Anda di halaman 1dari 9

Nama : Tri Wahyu Cahyantini

Npm : 18334011

Kelas : Teknologi Kosmetika – L

Tugas 1:

1. Bagaimana produk pembersih kulit mempengaruhi kulit ?


Ragam Jenis Sabun Pembersih Wajah :
1. Pembersih wajah untuk kulit sensitif
Istilah kulit sensitif digunakan untuk menggambarkan kulit yang rentan mengalami
iritasi atau dermatitis kontak terhadap zat-zat tertentu dalam kosmetik maupun
produk perawatan wajah.
Ciri-ciri kulit sensitif adalah mudah terasa perih bila dibersihkan, sering mengalami
ketidakcocokan dengan sabun pembersih wajah biasa, serta mudah merah dan gatal.
Terkadang, kulit sensitif juga memiliki penampakan pembuluh darah halus, misalnya
di daerah pipi.
Jika memiliki kulit wajah sensitif, disarankan untuk memilih sabun pembersih wajah
yang:
 Berlabel hypoallergenic atau tidak mengandung zat yang menyebabkan alergi
 Tidak mengandung pewangi, karena pewangi tambahan bisa menyebabkan alergi
 Tidak mengandung bahan yang cenderung menyebabkan iritasi, seperti alkohol,
sulfat, dan benzoil peroksida.
2. Pembersih wajah untuk kulit berminyak
Kulit berminyak ditandai dengan produksi minyak (sebum) berlebihan oleh kulit.
Kulit berminyak biasanya nampak mengkilap, terasa lebih cepat kotor, memiliki pori-
pori besar, serta lebih rentan berjerawat.
Jika memiliki kulit wajah berminyak, disarankan untuk memilih sabun pembersih
wajah dengan kandungan sebagai berikut:
 Niacinamide, yang efektif dalam menyerap sebum serta merangsang produksi
kolagen alami dan menyamarkan pori-pori besar
 Retinol, yang bermanfaat untuk merangsang produksi kolagen dan
mengencangkan pori-pori, serta mengontrol produksi minyak
 Asam salisilat (salicylic acid), yang bekerja dengan cara menyerap minyak di
dalam pori-pori, sehingga pori-pori nampak lebih kecil dan bebas minyak
 Asam glikolat (glycolic acid), yang berguna untuk mengurangi kelebihan minyak,
mencegah penyumbatan pori-pori, dan menjaga kelembutan kulit
 Hyaluronic acid, yang berguna untuk melembapkan dan bertekstur ringan untuk
jenis kulit berminyak
 Dimethicone, yang dapat melembapkan kulit tetapi memberikan efek matte
Anda disarankan untuk menghindari sabun pembersih wajah yang mengandung
minyak mineral, petrolatum, dan petroleum. Kandungan ini
bersifat comedogenic, sehingga dapat menyumbat pori-pori dan berisiko
menimbulkan jerawat.
3. Pembersih wajah untuk kulit kering
Kulit kering disebabkan oleh minimnya kandungan pelembap di lapisan luar sel kulit.
Jika 1 jam setelah mencuci muka kulit terasa kencang dan bersisik, berarti memiliki
jenis kulit ini. Selain itu, kulit wajah kering cenderung terasa kasar, bersisik, pecah-
pecah, serta nampak kusam.
Jika memiliki kulit wajah kering, disarankan untuk memilih sabun pembersih wajah
dengan kandungan sebagai berikut:
 Gliserin, yang dapat mempertahankan kelembaban kulit
 Vitamin E dan minyak jojoba, yang dapat melembapkan kulit tanpa membuat
kulit terasa berminyak
 Urea, yang membantu mengatasi kondisi kulit kering dengan cara mengurangi
kehilangan air pada kulit
Sementara itu, beberapa kandungan sabun pembersih wajah yang harus dihindari
pada orang degan kulit wajah kering antara lain:
 Detergen/SLS (sodium laureth sulfate), karena dapat menghilangkan minyak
alami di kulit, sehingga kulit akan terasa makin kering
 Asam salisilat dan asam glikolat, karena kedua zat ini dapat menyerap minyak
yang justru dibutuhkan oleh kulit kering
 Alkohol, pewangi tambahan, dan bahan antibakteri, karena zat-zat tersebut bisa
membuat kulit semakin kering dan mengiritasi kulit.
4. Pembersih wajah untuk kulit kombinasi
Anda memiliki kulit kombinasi jika di area T (kening, hidung, dan dagu) wajah Anda
terasa berminyak, tetapi area lainnya kering atau normal. Kulit kombinasi biasanya
memiliki ciri-ciri wajah yang mengkilap, berkomedo, dan pori-pori yang terlihat
besar di area T.
Karena tipe yang berbeda ini, Anda dapat menggunakan 2 sabun pembersih wajah
berbeda untuk masing-masing area. Namun, tetap hindari pembersih wajah yang
mengandung alkohol dan pewangi, serta bersifat antibakteri.
5. Pembersih wajah untuk kulit normal
Tidak terlalu kering dan tidak terlalu berminyak merupakan karakteristik kulit
normal. Pada umumnya, kulit normal memiliki pori-pori yang halus dan penampakan
yang bersih. Jika kulit Anda termasuk normal, tetap gunakan sabun pembersih wajah
untuk mempertahankan kebersihan dan kesehatan kulit.
Menggunakan sabun pembersih wajah hanyalah salah satu cara merawat kulit wajah.
Guna memaksimalkan kesehatan kulit, oleskan tabir surya minimal SPF 30 untuk
menghindari bahaya sinar ultraviolet. Hindari juga penggunaan sabun batang pada
wajah karena dapat membuat kulit lebih rentan kering dan mengalami iritasi.
Selain itu, perawatan kulit juga perlu diimbangi dengan menjalani gaya hidup sehat,
seperti mempebanyak minum air putih, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, dan
membatasi konsumsi makanan berlemak.

Potential hydrogen atau pH adalah ukuran yang digunakan untuk menunjukkan


tingkat keasaman atau kealkalian kulit. Nilai pH diukur mulai dari 1-14. Angka 1-6
menunjukkan bahwa pH tergolong asam, pH netral berada di angka 7, sedangkan
angka 8-14 menunjukkan kadar pH tergolong sebagai basa.  

pH Kulit Wanita Normal

Acid mantle adalah lapisan pelindung alami pada permukaan kulit yang terbuat dari
minyak dan keringat. Acid mantle bekerja paling baik pada kadar pH normal yaitu di
angka 5.5.  Namun, untuk wanita dewasa, kondisi terbaik pH cenderung ke golongan
asam, yaitu di kadar 4.2-5.6.

Peran Acid Mantle

Acid mantle ini disekresikan dari kelenjar minyak dan berperan sebagai pelindung
terhadap bakteri, virus, polusi, iritasi dan hal-hal lain yang bisa menembus kulit.
Selain itu, acid mantle juga bermanfaat sebagai anti oksidan alami, melindungi
lapisan dalam kulit dari oksidasi, menyeimbangkan tingkat kelembapan, mencegah
perkembangan bakteri dan menjaga kekencangan kulit.

Pentingnya Menjaga Keseimbangan pH Kulit

Kadar pH kulit harus dijaga seimbang agar lapisan pelindung atau acid mantle dapat
bekerja dengan optimal, sehingga kulit pun akan tampak sehat, segar dan bercahaya.
Namun, jika kadar pH terlalu basa, maka kulit bisa menjadi terlalu kering dan
sensitif. Sedangkan jika kadar pH terlalu asam yaitu di bawah angka 4, maka bisa
menyebabkan kulit meradang, timbul banyak jerawat, dan terasa perih saat disentuh.
Faktor Penyebab Ketidakseimbangan pH Kulit

Sebelum mengetahui cara menjaga keseimbangan pH kulit, kamu perlu tahu hal-hal
apa saja yang menyebabkan kadar pH jadi tidak seimbang:

 Menggunakan Sabun dengan Tingkat Alkalin Tinggi

Sebagian sabun pembersih wajah mengandung detejen alkali yang dapat


meningkatkan kadar keasaman kulit. Apalagi jika kamu sering menggunakan
pembersih wajah yang kandungan alkalinnya tinggi atau menggunakan sabun mandi
untuk membersihkan wajah, maka keseimbangaan pH kulitmu bisa terganggu.   

