Nim : 616080620019
-Kekerasan seksual
Pelecehan seksual juga terkait dengan faktor-faktor risiko kardiovaskular salah satunya
peningkatan tekanan darah. Situasi ini paling sering dan rentan terjadi pada perempuan yang
mengalami pelecehan seksual pada masa kanak-kanak.
Lebih lanjut dijelaskan bahwasannya pelecehan seksual kerap dicatat sebagai penyebab
trauma yang berkaitan pada kesehatan psikologis saja. Padahal, kesehatan mental juga bisa
berdampak pada kondisi tubuh. Tubuh yang kewalahan menerima tekanan psikis akan
memberikan reaksi secara fisik, seperti tekanan darah tinggi, insomnia, migrain, dan bahkan
gangguan makan yang bisa menyebabkan masalah pada pencernaan.
-Gejalanya:
Kecemasan, ketakutan, dan ketidakpercayaan terhadap orang lain, sehingga berujung pada
konsumsi alkohol dan penggunaan obat-obatan terlarang
Beberapa gejalanya adalah menjalani gaya hidup berisiko, disabilitas pekerjaan, mengalami
penyakit kronis, gangguan panik, kegelisahan berlebihan, kurang percaya terhadap orang lain,
memiliki masalah komitmen, sering mengalami konflik internal dengan keluarga ataupun
orang-orang terdekatnya. Sedangkan sebagai orangtua yang mengalami kekerasan seksual,
akan sangat permisif dan tidak bisa mengendalikan emosinya saat bersama anak, termasuk
gampang stres.
Mengalami kekerasan seksual bukanlah hal yang bisa diselesaikan dalam sekali pertemuan,
karena butuh diskusi ataupun konseling yang bertahap dan intens, serta dampingan dari
keluarga ataupun orang terdekat
Pasal 28 Undang-Undang Dasar Tahun 1945 pada prinsipnya mengatakan bahwa merupakan
hak setiap warga negara untuk mendapatkan perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat, dan harta benda, hak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan
untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi manusia. Setelah
20 tahun lebih reformasi bergulir, gerakan perempuan untuk mengintegrasikan hak-hak
perempuan di ranah privat maupun publik terus dikobarkan dalam rangka peningkatan mutu
dan kualitas perempuan, maupun peningkatan harkat dan martabat manusia pada umumnya,
karena perjuangan terhadap hak-hak perempuan haruslah dimaknai sebagai gerakan
perjuangan hak masyarakat pada umumnya.
-Pengawasan Ombudsman
Ombudsman RI sebagai lembaga negara yang mempunyai kewenangan mengawasi
penyelenggaraan pelayanan publik, baik yang diselenggarakan oleh penyelenggara negara
dan pemerintahan termasuk yang diselenggarakan oleh BUMN, BUMD, dan BHMN serta
badan swasta atau perseorangan yang diberi tugas menyelenggarakan pelayanan publik
tertentu juga memiliki tugas pengawasan terhadap penyelenggaraan pelayanan publik bagi
perempuan yang diselenggarakan oleh instansi negara/Pemerintah, seperti pengawasan
kepada KPPPA, Kementerian Sosial, Pemerintah Daerah dan lembaga negara lainnya yang
bertugas memberikan pelayanan publik bagi perempuan.
-Penanganan Laporan masyarakat
Ombudsman RI sebagai lembaga negara eksternal pengawas pelayanan publik berwenang
menerima dan menindaklanjuti laporan masyarakat terkait substansi pelayanan publik bagi
perempuan. Laporan kepada Ombudsman akan ditindaklanjuti sesuai ketentuan UU Nomor
37 Tahun 2008 tentang Ombudsman RI dan UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik, termasuk Peraturan Ombudsman serta ketentuan perundang-undangan lainnya sesuai
substansi yang dikeluhkan. Oleh karena itu, masyarakat dapat menyampaikan laporan kepada
Ombudsman RI untuk memperoleh pelayanan publik yang lebih baik, termasuk melaporkan
permasalahan yang terkait dengan pemenuhan hak bagi perempuan.
3.Penyalahgunaan obat-obatan
Pengidap gangguan mental ini memang lebih mudah untuk menyalahgunakan NAPZA,
dengan tujuan meredakan gejala yang dirasa. Hal yang perlu ditegaskan, gangguan mental
yang memicu kondisi ini bukan cuma menyoal skizofrenia atau bipolar saja.
4.Kelemahan-kelemahan
Lebih baik fokus pada apa yang kita punya, maksimalkan potensi yang kita miliki, buktikan
pada diri sendiri kalau kita punya segudang kemampuan, dan jangan terlalu memikirkan
komentar orang lain tentang diri kita.
5. Kabar duka
Seperti yang sering disebut dengan “depresi”. Depresi merupakan gangguan suasana hati
yang menyebabkan penderitanya terus-menerus merasa sedih. Berbeda dengan kesedihan
biasa yang umumnya berlangsung selama beberapa hari, perasaan sedih pada depresi bisa
berlangsung hingga berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
Selain memengaruhi perasaan atau emosi, depresi juga dapat menyebabkan masalah fisik,
mengubah cara berpikir, serta mengubah cara berperilaku penderitanya. Tidak jarang
penderita depresi sulit menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Bahkan pada kasus
tertentu, mereka bisa menyakiti diri sendiri dan mencoba bunuh diri.
Berikut ini adalah beberapa gejala psikologi seseorang yang mengalami depresi:
Berikut ini adalah dampak depresi terhadap kesehatan fisik yang mungkin dapat terjadi:
Ada beragam hal yang dapat memicu terjadinya depresi, mulai dari peristiwa dalam hidup
yang menimbulkan stres, kehilangan orang yang dicintai, merasa kesepian, hingga memiliki
kepribadian yang rapuh terhadap depresi.
Selain itu, depresi yang dialami seseorang juga bisa disebabkan oleh penderitaan akibat
penyakit parah dan berkepanjangan, seperti kanker dan gangguan jantung, cedera parah di
kepala, efek dari konsumsi minuman beralkohol berlebihan dan obat-obatan terlarang, hingga
akibat faktor genetik dalam keluarga.
Dianjurkan untuk berkonsultasi ke dokter jika merasakan gejala-gejala depresi selama lebih
dari dua minggu dan tidak kunjung mereda. Apalagi jika gejala depresi tersebut sampai
mengganggu proses pendidikan, pekerjaan, dan hubungan sosial,
Penanganan depresi oleh dokter akan disesuaikan dengan tingkat keparahan depresi yang
diderita masing-masing pasien. Bentuk penanganan bisa berupa terapi konsultasi, pemberian
obat-obatan antidepresi, atau kombinasi keduanya.