Disusun Oleh
Depa Sepriyani
2020210103
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Atas limpahan dan hidayah-Nya
sehingga dapat menyelesaikan makalah tentang “Dasar-Dasar Komunikasi Pemasaran”
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan
dikarenakan keterbatasan penulis dalam hal pengetahuan. Namun penulis telah berusaha dengan
kemampuan yang ada sehingga makalah sederhana ini, baik sistematikanya maupun isinya jauh
dari sempurna. Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Dosen Pengampu Rafi’l, S.Sos, I., MM
Penulis sangat menyadari bahwa banyak sekali kekurangan dalam penyusunan Makalah ini.
Oleh sebab itu, arahan, kritik, dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat
penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah ini, dan semoga bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................2
BAB I.....................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................3
BAB II....................................................................................................................................6
PEMBAHASAN....................................................................................................................6
BAB III................................................................................................................................15
PENUTUP...........................................................................................................................15
3.1 KESIMPULAN......................................................................................................15
3.2 SARAN..................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................16
3
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini pemasaran bukan lagi merupakan suatu fungsi bisnis; pemasaran
adalah suatu cara menjalankan bisnis. Pemasaran mengintegrasikan pelanggan ke
dalam rancangan produk dan merancang proses secara sistematis untuk interaksi
yang akan menciptakan substansi dalam hubungan tersebut. Sehingga, semua arah
baru yang penting dalam pemikiran dan praktek manajemen berorientasi kepada
pemasaran. Dalam industri yang tengah menghadapi persoalan overcapacity
terhadap permintaan pasar seperti sekarang ini, muncul persoalan tentang
bagaimana menciptakan permintaan di antara konsumen yang sudah sangat
terdiferensiasi. Overcapacity ini mendorong munculnya “hypercompetition” di
antara para pelaku bisnis dalam memasarkan produknya. Dalam persaingan yang
sudah sangat keras, kacau dan unpredictable tersebut maka perusahaan yang ingin
lestari di pasar tampaknya perlu untuk mengganti-ganti pernyataan sebagai upaya
mengantisipasi perubahan lingkungan.
Supaya berhasil di masa kini, perusahaan harus menyatu dengan realitas.
Realitas yang sungguh-sungguh diperhitungkan adalah hal-hal yang terdapat dalam
pikiran calon pelanggan. Pendekatan mendasar atas positioning bukanlah dengan
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Akan tetapi dengan menggunakan apa
yang telah ada di dalam pikiran. Mengikat kembali hubungan yang telah ada. Pasar
yang ada saat ini tidak lagi merespon strategi-strategi yang berhasil di masa lalu.
Saat ini yang ada hanyalah terlalu banyak produk, terlalu banyak perusahaan, dan
kebisingan pasar. Dalam hutan komunikasi di luar sana, harapan bagi nilai yang
besar adalah menjadi selektif, berkonsentrasi pada target yang sempit,
mempraktikan segmentasi. Dalam kata lain “positioning” (Al Ries dan Jack Trout).
Dengan cara ini, tindakan-tindakan pemasar menempatkan suatu produk atau
merek di tempat tertentu dalam benak konsumen. Segala macam bentuk komunikasi
dari pemasar kepada konsumen menentukan lokasi psikologis yang akan ditempati
produk. Penentuan posisi, karenanya, adalah segala tindakan yang dilakukan
pemasar untuk mencapai tujuan mempengaruhi persepsi pasar.
4
Positioning merupakan strategi komunikasi untuk memasuki jendela otak
konsumen, agar produk/merek/nama perusahaan mengandung arti tertentu yang
dalam beberapa segi mencerminkan keunggulan terhadap produk/merek/nama lain
dalam benak hubungan asosiatif. Lewat suatu kalimat sederhana, tapi jelas,
konsumen bisa membedakan suatu produk atau jasa dari para pesaing. Lewat
kalimat itu, juga diharapkan seluruh karyawan perusahaan jadi aware terhadap
strategi perusahaan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
2.2 PERAN POSITIONING DALAM STRATEGI PEMASARAN
7
c. Untuk mencapai hasil yang diharapkan:
Ini terjadi bila suatu perusahaan mempromosikan atribut produk yang lebih
unggul di banding pesaingnya.