 Faktor Usia

Proses penuaan juga turut berpengaruh kepada tingkat keasaman kulit.

 Cara Perawatan Wajah yang Salah

Jangan sembarangan melakukan perawatan pada wajah. Alih-alilh mendapatkan kulit


yang cantik, kamu malah bisa mengacaukan tingkat keasaman kulit jika salah
merawat wajah. Misalnya, mengaplikasikan masker yang terbuat dari lemon. Lemon
memang dikenal akan manfaatnya untuk mencerahkan kulit. Namun nyatanya, tingkat
keasaman lemon yang terlalu tinggi membuat pH kulit jadi tidak seimbang dan
menggerogoti pelindung alami kulit. Begitu juga kamu yang menggunakan soda kue
untuk eksfoliasi kulit. Soda kue memiliki kadar pH yang jauh lebih tinggi daripada
pH kulit yang normal. Jadi, ganti soda kue dengan scrub gula untuk mengelupaskan
kulit.

Bagaimana Cara Menjaga pH Kulit Tetap Seimbang?

Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk menjaga pH kulit tetap seimbang,
yaitu:

 Perhatikan Kondisi Kulit

Jika kulitmu terasa kering dan sensitif, itu bisa jadi pertanda bahwa kadar pH –mu
sedang tinggi. Untuk menyeimbangkannya, gunakan produk pembersih wajah dengan
pH netral atau rendah. Pilih produk yang berbahan dasar minyak atau gel, dan hindari
menggunakan sabun dengan pH yang tinggi.

 Konsumsi Anti Oksidan


Beraktivitas di luar ruangan setiap hari, membuatmu harus berhadapan dengan sinar
matahari, polusi, udara, dan debu yang bisa membuat kulit menjadi kusam dan
sensitif. Nah, untuk melindungi kulit wajah dari hal-hal buruk tersebut dan radikal
bebas, kamu bisa mengonsumsi antioksidan yang dapat membantu meminimalkan
kerusakan kulit. Jangan lupa juga untuk selalu gunakan tabir surya ketika ingin
beraktivitas di luar ruangan.

 Pilih Produk Perawatan Wajah yang Ringan

Untuk produk perawatan wajah sehari-hari, seperti sabun pembersih wajah, toner,


losion dan lain-lain, pilihlah produk yang berbahan ringan, lembut, mengandung anti
oksidan, dan tabir surya. Hindari sabun atau toner yang keras, mengandung pewangi,
dan bahan-bahan alami yang terlalu asam atau basa.

