Anda di halaman 1dari 15

III.

THE RELEASER DAN SIGN STIMULUS

Releasing stimulus (dalam psykologi) : suatu aksi atau perilaku


oleh satu individu yang memberikan isyarat untuk memicu respon
terhadap individu lain.

Pola Tindakan Tetap (PTT) atau Pola Tindakan Perasaan (PTP)

Kadang2 digunakan dalam ethology

Untuk menunjukkan urutan perilaku naluriah yang relatif tetap dalam


spesies
Pola Tindakan Tetap
Dihasilkan oleh jaringan saraf,
dikenal sebagai mekanisme pelepasan bawaan
dalam menanggapi:

stimulus sensorik eksternal yang


dikenal sebagai stimulus tanda (sign stimulus) atau pemberi
stimulus (Releaser).

PTT adalah salah satu dari beberapa tipe perilaku


yang dianggap “terprogram “ (“hard wired’) dan naluriah
Istilah "stimulus tanda ", atau “Pemberi stimulus ", digunakan
untuk menunjukkan ciri sederhana dari stimulus yang kompleks
yang dapat menimbulkan PTT

Sebagai contoh:
Perut merah dari stickleback jantan yang ada di bawah kepala,
merupakan tanda persiapan perilaku serangan kepada stickleback
jantan lain.

Respon yang sama dapat dimunculkan melalui model buatan atau


benda-benda yang dapat memunculkan stimulus tanda merah,
misalnya, kartu berwarna merah.
Istilah " stimuls tanda" and “Pemberi stimulus "
Kadang=kadang digunakan secara bergantian

Namun keduanya memiliki arti yang berbeda

Istilah " stimulus tanda" digunakan untuk menunjukkan


ciri lingkungan hewan yang memunculkan respon
tertentu.

Istilah “Pemberi stimulus " digunakan untuk stimulus yang telah


berevolusi untuk memfasilitasi komunikasi antara individu
sejenis (hewan dari spesies yang sama).
Contoh; PTT

Anak burng camar Kelp mematuk bintik merah pada


paruh induknya untuk merangsang induknya
memuntahkan makanan secara refleks.
Perilaku stickleback jantan

Perilaku masa bercumbu dan agresi stickleback berduri tiga selama


musim kawin, dijelaskan dalam serangkaian studi oleh Niko
Tinbergen.

Selama musim semi, stickleback jantan berubah warna, membangun


daerah teritori dan membangun sarang. Ikan jantan itu akan
menyerang stickleback jantan yang masuk ke terotorinya, tetapi
mencumbu betina dengan membuatnya tertarik masuk ke sarang
untuk bertelur.

Tinbergen mengunakan model kasar stickleback untuk menyelidiki


ciri-ciri yang ditampilkan oleh yang jantan dan stickleback betina,
yang menimbulkan perilaku serangan dan percumbuan dari
sticklebacks jantan.

Temuan utama Tinbergen adalah bahwa stickleback jantan merespons


dengan cara yang relatif tetap dan menyerang model dengan perut
merah, tapi sebaliknya, mencumbu model dengan perut besar.
Perilaku Pengambilan
Telur
Perilaku pengambilan telur angsa graylag,
dilaporkan dalam studi klasik
oleh Niko Tinbergen dan Konrad Lorenz

Seperti kebanyakan burung yang membuat sarang di


tanah,
jika telur dipindahkan dari sarang, maka
angsa greylag akan menggelindingkan telur itu kembali
ke sarang dengan paruhnya.

Pemandangan telur yang dipindahkan merupakan stimulus tanda dan


memunculkan perilaku pengambilan telur

Jika telur disingkirkan dari angsa selama kinerja pengelindingan telur,


maka angsa akan melanjutkan perilakunya dengan menarik kepalanya
kembali seperti masih mengelindingkan telur secara imajiner dengan
gerakan menggunakan bagian bawah paruhnya.
Greylag juga akan mencoba untuk mengambil benda berbentuk seperti telur
lainnya, semisal bola golf, kenop pintu, atau bahkan telur model berukuran
lebih besar yang dimungkinkan untuk digelindingkannya sendiri ke dalam
sarang
(suatu stimulus supernormal).

Perilaku pengambilan telur angsa greylag dengan


menggelindingkannya merupakan PTT yang banyak dikutip
Contoh lain:

Beberapa tarian kawin, biasanya dilakukan oleh burung, adalah contoh


dari PTT. Dalam kasus ini, tanda stimulus biasanya berupa kehadiran
lawan jenis.

