Anda di halaman 1dari 18

EPIDEMIOLOGI

MANUSIA LANJUT USIA (LANSIA)


Manusia Lanjut Usia
› Lansia = Lanjut usia atau manusia usia lanjut (manula)
Golongan penduduk yang mendapat perhatian atau pengelompokan tersendiri
(populasi berumur 60 tahun atau lebih)
› Umur kronologis (kalender) manusia dapat digolongkan dalam berbagai masa, yakni
masa anak, remaja, dan dewasa. Masa dewasa dapat dibagi atas dewasa muda (18-
30 tahun), dewasa setengah baya (30-60 tahun) dan masa lanjut usia (lebih 60
tahun)
› WHO mengelompokkan usia lanjut atas tiga kelompok : kelompok middle age (45-
59), kelompok elderly age (60-74) dan kelompok old age (75-90)
› Batasan umur pada usia lanjut dari waktu ke waktu
berbeda.
› Menurut World Health Organitation (WHO) lansia
meliputi :
› a.Usia pertengahan (middle age) antara usia 45
sampai 59 tahun
› b.Lanjut usia (elderly) antara usia 60 sampai 74 tahun
› c.Lanjut usia tua (old) antara usia 75 sampai 90 tahun
› d.Usia sangat tua (very old) diatas usia 90 tahun
Manusia Lanjut Usia

› Lansia = Lanjut usia atau manusia usia lanjut (manula)


Golongan penduduk yang mendapat perhatian atau pengelompokan tersendiri (populasi berumur
60 tahun atau lebih)
› Umur kronologis (kalender) manusia dapat digolongkan dalam berbagai masa, yakni masa anak,
remaja, dan dewasa. Masa dewasa dapat dibagi atas dewasa muda (18-30 tahun), dewasa
setengah baya (30-60 tahun) dan masa lanjut usia (lebih 60 tahun)
› WHO mengelompokkan usia lanjut atas tiga kelompok : kelompok middle age (45-59), kelompok
elderly age (60-74) dan kelompok old age (75-90)
Karakteristik Lansia
› Jenis Kelamin : Lansia lebih banyak pada wanita
› Status perkawinan : status masih pasangan lengkap atau sudah hidup janda/duda
akan mempengaruhi keadaan kesehatan lansia baik fisik maupun psikologis.
› Living arrangement: misalnya keadaan pasangan, tinggal sendiri atau bersama istri,
anak atau keluarga lainnya.
› Kondisi kesehatan : kondisi umum dan frekuensi sakit
› Keadaan ekonomi
– Sumber pendapatan resmi
– Sumber pendapatan keluarga
– Kemampuan pendapatan.
Masalah Kesehatan Lansia

› Ketidakberdayaan fisik yang menyebabkan ketergantungan pada orang lain


› Ketidakpastian ekonomi sehingga memerlukan perubahan total dalam pola kehidupannya.
› Membuat teman baru untuk menggantikan mereka yang sudah meninggal atau berpisah tempat
› Mengembangkan aktivitas baru untuk mengisi waktu luang
Perubahan pada proses menua
› Perubahan fisik-biologis/jasmani
– Kekuatan fisik secara menyeluruh dirasakan berkurang, merasa cepat capek dan stamina menurun
– Sikap badan yang semula tegap menjadi membongkok, otot-otot mengecil, hipotrofis, terutama di
bagian dada dan lengan
– Kulit mengerut dan menjadi keriput
– Rambut memutih dan pertumbuhan berkurang
– Gigi mulai rontok
– Perubahan pada mata
– Pendengaran, daya cium dan perasa mulut menurun
– Pengapuran pada tulang rawan, seperti tulang dada sehingga rongga dada menjadi kaku sulit
bernapas.
› Perubahan mental-emosional/jiwa :
– Daya ingat menurun, terutama peristiwa yang baru saja terjadi
– Sering pelupa/pikun : sering sangat mengganggu dalam pergaulan dengan lupa nama orang.
› Perubahan kehidupan seksual

Penyakit Lansia dapat meliputi :


– Gangguan pembuluh darah: dari hipertensi sampai stroke
– Gangguan metabolik : DM
– Gangguan persendian : arthritis, encok dan terjatuh
– Gangguan sosial : kurang penyesuaian diri & merasa tidak punya fungsi lagi.
Faktor ResikoLansia
› Kondisi kesehatan fisik
› Kondisi psikologi
› Keluarga
› Lingkungan
Penanganan Masalah Lansia

