Anda di halaman 1dari 17

POSITIONING

Disusun untuk Tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Komunikasi Pemasaran


Dosen Pengampu: Rafi’l, S.Sos, I., MM

Disusun Oleh
Depa Sepriyani
2020210103

FAKULTAS S1 ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS SAHID JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Atas limpahan dan hidayah-Nya
sehingga dapat menyelesaikan makalah  tentang “Dasar-Dasar Komunikasi Pemasaran”
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan
dikarenakan keterbatasan penulis dalam hal pengetahuan. Namun penulis telah berusaha dengan
kemampuan yang ada sehingga makalah sederhana ini, baik sistematikanya maupun isinya jauh
dari sempurna. Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Dosen Pengampu Rafi’l, S.Sos, I., MM
 Penulis sangat menyadari bahwa banyak sekali kekurangan dalam penyusunan Makalah ini.
Oleh sebab itu, arahan, kritik, dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat
penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah ini, dan semoga bermanfaat bagi kita semua.

Jambi, 26 Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................2

BAB I.....................................................................................................................................3

PENDAHULUAN.................................................................................................................3

1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................................3

1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................................4

1.3 TUJUAN PEMBAHASAN......................................................................................4

BAB II....................................................................................................................................6

PEMBAHASAN....................................................................................................................6

2.1 PENGERTIAN POSITIONING...............................................................................6

2.2 PERAN POSITIONING DALAM STRATEGI PEMASARAN.............................6

2.3 TUJUAN POSITIONING........................................................................................7

2.4 CARA PENENTUAN POSITIONING...................................................................8

2.5 SYARAT MEMBANGUN POSITIONING............................................................8

2.6 KRITERIA DALAM POSITIONING.....................................................................9

2.7 STRATEGI POSITIONING..................................................................................11

2.8 LANGKAH-LANGKAH MENGEMBANGKAN STRATEGI POSITIONING..11

2.9 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRATEGI POSITIONING..12

2.10 KOMUNIKASI POSITIONING YANG EFEKTIF..............................................13

BAB III................................................................................................................................15

PENUTUP...........................................................................................................................15

3.1 KESIMPULAN......................................................................................................15

3.2 SARAN..................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Saat ini pemasaran bukan lagi merupakan suatu fungsi bisnis; pemasaran
adalah suatu cara menjalankan bisnis. Pemasaran mengintegrasikan pelanggan ke
dalam rancangan produk dan merancang proses secara sistematis untuk interaksi
yang akan menciptakan substansi dalam hubungan tersebut. Sehingga, semua arah
baru yang penting dalam pemikiran dan praktek manajemen berorientasi kepada
pemasaran. Dalam industri yang tengah menghadapi persoalan overcapacity
terhadap permintaan pasar seperti sekarang ini, muncul persoalan tentang
bagaimana menciptakan permintaan di antara konsumen yang sudah sangat
terdiferensiasi. Overcapacity ini mendorong munculnya “hypercompetition” di
antara para pelaku bisnis dalam memasarkan produknya. Dalam persaingan yang
sudah sangat keras, kacau dan unpredictable tersebut maka perusahaan yang ingin
lestari di pasar tampaknya perlu untuk mengganti-ganti pernyataan sebagai upaya
mengantisipasi perubahan lingkungan.
Supaya berhasil di masa kini, perusahaan harus menyatu dengan realitas.
Realitas yang sungguh-sungguh diperhitungkan adalah hal-hal yang terdapat dalam
pikiran calon pelanggan. Pendekatan mendasar atas positioning bukanlah dengan
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Akan tetapi dengan menggunakan apa
yang telah ada di dalam pikiran. Mengikat kembali hubungan yang telah ada. Pasar
yang ada saat ini tidak lagi merespon strategi-strategi yang berhasil di masa lalu.
Saat ini yang ada hanyalah terlalu banyak produk, terlalu banyak perusahaan, dan
kebisingan pasar. Dalam hutan komunikasi di luar sana, harapan bagi nilai yang
besar adalah menjadi selektif, berkonsentrasi pada target yang sempit,
mempraktikan segmentasi. Dalam kata lain “positioning” (Al Ries dan Jack Trout).
Dengan cara ini, tindakan-tindakan pemasar menempatkan suatu produk atau
merek di tempat tertentu dalam benak konsumen. Segala macam bentuk komunikasi
dari pemasar kepada konsumen menentukan lokasi psikologis yang akan ditempati
produk. Penentuan posisi, karenanya, adalah segala tindakan yang dilakukan
pemasar untuk mencapai tujuan mempengaruhi persepsi pasar.
4
Positioning merupakan strategi komunikasi untuk memasuki jendela otak
konsumen, agar produk/merek/nama perusahaan mengandung arti tertentu yang
dalam beberapa segi mencerminkan keunggulan terhadap produk/merek/nama lain
dalam benak hubungan asosiatif. Lewat suatu kalimat sederhana, tapi jelas,
konsumen bisa membedakan suatu produk atau jasa dari para pesaing. Lewat
kalimat itu, juga diharapkan seluruh karyawan perusahaan jadi aware terhadap
strategi perusahaan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian positioning ?
2. Apa itu peran positioning dalam segi pemasaran ?
3. Apa itu tujuan positioining ?
4. Bagaimana cara penentuan positioning ?
5. Apa syarat membangun positioning ?
6. Apa kriteria dalam positioning ?
7. Apa strategi dalam positioning ?
8. Apa langkah-langkah mengembangkan strategi positioning ?
9. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi strategi positioning ?
10. Apa komunikasi positioning yang efektif ?

