pendidikan: Dokume tujuan madrasah, struktur dan muatan kurikulum (mata
Dokumen 1 n1 pelajaran, mulok, pengembangan diri, ketuntasan
belajar, kenaikan/kelulusan serta kalender pendidikan)
yang sesuai dengan karakteristik masing-masing satuan
pendidikan.

Kurikulum Tingkat KTSP: Dokumen KTSP yang berisi silabus dan contoh RPP.
Satuan Pendidikan: Dokume
Dokumen 2 n2
Laporan Hasil Belajar LHBS Laporan hasil belajar siswa yang menggambarkan
Siswa tingkat pencapaian kriteria kompetensi minimal (KKM).

Madrasah Lembaga pendidikan Islam yang berfungsi sebagai


lembaga pengembangan dakwah dan lembaga
pemberdayaan masyarakat di bawah naungan
Departemen Agama Republik Indonesia.

Madrasah Ibtidaiyah MI Salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang


menyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan
agama Islam pada jenjang pendidikan dasar sebelum
Madrasah Ibtidaiyah atau bentuk lain yang sederajat, di
dalam binaan Menteri Agama.

Monitoring Kurikulum Serangkaian kegiatan pemantauan terhadap


pelaksanaan kurikulum dengan berbagai cara agar
pelaksanaan tidak menyimpang dari yang direncanakan
berdasarkan indikator keberhasilan yang telah disusun.
Monitoring ditujukan untuk melihat sejauh mana progres
yang telah dicapai dalam pelaksanaan kurikulum, apa

vii
Panduan Teknis KTSP, dokumen utama, hal dari 188 viii

kendalanya, dan faktor-faktor apa sajakah yang


mempengaruhinya.

Muatan Kurikulum Komponen kurikulum yang terdiri dari mata


pelajaran,kegiatan pengembangan diri, pengertian
beban belajar, ketuntasan belajar serta ketentuan
kenaikan kelas dan kelulusan.

Muatan lokal Mulok Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi


yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,
termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak
sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan atau
terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran
tersendiri.

Musyawarah Guru Mata MGMP Forum perkumpulan guru mata pelajaran di tingkat
Pelajaran sekolah menengah pertama untuk mendiskusikan
persoalan-persoalan yang berkaitan dengan
pembelajaran mata pelajaran yang bersangkutan.

Pendidikan Agama PAI Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diberikan
Islam di sekolah.

Pendidikan Pancasila PPKN Nama mata pelajaran untuk memberikan pembelajaran


dan Kewarganegaraan tentang Pancasila dan Kewarganegaraan.

Pengawas Pendidikan Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung-


Agama jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melakukan pengawasan pendidikan
agama di madrasah umum dan di madrasah dengan
melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis
dan administrasi pada satuan pendidikan pra madrasah,
dasar, dan menengah.

Pengembangan diri Kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan


kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan,bakat,minat, setiap peserta didik sesuai
dengan kondisi madrasah.

Pengembangan Rangkaian proses yang mencakup perencanaan,


kurikulum pelaksanaan, monitoring dan evaluasi terhadap
kurikulum.

Perencanaan Kurikulum Penetapan tujuan, arah dan cara sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai oleh tiap-tiap satuan pendidikan.

Pembelajaran Tematik Pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk


mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat
memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang
menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1983).

Recana Anggaran RAPBM Rencana anggaran madrasah yang menggambarkan


Pendapatan dan rencana pendapatan dan rencana belanja madrasah

viii
Panduan Teknis KTSP, dokumen utama, hal dari 188 ix

Belanja Madrasah untuk satu tahun.

Rencana Pelaksanaan RPP Rencana yang menggambarkan prosedur dan


Pembelajaran pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu
kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan
dijabarkan dalam silabus. RPP berisi pengembangan
Kompetensi Dasar menjadi indikator, menentukan
pengalaman belajar yang sesuai, materi pokok
pembelajaran, bentuk, teknik dan instrument
pembelajaran berdasarkan alokasi waktu dan sumber
belajar.

Pusat Kegiatan Guru PKG Forum perkumpulan guru kelas di tingkat sekolah dasar
untuk mendiskusikan persoalan-persoalan yang
berkaitan dengan pembelajaran mata pelajaran di
sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah.

Siklus Pengembangan Proses dalam pengembangan kurikulum yang meliputi


Kurikulum delapan langkah: (1) analisis situasi dan kebutuhan, (2)
merumuskan arah dan sasaran kurikulum, (3)
menetapkan standar kompetensi dan hasil belajar, (4)
memilih kegiatan pembelajaran, (5) menyeleksi dan
mengorganisasikan isi pembelajaran, (6) menyusun
metode asesmen dan evaluasi hasil pembelajaran, (7)
mengimplementasikan dan memonitor pelaksanaan
kurikulum, (8) mengevaluasi kurikulum, dan kembali ke
analisis situasi dan kebutuhan

Stake Holders
Silabus Rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok
mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar
kompetensi dan kompetensi dasar, kegiatan
pembelajaran, materi pokok/pembelajaran indikator
pencapaian kompetensi, penilaian, sumber, dan alokasi
waktu belajar

Standar Isi SI Standar Isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi yang dituangkan dalam persyaratan
kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian
kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran
yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan
jenis pendidikan tertentu.

Standar Kompetensi SKL Kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup


Lulusan sikap,pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan
standar nasional yang telah disepakati.

Standar Kompetensi  SK Ukuran kompetensi minimal yang harus dicapai peserta


didik setelah mengikuti suatu proses pembelajaran pada
satuan pendidikan tertentu.

Standar Nasional SNP Kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh


Pendidikan wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

ix
Panduan Teknis KTSP, dokumen utama, hal dari 188 x

Strength-Weakneses- SWOT Salah satu teknik dalam analisis situasi dengan


Opportunities-Threath mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, kesempatan,
dan ancaman.

Struktur Kurikulum Merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang


harus ditempuh oleh peseta didik dalam kegiatan
pembelajaran. Struktur kurikulum disusun berdasarkan
standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi
mata pelajaran.

Supervisi Serangkaian kegiatan pengawasan yang ditujukan


untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu, proses dan
prestasi akademik melalui pengamatan, penilaian dan
pembinaan.

Tim Pengembang Tim Merupakan penggerak penyusunan, implementasi,


Kurikulum Tingkat Penge monitoring dan pengendalian, serta evaluasi kurikulum.
Satuan Pendidikan mbang Tim ini terdiri dari kepala madrasah, komite, beberapa
KTSP guru (termasuk Wakil kepala Madrasah bidang
kurikulum), tokoh masyarakat, dan nara sumber.

Kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk


Ulangan Harian UH
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah
menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.

Ulangan Tengah UTS Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
Semester pencapaian kompetensi peserta didik setelah
melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran.
Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.

Ulangan Akhir UAS Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
Semester pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester.
Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.

Ulangan Kenaikan UKK Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir semester
Kelas genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta
didik di akhir semester genap pada satuan pendidikan
yang menggunakan sistem paket. Cakupan ulangan
meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD
pada semester tersebut.

Ujian sekolah/madrasah US/UM Kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta


didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk
memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan
merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari
satuan pendidikan. Mata pelajaran yang diujikan adalah
mata pelajaran kelompok mata pelajaran ilmu

x
Panduan Teknis KTSP, dokumen utama, hal dari 188 xi

pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan dalam


ujian nasional dan aspek kognitif dan/atau psikomotorik
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian yang akan diatur dalam POS Ujian
Sekolah/Madrasah.
Kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta
Ujian Nasional UN
didik pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam
kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam rangka menilai pencapaian Standar
Nasional Pendidikan.

xi
Panduan Teknis KTSP, dokumen utama, hal dari 188 xii

Halaman

Kata Pengatar.............................................................................................. ii
Daftar Tim Penyusun .................................................................................. iv
Daftar Istilah dan Singkatan......................................................................... vi
Daftar Isi .................................................................................................... xii
Daftar Tabel................................................................................................. xiv
Daftar Box.................................................................................................... xv
Daftar Gambar............................................................................................. xvi
Daftar Lampiran .......................................................................................... xvii
I. PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Tujuan.................................................................................................... 2
C. Sistematika Penyajian........................................................................... 2
II. PENYUSUNAN KTSP.................................................................................. 4
A. Pengertian KTSP................................................................................... 4
B. Siklus Umum Pengembangan Kurikulum.............................................. 4
C. Langkah Kegiatan Pengembangan KTSP............................................ 6
D. Peran dan Tanggung Jawab dalam Pengembangan KTSP................. 8
III. PENYUSUNAN KTSP DOKUMEN I............................................................ 15
A. Pendekatan, Prinsip-Prinsip, dan Acuan Operasional........................ 15
B. Langkah-Langkah Teknis Dalam Penyusunan KTSP......................... 19
C. Komponen KTSP Dokumen I Dan Cara Menyusunnya....................... 24
IV. PENYUSUNAN SILABUS DAN RPP........................................................... 54
A. Pengertian Silabus................................................................................. 54
B. Prinsip Pengembangan SIlabus............................................................ 54
C. Langkah Penyusunan Silabus dengan Pendekatan Mata Pelajaran.... 55
D. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.............................. 69
i. Pengertian RPP............................................................................... 69
ii. Langkah Yang Harus Ditempuh dalam Menyusun RPP................. 69
iii. Bekal Tambahan untuk Menyusun RPP......................................... 78
iv. Memahami Prinsip dan Jenis Alat Penilaian................................... 82

E. Penyusunan Silabus dan RPP dengan Pendekatan Pembelajaran


Tematik.................................................................................................. 89
1. Langkah Penyusunan Silabus Pembelajaran Tematik................... 90
2. Prinsip Penyusunan Jaring Tema Harian....................................... 93
3. Penyusunan Silabus dan RPP ....................................................... 94

V. IMPLEMENTASI KURIKULUM.................................................................... 95
A. Pengertian Implementasi Kurikulum...................................................... 95
B. Prinsip dan Contoh Implementasi Kurikulum........................................ 96
C. Langkah- Langkah dalam Implementasi Kurikulum............................. 98

xii
Panduan Teknis KTSP, dokumen utama, hal dari 188 xiii

D. Peran Masing-Masing Pihak Dalam Pengembangan KTSP................. 100


E. Kiat-Kiat Agar Implementasi Kurikulum Berhasil................................... 103
F. Faktor-faktor Pendukung Keefektifan Pelaksanaan KTSP..................
.................................................................................................106
VI. MONITORING DAN EVALUASI................................................................... 113
A. Monitoring Pelaksanaan Kurikulum....................................................... 113
B. Evaluasi................................................................................................. 123

xiii
Panduan Teknis KTSP, dokumen utama, hal dari 188 xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 01 : Peran dan tanggung jawab kepala madrasah ............................................. 9


Tabel 02 : Peran dan tanggung jawab tim pengembang kurikulum ............................. 10
Tabel 03 : Peran dan tanggung-jawab guru ................................................................ 12
Tabel 04 : Peran dan tanggung-jawab pengawas ....................................................... 13
Tabel 05 : Peran dan tanggung jawab komite madrasah ............................................ 14
Tabel 06 : Contoh penentuan aspek khusus dan implikasinya pada
penyusunan komponen KTSP..................................................................... 22
Tabel 07 : Struktur kurikulum MI menurut standar nasional ......................................... 30
Tabel 08 : Struktur kurikulum MI (contoh ke 1)............................................................. 31
Tabel 09 : Contoh analisis konteks daerah dan muatan lokal...................................... 34
Tabel 10 : Kategori penilian hasil belajar pengembangan diri...................................... 38
Tabel 11 : Contoh 1 perhitungan beban belajar........................................................... 39
Tabel 12 : Contoh 2 perhitungan beban belajar .......................................................... 39
Tabel 13 : Indikator dan rentang nilai komponen KKM ................................................ 48
Tabel 14 : Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran................................................. 49
Tabel 15 : Kriteria kenaikan dan kelulusan pada madrasah ........................................ 51
Tabel 16 : Contoh perhitungan yang menunjukkan tidak tuntas................................... 52
Tabel 17 : Contoh Perhitungan yang Menunjukkan Tuntas ......................................... 52
Tabel 18 : Kata kerja untuk kegiatan pembelajaran ..................................................... 60
Tabel 19 : Kategori kata kerja operasional indikator .................................................... 63
Tabel 20 : Rambu-rambu indikator keberhasilan pengembangan kurikulum................ 126

xiv
Panduan Teknis KTSP, dokumen utama, hal dari 188 xv

DAFTAR BOX
Halaman

Box 01 : Komponen dokumen 1 KTSP ....................................................................... 24


Box 02 : Contoh pengembangan visi ke misi............................................................... 28
Box 03 : Contoh penulisan muatan lokal pada dokumen 1 KTSP................................ 35
Box 04 : Contoh rincian penyajian program pengembangan diri di Madrasah............. 38
Box 05 : Rincian kecakapan hidup yang dapat dintergrasikan ke dalam
mata pelajaran .............................................................................................. 40
Box 06 : Contoh penulisan Pendidikan Kecakapan Hidup dalam KTSP...................... 41
Box 07 : Contoh penulisan Pendidikan Keungulan Lokal dan Global di KTSP............. 42
Box 08 : Formula untuk mentapkan kelulusan ............................................................ 53
Box 09 : Contoh format untuk pendalaman SKKD mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI)......................................................................................... 56
Box 10 : Contoh format untuk pendalaman SKKD mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan alam (IPA)........................................................................ 56
Box 11 : Contoh format silabus.................................................................................... 57
Box 12 : Contoh pengembangan kegiatan pembelajaran............................................ 59
Box 13 : Contoh rubrik penilaian kemampuan menyusun silabus ............................... 68
Box 14 : Contoh KD yang fokus pada keterampilan (melakukan sesuatu) .................. 75
Box 15 : Contoh KD yang fokus pada pemahaman konsep......................................... 75
Box 16 : Contoh KD yang fokus pada keterampilan (melakukan sesuatu)................... 76
Box 17 : Contoh format RPP ....................................................................................... 77
Box 18 : Contoh lembar observasi penilaian afektif .................................................. 87
Box 19 : Contoh rubrik penilaian kemampuan menyusun RPP ................................... 88
Box 20 : Peran kepala madrasah, pengawas dan Kandep dalam evaluasi KTSP....... 123

xv
Panduan Teknis KTSP, dokumen utama, hal dari 188 xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1a: Siklus Umum Pengembangan KTSP ......................................................... 5


Gambar 1b: Siklus Penyusunan Dokumen KTSP ...........................................................
Gambar 2: Siklus penyusunan silabus ........................................................................... 55
Gambar 03: Alur Penyusunan RPP..................................................................................
Gambar 04: Gaya belajar ................................................................................................ 79
Gambar 05: Gaya Pembelajaran yang cocok .................................................................. 79
Gambar 06: Alur/Siklus Penyusunan Perangkat Pembelajaran Tematik.......................... 90
Gambar 07: Siklus pengendalian yang efektif ................................................................. 106
Gambar 08: Tahapan pelaksanaan Lesson Study .......................................................... 109

xvi
Panduan Teknis KTSP, dokumen utama, hal dari 188 xvii

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman

Lampiran 01 : Halaman sampul yang memuat Judul KTSP, nama madrasah,


logo madrasah, nama desa, kecamatan, dan kabupaten, serta
tahun penyusunan ................................................................................ 133

Lampiran 02 : Halaman penetapan dan pengesahan memuat judul KTSP,


nama madrasah, lokasi madrasah, tanggal penetapan dan
pengesahan, dan orang-orang yang menetapkan dan
mengesahkan KTSP ............................................................................. 134

Lampiran 03 : Kata pengantar berisi prakata dari kepala madrasah mengenai


penyusunan KTSP di madrasah .......................................................... 135

Lampiran 04 : Format dan contoh program tahunan pengawas ................................... 137

Lampiran 05 : Format instrumen perencanaan kurikulum ............................................

Lampiran 06 : Format instrumen pengamatan silabus ..................................................

Lampiran 07 : Format instrumen pengamatan penyusunan RPP ..................................

Lampiran 08 : Format instrumen penilaian kinerja kepala madrasah ............................

Lampiran 09 : Format panduan pertanyaan untuk guru ...............................................

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Pasal 36 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional mengamanatkan agar kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan
disusun dan dikembangkan: (a) dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik, (b) sesuai dengan jenjang pendidikan; dan
(c) dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan prinsip diversifikasi,
Pemerintah tidak lagi menetapkan kurikulum nasional. Oleh karena itu, penyusunannya
diserahkan di tingkat satuan pendidikan dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Semua itu dilakukan agar khasanah nasional yang berupa
karakteristik masing-masing satuan pendidikan dapat dipelihara dan ditumbuh-
kembangkan. Kurikulum disesuaikan dengan memanfaatkan seluas-luasnya potensi
daerah dan variasi tingkat kemampuan peserta didik memperoleh perhatian penuh.
Untuk menjamin mutu minimal dari layanan pendidikan dengan KTSP yang bervariasi,
Pemerintah menetapkan delapan Standar Nasional Pendidikan yang digunakan sebagai
acuan pengembangan kurikulum, yaitu Standar Isi, Standar Kompetensi Lululsan,
Standar Proses, Standar Tenaga Pendidik dan Kependidikan, Standar Sarana dan
Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan dan Standar Penilaian
Pendidikan.

Melalui Peraturan Pemerintah Nomor 22, 23, dan 24 Tahun 2006, Permendiknas
No. 32 th 2004, PP no 38 th 2006, PP 55 th. 2007 dan Permendiknas no. 41 th 2007,
Menteri Pendidikan Nasional telah menetapkan dua dari delapan standar yang
direncanakan, yaitu: standar isi dan standar kompetensi lulusan (SKL), yang dilengkapi
dengan peraturan pelaksanaannya. Dan untuk madrasah baik itu Madrasah Ibtidaiyah,
Madrasah Tsanawiyah maupun Madrasah Aliyah, Menteri Agama telah mengeluarkan
Permenag No. 2 th 2008 tentang Standar isi dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
untuk satuan pendidikan dasar dan menengah di madrasah. Standar isi ini mengatur
tentang: (a) kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam
penyusunan KTSP, (b) beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar
dan menengah, (c) komponen KTSP yang akan dikembangkan oleh satuan pendidikan
berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak terpisahkan dari
Standar Isi, dan (d) kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan
pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah. Melengkapi peraturan-peraturan
tersebut, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah menerbitkan Buku Panduan
Umum Penyusunan KTSP untuk jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.
Kebijakan Pemerintah untuk menyusun kurikulum di tingkat satuan pendidikan
merupakan pewujudan dari reformasi di bidang pendidikan yang diamanatkan oleh
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Ini
merupakan upaya untuk mewujudkan setidak-tidaknya tiga strategi dari tiga belas strategi
pembaharuan yang diamanatkan, yaitu: (a) pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
berbasis kompetensi, (b) pelaksanaan otonomi manajemen pendidikan; dan (c)
pemberdayaan peran serta masyarakat.

Menyusun KTSP merupakan hal baru bagi sebagian madrasah di Indonesia


karena selama ini kurikulum disusun dan ditetapkan secara nasional, sedang daerah
dapat melengkapinya dengan muatan lokal. Panduan penyusunan KTSP sudah banyak
dibuat oleh berbagai pihak, tetapi karena bagi sebagian satuan pendidikan merupakan

1
hal yang baru, panduan dan contoh yang lebih operasional sangat diperlukan. Apalagi
belum banyak dibuat panduan untuk mengimplementasikan dan memonitor/mengevaluasi
KTSP di madrasah. Panduan ini dibuat untuk memandu kepala madrasah, guru, komite
madrasah dalam mengembangkan KTSP. Buku Panduan ini disusun untuk merespon
kebutuhan riil kepala madrasah, guru, pengawas, komite madrasah, dan mitra kerja yang
lain, dalam melakukan langkah-langkah kegiatan dalam menyusun,
mengimplementasikan, memonitor, dan mengevaluasi KTSP.

II. Tujuan

Buku Panduan Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)


Jenjang Madrasah Ibtidaiyah ini disusun sebagai acuan operasional bagi Madrasah
Ibtidaiyah dan stakeholders (kepala madrasah, guru, pengawas dan komite sekolah)
dalam mengembangkan KTSP yang akan dilaksanakan di masing-masing Madrasah
Ibtidaiyah. Kegiatan pengembangan dimulai dari tahap: penyusunan, pelaksanaan,
monitoring, dan evaluasi. Dengan acuan ini, diharapkan mulai tahun 2009, setiap
Madrasah Ibtidaiyah dapat mengembangkan KTSP yang khas dan memenuhi Standar
Nasional Pendidikan.

III. Sistematika Penyajian

Panduan ini terdiri dari 6 (enam) yaitu:


BAB I : Pendahuluan, memuat latar belakang, tujuan, sistematika
penyajian.
BAB II :Memuat pengertian KTSP, siklus pengembangan
kurikulum, siklus pengembangan dokumen KTSP serta peran dan
tanggung-jawab masing-masing pelaku dalam siklus pengembangan
KTSP.
BAB III : Disajikan panduan teknis penyusunan dokumen 1 KTSP yang berisi
penyusunan visi, misi, tujuan madrasah, struktur dan muatan kurikulum
(mata pelajaran, mulok, pengembangan diri, ketuntasan belajar,
kenaikan/kelulusan serta kalender pendidikan) yang sesuai dengan
karakteristik masing-masing satuan pendidikan.
BAB IV : Disajikan panduan teknis menyusun silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses
pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas yang dimulai dari
pemetaan kompetensi dasar dan penjabarannya menjadi komponen
silabus dan RPP.
BAB V : Disajikan panduan prinsip dan contoh implementasi KTSP, peran tiap-
tiap komponen dalam implementasi KTSP, dan strategi implementasi
pelaksanaan KTSP
BAB VI : Memberikan panduan monitoring dan evaluasi KTSP yang mencakup
sasaran, peran tiap-tiap komponen, teknik monitoring dan evaluasi.
Panduan ini juga dilengkapi dengan buku pendukung berisi contoh proses
penyusunan dan contoh produk penjabaran dari Standar Isi menjadi
pemetaan, Prota/prosem, silabus, dan RPP. Oleh sebab itu, sebagian
besar lampiran merupakan bahan yang tak terpisahkan dari batang tubuh
buku panduan ini.

2
BAB II

PROSES PENGEMBANGAN KTSP

IV. Pengertian KTSP

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar


Nasional Pendidikan, Indonesia menganut pengertian kurikulum dalam arti yang luas.
Diatur dalam pasal 1 bahwa yang dimaksud dengan Kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu. Ini berarti bahwa rumusan kurikulum yang dibuat
mengandung dua hal. Pertama, kurikulum harus berisi tujuan ( visi, misi, dan tujuan)
yang menjadi arah pendidikan. Kedua, selain berisi tujuan, kurikulum juga sekaligus
berisi pengaturan isi/muatan yang akan digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Ketiga, kurikulum berisi pedoman penyelenggaraan/ proses sebagai cara untuk
mencapai tujuan. Kurikulum yang dilaksanakan di sekolah/madrasah saat ini sesuai
dengan perundangan disebut dengan istilah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau
disingkat KTSP.
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP memberi ruang yang luas bagi
satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulumnya sendiri sesuai dengan
kebutuhannya. Setiap satuan pendidikan diberi kewenangan untuk mengembangkan
kurikulum sendiri-sendiri, sehingga kurikulum antara satuan pendidikan yang satu dengan
yang lain tidak harus sama. Sekolah/madrasah akan mengembangkan sesuai dengan
konteks dan karakteristik masing-masing.

V. Siklus Pengembangan Kurikulum (KTSP)

Seperti halnya dalam unsur manajemen yang lain, pengembangangan kurikulum


mencakup tahap perencanaan, pelaksanaan (implementasi), monitoring, dan evaluasi.
Siklus pengembangan kurikulum tersebut digambarkan dalam gambar 01.

3
1. Analisis situasi dan analisis
kebutuhan, perkembangan IPTEK

8. Merencanakan tindak 2. Perencanaan Tujuan


lanjut (arah penyelenggaraan
pendidikan)
kurikulum)

7. Evaluasi 3. Perencanaan
Isi/muatan kurikulum

6. Monitoring 4. Perencanaan cara


menyelenggarakan

5. . Pelaksanaan
(Implementasi) kurikulum (SARAN)
Gambar 01: Siklus umum pengembangan

Gambar 01: Siklus Pengembangan Kurikulum

Siklus pengembangan kurikulum secara umum tersebut dijadikan landasan dalam


proses pengembangan KTSP di madrasah. Siklus pengembangan kurikulum di madrasah
mencakup (1) analisis kebutuhan, (2) perencanaan, (3) implementasi, dan (4) monitoring,
dan (5) evaluasi dan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perencanaan kembali KTSP yang
lebih sesuai. Di tingkat satuan pendidikan, siklus pengembangan kurikulum KTSP dapat
dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kebutuhan madrasah masing-
masing. Misalnya : madrasah melakukan pengembangan kurikulum dalam waktu 1 tahun,
2 tahun, 3 tahun, dan seterusnya.)
Langkah penyusunan KTSP dokumen 1 tahap demi tahap akan diuraikan lebih
detail di BAB III.

KTSP terdiri atas KTSP dokumen I dan KTSP dokumen II. KTSP dokumen I
berisi : pendahuluan, tujuan tingkat satuan pendidikan, visi dan misi madrasah, tujuan
madrasah, struktur dan muatan kurikulum, dan kalender pendidikan. KTSP dokumen II
berisi silabus semua mata pelajaran yang telah ditetapkan pada struktur kurikulum di
KTSP dokumen I .

Kepala madrasah, guru, pengawas, komite madrasah, dan Dinas/Depag


diharapkan berperan aktif untuk mengembangkan KTSP, baik dokumen I maupun II.
Perencanaan, implementasi, monitoring, dan evaluasi kurikulum (KTSP) melibatkan
semua unsur tersebut secara simultan. Ini penting karena kurikulum baru telah
mengalihkan tanggung jawab mengembangkan kurikulum pada madrasah-madrasah.

4
Tabel 01 berikut menunjukkan rincian siklus pengembangan kurikulum yang
meliputi tahap (1) analisis konteks, (2) perencanaan, (3) implementasi, (4) monitoring,
dan evaluasi KTSP serta peran dan tanggung jawab kepala madrasah , tim
pengembang kurikulum, guru, komite madrasah, pengawas, dan Kantor Departemen
Agama Kabupten/Kota.

Tabel 01 Rincian Siklus Pengembangan Kurikulum

Langkah Kegiatan Rincian kegiatan

Pertama Analisis Konteks dan  Kepala Madrasah membentuk


analisis kebutuhan tim pengembang kurikulum
madrasah.
 Tim pengembang kurikulum, kepala
madrasah, guru, dengan
didampingi pengawas
melaksanakan analisis konteks dan
analisis kebutuhan
 Tim pengembang, kepala
madrasah, guru, komite,
stakeholder melakukan analisis
potensi peserta didik, madrasah,
daerah, unggulan lokal, unggulan
global, analisis perkembangan
IPTEK
Kedua Perencanaan  Kepala madrasah bersama tim
Kurikulum: pengembang kurikulum madrasah
Merencanakan KTSP menyusun KTSP Dokumen I
Dokumen I dan II menentukan visi,misi, tujuan
madrasah,struktur dan muatan
kurikulum dan kalender pendidikan.
 Guru difasilitasi tim
pengembang kurikulum
mengembangkan KTSP dokumen II
(menyusun silabus dan RPP, SK/
KD MULOK).
 Depag/ dinas memfasilitasi
kepala madrasah, guru, komite dan
pengawas dalam mengembangkan
KTSP.
Ketiga Implementasi  Tim pengembang kurikulum
kurikulum: mensosialisasikan KTSP dokumen
Mengelola I dan II.
penerapan  Kepala Madrasah
Hasil kajian pada memfasilitasi sarana, lingkungan
penyusunan kondusif,
dokumen 1 dan II  Guru melaksanakan RPP, guru
BK, pelaksana pengembangan diri

5
melaksanakan kegiatan
 Komite memfasilitasi sarana.
 Pengawas membimbing
pelaksanaan/tempat konsultasi
 Mengarahkan dan
menggerakkan sumber daya

Keempat Monitoring dan  Kepala madrasah, pengawas,


supervisi komite madrasah mengawasi
(pengawasan) pelaksanaan, apakah sesuai
dengan rencana, apa kendalanya,
bagaimana solusinya
 Kepala madrasah mengadakan
pertemuan untuk memantau/
merefleksikan pelaksanaan
 Kepala madrasah, pengawas,
komite madrasah mengadakan
kunjungan kelas, wawancara
dengan peserta didik, untuk
mencari data pelaksaan kurikulum

Kelima Evaluasi kurikulum:  Kepala madrasah, pengawas,


Pengumpulan data, komite madrasah, mengumpulkan
pengukuran, dan dan menganalisis hasil lalu
penilaian membandingkan dengan indikator
keberhasilan yang telah disusun
 Melaksanakan evaluasi
menyeluruh terhadap pencapaian
hasil, proses, dan pengelolaan
 Kepala madrasah
merefleksikan proses manajemen
yang telah dilakukan
 Menentukan tindak lanjut
untuk perbaikan

VI. Peran dan Tanggung Jawab Tiap Komponen dalam Pengembangan


KTSP

Terjadi perubahan kebijakan dalam pengembangan kurikulum di Indonesia.


Kurikulum yang selama ini diatur terpusat kini diserahkan pengembangannya pada
madrasah. Sebagaimana diatur dalam PP No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, Pengembangan kurikulum diserahkan pada tingkat satuan pendidikan.
Pemerintah menetapkan Standar Nasional Pendidikan untuk menjamin pencapaian
tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas: Standar Isi, Standar
Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar

6
Penilaian Pendidikan. Empat dari delapan standar nasional pendidikan, yaitu Standar Isi
(SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses, dan Standar Penilaian
merupakan acuan utama dalam mengembangkan KTSP.

Pada dasarnya, KTSP ditetapkan oleh kepala satuan pendidikan setelah


mempertimbangkan masukan dari komite madrasah. Madrasah dan komite madrasah
mengembangkan KTSP berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi
lulusan di bawah koordinasi dan supervisi dan kantor Departemen Agama
kabupaten/kota. Tim penyusun KTSP terdiri dari guru, pengawas dan kepala madrasah
sebagai ketua merangkap anggota. Di dalam kegiatan penyusunan KTSP melibatkan
komite madrasah dan narasumber pihak lain yang terkait, termasuk Kelompok Kerja Guru
(KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang berperan dalam penyusunan
dokumen 2. Selanjutnya Supervisi dilakukan oleh kantor Departemen Agama
kabupaten/Kota.

Komite Madrasah dan tokoh masyarakat bersama-sama mengembangkan KTSP

Deskripsi peran dan tanggung-jawab dari Tim Pengembang Kurikulum di tingkat


satuan pendidikan disajikan pada tabel 02 sampai dengan 06.

Tabel 02: Peran dan Tanggung Jawab Kepala Madrasah


Tahap Peran dan Tanggung Jawab
Perencanaan Memimpin penyusunan Rencana Pengembangan Madrasah
dalam bidang akademik dan non akademik
Membentuk tim pengembang kurikulum tingkat madrasah
Memfasilitasi analisis konteks/ analisis potensi daerah/
potensi madrasah
Memimpin penyusunan KTSP dokumen 1 (menetapkan visi,
misi, tujuan madrasah, struktur dan muatan kurikulum).
Memfinalkan, menetapkan KTSP dan dokumen pendukung

7
dalam Rapat kerja awal tahun ajaran
Memfasilitasi guru dalam melakukan analisis Standar Isi,
Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses, Standar
Penilaian Pendidik dan mengembangkannya menjadi
silabus dan RPP.
Pelaksanaan Menentukan indikator keberhasilan pelaksanaan kurikulum.
Mengadakan pertemuan persiapan dan menetapkan tugas
guru dan tenaga kependidikan lainnya (menginformasikan
deskripsi tugas dalam pelaksanaan kurikulum secara tegas).
Memfasilitasi pengembangan bahan ajar/LKS, media yang
sesuai agar RPP mudah dilaksanakan.dalam pembelajaran
Memfasilitasi sarana, media, sumber belajar serta
pendukung lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan
pengembangan diri
Melakukan kerja sama dengan stakeholder dan instansi
terkait untuk memperlancar pelaksanaan kurikulum.
Mengendalikan pelaksanaan kurikulum dan menyusun
atruran-aturan yang jelas dalam pelaksanaan kurikulum
Mensosialisasikan KTSP dan memberikan motivasi guru
dalam pelaksanaan KTSP
Menciptakan iklim yang kondusif dan inovatif dalam
pelaksanaan KTSP
Monitoring Merancang kegiatan supervisi kelas dan guru.
Melakukan supervisi kelas/kunjungan kelas, supervisi klinis
dan observasi kegiatan belajar peserta didik
Melakukan supervisi pelaksanaan kegiatan pengembangan
diri (rutin/spontan, BK, ekskul)
Melakukan supervisi pada pelaksanaan penilaian (remedial)

Pertemuan rutin sebulan sekali untuk membahas hasil


monitoring dan penentuan perbaikan
Membuka dialog /pertemuan agar guru dapat berkonsultasi
jika mengalami kesulitan dalam pelaksanaan kurikulum
Evaluasi Menentukan sasaran evaluasi dan indikator pencapaian
Mengumpulkan data penyusunan dan pelaksanaan KTSP
Menganalisishasil penyusunan dan pelaksanaan KTSP
Mengumpulkan data ketersediaan dan penggunaan sarana,
prasarana/ media pembelajaran
Menyimpulkan hasil evaluasi dan menyusun laporan
Melakukan pembinaan tindak lanjut dan dialog dalam
memecahkan problem dengan guru.
Memberikan reward dan punishment
Melakukan perbaikan dan pengembangan kurikulum dan
tindak lanjut

Tabel 03: Peran dan Tanggung Jawab Tim Pengembang Kurikulum Madrasah

Tahap Peran dan Tanggung Jawab

8
Perencanaan Membantu kepala madrasah menganalisis dan mengkaji
kebijakan- kebijakan yang berkaitan dengan kurikulum dan
implikasinya pada tugas madrasah .

Membantu kepala madrasah memfasilitasi pengembangan


instrumen dan pelaksanaan analisis konteks (analisis
kondisi peserta didik, kondisi madrasah (analisis SWOT),
kondisi masyarakat/ harapan masyarakat sekitar, harapan
orangtua terhadap anak-anaknya, kebutuhan daerah, dan
sebagainya) sebagai dasar penyusunan KTSP dan indikator
keberhasilannya

Membantu kepala madrasah memfasilitasi penyusunan


KTSP dan lampirannya (merancang workshop dan
instrumen-instrumen yang dibutuhkan dalam penyusunan
KTSP, menjalin kerja sama dengan komite/ stakeholder
lainnya)
Menyiapkan pertemuan tim pengembang dan gru-guru lain
untuk menyusun dan mengembangkan KTSP menetapkan
visi dan misi, tujuan pendidikan, struktur dan muatan
kurikulum, (termasuk muatan lokal, pengembangan diri,
kecakapan hidup, beban belajar, ketuntasan belajar,
kalender pendidikan).
Memfasilitasi kepala madrasah, guru dalam melakukan
analisis standar isi dan standar kompetensi lulusan, bedah
SK/KD dalam upaya penyusunan lampiran dokumen KTSP
dokumen II.
Membantu finalisasi penyusunan KTSP dan lampirannya
untuk disahkan kepala madrasah
Memberi masukan dan merancang deskripsi tugas berkaitan
dengan kurikulum bagi pelaksanaan pembelajaran, kegiatan
pengembangan diri (layanan bimbingan, kegiatan spontan,
rutin, dan ekstrakurikuler), evaluasi guru, pembagian tugas,
mengajar, wali kelas, piket, pembina peserta didik
Pelaksanaan Membantu kepala madrasah memfasilitasi pelaksanaan
sosialisasi KTSP dan prinsip-prinsip pelaksanaannya
sebelum tahun pelajaran baru

Mensosialisasikan model-model pembelajaran yang sesuai


dengan prinsip pelaksanaan kurikulum dengan berbagai
cara.
Membantu kepala madrasah untuk memfasilitasi guru dalam
mengembangkan kompetensinya, melalui pelatihan,
workshop, buletin, jurnal, dan media lain agar guru dapat
mengimplementasikan kurikulum
Memfasilitasi koordinasi pelaksanaan dengan mengadakan
pertemuan-pertemuan dan sistem pelaksanaan kurikulum .

9
Monitoring Merancang jadwal/ teknik pelaksanaan monitoring (baik
oleh kepala madrasah, pengawas, maupun komite
madrasah.
Membantu menyediakan/ mengadministrasikan format-
format monitoring dan pengawasan bagi kepala madrasah,
pengawas, maupun komite madrasah
Merancang jadwal kunjungan kelas, kunjungan BK, dan
kunjungan ekstra kurikuler
Merancang penilaian kolega (antarguru) untuk saling
koreksi meningkatkan kemampuan menyusun dan
mengimplementasikan kurikulum
Pengamatan kinerja guru dalam implementasi kurikulum
Memfasilitasi pertemuan rutin dengan guru, komite, dan
pengawas untuk memaksimalkan monitoring
Pertemuan rutin dengan dewan pendidik sebulan sekali
untuk membahas hasil monitoring.
Menyediakan format catatan hasil dan analisis kunjungan
kelas, wawancara dengan peserta didik, observasi kegiatan
pengembangan diri
Memfasilitasi analisis hasil monitoring untuk dilakukan
tindak-lanjut yang sesuai (semacam penelitian dan
pengembangan /litbang).
Mendorong sistem reflektif (baik melalui penelitian, kajian
mendalam untuk memperbaiki
Evaluasi Menyediakan format-format penilaian pencapaian hasil,
proses, dan dampak pelaksanaan kurikulum

Merancang jadwal pelaksanaan evaluasi secara efektif


(baik oleh kepala madrasah, pengawas, maupun komite
madrasah .
Menganalisis keberhasilan pelaksanaan Kurikulum
berdasarkan indikator-indikator yang telah disusun
Membantu mengadministrasikan hasil evaluasi kepala
madrasah, pengawas, maupun komite madrasah.
Memfasilitasi penyebarluasan hasil evaluasi dan untuk
dapat ditindak-lanjuti
Tindak Lanjut Melakukan pembinaan tindak lanjut dan dialog dalam
memecahkan problem dengan guru.
Melakukan perbaikan dan pengembangan kurikulum

10
Tabel 04: Peran dan Tanggung-jawab Guru

Tahap Uraian Kegiatan


Perencanaan Berpartisipasi aktif mengkaji SI, SKL, Standar Proses,
Standar Penilaian, serta panduan penyusunan KTSP
Berpartisipasi dalam pengembangan KTSP dokumen 1
(terutama untuk menentukan SKL/tujuan mata pelajaran,
KKM mapel
Melakukan analisis SK/KD dan pemetaan KD
Menyusun prota dan prosem
Mengembangkan silabus
Menyusun RPP dan perangkat operasional yang
mendukung RPP (LKS, bahan ajar, media yang sesuai)
Pelaksanaan Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan
prinsip pelaksanaan KTSP (multistrategi, memanfaatkan
berbagai media/sumber belajar, menyenangkan,
mendorong peserta didik aktif bereksplorasi,
berelaborasi, dan diberi konfirmasi untuk menguatkan
kompetensi peserta didik)
Melaksanakan pengembangan diri (guru BK, guru
pembina ekskul, koordinator pelaksanaan
pengembangan diri rutin/pembiasaan) dalam suasana
keakrapan dan berorientasi pada kebutuhan, minat,
serta bakat peserta didik.
Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan
Melaksanakan penilaian sesuai dengan karakteristik KD
dan prosedur yang ditetapkan dalam tandar penilaian.
Saling mendukung antar guru dalam penyusunan
perangkat pembelajaran dan pelaksanaan KTSP
Monitoring Memahami indikator keberhasilan pelaksanaan
kurikulum
Merefleksikan pelaksanaan proses pembelajaran dan
pengembangan diri yang dilakukan
Berkonsultasi dengan kepala madrasah/pengawas
untuk mengatasi kendala
Saling mengkoreksi, memberi masukan kepada teman
sejawat dalam melaksanakan pembelajaran/ penilaian
Evaluasi Menentukan jenis dan teknik penilaian hasil belajar
Mengumpulkan data dampak pembelajaran terhadap
proses dan hasil belajar
Mengumpulkan data kelancaran proses pembelajaran
Melaksanakan penilaian diri terhadap silabus, RPP, dan
pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan.
Membantu kepala madrasah mengumpulkan data
ketersediaan perangkat pembelajaran dan pelaksanaan
pembelajaran/ pengembangan diri (sesuai tugas yang
diampu)
Melakukan penelitian tindakan kelas untuk menilai
keefektifan pembelajaran

11
Membantu mengumpulkan data-data untuk pencapaian
hasil.
Tindak Lanjut Memilah hasil analisis penilaian
Melakukan remedial terhadap peserta didik yang belum
memenuhi target kompetensi yang telah ditentukan
Memberikan pengayaan kepada peserta didik yang telah
mencapai terget kompetensi
Menyusun laporan hasil pembelajaran

Tabel 05: Peran dan Tanggung-jawab Pengawas

Tahap Uraian Kegiatan


Perencanaan Mendampingi kepala madrasah, guru, dan komite madrasah
dalam menyusun KTSP (Dokumen 1: KKM, Mulok, struktur
Kurikulum, kalender pendidikan, pengembangan diri, dsb.)
Membimbing guru dalam menyusun silabus dan RPP
(Dokumen 2)
Membimbing kepala madrasah dalam menyusun kriteria
keberhasilan kurikulum
Pelaksanaan Membimbing kepala madrasah dalam pelaksanaan KTSP.
Membimbing guru dalam proses pembelajaran.
Melakukan kunjungan kelas, observasi kegiatan peserta didik.
Memotivasi dan membimbing guru dalam merencanakan dan
melaksanakan penelitian tindakan kelas.
Monitoring Membuat rencana pelaksanaan supervisi kurikulum.
Memfasilitasi kepala madrasah dalam membuat rencana
supervisi dan monitoring pelaksanaan kurikulum.
Melakukan kunjungan madrasah dalam rangka memantau
pelaksanaan kurikulum secara periodik (minimal per triwulan)
Mendiskusikan hasil temuan kunjungan kelas dan saran tindak-
lanjutnya dengan kepala madrasah dan atau guru.
Menyusun laporan hasil kunjungan kelas.
Mengecek kelengkapan dokumen KTSP.
Memantau pelaksanaan kurikulum dan memanfaatkan hasil-
hasilnya untuk membantu kepala madrasah dalam
mempersiapkan akreditasi madrasah.
Evaluasi Menyusun instrumen evaluasi kinerja kepala madrasah dan atau
guru dalam melaksanakan tugas kurikulum.
Melakukan evaluasi terhadap kinerja kepala madrasah dan guru
dalam melaksanakan tugas kurikulum.
Memonitor perkembangan hasil belajar peserta didik.
Memantau hasil belajar peserta didik di madrasah binaannya.
Memetakan hasil belajar peserta didik di madrasah binaannya
Menyusun laporan pelaksanaan supervisi kurikulum.

Tabel 06: Peran dan Tanggung Jawab Komite Madrasah/Yayasan

Tahap Uraian Kegiatan


Perencanaan Membantu melakukan analisis harapan masyarakat, potensi daerah,
potensi madrasah/yayasan, konteks pendidikan keagamaan

12
M Memberi pertimbangan arah, visi-misi madrasah sesuai dengan
harapan yayasan/pendiri pesantren
Memberikan masukan dalam penyusunan Rencana Anggaran dan
Belanja Madrasah .
Berperan serta dalam penyusunan KTSP

Pelaksanaan M Membantu mensosialisasikan program yang telah ditetapkan


M Memfasilitasi sarana/prasana agar pelaksanaan pembelajaran atau
pengembangan diri menjadi lancar
MMenjembatani dengan masyarakat untuk menjamin keterlaksanaan
pembelajaran dan pengembangan diri secara baik
Memberikan layanan informasi tentang kegiatan madrasah melalui
bulletin, open house, ceramah-ceramah agama
Membantu memecahkan masalah dan memberi pertimbangan jika
pelaksanaan KTSP mengalami kendala.

Monitoring Memonitor proses pengambilan keputusan dalam penyusunan arah,


isi, dan cara penyelenggaraan pendidikan
Memonitor pelaksanaan pembelajaran dan pengembangan diri
Memonitor perencanaan/ penganggaran madrasah untuk memfasilitasi
pengembangan kurikulum.
Memonitor penggunaan fasilitas/sarana/prasarana dalam pelaksanaan

Memonitor kondisi pemberdayaan guru agar mampu melaksanakan


KTSP
Memonitor harapan masyarakat dan respon masyarakat terhadap
penyelenggaraan pendidikan di madrasah
Evaluasi Membantu kepala madrasah mengumpulkan data tentang
pelaksanaan pembelajaran
Membantu kepala madrasah mengumpulkan data tentang
pelaksanaan pengembangan diri
Membantu kepala madrasah mengevaluasi dukungan sarana dan pra
sarana madrasah
Membantu kepala madrasah mengevaluasi respon masyarakat
terhadap penyelenggaraan pembelajaran dan pengembangan diri d
madrasah
Tindak Lanjut Memberikan masukan atau pertimbangan pada saat revisi anggaran
Memberikan pertimbangan tindak lanjut sesuai dengan respon dan
harapan masyarakat
Menyampaikan hasil pelaksanaan program kepada stakeholder secara
periodik

13
BAB III

PENYUSUNAN KTSP DOKUMEN I

A. Prinsip-Prinsip dan Acuan Operasional

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dikembangkan sesuai dengan


konteks madrasah. Pengembangan KTSP di bawah koordinasi dan supervisi Dinas
Pendidikan atau Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan
Dinas Pendidikan Provinsi/Departemen Agama Provinsi untuk pendidikan menengah..
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam mengembangkan KTSP diuraikan
berikut.

VII. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan


Peserta Didik dan Lingkungannya.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki


posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut, pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Oleh karena peserta didik
memiliki posisi sentral, maka kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.
Implikasi dari prinsip ini adalah: kurikulum disusun untuk melayani kebutuhan peserta
didik dan tidak boleh memberatkan peserta didik. Kurikulum dirancang semata-mata
untuk kepentingan memaksimalkan potensi peserta didik. Menambah jam pelajaran
tidak boleh terlalu banyak sehingga memberatkan peserta didik yang dampaknya
peserta didik tidak memiliki banyak waktu untuk melakukan kegiatan lain. Kurikulum
juga harus merencanakan layanan konseling untuk membantu perkembangan peserta
didik secara terprogram agar peserta didik dapat tumbuh kembang secara maksimal
sesuai dengan perkembangan kejiwaannya.

VIII. Beragam dan Terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik


peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan
tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status
sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum disusun agar memungkinkan pengembangan
keragaman potensi, minat, kecerdasan intelektual, emosional, spritual, dan kinestetik
peserta didik secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.

Keragaman berimplikasi pada keluwesan kurikulum. Analisis keragaman


peserta didik dari segi kemampuan, minat, dan bakat, perlu dilakukan untuk
merancang model pembelajaran yang sesuai, jenis pengembangan diri yang
beragam, serta program remedial yang sesuai. Selain itu, keragaman juga berkaitan
dengan kekhasan dan kebutuhan yang berbeda tiap daerah sehingga kurikulum perlu
disesuaikan dengan hasil analisis potensi kawasan. Ciri khas karakteristik jenis
pendidikan perlu dipertimbangkan dalam merancang struktur dan muatan kurikulum.
Demikian juga karakteristik satuan pendidikan yang berbeda perlu menyusun struktur

14
dan muatan kurikulum yang relatif beragam disesuaikan dengan karakteristik yang
dimiliki.