Anak Camar Kelp dirangsang oleh titik merah pada paruh induknya
untuk mematuknya, yang menginduksi pemuntahan makanan.

Beberapa ngengat langsung melipat sayapnya dan menjatuhkan diri ke


tanah jika ngengat mendapatkan sinyal ultrasonik seperti yang dihasilkan
oleh kelelawar.

Mayflies menjatuhkan telurnya ketika menghadapi pola tertentu berupa


polarisasi cahaya tertentu yang menunjukkannya telah berada di atas
air.

Beberapa kadal dan ular menunjukkan perilaku pencarian mangsa


dengan kemosensor yang menginduksinya untuk menggigit dan meracuni
mangsa dengan aroma khusus.
PTT, atau Pola Perilaku Tidak Fleksibel,
akan tampil nyata dalam perilaku hewan
karena PTT mewakili tipe perilaku yang paling sederhana
dengan stimulus tertentu yang hampir selalu menghasilkan respon
perilaku yang tidak berubah-ubah.

Jadi, PTT telah dapat dikatakan telah "terprogram".

PTT merupakan hal yang tidak biasa, yaitu PTT tak dipengaruhi oleh
lingkungan setelah perilaku itu terjadi.
Adanya PTT yang agak tidak biasa dalam respon tetap , dapat
menyebabkan hasil yang maladaptif,
sedangkan perilaku yang fleksibel umumnya lebih cenderung adaptif
dengan meningkatkan kebugaran

Karena ini,
kebanyakan perilaku, baik PTT dan yang terjadi pada hewan dengan
lebih kompleks biasanya penting untuk kebugaran hewan atau saat
mana kecepatan (yang tanpa pembelajaran) menjadi suatu faktor.

Contohnya,
Perilaku pengelindingan telur oleh angsa greylag begitu penting untuk
kelangsungan hidup anaknya, juga meningkatkan
kebugaran burung induk dengan perilaku yang relatif tetap
Ekploitasi

Parasit induk, seperti Cuckoo, memberikan stimulus


supernormal untuk spesies pengasuhan
Beberapa spesies telah berevolusi untuk mengeksploitasi PTT dari
spesies lain melalui mimikri melalui stimulus tandanya

Perbanyakan “ pemberi stimulus” diperlukan untuk memicu PTT yang


dikenal sebagai pemecah kode.

Sebuah contoh yang terkenal dari hal ini adalah parasitisme induk ,
yaitu salah satu spesies akan bertelur di sarang spesies lain, yang
kemudian pemilik sarang asli akan menjadi induk bagi anakan burung
species lain.

Seekor burung cowbird Amerika Utara muda, misalnya, memunculkan


stimulus supernormal untuk induk asuhnya, yang akan
menyebabkannya mencari makan lebih cepat untuk memenuhi
tuntutan burung yang lebih besar.
Pendekapan akan menyediakan taraf stimulus yang lebih baik terhadap
suasana gaduh, perilaku yang lebih energik, dan komunikasi akan
kebutuhan makanan yang mendesak.

Dalam situasi ini induk harus bekerja lebih keras untuk menyediakan
makanan, walaupun anak-anaknya sendiri mungkin mati
kelaparan.
References

Kenyon, P. 2014. "Ethological Experiments". University of Plymouth. Retrieved


August 1, 2014.

Cooper, W.E. (2003). "Foraging mode and evolution of strike-induced chemosensory


searching in lizards". Journal of Chemical Ecology. 29 (4): 1013–1026.
doi:10.1023/a:1022948219985. PMID 12775158.

Cooper, William E.; Susan G. McDowell; Jay Ruffer (1989). "Strike-induced


Chemosensory Searching in the Colubrid Snakes Elaphe g. guttata and Thamnophis
sirtalis". Ethology. 81 (1): 19–28. doi:10.1111/j.1439-0310.1989.tb00755.x.

Chiszar, David; Claes Andren; Göran Nilson; Barbara O’Connell; Joseph S. Mestas;
Hobart M. Smith; Charles W. Radcliffe (1982). "Strike-induced chemosensory
searching in Old World vipers and New World pit vipers". Animal Learning &
Behavior. 10 (2): 121–125. doi:10.3758/bf03212258.

APARICIO, SANS (2000). Psychology of Motivation. Spain: UNED.


ISBN 9788492948673.

Wickler, W. (1968) Mimicry in Plants and Animals. World University Library, London.

Anda mungkin juga menyukai