1.3 TUJUAN PEMBAHASAN


1. Untuk mengetahui pengertian positioning ?
2. Untuk mengetahui peran positioning dalam segi pemasaran ?
3. Untuk mengetahui tujuan positioining ?
4. Untuk mengetahui cara penentuan positioning ?
5. Untuk mengetahui syarat membangun positioning ?
6. Untuk mengetahui kriteria dalam positioning ?
7. Untuk mengetahui strategi dalam positioning ?
8. Untuk mengetahui langkah-langkah mengembangkan strategi positioning ?
9. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi strategi positioning ?
10. Untuk mengetahui komunikasi positioning yang efektif ?

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN POSITIONING

Banyak defenisi positioning diberikan oleh pakar marketing dengan versi


dan model mereka masing-masing, namun tak akan valid kita bicara positioning
tanpa menyebut defenisi yang diberikan oleh Al-Ries dan Jack Trout, dua orang
yang dianggap sebagai penemu positioning.
Al-Ries dan Jack Trout (dalam Kartajaya, 2007:56) mengatakan,
“positioning is not what you do to a product, positioning is what you do to the mind
of the prospect. that is you position the product in the mind of prospect”. Intinya
positioning adalah menempatkan produk dan merek kita di benak pelanggan.
Dengan definisi ini RiesTrout mengatakan bahwa perang pemasaran bukanlah
terletak di pasar, tapi di benak pelanggan. Perang pemasaran adalah perang untuk
memperebutkan sejengkal ruang di benak pelanggan.
Menurut Kotler (2002 : 262): “Positioning is the act of designing the
company’s offer so that it occupies a distinct and value placed in the target
customer mind”. Maknanya, mencari ‘posisi’ di dalam pasar, langkah ini dilakukan
setelah menentukan strategi segmentasi yang dipakai. Dengan kata lain positioning
adalah suatu tindakan atau langkah-langkah dari produsen untuk mendesain citra
perusahaan dan penawaran nilai dimana konsumen didalam suatu segmen tertentu
mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu segmen tertentu, mengerti dan
menghargai apa yang dilakukan suatu perusahaan, dibandingkan dengan pesaingnya
Sedangkan menurut Cravens (2006:255), keputusan pemilihan target pasar
merupakan titik vokal dari strategi pemasaran itu sendiri dan menjadi dasar dalam
menentukan tujuan dan pengembangan strategi positioning.
Jadi positioning adalah usaha untuk menemukan suatu celah di benak
konsumen agar konsumen mempunyai image yang khusus terhadap produk atau
merk produk atau bahkan terhadap perusahaan.

6
2.2 PERAN POSITIONING DALAM STRATEGI PEMASARAN

Menurut Craven (2006:270) bahwa positioning memegang peran yang


sangat besar dalam strategi pemasaran, setelah melakukan analisis pasar dan analisis
pesaing dalam suatu analisis internal perusahaan(total situation analysis).Alasannya
dunia sekarang ini dilanda over komunikasi, terjadi ledakan barang,media, maupun
iklan. Akibatnya pikiran para prospek menjadi ajang pertempuran.
Oleh karena itu, agar dapat berhasil dalam suatu masyarakat yang over
komunikasi, perusahaan apa pun sebaiknya mampu menciptakan suatu posisi yang
mempertimbangkan tidak hanya kekuatan dan kelemahan perusahaan sendiri, tetapi
juga kekuatan dan kelemahan pesaingnya dalam pikiran prospeknya. Itulah
sebabnya, ancangan dasar ‘positioning’tidak lagi sekadar menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda dengan yang lain, tetapi memanfaatkan dengan cerdik apa yang
ada di dalam pikiran dan mengkaitkan hubungan-hubungan yang telah ada, hal ini
karena pikiran manusia juga memiliki tempat bagi setiap keping informasi yang
telah dipilih untuk disimpan.
Sementara itu, pikiran konsumen sering dianologikan sebagai benteng
terakhir pertahanan melawan riuhnya komunlkasi, sebagai tempat menyaring,
menerima atau menolak informasi yang ditawarkannya. Apabila ternyata pikiran
konsumen telah terbentuk, biasanya produsen lain mengalami kesulitan untuk
merubahnya, apalagi pesaingnya tidak tinggal diam melakukan reposisi.
Konkritnya, satu hal pokok yang perlu dilakukan dalam usaha ‘memaku mati’pesan
di dalam pikiran seseorang adalah sama sekali bukan yang berhubungan dengan
pesannya, tapi justru pikiran itu sendiri. Pikiran yang bersih adalah pikiran yang
belum dipoles oleh merk lain. Sehingga peranan positioning merupakan sistem yang
terorganisir dalam upaya menemukan suatu hal yang tepat, pada waktu yang tepat di
dalam pikiran seseorang.
2.3 TUJUAN POSITIONING

Tujuan Positioning Menurut Fandy Tjiptono (2008:201) :

a. Untuk menempatkan atau memposisikan produk di pasar sehingga produk


tersebut terpisah atau berbeda dengan merek-merek yang bersaing.
b. Untuk memosisikan produk sehingga dapat menyampaikan beberapa hal pokok
kepada para pelanggan.

7
c. Untuk mencapai hasil yang diharapkan:

1. Pemenuhan sejauh mungkin kebutuhan segmen-segmen pasar yang


spesifik.

2. Meminimumkan atau membatasi kemungkinan terjadinya perubahan yang


mendadak dalam penjualan.
3. Menciptakan keyakinan pelanggan terhadap merek-merek yang
ditawarkan.

2.4 CARA PENENTUAN POSITIONING

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:265), terdapat beberapa cara penentuan


posisi di benak konsumen, antara lain :
1. Penentuan Posisi Menurut Atribut.

Ini terjadi bila suatu perusahaan mempromosikan atribut produk yang lebih
unggul di banding pesaingnya.
2. Penentuan Posisi Menurut Manfaat.

Dalam pengertian ini produk di posisikan sebagai pemimpin suatu manfaat


tertentu.
3. Penentuan Posisi Menurut Penggunaan atau Penerapan.

Seperangkat nilai-nilai penggunaan atau penerapan inilah yang digunakan


sebagai unsur yang ditonjolkan.
4. Penentuan Posisi Menurut Pemakai.

Ini berarti memposisikan produk sebagai yang terbaik untuk sejumlah


kelompok pemakai. Dengan kata lain pasar sasaran lebih ditujukan pada satu
atau lebih komunitas, baik dalam arti sempit maupun luas.
5. Penentuan Posisi Menurut Pesaing.