Selanjutnya, makna terpadu berkaitan dengan rancangan kurikulum harus


meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan
pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan
kesinambungan yang bermakna. Selain itu, keterpaduan juga berkaitan dengan
keterpaduan program yang mendukung pelaksanaan kurikulum. Misalnya, pada
madrasah yang berasrama perlu dirancang kegiatan suplemen secara terpadu untuk
mendukung pelaksanaan kurikulum di madrasah.

IX. Tanggap Terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan


Seni

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,


teknologi dan seni berkembang secara dinamis. Artinya, semangat dan isi kurikulum
memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Isi/ muatan kurikulum dapat
dipertanggung-jawabkan dan relevan dengan perkembangan iptek dan seni.
Rancangan pembelajaran mengacu pada perkembangan ilmu belajar yang mutakhir.
Bimbingan konseling dimaksimalkan dengan mengacu pada perkembangan ilmu yang
relevan. Isi kurikulum juga harus berkaitan dengan perkembangan teknologi.
Misalnya, memasukkan mata pelajaran TIK dalam struktur dan muatan kurikulum.
Menggunakan internet sebagai sumber belajar. Menggunakan model belajar dengan
membiasakan peserta didik mengenal teknologi sehingga peserta didik siap
bersentuhan dengan teknologi. Implikasinya, terus diupayakan perbaikan isi dan cara
implementasi kurikulum dengan perkembangan iptek dan seni. Kurikulum harus
dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

X. Relevan Dengan Kebutuhan Kehidupan (Dunia Kerja dan Masa Depan)

Kurikulum harus memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik


memasuki dunia kerja sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dan
kebutuhan dunia kerja, khususnya bagi mereka yang tidak melanjutkan ke jenjang
yang lebih tinggi. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan
kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan
dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan
berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional
merupakan keniscayaan. Pada tataran perencanaan, prinsip ini berkaitan dengan
pelibatan pemangku kebijakan dalam penyusunan kurikulum, analisis konteks
kebutuhan daerah, dan analisis life skill untuk dimasukkan pada rancangan
kurikulum. Pengintegrasian kecakapan hidup perlu dirancang karena akan diperlukan
peserta didik dalam kehidupan mereka.

Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh-kembangnya pribadi


peserta didik yang berjiwa kewira usahaan dan mempunyai kecakapan hidup, oleh
seBAB itu kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik
memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting untuk membekali peserta didik yang tidak
dapat melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi.

15
XI. Menyeluruh Dan Berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang


kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan. Aplikasi prinsip ini pada tataran
pengembangan KTSP (dokumen 1), mencerminkan kesinambungan antar-kelas dan
cakupan secara menyeluruh muatan wajib, muatan lokal, maupun pengembangan diri.
Pada tataran pengembangan silabus, pemetaan KD mencerminkan kesinambungan
dan kekomprehensifan cakupan kompetensi. Misanya, perlu dirancang pemetaan
yang dapat menunjukkan bahwa isi kompetensi dasar yang dikembangkan berisi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang ditekankan pada tiap-tiap KD.
Menyeluruh juga berarti isi kurikulum menyiapkan manusia Indonesia secara utuh.

XII. Belajar Sepanjang Hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan


pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan
informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu
berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya. Keterkaitan unsur
pendidikan formal di madrasah dan informal di asrama. Semuanya dilakukan untuk
membentuk manusia seutuhnya. Berbagai kegiatan perlu dirancang agar peserta didik
senang belajar dan termotivasi untuk beajar sepanjang hayat. Isi kurikulum merancang
kegiatan yang menyiapkan peserta didik akan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Misalnya, merangsang budaya baca, merangsang motivasi untuk terus belajar dengan
cara merancang model-model pembelajaran yang bisa membuat peserta didik
senang belajar sehingga dia akan mempunyai keinginan belajar terus sepanjang
hayatnya (Muatan khusus yang bisa berdampak untuk membetuk pembelajar
sepanjang hayat, misalnya muatan khusus wajib baca).

XIII. Seimbang Antara Kepentingan Nasional dan Kepentingan Daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan


kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan
memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan,
tantangan, dan keragaman karakteristik lingkungan. Oleh karena itu, kurikulum harus
memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang dapat memberikan
kontribusi bagi pengembangan daerah. Kondisi tersebut harus diimbangi dengan isi
kurikulum yang membentuk kesadaran peserta didik sebagai warga negara dalam
kerangka NKRI.

Kepentingan pusat diwakili oleh struktur kurikulum minimal, Standar


Kompetensi dan Kompetensi Dasar minimal yang telah diatur pusat. Untuk itu,
pengembangan yang berorientasi pada karakteristik daerah dan kekhasan satuan
pendidikan tidak boleh mengorbankan standar minimal yang telah ditetapkan oleh
pusat. Madrasah bisa menambahkan hal lain secara seimbang untuk kepentingan
daerah/ kekhasan karakteristik jenis pendidikan. Misalnya, penambahan jam pelajaran
agama di madrasah yang berbasis agama tidak boleh mengorbankan jam minimal
yang telah ditetapkan.

16
XIV. Karakteristik Satuan Pendidikan

Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan
ciri khas satuan pendidikan. Karakteristik satuan pendidikan memiliki harapan, kondisi
madrasah/madrasah, kondisi peserta didik, dan ciri khas yang membedakan dengan
satuan pendidikan satu dengan yang lain. Sesuai dengan prinsip ini, madrasah dengan
visi tertentu dapat mengembangkan struktur dan muatan kurikulum yang sesuai.
Misalnya, madrasah merupakan lembaga pendidikan Islam yang juga berfungsi
sebagai lembaga pengembangan dakwah dan lembaga pemberdayaan masyarakat.
Sebagai lembaga pendidikan Islam, madrasah tidak hanya diarahkan pada kegiatan
penggalian ilmu pengetahuan semata, tetapi juga menjadi wahana “pelatihan” untuk
mengaplikasikan ilmu pengetahuan pada tataran realitas. Selain itu, pendidikan di
madrasah tidak hanya mengarah pada keunggulan akademis (academic excellence),
tetapi justru menegaskan pada orientasi pembentukan karakter (character building)
yang berasaskan pada prinsip akhlaq al-karimah. Sebagai lembaga pengembangan
dakwah, madrasah dengan sendirinya menjadi salah satu guru syiar agama dan
penyebaran ajaran agama sekaligus tampil sebagai komponen penting dari gerakan
amar ma’ruf nahi munkar.

Sebagai lembaga pemberdayaan masyarakat, madrasah berperan dalam


pengembangan masyarakat sekitar terutama terkait dengan masalah keagamaan
maupun pemberdayaan sektor nonkeagamaan. Ini justru menjadi ciri madrasah karena
ia lebih merupakan pendidikan berbasis masyarakat (community based education).
Dengan demikian salah satu komponen penting dari sistem madrasah adalah peran
aktifnya dalam pemberdayaan masyarakat sekitar dan sebaliknya peran aktif
masyarakat dalam pengembangan madrasah sangat penting juga (mutual support).

XV. Peningkatan Iman dan Takwa serta Akhlak Mulia

Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan


kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum yang disusun memungkinkan
semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak
mulia. Demikian juga program pengembangan diri di madrasah/ madrasah dapat diisi
dengan kegiatan peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.

XVI. Mengembangkan Toleransi terhadap Perbedaan

Isi dan muatan kurikulum harus bisa mengembangkan sikap toleransi terhadap
perbedaan yang ada. Perbedaan itu dapat berupa perbedaan agama, ras,
suku/budaya, aliran, jenis kelamin dan sebagainya. Muatan kurikulum harus dirancang
agar dapat mengembangkan toleransi dan kerukunan umat beragama, toleran
terhadap perbedaan ras, suku/budaya, aliran, jenis kelamin, dan sebagainya. Hal ini
sesuai dengan kondisi Indonesia yang memang majemuk dalam berbagai hal.
Rancangan pengembangan nilai-nilai tersebut dapat melalui pengintegrasian
kecakapan hidup terutama keterampilan sosial ke dalam mata pelajaran.
Pengembangan diri juga dapat dirancang untuk melahirkan pribadi-pribadi yang
memiliki toleransi yang tinggi terhadap perbedaan serta dapat hidup bersama dalam
berbagai perbedaan.

XVII. Dinamika Perkembangan Global

Kurikulum harus dikembangkan agar peserta didik mampu bersaing secara


global dan dapat hidup berdampingan dengan bangsa lain. Kurikulum perlu

17
merancang struktur dan isi yang membekali peserta didik dapat bersaing di dunia
internasional dan mampu berdampingan dengan bangsa lain. Kurikulum harus terus
dievaluasi untuk selalu disesuaikan dengan perkembangan global.

XVIII. Persatuan Nasional dan Nilai-nilai Kebangsaan

Meskipun daerah diberi kewenangan mengatur, semua muatan kurikulum


hendaknya dirancang agar berdampak pada terwujudnya persatuan nasional dan nilai
kebangsaan. Madrasah di bawah yayasan keagamaan tidak boleh merancang muatan
kurikulum yang menanamkan fanatisme daerah atau fanatisme aliran sehingga
merusak nilai-nilai kebangsaan. Pengembangan diri yang dirancang juga mengacu
pada nilai-nilai kebangsaan dan patriotisme. Misalnya: upacara, PASKIBRA,
peringatan hari-hari besar nasional, dan sebagainya

XIX. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat

Kurikulum dimulai dari yang paling dekat. Analisis konteks sosial budaya
masyarakat penting dilakukan agar madrasah mengetahui harapan masyarakat
sekitar, nilai-nilai yang dianut dan juga keadaan sosial ekonomi. Dengan diketahuinya
konteks sosial, madrasah dapat merancang kurikulum yang tepat. Misalnya, jika rata-
rata peserta didik berasal dari keluarga miskin, perlu dibekali pembelajaran yang
membuat dia mandiri dengan keterampilan yang relevan.

XX. Kesetaraan Jender

Kurikulum yang dikembangkan memberi akses, mendorong partisipasi,


memberi perlakuan yang menggambarkan kesetaraan, dan memberikan manfaat yang
ama bagi peserta didik-siswi. Dalam hal ini diharapkan struktur dan muatan isi
kurikulum tidak stereotipe (memberi label-label khusus). Misalnya, mulok untuk
menjahit perempuan, mulok elektronika hanya untuk laki-laki). Demikian juga bahan
ajar yang dikembangkan dari tiap-tiap mata pelajaran hendaknya dapat menanamkan
persepsi kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Misalnya, tidak menanamkan
persepsi bahwa laki-laki layak menduduki jabatan tertentu, sedangkan wanita hanya
cocok menduduki jabatan tertentu. Kurikulum dianggap memiliki kesetaraan jender jika
tidak memberi stereotipe perempuan atau laki-laki. Pengelolaan mulok perlu
membuka akses bahwa semua jenis mulok dapat dipilih oleh anak laki-laki dan
perempuan.

Secara operasional penyusunan KTSP adalah mengacu pada Standar Isi (SI),
Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses, dan Standar Penilaian yang telah
ditetapkan dalam Permendiknas No. 20, 22, 23 tahun 2006 dan Permen 41 tahun
2008). Dan untuk madrasah baik itu Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah
maupun Madrasah Aliyah, Menteri Agama telah mengeluarkan Permenag No. 2 th
2008 tentang Standar isi dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah di madrasah. Standar isi ini mengatur tentang: (a)
kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam penyusunan
KTSP, (b) beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan
menengah, (c) komponen KTSP yang akan dikembangkan oleh satuan pendidikan
berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak terpisahkan dari
Standar Isi, dan (d) kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada
satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah.

18
A. Langkah-Langkah Teknis Dalam Penyusunan KTSP

Penyusunan KTSP madrasah perlu mengikuti langkah-langkah yang logis dan


sistematis. Langkah-langkah tersebut tergambar pada diagram berikut.

Membentuk tim

Analisis konteks

Penentuan aspek khusus

PENYUSUNAN KTSP
Pengkajian SI, Penyusunan Penyusunan
SKL, St Dokumen 2
Dokumen 1 Revisi Finalisasi
Proses, St
Penilaian KTSP KTSP

ISI KTSP DOKUMEN 1 DAN 2


Tujuan Tingkat Satuan Pendidikan (Madrasah)
Visi dan Misi Madrasah yang Bersangkutan
Tujuan Madrasah yang Bersangkutan
Struktur dan Muatan KTSP yg Bersangkutan
(struktur, mapel, mulok, pengembangan diri,
pengaturan beban belajar, KKM, Kriteria kenaikan
kelas/kelulusan)
Kalender Pendidikan Madrasah yang Bersangkutan
LAMPIRAN
Silabus semua mapel
SK/KD semua mapel termasuk SK/KD Mulok (membuat sendiri)
Program untuk pengembangan diri

Ditetapkan oleh Kepala Madrasah


Dipertimbangkan oleh Komite Sekolah dan Diketahui
oleh Kandepag Kab/Kota

Gambar 02: Langkah Teknis Penyusunan KTSP madrasah

19
Jabaran tiap-tiap langkah teknis dalam penyusunan KTSP dipaparkan berikut.

1. Membentuk Tim Pengembang KTSP

Tahap awal yang harus dilakukan madrasah dalam pengembangan kurikulum


adalah membentuk tim pengembang kurikulum madrasah. Tim ini yang akan
menjadi penggerak penyusunan, implementasi, monitoring dan pengendalian, serta
evaluasi kurikulum. Tim ini terdiri atas kepala madrasah, komite, beberapa guru
(termasuk waka kurikulum), tokoh masyarakat/narasumber. Setelah tim terbentuk
dimulailah pertemuan-pertemuan untuk mengkaji kebijakan-kebijakan dalam
pengembangan kurikulum di Indonesia, peraturan lain dan implikasinya pada peran
dan tanggung jawab kepala madrasah, komite, guru, pengawas, Dinas/Depag, dan
narasumber. Tim pengembang kurikulum bertugas membantu kepala madrasah
untuk mengkaji berbagai kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan penyusunan
kurikulum di tingkat satuan pendidikan. Dari hasil analisis kebijakan akan diketahui
standar minimal apa yang wajib dipenuhi madrasah/ madrasah dan aspek apa yang
bisa ditambahkan/ dikreasikan oleh madrasah.

2. Analisis Konteks dan Kebutuhan

Dalam istilah yang sederhana, analisis situasi dan penilaian kebutuhan berarti
menentukan kebutuhan para peserta didik dan masyarakat untuk suatu program
pendidikan. Pada dasarnya hal ini melibatkan pelaksanaan pengujian secara terinci
dan analisis situasi/konteks di mana kurikulum akan dilaksanakan. Pada akhirnya
analisis konteks akan melibatkan penentuan tentang kondisi/siapa peserta didik yang
kita hadapi, kondisi guru yang dimiliki, dan lingkungan madrasah tempat suatu
kurikulum akan diberlakukan.

Pada dasarnya analisis situasi juga melibatkan penilaian kebutuhan untuk


menentukan perbedaan antara situasi yang nyata/sekarang dengan situasi yang
diharapkan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan cara menjaring informasi dari
berbagai kelompok yang berbeda dalam masyarakat seperti komunitas masyarakat,
para pemberi kerja (DUDI), pengelola pendidikan, guru, orang tua, dan peserta didik.
Informasi yang dicari berkaitan dengan apa yang sekarang dibutuhkan dalam
kurikulum untuk membantu peserta didik belajar menyesuaikan diri dalam
masyarakat modern secara lebih baik. Analisis kebutuhan mencakup penentuan
akan pengetahuan, keahlian, sikap dan nilai apa yang dibutuhkan oleh para peserta
didik ketika mereka menyelesaikan suatu program pendidikan? Selain itu, analisis
konteks juga melakukan penjaringan/ analisis terhadap (a) harapan masyarakat
terhadap masa depan anak-anaknya, (b) analisis terhadap potensi peserta didik yang
masuk ke madrasah, (c) analisis terhadap karakteristik daerah, dan (d) analisis
terhadap karakteristik satuan pendidikan.

Setelah melengkapi analisis konteks situasi, para penyusun kurikulum


memutuskan bagaimana karakteristik kurikulum yang akan dikembangkan.
Berdasarkan analisis kebutuhan, para penyusun kurikulum kemudian harus
memutuskan prioritas dan aspek-aspek khusus yang akan dimasukkan ke dalam
kurikulum. Setiap kebutuhan akan memungkinkan mereka menentukan maksud
kurikulum tersebut.

Pada tahap selanjutnya, tim pengembang kurikulum madrasah (kepala


madrasah , guru, komite, stakeholder) melakukan analisis potensi peserta didik,
madrasah, daerah, unggulan lokal, dan unggulan global. Tahap ini dapat dilakukan

20
dengan berbagai cara. Kepala Madrasah sebagai ujung tombak akan memfasilitasi
dan mengarahkan tahap analisis ini bersamaan dengan penyusunan Rencana
Pengembangan Madrasah (RPM) secara keseluruhan. Analisis kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman yang telah dilakukan terhadap madrasah dan
Rencana Kerja Madrasah (RKM) termasuk Kelompok Kerja Guru (KKG) dan
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang berperan dalam penyusunan
dokumen 2. Sedangkan analisis potensi ini dapat dijadikan sebagai salah satu
pertimbangan analisis kondisi madrasah. Komite madrasah mendukung analisis
kondisi sosial ekonomi dan kebutuhan, serta harapan orang tua/ masyarakat. Hasil
analisis konteks (keadaan peserta didik, madrasah, kebutuhan/ kondisi masyarakat/
unggulan lokal maupun global) ini digunakan sebagai dasar penyusunan kurikulum
yang akan dibuat.

3. Penentuan Aspek Khusus dalam Rancangan Kurikulum

Dari analisis konteks dihasilkan rancangan hal-hal khusus yang akan


dikembangkan dalam kurikulum madrasah. Dari berbagai hasil analisis penyusun
kurikulum akan memilih beberapa hal yang akan dikemas dalam kurikulum di
madrasahnya. Hasil analisis konteks dan penentuan hal-hal khusus dicontohkan
pada tabel berikut.

Tabel 07: Contoh Penentuan Aspek Khusus dan Implikasinya pada Penyusunan
Komponen KTSP

Analisis Konteks Aspek khusus hasil Implikasi pada


Analisis Penyusunan KTSP
Konteks masyarakat Harapan masyarakat Bahasa Arab dan Inggris
peserta didik bisa Ditambah jam formalnya dan di
menghadapi tantangan asrama disusun program
global peningkatan kemampuan
berbahasa Inggris dan Arab

Unggulan lokal dalam muatan


Masyarakat sekitar kurikulum akan mengaitkan
merupakan produsen dengan kondisi masyarakat
krupuk ikan dan makanan sebagai produsen makanan
olahan dari ikan olahan dari ikan

Harapan Kondisi Kepeloporan kader pengembangan diri untuk


madrasah /yayasan organisasi mengembangkan kepemimpinan
Menyiapkan calon kader
pendidik, ulama, zu’ama
yang mampu Program Mubalig hijrah
mengembangkan ilmu Wajib memimpin di organisasi
sekecil apa pun

Mulok kemuhamadiyahan/
aswaja

Kajian kitab kuning


Harapan Akhlakul karimah dan Pengembangan diri rutin
orangtua/masyarakat/ mampu beribadah untuk meningkatkan
komite madrasah di dengan baik ( menjadi kemandirian dan kesalehan
tengah keterpurukan anak sholeh) dalam asrama (puasa sunnah,

21
akhlak sholat sunnah, baca Al-Quran)

Konteks daerah Kota wisata (banyak turis Ada program hunting tourist
berdatangan) untuk memperkuat kemampuan
berbahasa
Bahasa Inggris Wisata,
rawan gempa
Memasukkan masalah gempa
dan penyelamatannya secara
khusus dalam berbagai mata
plajaran yang relevan

Kondisi peserta didik Rata-rata kemampuan KKM disesuaikan ( tidak terlalu


peserta didik kurang tinggi)
(intake rendah) Ada program remedial yang
lebih intensif untuk peserta didik

Perempuan semua Mulok keputrian


Kebutuhan masa kini Pembelajaran PAKEM/ Melaksanakan pakem
dan masa depan CTL dan model
(perkembangan ilmu pembelajaran bermakna Kecakapan hidup diintegrasikan
pembelajaran) dan Kecakapan hidup ke dalam semua mata pelajaran
perkembangan diintegrasikan
teknologi
Belajar terampil Mulok TIK/ muatan global
menggunakan tekonologi dengan menggunakan internet

Karakteristik madrasah kepesantrenan Struktur dan muatan kurikulum


sebagai lembaga pendidikan watak/ akhlak menambah muatan keagamaan/
dakwah/syiar, pengerak membentuk kader kepesantrenan
masyarakat, pembentuk dakwah
akhlakul karimah

4. Penyusunan Dokumen 1 KTSP

Setelah analisis konteks dan penentuan aspek khusus dilakukan, Tim


Pengembang Kurikulum menyelenggarakan pertemuan/workshop untuk menyusun
KTSP. Kepala madrasah, guru, komite, dengan bimbingan pengawas, Depag/Dinas, dan
nara sumber menyusun KTSP dokumen 1 yang memuat arah/tujuan, cara mencapai,
isi/muatan yang akan dituliskan dalam dokumen kurikulum. Secara teknis komponen
yang akan dirancang dalam KTSP dokumen I adalah visi, misi, tujuan madrasah, struktur
dan muatan kurikulum (mata pelajaran, muatan lokal, pengembangan diri, beban
belajar, ketuntasan belajar, kenaikan/kelulusan, unggulan lokal/global) dan kalender
pendidikan.
5. Penyusunan Dokumen 2 KTSP

KTSP dokumen I perlu dilengkapi KTSP dokumen II yang berisi silabus seluruh
mata pelajaran yang menjabarkan SK/KD dalam Standar Isi. Dalam kegiatan ini guru
difasilitasi untuk mengembangkan silabus dan RPP semua mata pelajaran. Pada tahap
ini guru dengan bimbingan Kepala Madrasah, Pengawas, Kantor Depag/ Dinas
mengembangkan silabus/RPP mapel, SK/KD Muatan Lokal atau Muatan Khusus yang
akan dilaksanakan dalam praktik di madrasah. Kantor Depag/Dinas memfasilitasi

22
pengembangan SK/KD Muatan Lokal. Kantor Depag memfasilitasi pengembangan
dengan pengesahan KTSP. Penyusunan silabus dan RPP akan dibahas pada BAB
selanjutnya.
6. Pengesahan oleh kepala madrasah anda tanganan
Setelah difinalisasikan, dokumen KTSP ditetapkan oleh Kepala Madrasah,
dpertimbangkan oleh Komite Sekolah, dan Diketahui oleh Kandepag Kab/Kota
(untuk MTs dan MI;), Kanwil Propinsi untuk MA.

B. Komponen KTSP Dokumen I dan Cara Menyusunnya

Dokumen-dokumen utama yang diperlukan dalam


penyusunan KTSP adalah (1) PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
(2) Permen Diknas 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, (3) Permen Diknas 23 tentang SKL
dan Permen Diknas No. 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi dan Standar
Kompetensi Lulusan. (4) Permendiknas No.20 tahun 2007. (5) Permendiknas No. 41
Tahun 2008 (6) Permenag No. 2 Tahun 2008 tentang Standar Isi dan Standar
Kompetensi Lulusan untuk Pendidikan Dasar dan Menengah di Madrasah (7)
Panduan/pedoman penyusunan KTSP. Sesuai dengan Panduan penyusunan KTSP dari
BSNP, komponen-komponen KTSP dokumen I adalah sebagai berikut :
Box 01: Komponen Dokumen 1 KTSP

ISI DOKUMEN 1 KTSP

 Halaman sampul
 Halamam penetapan dan pengesahan
 Kata Pengantar
 Daftar Isi
Bab I : Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pengembangan KTSP
C. Prinsip Pengembangan KTSP
Bab II : Tujuan
A. Tujuan Pendidikan Madrasah Aliyah
B. Visi madrasah
C. Misi madrasah
D. Tujuan Madrasah

Bab III : Struktur dan Muatan Kurikulum


A. Struktur Kurikulum
B. Muatan Kurikulum
C. Muatan Lokal
D. Kegiatan Pengembangan Diri
E. Pengaturan Beban Belajar
F. Kriteria Ketuntatasan Minimal
G. Kriteria Kenaikan Kelas

23
H. Kriteria Kelulusan Peserta Didik

Bab IV : Kalender Pendidikan (berisi : Minggu efektif, Jam efektif, Hari Libur
Keagamaan, Hari Libur Nasional, Ulangan Harian, Ulangan Tengah
Semester, Ulangan Akhir Semester, Ulangan Kenaikan Kelas, Ujian
Madrasah, Ujian Nasional, Kalender Kegiatan Madrasah)

1. Menyusun dokumen II KTSP yang berisi:


A. Silabus penjabaran semua KD dalam Standar Isi
B. SK/KD Mulok

a. Halaman-halaman Pemula

Halaman-halaman pemula KTSP dokumen I mencakup halaman sampul, halaman


penetapan dan pengesahan, kata pengantar, dan daftar isi. Rincian isi masing-masing
halaman dapat dijelaskan sebagai berikut:

(i) Halaman sampul memuat Judul KTSP, nama madrasah, logo madrasah,
nama desa, kecamatan, dan kabupaten, serta tahun penyusunan.
Contohnya lihat lampiran 01.
(ii) Halaman penetapan dan pengesahan memuat judul KTSP, nama
madrasah, lokasi madrasah, tanggal penetapan dan pengesahan, dan
orang-orang yang menetapkan dan mengesahkan KTSP. Contohnya lihat
lampiran 02.
(iii) Kata pengantar berisi prakata dari kepala madrasah mengenai
penyusunan KTSP di madrasah yang contohnya ada pada lampiran 03.
(iv) Daftar isi menjelaskan susunan BAB dan sub-BAB dari dokumen KTSP,
termasuk lampiran yang diperlukan

b. BAB I Pendahuluan

BAB I berisi pendahuluan yang memuat: latar belakang, tujuan penyusunan KTSP,
dan prinsip pengembangan KTSP yang sudah diadopsi oleh satuan pendidikan, serta
konteks masyarakat dan konteks madrasah tempat kurikulum akan diberlakukan. Latar
belakang memuat dasar-dasar pemikiran yang dipergunakan dalam penyusunan KTSP
yang spesifik sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. Latar belakang berisi
dasar hukum perubahan kebijakan pegembangan kurikulum di Indonesia dan alasan-
alasan lain yang logis berkaitan dengan perlunya pengembangan KTSP. Tujuan
Pengembangan KTSP menjelaskan maksud dan manfaat dari KTSP ini disusun baik
yang besifat langsung maupun tidak langsung. Prinsip Pengembangan KTSP
merupakan gambaran prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang dipegang oleh satuan
pendidikan dan menjiwai isi materi KTSP yang disusun. Prinsip-prinsip tersebut dapat
mengadopsi dari prinsip-prinsip umum yang ditetapkan secara nasional yang sudah
disesuaikan dengan kekhususan analisis konteks satuan pendidikan masing-masing.
Konteks menjelaskan secara garis besar kondisi sosial budaya dan geografis serta
kondisi madrasah/ madrasah untuk memberi gambaran kekhasan yang dimiliki
madrasah dan perlu dipertimbangkan dalam penyusunan kurikulum.

24
c. BAB II Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan merupakan isi dari BAB II, yang memuat secara rinci visi, misi,
tujuan umum satuan pendidikan, dan tujuan khusus program pendidikan sesuai dengan
jejang pendidikannya.

XXI. Tujuan Pendidikan

Tujuan kurikulum pada dasarnya adalah sutau panduan menuju arah yang
diinginkan oleh para penyusunnya untuk bisa dicapai oleh siswa ketika menggunakan
kurikulum tersebut. Tujuan merupakan suatu garis besar pernyataan akan harapan
masyarakan dan keinginan untuk pembelajaran para siswa. Biasanya, pernyataan ini
adalah mengenai harapan masyarakat terhadap apa yang dapat diberikan oleh sistem
pendidikan untuk para siswa. Oleh karenanya, tujuan umum menjelaskan profil siswa
yang dicapai setelah mengikuti program pendidikan di madrasah pada jenjang waktu
tertentu.

Tujuan di sini mencakup tujuan pendidikan dasar yang dalam standar nasional
sudah dirumuskan, yaitu: ”Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut”. Berdasarkan rumusan tersebut, setiap satuan pendidikan dapat mengembangkan
rumusan yang lebih spesifik yang sesuai dengan kahrakteristik masing-masing.
Berdasarkan rumusan tujuan nasional tersebut, standar kompetensi lulusan
satuan pendidikan Madrasah Ibtidaiyah dirumuskan sbb.:

(i) Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap


perkembangan remaja
(ii) Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri
(iii) Menunjukkan sikap percaya diri
(iv) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih
luas
(v) Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial
ekonomi dalam lingkup nasional
(vi) Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-
sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif
(vii) Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
(viii) Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi
yang dimilikinya
(ix) Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari
(x) Mendeskripsi gejala alam dan sosial
(xi) Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab
(xii) Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia
(xiii) Menghargai karya seni dan budaya nasional
(xiv) Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya
(xv) Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu
luang
(xvi) Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun
(xvii) Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di
masyarakat
(xviii) Menghargai adanya perbedaan pendapat

25
(xix) Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek
sederhana
(xx) Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis
dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana
(xxi) Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan
menengah

Satuan pendidikan harus mengejar standar kompetensi tersebut sebagai


pedoman dalam menyusun kurikulumnya. Namun demikian satuan pendidikan juga
diperbolehkan untuk merumuskan standar kompetensi lulusannya di atas standar
nasional tersebut. Secara khusus, langkah yang disarankan dalam menyusun KTSP
menggunakan langkah teknis yang sudah disesuaikan dengan setting penyusunan
kurikulum berdasarkan standar di Indonesia.

XXII. Visi dan Misi

Visi dan misi satuan pendidikan dirumuskan untuk memenuhi harapan pihak
pemangku kepentingan (stakeholders) dari madrasah yang kita kelola. Visi adalah
imajinasi moral yang menggambarkan profil madrasah yang diinginkan di masa datang.
Ciri-ciri rumusan visi yang baik adalah:

(i) Menggambarkan kita mau jadi apa, dan dari bersifat menantang, yaitu rumusan
visi mengandung pernyataan yang menantang dan ideal, tetapi bukan berarti
tidak bisa dicapai;
(ii) Jelas, sehingga tidak menimbulkan pada interpretasi yang bertentangan;
(iii) Mudah diingat, oleh seBAB itu dirumuskan dengan beberapa kata saja dan tidak
boleh lebih dari 20-25 kata;
(iv) Memuat pernyataan yang menyatakan kemampuan dan memberdayakan;
(v) Memuat nilai madrasah atau yayasan;
(vi) Akan lebih baik apabila bisa digambarkan secara visual;
(vii) Menuntut respon semua orang;
(viii) Mampu menjadi petunjuk yang melibatkan semua orang yang tindakannya bisa
diukur setiap hari; dan
(ix) Memperhatikan kebutuhan peserta didik yang hasilnya dapat diukur dari tindakan
dan prestasi siswa.

Contoh Visi Madrasah 1:

Menjadi madrasah berstandar nasional yang mampu mencetak insan mandiri,


berprestasi, dan berkepribadian Islami

Contoh Visi 2:

Generasi mandiri, berprestasi, dan berkepribadian Islami

Contoh Visi 3:

” Madrasah Kebanggaan Umat”

Misi adalah pernyataan yang menggabarkan kegiatan utama untuk mencapai atau
mewujudkan/merealisasikan visi tersebut. Karena visi harus mengakomodasi semua
kelompok kepentingan yang terkait dengan madrasah, maka misi dapat juga diartikan
sebagai tindakan untuk memenuhi kepentingan masing-masing kelompok yang terkait
dengan madrasah. Dalam merumuskan misi, harus mempertimbangkan tugas pokok

26
madrasah dan kelompok-kelompok kepentingan yang terkait dengan madrasah. Dengan
kata lain, misi adalah bentuk layanan untuk memenuhi tuntutan yang dituangkan dalam
visi dengan berbagai indikatornya. Contoh visi dan misi yang dikembangkan oleh salah
satu madrasah tertera pada Box 02.

27
Box 02: Contoh pengembangan visi ke misi

Contoh Visi dengan indikator visi


Visi: Unggul dalam prestasi, tangguh dalam kompetisi dan santun dalam
pekerti
Indikator visi
1. Mampu bersaing dengan lulusan yang sederajat untuk
melanjutkan/diterima di jenjang pendidikan yang lebih tinggi
2. Mampu berpikir aktif, kreatif dan keterampilan memecahkan masalah
3. Memiliki keterampilan, kecakapan non akademis sesuai dengan bakat
dan minatnya
4. Memiliki keyakinan teguh dan mengamalkan ajaran agama Islam
secara benar dan konsekuen
5. Bisa menjadi teladan bagi teman dan masyarakat

Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan secara efektif sehingga siswa
berkembang secara maksimal.
2. Menyelenggarakan pembelajaran untuk
menumbuhkembangkan kemampuan berpikir aktif, kreatif dan
aktif dalam memecahkan masalah
3. Menyelenggarakan pengembangan diri sehngga siswa dapat
berkembang sesuai dengan minat dan bakatnya
4. Menumbuh kembangkan lingkungan dan perilaku religius
sehingga siswa dapat mengamalkan dan mengahayati
agamanya secara nyata.
5. Menumubuhkembangkan perilaku terpuji dan praktik nyata
sehigga siswa dapat menjadi teladan bagi teman dan
masyarakatnya.

c.Tujuan Madrasah

Tujuan madrasah adalah tujuan yang dirumuskan akan dicapai pada kurun waktu 3-4
tahun berdasarkan analisis konteks madrasah. Tujuan madrasah sudah memiliki
ukuran/kriteria sehingga dapat diukur. Tujuan madrasah dapat diambil dari Rencana
Pengembangan Madrasah.

Contoh penulisan tujuan madrasah.


Berdasarkan kondisi madrasah, pada empat tahun ke depan dirumuskan tujuan-
tujuan berikut.

Dalam waktu empat tahun:

(i) Madrasah dapat memenuhi Standar Isi dan Standar Proses


(ii) Madrasah mengembangkan PAIKEM/CTL 100% untuk semua mata
pelajaran
(iii) Madrasah mencapai nilai rata-rata UN 8,5
(iv) Madrasah dapat meningkatkan jumlah siswa 50 %
(v) Madrasah memiliki sarana dan prasarana berstandar nasional
(vi) Madrasah memiliki tenaga pendidik dan kependidikan berstandar nasional

28
(vii) Madrasah memiliki Tim Lomba Olimpiade Matematika dan Fisika yang
menjadi juara I tingkat provinsi
(viii) Madrasah mengembangkan berbagai wadah/program penghayatan dan
pengamalan agama.

a. BAB III Struktur dan Muatan Kurikulum

Bab 3 pada dokumen KTSP berisi struktur dan muatan kurikulum. Struktur
kurikulum adalah pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata
pelajaran pada satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai
peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum.

Rambu-rambu penyusunan struktur dan muatan kurikulum dalam dokumen KTSP adalah
sbb.:
(i) Struktur kurikulum disusun dengan mengacu pada struktur kurikulum yang
terdapat dalam Standar Isi.
(ii) Kurikulum MI memuat 12 mata pelajaran, muatan lokal, dan
pengembangan diri (lihat tabel 08 di bawah)
(iii) Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana
dalam struktur kurikulum
(iv) Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit
(v) Minggu efekif dalam satu tahun pelajaran adalah 34 -38 minggu
(vi) Dalam dokumen KTSP struktur kurikulum disajikan dengan sedikit
pengantar tentang struktur kurikulum kemudian dideskripsikan tabel berisi
pola dan susunan substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satuan
jenjang pendidikan selama 6 (enam) tahun, mulai kelas I sampai dengan
kelas VI.
(vii) Dilengkapi rasional penambahan jam
(viii) Dalam dokumen KTSP isi muatan kurikulum meliputi mata pelajaran
(tujuan dan SKL) , muatan lokal (jenis, tujuan, dan pengelolaannya),
pengembangan diri (jenis, tujuan, dan pengelolaanya), beban belajar,
ketuntasan belajar, kenaikan kelas/ kelulusan, pendidikan kecakapan
hidup, dan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.
(ix) Penyusunan struktur kurikulum dilakukan dengan mengadaptasi struktur
kurikulum standar isi berikut. Jam boleh ditambah maksimal 4 jam
pelajaran.

29
Tabel 08: Struktur kurikulum MI

TABEL STRUKTUR KURIKULUM


MADRASAH IBTIDAIYAH PENUH HARAPAN

Kelas dan Alokasi Waktu


Komponen IV, V,
I II III
dan VI
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al-Qur'an-Hadis 2
b. Akidah-Akhlak 2
c. Fikih 2
d. Sejarah Kebudayaan Islam 2
2. Pendidikan
2
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 5
4. Bahasa Arab 2
5. Matematika 5
6. Ilmu Pengetahuan Alam 4
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 3
8. Seni Budaya dan
4
Keterampilan
9. Pendidikan Jasmani,
4
Olahraga, dan Kesehatan
B. Muatan Lokal *) 2
C. Pengembangan Diri **) 2
Jumlah 31 31 33 39

Keterangan:
1. Pembelajaran pada kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan tematik,
sedangkan pada kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.
2. *) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan
ciri khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan (madrasah).
3. **) Bukan mata pelajaran tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan
kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan,
bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).

30
Tabel 9: Contoh ke 1: Struktur Program MIN Tempel Kab.Sleman

Kelas dan Alokasi Waktu


Komponen IV, V,
I II III
dan VI
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al-Qur'an-Hadis 2
b. Akidah-Akhlak 2
c. Fikih 2
d.Sejarah Kebudayaan Islam 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2
3. Bahasa Indonesia 6
4. Bahasa Arab 2
5. Matematika 6
6. Ilmu Pengetahuan Alam 4
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 3
8. Seni Budaya dan Keterampilan 4
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga,
4
dan Kesehatan
Muatan Lokal :
10. Bahasa Jawa 2
11. Bahasa Inggris 2
12. Komputer 2
Pengembangan diri :
1.Jarimatika, SC B.Inggris, SC.B.Arab,
Qiro’ah, Tari, Bulutangkis, Drumband, 2*)
Lukis, Pildacil, Pramuka
Jumlah 37 37 39 45

b. Mata Pelajaran

Struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah tertuang dalam Standar Isi, yang dikembangkan dari kelompok mata
pelajaran. Mata pelajaran merupakan materi bahan ajar berdasarkan jurusan keilmuan
yang akan dibelajarkan kepada peserta didik sebagai bahan belajar melalui metode dan
pendekatan tertentu. Kelompok mata pelajaran meliputi sebagai berikut:
(i) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
(ii) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
(iii) Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(iv) Kelompok mata pelajaran estetika
(v) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan

Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan/atau


kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP No. 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan Pasal 7. Muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan
meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban
belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi muatan lokal
dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.Penulisan di dalam

31
dokumen KTSP mencakup uraian mata pelajaran ditambah tujuan dan SKL tiap-tiap
pelajaran.

c. Muatan Lokal

Seperti telah diuraikan terdahulu bahwa salah satu yang penting harus
dikembangkan oleh satuan pendidikan adalah muatan lokal (mulok). Muatan lokal
merupakan bagian dari struktur dan muatan kurikulum yang terdapat pada kurikulum
tingkat satuan pendidikan. Keberadaan mata pelajaran muatan lokal merupakan bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat, sebagai upaya agar penyelenggaraan
pendidikan di masing-masing daerah lebih meningkat relevansinya terhadap keadaan dan
kebutuhan daerah yang bersangkutan. Hal ini sejalan dengan upaya peningkatan mutu
pendidikan nasional sehingga keberadaan kurikulum muatan lokal mendukung dan
melengkapi kurikulum nasional.

Komite Madrasah dan yayasan memberi pertimbangan dalam penentuan muatan lokal dan
pengembangan diri yang sesuai dengan konteks pesantren/ daerah

Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus


mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan
lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata
pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti bahwa dalam satu tahun satuan
pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal, seperti Kaligrafi,
Marawis, Bertani, Kemampuan Berpidato dengan berbagai macam bahasa, Berternak,
dsb.
Muatan lokal juga dapat dikembangkan dari hasil “analisis situasi dan kebutuhan”
dan :”penentuan aspek khusus” dalam tahapan penyusunan KTSP. Hasil telaah tentang
keadaan daerah, segala sesuatu yang terdapat di daerah tertentu yang pada dasarnya
berkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial ekonomi, dan lingkungan sosial
budaya, yang menjadi kebutuhan daerah untuk kelangsungan hidup dan peningkatan
taraf kehidupan masyarakat tersebut, dan disesuaikan dengan arah perkembangan
daerah serta potensi daerah yang bersangkutan dapat menjadi bahan untuk menyusun
muatan lokal. Kebutuhan daerah tersebut misalnya kebutuhan untuk:
(i) Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah

32
(ii) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang tertentu, sesuai
dengan keadaan perekonomian daerah
(iii) Meningkatkan penguasaan bahasa Arab dan Inggris untuk keperluan
sehari-hari, dan menunjang pemberdayaan individu dalam melakukan
belajar lebih lanjut (belajar sepanjang hayat)
(iv) Meningkatkan kemampuan berwirausaha.

Selain itu, muatan lokal juga bisa dimunculkan sebagai kekhasan satuan
pendidikan. Misalnya, kekhasan satuan pendidikan di lingkungan pesantren. Kekhasan
pesantren sebagai sumber pengembangan muatan lokal berkaitan dengan karakteristik
pesantren. Dalam hal ini muatan lokal dapat berupa kajian kitab kuning atau ciri khas
organisasi (Kemuhammadiyahan atau Aswaja).

Mulok membuat tempe sebagai unggulan lokal

Penampilan Mulok Amtsilati sebagai kekhasan karakteristik madrasah

33
Rambu-rambu penyusunan muatan lokal adalah sbb.;
(i) Lingkup muatan lokal dapat berupa : bahasa daerah, bahasa Inggris,
kesenian daerah, keterampilan dan kerajinan daerah, adat-istiadat, serta
hal-hal yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan
(ii) Pemilihan jenis muatan lokal ditentukan oleh madrasah
(iii) Mata pelajaran muatan lokal perlu dilengkapi Standar Kompetensi (SK)
dan Kompetensi Dasar (KD) (dilampirkan pada dokumen KTSP). Provinsi
menyusun Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar muatan lokal dan
disahkan gubernur. Satuan pendidikan menyusun standar kompetensi dan
kompetensi dasar muatan lokal pilihan. Jika ada provinsi yang belum
menetapkan muatan lokal yang menjadi unggulannya, maka madrasah
mengembangkan sendiri jenis muatan lokal sesuai karakteristik atau
potensi daerah. Bagi beberapa madrasah yang akan menyelenggarakan
muatan lokal sejenis sebaiknya mengembangkan SK, KD, Silabus dan
RPPnya berdasarkan kesepakatan madrasah yang menyelenggarakan
muatan lokal tersebut.
Contoh Daerah Jepara memiliki kekhasan tentang ukiran, maka madrasah
yang memilih muatan lokal tentang ukiran bersama-sama
mengembangkan SK, KD, Silabus dan RPPnya melalui MGMP/KKG atau
KKM.
(iv) Alokasi waktu muatan lokal yang diijinkan minimal 2 jam dan maksimal 6
jam
(v) Pembelajaran beberapa muatan lokal setiap semester bisa berbeda-beda.
(vi) Madrasah minimal harus menyelenggarakan satu muatan lokal. Jika
madrasah menawarkan lebih dari satu muatan lokal, maka peserta didik
tidak harus mengikuti semua muatan lokal yang ditawarkan. Namun
demikian semua peserta didik wajib mengambil muatan lokal wajib.
(vii) Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan
standar kompetensi mata pelajaran
(viii) Penyusunan dalam dokumen KTSP mencakup jenis mulok dan
mekanisme pelaksanaannya.
Madrasah dan komite madrasah mempunyai wewenang penuh dalam
mengembangkan program muatan lokal. Bila dirasa tidak mempunyai SDM dalam
mengembangkan madrasah dan komite madrasah dapat bekerjasama dengan dengan
unsur-unsur Depdiknas seperti Tim Pengembang Kurikulum (TPK) di daerah, Lembaga
Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Perguruan Tinggi dan instansi/lembaga di luar
Depdiknas, misalnya pemerintah Daerah/Bapeda, Dinas Departemen lain terkait, dunia
usaha/industri, tokoh masyarakat.
Peran, tugas dan tanggung jawab TPK secara umum adalah sebagai berikut
(i) Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing;
(ii) Menentukan komposisi atau susunan jenis muatan lokal;
(iii) Mengidentifikasi bahan kajian muatan lokal sesuai dengan keadaan dan
(iv) kebutuhan daerah masing-masing;
(v) Menentukan prioritas bahan kajian muatan lokal yang akan dilaksanakan;
(vi) Mengembangkan silabus muatan lokal dan perangkat kurikulum muatan
(vii) lokal lainnya, yang dilakukan bersama madrasah, mengacu pada Standar
Isi yang ditetapkan oleh BSNP

34
Tabel 10: Contoh analisis konteks daerah dan muatan lokal

No Konteks Muatan lokal


1 Di lingkungan Pesantren  Pendalaman kitab kuning
 Kepemimpinan pondok yang modern
 Kewirausahaan
 Kemandirian
 Kebahasaan
2 Di lingkungan Daerah  Pendalaman bahasa asing
Wisata  Kewirausahaan
 Tatakrama ketimuran
3 Di lingkungan Industri  Kewirausahaan
 Kepemimpinan
 Tehnik Manufacturing
4 Di lingkungan Pertanian  Bercocok tanam
 Pembibitan
 Pengolahan lahan,pengairan
 Pemberantasan
 Pemupukan
5 Di lingkungan Pesisir  Pemahaman Sumberdaya Wil Pesisir
 Budidaya perikanan
 Jasa- jasa lingkungan pesisir
 Kebahasaan
 Wisata
 Pengolahan hasil
6 Di lingkungan  Kehutanan (Pelestarian)
Pengembangan Daerah  Konservasi alam
Mandiri  Pertanian
7 Di lingkungan Perkotaan  Komputer
 Internet
 Elektronik
 Home Industri
 Bahasa asing
8 Di lingkungan  Pengembangan tanaman kebun
Perkebunan  Tehnik penanaman perkebunan
 Marketing / pemasaran

Cara penulisan dalam teks dokumen I KTSP:


Dalam Dokumen I KTSP, pada bagian muatan lokal perlu dicantumkan penulisan:
1. Jenis muatan lokal yang dipilih oleh madrasah
2. Tujuan/SKL setiap muatan lokal (dibuat sendiri oleh
madrasah/MGMP/ KKG/KKM)
3. Waktu penyajian muatan lokal

35
BOX 03 : Contoh penulisan muatan lokal pada dokumen 1 KTSP

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang


disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah yang materinya
tidak dapat dikelompokkan kedalam mata pelajaran yang ada.Sesuai dengan ciri khas, potensi
daerah dan keunggulan daerah dengan keragaman budaya dan kesenian khas daerah dan kondisi
madrasah kami, maka Madrasah menganggap perlunya memberikan muatan lokal khas. Mulok
untuk Madrasah Ibtidaiyah “X” yang diberikan berupa :
(i) Bahasa Jawa
(ii)
Catatan:
Pada dokumen I KTSP, setiap jenis muatan lokal yang dipilih madrasah perlu dituliskan SKL/tujuan
yang dibuat sendiri oleh madrasah

Contoh alokasi waktu Mulok

No. Mata Pelajaran Muatan Lokal Alokasi Waktu (JP)

I II III IV V VI
1 Bahasa Jawa 2 2 2 2 2 2
2 Membaca Qur’an (Qiro’ah) 2 2
3 Percakapan Bahasa Arab 2 2
4. Percakapan Bahasa Inggris 2 2
Jumlah

d. Pengembangan Diri

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh
guru. Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai. Kegiatan pengembangan diri
difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga profesional lain.
Pengembangan diri juga diarahkan untuk pengembangan karakter peserta didik yang
ditujukan untuk mengatasi persoalan dirinya, persoalan masyarakat di lingkungan
sekitarnya, dan persoalan kebangsaan. Satuan pendidikan bisa menyediakan beberapa
wadah pengembangan diri seperti kegiatan ekstrakurikuler, bimbingan konseling,
program program kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) yang diujudkan dalam
bentuk kegiatan.

Rambu-rambu dalam penyusunan program pengembangan diri:


(i) Pengembangan diri merupakan kegiatan di luar mata pelajaran tetapi
merupakan bagian integral dari kurikulum madrasah.
(ii) Pemilihan pengembangan diri disesuaikan dengan kondisi dan
kemampuan madrasah
(iii) Tujuan khusus pengembangan diri adalah untuk menunjang pendidikan
peserta didik dalam mengembangkan bakat, minat, kreativitas, kompetensi

36
dan kebiasaan dalam kehidupan, kemampuan kehidupan beragama,
kemampuan sosial, kemampuan belajar, wawasan dan perencanaan karir,
kemampuan memecahkan masalah, dan kemandirian.
(iv) Pemilihan pengembangan diri oleh madrasah ditentukan bakat dan minat
peserta didik. Penyebaran angket bisa dilakukan untuk mengetahui bakat
dan minat peserta didik.
(v) Mekanisme pelaksanaan pengembangan diri dapat dilakukan di
lingkungan madrasah maupun di luar lingkungan madrasah.
(vi) Bentuk penyelenggaraan pengembangan diri terprogram dilaksanakan
dengan perecanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi
kebutuhan individual, kelompok, maupun klasikal.
(vii) Alokasi waktu pengembangan diri setara dengan 2 jam pelajaran
(viii) Penilaian pengembangan diri dilakukan secara observasi dan bentuk
penilaiannya kualitatif deskriptif. Penilai pengembangn diri dlakukan oleh
pembimbing di bawah koordinasi konselor
Jenis pengembangan diri mencakup: (1) layanan dan komponen pendukung
bimbingan konseling, (2) kegiatan ekstrakurikuler, dan (2) kegiatan lain dalam bentuk
kurikulum tersembunyi yang berupa kegiatan pembiasaan dan keteladanan.untuk
membentuk perilaku-perilaku positif siswa. Tiap-tiap jenis pengembangan diri diuraikan
berikut.

Pengembangan Diri yang Berupa Pelayanan Bimbingan Konseling


Pelayanan bimbingan konseling merupakan pelayanan bimbingan individual yang
berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karir peserta didik. Isi atau materi layanan bimbingan konseling
menurut kelompok bidang bimbingan, disarankan menyesuaikan situasi, kondisi,
dan kebutuhan sekolah, serta perkembangan/tren ilmu pengetahuan dan
perubahan sosial. Setiap layanan dan kegiatan BK, termasuk materi bimbingan
yang akan dilaksanakan harus secara langsung mengacu pada satu atau lebih
fungsi-fungsi BK agar hasil yang akan dicapai secara jelas dapat diidentifikasi dan
dievaluasi. Fungsi BK meliputi:
a. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi BK yang akan menghasilkan
pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai
dengan keperluan pengembangan siswa. Fungi ini meliputi (1)
pemahaman tentang diri siswa (oleh siswa sendiri, guru, orangtua,
teman, dan pembimbing), (2) pemahaman tentang lingkungan siswa
dalam hal lingkungan keluarga dan sekolah (oleh siswa sendiri,
guru, orangtua, teman, dan pembimbing), dan (3) pemahaman
tentang lingkungan yang lebih luas, yaitu informasi pendidikan,
informasi jabatan / pekerjaan, informasi budaya dan nilai-nilai (oleh
siswa).
b. Fungsi pencegahan, yaitu fungsi BK yang akan menghasilkan
tercegahnya dan terhindarinya siswa dari berbagai permasalahan
yang akan dapat mengganggu, menghambat ataupun menimbulkan
kesulitan-kesulitan dalam proses perkembangannya.
c. Fungsi perbaikan, yaitu fungsi BK yang akan menghasilkan
terpecahkan atau teratasinya berbagai masalah yang dialami oleh
siswa.
d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi BK yang
akanmenghasilkan terpelihara dan terkembangnya berbagai potensi
dan kondisi siswa dalam rangka perkembangan secara mantap dan
berkelanjutan.

37
Bidang Bimbingan konseling mencakup (1) bidang bimbingan pribadi-sosial, (2)
bidang bimbingan belajar, dan (3) bimbingan karir.

Bidang bimbingan pribadi-sosial


(ix) Tugas perkembangan (TP) dalam kelompok pribadi-sosial ini dimaksudkan
agar siswa mampu: (a) memiliki kesadaran diri , yaitu menggambarkan
penampilan dan mengenal kekhususan diri, (b) mengembangkan sikap
positif & menggambarkan orang-orang yang disenangi, (c) membuat pilihan
secara sehat, (d) menghargai orang lain, (e) bertanggungjawab, (f)
mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi, (g)menyelesaikan
konflik, (h) membuat keputusan secara efektif, (i) bidang bimbingan belajar,
yaitu mencapai tujuan dan tugas perkembangan pendidikan. Contoh
bimbingan pribadi–sosial, antara lain mengendalikan /mengarahkan emosi,
memiliki nilai – nilai kehidupan untuk mengambil keputusan / pemecahan
masalah, memahami perkembangan psikoseksual yang sehat, memahami
prasangka & mengkaji akibat-akibatnya, manajemen waktu, lingkungan
sekolah, rumah,dan masyarakat, serta keterkaitannya, memahami situasi
dan cara-cara mengendalikan konflik, membuat keputusan dengan
bermacam resiko, mengenal & menghargai keunikan diri, berpikir &
bersikap positip pada diri & orang lain, pemanfaatan waktu
luang/keterampilan pribadi untuk kesehatan fisik dan mental, menilai
keadaan dan keefektifan hubungan sosial dan keluarga, relasi/keterampilan
komunikasi positip sepanjang hayat, dan lain-lain

Bidang Bimbingan Belajar


TP dalam kelompok perkembangan belajar ini dimaksudkan agar siswa mampu:
(a) melaksanakan keterampilan atau teknik belajar secara efektif, (b) menetapkan
tujuan dan perencanaan pendidikan, (c) belajar secara efektif, (d) terampil dan
mampu dalam menghadapi evaluasi / ujian, (e) bidang bimbingan karir, yaitu
mewujudkan pribadi pekerja yang produktif. Contoh materi bimbingan belajar,
antara lain: belajar efektif untuk keberhasilan/prestasi demi masa depan, kekuatan
diri dalam belajar, mengatur dan menggunakan waktu untuk belajar, evaluasi
keberhasilan dan kegagalan dalam mengikuti ulangan/ujian/tes,
mengumpulkan/mempelajari informasi penjurusan, mulai mengenal perguruan
tinggi/lembaga pendidikan yang lebih tinggi/studi lanjut, belajar sepanjang
masa/hayat, memahami tujuan pendidikan, siap memasuki perguruan tinggi, dan
lain-lain

Bidang Bimbingan Karir


TP dalam kelompok perkembangan karir ini dimaksudkan agar siswa mampu: (a)
membentuk identitas karir,mengenali ciri-ciri pekerjaan di dalam lingkungan kerja,
(b) merencanakan masa depan, (c) membentuk pola / kecenderungan arah karir
dan (d) mengenal keterampilan, kemampuan, dan bakat. Beberapa contoh materi/
isi layanan bimbingan karir, antara lain: menilai pola karir, fleksibel dalam
pemilihan karir, merencanakan studi lanjut dan penjajagan pilihan karir,
mengembangkan kecakapan (bakat, minat, keterampilan) untuk keberhasilan
hidup, memilih jurusan dan program studi, serta pilihan karir secara realistis,
mengembangkan keterampilan untuk antisipasi perubahan, mengenal konfik
peranan yang mungkin terjadi dalam lingkungan karir, legalitas untuk keamanan

38
dan kepastian bekerja, menata kembali tujuan-tujuan karir, peranan dalam
keluarga dan pekerjaan, menghadapi diskriminasi/pelecehan dalam dunia kerja,
mengenal kemampuan diri (keterampilan/kecakapan) sekarang dan yang akan
datang, dan lain-lain

Penyusunan Program Satuan Layanan atau Rencana Pelaksanaan


Layanan BK perlu memperhatikan Judul layanan, Jenis layanan, bidang
bimbingan (pribadi, sosial, belajar, karir), fungsi layanan (pemahaman,
pencegahan, pengembangan, pemeliharaan), tujuan layanan, hasil yang ingin
dicapai, sasaran kegiatan, materi layanan, tempat penyelenggaraan layanan,
waktu/tanggal, semester, penyelenggara layanan, pihak-pihak yang disertakan
dan perannnya masing-masing, alat dan perlegkapan yang digunakan, rencana
penilaian dan tindak lanjut layanan

Program Pengembangan Diri Ekstra Kurikuler


Program pengembangan diri yang berupa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk:
(i) Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan
potensi, bakat dan minat mereka.
(ii) Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan
kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.
(iii) Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan
suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik
yang menunjang proses perkembangan.
(iv) Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk
mengembangkan kesiapan karir peserta didik.

Kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan dengan berdasarkan prinsip-prinsip:


(i) Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan
potensi, bakat dan minat peserta didik masing-masing.
(ii) Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan
keinginan dan diikuti secara sukarela peserta didik.
(iii) Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang menuntut
keikutsertaan peserta didik secara penuh.
(iv) Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler dalam suasana
yang disukai dan mengembirakan peserta didik.
(v) Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang membangun
semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil.
(vi) Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang
dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.

Kegiatan penembangan Diri Pembiasaan/Keteladanan


Kegiatan program pengembangan diri dalam bentuk kurikulum tersembunyi
biasanya dipergunakan untuk membiasakan dan membudayakan sikap, nilai, norma, tata
krama, dan ketrampilan lunak (soft skills) lainnya. Bentuknya seperti:

(i) kegiatan rutin seperti: upacara, sholat Dhuha, baca Al-Quran sebelum
pembelajaran, semutlis / sepuluh menit untuk lingkungan sekitar,
mendoakan para guru sebelum belajar;
(ii) kegiatan spontan seperti: mengatasi perbedaan pendapat, melakukan
gotong royong mengatasi masalah yang terjadi, dsb.;
(iii) kegiatan keteladanan yang berupa perilaku dan hal baik yang diamalkan
warga madrasah dan dapat diteladani para peserta didik, seperti: datang

39
tepat waktu, berpakaian rapi, tersenyum dan memberi salam pada semua
orang yang datang ke madrasah, dan sebagainya.

Selain itu, madrasah dapat juga menyusun program dan kegiatan pengembangan
diri melalui pembiasaan, seperti: melaksanakan salat Jumat di masjid madrasah,
menyelenggarakan salat Dzuhur berjamaah dan Kuliah Tujuh Menit (Kultum), kegiatan
Pembinaan Keputrian, dan atau menjadwalkan kegitan tadarus Al-qur’an yang
dilaksanakan 15 menit sebelum jam pelajaran mulai. Bagi madrasah berasrama,
pengembangan diri ini dapat dirancang lebih lama dan komprehensif untuk
memaksimalkan pendidikan watak peserta didik agar menjadi manusia seperti yang
dicita-citakan pada visi madrasah. Cara penulisan dalam teks dokumen I KTSP:

Penulisan Pengembangan Diri pada Dokumen

Dalam Dokumen I KTSP, pada bagian pengembangan diri perlu dicantumkan penulisan:
1. Jenis pengembangan diri yang dipilih oleh madrasah
2. Tujuan setiap pengembangan diri dibuat sendiri oleh madrasah
3. Prosedur /aturan pelaksanaan pengembangan diri dan penilaiannya

Box 06: Contoh Rincian Penyajian Program Pengembangan Diri di Madrasah

D. Pengembangan Diri
1 Layanan konseling
2 Pramuka
4 Olah Raga Prestasi
5 Seni nasyid
6 Kaligrafi
7 Membaca Qur’an (Qiro’ah)
Keterangan :
 Semua peserta didik wajib mengikuti kegiatan Pengembangan diri Layanan Konseling, Pramuka,
dan Membaca Qur’an (Qiro’ah)
 Selain mengikuti kegiatan pengembangan diri yang wajib, seluruh peserta didik wajib memilih 1
kegiatan pengembangan diri sebagai pilihan.
 Khusus untuk peserta didik kelas IX, diwajibkan mengikuti semua program ekstra kurkuler wajib
kecuali Pramuka.
 Kegiatan pengembangan diri dibina oleh praktisi Madrasah yang kompeten
dibidangnya.
 Penilaian kegiatan pengembangan diri dilakukan secara kualitatif,
serta perlu diberi keterangan untuk para peserta didik yang memiliki kemampuan dan prestasi

Kegiatan Pengembangan Diri dilaksanakan di luar jam


pembelajaran (ekstrakurikuler). Kegiatan ini dibina oleh guru, praktisi, atau alumni yang
memiliki kualifikasi yang baik berdasarkan Surat Keputusan Kepala Madrasah. Alokasi
waktu untuk pengembangan diri sebanyak 2 jam pelajaran (ekuivalen 2 x 45 menit), yang
pelaksanaannya dapat digabung dalam satu hari, misalnya pada hari Sabtu dengan
menyelenggarakan “Creative Day”.
Kegiatan pengembangan diri dinilai dan dilaporkan secara berkala kepada
madrasah, Komite Madrasah, orang tua dalam bentuk huruf untuk menggambarkan
tingkatan capaian, dengan menggunakan pedoman kategorisasi sbb :

40
Tabel 10: Kategori penilian hasil belajar Pengembangan Diri

Kategori Nilai Keterangan


A Sangat Baik
B Baik
C Cukup
D Kurang

Pengembangan diri terdiri atas kegiatan : kegiatan rutin, kegiatan insidental


terprogram dan kegiatan rutin terprogram yang diwujudkan dalam kegiatan
ekstrakurikuler. Kegiatan terprogram dilaksanakan melalui perencanaan khusus dalam
kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan peserta didik secara individual,
kelompok dan atau klasikal yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi pribadinya.

Berikut ini contoh program pengembangan diri untuk program tahunan, bulanan,
mingguan, harian dan penilaian.

41
Box 06 : Contoh Program Tahunan Pengembangan Kreativitas

Contoh Program Tahunan Pengembangan Kreativitas

PROGRAM TAHUNAN
PENGEMBANGAN KREATIVITAS

MADRASAH : MA ..............
TAHUN AJARAN :
KELAS :
PROGRAM STUDI :

No Kegiatan Materi Bidang Pengembangan


Individual Kelompok Klasikal
1 2 3 4 5
1 Keteladanan :
a. Membaca Al-Quran Pengembangan - Semaan Quran Perlombaan antar
(Zuj Amma setiap pagi kemampuan baca kelas
sebelum pelajaran di Al-Quran pribadi
mulai)

2 Spontan :
a. Yaumul Arabii
- - - Khitabbah
b. English day mufrodat individu/setiap
- ketemu
vocablury, -
grammer communication - Presentation,
(diolog) debat

3. Ekskul :
a. Seni nasyid Objek-objek Objek-objek Objek-objek
b. Pramuka pengembangan pengembangan pengembangan
c. Kaligrafi bakat, minat dan hubungan hubungan
d. Layanan konseling potensi individu. kelompok kelompok
e. Olah Raga Prestasi (kepemimpinan, (kepemimpinan,
f. Pendidikan kerjasama,kreak- kerjasama,kreak-
Teknologi Dasar tivitas dll) tivitas dll)

42
e. Pendidikan Kecakapan Hidup (life skill)

Kecakapan hidup adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani


menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan,
kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga
akhirnya mampu mengatasinya. Tujuan pendidikan kecakapan hidup adalah
memfungsikan pendidikan sesuai dengan fitrahnya, yaitu mengembangkan potensi
siswa dalam menghadapi perannya di masa mendatang secara menyeluruh.

Tujuan khusus pendidikan kecakapan hidup adalah (1) mengaktualisasikan


potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk memecahkan berbagai
masalah, (2) memberikan wawasan yang luas mengenai pengembangan karir
peserta didik, dan (3) memberikan bekal dengan latihan dasar tentang nilai-nilai yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, (4) memberikan kesempatan kepada
madrasah untuk mengembangkan pembelajaran yang fleksibel sesuai dengan
prinsip pendidikan berbasis luas, dan (5) mengoptimalkan pemanfaatan sumber
daya di lingkungan madrasah dan di masyarakat.

Pendidikan yang berorientasi pada kecakapan hidup dilaksanakan untuk


memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik memperoleh bekal
keterampilan dan keahlian yang dapat dijadikan sebagai sumber penghidupannya.
Pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup dirancang dengan mengakomodasi
berbagai kepentingan dan kebutuhan masyarakat serta mengimplementasikannya ke
dalam program pendidikan di madrasah, kurikulum yang merefleksikan kebutuhan
masyarakat dan pembelajaran yang khas dan terukur sehingga kompetensi
lulusannya dapat memenuhi standard yang dapat dipertanggung-jawabkan.

Implementasi pendidikan kecakapan hidup dilakukan dengan


mengintegrasikan kecapakan personal, sosial dan akademik ke dalam mata
pelajaran, muatan lokal, atau pengembangan diri. Rincian dari kecakapan hidup
tersebut dapat dilihat pada Box 05. Sedangkan contoh penulisan Pendidikan
Kecakapan Hidup dalam KTSP dapat dilihat pada Box 06.

43
Box 05: Rincian Kecakapan Hidup yang dapat diintegrasikan ke dalam Mata
Pelajaran
Pendidikan Kecakapan Hidup
Strategi :
Mengintegrasikan aspek kecakapan hidup berikut ke dalam seluruh mata pelajaran
Pendidikan kecakapan hidup meliputi :

Kecakapan Personal Kecakapan Sosial Kecakapan Akademik


 Berfikir Kritis  Bekerja sama  Menguasai
 Berfikir Logis  Mengendalikan pengetahuan
 Komitmen emosi  Bersikap Ilmiah
 Mandiri  Interaksi dalam  Berfikir strategis
 Percaya Diri kelompok  Berkomunikasi Ilmiah
 Tanggung  Mengelola konflik  Merancang penelitian
Jawab  Berpartisipasi ilmiah
 Menghargai  Membudayakan  Melaksanakan
dan Menilai sikap sportif penelitian
Diri  Mendengar  Menggunakan
 Menggali dan  Berbicara teknologi
Mengolah  Membaca  Bersikap kritis rasional
Informasi  Kecakapan
 Mengambil menuliskan
Keputusan pendapat/gagasan
 Disiplin  Bekerjasama dengan
 Membudayak teman sekerja
an hidup  Kecakapan
sehat memimpin

Box: 06: Contoh Penulisan Pendidikan Kecakapan Hidup dalam KTSP

Pendidikan Kecakapan Hidup (life skills)

Pendidikan yang berorientasi pada kecakapan hidup dilaksanakan untuk memberikan kesempatan
kepada setiap peserta didik memperoleh bekal ketarampilan dan keahlian yang dapat dijadikan sebagai sumber
penghidupannya. Pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup dirancang dengan mengakomodasi berbagai
kepentingan dan kebutuhan masyarakat serta mengimplementasikannya ke dalam program pendidikan di
madrasah, kurikulum yang merefleksikan kebutuhan masyarakat dan pembelajaran yang khas dan terukur
sehingga kompetensi lulusannya dapat memenuhi standard yang dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam Mata Pelajaran Matematika


Dari daftar kecakapan hidup di atas guru Matematika dapat merancang RPP dengan memasukkan aspek
kecakapan hidup personal (tanggung jawab dan berpikir kritis) dengan menyisipkan pertanyaan-pertanyaan
kritis dan profokatif pada soal-soal dan bahan ajar matematika yang dikembangkan. Kecakapan hidup sosial
(bekerja sama dan keterbukaan terhadap kritis) diintegrasikan dengan cara memilih metode pembelajaran
diskusi atau metode kooperatif dalam kegiatan pembelajarannya. Dengan diskusi diharapkan kemampuan
bekerjasamanya berkembang. Dalam proses diskusi diharapkan kemauan menerima kritik juga dilatihkan
sehingga siswa lebih terlatih dalam menerima sebuah kritik.

Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia/ Bahasa Inggris/ Bahasa Arab


Pembentukan aspek kecakapan personal seperti tanggung jawab, kemandirian, kepercayaan diri
diintegrasikan dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia/ Bahasa Inggris/ Bahasa Arab dengan cara memilih
bahan bacaan dan contoh-contoh teks yang menggambarkan pentingnya kemandirian, tanggung jawab, dan
kepercayaan diri. Mata pelajaran bahasa cukup fleksibel untuk memilih topik-topik teks/ cerita/ drama yang
berguna untuk membentuk kemandirian, tanggung jawab, dan kepercayaan diri. Selain itu, kepercayaan diri juga
dapat dibentuk melalui pemilihan kegiatan pembelajaran yang memberi kesempatan siswa untuk presentasi di
depan teman-temannya (berpidato di depan teman, berwawancara, bermain peran, dan sebagainya). Kecakapan

44
bekerjasama dan menghargai orang lain, juga dapat diintegrasikan dengan memilih kegiatan pembelajaran
berupa diskusi kelompok, diskusi berpasangan atau JIGSAW untuk membelajarkan keterampilan membaca,
menulis, berbicara, dan mendengar.
Dalam Mata Pelajaran Sains
Keterampilan berpikir kritis dapat dikembangkan dengan memilih model pembelajaran yang bersifat
investigasi/ penyelidikan terhadap fenomena-fenomena di sekitar yang terkait dengan kompetensi dasar.
Tanggung jawab diintegrasikan dengan memilih materi- materi berkaitan dengan tanggung jawab terhadap
keselamatan diri sendiri maupun keselamatan orang lain. Misalnya, pada waktu membelajarkan KD Zat Aditif
guru memilih peristiwa-peristiwa menakutkan yang berkaitan dengan dampak zat-zat kimia pada makanan atau
obat-obatan terhadap jiwa manusia, peristiwa yang menggambarkan dampak penggunaan zat kimia terhadap
lingkungan, peristiwa-peristiwa dampak rokok/ narkoba terhadap remaja. Dengan pemilihan materi-materi yang
kontekstual tersebut diharapkan secara tidak langsung menyadarkan siswa untuk memiliki tanggung jawab
terhadap keselamatan dirinya dan orang lain. Keterampilan bekerja sama dan kemampuan berpikir logis
diintegrasikan guru pada kegiatan pembelajaran yang berupa tugas melakukan percobaan secara berkelompok

Dalam Mata Pelajaran IPS


Kemampuan personal untuk dapat berempati dan menghargai orang lain dapat diintegrasikan dengan
pemilihan metode pembelajaran bermain peran atau langsung mengamati/ berwawancara dengan orang-orang
yang berkaitan dengan pembahasan pada kompetensi dasar. Misalnya, pada pembahasan ekonomi yang
bermoral siswa dapat ditugasi untuk mewawancarai penjual sayur, tukang sol sepatu, pengemis, dan sebagainya.
Tanggung jawab terhadap keselamatan diri dan orang lain juga dapat dintegrasikan dengan cara memilih metode
pembelajaran simulasi untuk menyelamatkan diri dari berbagai bencana yang sering terjadi di daerahnya.
Misalnya, guru IPS di Jogya dan Bengkulu memperdalam materi tentang gempa dan memilih berbagai metode
simulasi untuk menyelamatkan diri dari gempa; guru IPS di Aceh, Banyuwangi, NTT memperdalam materi
tentang tsunami dan menggunakan metode simulasi mempraktikkan cara menyelamatkan diri dari bencana
tsunami.

f. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global

Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global adalah pendidikan yang


memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek
ekonomi, budaya, bahasa, teknologi, ekologi, dan lain-lain yang bemanfaat bagi
pengembangan kompetensi peserta didik agar mampu bersaing di tingkat lokal,
nasional, dan internasional.

Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian


dari semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal.
Satuan pendidikan dapat memasukkan potensi lokal untuk diintegrasikan ke dalam
mata pelajaran tertentu sebagai sumber belajar. Misalnya, potensi daerah Lampung
sebagai produsen Tapis dapat dijadikan sumber belajar pada mata pelajaran seni
budaya (seni rupa), IPS (kegiatan ekonomi), keterampilan pada aspek kerajinan
berbasis keunggulan lokal. Begitu juga iIndustri kerupuk di Gresik dapat digunakan
sebagai sumber belajar bagi pelajaran ketrampilan pengolahan pangan dan mata
pelajaran ekonomi yang berbasis keunggulan lokal.

Sementara itu, perkembangan teknologi dengan tersedianya internet yang


dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran, penggunaan bahasa asing sebagai
bahasa pengantar pembelajaran, program penguasaan aktif bahasa Inggris dan
Bahasa Arab yang berbasis keunggulan global.

Penulisan dalam KTSP dapat diujudkan seperti contoh Box 07 berikut.

45
Box 07: Contoh penulisan Pendidikan Keungulan Lokal dan Global di KTSP

Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global


Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dilaksanakan dengan memperhatikan
kecenderungan perkembangan yang terjadi dibidang ilmu pengetahuan, teknologi, informasi
dan komunikasi serta tantangan yang dihadapi para peserta didik di masa yang akan datang.

Salah satu kegiatan yang merupakan bentuk implementasi dari pendidikan ini adalah
melalui pembelajaran Trilingual yakni bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, bahasa
Inggris dan bahasa Arab khusus pada mata pelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA). Proses pembelajaran pada ketiga mata pelajaran tersebut akan lebih diperkaya pada
segi materi dengan menggunakan bahasa inggris dan bahasa Arab sebagai pengantarnya
secara secara bertahap. Adapaun tahapan penggunaan bahasa inggris sebagai pengantar
dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut .
 Tahun pertama : 25 % bahasa Inggris dan bahasa Arab, 75 bahasa Indonesia
 Tahun kedua : 50 % bahasa Inggris dan bahasa Arab, 50 % bahasa Indonesia
 Tahun Ketiga : 90 % bahasa Inggris dan bahasa Arab, 10 % bahasa Indonesia

g. Pengaturan Beban Belajar

Beban belajar ditentukan berdasarkan penggunaan sistim pengelolaan


program pendidikan yang berlaku di madrasah pada umumnya yaitu menggunakan
sistem paket. Adapun pengaturan beban belajar pada sistem tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Beban belajar tatap muka Mi
adalah 35 menit.
b. Alokasi waktu untuk penugasan berstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur dalam sistem paket untuk Madrasah Ibtidaiyah adalah antara 0% -
40% dari waktu kegiatan tatap muka pelajaran yang bersangkutan. Contoh
jika alokasi waktu Akidah Ahlak tatap muka 2 x 35 menit maka tugas
terstrukturnya tidak lebih dari 40% persen dari 70 menit. Pemanfaatan
alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta
didik dalam mencapai kompetensi.

Pada dokumen KTSP perlu dituliskan beban belajar tiap jam tatap muka dan
waktu yang diperlukan untuk penugasan mandiri
Tabel 13: Contoh Format perhitungan beban belajar tatap muka

Satuan Kelas Satuan Jumlah Jam Minggu Waktu


Pendidikan Jam Pemb. pembelajaran Efektif Pembelajaran
Tatapmuka perminggu per pertahun
(Menit) tahun
pelajaran
MI
Al-Abdul 35 39 68
Muis

46
10.Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar adalah tingkat ketercapaian kompetensi setelah


peserta didik mengikuti kegiatan pembelajaran yang diukur dengan
menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM merupakan kriteria
ketuntasan minimal yang harus dicapai siswa pada setiap mata pelajaran.

(1). Menyusun KKM

Panduan dalam menyusun KKM adalah sbb.:


(i) KKM ditentukan oleh kesepakatan guru mata pelajaran berdasarkan
hasil analisis SWOT tentang kondisi siswa dan kondisi daya dukung
madrasah.
(ii) Nilai ketuntasan maksimal adalah 100
(iii) KKM dapat ditentukan di bawah 75% tetapi perlu terus dinaikkan dari
waktu ke waktu.
(iv) Jika siswa tidak tuntas perlu diberi layanan remedial sedangkan yang
sudah tuntas diberi pengayaan.
(v) Kegiatan remedial adalah kgiatan pembelajaran yang diberikan untuk
membantu siswa yang belum mencapai KKM yang ditetapkan.
(vi) Remedal dilaksanakan setiap saat baik pada jam efektif maupun jam
tidak efektif. Penilaian kegiatan remedial dapat melalui tes maupun
penugasan.
(vii) Nilai KKM dinyatakan dalam bilangan bulat 0 -100
(viii) Nilai KKM harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar Siswa
(LHBS)

(2). Cara Menghitung KKM

KKM merupakan target ketuntasan minimal untuk setiap aspek penilaian


mata pelajaran, yang telah ditetapkan oleh masing-masing madrasah. Untuk
menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dihitung berdasarkan
tiga komponen yaitu : kompleksitas, daya dukung, intake.

Tingkat kesulitan dan kerumitan setiap KD yang harus dicapai oleh


siswa. Tingkat Kompleksitas Tinggi, bila dalam pelaksanaannya menuntut: (i)
SDM yang kompeten dan kreatif dalam melaksanakan pembelajaran, (ii) waktu
cukup lama karena perlu pengulangan, dan (iii) perlu penalaran dan kecermatan
yang tinggi dari siswa. Yang dimaksud dengan kemampuan sumber daya
pendukung yaitu ketersediaan tenaga, sarana dan prasarana pendidikan yang
sangat dibutuhkan, BOP, manajemen madrasah, dan kepedulian stakeholders
madrasah.

KKM dapat dihitung dengan dua cara, yaitu dengan perhitungan kasar
menggunakan rentang nilai 1 sampai 3 dan secara lebih halus dengan
rentangan nilai dari 1 sampai 100 untuk setiap komponen yang dinilai dengan
menggunakan tabel penilaian sebagai berikut:

Tabel 14: Indikator dan rentang nilai komponen KKM

No. Komponen Katergori Rentang Rentang


penilaian kasar halus
1. Kompleksitas Tinggi 1 54 – 60

47
Sedang 2 65 – 80
Rendah 3 81 - 100

2. Daya dukung Tinggi 3 81 - 100


Sedang 2 65 – 80
Rendah 1 54 - 60

3. Tingkat kemampuan Tinggi 3 81 - 100


rata-rat siswa (intake) Sedang 2 65 – 80
Rendah 1 54 - 60

Misalnya dengan menggunakan nilai rentang kasar, untuk pelajaran


Matematika kompleksitasnya ”tinggi” berarti nilainya 1, ”daya dukung” untuk
melaksanakan pembelajaran matematika ”tinggi”, dan intake dari nilai rata-rata
siswa ”sedang”. Jika KD di dalam mata pelajaran memiliki kriteria :
kompleksitas rendah, daya dukung tinggi dan intake siswa sedang, nilai KKM
matematika adalah: (3 + 3 + 2) : 9 x 100 = 88,9.

Sementara itu apabila menggunakan nilai rentang halus untuk


kompleksistas 58, daya dukung 96, dan tingkat kemampuan 76, maka KKM
untuk mata pelajaran matematika menjadi: (58 + 96 + 76) : 300 x 100 = 76,6.

Apabila kesulitan dalam menentukan kriteria penilaian pada setiap


komponen itu, maka penentuan nilai tersebut dapat didiskusikan dalam forum
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).

(3). Cara Menuliskan KKM pada Dokumen KTSP

Berdasarkan pertimbangan kompleksitas, daya dukung, intake, semua mata


pelajaran yang diajarkan di MI-PSA Al-Azhariyyah ditentukan KKM sesuai kondisi
obyektif Madrasah sebagaimana tertera pada Tabel 18. Kemudian, siswa yang
belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal dari masing-masing mata pelajaran,
harus mengikuti program perbaikan ( remedial ) sampai mencapai ketuntasan
minimal.

Tabel 15: Kriteria Ketuntasan Minimal Mata Pelajaran

KKM KKM KKM


No. Mata Pelajaran KELAS KELAS KELAS
VII VIII IX
1 Pendidikan Agama Islam
a. Quran-Hadis Penguasaan konsep
70 70 75
Membaca dan menulis
Sikap beragama
b. Fiqih Penguasaan konsep
Keterampilan beribadah 70 70 70
Sikap beragama

48
c. Aqidah Akhlaq Penguasaan konsep
Keterapilan 70 70 75
Sikap beragama
d. Sejarah Kebudayaan Penguasaan konsep 70 70 75
Islam Sikap beragama
e. Bahasa Arab Mendengarkan
Berbicara 65 70 70
Membaca
Menulis
2. Pendidikan Penguasaan konsep 70 70 70
kewarganegaraan Praktek
3. Bahasa dan Sastra Mendengarkan
Indonesia Berbicara 65 70 70
Membaca
Menulis
4. Bahasa Inggris Mendengarkan
Berbicara 62 63 65
Membaca
Menulis
5. Matematika Bilangan
Aljabar 62 63 64
Geometri dan pengukuran
Peluang dan statistik
6. Pengetahuan Alam (Sains) Penguasaan konsep 65 68 70
Keterampilan Sains
7. Pengetahuan Sosial Penguasaan konsep 65 68 70
Keterampilan sosial
8. Kesenian Apresiasi 70 70 75
Kreasi
9. Pendidikan Jasmani Permainan dan Olahraga
Pengembangn 70 73 75
Uji diri dan senam
Pilihan
10. Keterampilan (TIK) Pengetahuan 70 70 75
Praktik
11. Mulok : Bahasa Daerah Mendengarkan
Berbicara 65 70 70
Membaca
Menulis
Mulok : Penguasaan konsep
Keterapilan 70 70 70
Sikap beragama

49
Pengembangan diri tidak menggunakan KKM.

h. Kenaikan Kelas dan Kelulusan

Rata-rata KKM juga dijadikan bahan pertimbangan siswa untuk naik kelas.
Kenaikan kelas diartikan sebagai proses pengambilan keputusan bagi peserta didik
untuk naik atau tidak naik dari suatu tingkat kelas ke tingkat kelas berikutnya, yang
didasarkan pada perolehan kualifikasi dan kompetensi tertentu sesuai dengan
jenjang yang dipersyaratkan dan melalui suatu proses penilaian atau evaluasi yang
komprehensif. Penentuan kriteria kenaikan kelas diatur dengan mengikuti aturan
dari pusat dan juga ditambahkan sendiri oleh madrasah.

Rambu-rambu dalam menentukan kenaikan kelas adalah sebagai berikut:


(i) Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas dan harus mengulang apabila
(a) tidak menuntaskan standar kompetensi dan kompetensi dasar lebih
dari empat mata pelajaran sampai pada batas akhir tahun pelajaran, (b)
karena alasan yang kuat misal karena gangguan kesehatan fisik, emosi,
atau mental sehingga tidak mungkin berhasil dibantu mencapai
kompetensi yang ditargetkan.
(ii) Ketika mengulang di kelas yang sama nilai peserta didik untuk semua
indikator, kompetensi dasar, dan standar kompetensi yang ketuntasan
belajar minimnya sudah dicapai, minimal sama dengan yang dicapai pada
tahun sebelumnya.

Kriteria umum kelulusan didasarkan pada ketentuan PP No. 19 Tahun 2005


pasal 72 ayat (1) yakni bahwa peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan
pada pendidikan dasar dan menengah dengan aturan berikut.
(i) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
(ii) Memperoleh minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata
pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga,
dan kesehatan
(iii) Lulus ujian madrasah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi
(iv) Lulus ujian nasional
(v) Ketentuan formal lain yang dikeluarkan oleh pihak terkait berkenaan
dengan pelaksanaan ujian nasional akan menjadi acuan tambahan
dalam menentukan kriteria kelulusan.

Berdasarkan kriteria umum tersebut, madrasah menetapkan kriteria kenaikan


kelas/ kelulusan dengan cara mengambil semua peraturan pusat dan
menambahkan hal-hal khusus dari madrasah. Dalam Box 05 berikut disajikan contoh
peraturan kenaikan dan kelulusan pada dokumen KTSP setelah ditambahkan hal-hal
khusus sesuai dengan konteks madrasah.

50
Tabel 16: Kriteria Kenaikan dan Kelulusan pada Madrasah X

Kriteria Kenaikan dan Kelulusan pada Madrasah X


Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi syarat:
 Menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada dua semester di kelas
yang diikuti;
 Tidak terdapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada lebih
dari 4 ( Empat ) mata pelajaran pada semester yang diikuti;
 Nilai minimal rata – rata 6,00 untuk mulok kepesantrenan
 Tidak ada ada nilai kurang dari 50,00 untuk salah satu atau lebih dari aspek
penilaian mata pelajaran
 Nilai rata-rata seluruh mata pelajaran pada semester itu lebih dari atau sama
dengan 6,00
 Memiliki nilai kepribadian minimal cukup untuk aspek kelakuan, kerajinan,
kerapian dan kebersihan pada semester yang diikuti;
 Memiliki nilai minimal cukup untuk aspek pengembangan diri yang diikuti.
 Ketidakhadiran tanpa izin (alpa) maksimal 5% dari jumlah hari efektif (14
hari)

Peserta didik dinyatakan mengulang di jenjang kelas yang sama apabila


 Memiliki nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal (KKM) pada lebih
dari 4 (empat) mata pelajaran
 Ada nilai kurang dari 50,00 untuk salah satu atau lebih dari aspek penilaian
mata pelajaran.
 Nilai rata-rata seluruh mata pelajaran pada semester itu kurang dari 6,00
 Kepribadian dan pengembangan diri kurang dari cukup
 Karena alasan yang kuat, misalnya karena gangguan kesehatan fisik, emosi,
dan mental sehingga tidak mungkin berhasil dibantu mencapai kompetensi
yang ditargetkan;

Penetapan kenaikan kelas dihitung berdasarkan pencapaianhasil belajar


semester ganjil dan genap pada satu tahun ajaran, dengan ketentua sebagai berikut
:
(i) Jika capaian hasil belajar pada semester ganjil dan genap nilai suatu
pelajaran tuntas, maka untuk mata pelajaran tersebut dinyatakan
tuntas.
(ii) Jika capaian hasil belajar pada semester ganjil dan genap nilai suatu
pelajaran tidak tuntas, maka untuk mata pelajaran tersebut dinyatakan
tidak tuntas.
(iii) Jika capaian hasil belajar mata pelajaran pada salah satu dari
semester ganjil dan genap tidak tuntas, maka ketuntasan mata
pelajaran tersebut harus dilakukan penghitungan pada mata pelajaran
sbb.:

51
 Hitunglah nilai rata-rata capaian hasil belajar semester ganjil dan
genap pada mata pelajaran tersebut.
 Hitunglah rata-rata KKM semester genap dan ganjil mata
pelajaran tersebut.
 Jika nilai rata-rata capaian semester genap dan ganjil mata
pelajaran tersebut sama atau lebih besar dari rata-rata KKM, maka
pelajaran tersebut dinyatakan tuntas dan sebaliknya apabila di
bawahnya dinyatakan tidak tuntas, seperti cosntoh di bawah ini.

Tabel 17: Contoh Perhitungan yang MenunjukkanTidak Tuntas


:
Semester KKM Nilai capaian hasil
belajar
Ganjil 70 65
Genap 70 70
Rata-Rata 70 67,5

Tabel 18: Contoh Perhitungan yang Menunjukkan Tuntas

Semester KKM Nilai capaian hasil


belajar
Ganjil 70 65
Genap 70 85
Rata-Rata 70 75

(iv) Penentuan kelulusan

Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan
lulus dari satuan pendidikan pada satuan pendidikan dasar dan menengah setelah :

 menyelesaikan seluruh program pembelajaran ;


 memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh
mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlaq mulia,
kelompok mata pelajaran dan kepribadian, kelompok mata
pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani,
olahraga dan kesehatan.
 lulus ujian/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi.
 lulus ujian nasional
 memenuhi standar kelulusan UN yang berlaku pada tahun
pelajaran berjalan.
o Memiliki nilai rata-rata minimal 5,00 untuk seluruh mata
pelajaran yang diujikan, dengan tidak ada nilai dibawah
4,25, atau
o Memiliki nilai minimal 4,00 pada salah satu mata pelajaran
dengan nilai dua mta pelajaran lain minimal 6,00
o Predikat kelulusan dihitung dengan menggunakan formula
berikut :

52
Box 08: Formula untuk menetapkan predikat kelulusan (Tahun 2008)

Formula Predikat kelulusan


NK= A+B+C
3
Dengan keterangan sbb :
 NK = Nilai rata-rata kelulusan
 A = Rata-rata nilai rapor semester 1 sampai IV
 B =Rata-rata nilai ujian tingkat Madrasah
 C = Rata rata nilai ujian nasional
 Predikat kelulusan berdasarkan kategori sebagai berikut.
 NK Lebih besar atau sama dengan 8,5 : Sangat baik
 NK Lebih besar atau sama dengan 7,5 dan kurang dari 8,5 :
Baik
 NK Kurang dari 7,5 : Cukup
 Contoh :
 A=8
B=8
C = 7, maka NK = 8 + 8 + 7 = 7,33
3

o Pene

Penentuan kelulusan tahun-tahun berikutnya mengikuti ketentuan


pemerintah yang berlaku pada tahun tersebut.

11. Kalender Pendidikan

Dalam implementasi KTSP, madrasah bisa menyusun sendiri kalender


pendidikan yang sesuai dengan konteks madrasah. Kalender pendidikan adalah
pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama 1 tahun
ajaran. Komponen kalender pendidikan adalah (1) permulaan tahun pelajaran, (2)

53
minggu efektif belajar, (3) waktu pembelajaran efektif, dan (4) waktu libur.
Permulaan tahun ajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal
tahun ajaran baru pada setiap satuan pendidikan. Minggu belajar efektif adalah
jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran pada setiap
satuan pendidikan yaitu 34 -38 minggu. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah
jam pembelajaran setap minggu meliputi jumlah jam pelajaran untuk seluruh mata
pelajaran termasuk muatan lokal . Waktu liburan adalah waktu yan ditetapkan tidak
ada pembelajaran terjadwal. Waktu libur berbentuk jeda tengah semester, jeda
antarsemester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, libur umum
termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.

Langkah-langkah dalam penyusunan kalender pendidikan adalah sbb.:


(i) Cermati Kalender Nasional, Kalender Dinas Pendidikan, dan
pedoman Kalender Pendidikan Depag (jika ada)
(ii) Tentukan jumlah minggu efektif yang akan dilaksanakan di madrasah
(sesuai Kerangka Dasar minggu efektif terentang antara 34-38
minggu) per semester. Artinya, madrasah dapat memilih dan
mengatur kalender pendidikannya sendiri dengan minggu efektif
minimal 34 dan maksimal 38.
(iii) Tentukan kegiatan-kegiatan madrasah dan komponen utama kalender
pendidikan yaitu (1) permulaan tahun pelajaran, (2) minggu efektif
belajar, (3) waktu pembelajaran efektif, dan (4) waktu libur.
(iv) Masukkan kegiatan madrasah itu pada kalender madrasah terlebih
dahulu
(v) Berilah warna yang berbeda antara kegiatan satu dengan lainnya
(vi) Hitunglah hari-hari efektifnya
(vii) Tulislah kegiatan-kegiatan madrasah baik yang bersifat umum
maupun yang bersifat khusus.

Dalam menyusun kalender pendidikan perlu diperhatikan rambu-rambu beruikut:


(i) Kalender pendidikan disusun oleh masing-masing satuan pendidikan
berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tercakup pada dokumen
Standar Isi dengan memperhatikan ketentuan dari
pemerintah/pemerintah daerah.
(ii) Alokasi untuk belajar efektif minimum 34 minggu dan maksimum 38
minggu per semester
(iii) Kegiatan jeda tengah semester maksimum 2 minggu untuk satu tahun
pelajaran (satu minggu untuk satu semester)
(iv) Alokasi waktu untuk jeda antar semester maksimum 2 minggu antara
semester 1 dan semester 2
(v) Libur akhir tahun pelajaran maksimum 3 minggu, digunakan untuk
penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun pelajaran.
(vi) Libur khusus maksimum 1 minggu. Satuan pendidikan dengan ciri
khusus dapat menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
(vii) Kegiatan khusus madrasah maksimum 3 minggu digunakan untuk
kegiatan yang diprogramkan secara khusus oleh madrasah tanpa
mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran
efektif.

Contoh Kalender Pendidikan Madrasah

KALENDER PENDIDIKAN MI ABDUL MUIS


TAHUN PELAJARAN 2007 – 2008

54
HBE 13 HLU 0 HLK 0
JULI 2007 TANGGAL URAIAN KEGIATAN
Minggu 1 8 15 22 29
Senin 2 9 16 23 30 2 s.d. 14 Libur Akhir Tahun Tahun Pelajaran 2006-2007
Selasa 3 10 17 24 31 16 Hari Pertama Masuk Sekolah Tahun Pelajaran
2007-2008
Rabu 4 11 18 25 16 s.d. 18 MOS atau Matrikulasi Kelas VII
Kamis 5 12 19 26
Jumat 6 13 20 27
Sabtu 7 14 21 28
ME 1 2 3

HBE 15 HLU 2 HLK 0


AGUSTUS 2007 TANGGAL URAIAN KEGIATAN
Minggu 5 12 19 26 11 Libur Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW (27 Rajab
1428H)
Senin 6 13 20 27 17 Upacara HUT Proklamasi Kemerdekaan RI
Selasa 7 14 21 28
Rabu 1 8 15 22 29
Kamis 2 9 16 23 30
Jumat 3 10 17 24 31
Sabtu 4 11 18 25
ME 3 4 5 6 7

HBE 25 HLU 0 HLK 0


SEPTEMBER 2007 TANGGAL URAIAN KEGIATAN
Minggu 2 9 16 23/30
Senin 3 10 17 24 13 s.d. 15 Libur Awal Ramadhan 1428 H
Selasa 4 11 18 25 17 s.d. 29 Libur Khusus Ramadhan 1428 H
Rabu 5 12 19 26
Kamis 6 13 20 27
Jumat 7 14 21 28
Sabtu 1 8 15 22 29
ME 7 8 9

HBE 10 HLU 3 HLK = 12


OKTOBER 2007 TANGGAL URAIAN KEGIATAN
Minggu 7 14 21 28 1 s.d 6 Libur Khusus Ramadhan 1428 H
Senin 1 8 15 22 29 7 s.d. 13 Libur Menjelang Idul Fitri
Selasa 2 9 16 23 30 14 s.d. 16 Libur Idul Fitri
Rabu 3 10 17 24 31 17 s.d. 24 Libur Sesudah Idul Fitri
Kamis 4 11 18 25 29 s.d. 31 Pelaksanaan Ulangan Tengah Semester Ganjil
Jumat 5 12 19 26
Sabtu 6 13 20 27
ME 9 10

HBE 6 HLU 6 HLK 1


NOPEMBER 2007 TANGGAL URAIAN KEGIATAN
Minggu 4 11 18 25 1 s.d. 3 Pelaksanaan Ulangan Tengah Semester Ganjil
Senin 5 12 19 26
Selasa 6 13 20 27
Rabu 7 14 21 28

55
Kamis 1 8 15 22 29
Jumat 2 9 16 23 30
Sabtu 3 10 17 24
ME 10 11 12 13 14

HBE 26 HLU 0 HLK 0


DESEMBER 2007 TANGGAL URAIAN KEGIATAN
Minggu 2 9 16 23/30 20 Hari Raya Idul Adha
Senin 3 10 17 24/31 25 Libur Hari Natal
Selasa 4 11 18 25 24 s.d. 31 Ulangan Akhir Semester Ganjil
Rabu 5 12 19 26
Kamis 6 13 20 27
Jumat 7 14 21 28
Sabtu 1 8 15 22 29
ME 14 15 16 17 18

HBE 24 HLU 2 HLK 0


JANUARI 2008 TANGGAL URAIAN KEGIATAN
Minggu 6 13 20 27 1 Libur Tahun Baru Masehi
Senin 7 14 21 28 2 s.d. 5 PORSENI
Selasa 1 8 15 22 29 5 Pembagian Rapor
Rabu 2 9 16 23 30 7 s.d. 19 Libur Jedah Antar Semester Akhir Semester
Ganjil
Kamis 3 10 17 24 31 10 Libur Tahun Baru 1429 Hijriah
Jumat 4 11 18 25 21 Hari Pertama Sekolah Semester Genap
Sabtu 5 12 19 26 Libur Nyepi
ME 1 2 Libur Imlek

HBE 10 HLU 1 HLK 12

FEBRUARI 2008 TANGGAL URAIAN KEGIATAN


Minggu 3 10 17 24
Senin 4 11 18 25
Selasa 5 12 19 26
Rabu 6 13 20 27
Kamis 7 14 21 28
Jumat 1 8 15 22 29
Sabtu 2 9 16 23
ME 2 3 4 5 6

HBE 25 HLU 1 HLK 0


MARET 2008 TANGGAL URAIAN KEGIATAN
Minggu 2 9 16 23/30
Senin 3 10 17 24/31 Waisak
Selasa 4 11 18 25 21 Maulid Nabi Muhammad SAW 1428H
Rabu 5 12 19 26 24 s.d. 29 Ulangan Akhir Semester Kelas IX, UTS Kelas
VII,VIII
Kamis 6 13 20 27
Jumat 7 14 21 28
Sabtu 1 8 15 22 29
ME 6 7 8 9 10

HBE 24 HLU 2 HLK 0

56
APRIL 2008 TANGGAL URAIAN KEGIATAN
Minggu 6 13 20 27 22 s.d. 24 Ujian Nasional Utama
Senin 7 14 21 28 29 s.d. 30 Ujian Nasional Susulan
Selasa 1 8 15 22 29
Rabu 2 9 16 23 30
Kamis 3 10 17 24
Jumat 4 11 18 25
Sabtu 5 12 19 26
ME 11 12 13 14 15

HBE 26 HLU 1 HLK 0


MEI 2008 TANGGAL URAIAN KEGIATAN
Minggu 4 11 18 25 1 Lanjutan Pelaksanaan Ujian Nasional Susulan
Senin 5 12 19 26 2 Hari Pendidikan Nasional
Selasa 6 13 20 27 5 s.d. 17 Ujian Sekolah (Praktik)
Rabu 7 14 21 28 19 s.d. 24 Ujian Tulis Sekolah Utama
Kamis 1 8 15 22 29 26 s.d. 31 Ujian Sekolah Susulan
Jumat 2 9 16 23 30 Kenaikan Isa Almasih
Sabtu 3 10 17 24 31
ME 15 16 17 18

HBE 20 HLU 0 HLK 0


JUNI 2008 TANGGAL URAIAN KEGIATAN
Minggu 1 8 15 22 29 9 s.d. 20 Ulangan Penaikan Kelas VII dan VIII
Senin 2 9 16 23 30 21 Pengumuman Kelulusan
Selasa 3 10 17 24 23 s.d. 27 Pekan Kreativitas Siswa
Rabu 4 11 18 25 28 Pembagian Rapor Kenaikan Kelas VII dan VIII
Kamis 5 12 19 26 30 Libur Akhir Tahun Pelajaran 2007-2008
Jumat 6 13 20 27
Sabtu 7 14 21 28
ME 19

HBE 18 HLU 0 HLK 12


JULI 2008 TANGGAL URAIAN KEGIATAN
Minggu 6 13 20 27 1 s.d.14 Libur Akhir Tahun Pelajaran 2007-2008
Senin 7 14 21 28 14 Hari Pertama Masuk Sekolah Tahun Pelajaran
2008-2009
Selasa 1 8 15 22 29
Rabu 2 9 16 23 30
Kamis 3 10 17 24 31
Jumat 4 11 18 25
Sabtu 5 12 19 26
ME

57
BAB IV
PENYUSUNAN SILABUS DAN RPP

A. Pengertian Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata


pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi dan kompetensi dasar,
kegiatan pembelajaran, materi pokok/pembelajaran indikator pencapaian kompe-
tensi, penilaian, sumber, dan alokasi waktu belajar. Di Indonesia, silabus
merupakan pengaturan dan penjabaran seluruh kompetensi dasar suatu mata
pelajaran dalam standar isi sehingga relevan dengan konteks madrasahnya dan siap
digunakan sebagai panduan pembelajaran setiap mata pelajaran. Standar Isi
merupakan standar minimal yang berisi Standar Kompetensi dan kompetensi dasar.
Silabus berisi standar kompetensi dan kompetensi dasar, kegiatan pembelajaran,
materi pokok/pembelajaran indikator pencapaian kompetensi, penilaian, sumber, dan
alokasi waktu belajar.

Silabus berisikan komponen pokok yang dapat menjawab permasalahan (a)


kompetensi apa yang akan dikembangkan pada siswa (terkait dengan tujuan dan
materi yang akan diajarkan), (b) cara mengembangkannya (terkait dengan metode
dan alat yang akan digunakan dalam pembelajaran), dan (c) cara mengetahui
bahwa kompetensi itu sudah dicapai oleh siswa (terkait dengan cara mengevaluasi
terhadap penguasaan materi yang telah diajarkan).

B. Prinsip Pengembangan Silabus

Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam menyusun silabus,


yaitu:
(i) konsisten, yaitu adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas)
antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, kegiatan belajar,
sumber belajar, dan sistem penilaian.
(ii) memadai, yaitu cakupan indikator, materi pokok, kegiatan belajar,
sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang
pencapaian kompetensi dasar.
(iii) ilmiah, yaitu keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan
dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggung-jawabkan secara
keilmuan.
(iv) relevan, yaitu cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan
penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan
fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.
(v) sistematis, yaitu komponen-komponen silabus saling berhubungan
secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
(vi) aktual dan kontekstual, yaitu cakupan indikator, materi pokok,
kegiatan belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan
perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan
nyata, dan peristiwa yang terjadi.
(vii) fleksibel, yaitu keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi
keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang
terjadi di madrasah dan tuntutan masyarakat. Pemilihan media, bahan
ajar, dan kegiatan pembelajaran dapat mengakomodasi
(viii) menyeluruh, yaitu komponen silabus mencakup keseluruhan ranah
kompetensi (kognitif, afektif, dan psikomotor)

58
C. Langkah Penyusunan Silabus dengan Pendekatan Mata Pelajaran

Sesuai dengan struktur dan muatan kurikulum yang ditetapkan, pembelajaran di


kelas IV- IV MI/SD menggunakan pendekatan mata pelajaran.
Secara umum langkah penyusunan silabus dengan pendekatan mata pelajaran
diringkas pada diagram berikut.

SIKLUS PENYUSUNAN SILABUS MATA PELAJARAN

IDENTIFIKASI SK/KD, SKL,


STRUKTUR DAN MUATAN
KURIKULUM

MAPEL UMUM DARI


STANDAR ISI BSNP MAPEL AGAMA DAN
BAHASA ARAB

ANALISIS SK/KD - SKL MAPEL


DAN JUMLAH PEKAN EFEKTIF

PEMETAAN

PROTA/PROMES

PENJABARAN KOMPONEN SILABUS


(SK/KD, MATERI, KEGIATAN
PEMBELAJARAN, INDIKATOR, PENILAIAN,
SUMBER

PENYUSUNAN RPP

Gambar 02: Siklus Penyusunan Silabus

1. Identifikasi SK/KD, SKL, dan Struktur Kurikulum yang berkaitan


dengan mata pelajaran tertentu

Sebelum menyusun silabus, perlu dilakukan pengkajian komponen KTSP


yang berkaitan dengan penyusunan silabus yaitu SK/KD dalam Standar Isi dan
struktur dan muatan kurikulum. Perlu analisis mendalam keseluruhan SK/KD dalam
Standar Isi unuk memperoleh gambaran keseluruhan SK/KD dan hubungan serta
kedalaman suatu SK/KD dalam suatu mapel. Setelah melihat hubungan dan
kedalamannya penyusun silabus menentukan pemetaan yang menunjukkan urutan
penyajian/ pengelompokan SK/KD dan alokasi waktu yang disediakan untuk SK/KD

59
tertentu. Alokasi waktu ini didistribusikan pada pemetaan berdasarkan pekan efektif
yang ada pada dokumen 1 KTSP (contoh pemetaan utuh lihat lampiran .....)

Box 09: Contoh Pemetaan SKKD


Mata Pelajaran Pendidikan Agama

Pendalaman mata pelajaran : Pendidikan Agama Islam

Standar Kompetensi Jabaran kompetensi


Alokasi Waktu
Kompetensi Dasar Psikomotor Afektif

Keterangan :
 Jabaran kompetensi diisi sesuai dengan karakteristik mapel
 Alokasi waktu diisi sesuai dengan waktu yang dibutuhkan setelah
mempertimbangkan karakteristik dan cakupan isi dan keterampilan yang harus
dilatihkan dari suatu Kompetensi Dasar

Box 10: Contoh Format untuk Pendalaman SKKD


Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan alam (IPA)

Pendalaman mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan alam (IPA)

Jabaran kompetensi
Standar Alokasi
Kompetensi Dasar
Kompetensi Pemahaman Penerapan Kinerja Waktu
konsep Konsep Ilmiah

           
           
           
           
           
           
           
           

60
2. Penyusunan Program Tahunan dan Progam Semester

Setelah langkah pemetaan dilakukan pembuatan program tahunan/program


semester. Program tahunan/program semester berisi pendistribusian waktu secara
rinci penyajian tiap-tiap KD selama satu tahun/semester.

3. Penjabaran Komponen Silabus

Langkah ketiga penyusunan silabus adalah menjabarkan komponen-


komponen silabus yang mencakup standar kompetensi dan kompetensi dasar,
kegiatan pembelajaran, materi pokok/pembelajaran indikator pencapaian kompe-
tensi, penilaian, sumber, dan alokasi waktu belajar. Salah satu format penjabaran
silabus dicontohkan berikut.

Box: 11: Contoh Format Silabus

SILABUS
Mata Pelajaran :
Kelas :
Semester :

Standar Kompetensi ............. ...............................................................

Bentuk
Komptensi Materi pokok Kegiatan Indikator dan Sumber Alokasi
dasar pembelajaran Instrumen Belajar Waktu
assesment

Untuk mengisi format tersebut diperlukan proses yang sistematis dan logis
dengan urutan sebagai berikut:

a. Menuliskan Kompetensi Dasar

Penulisan KD sesuai dngan urutan pada pemetaan. Urutan KD dalam


silabus akan mencerminkan urutan RPP yang akan dibuat dan urutan penyajiannya
dalam pelaksanaan pembelajaran. Kompetensi dasar pertama yang akan dijabarkan
juga disesuaikan dengan pemetaan.

61
b. Mengidentifikasi Materi Pokok

Materi pembelajaran berupa fakta,konsep, prinsip ,posedur, dan nilai-nilai. Materi


pembelajaran ditentukan dari kata benda yang terdapat pada kompetensi dasar.

Prinsip pemilihan materi pokok duraikan berikut.

(i) Materi cukup memadai (kedalaman/ keluasannya) untuk memfasilitasi


siswa mencapai kompetensi dasar
(ii) Materi sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual,
emosional, sosial, dan spiritual peserta didik;
(iii) Materi harus bermakna dan bermanfaat bagi peserta didik;
(iv) Kesesuaian materi dengan karakteristik kompetensi dasar
 kompetensi dasar dengan karakteristik keterampilan berarti materi
berupa prosedur dan praktik/ latihan-latihan
 kompetensi dasar yang berfokus pada pemahaman konsep materi
berupa jabaran konsep, prinsip, dan contoh penerapan konsep
 kompetensi dasar yang berfokus pada pembentukan sikap berupa
jabaran contoh-contoh penerapan sikap, manfaat / kerugian/
dampak suatu sikap, latihan menerapkan sikap

Dalam rumusan kompetensi dasar (KD) selalu memuat kata kerja dan objek.
Materi pokok dikembangkan berdasarkan pada objek dari rumusan KD. Penyusunan
materi bisa dilakukan dengan merinci objek pada rumusan KD

Contoh:
SK : Beriman kepada nabi dan rasul
KD : mengenal nabi dan rasul Alloh

Materi : pengertian nabi dan rasul


25 nama nabi dan rasul
Ayat Alquran menjelaskan keharusan umat Islam beriman
kepada rosul Alloh

Akidah Akhlak

KD : Membiasakan diri sholat jumat


Materi : Tata cara sholat jumat
praktik sholat jumat

c. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar


yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta
didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian
kompetensi dasar. Pengalaman dasar yang dimaksud dapat terwujud melalui
penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta
didik. Pengalaman belajar juga mencakup kecakapan hidup yang perlu
dikuasai peserta didik.

62
Dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran, penting bagi para penyusun
silabus untuk memfokuskan pada jenis-jenis pengalaman belajar yang sesuai dan
aktivitas pembelajaran yang akan membantu siswa mencapai hasil pembelajaran
atau standar kompetensi yang telah ditetapkan. Pada pengembangan kegiatan
pembelajaran ini perhatian penyusun silabus harus ditekankan pada bagaimana
cara belajar dan bukan apa yang dipelajari. Untuk itu, pada kolom kedua silabus
dikembangkan kegiatan pembelajaran dan bukan materi pokok.
Kegiatan pembelajaran dirumuskan dengan mempertanyakan tahapan kegiatan apa
yang tepat dilakukan untuk mencapai kompetensi dasar

Prinsip perumusan kegiatan pembelajaran dalam silabus


a. Tahapan kegiatan mencapai KD
b. berpusat pada siswa
c. memberi kesempatan bekerja sama /kecakapan hidup yang lain (berupa
diskusi, eksplorasi, menganalisis/mengelaborasi, dan sebagainya)
d. menantang /menyenangkan

Selain itu, ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan
pembelajaran adalah sebagai berikut.
(i) Kegiatan pembelajaran disusun berpusat pada siswa. Hal ini sesuai
dengan prinsip pelaksanaan kurikulum yang memusatkan kegiatan
pembelajaran kepada siswa.
(ii) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus
dilaksanakan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai
kompetensi dasar.
(iii) Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan
hierarki konsep materi pembelajaran.
(iv) Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal
mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan
pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.

Box 12: Contoh Pengembangan Kegiatan Pembelajaran

Pengembangan Kegiatan Pembelajaran

 Kompetensi dasar : Mengenal nabi dan rasul Allah


 Materi pokok : nabi dan rasul Alah
 Kegiatan pembelajaran : - Mengamati CD/mendengar/ membaca buku cerita tentang
rasul Allah
- Berpasangan membuat pertanyaan tentang nabi dan rasul
yang dibaca/didengar
-Menyimpulkan pesan yang harus diimani

Selain itu, ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan


kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.
(v) Kegiatan pembelajaran disusun berpusat pada siswa. Hal ini sesuai
dengan prinsip pelaksanaan kurikulum yang memusatkan kegiatan
pembelajaran kepada siswa.
(vi) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus
dilaksanakan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai
kompetensi dasar.

63
(vii) Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan
hierarki konsep materi pembelajaran.
(viii) Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal
mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan
pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.

Contoh rumusan kegiatan pembelajaran yang benar

“Mengamati lingkungan untuk mendeskripsikan ciri tumbuhan”


“Berdiskusi tentang hasil pengamatan tumbuhan”

Di bawah ini juga dicontohkan daftar kata kerja operasional untuk


merumuskan kegiatan pembelajaran/ pengalaman belajar

Tabel 19: Kata Kerja untuk Kegiatan Pembelajaran

Kata Kerja kegiatan pembelajaran/ Pengalaman Belajar


 Membaca / mendengar tentang  Membuat rangkuman
 Mengubah dari .... menjadi  Mendemonstrasikan hasil temuan
 Menyanyikan ...  Mencari pemecahan soal
 Bermain peran tentang  Membuat soal ceritera (media kreatifitas)
 Berpidato tentang  Merencanakan dan melakukan percobaan/penelitian
 Menulis prosa, puisi, pantun  Mengoperasikan komputer
 Berdiskusi tentang  Mengelompokkan/mengidentifikasi
 Menyunting karya tulis  Mengumpulkan dan mengoleksi benda sesuai
 Mengisi teka-teki karakteristiknya
 Mengajukan pertanyaan penelitian  Meramalkan kecenderungan pengamatan
 Saling menjawab dengan alasan  Membuat grafik/diagram/charta, jurnal
 Saling mengomentari  Membuat jurnal, karya tulis
 Mengamati …. untuk …  Menjiplak gambar
 Mengamati persamaan dan  Menirukan
perbedaan untuk mencari konsep  Praktik sholat, wudlu
 Mendemonstrasikan percobaan  Mengukur besaran fisika
 Menghitung, membandingkan  Membuat mapping dari yang dibaca
 Membiasakan diri berperilaku ....  Bercerita tentang
 Menggambar, menggunting,

d. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang


ditengarai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur. Indikator dikembangkan
sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi
daerah, dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat
diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
Dengan kata lain indikator merupakan tingkah laku operasional yang menjadi bukti /
tanda tercapainya kompetensi dasar.

Prinsip Penyusunan Indikator


• Indikator dijabarkan sesuai karakteristik kompetensi dasar (bisa dengan
penjabaran kata kerja pada KD, penjabaran lingkup materi pada KD, atau
kedua-duanya)

64
• Indikator disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, karakteristik mata
pelajaran, dan sekolah
• Indikator dapat diamati dan diukur ketercapaiannya
• Indikator menjadi acuan penyusunan penilaian
• Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja
operasional.
Langkah merumuskan indikator
1. Menganalisis karakteristik kata kerja dan lingkup materi yang ada
pada Kompetensi Dasar (termasuk kognitif, keterampilan atau afektif).
2. Mempertanyakan perilaku apa yang dapat diamati/diukur sebagai
bukti pncapaian kompetensi
3. Menjabarkan tingkat kompetensi (kata kerja pada KD) dan materi
yang menjadi media pencapaian kompetensi
4. Menjabarkan materi pada KD
5. Merumuskan indikator yang sekurang-kurangnya mencakup dua hal
yaitu tingkat kompetensi dan materi untuk mencapai kompetensi.

Contoh perumusan indiikator kategori kognitif


KD : Menjelaskan tata cara bersuci

Kompetensi dasar termasuk kognitif (pemahaman / C2 dalam Taksonomi


Bloom). Sebelum menentukan indikator kita perlu mengajukan pertanyaan – perilaku
apa yang menjadi bukti untuk mengetahui bahwa siswa mampu menjelaskan tata
cara wudlu ? Untuk menjawab pertanyaan ini bisa dilakukan dengan analisis
taksonomi Bloom mengenai tingkatan berpikir bahwa sebagai bukti/tanda siswa
mampu memahami berarti siswa sudah bisa melakukan tingkatan berpikir sebelum
memahami (C2) yaitu C1 (menyebutkan tata cara berwudlu) baru ditambahkan
dengan indikator –indikator memahami (memilih kata kerja operasional memahami –
menjelaskan,… dst) Jadi, kata menjelaskan dirinci menjadi dua jenis yaitu
menyebutkan (tingkatan kognitif lebih rendah daripada menjelaskan) dan
menjelaskan. Materi dalam KD dirinci menjadi mensucikan hadast besar dan
mensucikan hadast kecil

Rumusan Indikator
1. menyebutkan tata cara bersuci dari hadast besar
2. menyebutkan tata cara bersuci dari hadast kecil
3. menjelaskan tata cara bersuci dari hadast besar dan hadast kecil

Contoh perumusan indiikator kategori keterampilan

Perumusan indikator dilakukan dengan merinci materi dalam KD (kata kerja dalam
KD tetap). Pada KD dengan kategori keterampilan kata kerja yang digunakan
biasanya berupa kata: mempraktikkan, mendemonstrasikan, mensimulasikan dan
sebagainya. Materi pada KD dirinci menjadi tahapn-tahapan kegiatan melakukan
suatu keterampilan. Pada contoh berikut., praktik berwudlu dirinci menjadi bagian-
bagian rukun wudlu (tahapan berwudlu)
Contoh 1
KD : mempraktikkan tata cara wudlu
Indikator

1. mampu mempraktikkan niat wudlu dengan benar


2. mampu mempraktikkan membasuh kepala dengan benar
3. mampu mempraktikan membasuh tangan dengan benar
4. mampu mempraktikkan membasuh kepala dengan benar

65
5. mampu mempraktikkan membasuh kaki dengan benar
6. mampu mempraktikkan wudlu dengan tertib
Contoh 2
KD : menulis surat resmi
Indikator
1. Siswa mampu menentukan isi surat resmi sesuai dengan konteks (tujuan
pembuatan surat)
2. Siswa mampu menggunakan kata dan kalimat yang sesuai
3. Siswa mampu menggunakan ejaan dengan tanda baca secara tepat
ATAU
Siswa mampu menyusun surat resmi dengan isi yang sesuai tujuan penulisan surat,
menggunakan kalimat baku serta tanda baca yang sesuai

Indikator Kompetensi Dasar Afektif


. Menganalisis karakteristik kata kerja dan lingkup materi yang ada pada KD. Kata
kerja dalam kelompok afektif dapat berupa kata kerja menyetujui, membiasakan,
berperilaku,menghindari, menerapkan perilaku .., menunjukkan perilaku .... dan
sebagainya. Karena kata kerja operasional untuk kompetensi dasar afektif ada yang
sulit dioperasionalkan, perlu proxy indicator yaitu indikator perantara yang
menunjukkan tanda tercapainya indikator. Misalnya, perilaku beriman kepada Allah
tidak dapat diamati secara langsung sehingga dirumuskan indikator perantaranya
yaitu frekuensi atau kemauan untuk sholat, puasa, zakat, dan sebagainya.
Contoh KD afektif pada mapel Fikih, Aqidah Akhlak, Quran Hadist,
• KD :Menghindari sifat pesimis, bergantung, serakah, dan putus asa dalam
kehidupan sehari-hari
• KD : Membiasakan sifat sabar dan taubat dalam kehidupan sehari-hari
melalui kisah Nabi Ayub AS dan kisah Nabi Adam AS
• KD : Membiasakan berakhlak baik terhadap binatang dan tumbuhan dalam
hidup sehari-hari.
• KD : Membiasakan mengikuti salat Jumat
• KD : Membiasakan hidup suci dan bersih
• dalam kehidupan sehari-hari
• KD : Menerapkan kandungan surat al-Faatihah dan al- Ikhlas
• KD : Menunjukkan perilaku hormat kepada orang tua
• KD: Membiasakan sifat sabar dan taubat dalam kehidupan sehari-hari melalui
kisah Nabi Ayub AS dan kisah Nabi Adam AS

• KD : Membiasakan sifat sabar dan taubat dalam kehidupan sehari-hari


melalui kisah Nabi Ayub AS dan kisah Nabi Adam AS

Indikator : mengoperasionalkan kata kerja dalam KD dan merinci mater dalam KD


• Jika disajikan kasus tentang sabar siswa menyetujui untuk berperilaku
sabar
• Jika disajikan kasus tentang taubat siswa menyetujui untuk melakukan
perilaku taubat
• Mempraktikkan sifat sabar yang berupa tahan belajar
• Mempraktikkan bertaubat setiap habis sholat

Contoh 2
• KD : Membiasakan berakhlak baik terhadap binatang dan tumbuhan dalam
hidup sehari-hari
1. Jika dihadirkan kasus – siswa menyetujui tindakan –tindakan merawat
tumbuhan

66
2. Jika dihadirkan kasus siswa menyetujui tindakan –tindakan merawat
binatang (
3. Berperilaku/melakukan tindakan merawat tumbuhan (menyiram tumbuhan di
rumah/ di sekolah)
4. Menunjukkan perilaku merawat binatang yang ada di lingkungan rumahnya.

Contoh 3
KD: Membiasakan berakhlak terpuji hidup bersih, kasih sayang dan rukun
terhadap sesama dalam kehidupan sehari-hari

Indikator
1. memberi salam kepada guru, orangtua, teman
2. bersalaman kepada orangtua, guru,
3. berkata sopan santun kepada sesama
4. berpakaian bersih
5. badan bersih (memotong dan membersihkan rambut, kuku, mandi, gosok gigi)
6. membuat lingkungan bersih (membuang sampah pada tempatnya,
7. membersihkan tempat tidur,
8. membantu teman
9. membantu anggota keluarga
10. menjenguk teman sakit

Untuk menambah wawasan tentang kata kerja operasional yang digunakan


dalam merumuskan indikator, di bawah ini diuraikan contoh kata kerja operasional
kategori pengetahuan, kterampilan, dan perilaku.

Tabel 20: Kategori Kata Kerja Operasional Indikator

Pengetahuan Keterampilan Perilaku


Siswa mampu : Siswa mampu : Siswa sudah mampu
 Menjelaskan  Membaca dan menulis  Menghargai hasil pengukuran orang
 Menyebutkan  Berbicara dan mendengar lain
 Membedakan  Mendemostrasikan  Kebijaksanaan memecahkan
 Menemukan  Menyusun kerangka masalah
hubungan antara dua  Mengukur  Berfikir positif
variabel  Menganalisis  Menghargai pendapat orang lain
 Menerapkan konsep  Menerapkan konsep  Toleransi terhadap masalah
 Menganalisis data  Mengambil kesimpulan yang tepat lingkungan
 ·Menarik kesimpulan dari suatu masalah  ·Menerapkan perduli kebersihan
dari suatu  Keterampilan mengolah data lingkunganSopan santun dalam
peristiwa·Menghitung  Keterampilan menyajikan data berbicara dan bertindak
nilai dari suatu laporan kerja  Beriman dan bertaqwa
besaran  Keterampilan manajemen keuangan  Ketelitian pengamatan
 Menemukan rumus  Menentukan untung / rugi  Menginformasikan masalah
berdasarkan suatu  Keterampilan berdebat positif disertai  Kejujuran empati
data sikap ilmiah  Toleransi
 Mengambil  Keterampilan membaca buku atau  Sikap ingin tahu
kesimpulan berita media  Sikap terbuka
 Menghitung nilai dari  Keterampilan mendengar  Kerja keras
suatu konsep  Keterampilan membaca gambar,  Berfikir kritis
 Membaca diagram diagram, grafik  Berani mengambil resiko
 Menganalisis  Keterampilan membaca pesan  Memiliki keuletan berpikir / bertindak
kegiatan  Mengidentifikasi masalah  Memiliki ide/karya/kreasi
 Mendefinisikan suatu  Merancang percobaan, merancang  Mampu bekerja sama, suka bertanya
konsep suatu alat  Menampilkan disiplin diri dan loyal

67
 Membuat gambar, diagram, grafik  Aktif, kreatif, inovatif, proaktif,
 Membuat karya tul;is, sinopsis, percaya diri
rangkuman

e. Menentukan Jenis Penilaian

Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan


berdasarkan indikator. Penilaian digunakan dengan menggunakan tes dan nontes
dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap,
penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan
secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang
bermakna dalam pengambilan keputusan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian:

(i) penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.


(ii) penilaian harus disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dasar

Keterampilan --- unjuk kerja, tes produk, proyek


Pengetahuan --- tes tertulis
Sikap ---- lembar observasi

Tips untuk menguji ketepatan alat Penilaian dalam silabus

(i) Apakah alat asesmen sesuai dengan indikator suatu kompetensi


dasar?
(ii) Apakah metode pengukuran/Penilaiant merupakan metode yang
terbaik untuk mengukur indikator dari kompetensi dasar ini? Apakah
Ada cara yang paling relevan untuk mengukur ketercapaian
indikator?

Guru perlu memutuskan cara yang paling tepat untuk mengukur kompetensi
dan indikator yang sebenarnya untuk menunjukkan bahwa apa yang diharapkan
telah berhasil dicapai. Dalam penulisan silabus yang berhubungan dengan
pengukuran siswa, terdapat dua prinsip penting yang harus dipertimbangkan oleh
penyusun silabus.

(i) Menggunakan berbagai alat penilaian

 Guru membuat tes (pilihan gguru, jawaban ringkas,


Benar/salah, mencocokkan dan karangan.
 Produk / contoh pekerjaan siswa (kerja praktek, karangan,
bagan, model, proyek, tugas, melengkapi pekerjaan rumah,
buku tugas, dan sebagainya.
 Pengamatan yang sistematis terhadap pekerjaan siswa di
kelas (melaksanakan kerja praktek untuk IPA dan IPS,
menyelesaikan soal-soal matematika, mengamati pekerjaan
dan performa mereka dalam kelas drama).
 Skala penilaian dan daftar (misalnya performa murid dalam
debat atau drama, partisipasi dan kerja sama dalam diskusi

68
kelompok dengan siswa lain, performa lisan dalam diskusi
kelas dan penyelesaian tugas praktik).
 Ujian lisan
 Kinerja/ unjuk kerja atau kerja praktik yang berisi demonstrasi
agar siswa menunjukkan pemahaman dan keterampilannya
berkaiatan dengan kompetensi dasar.

(ii) Penilaian harus berhubungan dengan kompetensi dan indikator yang


telah ditetapkan. Secara garis besar, kompetensi atau hasil yang tidak
dapat diukur tidaklah perlu diukur. (ada yang beranggapan bahwa hal
ini tidak mungkin dilakukan di semua mata pelajaran seperti dalam
mata pelajaran agama).
.
f. Menentukan Alokasi Waktu, dan Menentukan Sumber
Belajar

Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada


jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat
kesulitan, dan tingkat kepentinggan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang
dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai
kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam. Untuk itu,
perlu dilhat kembali pemetaan hasil bedah KD yang telah dilakukan pada kegiatan
sebelumnya..

Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan


untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber,
serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber belajar
didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
Sesuai dengan prinsip pelaksanaan kurikulum yang ditetapkan sumber belajar yang
dipilih diharapkan banyak memanfaatkan lingkungan sekitar. Prinsip
Alamtakambang hendaknya jadi acuan. Semua yang terkembang di alam semesta /
di lingkungan sekitar menjadi alat pembelajaran.

4. Kiat-kiat dalam Penyusunan Silabus

Untuk melengakapi uraian tentang langkah dalam menyusun silabus, berikut


disampaikan kiat-kiat tambahan agar silabus yang disusun menjadi lebih baik.

(i) Kumpulkan sumber-sumber belajar yang tersedia dan berkaitan,


sebelum memulai menulis silabus guru. Sebagai contoh :
 Standar isi
 Standar kompetensi untuk mata pelajaran terkait dan tingkatan
kelas
 Buku wajib/buku cetak dan sumber lainnya

(ii) Buatlah semaksimal mungkin guru mampu, penggunaan sumber


belajar lokal, termasuk sumber belajar dari rumah dan
masyarakat/lingkungan

(iii) Lakukan pemetaan Kompetensi Dasar sesuai dengan karakteristik


mata pelajaran. Pemetaan mencakup kegiatan menentukan urutan
pembelajaran kompetensi-kompetensi ini dan perkiraan alokasi waktu.

69
Guru tidak harus mengikuti urutan kompetensi (1.1, 1.2, 1.3 dll)
seperti yang dinyatakan dalam dokumen BSNP. Dalam beberapa
mata pelajaran seperti bahasa, guru bisa memilih untuk
mencampurkan mereka (urutan), sebagai contoh yang tersedia, yang
berasal dari hasil demonstrasi kerja mereka]

(iv) Perhatikan dengan cermat mengenai pembagian waktu dalam


pemetaan

(v) Masing-masing mata pelajaran untuk kelas 7 dialokasikan dalam 4


pertemuan setiap minggu dalam dokumen BSNP, yang sama dengan
antara 68-76 pertemuan per semester. Satu semester berakhir dari
17-19 minggu]
(vi) Pusatkan kegiatan pembelajaran guru pada siswa. Gunakan
pengalaman masa lalu mereka dalam merencanakan kegiatan-
kegiatan ini. Cobalah untuk memulai setiap kompetensi dengan
memberikan kesempatan pada siswa untuk mendemonstrasikan apa
yang telah mereka ketahui. Kemudian guru bisa menyusun silabus
berdasarkan kegiatan-kegiatan ini

(vii) Pastikan bahwa di manapun memungkinkan, guru menyediakan


variasi dalam kegiatan pembelajaran yang akan melibatkan siswa
dengan cara belajar mereka sendiri. Kadang-kadang hanya ada satu
kegiatan pembelajaran yang cocok untuk suatu topik, tetapi disini
kami menekankan pada variasi kegiatan untuk seluruh semester

(viii) Ingatlah bahwa kadang-kadang guru tidak harus mengajar siswa


untuk belajar. Jadi silabus guru harus memuat kegiatan pembelajaran
dimana siswa menggunakan waktu mereka sendiri untuk membaca
mengenai suatu/beberapa konsep. Guru harus memeriksa apakah
siswa memiliki teknik membaca yang efektif. Hal ini merupakan hasil
penting dari pelatihan bahasa.

(ix) Suatu waktu setelah guru menulis satu kompetensi khusus, periksa
urutan kegiatan pembelajaran guru. Sebagian besar kompetensi
kegiatan pembelajaran bisa diatur dalam berbagai macam cara, yang
akan menguntungkan pada akhirnya, merefleksikan urutan kegiatan
guru, melihat apakah hal tersebut masuk akal, dan sesuai dengan
tingkatan. Perlihatkan hasil kerja guru pada guru lain untuk
mengetahui apakah mereka setuju dengan metode guru

(x) Buatlah semaksimal mungkin guru mampu, atas penggunaan sumber


belajar lokal termasuk yang berasal dari rumah dan
masyarakat/lingkungan ketika menyeleksi materi dari kegiatan-
kegiatan ini.

(xi) Pastikan bahwa materi sesuai dengan mayoritas siswa pada tingkatan
ini. Sebagai contoh pada IPA, guru harus menyeleksi seberapa
banyak unsur yang akan mereka pelajari dan pada Matematika,
pastikan bahwa konsepnya tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit.
Juga pastikan dalam setiap mata pelajaran bahwa cara penyampaian
konsep-konsep ini tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit.

(xii) Pastikan bahwa materi disusun dengan urutan yang masuk akal,
tergantung dari karakteristik mata pelajaran, seperti :

70
 Merancang konsep dari yang lebih mudah ke yang lebih sulit
dalam langkah-langkah sederhana
 Dari topik yang menjadi prasyarat menuju topik yang ahli/mahir
(advanced)
 Dari konsep yang umum ke yang khusus
 Dari contoh/kasus personal/individu ke konsep umum

(xiii) Indikator belajar harus dinyatakan dengan jelas, apa yang telah
dicapai siswa sebagai bukti bahwa siswa telah menguasai suatu
kompetensi dasar. Indikator berkaitan erat dengan penilaian karena
indikator tersebut akan diukur diharapkan bisa dilakukan setelah
menyelesaikan kegiatan pembelajaran. Pikirkan dengan jernih
mengenai apa yang dipelajari dan bagaimana hal tersebut bisa di
demonstrasikan.

(xiv) Perjelas perbedaan antara kolom yang berbeda dan khususnya


antara kegiatan pembelajaran, materi, dan indikator. Ingatlah bahwa
kegiatan menggambarkan apa yang seharusnya terjadi di kelas,
materi adalah dasar dari suatu topik atau materi belajar, dan indikator
merujuk pada apa yang harus dicapai. Sering terjadi dalam
draft/naskah awal, tidak mungkin membedakan ke tiga kolom ini, dan
dalam beberapa kasus mereka sama!
Contoh :
 Kegiatan pembelajaran: siswa diminta mengatur/mengurutkan
daftar bilangan pecahan dengan cara/metode yang lain
 Materi : bilangan pecahan
 Indikator pembelajaran : siswa bisa mengatur/mengurutkan
bilangan pecahan dengan benar

(xv) Sediakan pengukuran Penilaian yang bervariasi. Pikirkan lebih jauh


selain dari tes lisan dan tes tulis untuk dimasukkan dalam Penilaian-
Penilaian lain seperti: menyelesaikan pekerjaan di kelas, tugas,
proyek, melakukan percobaan, membuat model, dan menulis essay,
laporan dll. Guru harus menyediakan instrumen yang bervariasi, kalau
tidak, semua siswa akan belajar dengan cara yang sama, sementara
mereka memiliki keahlian-keahlian yang berbeda. Tidak semua
kompetensi bisa dicapai melalui metode kertas dan pulpen (tertulis)!

(xvi) Pastikan pengukuran Penilaian untuk kegiatan pembelajaran adalah


yang sesuai dan guru tidak merencanakan terlalu banyak Penilaiant
didalam silabus. Tidaklah realistis untuk melakukan tes tulis setiap
selesai pertemuan seperti yang tercantum (dalam silabus), yang
menjadi kasus dalam beberapa silabus.

(xvii) Pilihlah sumber belajar yang realistis, yang mana mungkin


mempengaruhi guru untuk menggunakan sumber lokal yang tersedia.
Dalam semua kasus sepertinya buku cetak/wajib (text books), namun
peta, peralatan, pembicara tamu, masyarakat lokal, kaset, radio, dan
TV merupakan sumber-sumber yang memungkinkan.

71
5. Mengecek Ketepatan Silabus yang Telah Ditulis

Setelah silabus disusun perlu dilihat lagi apakah silabus tersebut sudah
meenuhi syarat atau belum. Berikut ini adalah rambu-rambu memvalidasi silabus.
(i) Rambu-rambu umum

 Kajilah kembali apakah terdapat kesesuaian antar komponen


dalam silabus.
 Kajilah kembali apakah seluruh komponen silabus
dikembangkan dengan memperhatikan perkembangan ilmu,
teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan
peristiwa yang terjadi (apakah menggunakan berbagai sumber
yang bervariasi dan aktual), apakah media kontekstual
(sesuai dengan kompetensi dasar yang mau dicapai dan
kontekstual)
 Apakah keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi
keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan
yang terjadi di madrasah dan tuntutan masyarakat.
 Apakah komponen silabus mencakup keseluruhan ranah
kompetensi (kognitif, afektif, dan psikomotor)

(i) Rambu-rambu khusus untuk validasi silabus dapat dilakukan dengan


menggunakan rubrik penilaian pada Box 13.

Box 13: Contoh Rubrik Penilaian Kemampuan Menyusun Silabus

Rubrik Penilaian Kemampuan Menyusun Silabus

Nama Guru :: ........................................


Mata pelajaran : ........................................

No. Aspek Deskriptor Komentar


Penilaian
1. Ketepatan  Rumusan standar kompetensi (SK)
dan keajegan dan Kompetensi Dasar (KD) sesuai
SK/ KD dengan standar Isi
 Ada kesesuaian antara KD dengan
komponen-komponennya (indikator,
materi, kegiatan belajar,
media/sumber, evaluasi)

2. Kegiatan  Kegiatan pembelajaran memuat


Pembelajaran aktivitas belajar yang berpusat pada
siswa
 Tahapan kegiatan pembelajaran
mendukung tercapainya KD
 Kegiatan pembelajaran memberikan
kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan kecakapan hidup
(personal, sosial)

3. Keakuratan  Materi pembelajaran benar secara


Materi teoritis
Pembelajaran  Materi pembelajaran cukup memadai

72
mendukung pencapaian KD (Selaras
dengan KD)

4. Indikator  Rumusan indikator berisi jabaran


perilaku untuk mengukur tercapainya
KD
 Rumusan indikator berupa kata kerja
operasional

5. Penilaian  Alat penilaian sesuai dan mencakup


seluruh indikator
 Wujud/contoh alat penilaian jelas
dan sesuai dengan indikator

6. Sumber  Sumber belajar sesuai untuk


Belajar mendukung tercapainya KD
 Sumber belajar bervariasi dan
memanfaatkan lingkungan sekitar

D. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

1. Pengertian RPP

RPP merupakan perangkat pembelajaran yang harus dibuat oleh seorang


guru ketika proses kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. RPP menjadi panduan
bagi seorang guru dalam mengembangkan Kompetensi Dasar (KD) menjadi
indikator, menentukan pengalaman belajar yang sesuai, materi pokok pembelajaran,
menentukan bentuk, teknik dan instrument pembelajaran berdasarkan alokasi waktu
dan sumber belajar.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang


menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu
kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus.
Lingkup Rencan Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar
yang terdiri atas 1 (satu) indikator atau beberapa indikator untuk satu kali pertemuan
atau lebih.

SK dan KD SILABUS RPP

Gambar 03: Alur penyusunan RPP

2. Langkah Yang Harus Ditempuh Dalam Menyusun RPP

Langkah dalam menyusun RPP adalah sbb.:

(i) Menuliskan identitas


(ii) Menuliskan kembali SK/ KD dan indikator yang telah ditentukan pada
silabus

73
(iii) Menentukan tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah hal yang akan dicapai dalam
pembelajaran.
Tujuan pembelajaran dirumuskan dan dijabarkan sesuai dengan
karakteristik dan cakupan kompetensi dasar. Tujuan bisa berupa
jabaran tahapan logis dari KD (satu KD beberapa tujuan ) atau bisa
juga sama dengan KD (satu KD satu tujuan pembelajaran).
Kedalaman tujuan disesuaikan dengan kondisi peserta didik. Prinsip
penulisan tujuan (1) tujuan harus operasional, (2) tujuan
dijabarkan dari KD (per tahap dalam mencapai KD). Misalnya;
pada KD yang berupa keterampilan dijabarkan menjadi tujuan
(a) mampu menjelaskan konsep/prinsip/prosedur yang
berkaitan dengan cara melakukan keterampilan tertentu, dan
(b) mampu melakukan keterampilan, dan (3) rumusan tujuan
mencakup kata kerja operasional dan cakupan materi .
Contoh perbedaan tujuan dan indikator
Kompetensi Dasar :

Menulis surat dinas berkenaan dengan


kegiatan sekolah dengan sistematika yang
tepat dan bahasa baku

Tujuan Rumusan Indikator


 Mampu menjelaskan ciri-ciri surat
dinas  Mampu menulis
 Mampu menjelaskan sistematika surat dinas sesuai dengan
surat dinas konteks penulisan dan
 Mampu menyusun surat dinas menggunakan bahasa baku
sesuai konteks dan menggunakan
bahasa baku

Catatan
 Tujuan menjabarkan tahapan kemampuan sebagai
kemampuan bawahan/sebelumnya yang perlu dikuasai
siswa sebelum mencapai kompetensi akhir seperti
tercantum pada KD.
 Indikator sebagai ciri kompetensi dasar yang harus
dinilai ketercapaiannya melalui penilaian. Pada conth di
atas satu indikator
 Indikator dipilih dari tujuan atau diambil semua dari
tujuan jika memang semuanya menjadi penanda/ciri
ketercapaian KD (tidak harus semua tujuan menjadi
indikator). Pada contoh di atas kemampuan terakhir
sudah mewakili penanda ketercapaian KD sehingga
indikator hanya 1 buah saja.
 Indikator difokuskan pada kemampuan akhir (terminal
objective) dari sebuah kompetensi dasar. Pada contoh di
atas kemampuan akhir yang menjadi ciri KD adalah

74
kemampuan menyusun surat dinas sesuai konteks dan
dengan menggunakan bahasa baku. Kemampuan lain
hanya sebagai jembatan untuk mencapai KD. Jadi,
kemampuan antara tersebut tidak harus diukur (tidak
harus dinilai).

(iv) Menentukan Metode

Metode yang dipilih harus bertumpu pada prinsip pelaksanaan


kurikulum yaitu penggunaan multistrategi sehingga siswa belajar
dalam suasana aktif, kreatif, dan menyenangkan serta belajar hidup
bersama/bekerja sama. Metode yang dapat dipilih adalah metode
inkuiri, pemodelan, jigsaw, tanya- jawab, TGT (Tournament Game
Team), simulasi, out door activity, diskusi kelompok, dsb. Beberapa
contoh metode pembelajaran akan dibahas lebih lanjut pada bagian
lain. Pad RPP metode yang dituliskan harus dijabarkan pada kegiatan
pembelajaran.
(iv) Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Prinsip penyusunan kegiatan pembelajaran
 Kegiatan pembelajaran pada RPP dirinci menjadi kegiatan
pendahuluan, kegiatan Inti, kegiatan penutup. Sesuai dengan
standar proses, kegiatan inti minimal mencakup kegiatan
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. (a) Tahap eksplorasi
memberi kesempatan pada siswa untuk memanfaatkan panca
inderanya semaksimal mungkin untuk berinteraksi dengan
lingkungan/sumber belajar baik berupa peristiwa alam, sumber
tulis/lisan, nara sumber (tokoh), dan sebagainya. Sumber-
sumber yang dieksplorasi harus sesuai dengan KD yang akan
diajarkan. Tahap eksplorasi ini merangsang pertanyaan-
pertanyaan dalam diri siswa. (b) Tahap elaborasi
mengarahkan siswa untuk mencermati ulang yang telah
dialami dalam proses ekplorasi untuk menemukan konsep
yang berkaitan dengan apa yang akan dipelajari. Tahap
elaborasi merangsang daya pikir tingkat tinggi siswa dengan
mengkaji/mendiskusikan temuan-temuan pada tahap
eksplorasi. (c) Tahap konfirmasi merupakan tahapan untuk
menguatkan apa yang ditemukan siswa. Tahap konfirmasi
berfungsi untuk menyimpulkan temuan yang benar,
meluruskan temuan yang kurang tepat, atau memberi balikan
untuk perbaikan produk yang telah dibuat siswa. Alternatif
kegiatan yang sesuai dengan tahap eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi dapat dipelajari pada uraian berikutnya pada
panduan ini.

 Berpusat pada siswa. Kegiatan yang dirancang memberi


kesempatan siswa untuk aktif mengamati model, menemukan
ciri berdasarkan pengamatan, menggali informasi dari objek
sekitar/nara sumber, berdiskusi, bermain peran, melakukan
percobaan, melakukan keterampilan tertentu (mendengarkan
berita, menulis, berbicara, membaca), aktif menilai karya
teman/ karya sendiri, aktif saling bertanya, bermain game yang
sesuai KD, aktif membuat produk/karya secara
berpasangan/berkelompok/ individu, latihan menerapkan
konsep.

75
 Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang
harus dilaksanakan oleh peserta didik secara berurutan untuk
mencapai kompetensi dasar (lihat pemetaan). Jika bersifat
pemahaman konsep berarti kegiatan pembelajaran bersifat
penemuan konsep dengan mengamati berbagai contoh, jika
berupa penerapan konsep berarti harus banyak mencoba/
berlatih, jika berupa sikap berarti ke arah penghayatan dan
pengamalan)
 Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan
hierarki konsep materi pembelajaran.
 Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal
mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan
pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa
dan materi.

Apa perbedaan Kegiatan pembelajaran pada silabus dan RPP

Perbedaan kegiatan pembelajaran pada silabus dan pada RPP.


diuraikan berikut.