2. Efek negatif apa saja yang disebabkan oleh pembersih kulit ?


Beberapa masalah kesehatan pada kulit wajah yang akan terjadi :
1.  Kulit Kering
Merupakan tanda bahwa lipid barrier pada lapisan kulitmu telah mengalami kerusakan
akibat terlalu sering mencuci muka. Kulit wajah yang sehat ialah yang masih memiliki
lapisan minyak dengan kadar hidrasi dan sebum yang seimbang, sehingga kulit akan
terlihat bercahaya, kenyal, dan sehat. Untuk mendapatkan kulit wajah yang sehat dan
tidak kering, pastikan agar selalu menggunakan pembersih wajah yang lembut, sehingga
efek kulit seperti tertarik tersebut tidak akan muncul kembali.
2.  Iritasi Kulit
Segala perawatan kulit yang berlebihan dapat menyebabkan kulit wajah mengalami
iritasi. Produk pembersih wajah seperti facewash yang dipakai sehari-hari akan
meluruhkan minyak alami yang terdapat pada permukaan kulit. Hal ini dilakukan agar
produk perawatan kulit yang lain akan terserap ke dalam kulit.
Apabila mencuci muka terlalu sering, wajah akan kehilangan minyak alaminya. Saat
lapisan minyak alami tersebut hilang, maka beberapa produk perawatan kulit yang
memang seharusnya tidak terserap kulit dan terhalang minyak, malah masuk ke dalam
pori-pori. Sehingga, dapat menyebabkan alergi, iritasi, atau ruam.
3.  Perubahan pH pada Kulit
Tingkat keasaman atau pH kulit memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan kulit. Kulit
yang sehat memiliki kadar pH antara 4.2 hingga 5.5. Dengan tingkat keasaman tadi, kulit
wajah akan terhindar dari bakteri, virus, serta membantu kulit untuk tetap lembap.
Saat mencuci wajah terlalu sering, maka tingkat pH dalam kulitmu akan menjadi tidak
seimbang. Sebab, pH yang dimiliki facewash cukup tinggi. Diperlukan waktu kira-kira 2
jam agar pH dapat kembali normal. Kulit akan menjadi kering, kusam, dan bahkan iritasi.
Saran agar mencuci hanya satu kali dalam sehari bagi pemilik kulit normal. Namun,
untuk yang memiliki jenis kulit berminyak, ada baiknya mencuci sebanyak 2 kali.
Disarankan juga untuk mengenakan pelembap wajah seusai mencuci muka, agar
kelembapan kulit lebih terjaga dan kulit tampak sehat dan cantik.
Wajah mengalami pembengkakan
Facial meliputi pengelupasan sel kulit mati. Proses ini penting untuk keremajaan kulit,
namun juga bisa berdampak negatif jika dilakukan terlalu sering. Akibatnya, warna kulit
jadi tidak rata dan bengkak.
Ruam kemerahan
Bahan kimia tertentu yang digunakan selama facial mungkin terlalu kuat atau tidak sesuai
dengan jenis kulit Anda, sehingga menyebabkan ruam kemerahan, pembengkakan,
bahkan peradangan pada kulit.
Jerawat
Beberapa orang justru mengalami masalah jerawat setelah facial. Ini disebabkan karena
proses eksfoliasi pada facial dapat membuka pori-pori dan merangsang produksi sebum.
Namun hal ini bisa dicegah dengan toning kulit yang tepat.
Reaksi alergi
Ada berbagai jenis facial yang ditawarkan oleh salon atau klinik kecantikan. Produk-
produk yang digunakan pun biasanya berbeda. Bukan tidak mungkin salah satu produk ini
menimbulkan reaksi alergi terhadap beberapa orang.
Jaringan parut
Proses mengeluarkan komedo pada facial biasanya menggunakan jari atau alat khusus.
Jika tidak dilakukan dengan teknik yang tepat, bisa menyebabkan luka. Kemungkinan
terburuknya, terbentuk jaringan parut yang membuat kulit wajah tak lagi mulus.

3. Berikan contoh formula produk pembersih kulit yang aman dan nyaman ?

Ada beberapa pertimbangan yang sangat penting dalam membuat kosmetika


pembersih kulit, yaitu :

1. Objek (permukaan kulit)


Pembersih yang ada dalam kehidupan sehari-hari itu berbeda bahan
pembuatannya berdasarkan tujuan penggunaannya. Bahan pembersih kulit berbeda
dengan bahan pembersih pakaian, peralatan makan dan benda tidak hidup lainnya.
Bahan pembersih kulit biasanya tidak menghilangkan minyak secara berlebihan
dari kulit, karena hal tersebut dapat membuat kulit menjadi kering.
2. Jenis kotoran yang menempel di permukaan kulit
Jenis kotoran yang menempel di permukaan kulit ada banyak jenisnya.
Sehingga pembersih kulit ini dapat ditujukan untuk membersihkan produk
metabolism kulit, seperti sebum, serpihan lapisan tanduk, produk oksidasi sebum
dan residu keringat. Selain itu, faktor dari lingkungan luar, seperti kotoran dan
debu di udara, mikroorganisme, juga produk make up, karena apabila make up
tidak dibersihkan, make up dapat menutupi pori-pori kulit sehingga dapat timbul
jerawat.

