Anda di halaman 1dari 12

Nama: Rismawati

Kelas : Biologi 1

NIM : 1684205003

Semester V

PERILAKU HEWAN

A. Pengertian Perilaku atau Tingkah Laku Hewan

Perilaku (behavior) berarti bertindak, bereaksi, atau berfungsi dalam suatu


cara tertentu sebagai respons terhadap beberapa stimulus (rangsangan). Atau dengan
kata lain, perilaku merupakan tanggapan ataupun merespon terhadap berbagai
stimulus, baik yang berasal dari lingkungan luar maupun yang dari dalam tubuh
sendiri.
Perilaku juga merupakan kebiasaan-kebiasaan satwa liar dalam aktivitas
hidupnya seperti sifat kelompok, waktu aktif, wilayah pergerakan, cara mencari
makan, cara membuat sarang, hubungan sosial, tingkah laku bersuara, interaksi
dengan spesies lainnya, cara kawin dan melahirkan anak.
Perilaku merupakan suatu adaptasi agar makhluk hidup tetap bertahan hidup
pada lingkungan tertentu.. Perilaku adalah bagian esensial pemerolehan nutrien untuk
pencernaan dan pencarian pasangan untuk reproduksi seksual. Selain itu juga turut
berperan dalam homeostasis, misalnya lebah madu berdempetan untuk menghasilkan
atau mengonservasi panas.
Menurut Alcock (1979), bila mengamati tingkah laku, maka terdapat dua
pengertian, yaitu proksimat dan ultimat. Proksimat merupakan mekanisme yang
berkaitan dengan stimulus lingkungan atau penyebab tingkah laku yang secara
langsung berasal dari dalam tubuhnya. Stimulus yang muncul dapat mengakibatkan
perubahan hormon atau neural yang menstimulasi tingkah laku, yang berhubungan
dengan produksi seperti kicauan burung dan pembuatan sarang. Sedangkan ultimat
merupakan perilaku yang berasal dari dalam hewan itu sendiri karena faktor
genetik yang terbentuk melalui gen tertentu karena hewan harus mempertahankan
hidupnya. .

B. Pengertian Stimulus atau Rangsangan dan Repon

1. Pengertian Stimulus
Stimulus dapat diartikan sebagai rangsangan yang diterima saraf. Pada
setiap perubahan lingkungan yang dapat menyebabkan perubahan fisiologis pada
suatu organisme ialah stimulus. Pada stimulus dapat mengarah ke proses lain
dalam suatu organisme yang dapat menjadi stimulus lain untuk proses lain. Yang
ketika intensitas cahaya matahari menjadi tinggi, pupil mata menjadi kecil.
Peningkatan intensitas cahaya matahari ialah stimulus, impuls saraf dengan
informasi tentang tingginya jumlah sinar matahari dibawa ke otak dan bahwa
impuls saraf menjadi stimulus bagi otak untuk memicu tindakan yang diperlukan
untuk mengontrol paparan berlebih.
2. Pengertian Respon
Reaksi hewan terhadap kondisi dan perubahan lingkunganya dinyatakan
sebagai respons hewan terhadap lingkunganya. Respons hewan terhadap
lingkungan dapat berupa perubahan fisik, fisiologis dan tingkah laku.
Apabila kondisi lingkungan menjadi sangat tidak baik, maka yang terjadi
adalah pertama, hewan meninggalkan tempat itu dan mencari tempat dengan
kondisi yang lebih baik. Kedua, hewan memberikan respon tertentu yang mampu
mengatasi efek negative perubahan tersebut. Ketiga, hewan itu akan mati.
a. Respon Dasar Hewan.
1) Respon Reversibel
Tipe respon dasar hewan yang reversible dan paling sederhana
adalah respon pengaturan (regulatori). Respon fisiologi terjadi
sangat cepat (refleks). Contoh: perubahan pupil mata terhadap
intensitas cahaya..
2) Respon Tak-reversibel
Tipe respon tak-reversibel selama ontogeny adalah respon
perkembangan. Respon berlangsung lama karena melibatkan
banyak proses yang menghasilkan perkembangan beraneka ragam
macam struktur tubuh. Hasilnya bersifat permanen dan tak
reversible. Contoh : perubahan jumlah mata facet pada Drosophila
yang dipelihara pada suhu tinggi, atau terbentuknya keturunan
cacat akibat respon perkembangan embrio terhadap senyawa
teratogenik dalam lingkungannya.