 Kegiatan pembelajaran pada RPP lebih rinci (ada kegiatan


pendahuluan, inti, dan penutup), pada silabus belum
terjabarkan.
 Kegiatan pembelajaran pada RPP kegiatan inti dirinci menjadi
minimal tiga siklus yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi
(sesuai standar isi)
 Kegiatan pembelajaran sudah diatur per pertemuan ( jika
di silabus ada 2 jam berarti di RPP hanya dirancang untuk 1
pertemuan, jika 6 jam berarti kegiatan pembelajaran
dijabarkan menjadi 3 pertemuan, dst).
 Kegiatan pembelajaran di RPP sudah diorganisasikan
waktunya lebih rinci (berapa menit pendahuluan, berapa menit
kegiatan tertentu pada inti, dan berapa menit pada penutup).

Perbedaan Kegiatan Pembelajara pada Silabus dan RPP


KD: mengenal nabi dan rosul

Kegiatan Pembelajaran pada Silabus


- Mengamati CD/ mendengarkan/membaca cerita tentang rosul-rosul Alloh/ membaca buku
tentang 25 rosul Alloh
- Menyimpulkan siapa nabi dan rosul yang harus diimani umat Islam
Kegiatan pembelajaran pada RPP
Pendahuluan (10 menit)
-Guru menunjukkan gambar perayaan maulid
- Siswa diajak membacakan sholawat untuk nabi
- Siswa bertanya jawab cerita nabi yang pernah dibaca
Kegiatan Inti ( 50 menit)
- Mengamati CD/ mendengarkan/membaca cerita tentang rosul-rosul Alloh/ membaca buku
tentang 25 rosul Alloh (tahap eksplorasi)
- Bernyanyi menghafalkan nama nabi dan rasul Alloh (elaborasi)
- Saling membuat pertanyaan tentang pengertian nabi dan rasul (elaborasi)

76
- Saling bercerita (cerita berantai) tentang nabi dan rosul Alloh (elaborasi)
- adu cepat tepat saling menebak nama nabi/rosul yang dideskripsikan kelompok lain
- Guru memberi umpan balik ketepatan dan memberi pesan yang relevan (konfirmasi)
Penutup (10 menit)
- Guru meminta siswa membaca cerita-cerita tentang nabi dan rosul
- Guru memberi pesan yang bia diteladani dari pelajaran hari ini

Sebagai bekal tambahan dalam penyusunan kegiatan pembelajaran pada RPP


di bawah ini diuraikan penjelasan lebih lanjut tentang kegiatan inti yang berfokus
pada kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai


KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik


peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi,
dan konfirmasi.
1) Kegiatan Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru melakukan kegiatan berikut.
a) Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam
tentang topik/tema Materi yang akan dipelajari dengan menerapkan
prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
b) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain;
c) Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
d) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
e) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium,
studio, atau lapangan.

Macam-macam alternatif kegiatan eksplorasi:


 Membaca tentang
 Mendengar tentang
 Berdiskusi tentang
 Mengamati model (teks/ karya)
 Mengamati demonstrasi
 Mengamati simulasi kasus
 Mengamati 2 perbandingan
 (yang salah dan yang benar)
 Mencoba melakukan kegiatan trtentu
 Membaca kasus (bedah kasus)
 Talk show
 Berwawancara dengan sumber tertentu (menggali informasi)
 observasi terhadap lingkungan
 mencoba melakukan kompetensi dengan kemampuan awalnya
 mencoba bereksperimen
 Bernyanyi (berkaitan dengan konsep yang akan dibahas)
 Bermain (berkaitan dengan konsep yang akan dibahas)
Contoh pada RPP bisa dilihat pada buku lampiran

77
2) Kegiatan Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru melakukan hal-hal berikut.
a) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui
tugas-tugas tertentu yang bermakna;
b) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain
untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
c) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
d) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
e) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar;
f) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
g) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok;
h) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta
produk yang dihasilkan;
i) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.

Macam-macam alternatif kegiatan elaborasi:


 diskusi/ mandiri
 Mengidentifikasi ciri
 Menemukan konsep
 Melakukan generalisasi
 Mencari bagian-bagian
 Mendeskripsikan persamaan dan perbedaan
 Memasukkan dalam kelompok yang mana (memilah-milah)
 Membandingkan dengan dunia nyata atau pengetahuan yang telah dimiliki
(analisis beda dan persamaannya)
 Menganalisis mengapa terjadi begini/ begitu dari hasil eksperimen/
demonstrasi
 Meramalkan apa yang akan terjadi dari eksperimen
 Mengidentifikasi mana yang beda/sama dengan model bandingkan/kriteria
dan mana yang lebih baik
 Mengidentifikasi apa yang salah/benar, mengapa salah/benar
 Mengurutkan
 Mengelompokkan
 Mengkombinasikan
 Menyusun mana yang berhubungan dan mana yang tidak
 Menguhung-hubungkan (mencari model hubungan)
 Menasangkan contoh dan bukan contoh
 (memanfaatkan model bandingan untuk elaborasi)

Contoh pada RPP bisa dilihat pada buku lampiran


3) Kegiatan Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru melakukan kegiatan-kegaiatan berikut.
a) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
b) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik
melalui berbagai sumber,
c) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman
belajar yang telah dilakukan,

78
d) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna
dalam mencapai kompetensi dasar:
(i) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan
peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang
baku dan benar;
(ii) membantu menyelesaikan masalah;
(iii) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil
eksplorasi;
(iv) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
(v) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.

Macam-macam alternatif kegiatan konfirmasi:


 Penyimpulan
 Memberikan balikan apa yang dikerjakan peserta didik
 Penjelasan mengapa salah
 Penjelasan mana yang bnar dan yang salah
 Meluruskan yang salah
 Menegaskan yang benar
 Melanjutkan/ menambahkan yang kurang
 Mengangkat kasus yang salah dan yang benar - menjelaskan mengapa
salah/benar
 Menyimpulkan konsep, kriteria , prinsip, cara mencapai yang lebih baik,
contoh dan bukan contoh
 Memperluas contoh yang bebar dan yang salah
 Menjelaskan bagaimana seharusnya
 Menciptakan rubrik

Berikut contoh skenario pembelajaran/ kegiatan pembelajaran penerapan


metode-metode pembelajaran aktif yang bervariasi pada berbagai tahapan.

Box 14: Contoh KD yang Berfokus pada Keterampilan (Melakukan Sesuatu)

KD yang berfokus pada keterampilan (melakukan sesuatu)

Pendahuluan
Bertanya jawab tentang pengetahuan/ keterampilan yang terkait dengan KD
Memotivasi siswa dengan menyampaikan tujuan atau mengaitkan KD dengan
dunia nyata
Kegiatan Inti
Melakukan modelling/simulasi untuk menemukan konsep (eksplorasi)
Bertanya jawab/ berdiskusi tentang model/ simulasi yang telah dilakukan
(Elaborasi)
Menyimpulkan langkah yang benar untuk melakukan (Elaborasi)
Praktik melakukan secara bergantian/ dalam kelompok ( Elaborasi)
Saling mengomentari praktik yang dilakukan dan umpan balik atau penguatan
dari guru ( Konfirmasi)
Kegiatan penutup
Merefleksi apa yang telah dilakukan dan manfaatnya dalam kehidupan
Mengambil hikmah dari kegiatan yang dilakukan
Memberi tugas lanjutan

Box 15: Contoh KD yang Berfokus pada Pemahaman Konsep

79
KD yang Berfokus pada Pemahaman Konsep

Pendahuluan
Menunjukkan gambar peristiwa dan bertanya jawab tentang hal yang terkait dengan
kompetensi dasar
Bertanya jawab tentang apa yang akan dipelajari dan manfaatnya
Menginformasikan tujuan yang akan dicapai
Apersepsi (bertanya jawab tentang konsep yang berkaitan)
Kegiatan Inti (alternatif 1)
Mengamati peristiwa yang berkaitan dengan suatu konsep ( Eksplorasi)
Bertanya jawab untuk menemukan suatu konsep (Elaborasi)
Berdiskusi untuk menerapkan suatu konsep untuk peristiwa yang lain (Elaborasi)
Secara individu antara lain mengerjakan LKS untk menerapkan konsep
(Elaborasi)
Saling mengoreksi dan mendapat umpan balik dari guru (Konfirmasi)
Kegiatan inti (alternatif 2)
Mengamati peristiwa alam sekitar yang berkaitan dengan suatu konsep
Bertanya jawab untuk menemukan suatu konsep
Berdiskusi untuk menerapkan suatu konsep untuk peristiwa yang lain
Secara individu mengerjakan LKS untk menerapkan konsep
Berwawancara dengan nara sumber berkaitan dengan suatu konsep
Diskusi tentang hasil wawancara dan kaitannya dengan suatu konsep
Secara individu antara lain mengerjakan LKS untuk menerapkan konsep
Kegiatan Akhir
Menyimpulkan konsep yang ditemukan
Merancang tugas pengayaan untuk penerapan konsep

Box 16: Contoh KD yang Fokus pada Keterampilan (Melakukan Sesuatu)

KD Berfokus pada Keterampilan dan Menghasilkan Produk/ Karya

Pendahuluan
Bertanya jawab tentang produk yang terkait dengan KD
Memotivasi siswa dengan menyampaikan tujuan atau dan manfaat mengaitkan KD
dengan dunia nyata

Kegiatan Inti
Mengamati model teks (struktur isi dan bentuk)
Bermain mengurutkan bagian teks
Bertanya jawab tentang aspek teks yang terkait
dengan indikator
Menulis draf
Menulis secara utuh
Belanja dan saling mengoreksi dengan rubrik
yang telah disiapkan guru
Revisi berdasarkan masukan teman /guru
Kegiatan Penutup
Menyimpulkan langkah yang ditemukan dalam menghasilkan produk
Merancang tugas pengayaan untuk merevisi karya yang dihasilkan

(v) Mengembangkan materi

80
Materi pembelajaran berupa fakta,konsep, prinsip ,posedur, dan
nilai-nilai. Materi pembelajaran ditentukan dari kata benda yang terdapat
pada kompetensi dasar.

Mengembangkan materi dalam RPP ditempuh melalui


 Menjabarkan materi pokok pada silabus lebih rinci
(operasional)
 Disesuaikan dengan dengan karakteristik daerah;
 Disesuaikan dengan aktualitas dan tingkat perkembangan fisik,
intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;
 Kebermanfaatan bagi peserta didik;
 Struktur keilmuan;
 Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
 relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan
lingkungan;
 alokasi waktu

(vi) Mengembangkan Alat Penilaian

Pada RPP wujud alat Penilaian dan penilaiannya sudah dirancang


secara operasional (siap pakai). Kalau di silabus disebus tes tulis
berarti di RPP dikembangkan wujud tes tersebut. Jika pada silabus
disebut tes unjuk kerja berpidato berarti pada RPP dikembangkan
perintah untuk berpidato dan illustrasinya dengan rubrik/pedoman
penilaiannya. Cara pengembangan alat penilaian (lihat Lampiran …..)

(vii) Melengkapi RPP dengan alat operasional lain yang dirujuk pada
kegiatan pembelajaran

Cermati kegiatan pembelajaran pada RPP dan kembangkan alat/


media/ bahan yang diperlukan untuk mendukung operasional RPP.
Misalnya, LKS untuk mendukung percobaan, kegiatan membaca, CD
yang yang harus diamati, contoh surat yang harus diamati, bahan
yang harus didiskusikan, panduan pertanyaan untuk menggali
informasi/ merangsang pertanyaan siswa, dan sebagainya

(viii) Menuangkan rumusan RPP ke dalam format baku dengan contoh


sbb.:

Box 17: Contoh format RPP

Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mata pelajaran : ......................................................................................................


Kelas/Semster : ......................................................................................................
Unit* : ......................................................................................................
Kompetensi Dasar : ......................................................................................................
Alokasi Waktu : ......................................................................................................

I. Indikator : ......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
II. Tujuan pembelajaran : ......................................................................................................

81
......................................................................................................
......................................................................................................
III. Materi pembelajaran : ......................................................................................................
......................................................................................................
IV. Metode pembelajaran: ......................................................................................................
......................................................................................................

V. Langkah-langkah pembelajaran waktu


1. Kegiatan awal:
........................................................................................... ............. ..........
........................................................................................... ............. ..........
2. Kegiatan inti: (minimal mencakup kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfimasi)

........................................................................................... ............. ..........


........................................................................................... ............. ..........
3. Kegiatan akhir:
........................................................................................... ............. ..........
........................................................................................... ............. ..........

VI. Alat/bahan/sumber belajar: ..............................................................................................

VII. Penilaian : ....................................................................................................................

3. Bekal Tambahan untuk Menyusun RPP

Untuk membuat para siswa menjadi pelajar yang lebih baik, para guru
membutuhkan pengetahuan tentang bagaimana para siswa belajar. Beberapa siswa
mampu berpikir secara verbal dengan lebih baik dan lainnya lebih suka
menggunakan gambar, beberapa orang siswa belajar lebih baik dengan melakukan
sesuatu, yang lain dengan menonton, meraba dan merasakan atau dengan berpikir,
dan sebagainya, dan berbagai strategi belajar [seperti misalnya interaktif, kelompok
kecil dan pengajaran dengan penelitian.

a. Memahami Gaya Belajar Peserta Didik

Sebelum berlanjut untuk mendiskusikan isi, nampaknya ada gunanya kita


mengingat fakta bahwa karena setiap siswa punya cara belajar yang mereka sukai
sendiri, para guru harus mencoba menerapkan berbagai strategi pembelajaran jika
mereka ingin parasiswa mendapatkan kesempatan yang maksimal untuk belajar.
Kita akan secara singkat mengulas kembali cara bagaimana siswa belajar.

(i) Ada siswa yang belajar dengan cara melakukan, ada yang dengan
melihat, ada juga yang dengan merasa, yang lainnya mungkin dengan
berpikir. Meskipun seorang siswa mungkin menggunakan keempat
metode ini dalam belajar, pasti ada satu ang mereka lebih sukai.
Bagaimana dengan Guru, metode apa yang lebih disukai Guru
(ii) Berikut adalah sejumlah cara lain untuk melihat preferensi belajar.
Ada yang lebih suka dengan cara verbal (verbaliser) sementara
lainnya lebih suka dengan melihat (imager). Ada yang suka
memproses informasi sebagai keseluruhan (wholist). Sementara yang

82
lainnya lebih suka memproses suatu informasi sebagai bagian-bagian
(analytick). Sekali lagi, kita menggunakan berbagai metode ini dalam
belajar, tetapi kita pasti punya semacam kesukaan terhadap 1
metode. Metode mana yang lebih disukai Guru

Banyak riset yang dilakukan untuk mengetahui cara-cara orang belajar.


Berdasarkan penelitian-penelitian ini, para ahli pendidikan telah mengembangkan
sejumlah teori mengenai cara-cara orang belajar yang dari situ kemudian strategi
pengajaranpun disesuaikan untuk tiap gaya belajar yang berbeda. Intinya adalah
tidak ada satupun strategi pengajaran/pembelajaran yang cocok untuk semua siswa.
Untuk itu, para guru harus menggunakan banyak strategi pengajaran/pembelajaran
jika mereka ingin para siswa mendapatkan kesempatan belajar yang maksimal.

Diagram di bawah ini mendeskripsikan tiap gaya pembelajar. Diagram ini


mendeskripsikan gaya belajar yang cocok untuk setiap jenis pembelajar.

83
KONKRET

Pembelajar Dinamis Pembelajar Inovatif

MELAKUKAN
MELIHAT

Pembelajar Logis Pembelajar Analitis

ABSTRAK

Gambar 04: Gaya belajar

KONKRET

4. Intuitif/Menyeluruh 1.Arti Sosial/Pribadi


Pembelajaran yang Tanya Jawab
bersifat penemuan Belajar Kelompok
Diskusi
MELAKUKAN
MELIHAT

3. Pengalaman Indera 2. Bersifat informasi/fakta


Proyek Mandiri Ceramah
Coaching/Fasilitator Sesi Berpikir
Simulasi

ABSTRAK

Gambar 05: Gaya Pengajaran yang cocok

b. Memahami Jenis-jenis Metode Pembelajaran

Berikut adalah jenis-jenis metode pembelajaran yang dapat digunakan dan


dikembangkan dalam menyusun RPP sebagai berikut:

(i) Diskusi terbuka: ajukan pertanyaan pada seluruh peserta didik atau
kelompok. Untuk menghindari pemborosan waktu, guru dapat
menyatakan sebelumnya bahwa hanya meminta 4 atau 5 peserta
didik untuk mengajukan pendapat dengan mengacungkan tangan.

84
(ii) Tanya-jawab dengan kartu respon: guru meminta peserta didik untuk
menjawab pertanyaan pada kartu atau potongan kertas dengan tidak
menuliskan nama atau identitas lain.

(iii) Tanya jawab dengan polling: Guru melakukan survei singkat untuk
memperoleh data secara cepat. Hal ini dapat dilakukan dengan
survey verbal misalnya dengan meminta peserta didik mengangkat
tangan atau mengangkat kartu jawaban

(iv) Diskusi kelompok: Guru meminta peserta didik berkelompok dengan


anggota tiga atau lebih untuk berbagi informasi, berdiskusi

(v) Diskusi berpasangan: Guru meminta peserta didik untuk


mengerjakan tugas atau berdiskusi dengan teman di dekatnya secara
berpasangan. Belajar berpasangan cocok untuk mengerjakan tugas
yang rumit.
Beberapa tugas yang dapat diberikan pada kegiatan belajar
berpasangan:
 Mendiskusikan bacaan singkat
 Saling bertanya terkait dengan reaksi pasangan terhadap
tugas membaca, materi pelajaran atau yang lainnya
 Saling mengritik pekerjaan pasangan
 Saling bertanya tentang hasil membaca
 Merangkum pelajaran yang baru diberikan
 Mengembangkan pertanyaan yang akan diajukan pada guru
 Mengalisis masalah tertentu, latihan atau percobaan
 Saling menguji pasangan
 Merespon pertanyaan yang diajukan guru
 Membandingkan catatan pelajaran yang dibuat di kelas

(vi) Diskusi Panel: guru meminta beberapa peserta didik untuk


mengemukakan pendapatnya di depan kelas seperti dalam bentuk
diskusi panel. Peserta didik-peserta didik yang duduk di depan
menghadap ke teman-teman lain berperan sebagai panelis. Kemudian
secara bergiliran peserta didik-peserta didik lain menjadi panelis.

(vii) Fishbowl (diskusi melingkar): Guru meminta beberapa peserta didik


untuk melakukan diskusi secara melingkar dan peserta didik yang lain
mendengarkan dalam format melingkar di luar nya. Kemudian buat
lingkaran kecil di dalamnya untuk melanjutkan diskusi

(viii) Metode tanya-jawab yang dikemas dalam berbagai permainan: Guru


menggunakan permainan dalam pembelajaran. Berbagai jenis kuis di
TV dapat diterapkan di kelas dengan beberapa modifikasi (misalnya
who wants to millioner, gamezone, permainan kata, teka-teki
silang,dll). Siswa beradu cepat untuk menjawab pertanyaan.

(ix) Tanya-jawab berantai : guru memanggil seorang peserta didik untuk


mengemukakan pendapatnya/bertanya. Setelah selesai giliranya,
peserta didik ini diminta menunjuk peserta didik lain menyampaikan
pendapatnya.

85
(x) Silih tanya : guru menugaskan siswa membaca materi lalu membuat
pertanyaan dan jawaban dari yang dibaca.didengar. Guru mengatur
siswa saling bertanya dan saling menilai ketepatan jawaban.

(xi) Ceramah : guru banyak berperan menyampaikan isi pembelajaran


dengan cara presentasi di depan peserta didik.

(xii) Demonstrasi : metode pembelajaran dengan cara mendemontrasikan


cara bekerjanya suatu proses, prinsip, dan sebagainya.

(xiii) Simulasi: metode pembelajaran dengan cara memainkan peran-


peran tertentu yang bukan sesungguhnya.

(xiv) Penugasan : guru mengaskan siswa untuk (a) mengamati objek, (b)
mewawancarai sumber, (c) mencoba melakukan suatu
pekerjaan/kegiatan, dan (d) mencoba membuat produk tertentu.

c. Kiat-kiat Menentukan Kegiatan Pendahuluan, Inti,


Penutup dalam Penyusunan RPP

Pendahuluan dilakukan untuk membangun ketertarikan/ motivasi atau


pengaitan dengan pemahaman terdahulu (apersepsi). Pendahuluan bisa
dilakukan dengan contoh kegiatan berikut.

(i) Guru membuat kaitan dengan cara bertanya jawab tentang apa yang
telah dipelajari dan hubungannya dengan apa yang akan dipelajari
(ii) Mengaitkan apa yang akan dipelajari dengan peristiwa di sekitar/ yang
dialami peserta didik
(iii) Menunjukkan peristiwa aktual dan bertanya jawab kaitannya dengan
apa yang akan dipelajari
(iv) Melakukan gerakan atau bernyanyi yang sesuai dengan apa yang
akan dipelajari
(v) Cerita atau visualisasi yang menarik: Guru menyediakan cerita fiksi,
gambar, grafik atau alat visual lain yang relevan untuk menarik
perhatian peserta didik terhadap apa yang akan dipelajari.
(vi) Permasalahan: Guru mengajukan permasalahan yang terkait dengan
pelajaran yang akan disampaikan
(vii) Pertanyaan: Guru mengajukan pertanyaan pada peserta didik
sehingga mereka termotivasi untuk mengikuti pelajaran

Kegiatan inti untuk mengoptimalkan pelibatan peserta didik dalam mencapai


pemahaman, penemuan konsep, latihan keterampilan tertentu yang berkaitan
dengan pencapaian kompetensi tertentu. Kegiatan inti dalam RPP minimal
mencakup kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfimasi.

(i) Mengamati contoh dan ilustrasi: Guru menyediakan contoh dan


ilustarsi dalam kehidupan sehari-hari yang terkait dengan pelajaran.
Guru juga dapat membuat perbandingan antara materi pelajaran
dengan pengalaman peserta didik.
(ii) Melakukan demonstrasi dengan alat peraga tertentu. Guru
menggunakan alat peraga untuk mendemostrasikan suatu peristiwa/

86
konsep/ cara kerja ketika menjelaskan sesuatu. Misalnya ketika
menjelaskan warna-warna dalam pelangi guru dapat menggunakan
gelas yang berisi air untuk percobaan pelangi. Peserta didik
mendiskusikan demonstrasi yang dilakukan guru dipandu pertanyaan-
pertanyaan yang relevan
(iii) Melibatkan peserta didik dalam melakukan pengamatan, investigasi,
wawancara dengan nara sumber, berdiskusi, bermain, mencoba/
berlatih keterampilan tertentu
(iv) Menantang: Hentikan pelajaran secara periodik dan ajukan
pertanyaan yang menantang pada peserta didik, misalnya
memberikan contoh dari pelajaran yang disampaikan atau menjawab
kuis.

Penutup pelajaran untuk penguatan yang dapat berupa:


(i) Penyimpulan dan refleksi
(ii) Aplikasi: Hadapkan suatu masalah atau pertanyaan pada peserta
didik-peserta didik untuk menyelesaikannya berdasarkan penjelasan
dalam pembelajaran.
(iii) Reviu: Minta peserta didik-peserta didik untuk mereviu isi pelajaran
dengan yang lain atau memberi mereka tes skor reviu.

4. Memahami Prinsip dan Jenis Alat Penilaian

a. Prinsip-Prinsip Penilaian

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan asesmen dan


penilaian, yaitu:
(i) Berorientasi pada kompetensi, yaitu harus mampu menentukan
apakah peserta didik telah mencapai kompetensi yang dimaksudkan
dalam kurikulum
(ii) Menyeluruh, penilaian hendaknya menilai peserta didik secara
menyeluruh, mencakup semua aspek perilaku yakni kognitif, afektif
dan psikomotor.
(iii) Valid, penilaian harus dapat memberikan informasi yang akurat
tentang hasil belajar peserta didik.
(iv) Adil dan terbuka, penilaian harus adil terhadap semua peserta didik
dan semua kriteria dan pengambilan keputusan harus jelas dan
terbuka bagi semua pihak.
(v) Mendidik, penilaian merupakan penghargaan bagi peserta didik yang
berhasil dan sebagai pemicu bagi peserta didik yang kurang berhasil.
(vi) Menyeluruh, penilaian dilakukan dengan memanfaatkan berbagai
teknik dan prosedur untuk mengumpulkan berbagai bukti hasil belajar
peserta didik yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
(vii) Berkesinambungan, penilaian hendaknya dilakukan secara terencana
dan terus-menerus, dan
(viii) Bermakna, penilaian yang dihasilkan diharapkan benar-benar
menggambarkan perilaku yang sesungguhnya dari peserta didik.
Karena tidak ada satupun bentuk penilaian yang dapat menghadirkan
gambaran yang otentik, maka diharapkan guru menggunakan
berbagai bentuk penilaian.

87
b. Aspek-aspek Pembelajaran yang Dapat Dinilai dari
Peserta didik

Beberapa hal yang bisa menjadi perhatian penilaian diantaranya adalah:


(i) Aspek akademis, meliputi apa yang diketahui, dipahami dan
tersimpan dalam otak peserta didik.
(ii) Aspek pemikiran, meliputi kualitas penalaran, kerangka kerja
konseptual, penggunaan metode ilmiah dan pemecahan masalah
serta kemampuan menyusun argumentasi.
(iii) Aspek keterampilan, meliputi ketrampilan komunikasi tulis dan lesan,
ketrampilan meneliti, ketrampilan dalam mengorganisasi dan
menganalisis informasi dan ketrampilan teknik.
(iv) Aspek sikap, meliputi sikap suka belajar, komitmen untuk menjadi
warga negara yang baik, kegemaran membaca, kegemaran bepikir
ilmiah dan sebagainya
(v) Aspek Kebiasaan kerja, meliputi menyelesaikan pekerjaan tepat
waktu, menggunakan waktu dengan bijaksana, bekerja sebaik
mungkin dan sebagainya.

c. Cara melakukan Penilaian

Penilaian dapat dilakukan dalam bentuk penilaian kerja (performance


Penilaian), melalui portofolio, penilaian afektif, dan rubrik.

Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja dapat didefinisikan sebagai bentuk penilaian yang meminta


peserta didik untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan,
ketrampilan dan kelakuan kerjanya ke dalam berbagai tugas yang bermakna dan
melibatkan peserta didik sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Karakteristik dari tes
kinerja ada dua: 1) peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan kemampuannya
dalam mengkreasikan suatu produk atau terlibat dalam suatu aktivitas (perbuatan)
seperti melakukan eksperimen, praktek dan sebagainya. 2) Produk dari tes kinerja
lebih penting dari pada perbuatan atau kinerjanya.

Langkah-langkah menyusun penilaian kinerja adalah sebagai berikut.


Pertama, persiapan penilaian kinerja dilakukan dalam beberapa tahapan. Pertama
dilakukan identifikasi tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan penilaian kinerja.
Kita dapat menentukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan:
(i) Konsep, ketrampilan atau pengetahuan apa yang akan dinilai
(ii) Apa yang seharusnya diketahui oleh peserta didik
(iii) Bagaimana kinerja peserta didik yang diharapkan?
(iv) Tipe pengetahuan apa yang akan dinilai: rasional, memori ataukah
proses.

Kedua, memilih kegiatan yang cocok untuk menilai peserta didik. Selain
berdasarkan tujuan penilaian hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan
kegiatan untuk penilaian kinerja antara lain adalah:
(i) Batasan waktu yang tersedia
(ii) Ketersediaan sumber daya alat di kelas.
(iii) Seberapa banyak data yang diperlukan untuk mengetahui
kualitas kinerja peserta didik.

88
Kegiatan dalam penilaian kinerja dapat dibedakan menjadi informal dan
formal. Kegiatan informal dilakukan jika guru menilai kinerja peserta didik tanpa
sepengetahuan peserta didik misalnya menilai peserta didik berinteraksi dan bekerja
dengan teman-temannya. Penilaian kinerja formal adala penilaian kinerja dimana
peserta didik mengetahui bahwa dirinya dinilai dengan melalui kegiatan yang
menunjukkan kinerjanya maupun menyelesaikan suatu proyek.

Ketiga, menentukan kriteria kualitas kinerja peserta didik. Dalam kurikulum


berbasis kompetensi kriteria dapat kita temukan pada indikator kompetensi.
Penyusunan kriteria dapat pula dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal di
bawah ini:
(i) Mengidentifikasi secara keseluruhan kinerja yang akan dinilai
(ii) Mendaftar aspek-aspek penting dari kinerja atau produk
(iii) Membatasi jumlah kriteria yang dapat diamati
(iv) Menyatakan kriteria dalam bentuk karakteristik produk atau kelakuan
peserta didik yang dapat diamati.
(v) Menyusun kriteria agar dapat diamati dengan efektif.

Keempat, menyusun rubrik kinerja. Penilaian kinerja tidak memiliki kriteria


benar salah melainkan ingin mengetahui derajat kesuksesan atau kualitas. Untuk itu
diperlukan sebuah rubrik yang sederhana dan jujur yang mencerminkan kriteria
kinerja.

Kelima, menilai kinerja. Beberapa teknik yang dapat digunakan dalam menilai
kinerja antara lain adalah:
(i) Teknik ceklis, dalam pendekatan ini guru mengindikasi apakah
elemen tertentu kinerja terdapat dalam ceklis.
(ii) Teknik naratif, pada pendekatan ini guru menuliskan narasi apa yang
terjadi pada saat pengamatan. Berdasarkan hasil pengamatan ini guru
dapat menentukan seberapa dekat kinerja peserta didik dengan
standar yang ada.
(iii) Teknik skala rating, dalam pendekatan ini guru mengidentifikasi
seberapa besar derajad kinerja mendekati standar.
(iv) Metode hapalan, dalam hal ini guru menggurulkan memorinya untuk
menentukan apakah peserta didik sukses atau tidak.

Penilaian kinerja dapat dimanfaatkan misalnya untuk mengukur kemampuan


anak membaca, kegiatan fisik atau olahraga, praktikum. Idealnya guru harus dapat
mengamati keseluruhan kinerja peserta didik, namun jika jumlah peserta didik terlalu
banyak perlu dicarikan alternatif dengan membuat tabel-tabel pengamatan yang
praktis.

Penilaian Portofolio

Portofolio adalah pengumpulan secara sistematis hasil kerja seseorang.


Penilaian portofolio merupakan strategi penilaian dengan cara mengumpulkan dan
menilai hasil kerja dan tugas peserta didik secara berkelanjutan sebagai acuan bagi
guru untuk melihat apakah telah terjadi kemajuan belajar pada diri peserta didik.
Sebagai gambaran sebutlah Bu Nindi seorang guru SD kelas awal meminta peserta
didik setiap minggu untuk mengumpulkan hasil kerja berupa gambar dan cerita
tentang gambar itu. Jika minggu lalu peserta didik mengumpulkan hasil pertamanya,
pada minggu berikutnya peserta didik diminta untuk memperbaiki hasil kerjanya pada
kertas yang lain, baik gambar maupun tulisannya. Demikian selanjutnya pada
minggu-minggu berikutnya sehingga masing-masing peserta didik memiliki kumpulan

89
hasil kerja (portofolio). Dua atau tiga kali dalam satu semester Bu Nindi mengajak
peserta didik untuk berdiskusi tentang hasil-hasil kerja masing-masing. Pada akhir
semester karya-karya terbaik masing-masing peserta didik dipamerkan kepada
orang tua sekaligus untuk acara pengambilan rapot. Apa yang dilakukan Bu Nindi
merupakan salah satu bentuk penilaian portofolio.

Melalui penilaian portofolio itu, berbagai hal didapatkan oleh Bu Nindi


misalnya apakah seseorang mengalami kemajuan dalam menggambar dan menulis
dalam semester ini. Siapa yang memiliki potensi menulis yang besar, dan siapa
peserta didik yang mengalami kesulitan. Bu Nindi juga bisa menunjukkan kepada
orang tua tentang perkembangan atau ketidakberkembangan peserta didik. Secara
umum Bu Nindi juga dapat mengevaluasi pembelajarannya.

Penilaian Afektif

Penilaian afektif adalah penilaian terhadap aspek-aspek non intelektual


seperti sikap, minat, motivasi, serta perilaku-perilaku positif lainnya. Penilaian afektif
diperlukan mengingat afektif berpengaruh terhadap perilaku siswa di masa depan.
Alasan mengapa kita perlu mempromosikan pentingnya sikap positif siswa terhadap
belajar karena siswa yang memiliki sikap positif terhadap belajar akan menjadi
pembelajar di masa depan. Banyak studi juga menunjukkan bahwa sikap dan minat
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Penilaian afektif dilakukan baik dalam
pencapaian KD maupun sebagai dampak pengiring pembelajaran.

Penilaian Afektif dalam Pencapaian Kompetensi Dasar


Dalam kelompok mata pelajaran Akhlak Mulia dan Kepribadian, penilaian
afektif menjadi fokus utama. Penilaian afktif dalam pembelajaran agama misalnya,
menanamkan kebiasaan berperilaku jujur, sabar, dan perilaku positif lainnya.
Penilaian terhadap kompetensi tersebut dilakukan dengan mengamati indikator-
indikator tidak langsung yang menunjukkan terjadinya perilaku-perilaku tersebut.
Dalam Standar Penilaian ditentukan prinsip penilaian afektif dari berbagai KD mapel
tertentu sebagai berikut.

• Penilaian akhlak mulia yang merupakan aspek afektif dari kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia, sebagai perwujudan sikap dan perilaku
beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dilakukan oleh guru agama
dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan
sumber lain yang relevan;
• Penilaian kepribadian adalah bagian dari penilaian kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian oleh guru pendidikan kewarganegaraan
dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan
sumber lain yang relevan;

Penilaian Afektif dalam pembelajaran secara umum

Beberapa hal yang dapat menjadi fokus penilaian afektif adalah sikap dan
perilaku-perilaku yang antara lain:
(i) Sikap terhadap mata pelajaran. Siswa seharusnya memiliki
sikap yang lebih baik pada suatu mata pelajaran (misalnya
matematika) pada akhir semester dari pada ketika mata
pelajaran tersebut diberikan pertama kali. Setidaknya siswa

90
tidak memiliki sikap negatif terhadap mata pelajaran setelah
pembelajaran berlangsung.
(ii) Sikap positif terhadap belajar. Siswa diharapkan memiliki sikap
yang baik terhadap belajar. Siswa yang memiliki sikap positif
terhadap belajar cenderung menjadi pembelajar pada masa
depan.
(iii) Sikap positif terhadap diri sendiri. Meskipun harga diri siswa
dipengaruhi oleh keluarga dan kejadian di luar madrasah, hal-
hal yang terjadi di kelas diharapkan dapat meningkatkan harga
diri siswa.
(iv) Sikap positif terhadap perbedaan. Siswa perlu mengembangkan
sikap yang lebih toleran dan menerima perbedaan seperti etnik,
jender, kebangsaan dan keagamaan.
(v) Selain itu penilaian afektif juga dapat melihat fokus nilai
semacam kejujuran, integritas, keterbukaan terhadap kritik,
kerjasama, dan perilaku-perilaku positif lainnya.

Pelaksanaan penilaian afektif


Dalam penilaian afektif guru melakukannya dengan observasi, wawancara,
komentar orangtua/teman/guru, atau dokumen-dokumen pendukung seperti buku
penghubung orangtua dan sekolah, jurnal harian siswa, jurnal pelaksanaan sholat
Jumat, sholat jamaah, buku pelanggaran, dan sebagainya. Karena itu, pada Standar
Penilaian telah diatur bahwa penilaian afektif terhadap kelompok mata pelajaran
Akhlak dan Kepribadian perlu mempertimbangkan catatan dari guru-guru lain.

Dalam penilaian afektif guru melakukannya dengan observasi atau


mengadministrasikan instrumen atau quiesioner yang menggunakan skala Likert.

Box 26: Contoh Lembar Observasi Penilaian Afektif

91
Lembar penilaian beberapa hasil belajar afektif kecakapan hidup

Kelompok peserta didik ……………..


Kesediaan Kesediaan Tanggung
Bekerja dikritik jawab
No. Nama Peserta Ketekunan Sama Keaktifan
didik
1. Aisah
2. Ahmad
3. Bahruddin
4. Burhanuddin
5. Cut Yanit
6. Dahlan
7. Fatimah
8. Fahriyah

Peranan Rubrik dalam Penilaian

Rubrik adalah gambaran skema penskoran yang dibuat oleh guru atau
evaluator sebagai panduan dalam menganalisis/menskor produk yang dihasilkan
peserta didik atau proses yang dilakukan oleh peserta didik. Rubrik umumnya
diterapkan ketika kita harus melakukan justifikasi kualitas atau mengevaluasi
permasalahan dan aktivitas-aktivitas yang luas. Contoh sederhana rubrik adalah
pedoman penskoran yang kita buat untuk menskor hasil tes esay peserta didik.
Tanpa adanya rubrik mungkin penskoran kita akan bias dan dipengaruhi ole perasan
sesaat kita atau dengan kata lain tidak objektif.

Cara Menyusun Rubrik

Tahap-tahap menyusun rubrik adalah:


(i) Menentukan aspek-aspek penting yang menjadi kriteria suatu
kompetensi
(ii) Menentukan bobot tiap-tiap aspek dan skor maksimal sebagai
cerminan dari pembobotan (skor maksimal tinggi berarti bobot tinggi)

92
(iii) Merinci indikator (ciri-ciri) kondisi kinerja/produk yang mendapat skor
maksimal hingga yang mendapt skor 0.
(iv) Menentukan cara penentuan nilai dari skor maksimal

Contoh proses penyusunan rubrik unjuk kerja untuk KD menghafalkan dua surat
pendek
Langkah 1 : Menentukan aspek-aspek penting yang menjadi kriteria suatu
kompetensi
Aspek penting dari kompetensi menghafalkan surat pendek adalah (1) kelengkapan
ayat surat al Adiyat dan surat al Insyiraah yang dihafal, (2) ketepatan tajwid,
(3) kelancaran dalam menghafal, dan (4) penampilan dalam menghafal.
Langkah 2 : Menentukan bobot tiap-tiap aspek yang tercermin dalam skor
maksimal
Bobot tidak sama (skor maksimal kelengkapan 4, kelancaran 3, ketepatan tajwid 2,
dan penampilan 1). Jumlah skor maksimal 10

Langkah 3 : Merinci indikator (ciri-ciri) kinerja/produk yang mendapat skor


maksimal hingga yang mendapat skor minimal.
Merinci ciri-ciri aspek mulai dari yang mendapat skor maksimal sampai yang
mendapat skor minimal. Cara menggradasikan dapat melalui kelengkapan unsur
maupun gradasi kualitas. Bsa dengan persentase maupun kat-kata yang
menunjukkan kualitas. Yang penting ciri-ciri yang baik akan mudah diamati. Semakin
operasional ciri-ciri/ deskriptor yang diungkapkan dalam suatu rubrik akan semakin
baik.

Langkah 4 Menentukan cara penentuan nilai dari skor maksimal


Ditentukan cara penentuan nilai dari skor maksimal yang ada.

Contoh

Rubrik penilaian membaca surat pendek


Tugas
Hafalkan surat al Adiyat dengan fasih dan tartil, lancar, benar ! 11 ayat
Hafalkan surat al Insyiraah dengan fasih dan tartil, lancar, dan benar! 8 ayat

Rubrik menghafal Surat al Adiyat dan surat al Insyiraah


No. Aspek Indikator Skor
1 Kelengkapan ayat Peserta didik menghafal lengkap 4
surat al Adiyat kedua surat
dan surat al
Insyiraah yang Peserta didik menghafal lengkap 1 3
dihafal surat satunya belum lengkap
Peserta didik menghafal sebagian 2
besar kedua surat (lebih 80% ayat)
Peserta didik menghafal sebagian 1
kecil kedua surat
Peserta didik tidak hafal kedua surat 0
2 Kelancaran Peserta didik menghafal dengan 3
lancar kedua surat
Peserta didik menghafal dengan 2
lancar salah satu surat
Peserta didik menghafal aga lancar 1
pada kedua surat
Peserta didik menghafal sangat 0
tidak lancar untuk kedua surat

93
3 Ketepatan Peserta didik menghafal dengan 2
pelafalan dan tajwid pelafalan dan tajwid yang tepat untuk
kedua surat
Peserta didik menghafal dengan ada 1
sedikit kesalahan pelafalan dan
tajwid pada kedua surat
Peserta didik menghafal dengan 0
banyak kesalahan pelafalan dan
tajwid pada kedua surat
4 Penampilan berani dan percaya diri 1
Kurang percaya diri/grogi 0

Skor maksimal 10

Penghitungan nilai dalam skala 0—100 adalah sebagai berikut:


Perolehan
Skor
tes kinerja = --------------- X Skor Ideal (100) = . .
.
Contoh rubrik suatu produk
Rubrik penilaian menulis surat pribadi
No. Aspek Indikator Skor
1 Kelengkapan Peserta didik menuliskan surat 4
unsur sesuai ilustrasi dengan menulis
kelengkapan unsur surat (bagian
salam, isi, penutup, tanggal,
tanda tangan)
Peserta didik menuliskan unsur 3
surat pribadi 75 %
Peserta didik menuliskan unsur 2
surat pribadi 50 %
Peserta didik menuliskan unsur 1
surat pribadi ≤ 25 %
2 Gaya penulisan Menggunakan gaya penulisan 3
yang komunikatif
Menggunakan gaya penulisan 2
monoton
Menggunakan gaya penulisan 1
berbelit-belit
3 Ejaan dan tanda Tidak terdapat kesalahan 3
baca penggunaan ejaan dan tanda
baca
Sedikit kesalahan penggunaan 2
ejaan dan tanda baca
Banyak kesalahan penggunaan 1
ejaan dan tanda baca
4 Kesesuian isi Isi sesui ulustrasi 2
Sebagaian besar sesuai 1
Tidak sesuai ilustrasi 0
Skor maksimal 12

Perolehan Skor

94
Nilai = -------------------- X Skor Ideal (100) = . . .
-
Skor Maksimal

Waktu Penggunaan Rubrik

Rubrik diperlukan atau tidak diperlukan tidak bergantung pada mata pelajaran
atau tingkat kelas, tetapi lebih kepada tujuan penilaian. Rubrik sering digunakan
dalam portofolio, unjuk kerja, aktivitas kelompok, tes produk, dan tes essay.
Penilaian Afektif

Penilaian afektif adalah penilaian terhadap aspek-aspek non intelektual


seperti sikap, minat, motivasi, serta perilaku-perilaku positif lainnya. Penilaian afektif
diperlukan mengingat afektif berpengaruh terhadap perilaku peserta didik di masa
depan. Alasan mengapa kita perlu mempromosikan pentingnya sikap positif peserta
didik terhadap belajar karena peserta didik yang memiliki sikap positif terhadap
belajar akan menjadi pembelajar di masa depan. Banyak studi juga menunjukkan
bahwa sikap dan minat berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik.
Penilaian afektif dlakukan baik dalam pencapaian KD maupun sebagai dampak
pengiring pembelajaran.

Penilaian Afektif dalam Pencapaian Kompetensi Dasar


Dalam kelompok mata pelajaran Akhlak Mulia dan Kepribadian, penilaian
afektif menjadi fokus utama. Penilaian afktif dalam pembelajaran agama misalnya,
menanamkan kebiasaan berperilaku jujur, sabar, dan perilaku positif lainnya.
Penilaian terhadap kompetensi tersebut dilakukan dengan mengamati indikator-
indikator tidak langsung yang menunjukkan terjadinya perilaku-perilaku tersebut.

Penilaian Afektif dalam pembelajaran secara umum

Beberapa hal yang dapat menjadi fokus penilaian afektif adalah sikap dan
perilaku-perilaku yang antara lain:
(vi) Sikap terhadap mata pelajaran. Peserta didik seharusnya memiliki
sikap yang lebih baik pada suatu mata pelajaran (misalnya
matematika) pada akhir semester dari pada ketika mata pelajaran
tersebut diberikan pertama kali. Setidaknya peserta didik tidak
memiliki sikap negatif terhadap mata pelajaran setelah pembelajaran
berlangsung.
(vii) Sikap positif terhadap belajar. Peserta didik diharapkan memiliki sikap
yang baik terhadap belajar. Peserta didik yang memiliki sikap positif
terhadap belajar cenderung menjadi pembelajar pada masa depan.
(viii) Sikap positif terhadap diri sendiri. Meskipun harga diri peserta didik
dipengaruhi oleh keluarga dan kejadian di luar madrasah, hal-hal
yang terjadi di kelas diharapkan dapat meningkatkan harga diri
peserta didik.
(ix) Sikap positif terhadap perbedaan. Peserta didik perlu
mengembangkan sikap yang lebih toleran dan menerima perbedaan
seperti etnik, jender, kebangsaan dan keagamaan.
(x) Selain itu penilaian afektif juga dapat melihat fokus nilai semacam
kejujuran, integritas, keterbukaan terhadap kritik, kerjasama, dan
perilaku-perilaku positif lainnya.

95
Pelaksanaan penilaian afektif

Dalam penilaian afektif guru melakukannya dengan observasi, wawancara,


komentar orangtua/teman/guru, atau dokumen-dokumen pendukung seperti buku
penghubung orangtua dan sekolah, jurnal harian peserta didik, jurnal pelaksanaan
sholat Jumat, sholat jamaah, buku pelanggaran, dan sebagainya. Karena itu, pada
Standar Penilaian telah diatur bahwa penilaian afektif terhadap kelompok mata
pelajaran Akhlak dan Kepribadian perlu mempertimbangkan catatan dari guru-guru
lain.

Box 18: Contoh Lembar Observasi Penilaian Afektif dalam Pembelajaran Umum

Lembar penilaian beberapa hasil belajar afektif kecakapan hidup

Kelompok siswa ……………..

Kesediaan Kesediaan .Tanggung


Rubrik
Bekerja Sama dikritik jawab
No. Nama Siswa Ketekunan Keaktifan

1. Aisah
2. Ahmad
3. Bahruddin
4. Burhanuddin
5. Cut Yanit
6. Dahlan
7. Fatimah
8. Fahriyah

Setelah Anda praktik membuat RPP, rubrik ini dapat digunakan untuk
mengecek dan memvalidasi apakah RPP yang telah dibuat sudah memadai sesuai
dengan rambu-rambu dan panduan yang diberikan atau belum.

96
Box 19: Contoh Rubrik Penilaian Kemampuan Menyusun RPP

RUBRIK PENILAIAN KEMAMPUAN MENYUSUN RPP

Nama penyusun : .......................................


Mata pelajaran : .......................................
KD/Unit/tema : .......................................

No. Aspek Deskripsi Hasil


Penilaian chek/
validasi
1. Kesesuaian  Rumusan standar kompetensi (SK) dan
SK, KD, KD sesuai dengan standar Isi
indikator, dan  Rumusan indikator berisi perilaku untuk
alokasi waktu mengukur tercapainya KD
 Rumusan indikator berupa kata kerja
operasional
 Alokasi waktu sesuai dengan cakupan
kompetensi dan alokasi yang tersedia di
silabus
2. Tujuan  Rumusan tujuan pembelajaran selaras
Pembelajaran dengan KD
3. Pengembangan  Materi pembelajaran benar secara
materi dan teoritis
bahan ajar  Materi pembelajaran mendukung
pencapaian KD (Selaras dengan KD)
 Materi pembelajaran dijabarkan dalam
bahan ajar secara memadai dan
kontekstual

4. Metode  Metode pembelajaran bervariasi


Pembelajaran  Tiap-tiap metode yang dicantumkan
benar-benar tercermin dalam langkah-
langkah pembelajaran

5. Langkah-  Pendahuluan berisi pengaitan


langkah kompetensi yang akan diajarkan
Pembelajaran dibelajarkan dengan konteks kehidupan
siswa atau kompetensi sebelumnya.
 Kegiatan inti dituliskan secara rinci untuk
menjabarkan tahapan pencapaian KD
disertai alokasi waktu
 Inti pembelajaran yang dirancang
berfokus pada siswa
 Inti pembelajaran memberi kesempatan
siswa bekerja sama dengan teman atau
berinteraksi dengan
lingkungan/masyarakat sekitar
 Penutup pembelajaran berisi
penyimpulan/ refleksi/ atau tindak lanjut
(tugas pengayaan/pemantapan)
 Rumusan langkah-langkah pembelajaran
menggambarkan kegiatan dan materi
yang akan dicapai.