Disini produk secara keseluruhan menonjolkan mereknya secara utuh dan

diposisikan lebih baik dari pada pesaing.

6. Penentuan Posisi Menurut Kategori Produk.

Disini produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu kategori produk

7. Penentuan Posisi Menurut Harga.

8
Disini produk di posisikan memberikan nilai terbaik untuk harganya.

2.5 SYARAT MEMBANGUN POSITIONING

Menurut Kartajaya (2007:62) terdapat empat syarat dalam membangun


positioning :
a. Positioning haruslah dipersepsi secara positif oleh para pelanggan dan menjadi
alasan untuk membeli oleh pelanggan.
b. Positioning mencerminkan kekuatan dan keunggulan kompetitif perusahaan.

c. Positioning haruslah bersifat unik dan dengan mudah mendiferensiasikan diri


dari para pesaing.
d. Positioning harus berkelanjutan dan selalu relevan dengan berbagai perubahaan
dalam lingkungan bisnis, apakah itu perubahaan persaingan, prilaku pelanggan,
perubahaan sosial budaya dan sebagainya.
2.6 KRITERIA DALAM POSITIONING

Menurut Kotler, Keller, Kevin Lane 2009 ada empat kriteria yang dapat
dilakukan perusahaan untuk menentukan positioning, yaitu :
1. Customer : Didasarkan atas kajian pelanggan (customer) positioning harus
dipersepsikan secara positif oleh para pelanggan dan menjadi alasan dalam
pembelian mereka. Hal ini akan terjadi bila positioningnya mendiskripsikan
value atau nilai yang diberikan kepada para pelanggan dan value ini benar-
benar merupakan suatu asset bagi mereka. Karena positioning mendiskripsikan
value yang unggul, maka positioning akan menjadi penentu penting bagi
pelanggan pada saat memutuskan untuk membeli. Satu contoh yang menarik
untuk kita pelajari bersama adalah produk Vegeta yang menyatakan dirinya
sebagai sebagai minuman berserat. Sebelumnya tidak ada produk yang
semacam itu. Melalui kerja keras dan keyakinan bahwa produk yang
ditawarkan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen maka produk
tersebut pada akhirnya dapat menembus pasar dan memiliki posisi tertentu pada
benak konsumen. Contoh : Merk “Garuda Indonesia” : Customer Garuda ingin
dikenal sebagai operator penyedia jasa penerbangan terbaik.
2. Company : Didasarkan atas kajian pada kapabilitas dan kekuatan internal
perusahaan (company), maka positioning harus mencerminkan kekuatan dan
keunggulan kompetitif perusahaan. Dalam hal ini jangan sampai terjadi bahwa
9
perusahaan merumuskan positioningnya namun ternyata tidak mampu
melakukan dan memenuhi janjinya. Hal ini tentunya sangat berbahaya karena
bisa kelebihan janji. Pelanggan pada akhirnya akan berpendapat bahwa
perusahaan telah ingkar janji dan berbohong. Apabila hal ini terjadi maka
hancurlah kredibilitas perusahaan dimata pelanggan. Untuk itu dalam
merumuskan posisi pasarnya perusahaan harus benar-benar dengan
pertimbangan yang sangat matang. Sebagai contoh Honda menyatakan sebagai
rajanya Bebek. Ungkapan ini akan selalu dipatuhi, agar kepercayaan konsumen
akan tetap terpelihara. Contoh : Merk “Amazon” Ingin dikenal sebagai toko
buku dengan pilihan buku lengkap & best value.
3. Competitor : Berdasarkan kajian atas keadaan pesaing, maka positioning harus
bersifat unik sehingga dapat dengan mudah mendiferensiasikan diri dan
memiliki perbedaan khusus dibanding dengan produk saingannya. Apabila
positioning unik maka keuntungan akan diperoleh bahwa positioning tersebut
tidak akan mudah ditiru oleh pesaing. Hal menjadi catatan disini keunikan
tersebut haruslah menyeluruh bukan hanya pada produknya saja. Bila tidak
mudah ditiru maka positioningnya akan berkelanjutan dalam jangka panjang.
Berdasarkan pengamatan banyak produk baru yang lahir dengan cara meniru
apa yang telah dilakukan oleh pesaing. Dengan strategi seperti ini biaya
marketingnya bisa lebih ditekan. Contoh sebelum Nokia memasuki industri
komunikasi tanpa kabel Motorola merupakan market leader yang dikenal
karena handsetnya berteknologi canggih. Namun secara perlahan dan pasti
Nokia dapat merebut hati konsumen melalui modelnya yang selalu mengikuti
jaman dan sporty. Melihat kondisi seperti Motorolla pun melakukan gebragan
baru dalam tehnologi komunikasinya.Contoh : Merek “Indomie” ingin
menanamkan anggapan bahwa Mie instan merk Lain bukan Selera pasar
“Indomie Seleraku” Positioning harus memiliki keunikan sehingga tidak mudah
ditiru oleh pesaing
4. Change : Didasarkan pada kajian atas perubahan yang terjadi dalam lingkungan
bisnis, positioning harus berkelanjutan dan selalu relevan dengan berbagai
perubahan dalam lingkungan bisnis apakah itu perubahan persaingan, perilaku
pelanggan ataupun perubahan sosial budaya dan sebagainya. Hal ini berarti
bahwa apabila positioning dan perangkatnya sudah tidak relevan dengan