C. Mekanisme Terjadinya Tingkah Laku

Suatu tingkah laku memiliki hubungan yang erat dengan beberapa sistem
hormon dan adanya stimulus. Selain itu dalam mekanisme tingkah laku organ yang
berfungsi menerima atau mengambil informasi yaitu organ sensori. Semua organ
sensori ini dipengaruhi oleh adanya stimulus baik stimulus internal maupun stimulus
eksternal (Campbell dkk.,2000).
Berikut ini adalah skema
mekanisme stimulus terhadap
tingkah laku secara umum (Alcock,
1979).
Dari Gambar bila dijelaskan
mekanismenya yaitu stimulus yang
datang baik eksternal maupun
internal yang disampaikan oleh
sistem syaraf dan campur tangan
sistem hormon yang disampaikan keseluruhan tubuh untuk memberikan komando
melakukan suatu tingkah laku.
D. Teori Stimulus-Respon.

1. Teori Ivan Petrovich Pavlov, Stimulus Respons


Di sebut teori stimulus-respons karena teori ini memiliki dasar
pandangan bahwa perilaku itu, termasuk perilaku berbahasa, bermula dengan
adanya stimulus (rangsangan, aksi) yang segera menimbulkan respons,
(reaksi, gerak balas). Teori ini berasal dari hasil eksperimen Ivan Paplov,
seorang ahli fisiologi rusia, terhadap seekor anjing percobaannya. Ia
menemukan bahwa ia dapat menggunakan stimulus netral, seperti sebuah nada
atau sinar untuk membentuk perilaku (respons). Dalam hal ini, eksperimen
yang dilakukan oleh pavlov menggunakan anjing sebagai subyek penelitian.
Berikut adalah tahap-tahap eksperimen:
a. Dimana anjing, bila diberikan sebuah makanan (UCS) maka secara
otonom anjing akan mengeluarkan air liur (UCR).
b. Jika anjing dibunyikan sebuah bel maka ia tidak merespon atau
mengeluarkan air liur.
c. Sehingga dalam eksperimen ini anjing diberikan sebuah makanan (UCS)
setelah diberikan bunyi bel (CS) terlebih dahulu, sehingga anjing akan
mengeluarkan air liur (UCR) akibat pemberian makanan.
d. Setelah perlakukan ini dilakukan secara berulang-ulang, maka ketika
anjing mendengar bunyi bel (CS) tanpa diberikan makanan, secara
otonom anjing akan memberikan respon berupa keluarnya air liur dari
mulutnya (CR).
Jika anjing secara terus menerus diberikan stimulus berupa bunyi bel
dan kemudian mengeluarkan air liur tanpa diberikan sebuah hadiah berupa
makanan. Maka kemampuan stimulus terkondisi (bunyi bel) untuk
menimbulkan respons (air liur) akan hilang. Hal ini disebut dengan extinction
atau penghapusan. Pavlov mengemukakan empat peristiwa eksperimental
dalam proses akuisisi dan penghapusan sebagai berikut:
a. Stimulus tidak terkondisi (UCS), suatu peristiwa lingkungan yang melalui
kemampuan bawaan dapat menimbulkan refleks organismik. Contoh:
makanan.
b. Stimulus terkondisi (CS), Suatu peristiwa lingkungan yang bersifat netral
dipasangkan dengan stimulus tak terkondisi (UCS). Contoh: Bunyi bel
adalah stimulus netral yang di pasangkan dengan stimulus tidak
terkondisi berupa makanan.
c. Respons tidak terkondisi (UCR), refleks alami yang ditimbulkan secara
otonom atau dengan sendirinya. Contoh: mengeluarkan air liur
d. Respos terkondisi (CR), refleks yang dipelajari dan muncul akibat dari
penggabungan CS dan US. Contoh: keluarnya air liur akibat
penggabungan bunyi bel dengan makanan.
Dari Teori Ivan Petrovich Pavlov, tentang Stimulus Respons, dapat
disimpulan bahwa teori stimulus-respons adalah suatu teori dimana apabila
terdapat suatu rangsangan atau tindakan maka akan mendapatkan suatu
respons, dimana respons tersebut berupa reaksi serta suatu gerakan untuk
membalasnya.