6. Sumber Belajar  Sumber belajar sesuai untuk mendukung


tercapainya KD
 Sumber belajar bervariasi

97
7. Penilaian  Alat penilaian sesuai dan mencakup
seluruh indikator
 Rubrik/pedoman penyekoran/kunci
jawaban dicantumkan secara jelas dan
tepat

E. Penyusunan Silabus dan RPP dengan Pendekatan Pembelajaran


Tematik

Sesuai dengan struktur dan muatan kurikulum yang ditetapkan, pembelajaran di


kelas I- III MI menggunakan pendekatan tematik. Dalam panduan ini pembelajaran
tematik dirancang dalam konteks pencapaian Standar Isi. Dalam konteks pencapaian
Standar Isi, pembelajaran tematik dimaknai sebagai pola pembelajaran yang
mengintegrasikan beberapa KD dari seluruh mata pelajaran dan mulok dengan
menggunakan tema tertentu. Pembelajaran tematik dilakukan sesuai dengan
prinsip pengembangan kurikulum yang selalu mengutamakan pada kesesuaiannya
dengan kondisi perkembangan peserta didik. Anak kelas I-III yang kondisi
perkembangannya masih dalam tahap kongkret memerlukan pembelajaran yang
bermakna dengan melihat keutuhan fenomena di sekitarnya. Dengan pembelajaran
tematik siswa membentuk konsep melalui suatu keutuhan dan kontekstual.
Prinsip penentuan tema
a. Sesuai dengan arah pendidikan di madrasah yaitu pada penanaman nilai Islami
sejak dini ( sesuai dengan arah pendidikan agama di madrasah yang tertera
pada Permenag No 2 2008)
b. Relevan dengan kompetensi dasar yang ada pada Standar Isi sehingga
diharapkan mampu memperdalam KD.
c. Sesuai dengan perkembangan psikhis anak (tema tidak abstrak) – Misalnya
untuk anak kelas 1 masih berorientasi pada diri sendiri (Aqidahku teguh,
Perayaan Maulid di Sekolahku
d. Kontekstual ( penyajian tema-tema tertentu dirancang sesuai dengan hari-hari
besar Islam /Nasional). Misalnya, Perayaan Isro’ Mi’roj di Sekolahku,
Pahlawanku
e. Menanamkan nilai nasionalisme, persatuan, dan kesejajaran (sesuai dengan
prinsip pengembangan kurikulum)

Berkaitan dengan tujuan dan prinsip di atas, pemilihan tema bisa dilakukan
dengan cara berikut.

1) Mengambil dari isi salah satu KD dari mapel tertentu (mapel


Aqidah Ahlak, IPA, IPS, dsb) yang ada di kelas tertentu. Contoh
pada lampiran .... (jaring tema
KD: menceritakan perlunya merawat tanaman, hewan
peliharaan dan lingkungan sekitar (kelas 1)
Tema : Aku Menyayangi Ciptaan Tuhan. Agamaku
Menebar Kasih Sayang
2) Abstraksi dari seluruh mapel yang ada pada jaring tema mingguan.
Misalnya, Aqidahku Teguh, Jasmaniku Sehat

98
1. Langkah Penyusunan Silabus Pembelajaran Tematik
Langkah penyusunan silabus dan RPP pada pembelajaran tematik digambarkan
pada siklus berikut.

IDENTIFIKASI SK/KD, SKL,


STRUKTUR DAN MUATAN
KURIKULUM

MAPEL UMUM DARI MAPEL AGAMA DAN


STANDAR ISI BAHASA ARAB
(Permendiknas) (Permenag)

ANALISIS SK/KD SELURUH MAPEL

DAN JUMLAH PEKAN EFEKTIF

PENENTUAN MINGGU EFEKTIF


DAN TEMA 1 TAHUN/ 1 SEMESTER

MENGELOMPOKKAN KD YANG RELEVAN ( MEMBUAT PEMETAAN


KD/JARING TEMA SATU SEMESTER/1 TAHUN )

MENYUSUN PROGRAM TAHUNAN/SEMESTER

PENJABARAN KOMPONEN SILABUS


SESUAI DENGAN PENGELOMPOKAN KD
(SK/KD, MATERI, KEGIATAN
PEMBELAJARAN, INDIKATOR, PENILAIAN,
SUMBER

MEMBAGI KELOMPOK KD DAN INDIKATOR


PADA SILABUS MENJADI JARING TEMA
HARIAN

MENYUSUN RPP BERDASARKAN


JARING TEMA HARIAN

Gambar 06: Alur/Siklus Penyusunan Perangkat Pembelajaran Tematik

99
Secara lebih rinci langkah –langkah penjabaran Standar Isi menjadi silabus dan
RPP dalam pembelajaran tematik diuraikan berikut.

a. Membaca dan mendalami SK/KD satu semester/ satu tahun untuk


semua mata pelajaran pada kelas tertentu (misalnya, SK/KD satu
tahun seluruh mapel di kelas 1, di kelas 2 atau di kelas 3). Perlu analisis
mendalam keseluruhan SK/KD dalam Standar Isi untuk memperoleh
gambaran keseluruhan SK/KD dan hubungan serta kedalaman suatu
SK/KD dalam suatu mapel. Setelah melihat hubungan dan
kedalamannya penyusun perangkat pembelajaran tematik memperoleh
gambaran utuh tema apa saja yang berkaitan dengan KD dan bagaimana
pengaitan menentukan pemetaan yang menunjukkan urutan penyajian/
pengelompokan SK/KD dan alokasi waktu yang disediakan untuk SK/KD
tertentu.

b. Penentuan minggu efektif dan penentuan jumlah kelompok KD/ jaring


tema dalam 1 semester/1 tahun. Menghitung minggu efektif di madrasah
dengan cara(1) menentukan jumlah minggu dalam 1 tahun (a), dan (2)
menentukan jumlah minggu yang tidak efektif (b), (3) menentukan minggu
efektif dalam satu tahun dengan cara a – b = c (minggu efektif dalam
satu tahun). Penentuan jumlah kelompok KD/ jaring tema dilakukan
dengan mempertimbangkan minggu efektif yang ada. Misalnya, dengan
17 minggu efektif satu semester ditentukan 8 tema dengan pertimbangan
1 tema diajarkan sekitar 2-3 minggu. Pada lampiran dicontohkan 8 tema
dan tiap tema cakupan KD akan dibuat relatif sama sehingga tiap tema
disajikan 2 minggu dengan rincian 1 minggu pembelajaran dan 1 minggu
berikutnya dengan jadwal pelajaran yang sama dilakukan penilaian dan
remedial terhadap KD-KD yang telah dibelajarkan. Pada contoh lampiran
ini pemilihan tema dilakukan dengan mengambil salah satu KD dari mapel
tertentu. Misalnya, dari KD Aqidah Ahlak, IPS, IPA, PKn, dan
sebagainya. Pengambilan tema dari isi KD dimaksudkan untuk
memudahkan pemaduan dengan standar isi. Teknik pengambilan tema
bisa dilakukan dengan cara lain.
c. Membuat pemetaan KD mapel/tema. Pada kegiatan ini guru menentukan
kelompok-kelompok KD dari berbagai mapel yang relevan untuk
dipadukan dalam pembelajaran tematik (pemetaan KD mapel). Untuk
mencapai keseluruhan standar isi minimal, pemaduan pada contoh
dilakukan pada semua mapel dalam standar isi dan ditambahkan mulok.
Ini hanya salah satu teknik, teknik pemaduan dengan cara lain sangat
dimungkinkan. Penentuan kelompok-kelompok KD yang akan dipadukan
disebut pemetaan KD mapel. Penyusunan pemetaan KD mapel
dilakukan dengan cara (1) menentukan mapel yang akan dipadukan
(pada contoh dipadukan seluruh mapel pada standar isi dan mulok
dengan ciri tiap kelompok memiliki jenis mapel yang sama), (2) membagi
habis /mengelompokkan KD- KD dari berbagai mapel menjadi beberapa
kelompok seperti yang telah direncanakan (pengelompokan bisa dengan
memilih KD-KD yang berada pada urutan yang sama, bisa juga dengan
memilih KD-KD yang berkaitan, bisa mengulang KD-KD yang dianggap
penting sesuai dengan kondisi peserta didik pada kelompok KD/tema
yang berbeda), (3) menentukan tema ( bisa diambil dari salah satu KD
Aqidah Ahlak, IPS, IPA , dan sebagainya yang ada pada suatu
unit/kelompok KD atau dengan teknik lain yang bisa memayungi semua
KD dan relevan dengan perkembangan peserta didik (4) penentuan
alokasi waktu per jaring tema (pada contoh ditentukan alokasi waktu yang

100
sama untuk kelompok KD/jaring tema yaitu 2 minggu dengan
pertimbangan bobot tiap kelompok KD dibuat relatif sama dan lebih
memudahkan dalam penyusunan jadwal)
d. Menyusun program tahunan (prota) dengan cara (1) menuliskan urutan
jaring tema seperti pada pemetaan mapel selama satu tahun, (2)
mencantumkan waktu yang dialokasikan untuk setiap jaring tema pada
satu tahun, (3) menentukan alokasi jam pelajaran yang dibutuhkan setiap
kelompok KD/ tema berdasarkan cakupan dan kedalaman KD yang akan
dicapai maksimal 31 jam per minggu untuk kelas 1 dan 2 serta 33 jam
untuk kelas 3 (sesuai aturan pada standar isi)Minggu efektif tiap
sekolah/madrasah diatur sendiri asalkan dalam satu tahun tidak kurang
dari 34 minggu dan tidak lebih dari 38 minggu. Pada lampiran ini
dicontohkan 17 minggu efektif pada 1 semester.
e. Menyusun program semester (prosem) dengan cara (1) merinci alokasi
waktu untuk tiap kelompok KD seperti pada prota ditambahkan waktu
ulangan yang direncanakan, (2) menambahkan rincian bulan dan minggu
dalam 1 semester dengan pendistribusian jam pelajaran efektif tiap
minggu yang digunakan untuk mencapai tiap KD. Urutan penyajian KD
disesuaikan dengan pemetaan yang telah dilakukan. Pengaturan urutan
penyajian yang telah dirancang pada jaring tema dituliskan pada prosem.
f. Menyusun silabus dengan menjabarkan semua KD menjadi komponen-
komponen silabus yaitu (1) identitas/, (2) SK/KD, (3) materi, (4) kegiatan
pembelajaran, (5) indikator, (6) penilaian, (7) alokasi waktu, dan (8)
sumber belajar. Urutan penulisan KD dalam silabus sesuai dengan jaring
tema yang dipetakan dan alokasi waktu sesuai dengan prota. Pada
contoh yang dilampirkan ini silabus hanya diberikan contoh satu tema
saja. Tema yang lain perlu dikembangkan sendiri oleh madrasah.
g. Menyusun jaring tema harian dengan cara (1) menentukan hari efektif
dalam tiap minggu (ada madrasah yang memiliki hari efektif 6 hari ada
juga yang memilki hari efektif 5 hari), (2) membagi kelompok KD/jaring
tema pada pemetaan mapel menjadi jaring tema harian untuk tiap hari
efektif (pada lampiran ini dicontohkan pembagian jaring harian untuk 6
hari efektif dengan pengulangan KD mapel Bahasa Indonesia karena
konteks peserta didik memerlukan penekanan pada pembelajaran
membaca dan menulis), dan (3) membuat jaring tema harian (webbing)
berdasarkan pengelompokan pada langkah sebelumnya, (4) menentukan
urutan hari penyajian untuk tiap-tiap jaring tema harian (pada lampiran
dicontohkan jadwal pelaksanaan jaring tema harian minggu pertama
berupa kegiatan pemelajaran dan minggu kedua berupa kegiatan
penilaian)
h. Menyusun RPP yaitu menjabarkan lebih lanjut silabus menjadi lebih
operasional terutama pada kegiatan pembelajaran dan wujud alat
penilaiannya. RPP dalam pendekatan tematik menjabarkan pelaksanaan
suatu jaring tema harian. 1 RPP untuk satu jaring harian. Untuk madrasah
dengan 6 hari efektif berarti membuat 6 RPP harian untuk 6 hari.
Demikian juga untuk madrasah dengan 5 hari efektif akan menyusun 5
RPP harian untuk 5 hari efektif. Pada contoh, satu RPP harian
dilaksanakan 5 x 35 menit. Komponen RPP mencakup (1) identitas/tema
dan alokasi waktu, (2) SK/KD, (3) tujuan pembelajaran, (4) materi, (5)
metode pembelajaran, (6) kegiatan pembelajaran, (7) penilaian hasil
belajar, dan (8) sumber belajar. Contoh yang disajikan hanya silabus dari
satu jaring tema dijabarkan menjadi 12 hari (2 minggu). RPP harian 1 -6
berupa pembelajaran sesuai jaring tema dan 7 -12 mengulang
pembelajaran yang sama dengan pendalaman dan penilaian. RPP yang
dicontohkan baru untuk 1 jaring harian pada kegiatan pembelajaran.

101
Hal-hal yang perlu diperhatikan

Prinsip penyusunan pemetaan kompetensi dasar


1) Semua kompetensi dasar (KD) dalam standar isi berbagai
mapel sebagai standar minimal harus tercakup pada pemetaan
KD.
2) Guru perlu menambahkan KD mulok dalam pemetaan
3) Guru boleh mengintegrasikan pengembangan diri di madrasah
tersebut melalui tema-tema yang disajikan
4) Jika madrasah memiliki guru Olah Raga secara khusus, perlu
dilakukan tim teaching untuk mengajarkan pelajaran Olah raga dalam
konteks tematik. Karena, KD Penjaskes masih relatif dasar sehingga
lebih baik dipadukan dalam keseluruhan mapel. Begitu juga untuk
mapel-mapel yang lain diusahakan mengikuti keterpaduan dalam
pembelajaran tematik.
5) Karena Standar Isi tidak mengatur alokasi waktu per mata
pelajaran di kelas 1-3 perlu penekanan pada mapel-mapel yang relevan
dengan konteks madrasah. Misalnya, untuk madrasah dengan kondisi
input siswa yang elum bisa membaca dan menulis, KD mapel Bahasa
Indonesia perlu banyak diulang karena penekanan kurikulum kelas 1-3
masih berfokus pada pembentukan kemampuan membaca dan menulis.
6) Pengembangan diri di suatu madrasah dapat digunakan
sebagai pengayaan dan pendalaman KD mata pelajaran agama (Fikih,
SKI, Aqidah Akhlak, Quran Hadist).
7) Pembuatan jaring tema mingguan mempertimbangkan kondisi
siswa dan kondisi prasarana madrasah
8) Pemetaan pada jaring tema ini bertujuan untuk mendekatkan
serta mengaitkan KD yang mempunyai hubungan fungsional
9) Guru juga melakukan pemetaan dengan mempertimbangkan
waktu penyajian dengan konteks yang akan dialami siswa. Contoh: KD
dalam tema tentang Taaruf/ Diri Sendiri disampaikan pada awal
semester I disaat siswa baru tahap proses berkenalan dengan teman-
temannya. KD Pemetaan dirancang dengan cara mendekatkan
penyajian KD dengan peristiwa nyata yang dihadapi siswa saat
tersebut. Adapun contoh pemetaan KD pada pembelajaran tematik
terdapat pada lampiran Jaring tema semester.

2. Prinsip penyusunan jaring tema harian


1) Semua kompetensi dasar (KD) dalam satu tema harus tercakup
pada jaring tema harian.
2) Guru perlu mempertimbangkan indikator tiap KD yang telah
disusun dalam silabus untuk dijadikan jaring tema harian. Guru
mengatur indikator tertentu dari suatu KD akan dicapai pada hari
tertentu dan indikator yang lain pada hari berikutnya atau
serentak dicapa pada satu hari. Di sini perlu pengaturan dengan
prinsip kelogisan urutan penyajian indikator.
3) Indikator yang penting dalam konteks pembentukan kompetensi
calistung (membaca, menulis, berhitung) bisa diulang sesuai
dengan kondisi madrasah dan kondisi siswa

Tiap jaring tema harian berisi KD-KD beberapa mata pelajaran dan
indikatornya yang disajikan secara utuh pada satu hari. Lihat contoh pada

102
lampiran ada 12 jaring tema harian untuk 2 minggu (lampiran jaring tema
harian)
Penyusunan Silabus dan RPP
Silabus pembelajaran tematik disusun dengan mengembangkan
komponen seperti pada pendekatan mata pelajaran. Lihat uraian pada
pengembangan komponen silabus dan RPP pada mata pelajaran.
Bedanya, silabus pada pembelajaran tematik , KD-KD mapel sudah dilata
per tema baru dijabarkan komponen silabusnya. Contoh silabus tematik
lihat lampiran.

Setelah jaring tema harian dirancang baru dapat dilakukan


penyusunan RPP. RPP mengatur penyajian jaring tema harian dengan
rincian KD dan indikator mana yang akan disajikan terlebih dahulu dan
mana yang akan disajikan kemudian. Selain itu, juga akan dijabarkan lebih
rinci kegiatan yang akan dilakkan pada tahap pendahuluan, inti, dan
penutup. Berapa waktu yang akan dibutuhkan pada setiap tahapan juga
diatu pada penulisan RPP. Sama dengan penyusunan RPP mapel,
penulisan komponen RPP dapat dilihat pada jabaran penulisan RPP pada
uraian sebelumnya. Dari satu jaring tema harian dibuat satu RPP. Pada
contoh yang dilampirkan pada panduan ini satu jaring tema harian dibuat
satu RPP (lihat lampiran RPP pembelajaran tematik).

103
BAB V
IMPLEMENTASI KTSP

E. Pengertian Implementasi KTSP

Secara umum implementasi KTSP adalah kegiatan untuk melaksanakan


semua rancangan KTSP baik dokumen 1 maupun dokumen 2 dalam
penyelenggaraan pendidikan di madrasah. Implementasi kurikulum di madrasah
berkaitan dengan pertanyaan bagaimana agar KTSP yang telah disusun dapat
dilaksanakan dengan baik? Secara khusus implementasi kurikulum akan berkaitan
dengan masalah berikut:
(i) Bagaimana prinsip melaksanakan pembelajaran mata pelajaran dan
mulok?
(ii) Bagaimana prinsip melaksanakan pengembangan diri yang telah
dirancang?
(iii) Apa peran masing-masing komponen dalam implementasi KTSP?
(iv) Bagaimana strategi agar implementasi KTSP dapat terwujud?
(v) Dukungan apa yang perlu diintegrasikan agar implementasi kurikulum
berjalan lancar dan mencapai tujuan?

F. Prinsip Implementasi KTSP

Dalam implementasi KTSP perlu diperhatikan prinsip-prinsip umum


pelaksanaan kurikulum berikut.
(i) Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan
kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi
dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan
pendidikan yang bermutu, serta memungkinkan peserta didik
mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau
percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi
peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan
pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan,
keindividuan, kesosialan, dan moral.
(ii) Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan
pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan
hangat, dengan prinsip tut wuri hguruyani, ing madia mangun karsa,
ing ngarsa sung tulada (di belakang memberikan daya dan kekuatan,
di tengah membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan
contoh dan teladan).
(iii) Dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan
multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan
memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan
prinsip alam takambang jadi guru (semua yang terjadi, tergelar dan
berkembang di masyarakat dan lingkungan sekitar serta lingkungan
alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan).
(iv) Dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta
kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan
seluruh bahan kajian secara optimal.

104
(v) Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata
pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan
dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok
dan memadai antar kelas dan jenis serta jenjang pendidikan.
(vi) Alokasi waktu pelaksanaan merealisasikan struktur kurikulum dan
kalender pendidikan yang telah ditetapkan

1) Implementasi Pembelajaran Mapel/mulok di Madrasah


Dengan prinsip-prinsip tersebut pelaksanaan pembelajaran di kelas dan
pelaksanaan pengembangan diri perlu menerapkan hal-hal berikut.
(i) Pelaksanaan pembelajaran merupakan realisasi pencapaian
kompetensi dasar yang ada pada Standar Isi. Seluruh kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan mengacu pada pencapaian SK/KD
pada Standar Isi dengan alokasi waktu yang sesuai KTSP dokumen 1.
(ii) Pembelajaran menggunakan berbagai strategi dengan menekankan
pada terjadinya (1) proses eksplorasi (peserta didik mengamati objek,
alam, contoh dokumen-dokumen, menagamti/melakukan demonstrasi,
membaca buku/internet, berwawancara dengan nara sumber,
mendengarkan cerita/berita, dan sebagainya),(2) proses elaborasi
(menganalisis temuan, saling bertanya jawab tentang hasil
pengamatan, mencoba melakukan suatu keterampilan/perilaku
tertentu, mendiskusikan hasil pengamatan, membandingkan berbagai
temuan, mengelompokkan berbagai temua, dan sebagainya), dan (3)
proses konfirmasi (guru memfasilitasi memberi balikan terhadap apa
yang dikerjakan peserta didik, memberi penguatan, meluruskan yang
kurang tepat, menyimpulkan secara umum, peserta didik bertanya
jawab tentang hal-hal yang belum jelas, mmbuat rangkuman hasil
temuan, dan sebagainya).
(iii) Proses pembelajaran menggunakan berbagai strategi yang dapat
menumbuhkan kecakapan personal dan kecakapan sosial.
Kecakapan personal menackup pembiasaan kejujuran, keterbukaan
terhadap kritik, kerja keras,tanggung jawab, dan sebagainya.
Kecakapan sosial mencakup kerja sama, mengkritik dengan santun,
saling menghargai perbedaan, saling mendukung untuk mencapai
tujuan bersama,dan sebaginya.
(iv) Proses pembelajaran dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta
didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab,
terbuka untuk mengemukakan pendapat, merangsang kreativitas,
menyenangkan, dan selalu mendorong siswa aktif.
(v) Menggunakan berbagai media. Pemilihan media/sumber
pembelajaran harus memaksimalkan penggunaan lingkungan
sekitar dan juga mempertimbangkan perkembangan IPTEK.

105
Implementasi kegiatan belajar yang mendorong peserta didik aktif
mencoba, menemukan, dan diberi balikan guru
(eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi)

Implementasi kegiatan elaborasi (menganalisis hasil pengamatan) secara kelompok

106
Implementasi KTSP dengan mengeksplorasi alam
sebagai media mempelajari KD dalam Standar Isi
(alam takambang jadi guru)

Implementasi berbagai kegiatan pengembangan diri


(ekskul)
alam takambang jadi guru
Eksplorasi alam sekitar untuk menemukan konsep
(menggunakan alam sebagai sumber pembelajaran)
Eks

Implementasi pembelajaran dengan eksplorasi alam


(outdoor activity)

Mengamati objek tidak langsung

Implementasi elaborasi mencoba Kompetensi Dasar dalam kegiatan nyata


(latihan membacakan berita di stasiun radio madrasah)

107
Implementasi pembelajaran berekplorasi (menggali informasi) di perpustakaan

Implementasi KTSP dengan pembelajaran yang memberi kesempatan


menguasai teknologi

108
Implementasi KTSP dengan
melaksanakan pembelajaran yang
memberi kesempatan
peserta didik melakukan dan
menghasilkan berbagai karya
(karangan/artikel, model alat , kreasi
seni, poster, kebun mini tempat
bunga/taumbuhan yang
ditanam/dirawat, dan sebagainya)

2) Implementasi Pengembangan Diri di Madrasah


Dengan prinsip-prinsip tersebut pelaksanaan pelaksanaan pengembangan
diri perlu menerapkan hal-hal berikut.

(i) Kegiatan pengembangan diri dilaksanakan secara seimbang,


terpadu, dan saling mendukung mata pelajaran dan muatan lokal.
Dengan demikian, madrasah yang mengadakan asrama bisa
memadukan program yang saling mendukung antara kurikulum
formal di madrasah dan program di asrama.
(ii) Pengembangan diri yang berupa kegiatan rutin/keteladanan
/pembiasaan dilaksanakan untuk membentuk pencapaian pribadi
secara utuh (beriman, bertakwa, berahlak mulia terhadap sesama
maupun terhadap lingkungan alamnya)
(iii) Pengembangan diri yang berupa Bimbingan Konseling dilakukan
untuk membantu perkembangan pribadi dan perkembangan sosial
siswa
(iv) Pengembangan diri yang berupa ekskul dilaksanakan beragam
sesuai dengan berbagai minat dan bakat peserta didik
(v) Pengembangan diri dapat diakses oleh semua siswa tidak
membedakan ras, jenis kelamin, latar belakang, dan paham
agama.

109
Implementasi pengembangan diri rutin/keteladanan untuk Membaca Al Quran setiap habis sholat jamaah
Implementasi pengembangan diri rutin/keteladanan berupa kegiatan membaca buku tiap hari selama 15 menit (menumbhukan minat baca)

Implementasi pengembangan diri rutin/keteladanan untuk


membersihkan lingkungan (simulis = sepuluh menit untuk lingkungan sekitar)

110
Implementasi berbagai kegiatan pengembangan diri
(ekskul)

G. Kegiatan yang Harus Dilakukan Sebelum Implementasi


Kurikulum

Sebelum mengimplementasikan KTSP ada sejumlah tahap persiapan yang


harus dilakukan. Kegiatan persiapan implementasi yang harus dikendalikan kepala
madrasah berupa kegiatan-kegiatan berikut.
(i) Berdasarkan KTSP dokumen 1 dan silabus/RPP yang telah disusun
Kepala Madrasah mengidentifikasi sejumlah fasilitas yang diperlukan
dalam pelaksanaan dan memasukkan pada RAPBM.
(ii) Mengadakan sosialisasi KTSP yang telah disusun dan menjelaskan
arah yang akan dituju dan dukungan apa yang diharapkan dari
seluruh guru, staf, komite, orangtua, dan stakeholder yang lain.
Dijelaskan juga tugas dan peran tiap-tiap komponen dalam
pelaksanaan KTSP secara jelas dan rinci.
(iii) Berdasarkan satuan kerja itu, kepala madrasah harus menetapkan
wewenang dan tanggung-jawab pelaksana pembelajaran dan
pengembangan diri yang akan dilaksanakan dengan Surat Keputusan

(iv) Memfasiliasi guru mapel untuk melengkapi RPP yang telah disusun
dengan bahan ajar/LKS ,media, dan alat penilaian sehingga siap
diimplementasikan
(v) Memfasilitasi guru BK dan pelaksana pengembangan diri dengan
sarana/prasarana yang diperlukan.
(vi) Membuat aturan-aturan madrasah yang mendukung implementasi
KTSP

111
(vii) Membuat jadwal dan prosedur pelaksanaan yang jelas untuk
pelaksanaan pembelajaan dan pengembangan diri.

Kepala madrasah memiliki peran sentral/utama dalam merealisasikan


kurikulum di madrasah. Sebagaimana tugas pokoknya bahwa kepala madrasah
kedudukannya sebagai pimpinan pada lembaga pendidikan bersangkutan. Kepala
madrasah harus mampu menggerakkan seluruh sumber daya madrasah, baik
sumber daya intern (guru dan tenaga kependidikan) maupun ekstern (orang tua
peserta didik dan masyarakat luas lainnya) agar kurikulum dapat dilaksanakan.
Kepala madrasah harus mampu menggerakkan dan menumbuhkan fanatisme
institusi pada seluruh sumber daya intern untuk sama-sama merealisasikan visi dan
misi menjadi kenyataan. Kemudian memadukan kekuatan internal dengan kekuatan
eksternal untuk mencapai tujuan.

Kepala madrasah mengecek persiapan, mengkoordinasikan pelaksanaan,


dan memonitor perkembangan pelaksanaan melalui pertemuan-pertemuan
rutin yang direncanakan

Sebelum kurikulum dilaksanakan kepala madrasah harus mengupayakan


tiap-tiap orang tahu apa yang harus dikerjakan dan tahu apa yang terjadi dan
kemana arah yang akan dituju. Hal yang paling penting dari implementasi kurikulum
adalah setiap orang tahu apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara
melakukannya. Oleh karena itu, pada saat menjelang tahun ajaran baru waktu
implementasi kurikulum kepala madrasah harus menentukan deskripsi tugas yang
jelas bagi semua guru, staf, dan tim pengembang kurikulumnya. Menjelang
implementasi kurikulum kepala madrasah perlu memastikan:

(i) Apakah jadwal pelaksanaan pembelajaran sudah ada dan dipahami


semua guru yang terlibat,
(ii) Apakah guru sudah memiliki silabus dan RPP serta bagaimana
supaya guru memahami cara melaksanakannya,
(iii) Apakah telah tersedia jadwal pelaksanaan program kegiatan
pengembangan diri yang berupa layanan bimbingan konseling dan
semua petugas jelas dengan tugasnya,

112
(iv) Apakah telah tersedia jadwal pelaksanaan program kegiatan
pengembangan diri yang berupa ekstrakurikuler dan semua petugas
jelas dengan tugasnya,
(v) Apakah ruang/ fasilitas pembelajaran yang kondusif sudah tercipta,
(vi) apakah media/ bahan ajar/ sumber yang diperlukan guru untuk
melaksanakan RPP sudah tersedia (bisa diupayakan oleh kepala
madrasah atau guru sendiri),
(vii) Apakah format-format penilaian sudah tersedia, dan Apakah
orang-orang yang terlibat sudah termotivasi untuk melakukan
tugasnya.

H. Peran Masing-Masing Pihak Dalam Implementasi KTSP

Ada berbagai pihak yang mengambil peran aktif dalam pengembangan


KTSP, yaitu kepala madrasah dan Tim Pengembang Kurikulum, guru mata
pelajaran, guru bimbingan dan konseling, pembimbing program ekstrakurikuler,
pengawas, dan komite madrasah.
Kepala Madrasah dan Tim Kurikulum berperan:
(i) Mensosialisasikan KTSP kepada seluruh warga madrasah
(mengeksplisitkan dukungan yang diminta untuk ketercapaian
kurikulum yang telah dirancang)
(ii) Membuat deskripsi tugas yang jelas (siapa harus melakukan apa)
(iii) Membuat petunjuk teknis pelaksanaan pembelajaran, konseling,
Ekskul, kegiatan pengembangan diri tidak terprogram (kegiatan rutin,
keteladanan), kegiatan remedial, pengayaan, dan kegiatan penilaian
(iv) Menyusun jadwal pembelajaran, konseling, ekskul, program-program
khusus yang akan dilakukan
(v) Menyiapkan format-format yang diperlukan (format presensi, format
penilaian, format monitoring, dsb)
(vi) Rapat koordinasi untuk memastikan pelaksanaan kurikulum
(menanyakan dan memastikan apakah guru dan petugas lain sudah
tahu tugasnya dan bagaimana cara melaksanakan tugasnya dengan
baik)
(vii) Mensosialisasikan kegiatan pengembangan diri yang akan
dilaksanakan dalam bentuk keteladanan,
(viii) Menetapkan dan mensosialisasikan prinsip-prinsip pelaksanaan
kurikulum (dijadikan poster/ slogan yang selalu dapat dilihat bersama)
(ix) Memotivasi semua guru dan pelaksana kurikulum
(x) Tim kurikulum mendaftar media/ sarana yang diperlukan dan
membantu guru mengadakan media atau memfasilitasi guru untuk
dapat membuat media sederhana yang kontekstual untuk
melaksanakan pembelajaran
(xi) Kepala madrasah sudah menganalisis silabus dan RPP untuk
memasukkan dalam Recana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Madrasah (RAPBM) dan segera merealisasikan untuk mendukung
pelaksanaan.
(xii) Mengadakan pertemuan awal tahun ajaran/ awal semester untuk
memantapkan dukungan dan pekerjaan yang harus dilakukan tiap-tiap
orang.
(xiii) Menjelaskan mekanisme pelaksanaan dan siapa yang harus
dihubungi jika mengalami hambatan dalam pelaksanaan

113
Guru mata pelajaran berperan sebagai berikut:

(i) Mengidentifikasi cara melaksanakan RPP secara efektif


(ii) Memastikan jadwal pelaksanaan
(iii) Mengidentifikasi media, bahan ajar/LKS yang diperlukan
(iv) Mengembangkan media, bahan ajar/LKS yang diperlukan dalam RPP
(v) Mengembangkan alat peniaian sesuai dengan KD berupa soal/tugas
dan pedoman penyekorannya
(vi) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan prinsip pembelajaran
aktif dan menyenangkan (tahap eksplorasi, elaborasi, konfirmasi)
(vii) Melaksanakan penilaian kompensi dasar dengan alat yang
dikembangkan
(viii) Merefleksi pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan

Guru bimbingan dan konseling berperan sebagai berikut:

(i) Memastikan jadwal pelaksanaan kegiatan bimbingan yang akan


dilakukan
(ii) Mengecek ketersediaan instrumen program bimbingan yang telah
disusun
(iii) Melaksanakan sesuai dengan jadwal dan deskripsi tugas yang telah
disusun bersama

Pembimbing program ekstrakurikuler berperan sebagai berikut:

(i) Memastikan jadwal pelaksanaan ekstrakurikuler


(ii) Mengidentifikasi dan menyiapkan instrumen dan sarana yang
diperlukan dalam pelaksanaan pengembangan diri yang berupa
kegiatan ekstra-kurikuler (Ekskul) yang telah dirancang
(iii) Menyiapkan format penilaian yang sesuai dengan rancangan
(iv) Melaksanakan sesuai dengan jadwal dan deskripsi tugas yang telah
disusun bersama (contoh jadwal pelaksanaan dan pengukuan chek
list)

Peran pengawas dalam implementasi adalah sebagai berikut:


(i) Melakukan observasi kelas
(ii) Mewawancarai peserta didik atau petugas pelaksana pengembangan
diri untuk mengetahui kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan
atau strategi yang telah ditempuh dalam pelaksanaan kurikulum.
(iii) Berdasarkan hasil observasi inilah pengawas memberikan
bantuan yang diperlukan untuk memperlancar pelaksanaan
kurikulum.

114
Guru mengobservasi guru lain yang sedang mengimplementasikan KTSP

Peran komite madrasah adalah :


(i) Memberikan dukungan untuk melengkapi sarana pelaksanaan.
(ii) Mengontrol pelaksanaan kurikulum, mencatat kendala yang muncul
dan sumber-sumber masalahnya.
(iii) Menjadi mediator antara madrasah dengan orang tua/masyarakat
untuk membantu pelaksanaan ekstrakurikuler/pengembangan diri
yang lain.
(iv) Memberikan pertimbangan atas pengambilan keputusan menyangkut
pelaksanaan kurikulum.

Pada tahap pelaksanaan kurikulum komite harus memberikan dukungan


untuk melengkapi sarana pelaksanaan, menjadi mediator madrasah dengan
orangtua/masyarakat untuk membantu pelaksanaan ekstrakurikuler/pengembangan
diri yang lain, mengontrol pelaksanaan kurikulum, mencatat kendala yang muncul
dan sumber-sumber masalahnya.

I. Kiat-Kiat Keberhasilan Implementasi Kurikulum

Agar implementasi kurikulum berjalan sesuai dengan rencana, perlu


dilakukan kiat-kiat sebagai beikut:

(i) Menyusun deskripsi tugas yang jelas dan memilih orang yang tepat.
Strategi penting dalam melaksanakan kurikulum adalah menyusun
deskripsi tugas. Pemilihan orang yang tepat dengan deskripsi tugas
yang jelas merupakan kunci kesuksesan dalam pelaksanaan
kurikulum. Kepala madrasah pada awal tahun ajaran baru sudah
menyusun dan mengesahkan surat keputusan yang berisi deskripsi
tugas tiap-tiap guru, pembina konseling, dan pengampu
pengembangan diri yang lain.

(ii) Menyusun program operasional


Agar kurikulum dapat diimplementasikan dengan baik perlu disusun
program operasional beserta perangkat yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan. Program muatan kurikulum yang perlu dioperasionalkan
sebagai berikut:

115
 Pengelolaan program layanan konseling dan instrumen yang
diperlukan
 Pengelolaan pogram remedial/pengayaan dan instrumen yan
diperlukan
 Pengelolaan muatan khusus (pengelolaan kegiatan unggulan lokal
/global)

(iii) Menyusun jadwal dan pelaksanaan teknis

Untuk mengoperasionalkan kurikulum perlu disusun petunjuk teknis


maupun jadwal pelaksanaan secara rinci dan jelas. Kesiapan
implementasi kurikulum sangat dipengaruhi oleh kejelasan petunjuk
teknis pelaksanaan dan jadwal yang disusun. Petunjuk teknis yang
perlu dikembangkan misalnya bagaimana pelaksanaan kegiatan
pengembangan diri yang berupa kegiatan pembiasaan (bagaimana
petunjuk teknis kegiatan sepuluh menit untuk lingkungan, sholat
Dhuha, pembacaan Al Quran sebelum pembelajaran, dan
sebagainya. Selain itu, juga perlu segera dibuat jadwal pelajaran dan
sekaligus mencakup kegiatan pengembangan diri rutin. Jadwal
dikembangkan berdasarkan analisis minggu efektif /jam efektif dari
kalender pendidikan.

(iv) Memotivasi seluruh stakeholder yang terlibat

Madrasah harus menciptakan sistem yang menyebabkan semua


orang tahu tujuan bersama dan semua orang merasa penting. Kepala
Madrasah harus mengupayakan tujuan bersama dipahami semua
stakeholder dan melibatkan semua stakeholder untuk mencapai
tujuan.

(v) Menyiapkan kompetensi guru/pelaksana

Guru dan pelaksana KTSP difasilitasi dngan berabagai pelatihan/


magang untuk meningkatkan kemampuan melaksanakan
pembelajaran atau kegiatan pengembangan diri.

(vi) Komunikasi dan koordinasi secara efektif.

Kepala madrasah mengembangkan berbagai bentuk komunikasi agar


semua orang tahu apa yang telah dan sedang terjadi dalam
pelaksanaan kurikulum. Setiap komponen tahu apa yang sedang
dilakukan komponen lain. Komunikasi dapat dilakukan melalui
berbagai bentuk (pertemuan rutin, dialog, jurnal pelaksanaan
kurikulum, dsb.). Madrasah perlu sistem yang menjamin adanya
koordinasi masing-masing komponen. Misalnya, ada forum Sabtu-an
(setiap hari sabtu guru menganalisis pelaksanaan kurikulum yang
terjadi dan ditindak-lanjuti oleh berbagai komponen yang terlibat).

(vii) Memaksimalkan dukungan eksternal.

Selain sumber daya manusia intern madrasah (kepala madrasah,


guru-guru, tenaga kependidikan), yang juga tidak kalah pentingnya
dalam melaksanakan kurikulum adalah adanya dukungan maksimal
dari Komite madrasah, Pengawas, Kandepag, Kanwil Depag propinsi,

116
Dinas Pendidikan, dan partisipasi tokoh masyarakat. Madrasah
memiliki sistem komunikasi dan kerjasama untuk melibatkan
dukungan mereka dalam pelaksanaan kurikulum. Misalnya, meminta
dukungan pengawas untuk menjadi tempat konsultasi jika mengalami
kesulitan dalam pelaksanaan, meminta dukungan komite madrasah
untuk berkunjung ke kelas dan membentuk paguyupan kelas terdiri
dari wali murid pada kelas tertentu yang bertugas mengidentifikasi
dan mendukung kebutuhan-kebutuhan pembelajaran.

(viii) Mengembangkan sistem agar tim kompak.

Semangat kerja tim harus ditumbuhkan oleh kepala madrasah.


Keberhasilan yang ditanamkan adalah keberhasilan bersama. Tim
yang bagus semakin lama keberadaan tim semangat untuk saling
membantu akan semakin tinggi. Perlu outbound bersama sebelum
tahun ajaran baru.
(ix) Mengembangkan sistem konsultasi terbuka.

Sistem yang diciptakan menjamin semua orang yang mengalami


kesulitan dalam pelaksanaan kurikulum tahu harus kemana mengadu.
Madrasah perlu menunjuk tim kurikulum atau nara sumber lain yang
sewaktu-waktu dapat dimintai tolong jika guru atau staf lain
mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.

(x) Menciptakan lingkungan kondusif dan bebas berkreasi.

Sistem yang dikembangkan menjamin kebebasan guru untuk


melakukan inovasi dan kreativitas dalam pelaksanaan kurikulum.
Semua harus merasa bebas untuk melakukan inovasi dan kreativitas
dalam pelaksanaan kurikulum (fleksibel asal tidak menyimpang dari
prinsip pelaksanaan kurikulum).

(xi) Mensinergikan seluruh sumber daya.


Keberhasilan proses pembelajaran di madrasah dipengaruhi oleh
beberapa faktor, di antara faktor tersebut adalah tersedianya sumber
daya pada madrasah. Sumber daya meliputi sumber daya manusia,
sumber daya sarana dan prasarana serta sumber daya pendanaan.
Faktor-faktor tersebut perlu dikendalikan untuk membantu pencapaian
tujuan. Untuk itu, kepala madrasah mencari strategi yang efektif
untuk menggerakkan seluruh sumber daya untuk mencapai tujuan.
Semua komponen yang berkaitan secara bersama-sama dirancang
untuk dapat saling mendukung.

(xii) Menciptakan sistem reflektif untuk peningkatan mutu pelaksanaan


kurikulum.

Madrasah merancang sistem yang membuat orang saling belajar


dalam pelaksanaan kurikulum. Misalnya, dengan cara guru yang
sudah sangat menguasai pembelajaran diamati oleh teman lain
sehingga bisa saling meningkatkan mutu pelaksanaan pembelajaran.
Guru dan staf yang lain diberi kesempatan mendiskusikan pekerjaan
mereka.

117
F. Faktor Pendukung untuk Mengefektikan Implementasi KTSP

1) Pengendalian sebagai Langkah Pendukung Pelaksanaan KTSP

Salah satu kegiatan yang mendukung pelaksanaan KTSP adalah


kegiatan pengendalian untuk memastikan bahwa kurikulum yang
direncanakan akan dilaksanakan sesuai dengan rencana. Pengertian
pengendalian adalah proses yang mengarahkan setiap orang di madrasah bekerja
dan melakukan kegiatan yang terarah untuk menjamin agar kurikulum yang
dirancang dilaksanakan sesuai dengan rencana sehingga target yang ditetapkan
dapat dicapai secara efektif.
Pengendalian pelaksanaan kurikulum dapat dilakukan secara internal oleh
kepala madrasah sendiri dan secara eksternal oleh komite madrasah, pengawas
madrasah, dan kantor Departemen Agama kabupaten/kota. Dalam sistem
manajemen pendidikan berbasis madrasah, peran pengendalian internal yang
dilakukan oleh kepala madrasah jauh lebih besar dampaknya bagi peningkatan mutu
layanan pendidikan. Oleh sebab itu, panduan ini lebih difokuskan kepada
pengendalian internal yang dilakukan oleh Kepala Madrasah dalam perannya
sebagai manager. Berbeda dengan pelaku pengendalian yang lain, kegiatan
pengendalian oleh kepala madrasah merupakan bagian dari pelaksanaan
manajemen yang dilakukan sehari-hari sehingga frekuensinya jauh lebih banyak.
Sasaran utama pengendalian adalah kinerja staf. Kurikulum yang dibuat
mencakup KTSP dokumen 1 dan dokumen 2 (silabus, RPP, program
pengembangan, dan sebagainya). Karena itu, kegiatan pengendalian yang
dilakukan juga mencakup kinerja staf pada pelaksanaan kedua hal tersebut.
Setiap kegiatan pengendalian yang baik dilakukan sejak perencanaan, pelaksanaan,
dan diakhiri dengan pembinaan dalam bentuk pemberian umpan balik. Sasaran
pengendalian adalah pelaksanaan dokumen 1 dan dokumen 2.
(i) Progres dari pelaksanaan pembelajaran untuk semua mata pelajaran,
muatan lokal, pengembangan diri (konseling, keteladanan,
ekstrakurikuler)
(ii) Penanggungjawab dan pelaksana kegiatan;
(iii) Dukungan sarana, prasarana, dan sistem dukungan lainnya yang
diperlukan;
(iv) Dana yang diberikan untuk mendukung pelaksanaan setiap program
dan kegiatan.

Cara Melakukan Pengendalian

Agar program dapat dikendalikan dengan baik pada tahap penyusunan


kurikulum perlu dirumuskan hasil akhir yang diharapkan, indikator keberhasilan,
peran dan tanggung jawab masing-masing, serta dukungan biaya dan sarana yang
diperlukan. Rumusan-rumusan tersebut diperoleh dari hasil diskusi/ pertemuan yang
melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan sehingga masing-masing mempunyai
persepsi dan pemahaman yang sama, serta memberikan komitmen yang tinggi
dalam pelaksanaannya.

Pengendalian dilakukan dengan membangun komitmen akan jauh lebih baik


dan efektif dibandingkan dengan pengendalian yang dilakukan karena tekanan dari
luar. Di madrasah, pengendalian berbasis norma, nilai dan kebiasaan hubungan
yang dilandasi nilai-nilai agama merupakan sistem yang dapat mendukung secara
efektif pengendalian program-program madrasah. Dalam setiap sistem pengendalian

118
ada empat siklus yang harus dilalui, yaitu: merumuskan standar kinerja setiap orang,
mengukur kinerja, membandingkan kinerja seseorang dengan standar yang
ditetapkan dan menetapkan penyimpangannya, serta melakukan perbaikan. Secara
keseluruhan, siklus proses pengendalian tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut.

Menetap Mengukur Memban- Menetap


kan standar kinerja dingkan Penyim
kinerja pangan

Standar Batas
kinerja toleransi

Menetap
kan standar Tidak Ya
kinerja

Melanjut
kan progres kerja

Gambar: 06
Siklus Pengendalian yang Efektif

Pada tahap pertama, tiap orang di madrasah harus ditetapkan standar


kinerjanya masing-masing dan standar ini digunakan sebagai kriteria melihat
kinerjanya. Standar itu meliputi seluruh kegiatan yang menjadi tanggung-jawabnya
baik dalam melaksanakan kegiatan, memenuhi ketentuan dan peraturan, serta peran
sosial yang harus dilakukan. Standar ini disusun bersama dengan staf yang
bersangkutan sehingga didukung dengan komitmen yang tinggi untuk dicapai.

Siklus kedua adalah mengukur tingkat pencapaian kinerja dengan data yang
dapat diperoleh dari tingkat kehadiran, laporan, produk kerja yang dihasilkan, dan
dari pengamatan sehari-hari. Selanjutnya, hasil pengukuran kenerja tersebut
dibandingkan dengan standar yang telah dibuat sehingga diperoleh seberapa besar
tingkat penyimpangan tersebut. Siklus yang terakhir adalah melakukan koreksi
terhadap penyimpangan yang terjadi. Koreksi ini dilakukan melalui dialog dengan
staf dan diarahkan untuk memperbaiki sistem kerjanya agar struktur yang telah
direncanakan akan dapat dicapai.

Pendekatan dalam Pengendalian

Pengendalian program yang komprehensif dilakukan dengan tiga pendekatan


sekaligus, yaitu melalui pengendalian dini, konkuren, dan umpan balik.
Pengendalian dini dilakukan sebelum program dilaksanakan dengan cara

119
menetapkan kebijakan, peraturan, tata tertib, dan berbagai keputusan yang
mempunyai ketetapan hukum mengikat bagi semua personel di madrasah.