10
kondisi lingkungan bisnis maka dengan cepat harus merubahnya, dengan
melakukan perubahan strateginya. Satu contoh yang menarik adalah apa yang
dilakukan oleh perusahaan Sosro. Guna menuju posisi pasarnya, dalam
slogannya Sosro pernah menyatakan; “Hari-hari Teh Botol”. Namun setelah
kurun waktu tertentu slogannya berubah menjadi “Hari-hari Teh Sosro”. Hal ini
terjadi karena yang semula hanya ada Teh botol Sosro, saat ini menjadi banyak
merek teh yang dikemas dalam botol seperti halnya yang dilakukan oleh
Sosro.Sehingga untuk lebih menegaskan posisi pasarnya perusahaan Sosro
merubah strategi iklannya. Contoh : Merk “A Mild” perubahan untuk
memantapkan Positioning “How Low Can You Go” menjadi “Others Can Only
Follow”
2.7 STRATEGI POSITIONING

Menurut Kottler dan Amstrong (2008 : 162) : Kemampuan untuk


mengidentifikasi peluang positioning merupakan ujian yang berat bagi seorang
pemasar. Kebarhasilan satu positioning biasanya berakar pada berapa lama produk
tersebut mempunyai keunggulan bersaing.
Hal ini mendasar dalam membangun strategi positioning suatu produk adalah:

a. Positioning pada fitur spesialisasi produk,

b. Positioning pada spesifikasi pembangunan produk,

c. Positioning pada frekuensi penggunaan produk,

d. Positioning pada alas an mengapa memilih produk tersebut dibanding pesaing,


e. Positioning melawan produk pesaing,

f. Positioning dengan melakukan pemisahan kelas produk,

g. Positioning dengan menggunakan symbol budaya / kultur.

2.8 LANGKAH-LANGKAH MENGEMBANGKAN STRATEGI POSITIONING

Menurut Kotler (Dalam Lupiyoadi, 2006:48) setidaknya ada tiga langkah


dalam melakukan positioning, yaitu:
1. Menentukan produk/pasar yang relevan. Banyak produk dimaksudkan untuk
memenuhi lebih dari satu keinginan atau kebutuhan. Karenanya suatu produk
dapat diposisikan di berbagai pasar yang berbeda. Langkah pertama adalah