2. Pengaruh Genetik dan Lingkungan Terhadap Perilaku Hewan


Ada anggapan bahwa perilaku disebabkan oleh pengaruh gen (nature
atau alam) atau oleh pengaruh lingkungan (nurture atau pemeliharaan).
Seperti ciri fenotipik lainnya, perilaku memperlihatkan suatu kisaran variasi
fenotipik (suatu “norma reaksi”) yang bergantung pada lingkungan, di mana
genotipe itu diekspresikan. Studi kasus menujukkan perilaku dengan pengaruh
genetik yang kuat dan dapat diturunkan dari induknya. Hal ini dibuktikan oleh
penelitian yang dilakukan oleh Charles Henry, Lucia Martinez, dan Kent
Holsinger yang menyilangkan serangga sayap-pita-hijau Chrysoperla
plorabunda dengan Chrysoperla jonshoni. Percobaan tersebut lebih jelasnya
dapat diamati pada gambar berikut ini.
Contoh perilaku yang dimodifikasi akibat pengaruh lingkungan
dijabarkan oleh percobaan Niko
Tinbergen pada perilaku
penentuan lokasi sarang pada
tawon penggali (Philanthus).
Perilaku bawaan (genetik):
bagaimana cara menggali,
bagaimana cara menutup
sarangnya. Perilaku terajar:
menentukan lokasi galian. Pada
percobaan ini Tinbergen
tergelitik oleh perilaku tawon
penggali betina
(Philanthustriangulum), yang
bersarang dalam liang kecil
dalam gumuk pasir. Ia
mengamati bahwa ketika tawon
meninggalkan sarangnya untuk pergi berburu, ia menutupi pintu masuk ke
liang dengan pasir. Setelah pergi selama 30 menit atau lebih ia kembali dan
terbang langsung ke sarangnya yang tersembunyi. Tinbergen mengajukan
hipotesis bahwa tawon menentukan letak sarangnya dengan mempelajari
posisi sarang relatif terhadap penanda (Landmark) atau indikator lokasi yang
kasat mata atau dengan penanda visual. Untuk menguji hipotesis tersebut,
Tinbergen melakukan sebuah percobaan di habitat alami tawon dengan
memanipulasi objek di sekeliling pintu masuk sarang dengan menyusun
rujung pinus mengitari sarang sebagai penanda saat tawon berada di dalam
liang. Setelah tawon pergi berburu dan kembali lagi ke sarangnya yang telah
ditandai seperti pada gambar
Setelah dua hari, Tinbergen menggeser lingkaran rujung pinus ke sisi
lain. Saat tawon pulang, ia terbang ke tengah lingkaran pinus yang telah
digeser posisinya bukan ke sarang yang ada di dekat rujung pinus. Dari hal ini
menunjukkan bahwa tawon penggali melakukan penanda visual pada
lingkungan di sekitar sarangnya untuk melacak sarangnya.

3. Bentuk-Bentuk Perilaku Hewan

a. Perilaku Bawaan (Innate Behavior)