2. Penentuan Posisi Menurut Manfaat.
8
Disini produk di posisikan memberikan nilai terbaik untuk harganya.
Menurut Kotler, Keller, Kevin Lane 2009 ada empat kriteria yang dapat
dilakukan perusahaan untuk menentukan positioning, yaitu :
1. Customer : Didasarkan atas kajian pelanggan (customer) positioning harus
dipersepsikan secara positif oleh para pelanggan dan menjadi alasan dalam
pembelian mereka. Hal ini akan terjadi bila positioningnya mendiskripsikan
value atau nilai yang diberikan kepada para pelanggan dan value ini benar-
benar merupakan suatu asset bagi mereka. Karena positioning mendiskripsikan
value yang unggul, maka positioning akan menjadi penentu penting bagi
pelanggan pada saat memutuskan untuk membeli. Satu contoh yang menarik
untuk kita pelajari bersama adalah produk Vegeta yang menyatakan dirinya
sebagai sebagai minuman berserat. Sebelumnya tidak ada produk yang
semacam itu. Melalui kerja keras dan keyakinan bahwa produk yang
ditawarkan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen maka produk
tersebut pada akhirnya dapat menembus pasar dan memiliki posisi tertentu pada
benak konsumen. Contoh : Merk “Garuda Indonesia” : Customer Garuda ingin
dikenal sebagai operator penyedia jasa penerbangan terbaik.
2. Company : Didasarkan atas kajian pada kapabilitas dan kekuatan internal
perusahaan (company), maka positioning harus mencerminkan kekuatan dan
keunggulan kompetitif perusahaan. Dalam hal ini jangan sampai terjadi bahwa
9
perusahaan merumuskan positioningnya namun ternyata tidak mampu
melakukan dan memenuhi janjinya. Hal ini tentunya sangat berbahaya karena
bisa kelebihan janji. Pelanggan pada akhirnya akan berpendapat bahwa
perusahaan telah ingkar janji dan berbohong. Apabila hal ini terjadi maka
hancurlah kredibilitas perusahaan dimata pelanggan. Untuk itu dalam
merumuskan posisi pasarnya perusahaan harus benar-benar dengan
pertimbangan yang sangat matang. Sebagai contoh Honda menyatakan sebagai
rajanya Bebek. Ungkapan ini akan selalu dipatuhi, agar kepercayaan konsumen
akan tetap terpelihara. Contoh : Merk “Amazon” Ingin dikenal sebagai toko
buku dengan pilihan buku lengkap & best value.
3. Competitor : Berdasarkan kajian atas keadaan pesaing, maka positioning harus
bersifat unik sehingga dapat dengan mudah mendiferensiasikan diri dan
memiliki perbedaan khusus dibanding dengan produk saingannya. Apabila
positioning unik maka keuntungan akan diperoleh bahwa positioning tersebut
tidak akan mudah ditiru oleh pesaing. Hal menjadi catatan disini keunikan
tersebut haruslah menyeluruh bukan hanya pada produknya saja. Bila tidak
mudah ditiru maka positioningnya akan berkelanjutan dalam jangka panjang.
Berdasarkan pengamatan banyak produk baru yang lahir dengan cara meniru
apa yang telah dilakukan oleh pesaing. Dengan strategi seperti ini biaya
marketingnya bisa lebih ditekan. Contoh sebelum Nokia memasuki industri
komunikasi tanpa kabel Motorola merupakan market leader yang dikenal
karena handsetnya berteknologi canggih. Namun secara perlahan dan pasti
Nokia dapat merebut hati konsumen melalui modelnya yang selalu mengikuti
jaman dan sporty. Melihat kondisi seperti Motorolla pun melakukan gebragan
baru dalam tehnologi komunikasinya.Contoh : Merek “Indomie” ingin
menanamkan anggapan bahwa Mie instan merk Lain bukan Selera pasar
“Indomie Seleraku” Positioning harus memiliki keunikan sehingga tidak mudah
ditiru oleh pesaing
4. Change : Didasarkan pada kajian atas perubahan yang terjadi dalam lingkungan
bisnis, positioning harus berkelanjutan dan selalu relevan dengan berbagai
perubahan dalam lingkungan bisnis apakah itu perubahan persaingan, perilaku
pelanggan ataupun perubahan sosial budaya dan sebagainya. Hal ini berarti
bahwa apabila positioning dan perangkatnya sudah tidak relevan dengan
10
kondisi lingkungan bisnis maka dengan cepat harus merubahnya, dengan
melakukan perubahan strateginya. Satu contoh yang menarik adalah apa yang
dilakukan oleh perusahaan Sosro. Guna menuju posisi pasarnya, dalam
slogannya Sosro pernah menyatakan; “Hari-hari Teh Botol”. Namun setelah
kurun waktu tertentu slogannya berubah menjadi “Hari-hari Teh Sosro”. Hal ini
terjadi karena yang semula hanya ada Teh botol Sosro, saat ini menjadi banyak
merek teh yang dikemas dalam botol seperti halnya yang dilakukan oleh
Sosro.Sehingga untuk lebih menegaskan posisi pasarnya perusahaan Sosro
merubah strategi iklannya. Contoh : Merk “A Mild” perubahan untuk
memantapkan Positioning “How Low Can You Go” menjadi “Others Can Only
Follow”
2.7 STRATEGI POSITIONING
11
mendaftar semua keinginan dan kebutuhan yang mungkin dapat dipenuhi
produk (artinya produk/pasar yang mungkin digarap)
2. Mengidentifikasi pesaing. Pada umumnya setiap produk mempunyai banyak
pesaing, baik primer maupun sekunder. Pesaing primer adalah pesaing-pesaing
yang bersaing untuk memenuhi kebutuhan inti. Pesaing sekunder adalah
ppesaing-pesaing tak langsung, mereka yang tidak langsung muncul di pikiran
bilamana seseorang sedang berpikir tentang keinginan atau kebutuhan
konsumen. Riset pemasaran sangat bermanfaat disini.
3. Menentukan bagaimana konsumen mengevaluasi pilihan. Pemasar perlu
memahami standar-standar yang menjadi dasar evaluasi konsumen dan tingkat
kepentingan relatif masing-masing dalam keputusan konsumen.
4. Mengetahui bagaimana persepsi konsumen tentang posisi pesaing. Posisi ini
dapat didasarkan pada atribut produk, situasi penggunaan, atau kelompok
pengguna.
5. Mengidentifikasi senjang pada posisi yang ditempati. Tidaklah selalu berarti
bahwa kita harus berusaha mengisi senjang ini; terlebih dahulu harus dilakukan
analisis segmen pasar yang ada dalam senjang tersebut. Segmen itu harus
memenuhi kriteria segmentasi dari segi ukuran, aksesibilitas, identifikasi,
ketanggapan dan stabilitas.
6. Merencanakan dan melaksanakan strategi positioning. Pemasar harus
merancang program yang memastikan bahwa semua informasi tentang produk
atau merek yang disampaikan kepada pasar akan menciptakan persepsi yang
diinginkan di benak konsumen. Memantau posisi. Sangatlah penting untuk
memastikan bahwa posisi yang dikehendaki benar-benar berhasil dicapai oleh
produk atau merek. Posisi aktual ini harus selalu dipantau dan setiap
penyesuaian yang diperlukan dilakukan melalui perubahan-perubahan dalam
program pemasaran.
2.9 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRATEGI POSITIONING
13
aplikasi, dll
14
15
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
16
DAFTAR PUSTAKA
17