11
mendaftar semua keinginan dan kebutuhan yang mungkin dapat dipenuhi
produk (artinya produk/pasar yang mungkin digarap)
2. Mengidentifikasi pesaing. Pada umumnya setiap produk mempunyai banyak
pesaing, baik primer maupun sekunder. Pesaing primer adalah pesaing-pesaing
yang bersaing untuk memenuhi kebutuhan inti. Pesaing sekunder adalah
ppesaing-pesaing tak langsung, mereka yang tidak langsung muncul di pikiran
bilamana seseorang sedang berpikir tentang keinginan atau kebutuhan
konsumen. Riset pemasaran sangat bermanfaat disini.
3. Menentukan bagaimana konsumen mengevaluasi pilihan. Pemasar perlu
memahami standar-standar yang menjadi dasar evaluasi konsumen dan tingkat
kepentingan relatif masing-masing dalam keputusan konsumen.
4. Mengetahui bagaimana persepsi konsumen tentang posisi pesaing. Posisi ini
dapat didasarkan pada atribut produk, situasi penggunaan, atau kelompok
pengguna.
5. Mengidentifikasi senjang pada posisi yang ditempati. Tidaklah selalu berarti
bahwa kita harus berusaha mengisi senjang ini; terlebih dahulu harus dilakukan
analisis segmen pasar yang ada dalam senjang tersebut. Segmen itu harus
memenuhi kriteria segmentasi dari segi ukuran, aksesibilitas, identifikasi,
ketanggapan dan stabilitas.
6. Merencanakan dan melaksanakan strategi positioning. Pemasar harus
merancang program yang memastikan bahwa semua informasi tentang produk
atau merek yang disampaikan kepada pasar akan menciptakan persepsi yang
diinginkan di benak konsumen. Memantau posisi. Sangatlah penting untuk
memastikan bahwa posisi yang dikehendaki benar-benar berhasil dicapai oleh
produk atau merek. Posisi aktual ini harus selalu dipantau dan setiap
penyesuaian yang diperlukan dilakukan melalui perubahan-perubahan dalam
program pemasaran.
2.9 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRATEGI POSITIONING

Menurut Fandy Tjiptono (2008:205), efektif tidaknya strategi positioning itu


akan sangat dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu:
1. Target Pasar : Strategi positioning akan diawali dari target pasar (mengestimasi
respon pasar, merumuskan alternatif strategi), memperhitungkan persaingan,
kinerja (penjualan, pangsa pasar, profit) serta tersedianya sumber daya.
12
2. Daur Hidup Produk : Masing-masing tahapan memiliki kondisi berbeda,
memerlukan strategi positioning pemasaran yang berbeda. Harga akan turun
pada mature, pesan iklan saat perkenalan akan berbeda saat mature.
3. Strategi Unit Bisnis : Strategi positioning akan terikat dengan strategi SBU.
Penjabaran pengembangan strategi akan berbeda dengan harvest.
4. Program Pemasaran : Persepsi dibentuk melalui program marketing mix,
terutama program komunikasi pemasaran program dan perbedaan produk
a. Produk: Melalui keunikan atribut, jasa pengiring, merek, kemasan, dsb.

b. Distribusi: Melalui keunikan jenis, intensitas dan pola saluran.

c. Harga: Melalui metode, posisi relatif dan manajemen harga.

d. Promosi: Melalui keunikan pesan, format, desain, strategi kreatif, saluran


audiens, media, dsb.
2.10 KOMUNIKASI POSITIONING YANG EFEKTIF

Seperti halnya Merek, Positioning ini pun harus di komunikasikan kepada


pelanggan, tujuannya jelas, agar pelanggan memahaminya dan bisa membedakan
dengan merek mereka produk pesaing. dengan komunikasi yang baik, pelanggan
bisa langsung mengetahui produk mana yang bisa memenuhi
kebutuhannya.positioning yang kuat dengan disertai komunikasi yang bagus
menjadi modal bagus untuk memenangi persaingan di pasar. berikut adalah lima
cara mengkomunikasikan Positioning yang kuat dan efektif.
Dalam mengkomunikasikan positioning sebuah produk perusahaan harus
memperhatikan faktor-faktor di bawah ini:
1. Be Creative – Kreativitas dalam mendesain Positioning mutlak di perlakukan,
alasannya agar desain positioning tidak standar sehingga memiliki daya tarik.
kreativitas ini diperlakukan untuk merebut perhatian konsumen. harapannya,
Positioning yang kreatif ini dengan gampang tertanam di benak para
pelanggannya secara positif.
Contoh :

• LION AIR : Tiket murah dan tepat waktu

• BLUE BIRD taxi : service melalui para sopir, jaminan keamanan,


pemahaman jalan, pemesanan via telpon, banyaknya armada, booking via

13
aplikasi, dll

• KOMPAS : keakuratan dan kesolidan berita, format tulisan padat dan


lugas, gaya tulisan cenderung moderat, matang, tidak meluap-luap,
konsisten untuk tidak menjadi koran partisan (independen)
2. Simplicity – Agar gampang dipahami dan diterima oleh pelanggan, Positioning
harus bisa di sampaikan sederhana mungkin. dengan penyampaian yang
sederhana, pelanggan tidak usah berpikir keras untuk memahaminya.
Contoh :

• Cosmopolitan: fun, fearless, female: identitas “baru” wanita Indonesia


(modern, dinamis, mandiri, percaya diri, be positive, be brave, dan
kosmopolit)
3. Flexible – Positioning yang baik harus dinamis, positioning ini harus di
kontekstualkan dengan tren perubahan yang ada, baik tren pasar maupun tren
perilaku pelanggan. sebab itu, repositioning secara kontinu itu di perlukan.
Contoh:

• Sabun LUX :konsisten sebagai “Sabun kecantikan para bintang”


(Widiawati, Ida Iasha, Tamara Blezynski,Dian Sastro, Luna Maya, dll)
• Extra Joss:” biangnya minuman berenergi” Dulu: segmen sopir
truk/pekerja keras: mengubah ngos jadi joss Generasi Biang (Dani
Ahmad,
Sarah Sechan, Taufik Hidayat, Sujiwo Tedjo (bebas, dinamis, kreatif,
berani tampil beda dan berprestasi)
4. Own, Dominate, Protect – Positioning yang kuat harus tersusun dari kata-kata
pilihan yang ampuh membuat atensi pelanggan. positioning juga sebisanya
mendominasi kategori yang akan di masuki. secara kontinue, posisi dominan
tersebut dipertahankan dari positioning Pesaing.
Contoh :

• Honda “rajanya motor bebek”

• Sosro: TEH BOTOL :“ahlinya Teh”, “apapun makanannya …….”

14
15
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Positioning merupakan tindakan perusahaan untuk merancang produk dan


bauran pemasaran agar dapat tercipta kesan tertentu diingatan konsumen. Sehingga
dengan demikian konsumen segmen memahami dan menghargai apa yang
dilakukan perusahaan dalam kaitannya dengan para pesaingnya. Positioning juga
merupakan cara sebuah perusahaan untuk menarik hati pelanggan dan dapat
mengambil tahta tertinggi di benak pelanggan. Bukan hal yang aneh jika sebuah
perusahaan terus memberikan janji kepada pelanggan untuk menjadi perusahaan
yang terbaik, memberikan promosi-promosi, dan mengembangkan jasanya, karena
ini adalah sebagian cara yang dilakukan perusahaan untuk menjadi yang nomor 1
ada di benak pelanggan dan dengan cara inilah, perusahaan dapat membangun
image di mata pelanggan. Oleh karena itu perusahaan harus memiliki suatu karakter
yang kuat dan menjadi nilai plus dibanding produk pesaing.
3.2 SARAN

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya


penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas
dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung
jawabkan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Philip Kotler, 2002, Manajemen Pemasaran, Edisi Millenium, Jilid 2, PT


Prenhallindo, Jakarta
Craven David W., Piercy Nigel F. 2006: Strategic Marketing, International. Edition,
Mc Graw-Hill
Tjiptono, Fandy, 2008, Strategi Pemasaran, Edisi 3, ANDI: Yogyakarta
Kotler, Philip and Gary Armstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi. 12. Jilid
1. Jakarta: Erlangga
  Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi ke. 13.
Jakarta: Erlangga
Lupiyoadi dan Hamdani, 2006. Manajemen Pemasaran jasa Edisi kedua. Penerbit
Salemba Empat: Jakarta

17

Anda mungkin juga menyukai