Pengendalian konkuren dilakukan pada saat rencana program dilaksanakan,


yang dilakukan oleh kepala madrasah dalam bentuk observasi langsung terhadap
pelaksanaan program sehari-hari. Pemeriksaan terhadap rencana program
pembelajaran (RPP), kunjungan kelas saat guru mengajar, memeriksa kelengkapan
dan kesiapan sarana pendukung (kondisi kelas, kondisi media pembelajaran, buku
pelajaran, bahan ajar), mengecek presensi guru/peserta didik, dan mengawasi
pelaksanaan konseling, kegiatan keteladanan di madrasah, mengawasi pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler merupakan contoh-contoh pengendalian dengan
pendekatan konkuren yang seharusnya dilakukan oleh seorang kepala madrasah.

Pengendalian umpan balik adalah pengendalian yang dilakukan setelah


evaluasi terhadap kinerja dilakukan dan hasilnya serta umpan balik perbaikannya
disampaikan kepada yang bersangkutan. Faktor penting dalam menyampaikan
umpan balik ini adalah ketepatan waktu. Umpan balik yang terlambat tidak dapat
memberikan perbaikan yang memadai atau bahkan dapat menimbulkan persoalan
lain yang lebih serius.

2) Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia sebagai Upaya Pendukung


Pelaksanaan KTSP
Agar KTSP dapat diimplementasikan dengan baik, diperlukan peningkatan kualitas
sumber daya berikut.
(i) Kepala Madrasah
Kepala Madrasah merupakan orang yang paling bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan proses pendidikan yang terjadi di madrasah.
Kepala madrasah mempunyai peranan sebagai edukator, motivator,
administrator, leader, inovator dan sebagai manajer. Peningkatan
kualitas Kepala Madrasah dapat dilakukan melalui kegiatan supervisi
yang dilakukan oleh pengawas secara periodik, Pendidikan dan
Pelatihan (DIKLAT) yang dilaksanakan oleh instansi terkait, seminar
dan lokakarya pendidikan yang dilaksanakan oleh instansi terkait, tes
manajerial, dan psikotes kepala madrasah, penilaian kinerja kepala
madrasah, serta pembuatan laporan kinerja kepala madrasah baik
laporan bulanan, semester dan tahunan.

(ii) Guru
Dalam sistem dan proses pendidikan manapun, guru tetap memegang
peranan penting yaitu sebagai model, perencana, pendiaognosa
kesulitan belajar peserta didik, pemimpin, pembimbing arah ke pusat-
pusat belajar.
Untuk menjamin proses terlaksananya peranan tersebut dengan baik
maka dibutuhkan pelaksanaan pengendalian diantaranya :
 Kesesuaian antara pendidikan dengan bidang studi yang
diampunya,
 Kesesuaian antara pendidikan dengan jenjang madrasah
tempat bertugas.
 Rasio antara kebutuhan guru dengan jumlah jam mengajar
 Jika terjadi kekurangan guru maka dapat diangkat guru bantu
atau guru kontrak
 Meningkatkan kualitas guru dengan berbagai pelatihan dan
pendidikan lanjutan

120
 Melakukan kunjungan kelas baik yang dilakukan oleh kepala
kadrasah, guru senior, atau oleh pengawas meliputi,
perencanaan pengajaran, pelaksanaan pengajaran dan
evaluasi serta tindak lanjutnya untuk meningkatkan
kemampuan profesional guru.

(iii) Karyawan
Unsur yang lain dalam proses kegiatan pembelajaran adalah kegiatan
administrasi, baik administras tenaga kependidikan maupun
administrasi kepeserta didikan. Kegiatan administrasi tersebut
dilakuakan oleh karyawan yang dikenal istilah tata usaha madrasah.
Kegiatan pengendalian yang dapat dilakukan antara lain :
 Mempertimbangkan jenjang pendidikan
 Pembagian tugas
 Status (pegawai tetap/tidak tetap)
 Administrasi ketenagaan
 Keseimbangan jumlah pegawai dengan tugas ketatausahaan

(iv) Komite madrasah


Komite madrasah adalah badan mandiri yang mewakili peran serta
dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan dan effisiensi
pengelolaan pendidikan di madrasah. Komite madrasah mempunyai
peranan penting sebagai badan pertimbangan, badan pendukung,
badan pengontrol, dan mediator.

(v) Sumber daya sarana dan prasarana


Sumber daya sarana dan prasarana di
madrasah diantaranya :
 Sarana Pokok diantaranya: ruang Belajar, ruang perpustakaan,
ruang keterampilan, ruang media pembelajaran, alat peraga,
lapangan olah raga, ruang olah raga, alat praktik, ruang
laboratorium (IPA, Komputer, Bahasa)
 Sarana/ruang penunjang meliputi : ruang kepala Madarsah,
ruang guru, ruang tata usaha, ruang osisis, ruang UKS, ruang
koperasi, kantin, toilet/WC, dan tempat ibadah.

XXIII. Strategi Peningkatan Kemampuan Guru Mengimplementasikan


KTSP di Kelas

Pada tataran pelaksanaan kurikulum, akhirnya gurulah yang paling


berperan. Karena itu profesionalisme guru harus menjadi skala prioritas untuk
dikembangkan kualitasnya. Beberapa langkah yang mungkin dianggap sesuai
untuk mengembangkan profesionalisme guru.

(i) Membangun komitmen yang tinggi pada guru, sampai menyadari


bahwa mendidik dan mengajar yang mereka lakukan merupakan
pengabdian pada profesi sebagai wujud syukur pada Allah SWT dan
salah satu balasan amal yang tidak putus diberikan Allah walaupun
orang itu meninggal dunia (Hadits Nabi) Komitmen yang tinggi akan
dibarengi dengan munculnya semangat belajar tinggi, kreatif, inovatif

121
dan senang menghadapi tantangan, mengajar bukan rutinitas, yang
pada akhirnya dapat menikmati pekerjaannya sebagai guru.
Kemampuan kepala madrasah sangat menentukan dalam
membangun komitmen para guru.
(ii) Bersamaan dengan membangun komitmen guru, juga pada awal
tahun pelajaran, peserta didik baru bersama guru yang mengajar
melalui Masa Orientasi Peserta didik atau out bond, mendeklarasikan
Komitmen Pembelajaran (building learning commitment). Hal ini untuk
menciptakan suasana/lingkungan belajar yang kondusif, sehingga
guru akan relatif mudah dalam pengelolaan kelas. Karena pada diri
peserta didik telah muncul kesadaran bahwa yang belajar adalah
dirinya.
(iii) Pembentukan MGMP rumpun di madrasah. Jadikan MGMP madrasah
sebagai wadah yang strategis bagi pengembangan profesi guru,
tentunya harus dikelola secara profesional. Di MI rumpun guru kela 1-
3 yang mengajarkan tematik dan guru kelas 4-6 yang mengajar
dengan pendekatan mata pelajaran dapat saling belajar.
(iv) Lesson Study merupakan strategi bagi kepala madrasah dalam
peningkatan kemampuan guru mengimplementasikan KTSP dalam
proses pembelajaran di kelas. Lesson study dilakkan dengan
langkah-langkah berikut.

Implementasi dalam
Perencanaan kelas Refleksi/ Diskusi

Pelaksanaan
Eksplorasi pembelajaran di Diskusi dan
materi kelas tukar
Mempersiapkan Guru lain sbg. pikiran dengan
teaching materials observer guru-guru lain
(Renpel/skenario, Diskusi
LKS, Media dan ditekankan
uji coba media) pada
bagaiamana
peserta didik
belajar
bukan pada
bagaimana
guru mengajar

Gambar 07: Tahapan pelaksanaan Lesson Study

122
Guru mengamati guru lain yang sedang mengimlpementasikan RPP

Hasil pengembangan diri peduli lingkungan – kelas dan madrasah selalu asri dan bersih

123
BAB VI

MONITORING DAN EVALUASI

A. Monitoring Pelaksanaan Kurikulum

Monitoring merupakan kegiatan pemantauan terhadap pelaksanaan


kurikulum dengan berbagai cara agar pelaksanaan tidak menyimpang dari
yang direncanakan dan dapat mengatasi kesulitan yang dihadapi dalam
pelaksanaan. Monitoring ditujukan untuk melihat sejauh mana progres yang
telah dicapai dalam pelaksanaan kurikulum, apa kendalanya, dan faktor-faktor
apa sajakah yang mempengaruhinya.

XXIV. Pelaksanaan Monitoring Kurikulum

Monitoring merupakan tanggung jawab yang berkesinambungan dari kepala


madrasah, guru, pengawas, dan komite madrasah/madrasah. Kepala madrasah
harus merancang suatu sistem pengawasan yang rutin untuk seluruh guru dan
semua mata pelajaran. Hal ini akan bisa dicapai bila kepala madrasah mengatur
jadwal kunjungan kelas secara teratur.

Kepala madrasah perlu membuat rencana kegiatan dalam mengawasi


kurikulum. Rencana tersebut berisi rencana kunjungan ke kelas dan konsultasi
dengan guru secara teratur. Rencana ini juga memiliki metodologi untuk mencatat
kesan tindakan lebih lanjut yang berhubungan dengan kunjungan ini serta konsultasi
dengan para staf. Dengan kata lain, kepala madrasah harus merancang suatu
sistem untuk monitoring pembelajaran di madrasah. Selain kepala madrasah
monitoring kurikulum juga dilakukan oleh pengawas. Pengawas melakukan
monitoring untuk mengarahkan agar pelaksanaan berjalan sesuai dengan yang
direncanakan. Selain itu, monitoring juga dilakukan untuk membantu jika dalam
pelaksanaan mengalami kesulitan-kesulitan.

Monitoring dapat dilakukan antar guru untuk saling memberi masukan dan
memecahkan masalah yang menjadi kendala dalam pelaksanaan. Misalnya, dengan
cara saling memonitor dalam guru tim, lesson study ( sekelompok guru mengamati
guru lain yang mengajar kemudian mendiskusikan kelemahan dan kekurangannya),
guru anggota tim pengembang kurikulum secara terjadwal memonitor pelaksanaan
kurikulum. Monitoring juga dilakukan oleh komite madrasah atau bentuk lain dari
lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secara teratur dan
berkesinambungan untuk menilai efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas satuan
pendidikan.

Selain pelaksanaan monitoring oleh pihak-pihak di atas, akan lebih efektif


apabila evaluasi program yang dilaksanakan bertumpu kepada self monitoring dari
setiap program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh pelaksana masing-masing.
Dalam pelaksanaan program pengembangan misalnya, guru yang diberi tugas untuk
melaksanakan pengembangan bahan ajar juga menyiapkan indikator keberhasilan
dan instrumen untuk memonitor pekerjaannya. Demikian pula guru bidang studi juga
dapat menyiapkan program monitoring terhadap pelaksanaan proses pembelajaran
yang melibatkan peserta didik untuk dapat memperoleh umpan balik secara
langsung dari efektivitas pembelajarannya.

124
Walaupun monitoring dilakukan oleh masing-masing penanggungjawab dan
pelaksana program, kepala madrasah masih mempunyai tanggungjawab untuk
monitoring pelaksanaan program, walaupun frekuensinya tidak sesering pelaksana
program. Untuk menjamin agar kegiatan monitoring ini dilakukan dalam kesibukan
tugas lain sebagai seorang manajer, kepala madrasah perlu menyusun rencana
kegiatan monitoring yang akan dilakukan dalam satu tahun ajaran.

XXV. Waktu pelaksanaan monitoring

Monitoring perlu dilakukan secara berkala agar diperoleh data dan informasi
yang akurat dan tepat. Untuk itu, perencanaan program dan dukungan waktu yang
disediakan untuk monitoring perlu direncanakan dan ditetapkan sebagai bagian dari
rencana kegiatan kerja madrasah. Demikian juga bagi pengawas memiliki
tanggungjawab untuk melakukan monitoring terhadap pelaksanaan kurikulum di
madrasah. Pengawas yang telah diberi tugas secara penuh membina, memonitor
dan mengevaluasi pelaksanaan pengelolaan pembelajaran di madrasah harus
memiliki jadwal kunjungan untuk mensupervisi baik manajerial maupun akademik.
Oleh karena itu, pengawas memperhitungkan dan mengatur waktu kunjungan yang
tersusun dalam bentuk jadwal monitoring yang disertai dengan blanko instrumen
sesuai sasaran yang akan dimonitor.

Kepala madrasah memonitor pembelajaran dan memberi balikan


kepada guru pada kegiatan implementasi RPP di kelas

XXVI. Sasaran monitoring kurikulum

Hal yang perlu dimonitor dari pelaksanaan kurikulum berkaitan dengan


masalah berikut.
a) Bagaimana kesesuaian pelaksanaan pembelajaran untuk semua mata
pelajaran dan muatan lokal dengan struktur dan muatan kurikulum yang
telah ditetapkan pada dokumen 1 KTSP?
b) Bagaimana kesesuaian pelaksanaan program pengembangan diri
(keteladanan, ekstrakurikuler, dan konseling) dengan program yang telah
ditetapkan pada dokumen 1 KTSP?
c) Apakah program guru (silabus dan RPP) telah dimiliki dan dilaksanakan
dengan semestinya sesuai dokumen 2 KTSP ?
d) Apakah semua personal sudah mengerjakan tugas sesuai dengan peran
dan tanggung jawabnya?

125
e) Apakah ketersediaan format/ sarana pendukung untuk memudahkan
pelaksanaan kurikulum memadai?
f) Apa saja kendala dan kesulitan yang muncul dalam pelaksanaan/
implementasi?

Sasaran monitoring dapat dilihat dari sisi ruang lingkup, komponen, dan
aspek. Kegiatan monitoring yang dilakukan perlu juga mencakup inputs, proses,
manajemen, output, dan lingkungan pembelajaran yang mempengaruhinya agar
dapat diperoleh data dan informasi yang dapat menjelaskan kendala yang dihadapi
serta cara mengatasinya. Dalam hal program pendidikan termasuk kurikulum,
cakupan monitoring itu setidak-tidaknya meliputi hal-hal berikut.

(i) tingkat kehadiran peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan;


(ii) intensitas penggunaan buku pelajaran dan media pembelajaran
(iii) intensitas kegiatan praktikum di laboratorium;
(iv) intensitas penggunaan buku perpustakaan;
(v) waktu efektif guru mengajar di kelas dalam setiap semester;
(vi) pelaksanaan proses pembelajaran, baik yang bersifat kurikuler,
ektrakurikuler, maupun program pembelajaran yang lain;
(vii) hasil belajar yang diperoleh peserta didik; dan
(viii) faktor-faktor pendukung dan penghambat.

Dilihat dari segi komponennya, sasaran monitoring berfokus pada hal berikut.
(i) Tingkat pencapaian yang diperoleh berdasarkan indikator
keberhasilan yang diharapkan;
(ii) Konsistensi pelaksanaan dengan perencanaan ditinjau dari prosedur,
tahapan, input, strategi, dan teknik;
(iii) Diagnosis kendala dan upaya perbaikan;
(iv) Ketepatan waktu pelaksanaan;
(v) Ketepatan metode, teknik dan penyesuaiannya;
(vi) Manajemen dalam pelaksanaannya;
(vii) Kualitas pendukung yang terdiri dari: personal, fasilitas, sistem kerja,
organisasi;
(viii) Penyimpangan yang terjadi.

XXVII. Pelaksanaan monitoring kurikulum oleh kepala madrasah

Sebagaimana diuraikan dalam BAB II, tugas Kepala Madrasah dalam


monitoring kurikulum meliputi kegiatan sebagai berikut:

(i) Merancang kegiatan supervisi kelas dan guru.


(ii) Melakukan supervisi kelas/kunjungan kelas, supervisi klinis dan
observasi kegiatan belajar peserta didik
(iii) Pengamatan kinerja guru dalam implementasi kurikulum
(iv) Melakukan pertemuan rutin dengan guru dan peserta didik untuk
mengecek pelaksanaan kurikulum
(v) Pertemuan rutin dengan dewan pendidik sebulan sekali untuk
membahas hasil monitoring.
(vi) Membuat catatan hasil kunjungan kelas
(vii) Memfasilitasi dalam pelaksanaan penelitian tindakan (action
research) dalam pengembangan manajemen kurikulum
(viii) Membuka dialog/pertemuan agar guru dapat berkonsultasi jika
mengalami kesulitan dalam pelaksanaan kurikulum

126
Rencana kegiatan yang diajukan untuk setiap kepala madrasah adalah
sebagai berikut :

(i) Setiap dua minggu, para guru harus diamati oleh kepala madrasah
ketika mengajar dan ini harus ditindaklanjuti dengan diskusi
perorangan dengan guru yang bersangkutan mengenai cara
memperbaiki pengajaran dan proses pembelajaran peserta didik.

(ii) Semua guru harus bertemu secara perorangan dengan kepala


madrasah setiap dua minggu dengan membawa rincian kegiatan
pembelajaran dan hasil belajar peserta didik. Kepala madrasah juga
meminta guru hal apa saja yang mereka butuhkan untuk
meningkatkan pembelajaran peserta didik. Kepala madrasah,
berdasarkan bukti-bukti ini, akan memberikan nasihat lebih lanjut dan
mengatur pengadaan sumber-sumber lain yang mungkin bisa
disediakan dan akan mencatat apa saja yang telah dia nasihatkan
sehingga bisa ditindak-lanjuti pada pertemuan berikutnya.

(iii) Setiap dua minggu, diadakan pertemuan rutin bagi seluruh staf dan
kepala madrasah harus memikirkan hal-hal yang bisa dipelajari dari
hasil pengamatan yang berkaitan dengan kemajuan pelaksanaan
kurikulum di madrasah. Ini bisa dituangkan dalam bentuk komentar
secara umum yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh staf untuk
memperbaiki proses belajar mengajar.

(iv) Kepala madrasah akan menyimpan catatan perorangan tiap guru


yang nantinya dapat dipergunakan untuk membahas kemajuan
mereka dan membantu pengembangan diri.

(v) Ketika mengadakan kunjungan ke kelas-kelas, kepala madrasah bisa


mengamati para peserta didik bekerja dan melihat keterlibatan
mereka dalam kegiatan di kelas. Sekali lagi hal ini bisa dipergunakan
sebagai pedoman ketika melakukan konsultasi dengan para guru.

(vi) Kepala madrasah akan bertemu dengan sekelompok peserta didik


dari waktu ke waktu untuk menanyakan pada mereka kalau mereka
memiliki kesulitan dengan pelajaran mereka dan apakah mereka
membutuhkan bantuan lebih lanjut seperti misalnya fasilitas tertentu
untuk membantu belajar mereka.

(vii) Kepala madrasah akan bertemu dengan pengawas tingkat


kecamatan di setiap kunjungan dan membahas apa saja yang telah
dipelajari berkaitan dengan kemajuan pelaksanaan kurikulum. Sangat
disarankan bahwa dari waktu ke waktu, kepala madrasah juga
menemani pengawas datang berkunjung ke kelas sehingga mereka
bisa mengambil kesimpulan yang sama mengenai kemajuan di
madrasah.

(viii) Kepala madrasah juga harus secara teratur berkonsultasi dengan


warga madrasah dan masyarakat setempat tentang cara memperbaiki
dan mendorong proses pembelajaran di madrasah. Kepala madrasah
harus membina hubungan baik dengan masyarakat setempat dan
meraih kepercayaan yang tinggi dari masyarakat. Peran ini bisa
dilakukan dengan mengatur satu hari penuh untuk membuat
masyarakat berperan serta (membuat kegiatan umum seperti

127
pengajian, basar, olah raga dan mengundang masyarakat ke
madrasah atau kepala madrasah aktif melakukan kegiatan-kegiatan
di masyarakat seperti : menjadi Dai pada berbagai pengajian, menjadi
imam, bakti sosial, dan sebagainya)

XXVIII. Monitoring Kurikulum oleh Pengawas

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun


2007 tentang Standar Pengawas Madrasah/Madrasah, tugas pengawas dalam
memonitor kurikulum mencakup hal-hal sebagai berikut.

(i) Membuat rencana pelaksanaan supervisi kurikulum.


(ii) Memfasilitasi kepala madrasah dalam kurikulum.
(iii) Melakukan kunjungan madrasah penyusunan kurikulum tingkat
satuan pendidikan, juga membuat rencana supervisi dan monitoring
pelaksanaan dalam rangka memantau pelaksanaan kurikulum secara
periodik (minimal 2 kali persemester).
(iv) Mendiskusikan hasil temuan kunjungan kelas dan saran tindak-
lanjutnya dengan kepala madrasah dan atau guru.
(v) Menyusun laporan hasil kunjungan kelas.
(vi) Mengecek kelengkapan dokumen KTSP.
(vii) Memantau pelaksanaan kurikulum dan memanfaatkan hasil-hasilnya
untuk membantu kepala madrasah dalam mempersiapkan akreditasi
madrasah.

Untuk merealisasikan peran dan tanggung jawab pengawas dalam


pengembangan kurikulum, pengawas perlu menyusun program-program
kepengawasan untuk membimbing dan membina kepala madrasah dan guru dalam
mengembangkan kurikulum di madrasah, yaitu membuat rencana kepengawasan
dalam pengembangan kurikulum selama satu tahun.

Rencana kepengawasan dalam pengembangan kurikulum meliputi:

(i) Program Tahunan

Program tahunan adalah rancangan kegiatan pengawasan secara


garis besar yang dibuat dalam jangka waktu satu tahun dengan
memperhatikan peran dan tanggung jawab pengawas. Peran dan
tanggung jawab pengawas dalam pengembangan kurikulum dapat
dibedakan menjadi empat hal, yaitu:
 Program tahunan pengawas dibuat oleh pengawas di awal tahun
pelajaran sebagai pedoman kerja kepengawasannya. Pengawas
berkewajiban melakukan kunjungan supervisi sekurang-
kurangnya dua kali dalam satu semester. Pengawas
dimungkinkan untuk datang melakukan supervisi ke sebuah
madarasah lebih dari dua kali apabila dipandang perlu. Untuk
supervisi kelas (KBM), pengawas dapat meminta satu atau dua
orang guru lain baik yang sejenis ataupun satu rumpun untuk
bersama-sama pengawas melakukan pemantuan KBM sehingga
supervisi KBM dapat lebih efektif.
 Adapun format dan contoh program tahunan pengawas terlampir
pada lampiran 04.

128
(ii) Program Semester

Program Semester adalah rancangan kegiatan pengawasan secara


garis besar yang dibuat dalam jangka waktu satu semester dengan
memperhatikan program tahunan dan sudah dialokasikan dalam tiap
minggu. Ada dua macam program semester, yaitu program semester
untuk setiap madrasah dan program semester untuk seluruh
madrasah binaan, yang berisi tentang distribusi jam kunjungan
pengawas.

(iii) Rencana Program Supervisi (RPS)

Rencana program supervisi madrasah adalah rencana kegiatan yang


akan dilakukan oleh pengawas dalam setiap kali kunjungan.
Komponen RPS antara lain: tujuan, sasaran, kegiatan, alokasi waktu,
dan teknik supervisi.

 Tujuan supervisi, berisi jawaban dari pertanyaan tentang


apa yang diharapkan oleh seorang pengawas dalam
program pembinaan dan peningkatan profesionalisme
sumber daya manusia di madrasah.
 Sasaran supervisi berisi jawaban dari pertanyaan tentang
apa dan atau siapa yang akan disupervisi oleh seorang
pengawas.
 Kegiatan supervisi, berisi apa saja langkah-langkah yang
ditempuh oleh pengawas dalam melakukan supervisi di
madrasah.
 Alokasi waktu berisi tentang berapa waktu yang digunakan
oleh pengawas dalam melaksanakan masing-masing
kegiatan supervisi.
 Teknik kunjungan madrasah, berisi tentang bagaimana
cara yang digunakan oleh pengawas dalam melaksanakan
supervisi. Ada beberapa teknik supervisi yang dapat
digunakan oleh seorang pengawas dalam meningkatkan
dan mengembangkan potensi sumber daya manusia yang
dimiliki oleh madrasah, baik teknik yang bersifat individual
maupun yang bersifat kelompok. Teknik yang bersifat
individual dilakukan oleh pengawas untuk mensupervisi
masing-masing guru, kepala madrasah atau staf
madrasah, misalnya dengan menggunakan teknik
kunjungan kelas, percakapan pribadi, kunjungan antar
kelas, atau menilai diri sendiri. Teknik yang bersifat
kelompok ialah teknik yang dilaksanakan bersama-sama
oleh pengawas dengan sejumlah guru dalam satu
kelompok kerja (unit kerja). Teknik ini dapat berbentuk
diskusi maupun pertemuan ilmiah. Diskusi dapat dilakukan
antar guru bidang studi, guru serumpun, atau antar warga
madrasah. Sedangkan pertemuan ilmiah dapat berbentuk
workshop, seminar, dan lokakarya.

(iv) Melakukan Kunjungan ke Madrasah

129
Pengawas perlu melakukan kunjungan ke madrasah untuk membantu
kepala madrasah dan guru dalam pengembangan kurikulum. Pada
saat kunjungan madrasah pengawas menggunakan instrument
Rencana Kunjungan Madrasah dengan rincian kegiatan berapa jam
dalam sehari sehingga pengawas memiliki program yang rinci dan
jelas.

(v) Melakukan Observasi Kelas

Tujuan observasi kelas adalah untuk memantau bagaimana


pelaksaaan kurikulum di madrasah. Observasi kelas merupakan tugas
penting bagi pengawas untuk membantu dan membina guru dalam
mengimplementasikan rencana kurikulum yang ada pada dokumen
KTSP. Ada beberapa rambu-rambu tugas pengawas dalam
melakukan observasi kelas, yaitu:

 Tahap sebelum observasi kelas:


o Mengamati prota dan promes
o Mengamati Silabus
o Mengamati RPP ( memahami kompetensi apa yang akan
diajarkan, kegiatan belajar yang akan dilakukan untuk
mencapai KD, metode yang dipakai oleh guru, materi yang
diajarkan, indikator yang diharapkan tercapai, sistem
penilaian yang digunakan, sumber belajar yang akan
digunakan, dan alokasi waktu yang dirancang dalam
pembelajaran)
o Mengamati media atau alat bantu yang dibutuhkan dan
dipersiapkan guru
o Mengidentifikasi kesulitan yang dihadapi guru dalam
pengembangan RPP
o Melakukan perbincangan dengan guru yang bersangkutan
tentang pelaksanaan observasi secara akrab, sehingga
guru tersebut tidak merasa diawasi yang sering
menimbulkan kekakuan dan kegerogian

 Tahap pelaksanaan observasi kelas


Pada tahap ini pengawas melakukan:
o Observasi kelas sekitar 30-40 menit
o Duduk di bangku paling belakang
o Mengamati aktivitas guru
o Mengamati apa yang dilakukan oleh peserta didik
o Mengamati lingkungan kelas, seperti pajangan kelas dan
media pembelajaran yang ada di kelas
o Menggunakan instrumen observasi yang telah disiapkan
dan melakukan pencatatan terhadap proses pelaksanaan
observasi

 Tahap sesudah observasi kelas


o Setelah melakukan observasi kelas, pengawas melakukan
diskusi dengan guru
o Menanyakan bagaimana perasaan guru dalam proses
pembelajaran

130
o Menayakan apakah ada kesulitan yang ditemukan dalam
proses pembelajaran
o Membahas hasil pengamatan dan cara mengatasinya,
contoh pengawas menanyakan mengapa guru hanya
menulis di papan tulis dengan membelakangi peserta didik;
atau mengapa guru hanya jalan-alan di kelas.
o Menanyakan kepada guru bagaimana cara mengatasi
kesulitan yang ditemui dalam pembelajaran
o Menanyakan kesesuaian antara perencanaan
pembelajaran dengan pelaksanaannya
o Menanyakan bantuan yang dibutuhkan guru dalam
pelaksanaan pembelajaran
o Memberi kesempatan kepada guru untuk mengemukakan
pertanyaan

 Tahap pasca observasi kelas


Setelah melakukan observasi kelas, pengawas perlu
melakukan wawancara dengan guru. Tujuan wawancara ini
adalah:
o Menggali pengalaman-pengalaman positif dari guru dalam
pembelajaran yang dapat didesiminasikan ke madrasah
lain
o Mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh
guru dalam pembelajaran dan pelaksanaan kurikulum

Selain itu, pengawas harus mempersiapkan instrumen


observasi untuk memantau sejauh mana guru dapat
mengimplementasikan perencanaan kurikulum yang telah
dipersiapkan di madrasah dan mengidentifikasi kelebihan dan
kekurangan yang ada pada diri guru sehingga pengawas
dapat memberikan umpan balik untuk peningkatan kualitas
pembelajaran dan pelaksanaan kurikulum di madrasah.
Adapun format instrumen observasi kelas dan wawancara
dapat dilihat pada lampiran 09.

(vi) Memonitor Dokumen Kurikulum

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan


monitoring terhadap dokumen kurikulum, yaitu:

 Tahap Sebelum Pengamatan Dokumen


o Pengawas melakukan wawancara dengan kepala
madrasah tentang perlunya melakukan review kurikulum
dan perangkat kurikulum apa yang telah dikembangkan
o Bersama-sama kepala madrasah membahas hal-hal yang
akan diamati dalam mereview KTSP dokumen 1, silabus,
dan RPP

 Tahap Pengamatan Dokumen


o Pengawas melakukan pengamatan kelengkapan dokumen
dan kesesuaian antar komponen dalam dokumen yang
dimiliki madrasah dengan menggunakan instrument

131
monitoring, evaluasi kelengkapan dan ketepatan dokumen
KTSP (Lihat lampiran 05 dan 06)
o Pengawas melakukan pengamatan terhadap ketepatan
komponen silabus dan RPP (bisa secara sampel diamati
sendiri oleh pengawas atau pengawas membina
guru/kepala madrasah untuk menilai sendiri, penilaian
sejawat). (Lihat lampiran 07 dan 08 : instrument monitoring
dan evaluasi pengembangan Silabus dan RPP)
o Pengawas menambahkan komentar-komentar terhadap
KTSP, silabus, dan RPP yang diamati.

 Tahap Diskusi Hasil Temuan


o Pengawas bertemu dengan kepala madrasah dan para
guru untuk membahas temuan dalam dokumen kurikulum
yang dikembangkan
o Secara bersama-sama menentukan tindak lanjut dan
mendiskusikan strategi atau cara untuk melengkapi
dokumen yang kurang atau memperbaiki yang kurang
tepat.
o Pengawas memotivasi guru dan kepala madrasah dalam
memperbaiki dokumen kurikulum
(vii) Melakukan penilaian terhadap kinerja kepala madrasah
Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui hal-hal berikut.
 Sejauh mana kepala madrasah melakukan pengelolaan kurikulum
di madrasah
 Sejauh mana kepala madrasah melakukan pembinaan dan
fasilitasi dalam pengembangan kurikulum di madrasah
 Bagaimana kemampuan kepala madrasah untuk membantu guru
dalam memecahkan masalah yang dihadapi guru dalam
implementasi kurikulum.( lihat lampiran 10 : instrumen monitoring
dan evaluasi kinerja kepala madrasah dalam pengembangan
kurikulum)

XXIX. Monitoring kurikulum oleh komite madrasah

Sebagai mitra kepala madrasah, komite madrasah juga mempunyai tugas


melakukan pengendalian terhadap kepala madrasah dalam rangka melaksanakan
fungsi kontrolnya. Pengendalian dilakukan terhadap pelaksanaan program-program
pengembangan yang bersifat nonakademis. Pengendalian ini dilakukan melalui
pertemuan bersama antara komite madrasah dengan kepala madrasah yang
biasanya dilakukan secara berkala, membahas laporan semesteran dan tahunan
kepala madrasah, membahas rencana program pengembangan dan program
pendidikan tahunan, jangka menengah, dan jangka panjang, serta rapat-rapat
bersama lainnya yang ditetapkan dalam anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga komite madrasah.

XXX. Kiat Melakukan Monitoring Kurikulum yang Efektif

A. Saling membantu sesama guru

Pelaksanaan KTSP berdasarkan standar nasional memerlukan kerjasama


yang baik diantara guru agar guru dapat saling belajar, saling membantu, dan saling

132
membagi pengalaman. Salah satu peran monitoring adalah memberikan fasilitasi
agar kondisi seperti itu terjadi, dengan cara:

(i) Guru yang sudah menguasai/memahami silabus perlu membagi


kemampuannya kepada guru lain yang belum memahami dengan
memberikan contoh-contoh pembelajaran.
(ii) Guru yang belum mampu/menguasai perlu secara proaktif minta
penjelasan beserta contoh-contoh pembelajaran yang sesuai/benar
kepada guru yang telah menguasai/mampu.
(iii) Mencari contoh kongkrit pembelajaran yang sesuai dengan cara
mengunjungi/mengobservasi kegiatan pembelajaran di kelas yang
diselenggarakan oleh guru yang telah menguasai/mampu.
(iv) Selain itu, saat istirahat juga merupakan waktu yang tepat bagi guru
yang belum menguasai untuk bertanya atau minta penjelasan kepada
guru yang telah menguasai/mampu tentang suatu hal yang belum
dikuasainya.

a. Cara guru melakukan koreksi diri sendiri

Guru dapat melakukan koreksi diri sendiri melalui penelitian sendiri tentang
pelaksanaan pengajarannya. Tujuan melakukan penelitian sendiri ini untuk
meningkatkan kualitas mengajarnya. Dalam bahasa ilmiah kegiatan penelitian
semacam ini disebut “action research” (penelitian tindakan) yaitu kegiatan penelitian
yang meneliti kegiatan belajar mengajarnya sendiri untuk melihat kekurangan dan
kekuatan yang ada. Kekurangan dan kekuatan tersebut selanjutnya dijadikan umpan
balik (feed-back), dan diolah untuk menentukan tindakan belajar mengajar
selanjutnya yang lebih baik. Misalnya, dalam mengajarkan konsep atau pokok
bahasan tertentu hasilnya kurang baik, ini perlu dianalisis: apakah metodenya kurang
tepat, apakah pengorganisasian kelasnya tidak tepat, apakah alat bantunya kurang
atau tidak memadai atau tidak tepat. Sebagai tindak lanjutnya, dalam mengajar
berikutnya, aspek-aspek tersebut diperbaiki atau dilengkapi dan hasil belajarnya
dicatat pula.

b. Cara memperoleh umpan balik dari peserta didik

Dalam rangka memperoleh umpan balik terhadap kegiatan pembelajaran,


peserta didik merupakan sumber informasi yang sangat penting, karena peserta didik
sendiri berperan sebagai objek sekaligus subyek dalam pembelajaran. Umpan balik
ini dapat diperoleh melalui tanya jawab secara lisan dan tertulis (angket). Dalam hal
ini, secara lisan guru dapat bertanya kepada peserta didik tentang sesuatu hal yang
diperlukan guru misalnya apa kamu senang mengikuti pelajaran tadi, bagian mana
yang menyenangkan, bagian mana yang tidak menyenangkan, bagian mana yang
masih belum jelas, topik-topik apa yang kamu sukai, apa kamu senang berdiskusi?
dsb. Sedangkan umpan balik yang diperoleh melalui angket pada prinsipnya sama
dengan tanya jawab tersebut, bedanya dalam angket pertanyaan-pertanyaan ditulis
dan jawaban peserta didik ditulis pula.

c. Cara memonitor/memantau kelas

Pemandu perlu memonitor kegiatan pembelajaran di kelas untuk mengontrol


tercapainya standar kompetensi yang telah ditentukan sehingga mutu madrasah
dapat dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Disamping itu, perlu diketahui bahwa
tujuan monitoring bukan untuk mencari kesalahan guru, melainkan untuk
memperbaiki program mengajar guru sehingga dapat dilaksanakan KBM yang efektif

133
yaitu peserta didik menguasai kompetensi melalui kegiatan pembelajaran yang
menyenangkan dan bermakna.

d. Menyusun program tindak lanjut

Dari hasil butir a sampai e di atas sebaiknya segera disusun program tindak
lanjut yang tujuannya untuk memperbaiki atau meningkatkan kegiatan-kegiatan
pembelajaran dan program lainnya yang tengah berjalan. Dari butir a - e di atas,
masing-masing dirumuskan masalahnya. Berdasarkan masalah-masalah yang telah
teridentifikasi tersebut, selanjutnya dapat disusun program perbaikannya. Program
tindak lanjut ini sebaiknya disusun oleh suatu tim yang terdiri dari kepala madrasah,
komite, pengawas, pihak Kandepag/Dinas Pendidikan, dan guru.

XXXI. Evaluasi

Evaluasi kurikulum merupakan kegiatan yang ditujukan untuk memberikan


nilai seberapa baik kurikulum telah direncanakan, dilaksanakan, dimonitor, dan
dievaluasi. Evaluasi kurikulum juga berarti proses mengumpulkan informasi tentang
perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi kurikulum, dan
menganalisisnya untuk pengambilan keputusan.

XXXII. Pihak-Pihak yang bertanggungjawab mengevaluasi


kurikulum

Kepala madrasah memiliki tanggung jawab untuk menilai hasil kurikulum di


madrasahnya setiap tahun. Ini bukan merupakan akhir dari kegiatan setiap tahun,
namun merupakan tanggung jawab yang berkesinambungan dari setiap kepala
madrasah. Pengujian yang terus menerus dari kegiatan dan hasil kurikulum di
madrasah adalah penting, karena setiap masalah yang muncul harus ditangani
segera sebelum menjadi lebih parah. Evaluasi merupakan tanggung jawab yang
berkesinambungan dari kepala madrasah, guru, pengawas, dan komite
madrasah/madrasah. Kepala madrasah harus merancang suatu sistem evaluasi
untuk seluruh guru dan semua mata pelajaran. Selain kepala madrasah evaluasi
kurikulum juga dilakukan oleh pengawas. Pengawas melakukan evaluasi untuk
melihat dan menilai seberapa baik kurikulum telah direncanakan, dilaksanakan,
dikendalikan, dimonitor, dan dievaluasi.

Evaluasi juga dilakukan oleh komite madrasah/madrasah atau bentuk lain


dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secara teratur dan
berkesinambungan untuk menilai efisiensi dan efektivitas kurikulum yang telah
direncanakan, dilaksanakan, dikendalikan, dimonitor, dan dievaluasi.

Selain pelaksanaan evaluasi oleh pihak-pihak di atas, akan lebih efektif dan
lebih sehat bagi madrasah apabila evalusi program yang dilaksanakan bertumpu
kepada evaluasi diri dari setiap program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh
pelaksana masing-masing. Setiap orang menilai peran dan tanggung jawabnya
pada perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, monitoring, dan evaluasi. Secara
keseluruhan madrasah juga melakukan evaluasi diri terhadap keseluruhan proses
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, monitoring, dan evaluasi.

Walaupun monitoring dilakukan oleh masing-masing penanggungjawab dan


pelaksana program, kepala madrasah masih mempunyai tanggungjawab untuk
melaksanakan program monitoring pelaksanaan program, walaupun frekuensinya

134
tidak sesering pelaksana program. Untuk menjamin agar kegiatan monitoring ini
dilakukan dalam kesibukan tugas lain sebagai seorang manajer, kepala madrasah
perlu menyusun rencana kegiatan monitoring yang akan dilakukan dalam satu tahun
ajaran.

Pembagian peran masing-masing dapat dilihat pada uraian berikut.

Box 28: Peran Kepala Madrasah, Pengawas dan Kandep dalam Evaluasi KTSP

Peran kepala madrasah, pengawas dan Kandep

Kepala Madrasah Pengawas Kandepag


 Mendampingi kepala
 Merumuskan indikator madrasah dalam  Mengumpulkan laporan dari
keberhasilan menyusun kriteria para kepala madrasah, dapat
perencanaan, keberhasilan KTSP melalui pengawas, tentang
implementasi, dengan cara Mengumpulkan data
monitoring dan memberikan saran- perencanaan, implementasi,
evaluasi KTSP saran dan/ atau monitoring, dan evaluasi KTSP
petunjuk semua madrasah
 Mengumpulkan data
perencanaan,  Mengumpulkan data  Menganalisis data seluruh
implementasi, perencanaan, madrasah untuk
monitoring, dan implementasi, mengelompokkan madrasah-
evaluasi KTSP monitoring, dan madrasah dengan
evaluasi KTSP di karakteristik kesulitan yang
 Melakukan penilaian madrasah relatif sama
diri seberapa baik  Mengambil kebijakan untuk
perencana- an,  Membuat laporan memfasilitasi pelatihan-
implementasi, moni- kepada Kandepag pelatihan lanjutan baik untuk
toring, dan evaluasi (Kasi mapenda) para guru, kepala madrasah,
KTSP tentang data maupun pengawas berkaitan
perencanaan, dengan penyusunan,
 Menentukan tindak implementasi, pelaksanaan, dan
lanjut untuk madrasah monitoring, dan monitoring/evaluasi
evaluasi KTSP di kurikulum.
seluruh madrasah
binaannya  Membuat laporan ke propinsi
kondisi pengembangan
KTSP di kabupaten

Pembuatan laporan untuk melaporkan penyusunan, implementasi,


monitoring/evaluasi KTSP. Siklus laporan hasil monitoring/supervisi KTSP
digambarkan berikut.

135
KUNJUNGAN SUPERVISI
Mengumpulkan data
pengembangan KTSP
Oleh: Pengawas Madrasah

MENGUMPULKAN PEMBUATAN LAPORAN


LAPORAN
Oleh: Subdit Kurikulum Oleh: Pengawas

MENGUMPULKAN MENGUMPULKAN
LAPORAN LAPORAN
Oleh: Mapenda provinsi Oleh: Mapenda kab/kota

XXXIII. Waktu Evaluasi Kurikulum

Evaluasi dilakukan setiap tahun pada akhir tahun ajaran dan setiap semester
pada saat liburan semesteran. Evaluasi yang dilakukan pada libur panjang akhir
tahun ajaran, sekaligus dilakukan sebagai dasar bagi penyusunan program tahun
berikutnya. Evaluasi yang dilakukan harus komprehensif, menyangkut program-
program pengembangan maupun program pendidikan. Untuk menjaga akuntabilitas,
penting sekali dalam pelaksanaan evaluasi ini melibatkan komite madrasah,
pengawas, dan stakeholders lain yang dianggap perlu.

XXXIV. Tujuan Kegiatan Evaluasi Kurikulum

Tujuan utama dalam melaksanakan penilaian kurikulum adalah untuk melihat


seberapa baik kurikulum dalam praktik telah mencapai tujuan, sasaran dan arah
yang tercantum dalam dokumen kurikulum (baik dokumen 1 maupun dokumen 2).

Beberapa pertanyaan yang harus dijawab adalah sebagai berikut.

(i) Seberapa baik para peserta didik setelah belajar di madrasah ini?
(ii) Bagaimana hasil tersebut dibandingkan dengan madrasah lain di
kecamatan/ kabupaten ini ?

136
(i) Masalah khusus apa yang kita punya pada saat melaksanakan
kurikulum tahun ini? Apakah masalah kurangnya buku pelajaran,
fasilitas yang tidak memadai, tenaga pendidik yang masih kurang ?
tidak sesuainya latar belakang pendidikan guru sehingga sulit
mengembangkan bahan ajar?
(ii) Masalah apa yang kita temui pada saat melakukan pengawasan?
Guru tidak menyerahkan catatan yang lengkap mengenai silabus/
RPP, guru tidak muncul pada saat diskusi, terlalu banyak guru yang
absen, sistim pencatatan yang tidak memadai, prosedur pengukuran
kurang memadai, gagal merawat fasilitas yang ada, kurangnya
kegiatan pengembangan diri di madrasah, terlalu banyak muatan/isi
dalam silabus, kualitas buku pelajaran yang jelek dan sebagainya.

Beberapa kegiatan yang harus dilakukan dalam penilaian kurikulum adalah:

(i) Pengumpulan informasi tentang perencanaan, pelaksanaan,


monitoring, dan evaluasi kurikulum yang telah dilakukan.
(ii) Penganalisisan data yang terkumpul
(iii) Pembuatan penilaian seberapa baik perencanaan, pelaksanaan,
monitoring, dan evaluasi kurikulum telah dilakukan.
(iv) Mengarahkan pengambilan keputusan tentang perubahan yang
mungkin bisa dilakukan untuk mengubah kurikulum yang sudah ada.
(v) Menentukan tindak lanjut.

XXXV. Sasaran Evaluasi Kurikulum

Sasaran evaluasi berkaitan hal berikut.

(i) Seberapa baik kegiatan perencanaan kurikulum dilakukan?


(ii) Seberapa baik hasil penyusunan dokumen 1 KTSP?
(iii) Seberapa baik hasil penyusunan dokumen 2 KTSP (silabus)
(iv) Seberapa baik penjabaran silabus menjadi RPP, bahan ajar/LKS,
media , alat penilaian yang kongkret sehingga mempermudah
implementasi kurikulum?
(v) Seberapa baik proses pelaksanaan implementasi kurikulum?
(vi) Seberapa baik hasil implementasi pembelajaran dan kegiatan
pengembangan diri ?
(vii) Seberapa baik sistem monitoring kurikulum dirancang dan
dilaksanakan?
(viii) Seberapa baik sistem evaluasi dirancang dan dilaksanakan?
(ix) Apakah para guru memiliki cukup kemampuan untuk merancang dan
melaksanakan pembelajaran?
(x) Seberapa baik penilaian/pengukuran terhadap para peserta didik telah
dilaksanakan? Apakah hasil pengukuran dan penilaian di akhir tahun
itu bisa tercapai dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya?
Atau apakah ada penurunan dari standar?
(xi) Apakah buku pelajaran dan sumber daya lain untuk kegiatan belajar
mengajar disediakan oleh madrasah dengan kualitas yang cukup?
Apakah sumber daya ini bisa ditingkatkan?
(xii) Apakah pengawas di tingkat propinsi dan kabupaten telah
melaksanakan tugas, peran dan tanggung jawab mereka dengan baik
dalam membantu madrasah melaksanakan kurikulum? Apakah
kemampuan pengawasan mereka memenuhi standar?

137
Kelas dan lingkungan yang bersih hasil pelaksanaan pengembangan diri peduli lingkungan

Secara ringkas, dalam evaluasi kurikulum perlu dirancang suatu sistem untuk
mengumpulkan informasi yang relevan dari berbagai sumber berikut.

(i) Sumber daya manusia (kepala madrasah, guru, peserta didik dan
komite, Kandepag kecamatan/Kasi Mependa Kota/Kabupaten dan
wakil masyarakat termasuk calon pemberi kerja. Informasi tersebut
dikumpulkan melalui kuesioner, wawancara, diskusi kelompok, skala
penilaian dan pengamatan) dan
(ii) Sumber daya berupa materi (seperti dokumen silabus, buku pelajaran
dan materi belajar, hasi kerja para peserta didik dan hasil pengukuran
dan evaluasi)

XXXVI. Cara Melakukan Evaluasi Kurikulum

A. Teknik Evaluasi Kurikulum

Evaluasi KTSP dapat dilakukan dengan beberapa teknik, di antaranya adalah


dengan angket, wawancara, penggalian dokumen, dan supervisi kelas.

(i) Angket: pertanyaan-pertanyaan tertulis mengenai (1) proses


penyusunan KTSP di madrasah, (2) pemahaman KTSP oleh Kepala
Madrasah dan guru-guru, dan (3) kesultan-kesulitan apa yang
dialami dalam penyusunan, pelaksanaan, dan monitoring/evaluasi
KTSP di madrasah.
(ii) Wawancara: pertanyaan-pertanyaan lisan yang dilakukan oleh tim
evaluasi (1) proses penyusunan KTSP di madrasah, (2) pemahaman
KTSP oleh Kepala Madrasah dan guru-guru, dan (3) kesulitan-
kesulitan apa yang dialami dalam penyusunan, pelaksanaan, dan
monitoring/evaluasi KTSP di madrasah.

138
(iii) Penggalian dokumen: berupa pemeriksaan ketersediaan dokumen 1
KTSP, dokumen 2 dan kelengkapannya (silabus, RPP, bahan
ajar/LKS, perencanaan penilaian 1 semester, alat-alat penilaian, dan
sebagainya)
(iv) Supervisi Kelas: kunjungan kelas untuk memantau kesesuaian yang
direncanakan dengan implementasinya di kelas. Proses belajar
mengajar dengan tuntutan prinsip pelaksanaan KTSP adalah
pembelajaran dengan multistrategi, menantang, dan menyenangkan.
Yang dijadikan objek pemantauan adalah kesesuaian silabus dan
RPP dengan KBM yang dilakukan oleh guru di dalam kelas. Supervisi
kelas ini dapat dilakukan oleh guru inti, kepala madrasah, atau oleh
pengawas dengan tujuan untuk mengetahui kekurangan dan
kelebihan yang dimiliki oleh guru untuk dilakukan tindakan
selanjutnya.

XXXVII. Pemanfaatan Hasil Evaluasi

Hasil evaluasi yang telah dilakukan oleh tim evaluasi KTSP perlu ditindak-
lanjuti dan dimanfaatkan untuk lebih meningkatkan pelaksanaan KTSP di madrasah-
madrasah. Pemanfaatan lain yang tidak kalah pentingnya hasil evaluasi KTSP
adalah:

(i) Terkumpulnya data di Kandepag Kota/Kabupaten


(ii) Pemetaan penyusunan, pelaksanaan, dan monitoring/evalasi KTSP
di madrasah.
(iii) Berdasarkan data yang ada Kandepag Kota/Kabupaten dapat
menyusun program kegiatan untuk masa yang akan datang baik untuk
peningkatan mutu SDM maupun penambahan dan peningkatan mutu
sarana prasarana pendidikan di madrasah,
(iv) Madrasah sadar akan kekurangan yang ada sehingga diharapkan
munculnya program-program perbaikan,
(v) Pengawas dapat menentukan fokus supervisi madrasah
(vi) Kepala madrasah, komite madrasah dan stakeholder lainnya
diharapkan akan lebih peduli dalam meningkatkan mutu pendidikan di
madrasahnya.

139
kepala madrasah memberi kesempatan orangtua/masyarakat melihat kondisi kelas dan mengadakan pameran karya siswa
dalam proses pembelajaran (masyarakat dan orangtua diberi kesempatan untuk mengevaluasi proses dan hasil pelaksanaan
KTSP)

Madrasah memberi kesempatan orangtua/masyarakat melihat unjuk kerja siswa dan para santri berlatih mengadakan
ceramah agama di stasiun radio lokal untuk membri kesempatan kepada masyarakat luas mengevaluasi hasil pelaksanaan
KTSP di madrasah

XXXVIII. Indikator Keberhasilan KTSP

Berikut adalah rambu-rambu indikator yang dapat dipergunakan untuk


mengevaluasi keberhasilan pengembangan kurikulum mulai dari tahap perencanaan
sampai dengan evaluasi sebagai berikut.

Tabel 21: Rambu-rambu Indikator Keberhasilan Pengembangan Kurikulum Tingkat


Satuan Pendidikan

No. Tahap Indikator


01. Perencanaan Ketepatan kegiatan perencanaan kurikulum
 Membentuk tim kurikulum madrasah/
madrasah
 Melakukan analisis konteks untuk
menentukan karakteristik muatan kurikulum
 Kegiatan pengembangan kurikulum
dilakukan secara bersama antara kepala
madrasah, guru, pengawas, komite, wakil
masyarakat/ stakeholder

Ketepatan KTSP dokumen 1


 Kurikulum/KTSP dokumen 1 yang
disusun mengandung komponen yang lengkap (visi,
misi, tujuan, struktur dan muatan kurikulum,
kalender pendidikan)
 Komponen kurikulum dalam dokumen 1
sesuai dengan konteks madrasah, konteks daerah,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik

140
 Visi, misi, tujuan sesuai dengan konteks
madrasah dan rumusannya tepat
 Struktur dan muatan kurikulum
mengandung muatan wajib struktur kurikulum
nasional dan menambahkan muatan yang sesuai
dengan konteks madrasah
 Semua komponen struktur dan muatan
kurikulum lengkap dan sesuai dengan Standar Isi/
SKL dan konteks madrasah/ daerah (struktur
kurikulum, komposisi mata pelajaran dengan tujuan/
SKL-nya, muatan lokal dengan jenis, tujuan, dan
aturan pelaksanaannya, pengembangan diri
dengan jenis, tujuan, dan aturan pelaksanaannya,
beban belajar, ketuntasan minimal, penilaian dan
kelulusan, unggulan lokal, unggulan global)
 Terdapat kalender pendidikan yang
sesuai aturan 34 -38 minggu dan sesuai dengan
konteks madrasah
 Adanya kelengkapan komponen
dokumen 2 KTSP yang minimal berupa silabus
seluruh mata pelajaran, Standar Kompetensi/
Kompetensi Dasar Muatan Lokal,
 Kurikulum meliputi substansi komponen
muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan
pengembangan diri secara terpadu, serta disusun
dalam keterkaitan dan kesinambungan yang
bermakna dan tepat antarsubstansi.
 Semangat dan isi kurikulum memberikan
pengalaman belajar peserta didik memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni.
 Pengembangan kurikulum dilakukan
dengan melibatkan pemangku kepentingan
(stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan
dengan kebutuhan kehidupan dunia usaha dan
dunia kerja.
 Isi kurikulum mengatur pengembangan
kecakapan hidup (keterampilan pribadi,
keterampilan berpikir, keterampilan sosial,
keterampilan akademik, dan keterampilan
vokasional)
 Apakah hasil tahap perencanaan cukup
memadai
 Apakah kendala yang dialami dan
seberapa efektif solusi yang dilakukan?

02. Pelaksanaan  Apakah terdapat motivasi yang tinggi untuk


melaksanakan tugas masing-masing pelaksana
kurikulum?
 Apakah terdapat deskripsi tugas dan petunjuk
teknis yang jelas sehingga setiap orang tahu apa
yang harus dilakukan dalam pelaksanaan
kurikulum?
 Apakah telah ada jadwal yang sesuai dan dipahami

141
oleh orang-orang yang harus melakukannya?
 Kegiatan pembelajaran sudah berorientasi pada
melayani siswa belajar, bagaimana seharusnya
siswa belajar. Guru sebagai motivator, fasilitator
dan mengorganisir pengalaman belajar siswa.
 Apakah proses pelaksanaan kurikulum berjalan
lancar dan tepat waktu?
 Apakah terdapat dukungan kebijakan, panduan dan
tata tertib untuk mengatur terselenggaranya
pelaksanaan kurikulum?
 Apakah proses pelaksanaan kurikulum tepat waktu?
 Bagaimana kesesuaian pelaksanaan
pembelajaran untuk semua mata pelajaran dan
muatan lokal dengan struktur dan muatan kurikulum
yang telah ditetapkan pada dokumen 1 KTSP?
 Bagaimana kesesuaian pelaksanaan program
pengembangan diri (keteladanan, ekstrakurikuler,
dan konseling) dengan program yang telah
ditetapkan pada dokumen 1 KTSP?
 Apakah pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan
silabus/ RPP yang direncanakan?
 Apakah semua personal sudah mengerjakan tugas
sesuai dengan peran dan tanggung jawabnya ?
 Apakah ketersediaan format/sarana pendukung
untuk memudahkan pelaksanaan kurikulum
memadai?
 Apa saja kendala dan kesulitan yang muncul
dalam pelaksanaan/implementasi?
 Apakah kepala madrasah mengendalikan proses
pelaksanaan dengan menyusun panduan /aturan
yang sesuai?
 Apakah kepala madrasah melakukan pengendalian
secara maksimal untuk melaksanakan kurikulum
(pengerahan sumber daya dan sumber-sumber
yang lain untuk melaksanakan kurikulum)?
 Apakah Komite madrasah mendukung
pelaksanaan/ memberi fasilitas / dukungan yang
sesuai?
 Apakah terdapat koordinasi yang baik sehingga
pelaksanaan kurikulum berjalan efektif?
 Apakah pelaksanaan kurikulum dapat mencapai
tujuan yang diharapkan?
 Apakah hasil tahap pelaksanaan kurikulum
memadai untuk mencapai tujuan?
 Apakah kendala yang dialami dalam pelaksanaan
kurikulum dan seberapa efektif solusi yang telah
dilakukan?
 Adakah upaya memberi solusi yang efektif untuk
mengatasi kendala dalam pelaksanaan kurikulum?

03. Monitoring  Apakah telah dikembangkan sistem


pengawasan yang efektif untuk melaksanakan
monitoring kurikulum?

142
 Apakah Kepala Madrasah melaksanakan
perannya dengan baik untuk mengobservasi
pelaksanaan, memfasilitasi konsultasi dengan para
guru, memberikan masukan/ pengarahan agar
pelaksanaan berjalan sesuai yang diharapkan,
mengadakan pertemuan untuk membahas
pelaksanaan dan mengatasi masalah yang timbul,
memfasilitasi media/ sumber pembelajaran?
 Apakah Pengawas melaksanakan perannya
dengan baik untuk mengobservasi pelaksanaan
pembelajaran, berwawancara dengan siswa,
pelaksanaan pelayanan konseling, ekstrakurikuler,
mengobservasi penggunaan media pembelajaran,
memfasilitasi konsultasi dengan para guru,
memberikan masukan/ pengarahan agar
pelaksanaan berjalan sesuai yang diharapkan,
memberikan masukan untuk memperbaiki
pelaksanaan yang kurang tepat?
 Apakah Komite melakukan peran pengawasan
dalam pelaksanaan kurikulum, mengobservasi
pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan pelayanan
konseling, ekstrakurikuler, penggunaan media
pembelajaran?
 Apakah waktu pelaksanaan monitoring
dilakukan secara tepat (terintegrasi dengan proses
pelaksanaan) bukan pada akhir?
 Apakah terdapat koordinasi yang kompak untuk
pelaksanaan monitoring?
 Seberapa efektif solusi yang telah dilakukan?

04. Evaluasi  Apakah sudah dikembangkan sistem evaluasi


yang efektif dalam evaluasi kurikulum ?
 Apakah telah dilaksanakan sistem evaluasi
secara komprehensif?
 Apakah kepala madrasah melaksanakan
perannya dengan baik untuk mengumpulkan data
pelaksanaan sebagai bahan evaluasi,
menganalisisnya dan melakukan evaluasi terhadap
hasil, proses, dan dampak secara menyeluruh?
 Apakah proses evaluasi terkoordinasikan
dengan baik?
 Apakah guru, dan warga madrasah dilibatkan
dalam proses evaluasi?
 Apakah komite madrasah melaksanakan
perannya dengan baik untuk mengumpulkan data
dan melakukan evaluasi hasil, proses, dan dampak
secara menyeluruh?
 Apakah Kandepag dan Dinas Pendidikan
Kota/Kabupaten terlibat secara sinergis
mendukung perencanaan, pelaksanaan, monitoring,
dan evaluasi kurikulum?
 Apakah hasil evaluasi telah ditindak lanjuti?

143
Daftar Bacaan

Peraturan perundangan:

Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945


Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI. No. 24 Tahun 2006 tentang


Pelaksanaan
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Nomor
23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI. No. 23 Tahun 2006 tentang


Standar
Kompetensi Lulusan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI. No. 12 Tahun 2007 tentang


Standar
Kompetensi Pengawas Madrasah/Madrasah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI. No. 13 Tahun 2007 tentang


Standar
Kompetensi Kepala Madrasah/Madrasah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI. No. 16 Tahun 2007 tentang


Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI. No. 41 Tahun 2007 tentang


Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang


Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama
Islam dan Bahasa Arab di Madrasah

144
Buku dan dokumen lain:

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) (2006). Panduan Menyusun


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: BSNP.

Departemen Agama. 2007. Pedoman Penyelenggaraan Madrasah Satu Atap.


Houston, R.T., Clifft, H.J., Freiberg, J. & Warner, A.R. (1988). Touch the
Future: Teach! St. Paul: West Publishing Co.
Kebijakan dan Program, Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan
Nonformal, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan, Departemen Pendidikan Nasional (2004)
Kneller, George, F. (1985). Movements of Though in Modern Education, New
York: John Willey and Sons.
Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2006 – 2009

--------

145
Lampiran 01 : Halaman sampul yang memuat Judul KTSP, nama madrasah,
logo madrasah, nama desa, kecamatan, dan kabupaten, serta tahun
penyusunan.

KURIKULUM
MADRASAH IBTIDAIYAH
JAKARTA

MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI JAKARTA


Jl. Raya Jend. Gatot Subroto Kav. 71-73 Pancoran
Jakarta 12870
2008

146
Lampiran 02 : Halaman penetapan dan pengesahan memuat judul KTSP,
nama madrasah, lokasi madrasah, tanggal penetapan dan pengesahan,
dan orang-orang yang menetapkan dan mengesahkan KTSP.

MADRASAH IBTIDAIYAH
……………………………….

PENGESAHAN
Nomor : .......................................

Setelah mempertimbangkan masukan Komite Madrasah, Kurikulum


Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MiN) Bumi Karsa Jakarta Pelajaran 2008/2009
ditetapkan berlaku terhitung mulai tanggal 01 Januari 2009 .
Pada akhir tahun pelajaran, pelaksanaan kurikulum ini akan dievaluasi
dan/atau ditinjau ulang yang hasilnya akan digunakan sebagai dasar dalam
melakukan penyusunan dan penetapan KTSP untuk tahun pelajaran
berikutnya.
Ditetapkan di : Jakarta

Pada Tanggal : 14 Desember 2008

Mengetahui Kepala
Ketua Komite Madrasah,

........................................ .........................................
...
NIP/NPP .......................... NIP. : 150 ........

Mengetahui,
Kepala Bidang Mapenda Islam,
Kabupaten/Kota ........

.................................................

147
Lampiran 03 : Kata pengantar berisi prakata dari kepala madrasah mengenai
penyusunan KTSP di madrasah.

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadlirat Allah SWT dan


bersholawat untuk Rosulullah Muhammad SAW, Tim Penyusun Kurikulum
Madrasah Ibtidaiyah Negeri Bumi Karsa Jakarta dapat menyelesaikan
penyusunan kurikulum untuk digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
pendidikan dalam menentukan berbagai kebijakan dan kegiatan belajar
mengajar, agar terencana, terarah, dan tepat tujuan yang akan dicapai
khususnya dalam mengantarkan perserta didik menjadi insan yang Tekun
Ibadah, Berakhlak karimah dan Unggul Berprestasi sebagai bekal hidup dan
bekal membangun negeri tercinta Indonesia.
Dalam penyusunan Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah Negeri Bumi Karsa
Jakarta ini kami berupaya semaksimal mungkin menyajikan konsep,
perangkat, serta strategi yang ideal, namun karena berbagai keterbatasan
yang ada pada kami kekurangan dan kesalahan tidak bisa kami hindari.
Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan serta bimbingan
demi terselesaikannya KTSP ini, kami ucapkan terimakasih.

Jakarta, 1 Januari 2008


Kepala,

..............................
NIP. ..........................

148
Daftar Isi
Halaman Pengesahan ………………
Prakata ………………
Daftar Isi ………………
………………
BAB I PENDAHULUAN
A. Rasional ………………
B. Landasan Hukum ………………
C. Pengertian-Pengertian ………………
………………
BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN MADRASAH
A. Visi Madrasah ………………
B. Misi Madrasah ………………
C. Tujuan Madrasah ………………
………………
BAB III STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
………………
BAB IV STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. Struktur Kurikulum ………………
1. Kerangka Dasar Kurikulum ………………
a. Komponen Mata Pelajaran ………………
b. Komponen Muatan Lokal ………………
c. Komponen Pengembangan Diri ………………
2. Struktur Kurikulum ………………
B. Muatan Kurikulum ………………
1. Komponen Mata Pelajaran ………………
2. Komponen Muatan Lokal ………………
3. Komponen Pengembangan Diri ………………
C. Beban Belajar ………………
………………
BAB V KRITERIA
A. Kriteria Ketuntasan Minimal ………………
B. Kriteria Kenaikan Kelas ………………
C. Kriteria Kelulusan ………………
D. Penjurusan ………………
………………
………………
BAB VI KALENDER PENDIDIKAN
………………
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Silabus ………………
2. RPP ………………

149
Lampiran 04 : Format dan contoh program tahunan pengawas

PROGRAM TAHUNAN PENGAWAS

Nama Madrasah : Satuan Pendidikan : Madrasah


Ibtidaiyah
Tahun Pelajaran :

SEMESTER PROGRAM ALOKASI Kunjungan


WAKTU
Membuat rencana pelaksanaan supervisi 180 menit -
kurikulum

Mendampingi kepala madrasah, guru, dan 90 menit


komite madrasah dalam menyusun KTSP
(Dokumen 1 KKM, Mulok, Struktur Kurikulum, 1 kali
kalender akademik, pengembangan diri, dsb.) kunjungan

Mendampingi guru dalam menyusun silabus 90 menit


dan RPP (Dok 2)

I Mengecek kelengkapan dokumen KTSP 30 menit 1 kali


kunjungan
Memfasilitasi kepala madrasah dalam membuat 60 menit
rencana supervisi dan monitoring pelaksanaan
kurikulum

Melakukan kunjungan kelas dan observasi 180 menit 1 kali


kegiatan siswa sebanyak 2 kali kunjungan kunjungan

Menyusun instrumen evaluasi kinerja kepala 120 menit -


madrasah dan guru dalam melaksanakan
pengembangan kurikulum
3 kali kunju
Jumlah 300 menit kerja di kantor 480 menit di lapangan
ngan
II Melakukan kunjungan kelas dan observasi 180 menit 1 kali
kegiatan siswa kunjungan

Memotivasi dan membimbing guru dalam 90


merencanakan dan melaksanakan penelitian Menit
tindakan kelas 1 kali
kunjungan
Memantau pelaksanaan kurikulum dan 30 menit
memanfaatkan hasil-hasilnya untuk membantu
kepala madrasah dalam mempersiapkan
akreditasi madrasah

Mendampingi kepala madrasah dalam 30 menit


menyusun kriteria keberhasilan pelaksanaan

150
kurikulum

Melakukan evaluasi terhadap kinerja kepala 30 menit


madrasah dan guru dalam melaksanakan tugas
kurikulum

Memonitor perkembangan hasil belajar siswa 30 menit 1 kali


kunjungan
Memetakan hasil belajar siswa di madrasah 30 menit
binaannya

Menyusun laporan pelaksanaan supervisi 30 menit


kurikulum.
3 kali
Jumlah 450 menit
kunjung
di lapangan
an

………………..,
Mengetahui ………………………….
Kepala Kandepag,
Pengawas,

………………………………………..
NIP. ………………………………………..
NIP.

151
Lampiran 06 : Instrumen Monitoring dan Evaluasi Kelengkapan Isi KTSP di
Tingkat Sekolah (untuk Dokumen I dan dokumen 2)

Petunjuk :
1) Amati dokumen 1 KTSP dengan sejumlah aspeknya yang ada di
madrasah
2) Pilihlah deskripsi yang sesuai dengan keadaan dokumen 1 KTSP
yang sedang Anda amati
3) Pilihlah skor sesuai dengan keadaan yang Anda amati pada tiap-
tiap aspek!
4) Jumlahkan seluruh skor dan bandingkan dengan kriteria berikut
5) Buatlah penilaian dengan kriteria berikut:

25- 30 = ketersediaan dokumen 1 sangat baik


20- 24 = ketersediaan dokumen 1 t baik
15 – 19 = ketersediaan dokumen 1 cukup
10 – 14 = ketersediaan dokumen 1 kurang
< 10 = ketersediaan dokumen 1 sangat kurang

INSTRUMEN PENYUSUNAN DOKUMEN 1


Madrasah :
No. Aspek Deskripsi Skor
1. Pendahuluan  Pendahuluan berisi tujuan pembuatan 3
KTSP, landasan hukum, deskripsi
konteks madrasah
 Mencantumkan 2 komponen 2
 Mencantumkan 1 komponen
 Tidak mencantumkan semua 1
komponen
0

2. Tujuan  Mencantumkan tujuan pendidikan 3


dasar/menengah, visi madrasah yang
sesuai, misi madrasah yang dijabarkan
dari visi, tujuan madrasah
 Mencantumkan 3 komponen 2
 Mencantumkan 2 komponen 1
 Mencantumkan 1 komponen 0

3. Muatan mata  Mencantumkan SKL/ tujuan semua mapel 3


pelajaran  Mencantumkan SKL/tujuan dari sebagian 2
besar mapel
 Mencantumkan SKL/tujuan dari sebagian 1
kecil mapel
 Tidak mencantumkan SKL/tujuan dari 0
semua mapel

152
4. Struktur kurikulum  Mencantumkan (1) jenis mapel pada 3
sruktur kurikulum sesuai dengan stuktur
kurikulum madrasah MI 8 mapel, muatan
lokal, dan pengembangan diri dengan
pola di kelas I –III tematik dan kelas IV –
VI mata pelajaran; MTs 11 mapel dengan
muatan lokal, dan pengembangan diri, MA
17 (untuk kelas X) muatan lokal, dan
pengembangan diri, (2) alokasi waktu tiap
mapel dalam sruktur kurikulum sesuai
dengan yang tercantum pada struktur
kurikulum (Permenag Nomor 2 2008), (3)
jumlah alokasi waktu keseluruhan dalam
struktur kurikulum maksimal bisa
ditambahkan 4 jam, (4) berisi substansi
pembelajaran yang ditempuh dalam satu
jenjang pendidikan (MI 6 tahun, MTs 3
tahun, MA 3 tahun),
 Mencantumkan2 atau 3 kriteria 2
 Mencantumkan 1 kriteria 1
 Tidak memenuhi semua kriteria 0

5. Pengembangan diri  Mencantumkan prosedur pengembangan


diri yang berupa kegiatan (1) rutin/
spontan/ keteladanan untuk pembentukan
pribadi secara utuh, (2) konseling untuk
perkembangan pribadi dan sosial, dan (3)
ekskul beragam sesuai dengan berbagai
minat siswa
 Mecantumkan pengembangan diri 2
komponen
 Mencantumkan pengembangan diri 1
komponen
 Tidak mencantumkan semua komponen

6. Mulok  (1) Mencantumkan mulok yang sesuai 3


dengan konteks daerah/karakteristik
madrasah, (2) mencantumkan prosedur
penyajiannya (mana yang wajib/pilihan), (3)
mencanumkan jadwal penyajian mulok per
semester /per kelas
 Mencantumkan 2 kriteria 2
 Mencantumkan 1 kriteria 1
 Tidak mencantumkan semua kriteria 0

7. Beban belajar
 Terdapat (1) uraian sistem
penyelenggaraan program pendidikan

153
dengan menggunakan (sistem paket atau
sistem kredit semester), (2) pengaturan
kegiatan tatap muka yaitu kegiatan
pembelajaran yang berupa proses
interaksi antara peserta didik dengan
pendidik (MI 35 menit; MTs 40 menit, MA
45 menit), (3) aturan pelaksanaan tugas
terstruktur (MI maksimal 40%, MTs
maksimal 50%, MA maksimal 60% dari
jam tatap muka.
 Mencantumkan 2 kriteria
 Mencantumkan 1 kriteria
 Tidak mencantumkan semua kriteria

8. KKM dan rancangan  Terdapat (1) KKM yang dirumuskan


program remedial berdasarkan intake, kompleksitas, dan
untuk mengatasi sumber daya, (2) rancangan kegiatan
siswa yang tidak remedial sebagai tindak lanjut siswa -siswi
mencapai KKM yang belum mencapai KKM, (3) KKM
semua mapel dicantumkan
 Mencantumkan 2 kriteria
 Mencantumkan 1 kriteria
 Tidak mencantumkan semua kriteria

Kecakapan hidup,  Terdapat (1) rancangan pendidikan kecakapan


keunggulan lokal, hidup untuk mengembangkan kemampuan
dan global personal, sosial, dan vokasional bagi siswa-
siswi, (2) rancangan kegiatan untuk
mendorong siswa-siswi untuk memahami dan
terampil melakukan keunggulan daerahnya,(3)
terdapat rancangan untuk membekali siswa-
siswi hidup di dunia global
 Mencantumkan 2 kriteria
 Mencantumkan 1 kriteria
 Tidak mencantumkan semua kriteria

9. Kalender Akademik  Terdapat pengaturan waktu dengan


kriteria (1) alokasi /jumlah pekan efektif
berada pada rentang 34-38, (2) mengatur
pekan efektif, ulangan, libur semester ,
(3) mengatur awal dan akhir masuk
sekolah
 Mencantumkan 2 kriteria
 Mencantumkan 1 kriteria
 Tidak mencantumkan semua kriteria

154
10. Proses penyusunan  Penyusunan KTSP melibatkan kepala
kurikulum madrasah, komite, guru, dan tokoh
masyarakat
 Melibatkan 2 atau 3 komponen
 Melibatkan 1 komponen
 Tidak melibatkan semua komponen

Skor maksimal 30

Petunjuk :
6) Amati dokumen silabus semua mapel yang dimiliki madrasah
7) Pilihlah deskripsi yang sesuai dengan keadaan dokumen silabus
yang sedang Anda amati
8) Pilihlah skor sesuai dengan keadaan yang Anda amati pada tiap-
tiap aspek!
9) Jumlahkan seluruh skor dan bandingkan dengan kriteria berikut
10) Buatlah penilaian dengan kriteria berikut:

9- 10 = ketersediaan dokumen 2 sangat baik


7- 8 = ketersediaan dokumen 2 baik
5– 6 = ketersediaan dokumen 2 cukup
< 5= ketersediaan dokumen 2 kurang

No. Aspek Deskripsi Skor


1. Ketersediaan  Ketersediaan silabus semua mapel yang 4
silabus untuk mapel menjabarkan semua SK/KD sesuai
dengan mapel masing-masing
 Ketersediaan silabus sebagian besar 3
mapel (75%-90%) yang menjabarkan
semua SK/KD sesuai dengan mapel
masing-masing
 Ketersediaan silabus separuh (50%- 70% 2
mapel yang menjabarkan semua SK/KD
sesuai dengan mapel masing-masing
 Tersedia kurang dari separuh (kurang 50%) 1
dari mapel yang ada pada struktur
kurikulum
 Tidak tersedia silabus yang menjabarkan 0
SK/KD dalam standar isi

2. Ketersediaan SK/KD  Ketersediaan SK/KD mulok ,silabus 3


silabus untuk mulok semua mulok, program untuk BK
dan program  Ketersediaan 2 kompnen 2
pengembangan diri  Ketersdiaan 1 komponen 1
 Belum tersedia semua komponen 0

155
3. Ketersediaan bahan  Tersedia SK/KD semua mapel, panduan 3
pendukung penyusunan silabus, panduan penyusunan
RPP
 Tersedia 2 komponen 2
 Tersedia 1 komponen 1
 Tidak tersedia semua komponen 0

Skor maksimal 10

156
INSTRUMEN C

Kualitas Komponen Silabus

157
Lampiran 07 : Instrumen Monitoring dan Evaluasi Pengembangan Silabus
Petunjuk :
1) Berilah tanda centang dikolom ya atau tidak sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya
2) Tulislah pada kolom catatan tentang komentar jawaban anda bila ya
keterangannya ditulis dan bila tidak keterangannya juga dituliskan
3) Tulislah deskripsi hasil monitoring pada baris yang telah disediakan,
dengan kriteria sebagai berikut:
A: apabila silabus telah memenuhi 13-16 butir rubrik
B: apabila silabus telah memenuhi 9-12 butir rubrik
C: apabila silabus telah memenuhi 8 butir rubrik
D: apabila silabus telah mmenuhi 1-4 butir rubrik
E. Tidak mengembangkan silabus

Nama Guru: ……………………………


Mata Pelajaran : ...............................
Aspek Penje-
No. Ya Tidak
Penilaian Deskriptor lasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Kelengkap- 1. Telah mencakup seluruh
an Standar standar isi dalam mapel
Isi 2. Penataan dan pengurutan
standar isi logis
2. Kegiatan 3. Kegiatan pembelajaran
Pembelajar memuat aktivitas belajar
an yang berpusat pada siswa
4. Langkah-langkah kegiatan
pembelajaran mendukung
tercapainya KD
5. Kegiatan pembelajaran
memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
mengembangkan
kecakapan hidup personal
(kritis, social, akademik)
3. Ketepatan 6. Materi pembelajaran benar
Materi secara keilmuan
Pembelajar 7. Materi pembelajaran
an mendukung pencapaian
KD (Selaras dengan KD)
4.. Indikator 8. Rumusan indikator berisi
jabaran perilaku untuk
mengukur tercapainya KD
9. Rumusan indikator berupa
kata kerja operasional
10. Satu KD dapat
dikembangkan lebih dari
satu indikator
5. Alokasi Alokasi waktu sesuai
Waktu 11. dengan kedalaman,
keluasan dan tingkat
kesulitan KD
12. Jumlah alokasi waktu

158
sesuai dengan program
semester yang telah
disusun
6. Penilaian 13. Alat penilaian sesuai
dengan tuntutan indikator
14. Penilaian mencakup
seluruh indikator
7. Sumber 15. Sumber belajar sesuai
Belajar untuk mendukung
tercapainya KD
16. Sumber belajar bervariasi
(baik di dalam maupun di
luar kelas)

Deskripsi hasil monitoring:


............................................................................................................................
.....

Saran untuk perbaikan


…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

Mengetahui Kepala Madrasah, Pengawas,


..............................................

.............................................. ...................................................
NIP. NIP.

159
Lampiran 08 : Instrumen Monitoring dan Evaluasi Pengembangan RPP
Petunjuk :
1) Berilah tanda centang dikolom ya atau tidak sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya
2) Tulislah pada kolom catatan tentang komentar jawaban anda bila ya
keterangannya ditulis dan bila tidak keterangannya juga dituliskan
3) Tulislah deskripsi hasil monitoring pada baris yang telah disediakan,
dengan kriteria sebagai berikut:
A: apabila RPP telah memenuhi 19-25 butir rubrik
B: apabila RPP Pendidikan telah memenuhi 13-18 butir rubrik
C: apabila RPP telah memenuhi 7-12 butir rubrik
D: apabila RPP telah memenuhi 1-6 butir rubrik
E: Tidak ada dokumen RPP

Nama Guru : ………………………….


Mata Pelajaran: ..................................

Aspek Deskriptor Ya Tidak Penjelas-


Penilaian an
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Identitas 1. Mencantumkan
matapelajaran, kelas,
semester, KD, dan alokasi
waktu secara jelas
Tujuan Rumusan tujuan
Pembelajaran 2. pembelajaran sesuai
dengan KD
3. Rumusan tujuan berisi
prilaku operasional dan
materi.
Metode 4. Metode pembelajaran
Pembelajaran bervariasi
5. Tiap-tiap metode yang
dicantumkan benar-benar
tercermin dalam langkah-
langkah pembelajaran
Langkah- 6. Pendahuluan berisi
langkah pengaitan kompetensi
Pembelajaran yang akan dibelajarkan
dengan konteks kehidupan
siswa/apersepsi/
memotivasi dengan
berbagai rangsangan
( dikaitkan dengan nilai-nilai
islami )
7. Menjelaskan tujuan
pembelajaran
8. Kegiatan inti berisi kegiatan
Eksplorasi ( melibatkan
siswa mencari informasi,
mengamati berbagai obyek
yang berkaitan dengan
KD )

160
9. Kegiatan inti berisi kegiatan
Elaborasi ( mengajak siswa
berfikir lebih rinci tentang
hal-hal yg telah diamati
untuk memperoleh
kesimpulan )
10. Kegiatan inti berisi kegiatan
Konfirmasi
( memantapkan /
memberikan umpan balik /
meluruskan hasil temuan
siswa )
11. Inti pembelajaran yang
12. dirancang berfokus
(berpusat) pada siswa
13. Inti pembelajaran memberi
kesempatan siswa bekerja
sama dengan teman atau
berinteraksi dengan
lingkungan/masyarakat
sekitar
14. Penutup pembelajaran
berisi penyimpulan/ refleksi
(membahas kembali apa
yang telah dilakukan ) dan
tindak lanjut (tugas dan
pengayaan)
15. Rumusan langkah-langkah
pembelajaran
menggambarkan kegiatan
dan materi yang akan
dicapai.
Pengembangan 16. Materi pembelajaran benar
materi dan secara keilmuan
bahan ajar 17. Mengembangkan materi
pembelajaran yang sesuai
dengan perkembangan
siswa
18. Materi pembelajaran
mendukung pencapaian KD
(Selaras dengan KD)
19. Materi pembelajaran
dijabarkan berupa bahan
ajar / LKS sehingga mudah
digunakan sebagai bahan
mengajar

Merencanakan 20. Penataan Ruang kelas


Pengelolaan yang mendukung proses
Kelas PAIKEM ( Pembelajaran
Aktif Inovativ Kreatif Efektif
dan Menyenangkan ) / CTL
( Pembelajaran Kontekstual
).
21. Pengorganisasian kelas
bervariasi ( Individu,
Kelompok, Klasikal ).

161
Sumber Belajar 22. Sumber belajar sesuai
untuk mendukung
tercapainya KD
23. Sumber belajar bervariasi
Penilaian 24. Alat penilaian sesuai dan
mencakup seluruh indikator
25. Rubrik, pedoman
penyekoran, kunci jawaban
dicantumkan secara jelas
dan tepat

Deskripsi hasil monitoring:


.......................................................................................................
...............

Saran :
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
………………………………...........................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
..........................................................................................

Mengetahui

Kepala Madrasah ................................... Pengawas

.......................................
..........................
NIP.
NIP.

162
Lampiran 09 : Format instrumen observasi kelas dan wawancara

PANDUAN PERTANYAAN UNTUK GURU


Nama Madrasah:
Nama Guru :
Pengawas :

1. PENGEMBANGAN KURIKULUM

a. Masalah apa saja yang dihadapi guru dalam pembuatan silabus dan RPP?

b. Masalah apa saja yang dihadapi guru dalam implementasi RPP (proses pembelajaran)?

c. Masalah apa saja yang dihadapi sekolah dalam menyiapkan media dan sumber belajar?

d. Masalah apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan assessment dan penilaian

e. Apa yang bisa dibantu dari masalah-masalah yang dihadapi?

2. ALTERNATIF PEMECAHAN YANG DIRENCANAKAN

a. Masalah1

b. Masalah 2

c. Masalah 3

d.Masalah 4

163
Lampiran 10 : Instrumen Monitoring dan Evaluasi Kinerja Kepala Madrasah
Dalam Pengembangan Kurikulum
Petunjuk :
1) Berilah tanda centang dikolom ya atau tidak sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya
2) Tulislah pada kolom catatan tentang komentar jawaban anda bila ya
keterangannya ditulis dan bila tidak keterangannya juga dituliskan
3) Tulislah deskripsi hasil monitoring pada baris yang telah disediakan,
dengan kriteria sebagai berikut:
A: apabila Kepala Madrasah telah melaksanakan 9-10 butir rubrik
B: apabila Kepala Madrasah telah melaksanakan 6-8 butir rubrik
C: apabila Kepala Madrasah telah melaksanakan 3-5 butir rubrik
D: apabila Kepala Madrasah telah melaksanakan 1-3 butir rubrik
E: Tidak melaksanakan tugas pengembangan kurikulum

Nama Madrasah : …………………………………….


Alamat Madrasah : …………………………………….
No. Kegiatan Checklist Keterangan
Ya Tidak
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Kepala Madrasah memfasilitasi
madrasah untuk membentuk dan
memberdayakan tim pengembang
kurikulum
2. Kepala Madrasah memberdayakan
tenaga kependidikan sekolah agar
mampu menyediakan dokumen-
dokumen kurikulum
3. Kepala Madrasah memfasilitasi guru
untuk pengembangkan standar
kompetensi setiap mata pelajaran
4. Kepala Madrasah memfasilitasi guru
untuk menyusun silabus setiap mata
pelajaran
5. Kepala Madrasah memfasilitasi guru
untuk memilih buku sumber yang
sesuai untuk setiap mata pelajaran
6. Kepala Madrasah mengarahkan tim
pengembang kurikulum untuk
mengupayakan kesesuaian urikulum
dengan kemajuan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni (ipteks), tuntutan
dan
kebutuhan masyarakat, dan
kebutuhan peserta didik
7. Kepala Madrasah mengidentifikasi
kebutuhan bagi pengembangan
kurikulum lokal
8. Kepala Madrasah memusatkan
perhatian pada pengelolaan proses

164
belajar mengajar sebagai kegiatan
utamanya, dan menyiapkan kegiatan-
kegiatan lain sebagai
penunjang/pendukung proses belajar
mengajar.
9. Kepala Madrasah membimbing guru
dalam mengembangkan dan
memperbaiki proses belajar mengajar
10. Kepala Madrasah mengevaluasi
pelaksanaan kurikulum

Deskripsi hasil monitoring:


................................................................................................................
...................

Saran :
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
………………………………........................

Mengetahui

Kepala Madrasah ................................... Pengawas

....................................... ..........................
NIP. NIP.

165
Lampiran 10 Instrumen Evaluasi Implementasi Dokumen 1 dan dokumen 2
pada

Petunjuk :
11) Amati pelaksanaan sejumlah aspek KTSP dokumen 1 yang ada di
madrasah
12) Pilihlah deskripsi yang sesuai dengan keadaan pelaksanaan KTSP
yang sedang Anda amati
13) Pilihlah skor sesuai dengan keadaan yang Anda amati pada tiap-
tiap aspek!
14) Jumlahkan seluruh skor dan bandingkan dengan kriteria berikut
15) Buatlah penilaian dengan kriteria berikut:

Skor 20 – 24 = madrasah mengimplementasikan KTSP dokumen 1 dengan sangat baik


Skor 16 - 19 = madrasah mengimplementasikan KTSP dokumen 1 dengan baik
Skor 12 - 15 = madrasah mengimplementasikan KTSP dokumen 1 dengan cukup
Skor 0 - 11 = madrasah mengimplementasikan KTSP dokumen 1 dengan kategori kurang

A. INSTRUMEN IMPLEMENTASI DOKUMEN 1


No. Aspek Deskripsi Skor
1. Struktur kurikulum  Semua jenis mapel pada sruktur 3
kurikulum (standar minimal) dilaksanakan
dan alokasi waktu sesuai
 Semua jenis mapel pada sruktur 2
kurikulum (standar minimal) dilaksanakan
tapi ada mapel dengan alokasi waktu
sesuai

 Ada jenis mapel pada sruktur kurikulum 1


(standar minimal) yang tidak
dilaksanakan /diajarkan tetapi alokasi
waktu sesuai
0
 Beberapa (lebih 25%) jenis mapel pada
sruktur kurikulum (standar minimal) tidak
dilaksanakan /diajarkan dan alokasi waktu
beberapa mapel dilaksanakan tidak
sesuai dengan struktur kurikulum

2. Pelaksanaan  Melaksanakan pengembangan diri yang 3


pengembangan diri berupa kegiatan (1) rutin/ spontan/
keteladanan untuk pembentukan pribadi
secara utuh, (2) konseling untuk
perkembangan pribadi dan sosial, dan (3)
ekskul beragam sesuai dengan berbagai
minat siswa
 Melaksanakan pengembangan diri 2 2

166
komponen
 Melaksanakan pengembangan diri 1 1
komponen
 Tidak melaksanakan komponen 0

3. Mulok  Semua mulok dilaksanakan sesuai dengan 3


konteks daerah/karakteristik madrasah dan
alokasi waktunya sesuai dengan yang
tercantum pada struktur kurikulum
 Semua mulok dilaksanakan sesuai dengan
konteks daerah/karakteristik madrasah tapi
pelaksanaannya dengan alokasi waktu
yang tidak sesuai dengan struktur 2
kurikulum
 Ada jenis mulok pada struktur kurikulum 1
yang tidak dilaksanakan (atau ada jenis
mulok yang dilaksanakan dengan waktu 0
yang kurang sesuai dengan struktur
kurikulum)
 Tidak melaksanakan mulok

4. Beban belajar sesuai  Beban belajar semua mapel dilaksanakan 3


sesuai (tatap muka MI =35’, MTs 40”, MA=
45’) dan tugas terstruktur sesuai (MI= 40%
, MTs= 50%, MA = 60% dari tatap
muka)dari waktu tatap muka
 Sebagian besar mapel (75%atau lebih)
memberikan beban belajar tatap muka dan
penugasan terstruktur yang sesuai 2
 Sebagian kecil (kurang dari 50%) mapel
memberikan beban belajar tatap muka dan 1
penugasan terstruktur yang sesuai
 Beban belajar semua mapel dilaksanakan 0
melebihi /tidak sesuai dari waktu tatap
muka

5. Ketersediaan  Terdapat dukungan (1) guru yang sesuai 3


dukungan sumber dengan mapel yang diampunya/ ,(2)
daya/ fasilitas untuk pembmbing pengembangan diri yang
melaksanakan sesuai, (3) ada dukungan dana, (4) fasilitas
mapel, mulok, dan untuk pelaksanaan pembelajaran dan
pengembangan diri pengembangan diri
 Terdapat 2 komponen dukungan 2
 Terdapat 1 komponen dukungan 1
 Tidak ada dukungan pelaksanaan 0

6. Penilaian dijabarkan  Semua mapel telah melakukan penilaian 3


menjadi sesuai KKM serta memberi remedial bagi

167
perencanaan siswa yang tidak mencapai KKM
penilaian per mapel  Semua mapel telah melakukan berbagai
dan dilaksanakan penilaian sesuai dengan KKM tetapi 2
sesuai prinsip belum melaksanakan remedial bagi siswa
pelaksanaan yang tidak mencapai KKM 1
 Ada beberapa mapel tidak melakukan
penilaian sesuai KKM t 0
 Semua mapel belum melakukan penilaian
sesuai KKM dan belum ada remedial
7.  Waktu pelaksanaan (1) jumlah pekan 3
efektif terentang 34-38 pekan, (2) awal
Kalender Akademik dan akhir masuk sekolah sesuai dengan
yang direncanakan, (3) pembelajaran
dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang
direncanakan, (4) melaksanakan penilaian
sesuai waktu yang direncanakan
 Melaksanakan 2 komponen 2
 Melaksanakan 1 komponen 1
 Tidak melaksanakan semua komponen 0

8. Ketersediaan  Terdapat pelaksana pengembangan diri 3


dukungan sumber (ekskul, konseling) yang seimbang ( laki-
daya/ fasilitas untuk laki dan perempuan) sehingga siswa-siswa
melaksanakan dapat leluasa mengekspresikan pendapat
mapel, mulok, dan dan pilihannya
pengembangan diri  Terdapat dukungan RABPM untuk 2
pelaksanaan mapel, mulok, atau
pengembangan diri
 Terdapat dukungan teknis berupa format- 1
format untuk pelaksanaan pembelajaran,
layanan konseling, maupun ekskul 0

Skor maksimal 24

168
Implementasi Dokumen 2 Komponen Silabus dan RPP

Petunjuk :
1) Amati pelaksanaan sejumlah aspek pelaksanaan Standar Isi dalam
bentuk pelaksanaan pembelajaran, penilaian, dan dokumen RPP
2) Pilihlah deskripsi yang sesuai dengan keadaan pelaksanaan
pembelajaran, penilaian, dan dokumen yang sedang Anda amati
3) Pilihlah skor sesuai dengan keadaan yang Anda amati pada tiap-
tiap aspek!
4) Jumlahkan seluruh skor dan bandingkan dengan kriteria berikut
5) Buatlah penilaian dengan kriteria berikut:

Skor 12 – 15 = madrasah mengimplementasikan Standar Isi dengan sangat baik


Skor 9 - 11 = madrasah mengimplementasikan Standar Isi dengan baik
Skor 6 - 8 = madrasah mengimplementasikan Standar Isi dengan cukup
Skor 0 - 5 = madrasah mengimplementasikan Standar Isi dengan kategori kurang

No. Aspek Deskripsi Skor


1. Penjabaran  Semua silabus madrasah dijabarkan 4
perangkat menjadi RPP, dilengkapi LKS/bahan ajar
pembelajaran dan media yang dibutuhkan
persiapan  Memiliki RPP semua mapel tapi belum 3
implementasi SK/KD dilengkapi LKS/ bahan ajar/ media yang
relevan.
 Memiliki RPP sebagian mapel yang 2
dilengkapi bahan ajar/LKS
 Memiliki RPP sebagian mapel yang belum 1
dilengkapi bahan ajar/LKS
 Belum menjabarkan silabus menjadi RPP 0

2. Persiapan alat  Semua mapel sudah dikembangkan alat 3


evaluasi untuk penilaiannya sesuai dengan karakeristik KD
periapan  Semua mapel sudah dikembangkan alat 2
implementasi penilaiannya tapi ada yang belum sesuai
dengan karakteristik KD
 Sebagian mapel sudah dikembangkan alat 1
penilaiannya sesuai dengan karakeristik KD
 Belum dikembangkan alat penilaian untuk 0
semua mapel
3. Pelaksanaan RPP  Semua mapel membelajarkan KD dalam 4
tiap mapel standar isi dengan melaksanakan
pembelajaran aktif (eksplorasi, elaborasi,
konfirmasi), mendorong kerjasama,
menyenangkan, dan menggunakan multi
strategi/multi media.
 Sebagian besar mapel (75%atau lebih) 3
membelajarkan KD dalam standari isi
dengan melaksanakan pembelajaran aktif
(eksplorasi, elaborasi, konfirmasi),

169
mendorong kerjasama, menyenangkan,
dan menggunakan multi strategi/multi
media.
 Separuh (50%-60%) mapel membelajarkan 2
KD dalam standari isi dengan
melaksanakan pembelajaran aktif
(eksplorasi, elaborasi, konfirmasi),
mendorong kerjasama, menyenangkan,
dan menggunakan multi strategi/multi
 Sebagian kecil (kurang dari 50%) mapel 1
membelajarkan KD dalam standari isi
dengan pembelajaran aktif (eksplorasi,
elaborasi, konfirmasi), mendorong
kerjasama, menyenangkan, dan
menggunakan multi strategi/multi media.
 Belum membelajarkan sama sekali KD 0
dalam standar isi dengan pembelajaran
aktif (eksplorasi, elaborasi, konfirmasi) ,
mendorong kerjasama, menyenangkan,
dan menggunakan multi strategi/multi
media.
4. Pelaksanaan  Semua mapel telah melakukan berbagai 4
penilaian mapel penilaian sesuai dengan karakteristik
kompetensinya serta memberi remedial
bagi siswa yang tidak mencapai KKM
 Semua mapel telah melakukan berbagai 3
penilaian sesuai dengan karakteristik
kompetensinya tetapi belum melaksanakan
remedial bagi siswa yang tidak mencapai
KKM
 Sebagian besar mapel (60% atau lebih ) 2
telah melakukan berbagai penilaian
sesuai dengan karakteristik kompetensinya
serta memberi remedial bagi siswa yang
tidak mencapai KKM
 Sebagian kecil (separuh atau kurang dari 1
50%) mapel telah melakukan berbagai
penilaian sesuai dengan karakteristik
kompetensinya serta memberi remedial
bagi siswa yang tidak mencapai KKM
 Belum ada mapel yang melakukan 0
penilaian sesuai dengan karakteristik
kompetensinya
Skr maksimal 15

Kriteria

......................................................................

170

Anda mungkin juga menyukai