Anda di halaman 1dari 2

Nama : Andini Atma Rizky

Stambuk : B 50119121

Mata kuliah : metodologi penelitian social

Review buku metodologi penelitian social Burhan bungin

Metode kualitatif semakin hari semakin besar dan menjadi dominan dalam studi-studi ilmu
sosial kontemporer karena temuan-temuan pada studi kualitatif dari pada sekadar angka-angka.
Kenyataan lain, bahwa pemahaman kalangan perguruan tinggi atau masyarakat pada umumnya
terhadapa penelitian kualitatif, masih belum optimal karena pemahaman peneliti tentang penelitian
sosial yang diwarnai dengan pendekatan kuantitatif belum tergantikan sebagai pemahaman alternatif.
Dengan kata lain, pemahaman metodologis mberbagai alternatif membutuhkan sikap keterbukaan
terhadap berbagai alternatif metodologis yang membawa peneliti pada substansi persoalan, bahwa
metode hanyalah alat yang dipakai untuk menemukan kebenaran nisbi.

Adanya persoalan-persoalan yang belum terjawab dengan penyajian angka-angka dalam studi
ekonomi pemasaran yaitu sulitnya mengenali konsisi pasar yang terjadi. Banyak angka-angka penjualan
yang tidak sesuai dengan perkiraan sebelumnya, banyak produk yang beredar di pasar tidak dapat
diramalkan hanya dengan angka-angka. Sebaliknya, perilaku konsumen sangat sulit diramalkan hanya
dengan melihat kecenderungan angka yang ada, sementara pemaknaan budaya lokal , faktor sosiologis,
dan pemaknaan budaya global menjadi sangat dominan.

Bahkan dalam hukum, sesuatu yang benar menjadi betul-betul benar, karena kebanyakan orang
mengatakan benar. Persoalan hukum sebagai studi-studi ilmu sosial telah bergeser dari pemahaman
positivistik-normatif ke arah positivistik-sosiologis di mana makna memegang peran yang sangat
penting. Dalam studi-studi hukum kontemporer, makna kebenaran tidak saja dikonstruksi berdasarkan
hukum positif, namun juga diwarnai oleh hegemoni para elite penguasa yang berdiri di samping
kapitalis.

Walaupun bukan satu-satunya elite dan kapitalis yang memiliki kapasitas menjadi penentu
kebenaran menjadi realitas yang tak bisa dikesampingkan sementara kebenaran hukum-hukum positif
juga menjadi pegangan masyarakat secara luas. Oleh karena itu, banyak orang mulai bertanya-tanya,
mungkinkah kebenaran hukum positif lepas dari kenyataan sosiologis, mungkinkah hukum positif tidak
ada hubungan dengan rasa keadilan yang ada di masyarakat itu sendiri. Jawabannya selalu ada pada
bagaimana sesungguhnya persoalan-persoalan itu dilihat tidak sekadar hukum objektif-positivistik akan
tetapi lebih kepada jawaban yang bermakna sosiologis.

Anda mungkin juga menyukai