3. Produk yang digunakan


Ada berbagai macam produk pembersih wajah yang dirancang untuk
mengatasi variasi jenis kulit, sehingga penting untuk memilih pembersih yang
tepat bagi wajah dan menggunakannya dengan cara yang tepat.
4. Metode pembersihan
Perbedaan metode pembersihan oleh kosmetika pembersih kulit terbagi
menjadi dua cara, yaitu didasarkan pada surfaktan yang mengandung surfaktan dalam
jumlah yang banyak, yang pada saat diaplikasikan di telapak tangan, lalu ditambah
air, akan timbul busa. Sedangkan yang didasarkan pada pelarut, langsung
diaplikasikan pada wajah, kemudian akan tercampur dengan kotoran di wajah, dan
bilas dengan air.
Bahan utama dari produk pembersih wajah :
Produk pembersih wajah dengan bahan utama surfaktan memiliki kemampuan
membersihkan yang baik. Selain itu, produk pembersih wajah biasanya juga
mengandung emolien dan humektan untuk mencegah kehilangan sebum terlalu
banyak, dan memberikan rasa lembut dan tidak memberikan efek kaku pada kulit
wajah. Memiliki bentuk berupa krim lembut yang dibubuhkan pada telapak tangan
kemudian ditambahkan air untuk menghasilkan busa.
Pembersih wajah tipe alkali yang memiliki kandungan utama sabun asam
lemak menghasilkan busa yang baik, mudah dicuci dan memberikan rasa ringan pada
kulit wajah setelah penggunaan. Jenis ini dibuat untuk memberikan efek lembut
setelah pembilasan dengan cara meningkatkan jumlah surfaktan non-ionik dan
minyak dalam formulasi. Akan tetapi setelah dibilas, kemungkinan wajah akan terasa
licin. Ada juga jenis pembersih kulit yang mengandung surfaktan jenis asam amino
yang bersifat asam lemak dan iritasi minimum namun kemampuan membentuk
busanya lemah.

Cara Pembuatan Pembersih Kulit :

Secara konvensional kosmetika pencuci muka dibuat dengan cara


mencampurkan fase minyak yang tersolubilisasi ke dalam fase air. Namun, hal ini
justru menghasilkan banyak benjolan akibat tidak homogennya pencampuran
sehingga membutuhkan waktu yang lama untukmelarutkannya dan bau yang
dihasilkan aneh.Saat ini fase air biasanya ditambahkan ke fase minyak dan mungkin
untuk memformulasi sabun asam lemak (fatty acid soap) dan menghasilkan bentuk
sediaan yang memiliki viskositas tinggi. namun, pada saat penambahan fase air
dibutuhkan pengadukan yg cepat agar bahan dapat tercampur homogen.

Contoh Formulasi Umum Pembersih Wajah Basis Sabun (Mitsui, 1997) :


Cara pembuatan :

Panaskan asam lemak, emolien, humektaan dan preservative bersama hingga


meleleh dan jaga pada suhu 70 °C.Larutkan basa dalam air yg terpurifikasi dan
tambahkan pada fase minyak sambal terus diadukJaga suhu tetap di 70 C hingga
reaksi netralisasi selesaiPanaskan surfaktan dan larutkan chelating agent, perfume,
dan pewarna campurkan pada campuran surfaktan-chelating agent De-air, saring dan
dinginkan. Kekerasan dari produk akhir dipengaruhi oleh kondisi pada saat
pendinginan sehingga kondisi optimum harus dipilih.

Anda mungkin juga menyukai