Perilaku bawaan (innate, instinct, FAP) merupakan perilaku yang
bersifat tetap; diprogram sacara genetik; kisaran perbedaan lingkungan
pada individu kelihatannya tidak mengubah perilaku; tanpa pengalaman
spesifik sebelumnya.
Pada perilaku bawaan ini ada beberapa bentuk perkembangan sifat
yaitu innate, instinct, dan FAP.
1) Innate
Innate merupakan perilaku atau suatu potensi terjadinya
perilaku yang telah ada di dalam suatu individu. Perilaku yang
timbul karena bawaan lahir berkembang secara tetap atau pasti.
Perilaku ini tidak memerlukan adanya pengalaman atau
memerlukan proses belajar, seringkali terjadi pada saat baru lahir,
dan perilaku ini bersifat genetis (diturunkan). Contohnya seperti
tampak pada gambar yang menunjukkan bahwa tukik yang baru
menetas secara alamiah mampu menuju laut tanpa adanya
pemandu.
2) Instinct (Insting atau Naluri)
Insting adalah perilaku terhadap suatu stimulus (rangsangan)
tertentu pada suatu spesies, biarpun perilaku tersebut tidak didasari
pengalaman lebih dahulu, dan perilaku ini bersifat menurun. Hal
ini dapat diuji dengan menetaskan hewan di tempat terpencil,
sehingga apapun yang dilakukan hewan-hewan tersebut
berlangsung tanpa mengikuti contoh dari hewan-hewan yang lain.
Tetapi hal tersebut tidak dapat terjadi pada hewan-hewan
menyusui, karena pada hewan-hewan menyusui selalu ada
kesempatan pada anaknya untuk belajar dari induknya.
Insting merupakan perilaku innate klasis yang sulit dijelaskan,
walaupun demikian terdapat beberapa perilaku insting yang
merupakan hasil pengalaman, belajar dan adapula yang merupakan
faktor keturunan. Semua makhluk hidup memiliki beberapa insting
dasar. Contoh perilaku hewan yang menggunakan insting, yaitu
pada pembuatan sarang laba-laba diperlukan serangkaian aksi yang
kompleks, tetapi bentuk akhir sarangnya seluruhnya bergantung
pada nalurinya. Dan bentuk sarang ini adalah khas untuk setiap
spesies, walaupun sebelumnya tidak pernah dihadapkan pada pola
khusus tersebut.

3) FAP (Fixed Action Pattern atau Pola Aksi Tetap)


FAP atau pola aksi tetap adalah suatu perilaku steretipik yang
disebabkan oleh adanya stimulus yang spesifik. FAP ini
merupakan salah satu tipe perilaku yang terkait langsung dengan
rangsangan sederhana, yang mana urut-urutan tindakan yang tidak
dipelajari yang pada dasarnya tidak dapat diubah, dan umumnya
dilakukan sampai selesai jika sudah dimulai. Pemicunya adalah
petunjuk eksternal yang dikenal sebagai rangsangan tanda (sign
stimulus). Timbergen mempelajari kasus yang telah menjadi
contoh klasik rangsangan tanda dan pola tindakan tetap pada ikan
Stickleback berduri-tiga (Gasterosteus aculeatus) jantan yang
menyerang ikan jantan lainnya yang memasuki wilayah atau
teritori sarangnya.
Penyerangan dipicu oleh rangsangan tanda warna merah pada
bagian perut. Hal ini mulai terpikirkan oleh Timbergen ketika
secara kebetulan ia menjumpai ikan tersebut berperilaku agresif
terhadap truk warna merah yang lewat di depan akuarium.
Berdasarkan hal tersebut, ia melakukan sebuah percobaan dan
menunjukkan bahwa warna merah di bagian bawah tubuh ikan
jantan lain normalnya memicu perilaku menyerang. Ia
membuktikannya dengan menggunakan sebuah model. Model
realistik (tanpa warna merah), tidak menghasilkan respon yang
agresif pada Ikan Stickleback berduri-tiga (Gasterosteusaculeatus)
jantan. Model-model lain dengan bagian bawah berwarna merah,
menghasilkan respon yang kuat.
Berdasarkan pengamatannya terhadap model-model tersebut ia
tahu bahwa Ikan Stickleback berduri-tiga (Gasterosteusaculeatus)
jantan tidak akan menyerang ikan yang tidak memiliki warna
merah yang umumnya ikan ini merupakan ciri ikan Stickleback
berduri-tiga (Gasterosteusaculeatus) betina (Campbell dkk.,
2008:296).
b. Perilaku Terajar (Learned)
Perilaku terajar merupakan perilaku yang mana perilaku ini
memerlukan adanya memori untuk ingatan atau modifikasi dari
pengalaman (Rakhmawati, 2014). Sementara menurut Dwi dan Sugiharti
(2011), menyebutkan bahwa Perilaku terajar adalah perilaku yang lebih
kurang diperoleh atau dimodifikasi secara permanen sebagai akibat
pengalaman individu.
Pertanyaan:

1. Muliana
o Apa itu perilaku bawaan dan perilaku terajar
Jawab:
 Perilaku bawaan merupakan prilaku yang dihasilkan oleh gen
dan factor-faktor lingkungan. Prilaku memperlihatkan suatu
kisaran variuasi fenotip (norma reaksi) yang bergantung pada
lingkungan, dimana genotype itu diekspresikan. Factor-faktor
lingkungan yang memepengaruhi prilaku adalah semua kondisi
dimana gen yang mendasari prilaku itu diekspresikan.
 Prilaku terajar adalah prilaku yang lebih kurang diperoloeh
atau domodifikasikan permanent sebagai akibat dari
pengalaman individu.
2. Satriani
o Jelaskan gambar berikut

Jawab:

Stimuls/ reseptor sebagai penerima rangsangan terhadap tubuh


kemudian respon/ effector memberi umpan balik terhadap rangsangan
yang diberikan.

3. Rismawati
o Bagaimana perubahan lingkungan dapatmempengaruhi perubahan
fisiologi?
Jawab:
Pada setiap perubahan lingkungan yang dapat menyebabkan
perubahan fisiologis pada suatu organisme ialah stimulus. contoh
ketika intensitas cahaya matahari menjadi tinggi, pupil mata menjadi
kecil. Peningkatan intensitas cahaya matahari ialah stimulus, impuls
saraf dengan informasi tentang tingginya jumlah sinar matahari
dibawa ke otak dan bahwa impuls saraf menjadi stimulus bagi otak
untuk memicu tindakan yang diperlukan untuk mengontrol paparan
berlebih.
4. Astuti
o Bagaiman jika hewan diberi makan tapi tidak merespon?
Jawab:
Besar kemungkinan hewan tersebut sedang mengalami
gangguan kesehatan/ pencernaan serta kelelahan. Contoh seperti kuda
yang tidak mau makan ketika sedang merasa sanagt kelelahan.
5. Rismayanti
o Jelaskan apa itu innate, insting dan FAP?
Jawab:
 Innate
Innate merupakan perilaku atau suatu potensi terjadinya
perilaku yang telah ada di dalam suatu individu. Perilaku yang
timbul karena bawaan lahir berkembang secara tetap atau pasti.
 Instinct (Insting atau Naluri)
Insting adalah perilaku terhadap suatu stimulus
(rangsangan) tertentu pada suatu spesies, biarpun perilaku
tersebut tidak didasari pengalaman lebih dahulu, dan perilaku
ini bersifat menurun.
 FAP (Fixed Action Pattern atau Pola Aksi Tetap)
FAP atau pola aksi tetap adalah suatu perilaku
steretipik yang disebabkan oleh adanya stimulus yang spesifik.
FAP ini merupakan salah satu tipe perilaku yang terkait
langsung dengan rangsangan sederhana, yang mana urut-urutan
tindakan yang tidak dipelajari yang pada dasarnya tidak dapat
diubah, dan umumnya dilakukan sampai selesai jika sudah
dimulai.

6. Nurhikmah
o Kenapa hewan setiap diberi stimulus selalu merespon?
Jawab:
Karna respon merupakan tanda yang diberikan tubuh ketika
menerima sebuah rangsangan baik dari luar tubuh maupun dari dalam
tubuh. Contoh ketika sesorang lapar tubuh akan merespon seperti perut
sakit.
7. Evi Purnama Sari
o Apa itu perilaku yang dimodifikasi?
Jawab:
Sama dengan perilaku terajar, yaitu perilaku yang tidak dari
lahir tapi di latih dan dimodifikasi dari pengalaman perilaku ini
cendrung tidak permanen.
8. St. Nurhalisah
o Maksud dari “berfungsi dalam suatu cara tertentu”
Jawab:
Artinya respon berfungsi sesuai dari stimulus yang diberikan
ketika sesorang sakit pasti akan mengeluh ataupun ketika sesorang
sedang kelelahan denyut jantung akan berdetak lebih cepat.

Anda mungkin juga menyukai