› Perlunya menyiapkan sarana pelayanan bagi lansia


› Perlu adanya lembaga yang dapat mengayomi para lansia untuk dapat bekerja
› Diperlukan adanya jaminan penunjang biaya kesehatan untuk lansia
› Pemikiran untuk kondisi sosial kekeluargaan yang mendukung kehidupan lansia seperti
extended family daripada pengadaan nursing home atau rumah jompo.
Permasalahan Lansia
a. Permasalahan Umum :
› Makin besar jumlah lansia yang berada dibawah garis
kemiskinan.
› Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota
keluarga yang berusia lanjut kurang diperhatikan, dihargai
dan dihormati.
› Lahirnya kelompok masyarakat industri.
› Masih rendahnya kuantitas dan kulaitas tenaga profesional
pelayanan lanjut usia.
› Belum membudaya dan melembaganya kegiatan
pembinaan kesejahteraan lansia.
b. Permasalahan Khusus :
› Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya
masalah baik fisik, mental maupun sosial.
› Berkurangnya integrasi sosial lanjut usia.
› Rendahnya produktifitas kerja lansia.
› Banyaknya lansia yang miskin, terlantar dan cacat.
› Berubahnya nilai sosial masyarakat yg mengarah pada
tatanan masyarakat individualistik.
› Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang
dapat mengganggu kesehatan fisik lansia.
Pendekatan keluarga sebagai pendekatan utama dalam hal
menghadapi lansia :
› Menghormati dan menghargai orang tua
› Bersikap sabar dan bijaksana terhadap perilaku usia lanjut
› Memberikan kasih sayang, menyediakan waktu dan perhatian
› Jangan menganggapnya sebagai beban
› Memberikan kesempatan untuk tinggal bersama
› Mintalah nasihat pada mereka dalam peristiwa-peristiwa penting.
› Mengajaknya dalam acara-acara keluarga
› Dengan memberi perhatian yang baik terhadap orang tua, maka kelak anak-anak kita akan
bersikap sama terhadap kita
› Membantu mencukupi kebutuhannya
› Memeriksa kesehatan secara teratur
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Pada Lansia
1. Pencegahan Primer
2. Pencegahan sekunder
3. Pencegahan sekunder
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah berbagai upaya yang dilakukan untuk menghindari atau
menunda munculnya penyakit/gangguan kesehatan dan semangat hidup lansia
agar tetap berguna dan dihargai bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat, upaya2
nya antara lain:
› Pemeriksaan Kesehatan Berkala Posyandu Lansia
› Kesegaran Jasmani Dilakukan Secara Teratur dan Disesuaikan Dengan
Kemampuan Lansia
› Penyuluhan Tentang Penggunaan Alat Bantu Misalnya Kaca Mata, Alat Bantu
Dengar
› Membina keterampilan agar Dapat Menggembangkan Hobi lansia
› Melibatkan Lansia Dalam Kegiatan Sosial Sesuai Dengan Kemampuan
› Penyuluhan Kesehatan
› Pembinaan mental lansia dalam meningkatkan ketaqwaan pada Tuhan
2. Pencegahan sekunder
adalah berbagai upaya yang dilakukan untuk deteksi dini adanya penyakit atau gangguan
kesehatan agar dapat dilakukan tatalaksana sedini mungkin pula. Dengan beberapa upaya
diantaranya:
▪ Kanker : pemeriksaan pap smear setiap 1-3 tahun, pemeriksaan payudara sendiri (sarari),
setiap bulan setelah selesai menstruasi, dan pemeriksaan payudara oleh dokter setiap tahun
setelah usia 40 tahun, mamografi setiap tahun setelah usia 40 tahun.
▪ Pemeriksaan rektal (colok dubur) setiap tahun pada orang dewasa setelah usia 40 tahun.
▪ Endoskopi pada semua usia lanjut setelah usia 50 tahun, setiap 5 tahun.
▪ Pemeriksaan kolesterol tiap 3-5 tahun.
▪ Pemeriksaan rutin kimia darah, darah perifer lengkap, dan pemeriksaan urin lengkap.
▪ Pemeriksaan elektrokardiogram (EKG)
▪ Pemeriksaan tekanan darah setiap 3 tahun sebelum usia 40 tahun dan setiap tahun setelah
berusia 40 tahun
▪ Pemeriksaan ketajaman penglihatan dan penapisan glaukona setiap 1-3 tahun setelah usia
50 tahun.
▪ Pengkajian fungsi fisik dan mental.
3. Pencegahan Tersier
› Diperlukan kerjasama yang baik antara tenaga
kesehatan dan pasien serta keluarganya agar penyakit
atau gangguan kesehatan yang diderita pasien dapat
terkelola dan terkendali dengan baik.
› Pada umumnya berbagai penyakit kronik degeneratif
memerlukan kedisiplinan dan ketekunan dalam diet atau
latihan jasmani, demikian pula di dalam pengobatan
yang umumnya membutuhkan waktu bertahun-tahun
bahkan bisa seumur hidup.
› pengobatan secara herbal serta pengobatan khusus
sesuai penyakitnya seperti gangguan sistem dan gejala
yang terjadi pada lansia meliputi sistem muskuloskeletal,
kardiovaskular, pernapasan, pencernaan, urogenital,
hormonal, saraf dan integumen
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai